Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PENDUKUNG

RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN


Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

BAB IV
MONITORING DAN INSPEKSI

4.1 UMUM
Untuk menjamin Keamanan Bendungan Ciawi dan Sukamahi diperlukan satu
kegiatan yang dilakukan secara rutin dan teratur selama umur bendungan.
Medeteksi secara dini akan sesuatu kejanggalan yang terjadi pada daerah
bendungan maupun tubuh bendungan akan berarti memberi satu kesempatan untuk
mengambil satu tindakan sebelum berkembang menjadi kondisi yang lebih parah.
Secara umum kegiatan tersebut dibagi menjadi dua yaitu kegiatan
Monitoring/Pemantauan dan Inspeksi Visual. Guna melancarkan pengorganisasian
pekerjaan serta tanggung jawabnya maka pekerjaan dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
- Pemantauan/ Monitoring Routine
Pemantauan/monitoring routine dilakukan oleh petugas operasi bendungan,
sedangkan pemantauan/monitoring tambahan dilakukan oleh Unit Monitoring
Bendungan Ciawi dan Sukamahi dan Tim Survai Khusus.
Para petugas Unit Monitoring Bendungan Ciawi dan Sukamahi harus berusaha
menjaga ketelitian, kerapian dan akurasi dari catatan dan melaporkan segera ke
Kepala Unit Pengelola Bendungan Ciawi dan Sukamahi bila diketahui ada
kejanggalan pada bendungan atau alat-alat pemantauan/instrumentasi.

- Inspeksi
Inspeksi dikerjakan oleh petugas Unit Pemeliharaan Bendungan Ciawi dan
Sukamahi pada jangka waktu khusus. Unit monitoring bendungan dan petugas
Ahli Supervisi bertanggung jawab atas pengoperasian dan keamanan
bendungan.
Inspeksi harian pada bendungan, waduk dan bangunan pelengkapnya dilakukan
oleh Unit Pemeliharaan Bendungan di saat-saat waktu selang tugas mereka.
Inspeksi secara periodik akan dilakukan oleh anggota Unit Monitoring
Bendungan, Unit Pemeliharaan, Tim Ahli Supervisi, atau tenaga Ahli Keamanan
Bendungan (Dam Panel Safety) bila perlu.

4.2 TUJUAN
Tujuan dari pemantauan perilaku bendungan adalah untuk memberikan keyakinan
mutlak akan keamanan dari akibat dibangunnya suatu bendungan, sehingga bila
terjadi hal-hal yang diluar perkiraan desain dapat segera dilaksanakan tindakan
antisipasi perbaikan dan penanggulangan.

IV - 1
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Pengamatan mencakup kegiatan sebagai berikut:


 Pemantauan
 Pemeriksaan Lapangan Visual
 Pengujian dan pelaporan data dan hasil pemantauan, pemeriksaan lapangan,
laporan rutin dan khusus operasi dan pemeliharaan.

4.3 AREA PEMANTAUAN


Daerah yang akan dipantau serta jenis pemantauan yang akan dilaksanakan dapat
dibagi menjadi tiga wilayah, dan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel IV-1. Jenis Pemantauan Berdasarkan Area Pantauan

Up Stream Tubuh Bendungan Down Stream

Debit Inflow 1. Rembesan (Seepage)  Debit Outflow


Perkiraan Banjir 2. Penurunan (Settlement)  Pemberian tanda
Rambu2 area genangan 3. Tek. Pori (Pore Presure) areal banjir.
Daerah Genangan 4. Kebocoran (Leakage)  Pemantauan
limbah
5. Mata air baru (Spring)
6. Identifikasi adanya bahaya Piping.
7. Perubahan permukaan (surface movement)
8. Kemampuan bangunan pengeluaran
9. Kemampuan operasi peralatan bendungan

Berdasarkan daerah dan jenis pemantauan maka didalam tubuh bendungan dan
disekitarnya telah dipasang beberapa Instrument bendungan yaitu Piezometer,
Crest Settlement Survai Point, Surface Settlement Survai Point, Multilayer
Settlement, Seepage Measuring Device, Observation Well, Pile Scale dan AWLR.

4.4 PERLETAKAN INSTRUMEN DAN TATA CARA OPERASI


Secara umum pada Bendungan Ciawi dan Sukamahi direncanakan dipasang
Instrumentasi yang mengacu pada Spesifikasi Teknik yang ada. Peralatan
instrumen yang akan dipasang adalah sebagai berikut :

IV - 2
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Tabel IV-2. Jenis Instrumentasi pada Bendungan Ciawi

No. Macam Instrumen Jml Lokasi Simbol Label Keterangan

Pore Pressure Meter, Mengukur tekanan air pori


1 7 Core P
Tipe Pneumatik pada inti
Pore Pressure Meter, Mengukur tekanan air pori
2 2 Pondasi PP
Tipe Pneumatik pada pondasi
Mengukur Tekanan tanah
Earth Pressure Meter & Tubuh
3 9&9 E&P dan tekanan air pori pada
Pore Pressure Meter Bendungan
tubuh bendungan
Mengukur penurunan dan
Patok Geser Puncak
4 8 Crest Dam CP pergeseran Puncak
Bendungan
bendungan.
Mengukur penurunan dan
Patok Geser Lereng
5 19 Lereng D/S Ο SP pergeseran lereng
Bendungan
bendungan.
Tubuh Mengukur Penurunan
6 Multilayer Settlement 2 SM
bendungan Pada Tubuh Bendungan
Lereng hilir
Pengukur Rembesan
7 1 tubuh LM
(V-notch)
bendungan

Tabel IV-3. Jenis Instrumentasi pada Bendungan Sukamahi

No. Macam Instrumen Jml Lokasi Simbol Label Keterangan


Pore Pressure Meter, Mengukur tekanan air pori
1 7 Core P
Tipe Pneumatik pada inti
Pore Pressure Meter, Mengukur tekanan air pori
2 2 Pondasi PP
Tipe Pneumatik pada pondasi
Earth Pressure Meter Mengukur Tekanan tanah
Tubuh
3 & Pore Pressure 9&9 E&P dan tekanan air pori pada
Bendungan
Meter tubuh bendungan
Mengukur penurunan dan
Patok Geser Puncak
4 7 Crest Dam CP pergeseran Puncak
Bendungan
bendungan.
Mengukur penurunan dan
Patok Geser Lereng
5 19 Lereng D/S Ο SP pergeseran lereng
Bendungan
bendungan.
Tubuh Mengukur Penurunan
6 Multilayer Settlement 2 SM
bendungan Pada Tubuh Bendungan
Lereng hilir
Pengukur Rembesan
7 1 tubuh LM
(V-notch)
bendungan

4.4.1 Pengukuran Tekanan Air Pori


Untuk mengetahui tekanan air pori dalam tubuh bendungan telah dipasang
beberapa instrumen yaitu 7 buah Piezometer pada inti bendungan dan 2 buah
Piezometer berada d fondasi Pelimpah untuk lebih jelasnya lihat Tabel IV-4 sampai
Tabel IV-7.

IV - 3
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Tabel IV-4. Peletakan Pizometer pada Pondasi Bendungan Ciawi


No Elevasi
Piezometer Chip
PP 1 + 486,00
PP 2 + 486,00

Tabel IV-5. Peletakan Pizometer pada Pondasi Bendungan Sukamahi


No Elevasi
Piezometer Chip
PP 1 + 541,00
PP 2 + 541,00

Tabel IV-6. Peletakan Piezometer pada Timbunan Inti Tubuh Bendungan


Ciawi
No Elevasi No Elevasi
Piezometer Chip Piezometer Chip
P1 +498,00 P5 +533,00
P2 +498,00 P6 +533,00
P3 +515,00 P7 +542,00
P4 +515,00

Tabel IV-7. Peletakan Piezometer pada Timbunan Inti Tubuh Bendungan


Sukamahi
No Elevasi No Elevasi
Piezometer Chip Piezometer Chip
P1 +582,00 P5 +585,00
P2 +582,00 P6 +585,00
P3 +569,00 P7 +593,00
P4 +569,00

4.4.2 Penurunan pada Tubuh Bendungan


Peralatan instrumen bendungan yang telah dipasang di Bendungan Ciawi dan
Sukamahi untuk mengetahui penurunan tubuh bendungan diuraikan seperti berikut :
 Multi layer setlemen plates di timbunan masing-masing bendungan sebanyak 2
unit
Peletakan Multi layer setlemen bendungan Ciawi pada posisi Sta 0+295 dan
bendungan Sukamahi pada posisi Sta 0+235
Tujuan utama pengamatan multilayer ini adalah pengamatan penurunan selama
konstruksi sampai dengan kestabilan dari penurunan timbunan.
Batasan awal dari total penurunan adalah 1,00 m, sehingga perbaikan serta
pemeliharaan akan dapat langsung dilaksanakan.

