Anda di halaman 1dari 17

Fenome

na
antar
permuk
an

Disusun Oleh: KELOMPOK 1

Andrea oktavia rini

Ahmad yasir

Ahdiah martya ayu

Adetri rizki nabela

Alpi syahrini

Aldi mulyadi

Ade rahmayanti

SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH TANGERANG

2016

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan anugrah-Nya, yang telah memberikan

kesempatan dan kemudahan, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah “FENOMENA

TEGANGAN ANTAR PERMUKAN”

Dalam penulisan laporan ini, penulis sangat menyadari bahwa dengan bantuan dari berbagai pihak

dapatlah makalah ini terselesaikan, sebagai mana diharapkan. Pada kesempatan ini, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman – teman se-jurusan Farmasi,

dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Dengan menyadari keterbatasan pengalaman dan kemampuan yang dimiliki, sudah tentu terdapat banyak

kekurangan dalam tulisan ini. Untuk itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik dari berbagai

pihak yang sifatnya membangun dan menyempurnakan laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Rangkasbitung .2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar................................................................................................................................... 2

Daftar isi............................................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................. 4

1.1. Latar belakang............................................................................................................................ 4

1.2. Tujuan....................................................................................................................................... 6

1.3. Manfaat..................................................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................... 7

2.1. Fenomena tegangan antar permukaan........................................................................................ 7

2.2. metode metode antar permukaan................................................................................................ 8

BAB III PENUTUP............................................................................................................................ 15

3.1. Kesimpulan................................................................................................................................ 15

3.2. Saran............................................................................................................................................ 15

Daftar pustaka.................................................................................................................................... 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Banyak fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan tetapi fenomena-fenomena tersbut

mempunyai hubungan dengan adanya tegangan permukaan. Sering terlihat peristiwa-peristiwa alam yang

tidak diperhatikan dengan teliti misalnya tetes-tetes zat cair pada pipa keran yang bukan suatu aliran,

laba-laba air yang berada di atas permukaan air, gelembung-gelembung sabun, pisau silet yang

diletakkan perlahan-lahan di atas permukaan zat cair yang terapung, dan naiknya air pada pipa kapiler.

Hal tersebut dapat terjadi karena adanya gaya-gaya yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas

antara zat cair dengan bahan lain.

Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada pada

keadaan diam (statis).

Suatu molekul dalam fase cair dapat dianggap secara sempurna dikelilingi oleh molekul lainnya yang

secara rata-rata mengalami daya tarik yang sama ke semua arah. Gejala ini yang disebut dengan tegangan

permukaan.

Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin merenggang, sehingga permukaannya seolah-olah ditutupi

oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antar partikel sejenis

didalam zat cair sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh molekul lain yang

sejenis di dekatnya dengan gaya yang sama ke segala arah. Akibatnya tidak terdapat sisa (resultan) gaya

yang bekerja pada masing-masing molekul. Adanya gaya atau tarikan kebawah menyebabkan permukaan

cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan tegang. tegangan ini disebut dengan tegangan permukaan.

Molekul-molekul yang berada dalam fasa cair seluruhnya akan dikelilingi oleh molekul-molekul dengan

gaya tarik-menarik yang sama ke segala arah. Sedangkan molekul pada permukaan mengalami tarikan

kedalam rongga cairan karena gaya tarik-menarik di dalam rongga cairan lebih besar daripada gaya tarik-

menarik oleh molekul uap yang diatas permukaa cairan. Hal ini berakibat permukaan cenderung

mengerut untuk mencapai luas yang sekecil mungkin.

4
Tegangan permukaan bervariasi antara berbagai cairan. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi

dan merupakan agen pembasah yang buruk karena air membentuk droplet, misalnya tetesan air hujan

pada kaca depan mobil. Permukaan air membentuk suatu lapisan yang cukup kuat sehingga beberapa

serangga dapat berjalan diatasnya.

Tegangan yang terjadi pada air akan bertambah dengan penambahan garam-garam anorganik atau

senyawa-senyawa elektrolit, tetapi akan berkurang dengan penambahan senyawa organik tertentu antara

lain sabun. Didalam teori ini dikatakan bahwa penambahan emulgator akan menurunkan dan

menghilangkan tegangan permukaan yang terjadi pada bidang batas sehingga antara kedua zat cair

tersebut akan mudah bercampur.

Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang, sehingga

permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul

air. Pada zat cair yang adesi berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan

pada zat yang non-adesi berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk

mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah

pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan

dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya

tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi).

2. Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi

oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya

karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya

nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di

permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada

permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke

bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan

menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah

tertutup oleh selaput elastis yang tipis.

5
1.2 Tujuan

- Untuk mengetahui apakah itu fenomena tegangan antar permukaan

- Untuk mengetahui metode metode tegangan permukaan

- Untuk mengetahui manfaat tegangan tegangan antar permukaan

1.3 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk mengkaji lebih dalam

mengenai kimia permukaan cair-cair yang ada didalam kehidun

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. FENOMENA TEGANGAN ANTAR PERMUKAAN

Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin merenggang, sehingga permukaannya seolah-olah ditutupi

oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antar partikel sejenis

didalam zat cair sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh molekul lain yang

sejenis di dekatnya dengan gaya yang sama ke segala arah. Akibatnya tidak terdapat sisa (resultan) gaya

yang bekerja pada masing-masing molekul. Adanya gaya atau tarikan kebawah menyebabkan permukaan

cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan tegang. tegangan ini disebut dengan tegangan permukaan

(Herinaldi, 2004).

Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang, sehingga

permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul

air. Pada zat cair yang adesi berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan

pada zat yang non-adesi berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk

mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah

pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan

dinding.

Tegangan permukaan bervariasi antara berbagai cairan. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi

dan merupakan agen pembasah yang buruk karena air membentuk droplet, misalnya tetesan air hujan

pada kaca depan mobil. Permukaan air membentuk suatu lapisan yang cukup kuat sehingga beberapa

serangga dapat berjalan diatasnya (Suminar, 2001).

Tegangan yang terjadi pada air akan bertambah dengan penambahan garam-garam anorganik atau

senyawa-senyawa elektrolit, tetapi akan berkurang dengan penambahan senyawa organik tertentu antara

lain sabun. Didalam teori ini dikatakan bahwa penambahan emulgator akan menurunkan dan

7
menghilangkan tegangan permukaan yang terjadi pada bidang batas sehingga antara kedua zat cair

tersebut akan mudah bercampur (Mawarda, 2009

Molekul-molekul yang berada dalam fasa cair seluruhnya akan dikelilingi oleh molekul-molekul dengan

gaya tarik-menarik yang sama ke segala arah. Sedangkan molekul pada permukaan mengalami tarikan

kedalam rongga cairan karena gaya tarik-menarik di dalam rongga cairan lebih besar daripada gaya tarik-

menarik oleh molekul uap yang diatas permukaa cairan. Hal ini berakibat permukaan cenderung

mengerut untuk mencapai luas yang sekecil mungkin (Halliday, 1991 ).

Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-

menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi) (Atfins, 1994).

Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh

molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya

karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya

nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di

permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada

permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke

bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan

menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah

tertutup oleh selaput elastis yang tipis (Atfins, 1994).

Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan : (Atfins, 1994).

- Metode kenaikan kapiler

Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/ cairan yang naik melalui suatu kapiler.

Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk

mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan antar muka.

- Metode tersiometer Du-Nouy

8
Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan antar

muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium

yang diperlukan sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut

(Atfins, 1994).

Air mempunyai tegangan permukaan dan biasa digunakan untuk pembersihan. Molekul air yang terdapat

di dalam badan air akan dikelilingi dan ditarik oleh molekul air lainnya. Akan tetapi, pada permukaan air

akan ditarik oleh molekul air yang terdapat di samping dan dibawahnya. Tegangan permukaan diciptakan

molekul air pada permukaan yang ditarik ke dalam badan air. Tegangan ini menyebabkan air menjadi

tetesan pada permukaan sehingga pembasahannya menjadi lambat dan menghambat proses pembersihan

(Kartiningsih, 2006).

Menurunnya tegangan permukaan larutan gliserol menurun secara linear dengan meningkatnya

temperatur. Hal ini disebabkan karena larutan gliserol merupakan campuran antara gliserol dengan

akuades pada rasio v/v 1 : 2, dimana berdasarkan literatur diketahui bahwa tegangan permukaan dari

akuades lebih besar daripada tegangan permukaaan gliserol. Apabila larutan gliserol mengalami

peningkatan temperatur dengan jalan pemanasan, maka dapat akan terjadi penurunan konsentrasi

akuades dalam larutan gliserol karena kemungkinan mengalami penguapan, dimana hal tersebut akan

menurunkan tegangan permukaan larutan gliserol secara keseluruhan (Yuniawan, 2010).

