Anda di halaman 1dari 33

DESAIN PERCEPATAN KONSOLIDASI DENGAN DRAINASE

VERTIKAL
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Mekanika Tanah II dengan dosen pengampu
Zakwan Gusnadi, S.T., M.T.

Oleh:

Alfa Fauzi Rahman (217011004)


Nur Ilham Sulaiman (217011029)
Agit Adiwiguna (217011069)
Utami Lestari Putri (217011505)

UNIVERSITAS SILIWANGI

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK SIPIL

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas kasih dan kemurahan-Nya,
sehingga tugas makalah yang berjudul “Desain Percepatan Konsolidasi Dengan Drainase
Vertikal” ini dapat terselesaikan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mekanika Tanah II, tugas ini
juga merupakan syarat untuk mengikuti ujian tengah semester pada mata kuliah Mekanika Tanah
II pada Program Studi Strata – 1 Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, di Fakultas Teknik,
Universitas Siliwangi. Adapun pembahasan dari makalah ini yaitu tentang perhitungan dalam
mendesain percepatan konsolidasi mulai dari interpretasi data tanah sampai perencanaan
kebutuhan drainase vertikal.

Sebagai wujud syukur, ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan baik pada waktu perkuliahan, maupun pada
waktu asistensi yang semuanya itu memberi andil yang cukup besar dalam penyelesaian tugas
besar ini.

Akhir kata, kesempurnaan itu hanya milik Pencipta. Karena itu, penyusun sangat
menyadari tugas makalah ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan sebagai masukan yang berguna dalam penyusunan tugas besar
selanjutnya.

Semoga tugas makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi yang
membaca dan mempelajarinya.

Tasikmalaya, Februari 2023

Penyusun
Daftar Isi

Table of Contents
KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
Daftar Isi..........................................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan........................................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................4
C. Tujuan...............................................................................................................................4
BAB III Pembahasan.......................................................................................................................5
D. Interpretasi Data Tanah.....................................................................................................5
a. Pembagian Lapisan Berdasarkan Jenis dan Kekuatan Tanah............................................5
b. Nilai Tipikal dan Korelasi Empiris Parameter Tanah....................................................9
E. Distribusi Tegangan Pada Tanah Dasar...........................................................................21
F. Penurunan...........................................................................................................................25
G. Waktu Konsolidasi Alami...............................................................................................25
H. Perencanaan, Kebutuhan Drainase Vertikal....................................................................25
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakangnya, rumusan malah yang akan dibahas adalah:
1. Apa saja parameter tanah dan bagaimana perhitungannya?
2. Bagaimana menghitung ditribusi tanah serta besarnya penurunan yang terjadi?
3. Bagaimana perencanaan drainase vertikal?

C. Tujuan
Berdasarkan Latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan pembuatan makalah
ini yaitu:
1. Mengetahui cara menginterpretasi data tanah (stratifikasi dan parameter tanah),
2. Dapat menghitung distribusi beban terhadap tanah yang mengalami kompresi,
3. Dapat menghitung besar penurunan tanah yang terjadi akibat pembebanan timbunan,
4. Dapat menghitung waktu konsolidasi alami yang dibutuhkan untuk mendisipasi
tegangan air pori, dan
5. Mampu merencanakan kebutuhan drainase vertikal untuk mempercepat proses
disipasi tegangan air pori.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Parameter Tanah
Tanah adalah suatu benda padat berdimensi tiga terdiri dari panjang lebar dalam
yang merupakan bagian dari kulit bumi. Kata tanah seperti banyak kata umumnya
mempunyai beberapa pengertian. Pengertian tradisional, tanah adalah medium alami
untuk pertumbuhan tanaman dan merupakan daratan. Pengertian lain, tanah berguna
sebagai pendukung pondasi bangunan dan sebagai bahan bangunan itu sendiri, seperti
batu bata, paving blok. Faktor yang mempengaruhi daya dukung tanah antara lain : jenis
tanah, tingkat kepadatan, kadar air, dan lainlain. Tingkat kepadatan tanah dinyatakan
dalam presentase berat volume (γd) terhadap berat volume kering maksimum (γdmaks).
(Afrenia, 2014).
Tanah terdiri dari tiga fase elemen, yaitu butiran padat (solid), air dan udara,
seperti yang ditunjukkan Gambar 1.

