ANNISA SAPUTRI
153110057
III B
DOSEN PEMBIMBING
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen Mekanika Tanah I.
Tentu saj a pada makalah ini saya selaku mahasiswa mereview dan memahami tugas
yang diberikan. Tugas yang diberikan kepada saya tidak lebih untuk meningkatkan
pengetahuan saya mengenai ilmu mekanika tanah. Saya sebagai mahasiswa akan belajar lebih
giat lagi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi dari sebelum-sebelumnya.
Jika terdapat kesalahan pada pengetikan atau pengkajian yang saya berikan kepada
pembaca, mohon dibenarkan dan dimaafkan sebesar-besarnya.
Annisa Saputri
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
2
3
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
2.3BAB 3 : PERMEABILITAS
13
2.4BAB 3 : REMBESAN
17
20
3.2 SARAN
20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri
dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasikan (terikat secara kimia)
satu sama lain dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai
dengan zat cair dan gas mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut.
Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik sipil,
disamping itu tanah berfungsi juga sebagai pendukung pondasi dari bangunan.
Istilah Rekayasa Geoteknis didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dan pelaksanaan
dari bagian teknik sipil yang menyangkut material-material alam yang terdapat pada (dan
dekat dengan) permukaan bumi. Dalam arti umumnya, rekayasa geoteknik juga
mengikutsertakan aplikasi dari aplikasi-aplikasi dasar mekanika tanah dan mekanika batuan
dalam masalah-masalah perancangan pondasi.
Pada pemadatan timbunan tanah untuk jalan raya, dam tanah, dan banyak struktur
teknik lainnya, tanah yang lepas haruslah dipadatkan untuk meningkatkan berat volumenya.
Pemadatan tersebut berfungsi
demikian meningkatkan daya dukung pondasi diatasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi
besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan dan meningkatkan kemampatan lereng
timbunan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
BAB 2 : PEMADATAN
Pemadatan tanah adalah proses naiknya kerapatan tanah dengan memperkecil jarak
antar partikel sehingga terjadi reduksi volume udara. Tingkat pemadatan diukur dari berat
volume kering yang dipadatkan. Bila air ditambahkan pada suatu tanah yang sedang
dipadatkan, air tersebut akan berfungsi sebagai unsur pembasah atau pelumas pada partikel
partikel tanah. Karena adanya air, partikel partikel tersebut akan lebih mudah bergerak dan
bergeseran satu sama lain dan membentuk kedudukan yang lebih rapat/padat. Untuk usaha
pemadatan yang sama, berat volume kering dari tanah akan naik bila kadar air dalam tanah
(pada saat dipadatkan) meningkat.
2.10.8 Analisis Kenaikan Muka Tanah Akibat Pengembangan
Kenaikan muka tanah akibat pengembangan dinyatakan oleh persamaan:
Hi
wi
Dimana :
Hi
wi =
4. Tentukan profil awal derajat kejenuhan terhadap kedalaman. Hal ini biasanya didasarkan
pada hasil pemeriksaan kadar air dari contoh tanah yang diperoleh dari pengeboran.
5. Estimasikan profil akhir derajat kejenuhan terhadap kedalaman. Seperti telah disebutkan,
profil ini sulit diprediksi.
SOAL 2.4
Fondasi ukuran 1 m x 1 m pada kedalaman 0,5 m (Gambar C2.2a). Beban fondasi
mengakibatkan beban terbagi rata didasar fondasi 140 kN/m 2 (tekan). Tanah di bawah fondasi
berupa lempung ekspansif dengan derajat kejenuhan saat dilakukan pengujian pengujian S =
25% . Tanah mempunyai berat volume 17 kN/m23, dengan kedalaman zona aktif
pengembangan 3,5 m. Hasil uji pengembangan dilaboratorium diperlihatkan dalam Gambar
C2.2b. Bila distribusi tegangan akibat beban fondasi pada kedalaman tertentu telah dihitung
sebelumnya dan mendapatkan hasil dalam dalam table C2.2a, tentukan kenaikan permukaan
tanah akibat pengembangan.
Tabel C2.2a Distribusi tekanan akibat beban fondasi
Kedalaman dari muka tanah (m)
(kN/m2)
0,625
0.875
1,25
1,75
2,5
140
130
71
40
19
Penyelesaian:
Dianggap derajat kejenuhan sesudah pembahasan bervariasi dari 100% dipermukaan tanah
dan S = 25% didasar zona aktif. Karena kedalaman fondasi 0,57 m, maka hitungan kenaikan
tegangan dimulai dari kedalaman tersebut. Dalam soal ini, hitungan distribusi tegangan akibat
beban fondasi sudah diketahui.