Molekul surfaktan yang bersifat amfifil yaitu suatu molekul yang mempunyai dua ujung yang terpisah,

yaitu ujung polar (hidrofilik) dan ujung non polar (hidrifobik). Sifat surfaktan yang amfifil menyebabkan

surfaktan diadsorpsi pada antar muka baik itu cair/gas (yang tidak saling bercampur). Surfaktan akan

selalu berada pada antar muka suatu cairan (berbeda jenis), bila jumlah gugus hidrofil dan lipofilnya

seimbang. Tapi, apabila suatu surfaktan memiliki gugus hidrofil lebih besar lipofil, maka surfaktan akan

lebih berada pada fase air dan sedikit berada pada antar muka. Sebaliknya, bila suatu surfaktan memiliki

gugus hid rofil lebih kecil dari lipofil maka surfaktan akan lebih berada pada fase minyak dan sedikit

berada pada antar muka (Wahyuni, 2012).

Surfaktan dapat digunakan menjadi dua golongan besar yaitu, surfaktan yang larut dalam minyak dan

surfaktan yang larut dalam pelarut air. Surfaktan yang larut dalam minyak : Ada tiga yang termasuk

dalam golongan ini, yaitu senyawa polar berantai panjang, senyawa fluorokarbon, dan senyawa silikon.

9
Surfaktan yang larut dalam pelarut air : Golongan ini banyak digunakan antara lain sebagai zat

pembasah, zat pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi, mencegah korosi, dan lain-

lain. Ada empat yang termasuk dalam golongan ini yaitu surfaktan anion yang bermuatan negatif,

surfaktan yang bermuatan positif, surfaktan nonion yang tak terionisasi dalam larutan, dan surfaktan

amfoter yang bermuatan negatif dan positif bergantung pada pH-nya (Arbiyanti et al, 2008).

Surfaktan berbahan baku oleokimia memiliki beberapa keunggulan, diantaranya bersifat terbarukan

(renewable resources) dan secara alami mudah terdegradasi. Surfaktan ini dapat dibuat dengan

mengunakan bahan baku minyak kelapa murni dan melalui proses sebagai berikut: reaksi

transesterifikasi untuk mengkonversi minyak menjadi metil ester; pemisahan metil laurat dari metil ester;

reaksi hidrogenasi metil laurat menggunakan katalis Ni; reaksi sulfatasi dengan menambahkan H 2SO4;

serta netralisasi dengan NaOH (Arbiyanti et al, 2008).

Beberapa jenis antarmuka dapat terjadi, bergantung apakah kedua fase yang berdekatan adalah dalam

keadaan padat, cair atau gas. Istilah permukaan biasanya dipakai bila membicarakan suatu antarmuka

gas/padat atau suatu antamuka gas/cair. Setiap partikel dari zat, baik itu sel, bakteri, koloid, granul, atau

manusia mempunyai suatu antarmuka pada batas sekelilingnya. Fenomena dalam farmasi dan kedokteran

adalah factor-faktor yang berarti yang mempengaruhi adsorbs obat pada bahan pembantu padatdalam

bentuk sediaan, penetrasi (penembusan) molekul melalui membrane biologis, pembentukan dan

kestabilan emulsi, dan disperse (penyebar-rataan) dari partikel yang tidak larut dalam media cair

untukmembentuk suspensi. Sifat antarmuka dari suatu zat aktif-permukaan (surface-active) yang

melapisi bagian dalam dari alveoli paru-paru merupakan penyebab kerja yang efisien dari organ ini

(Martin, 1993).

Pada permukaan temu antara cairan dangas, atau dua cairan yang tidak dapat bercampur, seolah-olah

terbentuk suatu selaput atau lapisan khusus, yang nampaknya disebabkan oleh tarikan molekul-molekul

cairan di bawah permukaan tersebut adalah suatu percobaan yang sederhana untuk meletakkan sebuah

jarum kecil pada permukaan air yang tenang dan mengamati bahwa jarum itu didukung di sana oleh

selaput tersebut (Wyle, 1988).

Daya tarik kapiler disebabkan oleh tegangan permukaan dan oleh nilai relatif adhesi antara cairan dan

benda padat terhadap kohesi cairan. Cairan yang membasahi benda padat mempunyai adhesi yang lebih

10
besar daripada kohesi. Kegiatan tegangan permukaan dalam hal ini menyebabkan cairan naik di dalam

tabung vertical kecil yang terendam sebagian dalam cairan itu. Bagi cairan yang tidak membasahi benda

padat, tegangan permukaan cenderung untuk menekan miniskus dalam tabung vertikel kecil. Bila sudut

kontak antara cairan dan zat padat diketahui maka kenaikan kapiler dapat dihitung untuk bentuk

miniskus yang diasumsikan (Benjamin, 1988).