Gambar 1 memperlihatkan elemen tanah yang mempunyai volume (V) dan berat total (W).
Berikut hubungan volume-berat : V = Vs + Vv = Vs + Vw + Va Vv = Vw + Va Keterangan : Vs =
Volume butiran padat Vw = Volume air Va = Volume udara Vv = Volume pori Apabila udara
dianggap tidak mempunyai berat, maka total berat total dari contoh tanah dapat dinyatakan
dengan : W = Ws + Ww Dengan : Ws = berat butiran padat Ww = Berat air Adapun data
parameter tanah didapatkan dari hasil pengujian laboratorium maupun dari hasil interpolasi data-
data tanah yang sudah ada. Hasil dari parameter tanah inilah yang menjadi masukan untuk
pengukuran dan anlisa selanjutnya.
B. Angka Pori

Angka pori menunjukkan seberapa besar ruang kosong yang disebut pori-pori tanah terhadap
ruang padat. Pori-pori inilah yang nanti akan terisi air atau butiran tanah yang lebih kecil,
sehingga sifat dari tanah pun berubah. Nilai ini merupakan hubungan volume tanah yang umum
dipakai, didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori (VV) dan volume butiran padat
(VS) yang disebut angka pori (e).

e = 𝑉𝑣 𝑉𝑠 …………………………………………………………………….

C. Modulus Elastisitas Tanah

Nilai modulus young (E) menunjukkan besarnya nilai elastisitas tanah yang merupakan
perbandingan antara tegangan yang terjadi terhadap regangan. Nilai ini bisa didapatkan dari
Traxial Test. M. Das (2010) menyarankan untuk mendapatkan nilai modulus elastisitas tanah
pasir menggunakan korelasi dari pengujian N-SPT dan CPT dapat menggunakan persamaan
Schmermaan (1970) sebagai berikut : Es = 766 x N-SPT (kN/m2 ) Es = 2 qc (kN/m2 )

D. Poisson Ratio

Nilai poisson ratio ditentukan sebagai kompresi poros terhadap regangan permuaian
lateral. Nilai poisson ratio dapat ditentukan berdasarkan jenis tanah seperti yang terlihat pada
Tabel 3.4 berikut.
E. Konsolidasi

Konsolidasi tanah merupakan kebijaksanaan penataan kembali penguasaan dan


penggunaan tanah serta usaha pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan dan
meningkatkan kualitas lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan melibatkan
partisipasi aktif masyarakat, sehingga memerlukan pengaturan untuk mendorong dan
memperlancar pelaksanaannya secara tertib.
Ketentuan Pasal 2 Peraturan kepala BPN Nomor 4 tahun 1991 tentang Konsolidasi
tanah, menyatakan bahwa tujuan konsolidasi tanah adalah untuk mencapai pemanfaatan
tanah secara optimal, melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas penggunaan tanah,
sedangkan sasaran konsolidasi tanah adalah terwujudnya suatu tatanan penguasaan dan
penggunaan yang tertib dan teratur. Peningkatan yang demikian itu mengarah kepada
tercapainya suatu tatanan pengunaan dan penguasaan yang tertib dan teratur.

F. Drainase Vertikal
Tanah lunak merupakan tanah yang memiliki daya dukung yang rendah, indeks
plastisitas tanah yang tinggi, dan proses penurunan tanah yang cukup lama. Penurunan yang
terjadi sering kali tidak merata, tergantung dari beban yang diterima oleh tanah tersebut. Ada
beberapa metode yang sudah dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut, salah
satunya adalah metode drainase vertikal. Drainase vertikal berfungsi untuk mempercepat
proses dari keluarnya air yang ada di dalam tanah lunak. Metode pemasangan drainase
vertikal di lapangan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan pola segitiga dan pola
segiempat. Penelitian ditujukan untuk melihat perbedaan perilaku pemasangan drainase
vertikal dengan pola segitiga dan pola segiempat pada tanah lunak yang dilihat selama 4
minggu atau 28 hari. Pengujian diantaranya konsolidasi dan penurunan. Hasil terbesar
terjadi pada model uji pola segitiga + beban dengan nilai Cc dan Cv sebesar 0,810 dan 0,071
cm2/detik. Penurunan yang terjadi pada model uji pola segitiga + beban paling cepat yaitu
lebih besar 14,82 % dan 6,90 % dari model uji tanpa drainase vertikal + beban + beban dan
model uji pola segiempat + beban.
BAB III
Pembahasan

A. Interpretasi Data Tanah


Interpretasi data tanah dilakukan berdasarkan stratifikasi dan parameter tanah, di
mana dalam proses pengelompokannya melihat jenis, kekuatan tanah, nilai tipikal dan
korelasi empiris parameter tanah. Data Keterangan yang dapat digunakan yaitu,

