Anda di halaman 1dari 23

CIVIL ENGINEERING

2020 MEKANIKA FLUIDA

BAB I
OSBORNE REYNOLDS

1.1 Tujuan Percobaan

1. Mengamati sifat aliran laminer, transisi dan turbulen pada aliran pipa.
2. Membandingkan sifat aliran fluida antara pengamatan secara visual
dengan perhitungan berdasarkan bilangan Reynolds.
3. Menghitung koefisien gesek untuk masing-masing aliran laminer dan
turbulen.

1.2 Alat-alat Percobaan dan Gambar Alat Percobaan

1.2.1 Alat-alat Percobaan

1. Gelas Ukur
2. Alat Osborne Reynolds
3. Bangku Kerja Hidrolik
4. Stopwatch

1.2.2 Gambar alat percobaan

Gambar 1.1 Gambar alat percobaan Osborn Reynolds

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil


Universitas Tadulako, 2020

Gambar 1.2 Gambar Alat Percobaan Bangku Kerja Hidrolik


Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil
Universitas Tadulako, 2020

Gambar 1.3 Gambar Alat Percobaan Gelas Ukur


Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil
Universitas Tadulako, 2020

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

Gambar 1.4 Gambar Alat Percobaan Stopwatch


Sumber : : Dokumentasi Praktikum Mekanika Fluida, 2020

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

1.3 Dasar Teori

Fluida dapat mengalir dalam pipa atau dengan beberapa cara tergantung
gaya yang mempengaruhinya. Reynolds number adalah bilangan yang
digunakan untuk mengidentifikasi jenis aliran yang terjadi dalam media
transportasi fluida seperti pipa saluran dan sebagainya. Secara umum,
mekanika fluida merupakan bagian yang terpenting dalam unit operasi teknik,
jenis aliran yang terjadi pada mekanika fluida, dalam hal ini sebagai suatu
media transportasi fluida, digunakanlah bilangan Reynolds untuk
mengidentifikasikan jenis aliran tersebut.

Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio


antara gaya  inersia terhadap gaya viskos yang mengkuantifikasikan
hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan
ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya
laminer dan turbulen. Namanya diambil dari Osborne Reynolds (1842–1912)
yang mengusulkannya pada tahun 1883.

Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang


paling penting dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya dengan
bilangan tak berdimensi lain, untuk memberikan kriteria untuk
menentukan  dynamic similitude. Jika dua pola aliran yang mirip secara
geometris, mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang berbeda pula,
memiliki nilai bilangan tak berdimensi yang relevan, keduanya disebut
memiliki kemiripan dinamis. Misalnya pada aliran dalam pipa, panjang
karakteristik adalah diameter pipa, jika penampang pipa bulat, atau diameter
hidrolik, untuk penampang tak bulat. Perbandingan gaya-gaya yang

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

disebabkan oleh gaya inersia, gravitasi, dan kekentalan (viskositas) dikenal


sebagai bilangan reynold (NR).
No. Suhu (oC) Viskositas Kinematik
(10-6 x m2/s )

1 25 0.893

2 26 0.873
Tabel 1.1 Viskositas
Kinematik 3 27 0.854 Air

4 28 0.836

5 29 0.818

6 30 0.802

Sumber : https://pdfslide.net/laporan-praktikum-mekanika-fluida

Aliran fluida dalam  pipa, berdasarkan besarnya bilangan reynold


dibedakan menjadi aliran laminer, transisi, dan turbulen. Dalam hal ini jika
nilai NR kecil aliran akan meluncur diatas lapisan  lain yang dikenal dengan
aliran laminer sedangkan jika aliran-aliran tadi terdapat garis edar tertentu
yang dapat dilihat, aliran ini disebut aliran turbulen Pada pipa:

