na
antar
permuk
an
Ahmad yasir
Alpi syahrini
Aldi mulyadi
Ade rahmayanti
2016
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan anugrah-Nya, yang telah memberikan
Dalam penulisan laporan ini, penulis sangat menyadari bahwa dengan bantuan dari berbagai pihak
dapatlah makalah ini terselesaikan, sebagai mana diharapkan. Pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman – teman se-jurusan Farmasi,
dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Dengan menyadari keterbatasan pengalaman dan kemampuan yang dimiliki, sudah tentu terdapat banyak
kekurangan dalam tulisan ini. Untuk itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik dari berbagai
pihak yang sifatnya membangun dan menyempurnakan laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Rangkasbitung .2016
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................................................... 2
Daftar isi............................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................. 4
1.2. Tujuan....................................................................................................................................... 6
1.3. Manfaat..................................................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................... 7
3.1. Kesimpulan................................................................................................................................ 15
3.2. Saran............................................................................................................................................ 15
Daftar pustaka.................................................................................................................................... 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan tetapi fenomena-fenomena tersbut
mempunyai hubungan dengan adanya tegangan permukaan. Sering terlihat peristiwa-peristiwa alam yang
tidak diperhatikan dengan teliti misalnya tetes-tetes zat cair pada pipa keran yang bukan suatu aliran,
laba-laba air yang berada di atas permukaan air, gelembung-gelembung sabun, pisau silet yang
diletakkan perlahan-lahan di atas permukaan zat cair yang terapung, dan naiknya air pada pipa kapiler.
Hal tersebut dapat terjadi karena adanya gaya-gaya yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada pada
Suatu molekul dalam fase cair dapat dianggap secara sempurna dikelilingi oleh molekul lainnya yang
secara rata-rata mengalami daya tarik yang sama ke semua arah. Gejala ini yang disebut dengan tegangan
permukaan.
Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin merenggang, sehingga permukaannya seolah-olah ditutupi
oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antar partikel sejenis
didalam zat cair sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh molekul lain yang
sejenis di dekatnya dengan gaya yang sama ke segala arah. Akibatnya tidak terdapat sisa (resultan) gaya
yang bekerja pada masing-masing molekul. Adanya gaya atau tarikan kebawah menyebabkan permukaan
cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan tegang. tegangan ini disebut dengan tegangan permukaan.
Molekul-molekul yang berada dalam fasa cair seluruhnya akan dikelilingi oleh molekul-molekul dengan
gaya tarik-menarik yang sama ke segala arah. Sedangkan molekul pada permukaan mengalami tarikan
kedalam rongga cairan karena gaya tarik-menarik di dalam rongga cairan lebih besar daripada gaya tarik-
menarik oleh molekul uap yang diatas permukaa cairan. Hal ini berakibat permukaan cenderung
4
Tegangan permukaan bervariasi antara berbagai cairan. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi
dan merupakan agen pembasah yang buruk karena air membentuk droplet, misalnya tetesan air hujan
pada kaca depan mobil. Permukaan air membentuk suatu lapisan yang cukup kuat sehingga beberapa
Tegangan yang terjadi pada air akan bertambah dengan penambahan garam-garam anorganik atau
senyawa-senyawa elektrolit, tetapi akan berkurang dengan penambahan senyawa organik tertentu antara
lain sabun. Didalam teori ini dikatakan bahwa penambahan emulgator akan menurunkan dan
menghilangkan tegangan permukaan yang terjadi pada bidang batas sehingga antara kedua zat cair
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang, sehingga
permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul
air. Pada zat cair yang adesi berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan
pada zat yang non-adesi berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk
mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah
pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan
dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya
2. Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi
oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya
karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya
nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di
permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada
permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke
bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan
menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah
5
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk mengkaji lebih dalam
6
BAB II
PEMBAHASAN
Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin merenggang, sehingga permukaannya seolah-olah ditutupi
oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antar partikel sejenis
didalam zat cair sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh molekul lain yang
sejenis di dekatnya dengan gaya yang sama ke segala arah. Akibatnya tidak terdapat sisa (resultan) gaya
yang bekerja pada masing-masing molekul. Adanya gaya atau tarikan kebawah menyebabkan permukaan
cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan tegang. tegangan ini disebut dengan tegangan permukaan
(Herinaldi, 2004).
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang, sehingga
permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul
air. Pada zat cair yang adesi berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan
pada zat yang non-adesi berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk
mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah
pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan
dinding.