18 m

7m γ=¿ 17 kN/m2 1V:2H

Soft Soil

Diketahui pada pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Pekanbaru – Dumai
beberapa lokasi pekerjaan timbunan merupakan tanah lunak. Anda diminta untuk
melakukan desain perbaikan tanah dengan menggunakan drainase vertikal. Dalam tugas
ini tahapan yang harus Anda lakukan dalam mendesain adalah sebagai berikut:

 Lakukan Interpretasi data tanah (stratifikasi dan parameter tanah)


 Hitung distribusi beban sedalam tanah yang mengalami kompresi
 Hitung besar penurunan yang terjadi akibat pembebanan timbunan
 Hitung waktu konsolidasi alami yang dibutuhkan untuk mendisipasi tegangan air
pori
 Rencanakan kebutuhan drainase vertikal untuk mempercepat proses disipasi
tegangan air pori.

Berikut poin-poin yang akan diklasifikasikan dan diperhitungkan

B. Pembagian Lapisan Berdasarkan Jenis dan Kekuatan Tanah


Data yang dipakai dalam perhitungan yaitu bor hole No. BH-1, dengan lokasi
STA 43+933
Sandy Silt to Silty Clay, medium (N=05)

Silty Clay, stiff (N=09)

Silty Sand, medium (N=18)


Penentuan nilai kekuatan tahanan (N) ini menggunakan nilai jenis
kelompok terkecil. Atau dapat menggunakan nilai rata-rata.

Sandy Silt to Silty Clay, Clay, Medium (N=5)

Silty Clay, Clay, Stiff (N=9)


Silty Sand, Sand, Medium (N=18)
Silty Sand, Sand, Loose (N=8)
Silty Sand to Clay, Sand, Very Stiff (N=24)

Silty Sand to Sandy Silt, Clay, Stiff (N=22)


Clay, Clay, Very Stiff (N=27)
Sandy Silt, Clay, Medium (N=8)
Sandy Silt, Clay, Stiff (N=15)
Sandy Silt, Clay, Very Stiff (N=22)
Silty Sand, Sand, Loose (N=17)
Silty Clay, Clay, Very Stiff (N=18)
Coal, Clay, Dense (N=50)
Silty Clay, Clay, Very Stiff (N=23)

C. Nilai Tipikal dan Korelasi Empiris Parameter Tanah


Berikut Parameter yang akan ditentukan:

D. Mencari Berat Isi Tanah


Berikut tabel yang digunakan dalam penentuan berat isi tanah:

Berat isi tanah dapat dicari berdasarkan tabel di atas, yaitu dengan melihat
karakteristiknya yang kohesif atau granular.
Layer Soil Type
Soil
Depth (m)
N γn γ sat
Behaviour Value (kN/m3) (kN/m3)
Sandy silt to Silty Clay,
1 Clay 0 13 5 18 18
medium -
2 Silty Clay, stiff Clay 13 14,55 9 19 19
-
3 Silty Sand, medium Sand 14,55 20 18 18,5 21,5
-
4 Silty Sand, loose Sand 20 23,5 8 17 20
-
Silty Sand to Clay, very
5 Sand 23,5 27,5 24 17 20
stiff -
Silty Sand to Sandy Silt,
6 Clay 27,5 33 22 19 19
stiff -
7 Clay, very stiff Clay 33 35 27 19 19
-
8 Sandy Silt, medium Clay 35 36,5 8 18 18
-
9 Sandy Silt, stiff Clay 36,5 38,5 15 19 19
-
10 Sandy Silt, very stiff Clay 38,5 40 22 19 19
-
11 Silty Sand, loose Sand 40 42 17 17 20
-
12 Silty Clay, very stiff Clay 42 46,5 18 19 19
-
13 Coal, dense Clay 46,5 48,5 50 15 15
-
14 Silty Clay, very stiff Clay 48,5 50 23 19 19
-

E. Mencari Kohesi Clay


Penentuan kohesi clay (Cu) yang tidak terdrainase dapat dilihat melalui
tabel dan dengan menggunakan rumus interpolasi yaitu,

Contoh perhitungan yaitu layer 1

(Cuatas−Cubawah)
C u=N
( Natas−Nbawah)