IV - 4
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

 Patok Geser Lereng Bendungan (SP) : 19 Point, Bendungan Ciawi


Koordinat Koordinat
No Titik No Titik
X Y X Y
SP-1 707873.94 9263571.03 SP-11 707840.69 9263692.75
SP-2 707875.84 9263610.98 SP-12 707842.59 9263732.70
SP-3 707877.74 9263650.94 SP-13 707844.49 9263772.66
SP-4 707879.64 9263690.89 SP-14 707846.39 9263812.61
SP-5 707881.55 9263730.85 SP-15 707780.95 9263615.50
SP-6 707883.45 9263770.80 SP-16 707782.85 9263655.45
SP-7 707885.35 9263810.76 SP-17 707784.75 9263695.41
SP-8 707834.98 9263572.88 SP-18 707786.65 9263735.36
SP-9 707836.88 9263612.84 SP-19 707788.55 9263775.32
SP-10 707838.79 9263652.79

 Patok Geser Lereng Bendungan (SP) : 20 Point, Bendungan Sukamahi


Koordinat Koordinat
No Titik No Titik
X Y X Y
SP-1 707977.61 9262304.54 SP-11 707981.11 9262457.52
SP-2 707984.21 9262333.81 SP-12 707922.79 9262409.17
SP-3 707990.82 9262363.07 SP-13 707929.39 9262438.44
SP-4 707997.42 9262392.34 SP-14 707936.00 9262467.70
SP-5 708004.02 9262421.60 SP-15 707942.60 9262496.97
SP-6 708010.62 9262450.87 SP-16 708008.83 9262297.50
SP-7 707954.71 9262340.47 SP-17 708015.43 9262326.77
SP-8 707961.31 9262369.73 SP-18 708022.03 9262356.03
SP-9 707967.91 9262398.99 SP-19 708028.64 9262385.29
SP-10 707974.51 9262428.26 SP-20 708035.23 9262414.56

 Patok Geser Puncak Bendungan (CP) : 8 Point, Bendungan Ciawi


Koordinat Koordinat
No Titik No Titik
X Y X Y
CP-1 707893.01 9263530.07 CP-5 707900.62 9263689.89
CP-2 707894.92 9263570.03 CP-6 707902.52 9263729.85
CP-3 707896.82 9263609.95 CP-7 707904.42 9263769.80
CP-4 707898.72 9263649.97 CP-8 707906.32 9263809.76

 Patok Geser Puncak Bendungan (CP) : 7 Point, Bendungan Sukamahi


No Koordinat Koordinat
No Titik
Titik X Y X Y
CP-1 707990.52 9262270.88 CP-5 708016.93 9262387.94
CP-2 707997.12 9262300.14 CP-6 708023.53 9262417.20
CP-3 708003.72 9262329.41 CP-7 708030.13 9262446.47
CP-4 708010.33 9262358.67

IV - 5
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

4.5 FREKUENSI PENGAMATAN (MONITORING) DAN INSPEKSI


Untuk menyeragamkan pelaksanaan monitoring yang dilaksanakan setiap bulan,
maka dicoba untuk menyusun daftar monitoring yang dibagi tiap minggu, dan dapat
dilihat pada Tabel IV-8, disamping pengamatan rutin tersebut terdapat juga
pengamatan khusus yaitu :
 Setiap hari pada saat Impounding (Penggenangan)
 Setelah terjadinya Gempa bumi
 Setelah terjadi banjir besar (bersama balai bendungan)
 Terjadinya Kenaikan muka air di waduk lebih dari 1 m.
 Terjadinya Penurunan muka air di waduk lebih dari 1 m.
 Inspeksi rutin 1 tahun sekali.
 Inspeksi berkala 3 tahun sekali.
 Inspeksi besar 5 tahun sekali.

Tabel IV-8. Pembacaan Alat-alat Monitoring


Frekwensi Tanggal
Item Alat Ukur Jumlah Alat
Pembacaan Pembacaan
Elev. Muka Air Papan Duga (Peilschal) 1 set
Setiap Hari
Waduk AWLR
Rembesan V-Notch 1 buah Setiap Hari
Tekanan Air Pori Pneumatic Piezometer 9 buah Sekali Seminggu 1,8,15,22
Multi Layer Settlement 2 set Sekali Seminggu
1,8,15,22
Point
Downstream Slope 23 buah (sukamahi) Sekali Sebulan
Settlement
Settlement Point 19 buah (ciawi) 16
Dam Crest settlement Point 7 buah (sukamahi) Sekali Sebulan
16
8 buah (ciawi)

4.6 KRITERIA PENGAMATAN INSTRUMEN


a. Piezometer
Kriteria yang diberikan untuk pembacaan piezometer adalah sebagai berikut:
 Harga dari hydrostatic head di daerah inti bendungan upstream secara
umum akan lebih tinggi dari pada daerah downstream akibat dari
kehilangan seepage.
Tindakan yang harus dilakukan, jika :
 Pada saat air sudah tergenang, Elevasi Piezometer di sebelah hilir lebih
tinggi/ sama dengan dihulu dilaksanakan tindakan pemantauan terhadap
V-Notch, Pengukuran crest setlemen point, surface movement dan Inspeksi
Visual terhadap tubuh embung baik upstream maupun down stream.
 Pada saat tinggi bacaan piezometer lebih tinggi dari h rencana, maka
stabilitas bendungan harus di chek kembali.

IV - 6
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

b. V-Notch
Seepage yang melewati bendungan dapat diukur di bangunan ukur V-Notch
yang telah dipasang di kaki bendungan dan merupakan akhir dari free drain
bendungan.
Batasan yang ada pada V-Notch ini akan di perbarui, setelah diadakan
Impounding (Penggenangan) dan air yang ada sudah melampaui crest
(Puncak) pelimpah
Kriteria pengamatan adalah sebagai berikut :
 Pada saat musim kemarau debit mengalir sebesar 1,5 m 3/dt dengan kondisi
waduk dalam keadaan kosong.
 Warna air yang mengalir jernih.

Tindakan yang harus dilakukan pada Kondisi Khusus seperti:


 Kondisi setelah gempa diadakan pemantauan.
 Jumlah debit yang mengalir lebih besar dari catatan yang ada disertai
aliran air yang mengalir melewati V-Notch sedikit keruh (membawa
material tanah) dilaksanakan pengamatan secara intensif setiap 30 menit,
Inspeksi visual disekitar tubuh bendungan dan dilaksanakan satu upaya
kegiatan untuk menganalisa sebab terjadinya kekeruhan serta memberi
laporan kepada tenaga Ahli di Sub Dit Bendungan maupun Kepala Unit
Pengelola Bendungan Kabupaten Bogor dan Balai Bendungan.
 Aliran rembesan/ bocoran terus bertambah besar, bertambah keruh
dan mulai membawa material halus sampai dengan diameter 1 mm,
tindakan yang dilakukan adalah pembacaan V-Notch dilakukan tiap 15
menit, melakukan inspeksi visual disekitar tubuh bendungan, di waduk dan
sumur penduduk, malakukan analisa dan tindakan untuk menghentikan
serta melaporkan kepada Kepala Unit Pengelola Bendungan Ciawi dan
Sukamahi, Sub Dit Bendungan, Unit Pengelola Bendungan Provinsi Jawa
Barat, Balai Bendungan, Kepala Dinas Pengairan dan Bupati Bogor.
 Bila aliran air sudah semakin keruh dan membesar diluar batas aliran
yang melewati V-Notch (alat ukur) maka evakuasi semua personil dan
peralatan langsung dilaksanakan.
c. Penurunan Tubuh Bendungan
Elevasi Dam crest Ciawi adalah 551,00 dan Sukamahi adalah 601,00 dengan
penambahan timbunan sebesar 100 cm. Penurunan tubuh bendungan
maksimum yang diijinkan dalam jangka panjang (50 tahun) adalah 100 cm yang
diukur pada S.1.
d. Automatic Water Level Recorder ( AWLR)
AWLR dipasang di dekat bendungan pengambilan. AWLR yang dipasang
adalah jenis pelampung yang dipasang pada permukaan air. Naik turunnya

