Anda di halaman 1dari 11

TKS - 4432

MAKUL

ASPEK HUKUM KONSTRUKSI DAN ETIKA PROFESI (PL)

MUHAMMAD RIFWANDY
NIM . D1012171011

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
SEMESTER GENAP
2021
TOPIK BAHASAN
Berikut topik yang akan dibahas pada Bab ini , yaitu:

INDUSTRI KONSTRUKSI PENYUSUNAN KONTRAK

HUKUM BANGUNAN / ASPEK HUKUM SYARAT - SYARAT UMUM KONTRAK

SISTEM ADMINISTRASI PASAL PENTING DALAM KONTRAK

KONTRAK KERJA INDUSTRI 3 CONTRAINS DALAM KONTRAK


INDUSTRI KONSTRUKSI
1
1.1 INDUSTRI KONSTRUKSI
Industri konstruksi merupakan salah satu industri yang memiliki perkembangan pesat dibandingkan industri lain.
Industri jasa konstruksi memiliki cakupan keseluruhan pihak dalam proses konstruksi meliputi, tenaga kerja,
pelaksana dan para measok.
Tugas jasa konstruksi sendiri sangat luas, yaitu meliputi, penyusunan perencanaan teknis, pelaksana hingga
pengawasan dan pemeliharaan.
Selain itu, jasa ini juga memiliki peran penting dari segi potensi keperluan kerja, lapangan kerja pendapatan bagi
masyarakat dan lain sebagainya.

1.2 JENIS INDUSTRI KONSTRUKSI

Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun Pihak-pihak tersebut meliputi, konsultan, kontraktor, plant
1999 mengenai jasa konstruksi. Maka industri jasa konstruksi supplier, material supplier, tenaga kerja, asuransi, perbankan
terdiri atas 3 jenis. Macam industri konstruksi tersebut dan transport supplier. Industri konstruksi dapat dibagi
meliputi menjadi perusahaan besar maupun kecil.
 Iindustri konstruksi perencana konstruksi, Hal tersebut dikarenakan sektor industri memiliki perbedaan
 Pelaksana dan pengawas. dibandingkan industri lainnya.

 Industri di bidang konstruksi secara umum terdiri atas Secara umum, proyek konstruksi dibagi menjadi 3 jenis.
pelaksana kegiatan yang ada di lapangan dengan pihak Diantaranya meliputi, konstruksi teknik, konstruksi
stakeholder. industri dan konstruksi gedung.
ASPEK HUKUM BANGUNAN KONSTRUKSI
2
2.1 ASPEK HUKUM KONSTRUKSI

Dalam suatu perancangan suatu proyek konstruksi tentunya akan ada aturan – aturan yang berlaku dan juga hukum yang menjadi landasan setiap
pemilik jasa konstruksi untuk melakukan pekerjaannya. Adapun hal ini dilakukan untuk mengatur dan membuat tatanan pembangunan suatu wilayah
menjadi terkontrol dan tertata dengan baik.
Pada aspek hukum konstruksi, akan dijelaskan hukum dasar dari suatu bangunan konstruksi dapat dilaksanakan, yaitu :

HUKUM TANAH HUKUM BANGUNAN


Keseluruhan peraturan-peraturan hukum, baik yang tertulis maupun tidak tertulis Ilmu yang mempelajari kseluruhan peraturan yang menyangkut pembangunan
yang mengatur hak-hak penguasaan atas tanah yang merupakan lembaga-lembaga suatu bangunan, dimana ruang lingkupnya meliputi seluruh proses kegiatan
hukum yang hubungan-hubungan hukum yang konkret pembangunan suatu bangunan tersebut.
Hukum pertanahan merupakan hukum yang berkaitan dengan : Persyaratan administratif bangunan konstruksi yaitu:
 Kepemilikan tanah  persyaratan status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari
pemegang hak atas tanah
 Penggunaan / pemakaian tanah
 status kepemilikan bangunan gedung
 Bangunan yang berada diatas tanah
 izin mendirikan bangunan gedung

UU Pokok Agraria TEAM WORK YANG HARUS BEKERJA SECARA UU No. 28 Tahun 2002
SERASI DAN PROFESIONAL, YAITU:
Keputusan Menteri tentang Bangunan Gedung
 PIMPINAN PROYEK
Keputusan Presiden No. 34/2003  KONSULTAN
Peraturan Menteri Agraria/ Kepala BPN  KONTRAKTOR
3.1
SISTEM ADMINISTRASI
DALAM KONSTRUKSI 3
FENOMENA SUNGAI