(50−25)
C u1 =5 =31,25 kN /m 3
(8−4 )
Soil N Cu
Layer Soil Type Depth (m)
Behaviour Value (kN/m3)
1 Sandy silt to Silty Clay,
Clay 0 13 5 31,25
medium -
2
Silty Clay, stiff Clay 13 14,55 9 64,29
-
3
Silty Sand, medium Sand 14,55 20 18 -
-
4
Silty Sand, loose Sand 20 23,5 8 -
-
5 Silty Sand to Clay, very
Sand 23,5 27,5 24 -
stiff -
6 Silty Sand to Sandy Silt,
Clay 27,5 33 22 146,67
stiff -
7
Clay, very stiff Clay 33 35 27 180
-
8
Sandy Silt, medium Clay 35 36,5 8 50
-
9
Sandy Silt, stiff Clay 36,5 38,5 15 100
-
10
Sandy Silt, very stiff Clay 38,5 40 22 146,67
-
11
Silty Sand, loose Sand 40 42 17 -
-
12
Silty Clay, very stiff Clay 42 46,5 18 120
-
13
Coal, dense Clay 46,5 48,5 50 330
-
14
Silty Clay, very stiff Clay 48,5 50 23 153,33
-

F. Mencari Sudut Geser (ɸ)


Di penentuan sudut geser (ɸ) dapat dicari dengan melakukan interpolasi di
mana yang diperhitungkan hanya soil behaviour sand.

Contoh perhitungan yaitu layer 3,

N−Nb
ɸ= × ( ɸ a−ɸ b )+ ɸ b
Na −Nb

18−10
ɸ= × ( 40−35 ) +35=37˚
30−10
Soil N
Layer Soil Type
Behaviour
Depth (m)
Value ɸ˚
1
Sandy silt to Silty Clay,
Clay 0 - 13 5 -
medium
2
Silty Clay, stiff Clay 13 - 14,55 9 -

3
Silty Sand, medium Sand 14,55 - 20 18 37

4
Silty Sand, loose Sand 20 - 23,5 8 33,3

5
Silty Sand to Clay, very
Sand 23,5 - 27,5 24 38,5
stiff
6
Silty Sand to Sandy Silt,
Clay 27,5 - 33 22 -
stiff
7
Clay, very stiff Clay 33 - 35 27 -

8
Sandy Silt, medium Clay 35 - 36,5 8 -

9
Sandy Silt, stiff Clay 36,5 - 38,5 15 -

10
Sandy Silt, very stiff Clay 38,5 - 40 22 -

11
Silty Sand, loose Sand 40 - 42 17 36,75

12
Silty Clay, very stiff Clay 42 - 46,5 18 -

13
Coal, dense Clay 46,5 - 48,5 50 -

14
Silty Clay, very stiff Clay 48,5 - 50 23 -

G. Mencari Modulus Elastisitas (E)


Sama seperti sebelumnya dalam perhitungan modulus elastisitas ini
menggunakan rumus interpolasi berdasarkan klasifikasi yang ada di tabel,
Contoh yang diambil yaitu pada layer 1, dan menggunakan long term;

N−Nb
E= × ( Ea−Eb ) + E b
Na−Nb

5−4
E= × ( 8−4 )+ 4
8−4

E=5 MPa

Soil N E
Layer Soil Type Depth (m)
Behaviour Value (MPa)
1
Sandy silt to Silty Clay,
Clay 0 - 13 5 5
medium
2
Silty Clay, stiff Clay 13 - 14,55 9 7,3

3
Silty Sand, medium Sand 14,55 - 20 18 16

4
Silty Sand, loose Sand 20 - 23,5 8 8,3

5
Silty Sand to Clay, very
Sand 23,5 - 27,5 24 29
stiff
6
Silty Sand to Sandy Silt,
Clay 27,5 - 33 22 13,1
stiff
7
Clay, very stiff Clay 33 - 35 27 31

8 Sandy Silt, medium Clay 35 36,5 8 8


-

9
Sandy Silt, stiff Clay 36,5 - 38,5 15 7

10
Sandy Silt, very stiff Clay 38,5 - 40 22 13

11
Silty Sand, loose Sand 40 - 42 17 6,8

12
Silty Clay, very stiff Clay 42 - 46,5 18 19

13
Coal, dense Clay 46,5 - 48,5 50 40

14
Silty Clay, very stiff Clay 48,5 - 50 23 25,7

H. Mencari Angka Pori Awal (e0)


Parameter angka pori dapat ditentukan berdasarkan tabel berikut sesuai
dengan tipe tanahnya,

Contohnya pada layer 1, karena tipe tanahnya lempung maka


menggunakan Loess, 0,9
Soil N
Layer Soil Type
Behaviour
Depth (m)
Value
e0
1
Sandy silt to Silty Clay,
Clay 0 - 13 5 0,9
medium
2
Silty Clay, stiff Clay 13 - 14,55 9 0,9