Bintik air yang jatuh di udara atau gelembung udara yang ada dalam air akan selalu berbentuk bola

terbatas dan pengaruh gaya luas seperti gaya gravitasi akibat viskositas. Bila air dituang ke dalam gelas

bersih sampai penuh maka pada batas tertentu permukaan air pada gelas dapat lebih tinggi dari

permukaan dinding gelas. Bila tabung pipa kaca bersih dicelupkan tegak lurus pada permukaan air maka

air pada tepi luar tabung akan naik. Lebih hingga sedikit dari permukaan air sekelilingnya.

Contoh-contoh tersebut adalah efek dari adanya tegangan permukaan karena adanya tarik-menarik

antara molekul-molekul dekat permukaan air sekelilingnya.

Contoh-contoh tersebut adalah efek dari adanya tegangan permukaan pada zat cair. Properti ini dikenal

dengan nama tegangan permukaan karena adanya tarik menarik antara molekul-molekul dalam

permukaan. Kerja molekul ini terjadi untuk membawa molekul ke permukaan. Pembentukan permukaan

dikenal dengan nama tegangan permukaan yang biasanya diberi notasi σ. Tegangan permukaan σ

berdimensi tegangan persatuan panjang. Gaya ini selalu tegak lurus (normal) dengan setiap garis yang

dapat digambar pada permukaan. Sebagai contoh tegangan permukaan dan air dalam udara sekitar 0,073

N/m (Maksud, 1992).

Tegangan permukaan sebuah campuran zat cair fungsi sederhana permukaan komponen murni karena

komposisi permukaan pada campuran tidak sama dengan komposisi pada cairnya. Dalam situasi begini,

kita hanya mengetahui komposisi badan cair (Reed, 1991).

Pada umunya oleh karena fase afinitas ditingkatkan dengan gaya tekanan antara dua fase yang berbeda

(gaya adhesi) menjadi lebih besar dibandingkan gaya atraksi dua molekul yang sama (gaya kohesi).jika

gaya adhesi menjadi lebih besar, missel akan terbentuk dan tegangan permukaan akan menghilang.

Pembahasan ini hanya berfokus pada system yang dibatasi oleh fase afinitas, dimana sebuah tegangan

permukaan tetap ada (Gannaro, 1990).

Cara-cara penentuan tegangan antarmuka adalah: (Lachman, 2007)

11
1. Metode kenaikan kapiler yang didasarkan pada young laplace

Jika suatu cairan membasahi dinding suatu kapiler, permukaan cairan terssebut membentuk cekung dan

terdapat perbedaan tegangan antarmuka. Perbedaan ini menyebabkan cairan dalam kapiler naik.

Persamaan young laplace dapat juga digunakan untuk menentukan tegangan permukaan berdasarkan jari-

jari lengkungan.

2. Metode berat tetes

Metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa berat tetesan yang jatuh dari suatu pipa berjari-jari dan

bergantung pada tegangan permukaan cairan tersebut. Metode ini membutuhkan factor koreksi karena

hanya sebagiantetesan tersebut yang mencapai ukuran ketidakstabilan untuk jatuh yaitu suatu

keseimbangan yang tetap menempel pada ujung kapiler.

3. Metode lempeng wilhelmy

Yaitu suatu metode atau pengukuran langsung dari gaya yang dikenakan pada selembar lempeng platina

yang terdapat pada antarmuka. Metode lempeng wilhelmy relative sederhana dan memberikan hasil yang

teliti, metode ini baik untuk mempelajari umur permukaan dan biasanya metode ini digunakan untuk

mengukur tegangan permukaan selama eksperimen keseimbangan lapisan tetapi metode ini tidak dapat

digunakan untuk mengukur tegangan antarmuka.

4. Metode pelepasan

Merupakan metode yang paling luas digunakan untuk menentukan tegangan permukaan dan tegangan

antar muka dalam farmasi. Metode ini tergantung pada pengukuran gaya yang diperlukan untuk

melepaskan suatu cincin kawat dari permukaan cairan.