OWNER
MATERI / POKOK – POKOK BAHASAN
1. ADMINISTRASI PRA PELAKSANAAN
 Organisasi
 Design KONSULTAN KONSULTAN
 Tender PERENCANA PENGAWAS
 Kontrak
2. ADMINISTRASI PELAKSANAAN
 Administrasi Kantor KONTRAKTOR
 Administrasi Lapangan
3. ADMINISTRASI PASCA PELAKSANAAN
 Administrasi Kantor
 Administrasi Lapangan
KONSEP EKO –
HIDROULIKA SUNGAI 4
4.1 PENGERTIAN EKO
HIDROULIKA SUNGAI
Konsep ekohidrolika merupakan konsep pembangunan sungai integratif yang berwawasan lingkungan.
Dalam konsep ini, sungai didefinisikan sebagai suatu sistem keairan terbuka yang padanya terjadi interaksi
antara faktor biotis dan abiotis yaitu flora dan fauna disatu sisi dan hidraulika air dan sedimen disisi yang lain,
serta seluruh aktivitas manusia yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan sungai. Agar kegiatan
penguatan tebing secara ekohidrolika dapat dilaksanakan dengan baik dan benar maka diperlukan adanya
pedoman penguatan tebing sungai secara ekohidrolika sebagai acuan pelaksanaan kegiatan di lapangan.

Penguatan tebing sungai secara ekohidrolika adalah penguatan tebing sungai dengan model sipil
teknis yang berwawasan lingkungan, dengan tujuan mencegah erosi (longsor) tebing sungai, meredam kecepatan
aliran di tepi sungai, meningkatkan peresapan air di sempadan saat debit air tinggi, mengurangi sedimentasi
sungai dan banjir ke wilayah hilir, dan menjaga habitat aneka jenis biota sungai, serta meningkatkan estetika
sempadan sungai.

Kekasaran dasar tebing, alur dan palung sungai dapat ditetapkan berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan hasil pengukuran, keadaan material dasar sungai, penyelidikan hidraulik  khusus atau dengan
menggunakan referensi yang sudah ada. Data hidraulik yang dikaitkan dengan perubahan morfologi sungai,
meliputi parameter geometri, aliran dan angkutan sediment dalam dimensi ruang dan waktu antara lain: debit,
tinggi air, kecepatan aliran, kekasaran, tekanan, gayaseret, arah aliran dan jenis aliran yang berkaitan dengan
keadaan geometri sungai (profil basah, keliling basah, dan jari-jari hidraulik). Besaran parameter ini diperoleh
berdasarkan hasil pengamatan, perhitungan dan pengukuran hidraulik.
INDUSTRI KONSTRUKSI
1
1.1 INDUSTRI KONSTRUKSI
Industri konstruksi merupakan salah satu industri yang memiliki perkembangan pesat dibandingkan industri lain.
Industri jasa konstruksi memiliki cakupan keseluruhan pihak dalam proses konstruksi meliputi, tenaga kerja,
pelaksana dan para measok.
Tugas jasa konstruksi sendiri sangat luas, yaitu meliputi, penyusunan perencanaan teknis, pelaksana hingga
pengawasan dan pemeliharaan.
Selain itu, jasa ini juga memiliki peran penting dari segi potensi keperluan kerja, lapangan kerja pendapatan bagi
masyarakat dan lain sebagainya.

1.2 JENIS INDUSTRI KONSTRUKSI

Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun Pihak-pihak tersebut meliputi, konsultan, kontraktor, plant
1999 mengenai jasa konstruksi. Maka industri jasa konstruksi supplier, material supplier, tenaga kerja, asuransi, perbankan
terdiri atas 3 jenis. Macam industri konstruksi tersebut dan transport supplier. Industri konstruksi dapat dibagi
meliputi menjadi perusahaan besar maupun kecil.
 Iindustri konstruksi perencana konstruksi, Hal tersebut dikarenakan sektor industri memiliki perbedaan
 Pelaksana dan pengawas. dibandingkan industri lainnya.