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

Sumber : Sanggapramana.wordpress.com/bilagan-reynolds

Aliran laminer terjadi jika NR < 2100


Aliran transisi jika 2100 < NR < 4000
Aliran turbulen jika NR > 4000

Dimana Reynold melakukan eksperimennya mengenai aliran air melalui


lubang kaca. Sebuah tabung kaca dipasang horizontal dengan satu ujungnya
didalam tangki dan sebuah katup pada ujung lainnya. Pada ujung hulu
terpasang lubang masuk corong lonceng yang licin, dengan jet warna yang
diatur demikian sehingga arus zat waktu yang halus dapat disemprotkan di
titik setiap didepan corong lonceng tersebut. Sebagai kecepatan karakteristik
Reynold memakai kecepatan rata-rata (v) dan sebagai panjang karakteristik
dipakainya garis tengah tabung (d) sehingga

dv
N ℜ= (1.1)
µ

NR = Bilangan Reynold
d = Diameter (m)
v = Kecepatan Aliran (m/s)
μ = Viskositas Kinematik Cairan (m2/s)

1.3.1 Viskositas  

Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida


terhadap deformasi atau perubahan bentuk. Viskositas dipengaruhi
oleh temperatur, tekanan, kohesi dan laju perpindahan momentum
molekularnya. Viskositas zat cair cenderung menurun dengan seiring
bertambahnya kenaikan temperatur hal ini disebabkan gaya – gaya
kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang


menyebabkan berturunya viskositas dari zat cair tersebut.

1.3.2 Rapat jenis (density)

Menurut defenisi, rapat jenis adalah perbandingan yang


dinyatakan dalam decimal, dari berat suatu zat terhadap berat dari
standar dalam volume yang sama kedua zat mempunyai temperatur
yang sama atau temperatur yang telah diketahui. Air digunakan
untuk standar untuk zat cair dan padat, hydrogen atau udara untuk
gas. Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut
cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk
digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan mudah
dimurnikan.

Pada 4oC, kepadatan air adalah 1 g dalam satu centimeter kubik.


Karena USP menetapkan 1 ml dapat dianggap equivalent dengan 1
cc, dalam farmasi, berat 1 g air dianggap 1 ml. Bobot jenis adalah
konstanta/tetapan bahan tergantung pasa suhu untuk tubuh padat,
cair dan bentuk gas yang homogen. Didefenisikan sebagai hubungan
dari massa (m) suatu bahan terhadap volume (v).

1.3.3 Koefisien Gesek

Akibat adanya gesekan antara fluida dan dinding pipa selama


fluida mengalir, maka akan terjadi kehilangan energi. Koefisien
gesek (f) pada pipa licin berbeda beda untuk setiap jenis aliran,
yaitu :

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

 Aliran laminer, menurut Hagen-Poiseulle dan Darcy-Weisbach.

64
f= (1.2)
NR

 Aliran turbulen, menurut Blasius.

0,316
f= 0,25 (1.3)
NR

1.3.4 Debit Aliran

Untuk menghitung debit aliran (Q) dari data volume (V) air yang
mengalir selama selang waktu (t) tertentu, dinyatakan dalam
hubungan :

V
Q= (1.4)
t

Keterangan : Q = Debit Aliran (m3/s)


V = Volume air (m3)
t = Waktu (s)

hubungan antara debit (Q) dan kecepatan rata-rata (v) terhadap


ukuran penampang pipa (A)

Q Q 4Q
v= = = 2
Q=v . A atau A 1 (1.5)
πd πd
2
4

Keterangan : Q = Debit Alran (m3/s)


v = Kecepatan (m/s)
A = Luas Penampang (m2)
d = Diameter (m)

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

1.4 Prosedur Percobaan dan prosedur perhitungan

1.4.1 Prosedur percobaan

1. Mengukur suhu air dan alirkan air dengan debit tertentu pada alat
percobaan osborn reynolds
2. Mengalirkan tinta lewat jarum injektor dan atur bukaan keran air
sedikit kecil sehingga diperoleh jenis aliran yang ditandai dari
bentuk gerakan aliran tinta pada pipa kaca.
3. Mencatat jenis aliran yang terjadi
4. Menghitung debit air dengan cara mengukur volume air di dalam
gelas ukur pada selang waktu tertentu. Lakukan perhitungan debit
minimal 3x dan tentukan debit yang dapat mewakili
5. Mengulangi percobaan di atas untuk debit air yang berbeda
dengan selisih debit yang hampir sama dari jenis aliran laminer
sampai turbulen.
 Aliran laminer sebanyak 5 kali
 Aliran transisi sebanyak 3 kali
 Aliran turbulen sebanyak 7 kali