Tegangan permukaan bervariasi antara berbagai cairan. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi
dan merupakan agen pembasah yang buruk karena air membentuk droplet, misalnya tetesan air hujan
pada kaca depan mobil. Permukaan air membentuk suatu lapisan yang cukup kuat sehingga beberapa
Tegangan yang terjadi pada air akan bertambah dengan penambahan garam-garam anorganik atau
senyawa-senyawa elektrolit, tetapi akan berkurang dengan penambahan senyawa organik tertentu antara
lain sabun. Didalam teori ini dikatakan bahwa penambahan emulgator akan menurunkan dan
7
menghilangkan tegangan permukaan yang terjadi pada bidang batas sehingga antara kedua zat cair
Molekul-molekul yang berada dalam fasa cair seluruhnya akan dikelilingi oleh molekul-molekul dengan
gaya tarik-menarik yang sama ke segala arah. Sedangkan molekul pada permukaan mengalami tarikan
kedalam rongga cairan karena gaya tarik-menarik di dalam rongga cairan lebih besar daripada gaya tarik-
menarik oleh molekul uap yang diatas permukaa cairan. Hal ini berakibat permukaan cenderung
Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-
Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh
molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya
karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya
nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di
permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada
permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke
bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan
menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah
Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/ cairan yang naik melalui suatu kapiler.
Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk
mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan antar muka.
8
Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan antar
muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium
yang diperlukan sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut
(Atfins, 1994).
Air mempunyai tegangan permukaan dan biasa digunakan untuk pembersihan. Molekul air yang terdapat
di dalam badan air akan dikelilingi dan ditarik oleh molekul air lainnya. Akan tetapi, pada permukaan air
akan ditarik oleh molekul air yang terdapat di samping dan dibawahnya. Tegangan permukaan diciptakan
molekul air pada permukaan yang ditarik ke dalam badan air. Tegangan ini menyebabkan air menjadi
tetesan pada permukaan sehingga pembasahannya menjadi lambat dan menghambat proses pembersihan
(Kartiningsih, 2006).
Menurunnya tegangan permukaan larutan gliserol menurun secara linear dengan meningkatnya
temperatur. Hal ini disebabkan karena larutan gliserol merupakan campuran antara gliserol dengan
akuades pada rasio v/v 1 : 2, dimana berdasarkan literatur diketahui bahwa tegangan permukaan dari
akuades lebih besar daripada tegangan permukaaan gliserol. Apabila larutan gliserol mengalami
peningkatan temperatur dengan jalan pemanasan, maka dapat akan terjadi penurunan konsentrasi
akuades dalam larutan gliserol karena kemungkinan mengalami penguapan, dimana hal tersebut akan
Molekul surfaktan yang bersifat amfifil yaitu suatu molekul yang mempunyai dua ujung yang terpisah,
yaitu ujung polar (hidrofilik) dan ujung non polar (hidrifobik). Sifat surfaktan yang amfifil menyebabkan
surfaktan diadsorpsi pada antar muka baik itu cair/gas (yang tidak saling bercampur). Surfaktan akan
selalu berada pada antar muka suatu cairan (berbeda jenis), bila jumlah gugus hidrofil dan lipofilnya
seimbang. Tapi, apabila suatu surfaktan memiliki gugus hidrofil lebih besar lipofil, maka surfaktan akan
lebih berada pada fase air dan sedikit berada pada antar muka. Sebaliknya, bila suatu surfaktan memiliki
gugus hid rofil lebih kecil dari lipofil maka surfaktan akan lebih berada pada fase minyak dan sedikit
Surfaktan dapat digunakan menjadi dua golongan besar yaitu, surfaktan yang larut dalam minyak dan
surfaktan yang larut dalam pelarut air. Surfaktan yang larut dalam minyak : Ada tiga yang termasuk
dalam golongan ini, yaitu senyawa polar berantai panjang, senyawa fluorokarbon, dan senyawa silikon.
9
Surfaktan yang larut dalam pelarut air : Golongan ini banyak digunakan antara lain sebagai zat
pembasah, zat pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi, mencegah korosi, dan lain-
lain. Ada empat yang termasuk dalam golongan ini yaitu surfaktan anion yang bermuatan negatif,
surfaktan yang bermuatan positif, surfaktan nonion yang tak terionisasi dalam larutan, dan surfaktan
amfoter yang bermuatan negatif dan positif bergantung pada pH-nya (Arbiyanti et al, 2008).