IV - 7
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

pelampung ini dicatat pada kertas pencatat oleh pena pencatat yang merubah
gerak naik turun ke gerak putaran sudut. Kertas pencatat diputar dengan
kecepatan yang tetap oleh jam sehingga pembacaan permukaan air dapat
dilakukan setiap waktu.
Hasil dari pembacaan/ pemantauan ini akan dilaporkan setiap 2 minggu sekali.
e. Crest Setlement Survai Point
Crest Setlement Survai Point dipasang sebanyak 8 unit untuk Bendungan Ciawi
dan 7 unit untuk bendungan Sukamahi dimana diletakkan di puncak
bendungan. Digunakan untuk memantau perubahan tinggi (penurunan) dan
gerakan tanah dipermukaan bendungan dengan alat theodolit/ Water pass.
Pemantauan rutine dilaksanakan 1 bulan sekali.
Petunjuk /indikator gerakan dilakukan setiap enam bulan sekali oleh suatu tim
survai khusus.
Tindakan khusus dilaksanakan bila penurunan yang terjadi di puncak
bendungan ≥ 1,00 m atau elevasi puncak berada kurang dari + 551,00 untuk
Bendungan Ciawi dan + 601,00 untuk bendungan Sukamahi dilaksanakan
pemeliharaan dan dilaporkan kepada Kepala Unit Pengelola Bendungan, Tim
UPB Provinsi Jawa Barat, Sub Dit Pengairan dan Balai Bendungan.
f. Surface Setlement Survai Point
Surface Setlement Survai Point dipasang 19 unit untuk Bendungan Ciawi dan
23 unit untuk bendungan Sukamahi dipasang pada lereng bendungan.
Digunakan untuk memantau pergerakan koordinat permukaan bendungan.
Pergerakan dari tubuh bendungan dibagian hilir harus kurang dari 5 o0’0”.

4.7 PETUNJUK UMUM EVALUASI


Semua catatan hasil pembacaan akan dijadikan satu sejak dari awal pembacaan
instrumen sehingga perubahan tingkah laku bendungan dapat diketahui. Penyajian
catatan pemantauan berupa tabel dan grafik.
Khusus untuk :
a. Piezometer, semua hasil pembacaan juga ditambahkan satu ploting hasil
pembacaan ke dalam gambar inti bendungan, sehingga menunjukkan posisi
rembesan air yang ada.
b. Bila pada pembacaan piezometer terdapat angka bacaaan melebihi perencanaan
gradien aliran rembesan di inti, maka stabilitas bendungan harus dihitung
kembali.
c. Surface movement Point, digambarkan pada semua titik SP arah pergerakan
bendungan dengan menggunakan perubahan sudut geser dari setiap patok SP.

Batasan Kriteria keamanan bendungan ini akan diperbaharui pada saat :


a. Setelah Penggenangan.

IV - 8
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

b. Setelah 3 tahun
c. Setelah 5 tahun (inspeksi besar bersama dengan Balai Bendungan).

4.8 MONITORING RUTIN (ROUTIN MONITORING)


4.8.1 Monitoring Umum
Tugas monitoring umum yang harus dilaksanakan adalah monitoring terhadap
bendungan dan bangunan fasilitasnya untuk periode pemantauan harian, mingguan
dan bulanan.

4.8.2 Monitoring Alat Instrumentasi


Alat instrumentasi berfungsi untuk memantau kelakuan bendungan dan waduk agar
dapat dideteksi secara dini apabila terjadi sesuatu kejanggalan.
Aspek-aspek kelakuan bendungan yang penting untuk diketahui adalah:
 Tekanan air pori pada tubuh bendungan.
 Penurunan dan perubahan.
 Rembesan.
 Elevasi muka air waduk
 Alat pengukur gempa
Alat instrumentasi yang dipasang untuk bendungan dapat dilihat pada Gambar 4.1
sampai Gambar 4.4.

1. Alat Pengukur Tekanan Air Pori (Piezometer)


Alat pengukur tekanan air pori dipasang di pondasi dan dalam tubuh
bendungan. Alat ini berfungsi untuk mengamati dimensi dan peningkatan
tekanan air pori yang terjadi pada saat konstruksi (pelaksanaan) penimbunan
maupun setelah waduk beroperasi.
Jumlah piezometer yang dipasang adalah sebanyak 21 (dua puluh satu) unit.
Pengukuran elevasi air dalam piezometer harus dilakukan dengan dasar waktu
mingguan secara teratur. Kedalamanya harus dicatat secara sistematis seperti
pada Form. VIII.
Pada waktu melakukan pencatatan piezometer, harus dilakukan juga
pembacaan/pencatatan elevasi muka air waduk pada waktu yang sama.
Setiap sebulan sekali harus dilakukan pengukuran dasar pipa piezometer
dengan menggunakan dipmeter untuk mengetahui apakah terjadi pengendapan
pada dasar pipa tersebut.

2. Crest Settlement Survai Point


Pengukuran untuk mengetahui perubahan gerakan dilakukan setiap enam bulan
sekali oleh suatu tim survai. Data yang harus dimonitor ditunjukkan pada Form.
IX.

IV - 9
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

3. Surface Settlemen Survai Point


Pengukuran untuk mengetahui perubahan gerakan dilakukan setiap enam bulan
sekali oleh suatu tim survai. Data yang harus dimonitor ditunjukkan pada Form.
X.

4. Multilayer Settlement
Alat ini dipergunakan untuk memantau penurunan tegak dari bendungan. Alat
yang dipasang sebanyak 2 (dua) unit yang diletakan pada inti bendungan.
Pemantauan dilakukan setiap enam bulan sekali dan hasilnya disajikan seperti
pada Form. XI.

5. V-Notch (Seepage Measuring Device)


Alat ini dipasang 1 (satu) unit yang berfungsi untuk mengamati besarnya
rembesan air yang melalui tubuh bendungan. Lokasi pemasangan V-Notch di
kaki bendungan bagian hilir. Disamping besarnya rembesan perlu juga dipantau
warna air rembesan tersebut dan dicatat pada blanko catatan.
Pemantauan dilakukan setiap hari dan hasilnya disajikan seperti pada Form.
XII.

6. Automatic Water level Recorder (AWLR)


Hasil pembacaan AWLR dicatat kembali pada fomulir seperti pada Form. XIII.

4.8.3 Monitoring Debit Pengeluaran Waduk


Debit pengeluaran dari waduk dapat dipantau di dua tempat, yaitu:
1. Debit Pengeluaran Irigasi dan Air Baku
Debit pengeluaran air untuk irigasi dan air baku dicatat sesuai dengan tabel
bukaan pintu.
2. Debit Melewati Pelimpah
Debit aliran bangunan pelimpah dapat diperoleh dari elevasi muka air waduk dan
grafik kapasitas pelimpah.

IV - 10
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

4.9 PELAPORAN
Pelaporan hasil monitoring akan dikumpulkan dalam dua dekade yaitu :
1. Pelaporan tiap dua mingguan
2. Pelaporan tiap bulan
Hasil pelaporan bulanan akan dikirimkan ke Balai Bendungan dan Unit Monitoring
Pusat.

4.10 INSPEKSI / PEMERIKSAAN


Tujuan dari inspeksi lapangan ini adalah untuk mengetahui secara dini perubahan-
perubahan yang terjadi di lapangan yang secara nyata kelihatan dan bergerak
secara perlahan-lahan, sehingga pencatatan rutin yang sesuai dengan kondisi
lapangan sangat diperlukan, serta komentar/pendapat umum yang berkaitan dengan
prosedure inspeksi sangat dianjurkan
Guna menjamin kelancaran operasional dari komponen bendungan sesuai yang
direncanakan, maka perlu dilakukan inspeksi secara rutin yaitu inspeksi harian,
mingguan, bulanan, enam bulanan dan tahunan terhadap komponen bendungan
yaitu:
1. Timbunan bendungan.
2. Bangunan Pengambilan.
3. Bangunan pelimpah.
4. Waduk (Reservoir).
5. Jalan Masuk.
6. Pekerjaan Hidromekanikal.
Tugas-tugas yang harus dilaksanakan untuk pekerjaan inspeksi diberikan dalam
bentuk blangko-blangko seperti yang tercantum dalam lampiran.
Berdasarkan Permen PU No. 72/PRT/1977 sebagai berikut :
Pasal 15 ayat (e) pasal 1 ayat 16 dan ayat 17, pengelola bendungan wajib
melakukan pemeriksaan sebagai berikut :
 Pemeriksaan berkala biasa, minimal 1 (satu) tahun sekali.
 Pemeriksaan luar biasa saat terjadi kondisi luar biasa (pasal 1 ayat 17).
- Laporan hasil pemeriksaan ini harus dikirim ke Balai Bendungan (BB)
- Pemeriksaan dilakukan oleh ahli Bendungan.
 Disamping itu dilaksanakan pemeriksaan rutin oleh petugas lapangan UPB /
Petugas O,P & P.
 Pemeriksaan 5 tahunan dilakukan oleh Balai Bendungan.
 Pemeriksaan luar biasa dilakukan oleh Balai Bendungan.