3
Silty Sand, medium Sand 14,55 - 20 18 0,65
4
Silty Sand, loose Sand 20 - 23,5 8 0,8

5
Silty Sand to Clay, very
Sand 23,5 - 27,5 24 0,6
stiff
6
Silty Sand to Sandy Silt,
Clay 27,5 - 33 22 0,6
stiff
7
Clay, very stiff Clay 33 - 35 27 0,9

8
Sandy Silt, medium Clay 35 - 36,5 8 0,9

9
Sandy Silt, stiff Clay 36,5 - 38,5 15 0,6

10
Sandy Silt, very stiff Clay 38,5 - 40 22 0,9

11
Silty Sand, loose Sand 40 - 42 17 0,8

12
Silty Clay, very stiff Clay 42 - 46,5 18 0,9

13
Coal, dense Clay 46,5 - 48,5 50 0,9

14
Silty Clay, very stiff Clay 48,5 - 50 23 0,9

I. Mencari Indeks Kompresi (Cc)


Indeks kompresi ini ditentukan berdasarkan tabel dan referensi yang
tersedia di bawah,
Contoh penentuan pada layer 1, dikarenakan clay jadi menggunakan
rumus baris terakhir,

C c =1,15(e0 - 0,35)

C c =1,15(0,9 - 0,35)

C c =0,63

Soil N
Layer Soil Type
Behaviour
Depth (m)
Value
CC
1
Sandy silt to Silty Clay,
Clay 0 - 13 5 0,63
medium
2
Silty Clay, stiff Clay 13 - 14,55 9 0,63

3
Silty Sand, medium Sand 14,55 - 20 18 0,35

4
Silty Sand, loose Sand 20 - 23,5 8 0,52

5
Silty Sand to Clay, very
Sand 23,5 - 27,5 24 0,29
stiff
6
Silty Sand to Sandy Silt,
Clay 27,5 - 33 22 0,29
stiff
7
Clay, very stiff Clay 33 - 35 27 0,63

8
Sandy Silt, medium Clay 35 - 36,5 8 0,63

9
Sandy Silt, stiff Clay 36,5 - 38,5 15 0,29

10
Sandy Silt, very stiff Clay 38,5 - 40 22 0,63

11
Silty Sand, loose Sand 40 - 42 17 0,52

12
Silty Clay, very stiff Clay 42 - 46,5 18 0,63

13
Coal, dense Clay 46,5 - 48,5 50 0,63

14
Silty Clay, very stiff Clay 48,5 - 50 23 0,63
J. Mencari Kohesi Efektif (c’) dan Sudut Geser Efektif (ϕˈ)
Kohesi efektif dan sudut geser efektif dapat ditentukan berdasarkan tabel
di bawah ini, untuk penentuannya hanya melihat rentang dari setiap interval dan
dilihat dari tipe tanah nya.

Contoh perhitungan pada layer 1, karena tipe clay jadi mengambil rentang
0-5 dan 17-25

Soil N c'
Layer Soil Type
Behaviour
Depth (m)
Value ϕ ' (˚ )
¿ 2)
Sandy silt to Silty Clay,
1 Clay 0 13 5 2 27
medium -
2 Silty Clay, stiff Clay 13 14,55 9 1 17
-
3 Silty Sand, medium Sand 14,55 20 18 4 29
-
4 Silty Sand, loose Sand 20 23,5 8 4 28
-
Silty Sand to Clay, very
5 Sand 23,5 27,5 24 6 30
stiff -
Silty Sand to Sandy Silt,
6 Clay 27,5 33 22 6 30
stiff -
7 Clay, very stiff Clay 33 35 27 3 21
-
8 Sandy Silt, medium Clay 35 36,5 8 5 25
-
9 Sandy Silt, stiff Clay 36,5 38,5 15 5 25
-
10 Sandy Silt, very stiff Clay 38,5 40 22 5 25
-
11 Silty Sand, loose Sand 40 42 17 4 24
-
12 Silty Clay, very stiff Clay 42 46,5 18 4 24
-
13 Coal, dense Clay 46,5 48,5 50 8 30
-
14 Silty Clay, very stiff Clay 48,5 50 23 3 20
-
K. Mencari Angka Poisson’s (µ)
Angka Poisson dapat dicari berdasarkan tabel berikut,

Contoh pada perhitungan layer 1, karena itu merupakan lempung saturasi


(tidak terkuras)
Soil N
Layer Soil Type
Behaviour
Depth (m)
Value
µ
1
Sandy silt to Silty Clay,
Clay 0 - 13 5 0,5
medium
2
Silty Clay, stiff Clay 13 - 14,55 9 0,5