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

1.4.2 Prosedur Perhitungan

1. Menghitung waktu rata-rata

t 1+t 2+ t 3+…+t n
t rata−rata=
n
1. Menghitung kecepatan aliran
Q
v=
A
2. Menghitung debit aliran
V
Q=
t
3. Menghitung luas penampang
1 2
A= π d
4

4. Menentukan nilai koefisien kinematik dari suhu air yang


diperoleh dari tabel viskositas kenematik air
5. Menentukan nilai bilangan Reynolds
dv
N ℜ=
μ

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

6. Setelah mengetahui nilai NR dari semua jenis aliran, ditentukan


jenis aliran secara teoritis dengan syarat :
 Aliran laminer terjadi jika NR < 2100
 Aliran transisi jika 2100 < NR < 4000
 Aliran turbulen jika NR > 4000
7. Menentukan nilai koefisien gesek (f) untuk jenis aliran laminer :
f = 64/NR

8. Menentukan nilai koefisien gesek (f) untuk jenis aliran turbulen :


f = 0,316/NR0,25

1.5 Contoh Perhitungan

1.6 Tabel Hasil Perhitungan dan Grafik

1.6.1 Tabel Hasil Perhitungan Aliran Laminer

Jenis Aliran Jenis Aliran


No Jenis Aliran V (cm³) t (dtk) t rata-rata Q (cm³/dtk) A (cm²) v (cm/dtk) NR f
(Visual) (Teoritis)
10.42
1 Laminer 32 10.40 10.46 3.060 0.785 3.898 466.316 0.137 Laminer Laminer
10.55
10.27
2 Laminer 55 10.34 10.34 5.321 0.785 6.778 810.786 0.079 Laminer Laminer
10.40
10.20
3 Laminer 57 10.09 10.12 5.632 0.785 7.175 858.259 0.075 Laminer Laminer
10.07
10.14
4 Laminer 74 10.16 10.17 7.276 0.785 9.269 1108.753 0.058 Laminer Laminer
10.21
10.34
5
Geraldy
Laminer 86
Desandi
10.25
10.40
10.33
/
8.325
F 111
0.785
19 069
10.605 1268.593 0.050 Laminer Laminer
CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

1.6.2 Tabel Hasil Perhitungan Aliran Transisi

Jenis Aliran Jenis Aliran


No Jenis Aliran V (cm³) t (dtk) t rata-rata Q (cm³/dtk) A (cm²) v (cm/dtk) NR f
(Visual) (Teoritis)

10.32
1 Transisi 150 10.30 10.34 14.511 0.785 18.486 2211.235 0.039 Transisi Transisi
10.39
10.10
2 Transisi 173 10.25 10.14 17.056 0.785 21.727 2598.899 0.039 Transisi Transisi
10.08
10.37
3 Transisi 198 10.21 10.23 19.355 0.785 24.656 2949.264 0.039 Transisi Transisi
10.11

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

1.6.3 Tabel Hasil Perhitungan Aliran Turbulen

Jenis Aliran Jenis Aliran


No Jenis Aliran V (cm³) t (dtk) t rata-rata Q (cm³/dtk) A (cm²) v (cm/dtk) NR f
(Visual) (Teoritis)
10,39
1 Turbulen 295 10,21 10,31 28,604 0,785 36,438 4358,600 0,039 Turbulen Turbulen
10,34
10,36
2 Turbulen 415 10,25 10,28 40,370 0,785 51,426 6151,472 0,036 Turbulen Turbulen
10,23
10,04
3 Turbulen 435 10,04 10,11 43,041 0,785 54,829 6558,513 0,035 Turbulen Turbulen
10,24
10,12
4 Turbulen 505 10,14 10,16 49,705 0,785 63,318 7573,938 0,034 Turbulen Turbulen
10,22
10,35
5 Turbulen 575 10,30 10,29 55,861 0,785 71,161 8512,083 0,033 Turbulen Turbulen
10,23
10,05
6 Turbulen 635 10,03 10,10 62,892 0,785 80,117 9583,403 0,032 Turbulen Turbulen
10,21
10,45
7 Turbulen 685 10,10 10,32 66,397 0,785 84,583 10117,547 0,032 Turbulen Turbulen
10,40