IV - 15
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

4.10.1 Timbunan Bendungan


Inspeksi/pemantauan tubuh bendungan secara fisik sangat diperlukan, karena akan
dapat mengetahui kondisi awal dari setiap perubahan secara pandangan mata.
Secara umum inspeksi pada material timbunan ini mencakup tiga aspek yaitu :
- Semua rumput yang ada harus dipotong secara teratur.
- Kondisi Kemiringan lereng bendungan di hulu dan hilir.
- Kondisi Material timbunan bendungan.

a. Puncak Bendung (Crest Dam)


Mengawasi dan melaporkan kondisi puncak bendungan dan kemungkinan
terjadinya penurunan. Terdapatnya daerah yang rendah pada puncak bendungan
akan memungkinkan tergenangnya air hujan dan terserap ke bawah pada suatu
titik yang memusat dimana hal ini akan membahayakan tubuh bendungan.
b. Lereng Hulu (Upstream Slope)
Pemeriksaan lereng hulu bertujuan untuk mengetahui penurunan pada lereng
tersebut maupun material (bahan) pelindung. Pergeseran yang terjadi pada
bahan pelindung agar dicatat dan dilaporkan. Pemeriksaan ini agar dilaksanakan
terutama setelah adanya angin kencang yang menimbulkan gelombang besar.
c. Lereng Hilir (Downstream Slope)
Pemeriksaan yang perlu dilaksanakan antara lain perubahan pada lereng,
terdapatnya permukaan yang lembek, basah (berair sebagian).
d. Abutment (Daerah Tumpuan)
Pemeriksaan tumpuan antara lain adalah adanya pergeseran, perubahan dan
rembesan terutama pada bagian hubungan antara tumpuan dan lereng tubuh
bendungan.
e. Daerah Hilir
Daerah hilir yang memerlukan pemeriksaan adalah disamping pemantauan
rembesan, juga pemantauan warna dari air rembesan tersebut. Guna menjamin
rembesan pada daerah hilir dapat diteliti dan diukur dengan mudah, maka areal
sejauh tiga kali tinggi maksimum elevasi muka air waduk bebas dari semua
tanaman dan aktivitas pertanian.

4.10.2 Intake Miring


Pemantauan didalam menara penyadap ini haruslah teliti termasuk diantaranya
adalah tubuh bangunan serta peralatan yang ada didalamnya.
Pemantauan dilaksanakan untuk mengambil informasi :
 Kerusakan pada tubuh bangunan (retak, bocor) atau kerusakan lain.
 Kondisi pintu darurat.
 Kondisi AWLR

IV - 16
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

 Kondisi Jembatan beserta besi pegangan


 Kondisi Pintu baik di Pagar atau masuk bangunan
 Kondisi Papan duga manual.
 Peralatan Hidromekanik yang ada.
 Kondisi tangga masuk.
Setiap kejadian atau kebocoran yang ada haruslah dibuatkan satu laporan secara
teratur.

4.10.3 Jalan Masuk (Access Road) dan daerah Helipad


Keadaan jalan masuk kedalam bendungan harap diinspeksi secara teratur dan bila
terjadi kerusakan harus secara cepat dilaporkan dan dicatat.
Termasuk diantaranya adalah pintu masuk jalan dan daerah yang mengalami
penurunan atau longsor.

4.10.4 Terowongan
Terowongan ini secara teratur diperiksa, apabila perlu dilaksanakan bersama
supervisi.
Pemantauan/ Pemeriksaan dilaksanakan untuk mengambil informasi :
 Kerusakan pada tubuh bangunan (retak, bocor) atau kerusakan lain.
 Kondisi daerah rembesan didalam terowongan.
 Kondisi perubahan besaran rembesan yang mengalir dan material yang keluar.
 Kondisi drain yang ada.

4.10.5 Bangunan Outlet (Outlet Works)


Debit aliran yang dikeluarkan haruslah secara teratur tercatat sesuai dengan yang
dianjurkan.
Dalam pemeriksaan ini dilakukan juga pengamatan terhadap :
 Kondisi Pintu manual dan otomatik.
 Peralatan Derek yang ada.
 Retakan pada bangunan dan beton disekitar letak pintu dan gorong-gorong.

4.10.6 Bangunan Pelimpah (Spillway)


Areal bangunan pelimpah harap diinspeksi secara teratur, tertutama pada saluran
yang berdekatan untuk memastikan bahwa tak ada sesuatu yang merintangi arus
air.
Pemeriksaan tersebut dilakukan didaerah depan spillway, tubuh spillway, saluran
spillway, akhir spillway dan kolam akhir spillway.

IV - 17
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Dalam pemeriksaan ini diperhatikan :


 Kerusakan pada tubuh bangunan (retak, bocor) atau kerusakan lain.
 Penurunan yang terjadi secara setempat.
 Sesudah bangunan pelimpah melimpaskan air, areal tersebut harus diperiksa
apakah ada kerusakan pada konstruksi betonnya
 Papan duga air yang ada.
 Sampah atau sesuatu yang merintangi arus didaerah saluran peluncur.

4.10.7 Daerah Waduk (Reservoir Area)


Pemeriksaan didaerah waduk dilakukan secara rutin terhadap reruntuhan yang
terapung diatas permukaan air dan setiap enam bulan sekali dilaksanakan
pemeriksaan secara detail didaerah waduk.
Pemeriksaan dilaksanakan dalam kondisi air normal dan air rendah.
Untuk mengetahui kondisi sekeliling waduk harap dilaksanakan dengan inspeksi
berjalan kaki mengelilingi waduk, yang pertama pada saat air normal yang kedua
pada waktu air rendah.
Pemeriksaan yang dilaksanakan meliputi :
 Bekas reruntuhan (bukti material longsor)
 Perubahan lereng akibat longsoran.
 Tanda-tanda (marka) yang telah dipasang, apakah masih terdapat, gampang
dilihat atau tidak.
 Pemasangan titik-titik Survai bagi penelitian pengendapan Lumpur.
 Daerah catchment area
 Sumur penduduk/ sumber air yang ada disekitarnya.
 Keruntuhan lereng disekitar daerah genangan.
 Sedimen yang masuk kedalam waduk (minimal dilaksanakan 1 tahun sekali atau
sesuai dengan rekomendasi dari Balai Bendungan) oleh karena itu maka
diusulkan untuk memasang titik-titik survai dengan jarak 100 m untuk dipakai
penelitian sedimen di kemudian hari.

4.10.8 Sarana dan Prasarana


Pemeriksaan terhadap :
 Fasilitas yang berhubungan dengan peringatan banjir, komunikasi dan
pengamatan.
 Perahu-perahu, kendaraan dan alat komunikasi guna patroli pengamatan.
 Membersihkan komponen O,P&P yang berhubungan dengan peringatan banjir,
komunikasi dan pengamatan.

IV - 18
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

4.10.9 Pemeriksaan Peralatan Mekanikal Dan Elektrikal


Pemeriksaan harus mencakup genset yang ada, prasarana penerangan beserta
jalur listrik guna mengoperasikan pintu secara mekanik, peralatan mekanikal dan
elektrikal yang utama pada bangunan pelimpah, pintu spillway dan pintu air, katup
pengeluaraan, alat pengangkat dan sebagainya. Dimana kegagalan fungsi dapat
mempengaruhi keamanan.
Perhatian harus ditujukan kepada fungsi, jenis dan kapasitas peralatan dan juga
kepada penyediaan tenaga listrik dalam keadaan normal dan darurat, sistem kendali
dan tanda bahaya serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi keamanan
operasional.
Pemeriksaan pada peralatan hidromekanikal dilakukan secara teratur apakah tidak
terjadi gangguan pada pengoperasiannya.
Secara umum pemeriksaan yang dilakukan dapat dibagi menjadi beberapa tahapan,
yaitu :
 Pemeriksaan Harian
 Pemeriksaan Mingguan
 Pemeriksaan Bulanan
 Pemeriksaan 6 bulanan
 Pemeriksaan tahunan
Selain tahapan pemeriksaan tersebut, pemeriksaan dapat dilakukan setelah terjadi
gempa bumi dan badai. Harus diperiksa apakah terjadi kondisi abnormal pada
peralatan.