5. Metode kenaikan kapiler

Bila suatu tabung kapiler diletakkan dalam cairan disebuah beker (gelas piala), biasanya cairan tersebut

naik kedaam pipa sampai ketinggian tertentu. Hal ini disebabkan karena kekuatan adhesi antara molekul-

molekul cairan dan dinding kapiler lebih besar dari pada kohesi antara molekul-molekul cairan itu

membasahi dinding kapiler, menyebar dan meninggi dalam pipa, namun dengan menggunakan metode

kenaikan kapiler tidak dapat memperoleh tegangan antarmuka.

12
Tensiometer dunouy

Prinsip dari alat ersebut tergantung pada kenyataan bahwa gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu

cincin platina-iridium yang dicelupkan pada permukaan antarmuka adalah sebanding dengan tegangan

permukaan dan tegangan antamuka.

Tegangan Permukaan (Tegangan Antar Muka) adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan

sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan. Hal tersebut terjadi karena

pada permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari pada gaya khohesi antara

molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan. Tegangan

antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak

bercampur.

Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua

cairan tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi antara cairan dan udara. Pengukuran tegangan

permukaan atau tegangan antar muka: Metode kenaikan kapiler: Tegangan permukaan diukur dengan

melihat ketinggian air/cairan yang naik melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat

digunakan untuk mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan antar muka.

Metode tersiometer Du-Nouy: Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan

permukaan ataupun tegangan antar muka.

Manfaat Fenomena antar muka dalam farmasi:

Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat Penetrasi

molekul melalui membrane biologis Pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak

larut dalam media cair untuk membentuk sediaan suspensi Persamaan Tegangan Permukaan Pada

pembahasan sebelumnya, kita telah mempelajari konsep tegangan permukaan secara kualitatif (tidak

ada persamaan matematis).

Kali ini kita tinjau tegangan permukaan secara kuantitatif.

13
Untuk membantu kita menurunkan persamaan tegangan permukaan, kita tinjau sebuah kawat yang

dibengkokkan membentuk huruf U. Sebuah kawat lain yang berbentuk lurus dikaitkan pada kedua kaki

kawat U, di mana kawat lurus tersebut bisa digerakkan. Jika kawat ini dimasukan ke dalam larutan

sabun, maka setelah dikeluarkan akan terbentuk lapisan air sabun pada permukaan kawat tersebut.

Mirip seperti ketika dirimu bermain gelembung sabun.

Karena kawat lurus bisa digerakkan dan massanya tidak terlalu besar, maka lapisan air sabun akan

memberikan gaya tegangan permukaan pada kawat lurus sehingga kawat lurus bergerak ke atas

(perhatikan arah panah). Untuk mempertahankan kawat lurus tidak bergerak (kawat berada dalam

kesetimbangan), maka diperlukan gaya total yang arahnya ke bawah, di mana besarnya gaya total

adalah F = w + T. Dalam kesetimbangan, F = gaya tegangan permukaan yang dikerjakan oleh lapisan air

sabun pada kawat lurus. Misalkan panjang kawat lurus adalah . Karena lapisan air sabun yang

menyentuh kawat lurus memiliki dua permukaan, maka gaya tegangan permukaan yang ditimbulkan

oleh lapisan air sabun bekerja sepanjang Tegangan permukaan pada lapisan sabun merupakan

perbandingan antara Gaya Tegangan Permukaan dengan panjang permukaan di mana gaya

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang, sehingga

permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul

air.Tegangan Permukaan (Tegangan Antar Muka) adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan

sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan. Hal tersebut terjadi karena

pada permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari pada gaya khohesi antara

molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan.

3.2 Saran

Diharapkan adanya peranan mahasiswa dalam pengembangan aplikasi kimia permukaan dalam

kehidupan sehari-hari.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2013., Penuntun Praktikum Farmasi Fisika II., Universitas Muslim Indonesia, Makassar.

Arbiyanti, R., et al, 2008, Pengaruh Kondisi Operasi Reaksi Hidrogenasi Metil Laurat dengan Katalis

Nikel untuk Pembuatan Surfaktan Oleokimia,Jurnal Teknologi, Edisi No. 3, Tahun XXII.

Atkins, PW., 1994, Kimia Fisik edisi ke-4 jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Bird., 1993.Kimia Fisika Untuk Universitas. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Ditjen POM.,1979.,Farmakope Indonesia Edisi 3.,Departemen Republik Indonesia.

Gennaro, A. R., et all., 1990. Remingto’s Pharmaceutical Sciensces Edisi 18th. Pensylvania : Marck

Publishing Company, Easton,

-Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga.

16
17

Anda mungkin juga menyukai