Anda di halaman 1dari 25

PLTMH

Pengertian PLTMH
Pembangkit listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH),
atau yang dimaksud dengan Mikrohidro adalah
suatu pembangkit listrik skala kecil yang
menggunakan tenaga aliran air sebagai tenaga
penggeraknya dengan kapasitas energi yang yang di
hasilkan ialah sebesar 5 – 100 kW. PLTMH sendiri
memanfaatkan tinggi air terjunan ( head ) dan
jumlah debit air untuk menghasilkan energi listrik.
KELEBIHAN PLTMH
Potensi energi air yang sangat melimpah
Mampu beroperasi hingga lebih dari 15 tahun
Teknologi ramah lingkungan
Merupakan energi terbarukan
Biaya investasi sangat ekonomis
KEKURANGAN PLTMH

Kapasitas listrik yang dihasilkan bergantung pada


debit aliran dan ketinggian air , sehingga pada saat
musim kemarau debit air akan menurun , secara
otomatis kapasitas pembangkitan juga akan menurun.
Kapasitas pelanggan terbatas , tergantung dari
kapasitas PLTMH , apabila kelebihan maka kualitas
listrik akan menurun.
Pengguna tidak boleh terlalu jauh dari PLTMH
karena apabila terlalu jauh maka akan banyak
kehilangan daya transfer nya akibat rugi - rugi daya
pada penghantar.
Komponen pltmh
Bendungan ( Weir )
Bendungan ( weir ) atau waduk dapat adalah bangunan yang berada
melintang sungai yang berfungsi untuk membelokkan arah aliran air .
Konstruksi bendungan ( weir ) bertujuan untuk menaikkan dan
mengontrol tinggi air dalam sungai secara signifikan sehingga elevasi muka
air cukup untuk dialihkan ke dalam intake pembangkit listrik tenaga
mikrohidro .
Saluran Penyadap ( Intake )
Saluran penyadap adalah bagian dari konstruksi sipil yang digunakan
untuk masuknya air dari sungai menuju saluran pembawa dengan
dilengkapi penghalang sampah .
Saluran Pembawa ( Headrace )
Saluran pembawa berfungsi untuk mengalirkan air dari intake sampai ke
kolam penenang . Selain itu , saluran ini juga berfungsi untuk
mempertahankan kestabilan debit air . Saluran air untuk sebuah
pembangkit skala kecil cenderung untuk memiliki bangunan yang terbuka .
 Saluran Pelimpah ( Spillway )
Saluran pelimpah berfungsi untuk mengurangi kelebihan air pada
saluran pembawa .
 Kolam Penenang ( Forebay )
Kolam penenang berfungsi untuk mengendapkan dan menyaring
kembali air agar kotoran tidak masuk dan merusak turbin . Selain itu ,
kolam penenang ini juga berfungsi untuk menenangkan aliran air dan
menyaring air dari sampah-sampah yang akan masuk ke dalam pipa
pesat.
 Pipa Pesat ( Penstock )
Pipa pesat ( penstock ) adalah pipa yang yang berfungsi untuk
mengalirkan air dari kolam penenang ( forebay ) menuju turbin air. Di
pipa penstock ini biasa juga dimanfaatkan Headnya atau tinggi jatuh
air. Oleh karena itu, penempatan pipa penstock ini di buat semiring
mungkin untuk dimanfaatkan Headnya. Ketinggian Head sendiri
biasanya memiiliki tinggi 10 – 30 meter.
Daya input

P = . G . Q . H ........(Watt)
P = ........(Kw)
Dimana :
P = Daya yang dibangkitkan turbin (KW)
= rapat massa air (1000 kg/m3)
G = percepatan gravitasi (9,81 m/dtk2)
Q = kapasitas aliran air (m3/dtk)
H = head/berapa jatuh air efektif (m)
7. Rumah Pembangkit ( Power House )
Pada rumah pembangkit ini terdapat turbin ,
generator dan peralatan lainnya . Bangunan ini
menyerupai rumah dan diberi atap untuk
melindungi peralatan dari hujan dan gangguan -
gangguan lainnya .
8. Saluran Pembuang ( Tailrace )
Saluran pembuang berfungsi untuk mengalirkan air
keluar setelah memutar turbin .
KOMPONEN-KOMPONEN PLTMH
Turbin Turbin berfungsi untuk mengubah energi
potensial menjadi energi mekanik . Air akan memukul
sudu - sudu dari turbin sehingga turbin berputar .
Perputaran turbin ini dihubungkan ke generator .
Generator Generator dihubungkan ke turbin dengan
bantuan poros dan gearbox , memanfaatkan perputaran
turbin untuk memutar kumparan magnet di dalam
generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang
membangkitkan arus AC .
Sistem Kontrol Sistem kontrol berfungsi untuk
menyeimbangkan energi input dan energi output
dengan cara mengatur input ( flow ) atau mengatur
output ( listrik ) sehingga sistem akan seimbang .
Turbin Cosflow
Debit Air (Q)