Surfaktan berbahan baku oleokimia memiliki beberapa keunggulan, diantaranya bersifat terbarukan
(renewable resources) dan secara alami mudah terdegradasi. Surfaktan ini dapat dibuat dengan
mengunakan bahan baku minyak kelapa murni dan melalui proses sebagai berikut: reaksi
transesterifikasi untuk mengkonversi minyak menjadi metil ester; pemisahan metil laurat dari metil ester;
reaksi hidrogenasi metil laurat menggunakan katalis Ni; reaksi sulfatasi dengan menambahkan H 2SO4;
Beberapa jenis antarmuka dapat terjadi, bergantung apakah kedua fase yang berdekatan adalah dalam
keadaan padat, cair atau gas. Istilah permukaan biasanya dipakai bila membicarakan suatu antarmuka
gas/padat atau suatu antamuka gas/cair. Setiap partikel dari zat, baik itu sel, bakteri, koloid, granul, atau
manusia mempunyai suatu antarmuka pada batas sekelilingnya. Fenomena dalam farmasi dan kedokteran
adalah factor-faktor yang berarti yang mempengaruhi adsorbs obat pada bahan pembantu padatdalam
bentuk sediaan, penetrasi (penembusan) molekul melalui membrane biologis, pembentukan dan
kestabilan emulsi, dan disperse (penyebar-rataan) dari partikel yang tidak larut dalam media cair
untukmembentuk suspensi. Sifat antarmuka dari suatu zat aktif-permukaan (surface-active) yang
melapisi bagian dalam dari alveoli paru-paru merupakan penyebab kerja yang efisien dari organ ini
(Martin, 1993).
Pada permukaan temu antara cairan dangas, atau dua cairan yang tidak dapat bercampur, seolah-olah
terbentuk suatu selaput atau lapisan khusus, yang nampaknya disebabkan oleh tarikan molekul-molekul
cairan di bawah permukaan tersebut adalah suatu percobaan yang sederhana untuk meletakkan sebuah
jarum kecil pada permukaan air yang tenang dan mengamati bahwa jarum itu didukung di sana oleh
Daya tarik kapiler disebabkan oleh tegangan permukaan dan oleh nilai relatif adhesi antara cairan dan
benda padat terhadap kohesi cairan. Cairan yang membasahi benda padat mempunyai adhesi yang lebih
10
besar daripada kohesi. Kegiatan tegangan permukaan dalam hal ini menyebabkan cairan naik di dalam
tabung vertical kecil yang terendam sebagian dalam cairan itu. Bagi cairan yang tidak membasahi benda
padat, tegangan permukaan cenderung untuk menekan miniskus dalam tabung vertikel kecil. Bila sudut
kontak antara cairan dan zat padat diketahui maka kenaikan kapiler dapat dihitung untuk bentuk
Bintik air yang jatuh di udara atau gelembung udara yang ada dalam air akan selalu berbentuk bola
terbatas dan pengaruh gaya luas seperti gaya gravitasi akibat viskositas. Bila air dituang ke dalam gelas
bersih sampai penuh maka pada batas tertentu permukaan air pada gelas dapat lebih tinggi dari
permukaan dinding gelas. Bila tabung pipa kaca bersih dicelupkan tegak lurus pada permukaan air maka
air pada tepi luar tabung akan naik. Lebih hingga sedikit dari permukaan air sekelilingnya.
Contoh-contoh tersebut adalah efek dari adanya tegangan permukaan karena adanya tarik-menarik
Contoh-contoh tersebut adalah efek dari adanya tegangan permukaan pada zat cair. Properti ini dikenal
dengan nama tegangan permukaan karena adanya tarik menarik antara molekul-molekul dalam
permukaan. Kerja molekul ini terjadi untuk membawa molekul ke permukaan. Pembentukan permukaan
dikenal dengan nama tegangan permukaan yang biasanya diberi notasi σ. Tegangan permukaan σ
berdimensi tegangan persatuan panjang. Gaya ini selalu tegak lurus (normal) dengan setiap garis yang
dapat digambar pada permukaan. Sebagai contoh tegangan permukaan dan air dalam udara sekitar 0,073
Tegangan permukaan sebuah campuran zat cair fungsi sederhana permukaan komponen murni karena
komposisi permukaan pada campuran tidak sama dengan komposisi pada cairnya. Dalam situasi begini,
Pada umunya oleh karena fase afinitas ditingkatkan dengan gaya tekanan antara dua fase yang berbeda
(gaya adhesi) menjadi lebih besar dibandingkan gaya atraksi dua molekul yang sama (gaya kohesi).jika
gaya adhesi menjadi lebih besar, missel akan terbentuk dan tegangan permukaan akan menghilang.
Pembahasan ini hanya berfokus pada system yang dibatasi oleh fase afinitas, dimana sebuah tegangan
11
1. Metode kenaikan kapiler yang didasarkan pada young laplace
Jika suatu cairan membasahi dinding suatu kapiler, permukaan cairan terssebut membentuk cekung dan
terdapat perbedaan tegangan antarmuka. Perbedaan ini menyebabkan cairan dalam kapiler naik.
Persamaan young laplace dapat juga digunakan untuk menentukan tegangan permukaan berdasarkan jari-
jari lengkungan.
Metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa berat tetesan yang jatuh dari suatu pipa berjari-jari dan
bergantung pada tegangan permukaan cairan tersebut. Metode ini membutuhkan factor koreksi karena
hanya sebagiantetesan tersebut yang mencapai ukuran ketidakstabilan untuk jatuh yaitu suatu
Yaitu suatu metode atau pengukuran langsung dari gaya yang dikenakan pada selembar lempeng platina
yang terdapat pada antarmuka. Metode lempeng wilhelmy relative sederhana dan memberikan hasil yang
teliti, metode ini baik untuk mempelajari umur permukaan dan biasanya metode ini digunakan untuk
mengukur tegangan permukaan selama eksperimen keseimbangan lapisan tetapi metode ini tidak dapat
4. Metode pelepasan
Merupakan metode yang paling luas digunakan untuk menentukan tegangan permukaan dan tegangan
antar muka dalam farmasi. Metode ini tergantung pada pengukuran gaya yang diperlukan untuk
Bila suatu tabung kapiler diletakkan dalam cairan disebuah beker (gelas piala), biasanya cairan tersebut
naik kedaam pipa sampai ketinggian tertentu. Hal ini disebabkan karena kekuatan adhesi antara molekul-
molekul cairan dan dinding kapiler lebih besar dari pada kohesi antara molekul-molekul cairan itu
membasahi dinding kapiler, menyebar dan meninggi dalam pipa, namun dengan menggunakan metode
12
Tensiometer dunouy
Prinsip dari alat ersebut tergantung pada kenyataan bahwa gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu
cincin platina-iridium yang dicelupkan pada permukaan antarmuka adalah sebanding dengan tegangan
Tegangan Permukaan (Tegangan Antar Muka) adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan
sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan. Hal tersebut terjadi karena
pada permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari pada gaya khohesi antara
molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan. Tegangan
antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak
bercampur.
Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua
cairan tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi antara cairan dan udara. Pengukuran tegangan
permukaan atau tegangan antar muka: Metode kenaikan kapiler: Tegangan permukaan diukur dengan
melihat ketinggian air/cairan yang naik melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat
digunakan untuk mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan antar muka.
Metode tersiometer Du-Nouy: Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan
Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat Penetrasi
molekul melalui membrane biologis Pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak
larut dalam media cair untuk membentuk sediaan suspensi Persamaan Tegangan Permukaan Pada
pembahasan sebelumnya, kita telah mempelajari konsep tegangan permukaan secara kualitatif (tidak
13
Untuk membantu kita menurunkan persamaan tegangan permukaan, kita tinjau sebuah kawat yang
dibengkokkan membentuk huruf U. Sebuah kawat lain yang berbentuk lurus dikaitkan pada kedua kaki
kawat U, di mana kawat lurus tersebut bisa digerakkan. Jika kawat ini dimasukan ke dalam larutan
sabun, maka setelah dikeluarkan akan terbentuk lapisan air sabun pada permukaan kawat tersebut.
Karena kawat lurus bisa digerakkan dan massanya tidak terlalu besar, maka lapisan air sabun akan
memberikan gaya tegangan permukaan pada kawat lurus sehingga kawat lurus bergerak ke atas
(perhatikan arah panah). Untuk mempertahankan kawat lurus tidak bergerak (kawat berada dalam
kesetimbangan), maka diperlukan gaya total yang arahnya ke bawah, di mana besarnya gaya total
adalah F = w + T. Dalam kesetimbangan, F = gaya tegangan permukaan yang dikerjakan oleh lapisan air
sabun pada kawat lurus. Misalkan panjang kawat lurus adalah . Karena lapisan air sabun yang
menyentuh kawat lurus memiliki dua permukaan, maka gaya tegangan permukaan yang ditimbulkan
oleh lapisan air sabun bekerja sepanjang Tegangan permukaan pada lapisan sabun merupakan
perbandingan antara Gaya Tegangan Permukaan dengan panjang permukaan di mana gaya
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang, sehingga
permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul
air.Tegangan Permukaan (Tegangan Antar Muka) adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan
sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan. Hal tersebut terjadi karena
pada permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari pada gaya khohesi antara
molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan.
3.2 Saran
Diharapkan adanya peranan mahasiswa dalam pengembangan aplikasi kimia permukaan dalam
kehidupan sehari-hari.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2013., Penuntun Praktikum Farmasi Fisika II., Universitas Muslim Indonesia, Makassar.
Arbiyanti, R., et al, 2008, Pengaruh Kondisi Operasi Reaksi Hidrogenasi Metil Laurat dengan Katalis
Nikel untuk Pembuatan Surfaktan Oleokimia,Jurnal Teknologi, Edisi No. 3, Tahun XXII.
Atkins, PW., 1994, Kimia Fisik edisi ke-4 jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Gennaro, A. R., et all., 1990. Remingto’s Pharmaceutical Sciensces Edisi 18th. Pensylvania : Marck
-Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga.
16
17