Hujan Efektif
Selama hujan turun, sebagian dari hujan akan meresap ke dalam
tanah dan sebagian lagi akan mengalir ke permukaan. Besarnya
kehilangan hujan dan distribusinya sukar untuk diperkirakan dengan
teliti, sebagai pendekatan digunakan Metode Horton atau persamaan
Horton.
fp = fc + ( fo-fc) e –kt
Keterangan :
fo = kapasitas infiltrasi permulaan yang tergantung dari hujan
sebelumnya, dapat diperkirakan 50 – 80% dari curah hujan
total
fc = harga akhir dari infiltrasi
fp = kapasitas infiltrasi pada waktu t ( mm )
k = konstanta yang tergantung tekstur tanah
t = waktu sejak hujan mulai
Di DAS Cimanuk tidak tersedia data debit pengamatan, oleh karena itu berdasarkan
SNI 2415:2016 : Tata cara perhitungan debit banjir rencana, maka perhitungan debit
banjir rencana dapat menggunakan Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) yang telah banyak
dipergunakan di berbagai instansi di Indonesia.
a. Parameter Rancangan
Guna mendukung analisis banjir maksimum dari data hujan maksimum, berikut
ini disajikan rangkuman parameter rancangan berdasarkan data DAS Cimanuk
dan data curah hujan hasil analisa sebelumnya.
Hujan rencana
R 2 th = 219,36 mm R 25 th = 219,36 mm
R 5 th = 219,36 mm R 50 th = 219,36 mm
R 10 th = 219,36 mm R 100 th = 219,36 mm
Daerah Aliran Sungai (DAS)
C * A*Ro
Qp 3.6 *(0.3*Tp T 0.3)
dengan :
Qp = debit
puncak banjir (m3 /dt)
Ro = hujan
satuan (mm)
Tp = tenggang waktu dari permulaan hujan
sampai puncak banjir (jam)
T0.3 = waktu yang diperlukan oleh
penurunan debit, dari debit puncak sampai
menjadi 30% dari debit puncak
Tp = Tg + 0.8 Tr
Tg = 0.21 x L 0.7 L < 15 km
Tg = 0.4 + 0.058 x L L > 15 km
T0.3 = Tg
dengan :
L = panjang alur sungai (km)
Tg = waktu konsentrasi (jam)
Tr = satuan waktu hujan , 0,5 Tg sampai Tg
= untuk daerah pengaliran biasa diambil nilai 2
Untuk bagian naik lambat dan bagian turun cepat = 1,5
Untuk bagian naik cepat dan bagian turun lambat = 3