Tabel C2.2b
Kedalaman
(m)
0,50 0,75
0,75 1,00
1,00 1,50
1,50 2,00
2,00 3,00
Hi (cm)
25
25
50
50
100
Zf (m)
0,12
0,32
0,75
1,25
2,00
v
v
(kN/m2)
11
15
21
30
42
(kN/m2)
140
130
71
40
19
total
(kN/m2)
151
145
92
70
61
Tabel C2.2c
7
Kedalaman
(m)
0,50 0,75
0,75 1,00
1,00 1,50
1,50 2,00
2,00 3,00
Hi (cm)
25
25
50
50
100
wi
(%)
2,0
2,1
3,0
3,5
3,8
wi
S0 (%)
S (%)
25
25
25
25
25
90
80
70
50
30
0,87
0,73
0,60
0,33
0,07
wi
(cm)
0,43
0,38
0,90
0,58
0,27
2,6 cm
SS
1S
Dari hitungan dalam table C2.2b dan C2.2c, diperoleh kenaikan tanah total akibat
pengembangan,
2.2.
= 2,6 cm.
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah
permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air Selain air sungai dan air
hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga
keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik)
maupun untuk kepentingan industri. Dibeberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih
dan air tanah telah mencapai 70%
3.2.3.4 UJI KAPILER HORIZONTAL
Prinsip dasar dari uji kapiler horizontal dapat dilihat pada Gambar 3.13. Tanah dimasukkan
dalam tabung dan dipasang dengan posisi mendatar. Jika katup A dibuka, air dalam bak
penampung akan masuk kedalam tabung alat pengujian melalui silinder tanah secara kapiler.
Jarak x dari titik l adalah fungsi dari waktu (t) .
Pada titik l, tinggi energy total (total head) adalah nol. Pada titik 2 (dekat dengan permukaan
basah), tinggi energy total adalah - ( h + hc ).
Dengan menggunakan persamaan Darey:
v = nSvs = ki
(3.28)
dengan,
n = porositas
S = derajat kejenuhan tanah
Vs = kecepatan air merembes lewat rongga pori
Karena vs =
dx
dt
(3.29)
Dan i =
i=
(3.30)
h+hc
x
Dari subtitusi persamaan (3.29) dan (3.30) kedalam persamaan 3.28, diperoleh:
Vs =
dx
dt
1 h+hc
x
= k nS
x2
xdx
x1
k
nS
(h + hc) dt
Diseleseikan
x 22x 12
t
2k
= nS
(h + hc)
(3.31a)
Persamaan (3.31a) adalah hubungan dasar yang digunakan untuk menentukan koefisien
permeabilitas, dengan derajat kejenuhan tanah selama air bergerak dianggap 100%.
Kenyataannya nilai S tanah bervariasi antara 75-90%. Cara uji kapiler horizontal sebagai
berikut (Das, 1985):
1) Buka katup A.
10
2) Segera setelah air mengalir, dicatat waktu (t) yang dibutuhkan untuk pengaliran
sepanjang x.
3) Ketika air terdepan telah mengalir kira-kira setengah panjang benda uji (x = L/2),
tutup katup A dan buka katup B.
4) Lanjutkan sampai gerakan air mencapai x = L
5) Tutup katup B. ambil tanah benda uji dan tentukan kadar air dan derajat
kejenuhannya.
6) Gambarkan hubungan antara x2 terhadap waktu t . gambar 3.15 memperlihatkan sifat
khusus dari grafik yang diperoleh. Bagian oa adalah hasil plot dari pembacaan data
pada langkah butir (2), dan bagian ab dalm langkah butir (4) .
11
SOAL 3.7
Dalam percobaan kapiler horizontal, tabung dicelupkan dalam air pada kedalaman 7 cm dari
pusat tabung. Dalam keadaan ini, air meresap dari jarak 5 cm sampai 17 cm dalam waktu 10
menit. Tabung kemudian dicelupkan lebih dalam lagi, yaitu 57 cm dibawah permukaan air,
dan air meresap dari jarak 12 cm sampai 28 cm dalam waktu 12 menit. Berapakah tinggi
tekanan kapiler dan permeabilitas tanah tersebut, jika porositas tanah (n) adalah 0,42.
Penyelesaian:
Keadaan 1
Dari persamaan : ( x22 x12 ) / t = 2k ( h + hc ) / ( nS )
Untuk tanah jenuh air S = 1 , maka
( 172 52 ) / 10 = 2k ( 7 + hc ) / (0,42 x 1)
26,4 / (7 + hc) = 2k / 0,42
26,4 / (7 + 41,3) = 2k / 0,42
0, 54 = 2k / 0,42
0,54 x 0,42 = 2k
0,2268 / 2 = k
0, 1134 = k
Keadaan 2
Dari persamaan : ( x22 x12 ) / t = 2k ( h + hc ) / ( nS)
Untuk tanah jenuh air S = 1, maka
( 282 122 ) / 12 = 2k ( 57 + hc ) / (0,42 x 1)
53,3 / ( 57 + hc ) = 2k / 0,42
53,3 / ( 57 + 41,3 ) = 2k / 0,42
0,54 = 2k / 0,42
0,54 x 0,42 = 2k
0,2268 / 2 = k
0,1134 = k
Dari persamaan 1 dan 2, dapat diperoleh:
Hc = 41,3 cm dan
k = 0.1134 cm/det
12
2.3.
BAB 3 : PERMEABILITAS
Permeabilitas tanah adalah tingkat kemampuan tanah meloloskan air yang melaluinya.