Keterangan :
Q Q = Debit (/s)
A = Luas permukaan ()
V = kecepatan aliran (m/s)
A V
Mengukur debir air sungai

Untuk mengukur debit sungai kita dapat


menggunakan metode benda apung. Metode ini
adalah metode pengukuran tidak langsung, karena
dalam metode ini hanya mengukur waktu yang
dibutuhkan benda apung untuk melewati jarak yang
ditentukan pada suatu aliran sungai. Metode ini
tidak membutuhkan peralatan khusus namun
memperoleh hasil yang layak.
Perlengkapan dan alat ukur

Untuk mengukur debit sungai kita harus


mempersiapkan beberapa perlatan, diantaranya :
Meteran atau mistar ukur
Stopwatch
Benda apung (botol plasting yang diisi air setegah
penuh dalam kondisi tertutup
4 buah stik kayu
Tali rapia (tali plastik)
Langkah kerja

Pilih bagian sungai yang relatif lurus dan


penampangnya yang seragam serta tentukan jarak
pelemparan atau pelepasan benda apung
Ukur luas penampang bagian sungai dengan
membagi dalam beberapa segmen, minimal 3
segmen.
 Luas Penampang

An = in ()

A = Luas Penampang ()
i = jarak atau panjang segmen (m)
n = nomor segmen atau nomor titik
d = kedalaman titik (m)
Panjang masing-masing segmen ialah 1 meter
Ukur kedalaman sungai
i = 1 meter
pada tiap-tiap segmen
mulai dari dasar sungai
1 meter
sampai ke permukaan
sungai, misalnya :
D0 = 0,10 m
D1 = 0,24 m
D2 = 0,34 m
D3 = 0,20 m
D4 = 0,10 m

Menghitung luas masing-masing segmen, yaitu :

A1 = 1 m () = 0,17
Atotal =
A2 = 1 m () = 0,29 =
= 0,22
A3 = 1 m () = 0,27

A4 = 1 m () = 0,15
Keceptan aliran

Jatuhkan benda apung beberapa meter sebelum gari strar


yang telah di tentukan.
Ukur waktu yang di perlukan benda apung ini untuk
melewati jarak yang telah ditentukan. Mulai dari titik star
sampai lokasi pengukuran dengan waktu tempuh
sepanjang 5 meter. Lakukan pencatatan dengan seksama.
Untuk mendapatkan hasil pemgukuran yang lebih baik,
lakukan percobaan pelemparan sebanyak 10 kali.
Kemudian di cari nilai rata-ratanya.
Hitung kecepatan aliran air dengan menggunakan rumus
Vf = = (m/s)
Kecepatan rata-rata
Va = Vf C
Va = kecepatan rata-rata
Vf = Kecepatan aliran air
C = koefisien atau faktor koreksi
kecepatan aliran air adalah kecepatan pada
permukaan air sedangkan air ada pada
kedalamannya dan yang menghantam sudu-sudu
turbin bukan hanya pada permukaan namun juga
pada bagian pertengahan air. Oleh karena itu kita
hitung kecepatan aliran air dikalikan dengan faktor
koreksi.
Kecepatan benda apung Vf merupakan kecepatan
dari aliran permukaan. Untuk rata-rata kecepatan
aliran sungai atau Va dapat dihitung dengan
mengalikan keceptan aliran permukaan dengan
aliran faktor koreksi.
Ketentuan faktor koreksi
C = 0,85 (saluran beton,persegi panjang,mulus)
C = 0,75 (sungai luas, tenang, aliran bebas A> 10m2)
C = 0,65 (sungai dangkal, aliran bebas, A < 10m2)
C = 0,45 (dangkal (<0,5m) dan aliran turbulen)
C = 0,25 (sangat dangkal (<0,2m) dan aliran turbulen)
Perhitungan Head

Dibagi dalam beberapa perhitungan antara lain


sebagai berikut:
Daya input

P = . G . Q . H ........(Watt)
P = ........(Kw)
Dimana :
P = Daya yang dibangkitkan turbin (KW)
= rapat massa air (1000 kg/m3)
G = percepatan gravitasi (9,81 m/dtk2)
Q = kapasitas aliran air (m3/dtk)
H = head/berapa jatuh air efektif (m)
Daya Output

P = V . I . Cos
Dimana :
P = daya Output (Watt)
V = tegangan Output (V)
I = Arus Output (A)
Efisiensi (%)

 = 100%
h = Efisiensi Daya (%)
Pout = Daya Output (Watt)
Pin = Daya input (Watt)

Anda mungkin juga menyukai