 Industri di bidang konstruksi secara umum terdiri atas Secara umum, proyek konstruksi dibagi menjadi 3 jenis.
pelaksana kegiatan yang ada di lapangan dengan pihak Diantaranya meliputi, konstruksi teknik, konstruksi
stakeholder. industri dan konstruksi gedung.
ASPEK HUKUM BANGUNAN KONSTRUKSI
2
2.1 ASPEK HUKUM KONSTRUKSI

Dalam suatu perancangan suatu proyek konstruksi tentunya akan ada aturan – aturan yang berlaku dan juga hukum yang menjadi landasan setiap
pemilik jasa konstruksi untuk melakukan pekerjaannya. Adapun hal ini dilakukan untuk mengatur dan membuat tatanan pembangunan suatu wilayah
menjadi terkontrol dan tertata dengan baik.
Pada aspek hukum konstruksi, akan dijelaskan hukum dasar dari suatu bangunan konstruksi dapat dilaksanakan, yaitu :

HUKUM TANAH HUKUM BANGUNAN


Keseluruhan peraturan-peraturan hukum, baik yang tertulis maupun tidak tertulis Ilmu yang mempelajari kseluruhan peraturan yang menyangkut pembangunan
yang mengatur hak-hak penguasaan atas tanah yang merupakan lembaga-lembaga suatu bangunan, dimana ruang lingkupnya meliputi seluruh proses kegiatan
hukum yang hubungan-hubungan hukum yang konkret pembangunan suatu bangunan tersebut.
Hukum pertanahan merupakan hukum yang berkaitan dengan : Persyaratan administratif bangunan konstruksi yaitu:
 Kepemilikan tanah  persyaratan status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari
pemegang hak atas tanah
 Penggunaan / pemakaian tanah
 status kepemilikan bangunan gedung
 Bangunan yang berada diatas tanah
 izin mendirikan bangunan gedung

UU Pokok Agraria TEAM WORK YANG HARUS BEKERJA SECARA UU No. 28 Tahun 2002
SERASI DAN PROFESIONAL, YAITU:
Keputusan Menteri tentang Bangunan Gedung
 PIMPINAN PROYEK
Keputusan Presiden No. 34/2003  KONSULTAN
Peraturan Menteri Agraria/ Kepala BPN  KONTRAKTOR
3.1
SISTEM ADMINISTRASI
DALAM KONSTRUKSI 3
FENOMENA SUNGAI

MATERI / POKOK – POKOK BAHASAN


1. ADMINISTRASI PRA PELAKSANAAN
 Organisasi
 Design
 Tender
 Kontrak
2. ADMINISTRASI PELAKSANAAN
 Administrasi Kantor
 Administrasi Lapangan
3. ADMINISTRASI PASCA PELAKSANAAN
 Administrasi Kantor
 Administrasi Lapangan
KONSEP EKO –
HIDROULIKA SUNGAI 4
4.1 PENGERTIAN EKO
HIDROULIKA SUNGAI
Konsep ekohidrolika merupakan konsep pembangunan sungai integratif yang berwawasan lingkungan.
Dalam konsep ini, sungai didefinisikan sebagai suatu sistem keairan terbuka yang padanya terjadi interaksi
antara faktor biotis dan abiotis yaitu flora dan fauna disatu sisi dan hidraulika air dan sedimen disisi yang lain,
serta seluruh aktivitas manusia yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan sungai. Agar kegiatan
penguatan tebing secara ekohidrolika dapat dilaksanakan dengan baik dan benar maka diperlukan adanya
pedoman penguatan tebing sungai secara ekohidrolika sebagai acuan pelaksanaan kegiatan di lapangan.

Penguatan tebing sungai secara ekohidrolika adalah penguatan tebing sungai dengan model sipil
teknis yang berwawasan lingkungan, dengan tujuan mencegah erosi (longsor) tebing sungai, meredam kecepatan
aliran di tepi sungai, meningkatkan peresapan air di sempadan saat debit air tinggi, mengurangi sedimentasi
sungai dan banjir ke wilayah hilir, dan menjaga habitat aneka jenis biota sungai, serta meningkatkan estetika
sempadan sungai.

Kekasaran dasar tebing, alur dan palung sungai dapat ditetapkan berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan hasil pengukuran, keadaan material dasar sungai, penyelidikan hidraulik  khusus atau dengan
menggunakan referensi yang sudah ada. Data hidraulik yang dikaitkan dengan perubahan morfologi sungai,
meliputi parameter geometri, aliran dan angkutan sediment dalam dimensi ruang dan waktu antara lain: debit,
tinggi air, kecepatan aliran, kekasaran, tekanan, gayaseret, arah aliran dan jenis aliran yang berkaitan dengan
keadaan geometri sungai (profil basah, keliling basah, dan jari-jari hidraulik). Besaran parameter ini diperoleh
berdasarkan hasil pengamatan, perhitungan dan pengukuran hidraulik.
TKS - 4422
MATERI 1

THANK YOU!

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
SEMESTER GENAP
2021

Anda mungkin juga menyukai