Tanah dengan permeabilitas yang tinggi, mampu meningkatkan laju infiltrasi sehingga
menurunkan laju air larian yang terjadi di dalam tanah. Pada penerapannya di dalam ilmu
tanah, permeabilitas didefinisikan secara kualitatif sebagai pengurangan cairan-cairan, gasgas, atau penetrasi akar tanaman yang terjadi di dalam tanah.
SOAL 3.17
Pada Gambar C3.7 diperlihatkan bagian hilir dari gambar jarring arus pada turap. Selisih air
pada bagian hulu dan hilir adalah h. pertanyaan:
a) Buktikan bahwa factor aman terhadap piping dapat dinyatakan oleh persamaan:
d '
SF=
a.
h a w
b) Buktikan secara pendekatan bahwa tinggi energy hidrolik rata-rata dapat dinyatakan
oleh persamaan :
1 hA+ hC
ha=
+hB
a.
2
2
Penyelesaian:
a) Faktor aman didefinisikan sebagai:
SF = gaya kebawah efektif dibagi gaya keatas efektif
= W / U
Dengan W adalah berat efektif prisma tanah lebar d/2 dan tinggi d per meter panjang tegak
lurus bidang gambar:
W = d x d/2 x 1 x = (d2 / 2) '
Tekanan air efektif rata-rata pada dasar prisma = tinggi energy hidrolik rata-rata ( h a ) x berat
volume air = ha
= ha
x d/2 x 1 = (d/2) ha
13
()
+ ( d/2 ) ha
) (d/2 ) ha
= (d/2) ha
= ha
) ( d/2) ha
14
= ha
SF=
atau
d '
ha w
b) luas diagram tekanan yang berupa segiempat dengan lebar ha dan panjang d, harus sama
dengan luas diagram tekanan pada dasar prisma yang sebenarnya. Luasan PQTU dan
QRST dianggap sebagai trapezium, dengan PQ = a dan QR = b ( gambar C3.7b).
Hitungan tinggi energy hodrolik rata-rata dilakukan sebagai berikut:
ha d = 1/2 (hA + hB) a + 1/2 (hB + hC) b
ha = (a/2d) hA + (a/2d) hB + (b/2d) hB + (b/2d) hC
ha = (a/2d) hA + (hB/2d) (a+b) + (b/2d) hC
Jika, a = b = 1/2 d (seperti lebar prisma yang diperhatikan dalam hitungan factor aman
terhadap piping), maka:
ha = 1/4hA + 1/2 hB + 1/4 hC
atau
ha =
1 hA+ hC
+hB
2
2
SOAL 3.27
Gambarkan sebuah jarring arus bendungan tanah tidak homogen gambar C3.17. Tentukan
debit rembesan lewat tubuh bendungan, jika diketahui k1 = 2 x 10-7 m/det dan k2 = 8 x 10-7
m/det.
Penyelesaian:
15
16
2.4.
BAB 3 : REMBESAN
Rembesan air dimaksudkan untuk mengukur kemampuan tanah dilewati oleh air melalui
pori-porinya.Menurut hukum Darcy, debit air (Q) yang melalui penampang massa tanah (A).
Faktor faktor yang mempengaruhi koefisien rembesan :
a)
b)
c)
d)
k
2d
(H12 H22)
2. cara Schaffernak
a=
d
cos
d2
H2
( 2 2 )
cos sin
q = ka sin
tg
3. cara A. Casagrande
a=
mH
sin
maka
q = ka sin2
, tentukan nilai m.
17
SOAL 3.31
Tampang melintang sebuah bendungan diperlihatkan pada gambar C3.21 . Hitung debit
rembesan yang lewat tubuh bendungan dalam m3/hari, dengan cara:
a) Dupuit
b) Schaffernak
c) Casagrande.
Penyelesaian:
a) Cara Dupuit
q=
k
2d
(H12 H22 )
dengan H1 = 35 m dan H2 = 0 m
d = 15 + 10 + 80 = 105 m
4
q=
1,2 x 10 x 3600 x 24
2 x 105
( 352 - 02 )
tg
H = 35 m
a=
d
cos
d2
H 2 /sin2
2
cos
()
= 26,570
mH
sin
0,33 x 35
sin26,57 0
= 25,82
q = ka sin2
= 1,2 x 10-4 x 10-2 x 3600 x 24 x 25,82 x sin2 26,570
= 0,52 m3/ hari
19
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Dengan mahasiswa mereview soal kembali, mahasiswa dapat mengerti dan mengetahui
rumus-rumus yang tidak diketahui. Mahasiswa juga dapat menambah wawasan serta
menambah soal-soal untuk persiapan menjelang ujian.
3.2.
SARAN
Semoga ada penjelasan lanjutan dari dosen bersangkutan, dikarenakan contoh pada buku
sedikit singkat tetapi tidak jelas. Serta peran mahasiswa harus lebih aktif, jika tidak
mengerjakan maka tidak akan mengerti. Maka dari itu mahasiswa harus mengerjakan
juga memahami apa yang dikerjakan.
20