Tabel IV-9. Jadwal Pemeriksaan Hidromekanikal


Lokasi
Kegiatan
Bangunan Peralatan Genset
Harian -Bersihkan Ruangan -Bersihkan Peralatan -Periksa Bahan-Bakar harian
-Periksa persediaan air -Periksa Bahan-Bakar stok
-Periksa pelumas
-Periksa air pendingin
-Bersihkan Ruangan
-Bersihkan mesin
Mingguan -Aktivitas harian -Aktivitas harian -Aktivitas harian
-Bersihkan Ruangan -Periksa kondisi -Periksa Baterai
-Periksa Alat kontrol -Periksa lampu indikator
-Tes operasi
-Tes pengisi baterai
-Periksa Alat kontrol
Bulanan -Aktivitas mingguan -Aktivitas mingguan -Aktivitas mingguan
-Periksa penerangan
6 Bulanan -Aktivitas bulanan -Aktivitas bulanan -Aktivitas bulanan
-Periksa sirkuit -Periksa suku cadang
-Periksa komponen
-Periksa suku cadang
-Periksa pelumasan

IV - 19
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Lokasi
Kegiatan
Bangunan Peralatan Genset

Tahunan - Aktivitas 6 bulanan - Aktivitas 6 bulanan - Aktivitas 6 bulanan


- Tes operasi persiapan
banjir

Penjelasan yang lebih detil masing-masing aktivitas diuraikan sebagai berikut :


1. Pemeriksaan harian
Pemeriksaan di lokasi bangunan intake yang harus dilakukan adalah
membersihan ruang dan peralatan mekanis/elektris meliputi daun pintu intake,
alat angkat, kontrol kabinet dan genset dari kotoran, menata dan merapikan
dokumen yang ada.
Untuk lokasi bangunan outlet aktivitas yang harus dilakukan adalah
membersihan ruang dan peralatan mekanis/elektris meliputi katup butterfly
valve, alat penggerak, dan kontrol kabinet dari kotoran.
Peralatan Genset :
a. Periksa Bahan bakar harian
b. Periksa persediaan bahan bakar
c. Periksa pelumas
d. Periksa air pendingin
e. Bersihkan ruangan
f. Bersihkan mesin
2. Pemeriksaan mingguan
Untuk aktivitas mingguan adalah pemeriksaan terhadap kondisi peralatan
elektris diantaranya adalah memeriksa secara visual kemungkinan adanya
kerusakan pada struktur meliputi keretakan pada bagian yang terdeformasi,
keretakan pada bagian las, kekencangan baut, mur, penggulung tali, bantalan,
hook block, dan komponen lain selanjutnya apabila ditemukan
penyimpangan/kelainan pada saat pemeriksaan agar segera dilaporkan kepada
atasan untuk tindak lanjutnya.
3. Pemeriksaan bulanan
Untuk pemeriksaan bulanan dilakukan sesuai dengan pemeriksaan mingguan
serta pembersihan ruangan.
4. Pemeriksaan 6 bulanan
Pemeriksaan bulanan yang dilakukan pada Pintu Darurat adalah memeriksa
secara visual dan dengan pengukuran kemungkinan adanya kerusakan pada
struktur meliputi kerusakan sambungan kabel listrik, motor listrik, dan komponen
lain termasuk instalasi penerangan selanjutnya apabila ditemukan
penyimpangan/kelainan pada saat pemeriksaan agar segera dilaporkan kepada

IV - 20
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

atasan untuk tindak lanjutnya. Secara detil hal-hal yang harus diperiksa adalah
sebagai berikut :
 Tali, kait, peralatan pengaman, peralatan & kontrol panel.
 Periksa kondisi roda gigi dan pelumasan di dalam rumah roda gigi (gear
box).
 Kondisi gesekan pada bantalan.
 Kondisi gesekan rem dan brake lining.
 Ukur diameter tali kawat.
 Periksa insolation resistance.
 Pemeriksaan dan test rel dan run-way beam (batang jalur gerakan).
 Periksa thrust bearing dari hook/kait.
 Periksa kondisi cat.
 Uji operasi dengan penggerak mesin dan dengan penggerak manual (tenaga
manusia).
 Lakukan kegiatan sesuai petunjuk dari pabrik.
Aktivitas 6 bulanan yang dilakukan pada high pressure bonneted slide gate
adalah memeriksa secara visual dan dengan pengukuran kemungkinan adanya
kerusakan pada struktur meliputi kerusakan sambungan kabel listrik, motor
listrik, dan komponen lain termasuk instalasi penerangan selanjutnya apabila
ditemukan penyimpangan/kelainan pada saat pemeriksaan agar segera
dilaporkan kepada atasan untuk tindak lanjutnya. Secara detil hal-hal yang
harus diperiksa adalah sebagai berikut :
 Peralatan mekanis & kontrol kabinet
 Periksa kondisi roda gigi dan pelumasan di dalam rumah roda gigi (gear
box).
 Kondisi gesekan pada bantalan.
 Periksa insolation resistance.
 Periksa kondisi cat.
 Uji operasi buka/tutup penuh dengan penggerak mesin dan dengan
penggerak manual (tenaga manusia)
 Lakukan kegiatan sesuai petunjuk dari pabrik.
 Pemeriksaan terhada persediaan suku-cadang dan pelumas tool, termasuk
bila terdapat kekurangan agar dilaporkan kepada atasan untuk segera
mendapat tindak lanjut.
5. Pemeriksaan tahunan
a. Pemeriksaan dan test rel dan run-way beam (batang jalur gerakan)
b. Periksa thrust bearing dari hook/kait.
c. Periksa kondisi cat.
d. Periksa tanda safety.

IV - 21
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

6. Pemeriksaan fungsional
Catat dan dokumentasikan hasil pemeriksaan harian, bulanan, dan tahunan
untuk keperluan perawatan (maintenance) dan penggantian parts (komponen).

4.11 METODE PEMERIKSAAN ALAT ANGKAT / HOIST


a. Metode dan Pemeriksaan Mesin
1. Fungsi dari komponen mesin, harus mengacu pada efisiensi kerja terbaik dan
termasuk kemudahan suku cadang.
2. Pemeriksaan keadaan peralatan
Termasuk di sini pembersihan debu, pengujian baut, kondisi pelumas,
kebisingan, bunyi bagian berputar, kenaikan temperatur bantalan. Hal-hal di
atas dilakukan untuk memastikan peralatan dalam kondisi baik.
3. Pengujian roda
Termasuk di sini ketinggian, rel, gesekan wheel diameter dan wheel flange
Gesekan yang diijinkan adalah:
- Gesekan wheel diameter tidak melebihi 5%
- Gesekan wheel flange tidak melebihi 50%
Sisi kiri dan kanan wheel diameter
- Driving wheel tidak melebihi 0,2%
- Driven wheel tidak melebihi 0,5%
4. Perubahan di dalam gear box (rumah roda gigi).
5. Periksa pelumasan pada bantalan.
6. Periksa roda gigi di dalam gear box (rumah gigi).
- Ukuran gigi berubah 30-40% dari dimensi aslinya perlu diganti dengan yang
baru.
- Periksa bunyi getaran.
- Periksa kekencangan pasak (pin) dan key.
7. Pemeriksaan rem
- Pengujian roda rem
- Pemeriksaan brake lining dan ubah seperlunya
- Sesuaikan celahnya (clearance)
8. Pemeriksaan tali
- Kondisi putus tali
- Pengujian untuk pengoperasian pada temperatur tinggi
- Pengujian diameter tali, jika dimensi berubah atau mengecil sebanyak 7%
atau lebih harus diganti.

IV - 22
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

- Periksa kondisi jalan hoist masih bagus atau tidak.