3
Silty Sand, medium Sand 14,55 - 20 18 0,3

4
Silty Sand, loose Sand 20 - 23,5 8 0,2

5
Silty Sand to Clay, very
Sand 23,5 - 27,5 24 0,4
stiff
6
Silty Sand to Sandy Silt,
Clay 27,5 - 33 22 0,5
stiff
7
Clay, very stiff Clay 33 - 35 27 0,5

8
Sandy Silt, medium Clay 35 - 36,5 8 0,5

9
Sandy Silt, stiff Clay 36,5 - 38,5 15 0,5

10 Sandy Silt, very stiff Clay 38,5 40 22 0,5


-
11
Silty Sand, loose Sand 40 - 42 17 0,2

12
Silty Clay, very stiff Clay 42 - 46,5 18 0,5

13
Coal, dense Clay 46,5 - 48,5 50 0,5

14
Silty Clay, very stiff Clay 48,5 - 50 23 0,5

L. Mencari Koefisien Konsolidasi Arah Vertikal (Cv)


Cv dapat diklasifikasikan berdasarkan tabel di bawah

Contoh perhitungannya dapat menggunakan rumus interpolasi, misal pada layer 1

N−Nb
Cv ¿ × ( Cva−Cvb ) +Cv b
Na−Nb

5−4
Cv ¿ × ( 19−3 )+ 3 = 7
8−4

Soil N
Layer Soil Type
Behaviour
Depth (m)
Value
Cv
1
Sandy silt to Silty Clay,
Clay 0 - 13 5 7
medium
2
Silty Clay, stiff Clay 13 - 14,55 9 5,3

3
Silty Sand, medium Sand 14,55 - 20 18

4
Silty Sand, loose Sand 20 - 23,5 8

5 Silty Sand to Clay, very Sand 23,5 27,5 24


stiff -
6
Silty Sand to Sandy Silt,
Clay 27,5 - 33 22 10,5
stiff
7
Clay, very stiff Clay 33 - 35 27 15,8

8
Sandy Silt, medium Clay 35 - 36,5 8 19

9
Sandy Silt, stiff Clay 36,5 - 38,5 15 19

10
Sandy Silt, very stiff Clay 38,5 - 40 22 10,5

11
Silty Sand, loose Sand 40 - 42 17

12
Silty Clay, very stiff Clay 42 - 46,5 18 6,2

13
Coal, dense Clay 46,5 - 48,5 50 19

14
Silty Clay, very stiff Clay 48,5 - 50 23 11,5

M. Mencari Koefisien Konsolidasi Arah Horizontal (Ch)


Ch dapat diperhitungkan berdasarkan nilai Cv sesuai dengan catatan di soal

Contoh pada layer 1,

Ch ¿ 1,5X Cv

Ch ¿ 1,5X 7

Ch ¿ 10,5
Soil N
Layer Soil Type
Behaviour
Depth (m)
Value
Ch
1
Sandy silt to Silty Clay,
Clay 0 - 13 5 10,5
medium
2
Silty Clay, stiff Clay 13 - 14,55 9 7,95

3
Silty Sand, medium Sand 14,55 - 20 18

4 Silty Sand, loose Sand 20 23,5 8


-

5
Silty Sand to Clay, very
Sand 23,5 - 27,5 24
stiff
6
Silty Sand to Sandy Silt,
Clay 27,5 - 33 22 15,75
stiff
7
Clay, very stiff Clay 33 - 35 27 23,7

8
Sandy Silt, medium Clay 35 - 36,5 8 28,5

9
Sandy Silt, stiff Clay 36,5 - 38,5 15 28,5

10
Sandy Silt, very stiff Clay 38,5 - 40 22 15,75

11
Silty Sand, loose Sand 40 - 42 17

12
Silty Clay, very stiff Clay 42 - 46,5 18 9,3

13
Coal, dense Clay 46,5 - 48,5 50 28,5

14
Silty Clay, very stiff Clay 48,5 - 50 23 17,25

N. Mencari Indeks Swelling (Cs) = Indeks Rebound (Cr)


Pada perhitungan ini dapat menggunakan rumus sebagai beriku, dengan
nilai berdasarkan Cc

Contoh pada layer 1, rumusnya sebagai berikut

Cs ¿ 1/10 Cc

Cs ¿ 1/10(0,63) = 0,063
Soil N
Layer Soil Type
Behaviour
Depth (m)
Value
Cs=Cv
1
Sandy silt to Silty Clay,
Clay 0 - 13 5 0,063
medium
2
Silty Clay, stiff Clay 13 - 14,55 9 0,063