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

1.6.4 Grafik

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

1.7 Analisis Grafik

Hubungan antara faktor gesekan (f ) dan bilangan Reynolds (NR)

1.7.1 Aliran Laminer

1. Grafik diperoleh dari dengan menghubungkan titik, yaitu 1, 2, 3, 4


dengan titik 5 diregresi.
2. Grafik yang terbentuk berdasarkan data hasil percobaan yang kami
dapatkan pada praktikum adalah kurva terbuka ke atas.
3. Semakin kecil faktor gesekan (f), maka semakin besar bilangan
Reynolds (NR). Keadaan ini berlaku untuk aliran laminer.
4. Hubungan antara faktor gesekan (f) dan bilangan Reynolds (NR)
berbanding terbalik.

1.7.2 Aliran Turbulen

1. Grafik diperoleh dari dengan menghubungkan titik, yaitu 1, 2, 4, 5 ,6


dengan titik 3, 7 diregresi
2. Berdasarkan data hasil percobaan yang kami dapatkan pada
praktikum, grafik aliran turbulen yang terbentuk adalah grafik linear
3. Semakin kecil faktor gesekan (f), maka semakin besar bilangan
Reynolds (NR).
4. Hubungan antara faktor gesekan (f) dan bilangan Reynolds (NR)
berbanding terbalik.

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

1.8 Kesimpulan Dan Saran

1.8.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan terhadap pengamatan sifat aliran fluida seara


visualisasi berdasarkan pola gerak zat warna tinta dalam aliran,
diklasifikasikan dalam tiga jenis aliran, yaitu:

1. Aliran laminer, dengan pola aliran yang bergerak menurut lintasan


tertentu yang lurus dan teratur
2. Aliran turbulen, dengan pola aliran acak atau bergerak menurut
lintasan yang tidak tertentu.
3. Aliran transisi, dengan pola aliran menunjukkan sifat aliran Laminer
dan sifat aliran turbulen atau peralihan dari laminer ke turbulen

Dari hasil percobaan Osborne Reynolds ini dapat di peroleh pembuktian


batas batas bilangan Reynolds sebagai identifikasi jenis aliran secara
teoritis yaitu :

1. Aliran bersifat laminer bila NR < 2000. Terbukti dari hasil percobaan
yang kami lakukan, diperoleh nilai NR berada pada interval 466.316
– 1268.593
2. Aliran bersifat transisi bila 2000 < N R < 4000. Terbukti dari hasil
percobaan yang dilakukan diperoleh nilai NR berada pada interval
2221.235 – 2949.264
3. Aliran bersifat turbulen bila NR > 4000. Terbukti dari hasil
percobaan yang dilakukan diperoleh nilai NR berada pada interval
4358.600 - 10117.547

Dari hasil percobaan Osborne Reynolds diperoleh nilai koefisien gesek


(f) yaitu:

1. Untuk aliran laminer berada pada interval 0.137 - 0.050.


2. Untuk aliran transisi bernilai konstan yaitu 0.039
3. Untuk aliran turbulen berada pada interval 0.039 - 0.032.

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

1.8.2 Saran

1. Dalam melakukan percobaan, pengaturan debit sebaiknya


dilakukan dengan teliti, sehingga pengamatan secara visual dapat
dibedakan antara aliran laminer, turbulen dan transisi.
2. Pengaturan sebanyak tinta yang keluar sebaiknya diperhatikan
sehingga gambar visual yang dihasilkan sesuai dengan jenis aliran
yang diinginkan
3. Saat mengukur data lakukan secara teliti agar saat mengolah data
yang telah didapatkan dari hasil praktikum sesuai dengan dasar
teori yang ada.
4. Dalam melakukan pembacaan data hasil observasi atau pengukuran
usahakan dilakukan lebih dari satu orang agar mengurangi
kesalahan yang dilakukan oleh pengamat sebelumnya.