- Periksa kondisi jalan hoist masih bagus atau tidak.

b. Pemeriksaan Harian
Sebelum menggunakan agar lakukan pengujian pembebanan sebagai berikut :
 Tombol kerja baik untuk mengontrol hoist untuk pengoperasian vertikal dan
horisontal.
 Limit switch bekerja baik
 Rem bekerja baik
 Baik tidaknya rem ditentukan dari panjang pendeknya jarak slip terhadap
beban yang ditanggung dimulai dari saat kecepatan dikurangi sampai
berhenti. Walaupun jarak slip tergantung kecepatan hoist dan frekuensi arus
listrik, jarak slip pembebanan harus berada di dalam range 1% dari jarak
kecepatan hoist per menit.
 Setiap bunyi yang mencurigakan atau bau yang terjadi selama mesin bergerak
harus diperhatikan.
 Rotasi halus dari katrol blok pembebanan I dan kekurangan minyak pelumas,
gerakan bolak-balik kait dan setiap gerakan abnormal pin (pasak) saat
menghentikan gerakan berputar dari kait dan pemasangan tali baja pada
katrol.
 Tali dilingkari rem dan alur kontrol dengan benar.
 Gerakan ayunan peralatan yang abnormal.

c. Pemeriksaan Bulanan
Pemeriksaan berikutnya harus dilakukan secara teratur sebulan pada hari yang
telah ditentukan atau jika terjadi indikasi/tanda-tanda ketidakbaikan operasi
pemeriksaan harus segera dilakukan.
Pemeriksaan tersebut mencakup :
 Push button switch (tombol operasi)
 Perhatikan apakah kontaknya tertutup benda asing atau aus secara normal.
 Perhatikan apakah baut untuk lilitan kabel kendor atau terdapat keanehan
pada kabel.
 Perhatikan apakah tombol yang ditekan dapat kembali ke posisi awalnya
setelah lepas.
 Perhatikan apakah panel tombol tidak rusak.

d. Pemeriksaan Trolley dan Runway Beam


Berikut ini adalah runway beam yang dipakai terhadap kapasitas troli. Ketika
mengubah dimensi runway beam (jalur lari), ubah juga lokasi jarak washer sesuai
kebutuhan.

IV - 23
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Jika hal ini tidak dilakukan, troli tidak dapat terpasang dengan baik atau mungkin
saja terjadi getaran yang besar yang dapat menyebabkan jalan mesin yang tidak
stabil.
e. Pemeriksaan minyak pelumas dan pelumas gemuk
Merujuk pada standar pelumasan yang diberikan pada tabel untuk inspeksi dan
suplai minyak. Untuk kondisi kerja berat, perlu dilakukan lebih banyak frekuensi
pelumasan daripada yang telah diberikan pada tabel. Pada kasus kondisi sangat
ekstrem, dianjurkan untuk menggunakan pelumasan lain dan disesuaikan
dengan kondisi kerja.

Tabel IV-10. Jadwal Pemeriksaan Minyak

Lubrication Part Type of Lubricant Standard Frequency


Thrust bearing of hook Mobil grease TEMP 78 Twice a year
Wire rope Rope oil Once a year
Within gear casing Mobil grease TEMP 78 Once a year
Bearing of Limit Switch Cam Mobil oil, dynamo oil, machine oil Once a year
Bearing of Limit Switch lever Mobil oil, dynamo oil, machine oil Once a month
Within Motor-driven trolley Epinock grease
Once a year
gear casing Mobil Grease TEMP 78

Tabel IV-11. Jenis dan Berat Minyak Pelumas


Capacity Weight of grease Kind of grease
Of the Type Within grease Environment temperature
Hoist (ton) casing (kg) - 10 - + 400C
1 Standard 1
2 Standard 2
3 Standard 2,8 Mobil grease TEMP 78
5 – 7.5 Standard 4 DAPHNE grease M No. 2
10 Standard 5
15 – 30 Standard 6.5

f. Umur kerja dari komponen


Dalam apendiks no. 2 berjudul Inspeksi Standar untuk RF Hoist (Inspection
Standard for RF Hoist) mengacu pada umur kerja tiap komponen diberikan dalam
batas keausan yang diijinkan.
Komponen-komponen yang mengalami keausan melewati batas ini tidak boleh
digunakan, dan harus diganti dengan yang baru. Berikut ini adalah batas aus
komponen yang diijinkan.
1. Tali Kawat
Merujuk pada bagian tali kawat di Apendiks No. 2 ketika memesan tali kawat
baru tentukan jenisnya yang benar.

IV - 24
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

2. Kait
Jika kait terdeformasi membuka/melebar sehingga dapat dicermati dengan
mata biasa, maka kait harus segera diganti. Atau jika kait mengalami
kerusakan atau retak atau mengalami pembelokan tidak boleh digunakan. Kait
yang mengalami kerusakan harus segera dibuang. Menggunakan kait yang
diperbaiki, dilarang keras, karena dikhawatirkan dapat menyebabkan
kecelakaan serius. Kait mengalami aus di bagian kontaknya dengan alat
pengangkat dan batas keausan bagian ini sampai 10% dari dimensi aslinya.
3. Katrol
Batas keausan dari katrol sampai 30% dari diameter tali kawat
4. Roda Gigi
Batas keausan dari roda gigi kecuali roda pertama dan pinion sampai 20%
dari tebal gigi aslinya yang diukur pada bagian lingkaran pitch (sampai degnan
5% untuk tingkat pertama). Pada kasus roda gigi untuk troli, batas keausan
sampai dengan 40%.
5. Switch Electromagnetics
Buka penutup dari panel switch. Operasikan tombol tekan dengan kabel
tersambung ke sumber arus dan lihat apakah bagian yang terhubung dengan
tombol berfungsi baik. Untuk lebih telitinya periksa keadaan keausan kontak
switch, kekencangan baut yang mengikat kabel.
6. Kabel
Periksa apakah terdapat kerusakan luar dan apakah hubungan kabel sudah
benar.
7. Limit Switch
Periksa limit switch seperti berikut:
a) Perhatikan apakah batas lever pengungkit bergerak naik dan turun dengan
baik, dan bebas deformasi.
b) Buka penutup rumah switch (tombol) dan periksa bagian dalam switch dari
keausan kontak dan ketidaktepatan kedudukan.
c) Perhatikan apakah limit switch berfungsi ketika batas pengungkit tertekan.
8. Rem (brake)
Keausan pada bagian brake lining sebanding dengan frekuensi pengereman.
Jika brake lining mengalami keausan, melebihi batas limitnya, maka rem akan
mengalami kegagalan operasi. Lakukan pengujian keausan rem tanpa
kegagalan membuat inspeksi bulanan.

g. Penyetelan/Pengesetan Rem Listrik Hoist


1. Saat dibebani dan direm, jarak berhenti menurut Tabel IV-12.

IV - 25
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

2. Perhatikan gambar berikut sebagai petunjuk pengesetan.


3. Untuk kelas Selonoid "L" mengikuti referensi Tabel IV-13.

Tabel IV-12. Jarak Pembebanan

Standard slide distance 7 – 15 mm


Lining slide distance 20 mm

Tabel IV-13. Kelas Selenoid

Type of machine Selenoid gap "L"


1RF, 2RF, 3RF, 5RS 9 – 13 mm
5RF, 7.5RF, 10RF, 15RF,
14 – 17 mm
20RF, 30RF

4. Metode Pengaturan/Pengesetan
Pertama longgarkan baut ke arah kiri dan kemudian kencangkan baut ke
kanan.

h. Pengujian Komponen Listrik


1. Setelah pemakaian, matikan power (arus listrik) selanjutnya jika ingin
memakai lagi hidupkan power (arus listrik).
2. Jika ingin mengubah daya listrik, periksa semua switch apakah normal semua.
3. Jika berhenti menggunakan, seluruh pengontrol utama harus diset nol.
4. Periksa keausan terminal switch dan komponen mesin lainnya, keausan tidak
boleh lebih dari 15% dari dimensi asli.
5. Periksa kondisi di dalam dan matikan switch daya.
6. Periksa kabel listrik (kabel daya), sambungkan kabel, persilangan kabel, roller
wire masih terpasang dengan baik atau tidak.
7. Periksa isolasi semua sirkuit.
 220 V untuk tahan lebih dari 0,2  M
 400 V untuk tahan lebih dari 0,2  M
8. Periksa kondisi ground baik atau tidak,
9. Limit switch berada pada kondisi yang tepat baik atau tidak batas atasnya
adalah tidak lebih dari 50 mm
10. Periksa rem magnetik atau rem hidrolik, pada saat daya listrik dimatikan
gerakan meluncur tidak boleh lebih dari 2% jarak pergerakannya per menit.