3 Silty Sand, medium Sand 14,55 20 18 0,035


-

4
Silty Sand, loose Sand 20 - 23,5 8 0,052

5
Silty Sand to Clay, very
Sand 23,5 - 27,5 24 0,029
stiff
6
Silty Sand to Sandy Silt,
Clay 27,5 - 33 22 0,029
stiff
7
Clay, very stiff Clay 33 - 35 27 0,063

8
Sandy Silt, medium Clay 35 - 36,5 8 0,063

9
Sandy Silt, stiff Clay 36,5 - 38,5 15 0,029

10
Sandy Silt, very stiff Clay 38,5 - 40 22 0,063

11
Silty Sand, loose Sand 40 - 42 17 0,052

12
Silty Clay, very stiff Clay 42 - 46,5 18 0,063

13
Coal, dense Clay 46,5 - 48,5 50 0,063

14
Silty Clay, very stiff Clay 48,5 - 50 23 0,063
O. Distribusi Tegangan Pada Tanah Dasar
Pada penentuan distribusi tegangan tanah dasar, diketahui bahwa γ=17 kN/m2,
B1=9 m, B2=2x7 m=14 m, dan untuk mempermudah perhitungan maka ditengah-tengah
gambar dapat dipotong sehingga menjadi dua bagian. Kemudian, dapat dimulai
perhitungan di salah satu bagiannya.
9m

1V:2H

7m

Kedalaman distribusi yang dihitung adalah sebesar 50 m, dengan tinjauannya


dihitung per 0,5 m. Berikut rumus-rumus yang digunakan serta contoh pada perhitungan
baris pertama:
q 0=γ . H =(17 kN /m2) x 7 m=119 kN /m2

( B 1+B
α 1=arctan
z
2
)−arctan ( Bz1 )=arctan( 9+140,5 )
−arctan (
0,5 )
9
=0,03 rad

α 2=arctan (
z )
=arctan (
0,5 )
B1 9+14
=1,52rad

∆ σ z = (( ( α 2 ) )=
π (( 14 )
( 0,03+1,52 )− ( 1,52 ))
B2 )
q 0 B1+ B 2 B1 119 9+14 9
( α 1+α 2 ) −
π B2 14
3
¿ 59,47 k N /m