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nyalah sehingga laporan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini merupakan hasil praktikum yang telah dilaksanakan di Laboratorium
Hidrolika Fakultas Teknik Universitas Tadulako yang disusun secara lengkap dalam
bentuk laporan “MEKANIKA FLUIDA”.
Adapun laporan ini diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir semester
pada mata kuliah mekanika fluida, Jurusan Teknik Sipil S1 Universitas Tadulako, Palu.
Optimalisasi dan aplikasi dari pengetahuan selama belajar menyusun laporan ini
merupakan tujuan utama dari praktikum ini.

Laporan ini terdiri dari 7 percobaan, yaitu:


1) Percobaan Osborne Reynolds
2) Percobaan Gaya Hidrostatik
3) Percobaan Gaya Apung
4) Percobaan Jet Impact
5) Percobaan Aliran Lewat Lubang
6) Percobaan Pelimpah Ambang Segitiga
7) Percobaan Pelimpah Ambang Segiempat

Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan
asisten yang telah membantu selama penyusunan laporan ini. Serta kepada teman-teman
yang telah memberikan dukungan moril sampai saat laporan ini terselesaikan.
Dari segala keterbatasan penyusunan laporan ini kiranya dapat dimaklumi
sebagai suatu proses pembelajaran ke tahap yang lebih baik, karena disadari sepenuhnya
bahwa laporan ini masih kurang dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk memperbaiki laporan ini kedepannya.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dalam
pengetahuan kualitas intelektual dalam pemahaman Ilmu Teknik Sipil.

Palu, Juni 2019


Penyusun

Geraldy Desandi

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………..………. ( )


KATA PENGANTAR ………………………………………………………...……........ ( )
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. ( )
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………….. ( )
DAFTAR GRAFIK ……………………………………………………………………….. ( )
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………….. ( )
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………….. ( )
BAB I OSBORNE REYNOLD’S …………………...……………………………….. ( )
1.1 Tujuan percobaan ………………………………………………...………. ( )
1.2 Alat-alat percobaan dan gambar alat percobaan ...……........ ………….. ( )
1.2.1 Alat-alat percobaan ………………………………………...……….. ( )
1.2.2 Gambar alat percobaan ……………………………………..………. ( )
1.3 Teori dasar…………..…………..…………..…………..…………..……… ( )
1.3.1 Debit aliran…………………………………………………………... ( )
1.3.2 Bilangan Reynolds…………………………………………………... ( )
1.3.6 Koefisien gesek…………………………………...……………….... ( )
1.4 Prosedur percobaan dan prosedur perhitungan …………..…………..…… ( )
1.4.1 Prosedur percobaan ………………………………………...………. ( )
1.4.2 Prosedur perhitungan ……………………………………………...... ( )
1.5 Contoh perhitungan ………………………………………………....…..... ( )
1.6 Tabel hasil perhitungan dan grafik ………………………………....…..... ( )
1.6.1 Tabel hasil perhitungan ..…………………………………………… ( )
1.6.2 Grafik hubungan antara F dan NR ………………………...………..… ( )
1.7 Analisa grafik …………..…………..…………..…………..…………..… ( )
1.8.1 Aliran Laminer…………………………………….....……………… ( )
1.8.2 Aliran Turbulen ………………………………………………………
1.8 Kesimpulan dan Saran …………..…………..…………..…………..…… ( )
1.8.1 Kesimpulan………………………………………………..………… ( )
1.8.2 Saran ……………………………………………………………...… ( )

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

BAB II GAYA HIDROSTATIK …………..…………..…………..…………..……… ( )