IV - 26
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

i. Daftar Gangguan Pada Hoist

Tabel IV-14. Daftar Gangguan Pada Hoist

Item Gangguan Penyebab Penyelesaian

1 Tidak bergerak 1. Sekering meleleh, tertukar 1. Ganti dengan sekering baru


2. (no fuse switch jumping) 2. Set switch pada posisi on
3. Switch kait magnetik rusak 3. Ganti dengan yang baru
4. Tegangan listrik terlalu tinggi atau 4. Sesuaikan tegangan listrik ke
terlalu rendah posisi yang sesuai
5. Tombol koneksi tidak bekerja baik 5. Ganti dengan koneksi baru
6. Line magnetik switch rusak 6. Ganti dengan yang baru
7. R.S.T. salah 7. Ubah line power menjadi 2
8. Detektur rusak fasa
8. Ganti dengan yang baru
2 Hanya bisa Switch line rusak 1. Hubungkan dengan line lain
menaikkan atau Koneksi switch tidak berfungsi yang masih tersedia
menurunkan Magnetik switch rusak 2. Ganti dengan yang baru
Limit switch koneksi tidak berfungsi 3. Ganti dengan yang baru
dengan baik 4. Ganti dengan yang baru
3 Kesalahan Daya listrik terhubung salah Ubah line
perintah pada
tombol
4 Rem magnetik 1. Daerah perubahan voltage terlalu 1. Sesuaikan sirkuit
tidak berfungsi besar 2. Sesuaikan celah
2. Celah rem magnetik terlalu besar 3. Ganti koil
3. Korl rem magnetik rusak 4. Kencangkan baut
4. Baut kendor
5 Rem magnetik Celah magnetik terlalu besar Sesuaikan celah
menimbulkan
suatu suara
tinggi
6 Bergerak 1. Switch magnetik atau hubungan 1. Ganti dengan yang baru
sebelum tombol switch kontrol tekan meleleh 2. Ganti dengan yang baru
ditekan 2. Switch tombol tekan rusak
7 Gagal 1. Temperatur motor terlalu tinggi 1. Periksa aksi rem magnetik
mengangkat 2. Tegangan listrik terlalu rendah atau 2. Periksa daya listrik
tinggi 3. Isi minyak
3. Tidak cukup minyak 4. Seperti item periksa
4. Rem magnetik tidak berfungsi pembebanan

4.12 ALAMAT SUPLAIER


Perlu adanya alamat supplier peralatan bila diperlukan penggantian suku-cadang
yang mungkin sulit ditemukan.

IV - 27
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

4.13 UJI OPERASI PINTU


Buku panduan penyusunan manual OPP dimana untuk pintu intake harus dilakukan
uji operasi pada saat menghadapi musim penghujan. Untuk Bendungan Ciawi dan
Sukamahi uji operasi dilakukan untuk pintu darurat dan high pressure bonneted slide
gate.
i. Uji operasi dilaksanakan untuk Pintu Darurat dengan cara melaksanakan
operasi membuka dan menutup penuh untuk memastikan bahwa pintu intake
dapat berfungsi secara normal.
ii. Uji operasi dilaksanakan untuk high pressure bonneted slide gate dengan cara
melaksanakan operasi membuka dan menutup penuh untuk memastikan bahwa
high pressure bonneted slide gate dapat berfungsi secara normal.
Bila selama uji operasi terdapat penyimpangan agar segera dilaporkan kepada
atasan untuk segera ditindak lanjut.

4.14 PEMERIKSAAN TERSENDIRI (INDEPENDENT INSPECTION / INSPEKSI


BESAR)
Inspeksi Besar dilaksanakan pada jangka waktu 5 tahunan dengan tim pemeriksa
yang terdiri dari tenaga ahli bendungan yang berpengalaman dan Tim dari Balai
Bendungan.
Pemeriksaan (Inspeksi besar) juga dilaksanakan sesudah terjadi peristiwa gempa
bumi yang hebat.

4.15 PENGATURAN / PENYIMPANAN DATA RECORD


Pencatatan / record yang rapi dan ukuran diharapkan dapat tersimpan oleh petugas
dari semua monitoring rutin yang kemudian secara teratur akan diperiksa oleh
petugas yang bertanggung jawab atas operasional dan keamanan bendungan
Agar sistem POP dapat dilaksanakan secara baik dan berkesinambungan,
diperlukan suatu Manual Sistem POP yang antara lain memuat hal-hal sebagai
berikut :
1. Program Pengelolaan O & P (POP)
a) Program POP adalah perpaduan program antara program pengamatan dan
pemeriksaan dengan program pemeliharaan, perawatan dan perbaikan yang
harus dilaksanakan secara konsekuen, teratur dan berkelanjutan dengan
dukungan personil yang bertanggung jawab serta dana yang memadai.
b) Untuk maksud tersebut, diperlukan suatu Format Rencana Tugas dan
Analisa Keamanan seperti pada Tabel IV-15.
Dengan demikian, program ini dapat diharapkan dapat mencegah terjadinya
kerusakan yang semakin parah seiring dengan bertambahnya umur layanan
atau pengoperasian bendungan dan sekaligus dapat menekan biaya
pemeliharaan/perawatan, namun dengan keamanan yang dapat diandalkan,

IV - 28
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

karena kerusakan yang kecil dapat diketahui bahkan dapat dicegah secara
dini.
c) Manual hendaknya berisikan program pengamatan secara seksama
terhadap komponen-komponen, seperti pemeriksaan baut-baut yang longgar
akibat getaran, bocoran atau rembesan pada sumbat (seal), timbulnya suara-
suara atau bau yang tidak lazim, dan lain sebagainya.
d) Seandainya diperlukan perbaikan atau penggantian, hendaknya diganti
dengan suku cadang yang kualitasnya sama dengan aslinya.

Tabel IV-15. Format Rencana Tugas

Urutan Langkah-Langkah Potensi Kecelakaan Rekomensi Keselamatan


Tugas Pokok dan Bahaya Prosedur Tugas

2. Jadual Pelaksanaan POP


Jadual pelaksanaan program POP hendaknya dibuat sesuai dengan
ketersediaan personil, dana yang tersedia, urutan prioritas, keadaan cuaca,
toleransi masa guna peralatan, dan lain-lain.

3. Standar Pembuatan Tata Cara


Tata cara dibuat untuk mempermudah dalam mengoperasionalkan alat-alat dan
atau pengamatan alat, pemeliharaan alat, pengaturan air, sehingga semua
bentuk data atau tata cara dari semua Divisi yang terlibat akan seragam
substansinya.
Standarisasi dalam pembuatan tata cara ini harus tercantum :
 Judul Tata Cara.
 Penanggungjawab pelaksana,
 Pelaksana,
 Tujuan,
 Referensi,
 Prinsip kerja,
 Alat yang digunakan,
 Bahan yang digunakan bila ada, tata cara/prosedur dan masa berlaku.

4. Daftar Simak POP


Agar supaya program POP dapat dilaksanakan sesuai jadual yang telah
ditentukan, diperlukan Daftar Simak yang urutannya dapat dilihat pada Tabel IV-
16.

IV - 29
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Daftar Simak tersebut selain memuat simbol-simbol komponen peralatan,


frekuensi pemeriksaan dan nomor pemeriksaan, juga indeks referensi yang
merupakan instruksi mengenai apa yang harus dilakukan terhadap komponen-
komponen yang diperiksa.

Tabel IV-16. Daftar Simak Pemeriksaan

Proyek :
Bendungan :
Daftar Simak Pemeriksaan Peralatan (Tipikal)

Hal-hal di periksa Kartu Kode Frekuensi Pemeliharaan


Pemeriksaan Pemeliharaan No.

Pintu Angkat (Inspeksi Umum) PUA*#a-12-? Tahunan 1.01


Pelumasan semua bagian
bergerak mekanikal PUR*#a-12-? Tahunan 1.03
Katup Kerucut Tetap KKT*#a-6-? Tahunan 1.04
dan katup kupu-kupu (test operasi) KUK*#a-6-? Tahunan 1.04
Hydraulic Actuator untuk
Katup (Inspeksi umum) PAH*#a-6-? Tahunan 1.05
General Deisel (filter) MOTD*#-2/4/6/8-? Tahunan 1.06

5. Pengaturan Kartu Catatan POP


a) Catatan hasil pemeriksaan dan data pemeliharaan hendaknya disimpan
dengan menggunakan sistem kartu yang memuat tentang kapan
pemeriksaan dilakukan, uraian tertulis tentang jenis pekerjaan yang sudah
dilaksanakan, nama-nama pemeriksa, referensi mengenai pemeriksaan
lengkap dan laporan perbaikan serta waktu yang dibutuhkan.
b) Kartu catatan POP ini khusus untuk pemeriksaan setengah tahunan dan
tahunan serta pekerjaan perbaikan. Sedangkan pekerjaan harian rutin dan
pemeriksaan mingguan tidak dicatat disini.
c) Untuk mengkontrol terlaksananya pemeriksaan dan pemeliharaan secara
periodik sesuai jadual, pengarsipan dapat dilakukan dengan menggunakan
sistem rotasi kartu seperti dicontohkan pada Gambar 4.5.