∆ σ ztot =∆ σ z ×2=59,47 x 2=118,95 kN / m3


Perhitungan pertama, menggunakan tabel

q0z ∆σz ∆ σ ztot


z (m) α 1(rad) α 2(rad)
(kN/m2) (kN/m3) (kN/m3)
0,5 119 0,03 1,52 59,47 118,95
1 119 0,07 1,46 59,47 118,93
1,5 119 0,10 1,41 59,44 118,89
2 119 0,13 1,35 59,40 118,81
2,5 119 0,16 1,30 59,34 118,67
3 119 0,19 1,25 59,24 118,48
3,5 119 0,22 1,20 59,11 118,22
4 119 0,25 1,15 58,94 117,89
4,5 119 0,27 1,11 58,74 117,49
5 119 0,29 1,06 58,50 117,01
5,5 119 0,31 1,02 58,23 116,45
6 119 0,33 0,98 57,92 115,83
6,5 119 0,35 0,95 57,57 115,14
7 119 0,37 0,91 57,19 114,38
7,5 119 0,38 0,88 56,78 113,56
8 119 0,39 0,84 56,34 112,68
8,5 119 0,40 0,81 55,88 111,76
9 119 0,41 0,79 55,39 110,78
9,5 119 0,42 0,76 54,89 109,77
10 119 0,43 0,73 54,36 108,72
10,5 119 0,43 0,71 53,82 107,64
11 119 0,44 0,69 53,27 106,54
11,5 119 0,44 0,66 52,71 105,41
12 119 0,45 0,64 52,13 104,27
12,5 119 0,45 0,62 51,55 103,11
13 119 0,45 0,61 50,97 101,94
13,5 119 0,45 0,59 50,38 100,76
14 119 0,45 0,57 49,79 99,58
14,5 119 0,45 0,56 49,20 98,40
15 119 0,45 0,54 48,61 97,22
15,5 119 0,45 0,53 48,02 96,04
16 119 0,45 0,51 47,43 94,86
16,5 119 0,45 0,50 46,85 93,69
17 119 0,45 0,49 46,27 92,53
17,5 119 0,45 0,48 45,69 91,38
18 119 0,44 0,46 45,12 90,24
18,5 119 0,44 0,45 44,55 89,11
19 119 0,44 0,44 43,99 87,99
19,5 119 0,44 0,43 43,44 86,88
20 119 0,43 0,42 42,90 85,79
20,5 119 0,43 0,41 42,36 84,71
21 119 0,43 0,40 41,83 83,65
21,5 119 0,42 0,40 41,30 82,60
22 119 0,42 0,39 40,79 81,57
22,5 119 0,42 0,38 40,28 80,55
23 119 0,41 0,37 39,78 79,55
23,5 119 0,41 0,37 39,28 78,57
24 119 0,41 0,36 38,80 77,60
24,5 119 0,40 0,35 38,32 76,65
25 119 0,40 0,35 37,85 75,71
25,5 119 0,39 0,34 37,39 74,79
26 119 0,39 0,33 36,94 73,88
26,5 119 0,39 0,33 36,50 72,99
27 119 0,38 0,32 36,06 72,12
27,5 119 0,38 0,32 35,63 71,26
28 119 0,38 0,31 35,21 70,41
28,5 119 0,37 0,31 34,79 69,58
29 119 0,37 0,30 34,38 68,77
29,5 119 0,37 0,30 33,99 67,97
30 119 0,36 0,29 33,59 67,19
30,5 119 0,36 0,29 33,21 66,41
31 119 0,36 0,28 32,83 65,66
31,5 119 0,35 0,28 32,46 64,91
32 119 0,35 0,27 32,09 64,18
32,5 119 0,35 0,27 31,73 63,47
33 119 0,34 0,27 31,38 62,76
33,5 119 0,34 0,26 31,04 62,07
34 119 0,34 0,26 30,70 61,40
34,5 119 0,33 0,26 30,37 60,73
35 119 0,33 0,25 30,04 60,08
35,5 119 0,33 0,25 29,72 59,43
36 119 0,32 0,24 29,40 58,80
36,5 119 0,32 0,24 29,09 58,18
37 119 0,32 0,24 28,79 57,58
37,5 119 0,31 0,24 28,49 56,98
38 119 0,31 0,23 28,20 56,39
38,5 119 0,31 0,23 27,91 55,82
39 119 0,31 0,23 27,62 55,25
39,5 119 0,30 0,22 27,35 54,69
40 119 0,30 0,22 27,07 54,15
40,5 119 0,30 0,22 26,80 53,61
41 119 0,30 0,22 26,54 53,08
41,5 119 0,29 0,21 26,28 52,56
42 119 0,29 0,21 26,03 52,05
42,5 119 0,29 0,21 25,78 51,55
43 119 0,28 0,21 25,53 51,06
43,5 119 0,28 0,20 25,29 50,58
44 119 0,28 0,20 25,05 50,10
44,5 119 0,28 0,20 24,82 49,63
45 119 0,28 0,20 24,59 49,17
45,5 119 0,27 0,20 24,36 48,72
46 119 0,27 0,19 24,14 48,28
46,5 119 0,27 0,19 23,92 47,84
47 119 0,27 0,19 23,70 47,41
47,5 119 0,26 0,19 23,49 46,98
48 119 0,26 0,19 23,28 46,57
48,5 119 0,26 0,18 23,08 46,16
49 119 0,26 0,18 22,88 45,76
49,5 119 0,26 0,18 22,68 45,36
50 119 0,25 0,18 22,48 44,97
*jika ∆ σ ztot lebih dari q0 maka ∆ σ ztot harus dilakukan pembulatan turun

Grafik Distribusi Tegangan


P. Penurunan
Pada penentuan kali ini memasuki perhitungan besar penurunan yang terjadi
akibat pembebanan timbunan, diketahui bahwa:

Soil Type
Soil γn H (m) Z (m)
Behaviour (kN/m3)
Sandy silt to Silty Clay, 13 13
Clay 18
medium
Silty Clay, stiff Clay 19 14,55 1,55
Silty Sand, medium Sand 18,5 20 5,45
Silty Sand, loose Sand 17 23,5 3,5
Silty Sand to Clay, very stiff Sand 17 27,5 4
Silty Sand to Sandy Silt, 33 5,5
Clay 19
stiff
Clay, very stiff Clay 19 35 2
Sandy Silt, medium Clay 18 36,5 1,5
Sandy Silt, stiff Clay 19 38,5 2
Sandy Silt, very stiff Clay 19 40 1,5
Silty Sand, loose Sand 17 42 2
Silty Clay, very stiff Clay 19 46,5 4,5
Coal, dense Clay 15 48,5 2
Silty Clay, very stiff Clay 19 50 1,5

Q. Waktu Konsolidasi Alami

R. Perencanaan, Kebutuhan Drainase Vertikal

Anda mungkin juga menyukai