2.1 Tujuan percobaan ………………………………………………………… ( )
2.2 Alat percobaan beserta Grafik dan Fungsinya …………..…………..….. ( )
2.2.1 Sketsa alat percobaan …………………………………………………. ( )
2.3 Teori dasar …………..…………..…………..…………..…………..…… ( )
2.3.1 Tekanan hidrostatik pada bidang vertical terbenam sebagian ……... ( )
2.3.2 Tekanan hidrostatik pada bidang vertical yang terbenan seluruhnya. … ( )
2.4 Prosedur percobaan dan prosedur perhitungan …………..…………..…… ( )
2.4.1 Prosedur percobaan …………………………………………………. ( )
2.4.2 Prosedur perhitungan ……………………………………………….. ( )
2.5 Contoh perhitungan ………………………………………………………. ( )
2.5.1 Terbenam Sebagian ……. . ………………………………………… ( )
2.5.1 Terbenam Seluruhnya. ……………………………………………… ( )
2.6 Tabel hasil perhitungan..………………………………………………….. ( )
2.7 Analisa grafik …………..…………..…………..…………..………….. ( )
2.7.1Kondisi terbenam sebagian..………………………………………... ( )
2.7.2 Kondisi terbenam seluruhnya..……………………………………... ( )
2.8 Kesimpulan dan Saran …………..…………..…………..…………..…… ( )
2.8.1 Kesimpulan………………………………………………………….. ( )
2.8.2 Saran ………………………………………………………………… ( )

BAB III GAYA APUNG …………..…………..…………..…………..…………..…… ( )


3.1 Tujuan percobaan ………………………………………………………… ( )
3.2 Alat-alat percobaan dan gambar alat percobaan …………..…………..…… ( )
3.2.1 Alat-alat percobaan …………………………………………………. ( )
3.2.2 Gambar alat percobaan ……………………………………………… ( )
3.3 Teori dasar ………………………………………………………………... ( )
3.3.1 Gaya apung pada beban terbenam sebagian ………………………... ( )
3.3.2Gaya apung pada beban terbenam seluruhnya ……………………... ( )
3.4 Prosedur percobaan dan prosedur perhitungan …………..…………..… ( )
3.4.1 Prosedur percobaan …………………………………………………. ( )
3.4.2 Prosedur perhitungan ……………………………………………….. ( )
3.5 Contoh perhitungan ………………………………………………………. ( )
3.6 Tabel hasil perhitungan..………………………………………………….. ( )

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

3.7 Analisa tabel. ……………………………………………………………... ( )


3.8 Kesimpulan dan Saran …………..…………..…………..…………..…… ( )
3.8.1 Kesimpulan………………………………………………………….. ( )
3.8.2 Saran ………………………………………………………………… ( )

BAB IV ALIRAN LEWAT LUBANG …………..…………..…………..…………..… ( )


4.1 Tujuan percobaan ………………………………………………………… ( )
4.2 Alat-alat percobaan dan gambar alat percobaan …………..………….. ( )
4.2.1 Alat-alat percobaan …………………………………………………. ( )
4.2.2 Gambar alat percobaan ……………………………………………… ( )
4.3 Teori dasar ………………………………………………………………... ( )
4.4 Prosedur percobaan dan prosedur perhitungan …………..…………..…… ( )
4.4.1 Prosedur percobaan …………………………………………………. ( )
4.4.2 Prosedur perhitungan ……………………………………………….. ( )
4.5 Contoh perhitungan ………………………………………………………. ( )
4.6 Tabel hasil perhitungan ………………………………………………….. ( )
4.7 Analisa tabel …………….……………………………………………….. ( )
4.8 Kesimpulan dan Saran …………..…………..…………..…………..…… ( )
4.8.1 Kesimpulan………………………………………………………….. ( )
4.8.2 Saran ………………………………………………………………… ( )

BAB V JET IMPACT …………..…………..…………..…………..…………..……… ( )


