Anda di halaman 1dari 28

Analisis Hidrologi untuk

Perencanaan Saluran Drainase


1. Metode Rasional
berfungsi untuk menghitung debit
banjir rancangan, yang berupa debit
puncak banjir (Qp), jadi termasuk
banjir rancangan non hidrograf
Untuk kawasan pemukiman cukup
akurat bila luasnya kurang dari 500
Ha
Perhitungan Debit Hidrologi Saluran

Rumus Rasional  Q = 0,278 C I A (m³/detik)

Koefisien Pengaliran C dipengaruhi banyak faktor :


o Intersepsi
o Infiltrasi
o Retensi dan depresi permukaan

Suatu lahan dapat terdiri dari beberapa macam penutup


permukaan, misalnya rumah-rumah, jalan, taman, pertokoan
dll,
Q p
= 0,278 C.I.A (satuan A dalam km2)
Q p
= 0,00278 C.I.A (satuan A dalam Ha)

Adapun,
Q = kapasitas pengaliran (m3/ detik ).
C = Koefisien Pengaliran
i = Intensitas hujan (mm/jam)
A =Luas daerah pengaliran (Ha atau km2 )

* 0,00278 adalah faktor konversi agar satuan jadi m3/det.


Hujan selama 1 jam dengan intensitas 1 mm/jam di daerah
seluas 1 km2, maka debit banjirnya 0,278 m3/dtk, dan akan
melimpas merata selama 1 jam.
Analisis satuan, bila I dalam mm/jam

Qp = C.I.A
bila A dalam satuan Ha
(m3/det) = (mm/jam)* (Ha)
= (0,001 m/ 3.600 det) * (10.000 m2)
k = 0,00278 (m3/det)

Bila A dalam Km2


=(0,001 m/ 3.600 det) (1.000.000 m2)
k = 0,278 (m3/det)
Koefisien C : mencakup semua cara kehilangan air
C rata-rata dapat dihitung sebagai berikut :
CATATAN!!
•C gabungan atau Crata2 dihitung terhadap
suatu titik yang dilalui aliran.

• Contoh Cgab di titik P mencakup


lahan A, B, C.

• Lahan E di luar system  harga C


tidak digabungkan.
2. Pemilihan Rumus Data Hujan

adalah tinggi hujan dibagi lamanya hujan


dalam satuan mm/jam atau l/det/ha.
• Merupakan faktor penentu debit banjir.
• Hasil analisis intensitas hujan umumnya
berupa lengkung intensitas.
• Lengkung hubungan intensitas hujan durasi
Intensitas Hujan (I)
Rumus tergantung pada macam data hujan yang ada

Data Hujan Harian R24 Data Hujan Menitan


(jumlah hujan dalam 1 hari / 24 jam): (dari alat ukur otomatis):

2/3 Talbot :
Mononobe :
Sherman :
tc = waktu konsentrasi
Ishiguro :
JAM
I = intensitas hujan (mm/jam)
t  tc dalam a b = konstanta
tc = waktu konsentrasi
I = intensitas hujan (mm/jam)
t  tc dalam MENIT
R24 = tinggi hujan (mm)
Contoh: Kurve Intensitas Hujan Jakarta
Sumber: Hindarko (2000)
Waktu konsentrasi (tc) » waktu yang diperlukan oleh air
hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai
tempat keluaran DAS atau ke suatu titik yang ditinjau (inlet),
sehingga td = tc, dengan pengertian pada saat itu seluruh
daerah aliran memberikan kontribusi aliran di titik tersebut »
pada saat itu debit adalah maksimum.

RUMUS!!
Rumus Kirpich SCS Lag Formula

Tc = waktu konsentrasi (min) CN = curve number


L = panjang aliran maksimum (m) L = panjang DAS (ft)
S = kemiringan DAS S = kemiringan DAS
Waktu konsentrasi tc dapat juga dihitung dengan
membedakannya menjadi dua komponen yaitu :

tc = to + tf

to = waktu yang dibutuhkan untuk mengalir di permukaan


untuk mencapai saluran terdekat/inlet (overland flow
time, inlet time)
tf =waktu yang diperlukan untuk mengalir di sepanjang saluran
tc = t o + t f (menit)

Daerah pengaliran:
A : titik terjauh tempat curah hujan
B : titik tinjau mengalir, menuju ke
to : inlet time titik tinjau tertentu.
tf : conduit time
A

tf
Menentukan harga to
• Menggunakan rumus Kerby (untuk penutup homogen):

 l < 400 m

l = jarak dari titik terjauh ke inlet (m)


nd = koefisien setara koefisien kekasaran
S = kemiringan medan

• Menghitung to untuk aliran yang melalui luasan-luasan yang


berbeda penutup permukaannya :
to di hilir = to lahan hulu + to lahan hilir  aliran searah
Bila tidak searah jangan dijumlah
Menentukan harga tf
Harga tf = waktu untuk mengalir di saluran

L = panjang saluran
V = kecepatan aliran di saluran
Menentukan harga tc

INGAT : Pilih tc maks untuk titik kontrol


INGAT = Aliran searah!!

Dari lahan A1  t01


Dari lahan A2  t02

Masuk saluran t0 = t01 + t02  tc = t0 + tf


INGAT = Aliran TIDAK searah!!

Dari lahan kiri : tokiri = to2 + to3


tc = tokiri + tf1-2
Dari lahan kanan : tokanan = tc = to1
Misalnya tokiri > tokanan , maka tc = tokiri + tf1-2  tc = t0 + tf
Aliran dalam pipa
Di titik 0 : tc0 = toA1 = tc0max
Di titik 1 : tc1 = tc0max + tf 0-1
tc1 = toA2
 
Pilih yang terbesar → tc1max
 
Di titik 2 : tc2 = toA3
tc2 = tc1max + tf1-2
 
Pilih yang terbesar → tc2max
 
Di titik 3 : tc3 = tc2 max + tf2-3
3. Hidrograf Rasional
Untuk tc = td Untuk tc < td

Luas bidang segitiga = volume aliran Luas bidang trapesium = volume aliran
= tc  Qp ½ Qp (td-tc+tb)
Besarnya volume dapat di estimasikan sebagai tinggi hujan
(R) yang jatuh di atas area luas (A) yang memiliki koefisien
pengaliran (C), sehingga rumus volume dapat dituliskan
sebagai berikut:
Volume = C  R  A
Qp  td = C  R  A atau

td = C  R  A / Qp

Catatan = pada perencanaan kolam tampungan, besarnya


nilai td berpengaruh pada volume limpasan hujan, sehingga
berpengaruh pula pada volume tampungan
Catatan menghitung debit !!!

• tc di titik kontrol / outlet dipilih


yang terpanjang
• C dititik kontrol = C gabungan dari
lahan-lahan hulu yang ada di titik
tsb
• A total dari lahan-lahan di hulu di
titik tsb
Langkah menghitung Q

Peta Tataguna Jenis Data


(topografi) Tanah
daerah lahan hujan

Luas Koef Intensitas hujan dengan


Pengaliran kala ulang tertentu
daerah dan Retensi I
A C dan Cs

Debit rancangan
Q = 0,278 . C . I . A
Catatan : debit di titik outlet dihitung berdasar tc
terpanjang !!!

Anda mungkin juga menyukai