5.1 Tujuan percobaan ……………………………………………………….. ( )
5.2 Alat-alat percobaan dan gambar alat percobaan …………..…………..… ( )
5.2.1 Alat-alat percobaan ………………………………………………... ( )
5.2.2 Gambar alat percobaan …………………………………………….. ( )
5.3 Teori dasar ………………………………………………………………. ( )
5.4 Prosedur percobaan dan prosedur perhitungan …………..…………..… ( )
5.4.1 Prosedur percobaan ………………………………………………... ( )
5.4.2 Prosedur perhitungan ……………………………………………… ( )
5.5 Contoh perhitungan ……………………………………………………... ( )
5.6 Tabel hasil perhitungan dan Grafik ……………………………………… ( )
5.6.1 Tabel hasil perhitungan …………………………………………... ( )
5.7 Analisa grafik …………..…………..…………..…………..………….. ( )

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

5.7.1 Piringan 00 ………………………………………………………... ( )


5.7.2 Piringan 600 ………………………………………………………... ( )
5.7.3 Piringan 900 ………………………………………….……………... ( )
5.8 Kesimpulan dan Saran …………..…………..…………..…………..…… ( )
5.8.1 Kesimpulan………………………………………………………… ( )
5.8.2 Saran ……………………………………………………………….. ( )

BAB VI PELIMPAH AMBANG SEGIEMPAT …………..…………..…………..…… ( )


6.1 Tujuan percobaan ……………………………………………………….. ( )
6.2 Alat-alat percobaan dan gambar alat percobaan …………..…………..… ( )
6.2.1 Alat-alat percobaan ………………………………………………... ( )
6.2.2 Gambar alat percobaan …………………………………………….. ( )
6.3 Teori dasar ………………………………………………………………. ( )
6.4 Prosedur percobaan dan prosedur perhitungan …………..…………..… ( )
6.4.1 Prosedur percobaan ………………………………………………... ( )
6.4.2 Prosedur perhitungan ……………………………………………… ( )
6.5 Contoh perhitungan ……………………………………………………... ( )
6.6 Tabel dan Grafik ………………………………………………………… ( )
6.6.1 Tabel ……………………………………………………………….. ( )
6.6.2 Grafik ……………………………………………………………… ( )
6.7 Analisa grafik …………………………………………………………… ( )
6.7.1 Hubungan antara Q dan Cd ……………………………………… ( )
6.7.2 Hubungan antara H 5/2 dan Q ……………………………………… ( )
6.8 Kesimpulan dan Saran …………..…………..…………..…………..…… ( )
6.8.1 Kesimpulan………………………………………………………… ( )
6.8.2 Saran ……………………………………………………………….. ( )

BAB VII PELIMPAH AMBANG SEGITIGA …………..…………..…………..…… ( )


7.1 Tujuan percobaan ……………………………………………………….. ( )
7.2 Alat-alat percobaan dan gambar alat percobaan …………..…………..… ( )
7.2.1 Alat-alat percobaan ………………………………………………... ( )
7.2.2 Gambar alat percobaan …………………………………………….. ( )
7.3 Teori dasar ………………………………………………………………. ( )
7.4 Prosedur percobaan dan prosedur perhitungan …………..…………..… ( )

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

7.4.1 Prosedur percobaan ………………………………………………... ( )


7.4.2 Prosedur perhitungan ……………………………………………… ( )
7.5 Contoh perhitungan ……………………………………………………... ( )
7.6 Tabel dan Grafik ………………………………………………………… ( )
7.6.1 Tabel ……………………………………………………………….. ( )
7.6.2 Grafik ……………………………………………………………… ( )
7.7 Analisa grafik …………………………………………………………… ( )
7.7.1 Hubungan antara Q dan Cd ……………………………………… ( )
7.7.2 Hubungan antara H 3/2 dan Q ……………………………………… ( )
7.8 Kesimpulan dan Saran …………..…………..…………..…………..…… ( )
7.8.1 Kesimpulan………………………………………………………….. ( )
7.8.2 Saran …………………………………………………………………... ( )

Geraldy Desandi / F 111 19 069

Anda mungkin juga menyukai