Didalam sistem ini, kartu-kartu yang mewakili seluruh arsip pekerjaan termasuk
label indeks di susun berurutan dari depan ke belakang sesuai dengan
jadualnya. Setiap kali selesai pekerjaan, kartu kemudian
ditempatkan/dipindahkan ke belakang, demikian seterusnya sehingga setiap
tahun atau selang waktu tertentu, kartu tersebut akan muncul lagi pada urutan
yang sama. Setiap kali selesai pekerjaan harus diisikan ke dalam kartu dan
ditanda tangani oleh juru pemeliharaan/perbaikan yang bersangkutan.

IV - 30
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

MOTG Mb - 5 - 1

5 - MAY. KBP L - 5 - 1
Kartu pemeriksaan
dan Pemeliharaan

PUA M3a - 4 - 2

PUU E6a - 4 - 2

4 - APR. PUU P2a - 4 - 1

PUU W - 3 - 3

PUA P1b3 / 6 / 9 / 12 - 1

Indeks label 3 - MAR. PUU P1c - 3 - 1

PUA M1c - 2 - 3

PUU W6d - 2 - 3

PUB M1c - 2 - 2

PUA P2c - 2 - 1

2 - FEB. PUU P1b - 2 - 1

PUL M4b - 1 - 1

1 - JAN. KBP P - 1 - 1

MOTG Pa - 12 - 3
Kartu-kartu dipindahkan
PUB PM2c - 12 - 2 dari depan setelah pekerjaan
selesai dan ditempatkan
PUA P1e - 12 - 1 pada lokasi yang tepat
kearah belakang arsip.
12 - DEC. PUU P2d - 12 - 1

Gambar 4.5. Pengarsipan dengan Sistem Rotasi Kartu

6. Tata Cara Pengendalian Dokumen


a. Penyimpanan
Penyimpanan dokumen yang meliputi Data-data, literatur, laporan, surat,
keputusan-keputusan, peraturan-peraturan harus tersimpan secara rapi dan
dibuat Daftar Penyimpanan data/ literatur/ laporan/ surat/ peraturan/
keputusan-keputusan. Khusus data-data pengamatan harian, laporan
bulanan dan tahunan masing-masing divisi tetap harus menyimpan dokumen
tersebut di masing-masing divisi tetapi untuk data-data, laporan bulanan,
tahunan yang dikirimkan dari divisi ke Kepala Satgas harus tersimpan juga di
perpustakaan Satgas. Daftar dokumen yang akan disimpan harus
menjelaskan:
 Jenis data/literatur/surat/keputusan/laporan yang disimpan
 Tujuan penyimpanan data/literatur/laporan

IV - 31
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

 Manfaat data/literatur/laporan yang disimpan


 Jumlah data/literatur/laporan yang disimpan
 Kode data/literatur/laporan yang disimpan
 Tempat penyimpanan data/literatur/laporan
 Orang yang menyimpan data/literatur/laporan.
b. Peminjaman
Peminjaman dokumen yang meliputi data-data, literatur, laporan dan lain
sebagainya harus melalui prosedur. Jangka waktu peminjaman dokumen
adalah 1 minggu dan batas jumlah dokumen yang boleh dipinjam adalah 3
dokumen, Jangka waktu peminjaman dapat diperbaharui setiap minggu.
Peminjam yang terlambat mengembalikan dokumen didenda Rp. 100,-
/dokumen/hari. Setiap peminjam harus tercatat secara rapi hal-hal sebagai
berikut:
 Nama Peminjam
 Asal Instansi/Unit
 Jenis data/laporan/literatur yang dipinjam
 Tujuan meminjam data/literatur/laporan
 Jumlah data/literatur/laporan yang dipinjam
 Kode data/literatur/laporan yang dipinjam
 Tanggal/bulan/tahun peminjaman
 Tanggal/bulan/tahun pengembalian
c. Pendistribusian
Pendistribusian data/literatur/laporan perlu dilakukan apabila data/ literatur/
laporan tersebut sangat dibutuhkan. Pendistribusian harus tercatat secara
rapi yang meliputi:
 Siapa yang menerima/tujuan distribusi
 Siapa yang mendistribusikan
 Jenis dokumen yang didistribusikan
 Kode dokumen yang didistribusikan
 Jumlah dokumen yang didistribusikan
d. Data Keluar
Pada suatu saat data yang ada di perpustakaan atau data yang tersimpan
akan diberikan pada satu instansi tertentu atau pada perorangan. Data yang
keluar harus selalu dicatat dan dimonitor, sehingga dalam pengeluaran
semua data harus tercatat.
Untuk memudahkan pengeluaran data yang ada, maka dibuatlah satu
pengenalan data yang keluar. Pengenalan data tersebut berupa registrasi
dari fihak Adminstrasi serta Stempel :

IV - 32
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

 UNCONTROLED untuk data yang diberikan pada perorangan atau


instansi dengan sifat data umum dan dapat dipergunakan oleh siapa saja.
 Persetujuan dari Divisi yang mengeluarkan untuk kalangan intern dan
atau dipergunakan sebagai data untuk pegolahan data selanjutnya serta
sebagai dasar pembuatan laporan yang lain.
7. Pekerjaan Khusus
Pekerjaan khusus adalah pekerjaan pemeliharaan tambahan atau penggantian
peralatan yang tidak dijadualkan sebagai pekerjaan rutin sehingga diperlukan
permintaan khusus. Sebagai kontrol dan bahan evaluasi dikemudian hari,
pekerjaan tersebut harus dicatat dan didokumentasikan dengan menggunakan
format perintah seperti pada Tabel IV-17.

IV - 33
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Tabel IV-17. Format Perintah Kerja


PERINTAH KERJA Identifikasi PK

Nama Tanggal Diminta Oleh :


Disetujui Tgl : Ident PK :
Pengesahan Perencana : Tgl :
Jenis Pek : Edaran Kepada Keperluan Paraf Tanggal

Kode
Prioritas 10 Darurat 20 Penting harus 30 Normal mulai 40 Penggantian
11 Mulai Hari mulai dalam kerja Overhaul
kerja berikut seminggu

Kode CENTER FAC AREA PRIM IDENTIFIKASI COMP


Kegiatan

Pekerjaan No. Biaya Kerja


Nama
Dan Lokasi
Pekerjaan yang diminta dan syarat-syarat khusus

Waktu

Kode

Personil Total
Per. Juml. Org
Org. jam
Act. Org jam
Analisa Bahaya : Tanggal Pekerjaan selesai :
Oleh : Tanggal :
Tindakan Pemeliharaan, Rekomendasi, Perkiraan Masalah dan Kecocokan Alasan Pekerjaan dilakukan
Kode Primer Sekunder

Total Perkiraan Biaya

Rp.
Upah Pekerja

Rp.
Biaya Pendukung

Rp.
Harga bahan

Rp.
Total biaya

Rp.

IV - 34
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

4.16 TATA CARA STANDAR PELAPORAN


Untuk memberikan satu standar yang sama serta gambaran umum yang sama dari
semua laporan yang dikeluarkan oleh semua Divisi yang ada maka dibuatlah satu
susunan daftar isi sebagai berikut :
a. Format Laporan Bulanan/Tahunan adalah sebagai berikut:
Kata Pengantar
Daftar Isi
Operasi
Pemeliharaan
Monitoring
Inspeksi Visual
Analisa data
Penutup
Lampiran
b. Jadwal dan Alur Pelaporan
Jadwal baku pelaporan di lingkungan Unit Pengelola Bendungan Ciawi dan
Sukamahi terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Pelaporan Rutin/Kontinu, yaitu pelaporan yang sifatnya mingguan atau
bulanan yang dilaksanakan pada akhir minggu ke 2 atau akhir bulan
2. Pelaporan Berkala, yaitu pada saat-saat tertentu saja misalnya setiap akhir
tahun dan 3 tahunan.
 Pelaporan Rutin/Kontinu, meliputi: laporan OP 2 mingguan, laporan OP
bulanan, laporan evaluasi 2 mingguan, laporan monitoring dan evaluasi
bulanan/3bulanan, laporan inspeksi lapangan setiap bulan dari operator
ke kepala divisi, laporan kepala divisi bendungan ke kepala satgas setiap
bulan.
 Pelaporan Berkala, meliputi: laporan pertanggungjawaban keuangan dan
laporan penggunaan material setiap akhir tahun, laporan OP tahunan,
laporan monitoring & evaluasi tahunan/3 tahunan dan laporan inspeksi
lapangan & tindakan tahunan.

4.17 PELAPORAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN


a. Catatan yang Harus Ditata
Tujuan: untuk memiliki data/keterangan yang akan dipergunakan pada waktu
yang akan datang.
1. Catatan Jangka Pendek (dipergunakan lebih dari 5 tahun yang akan datang).
 Pekerjaan pemeliharaan (yang dilaksanakan tenaga operator, harian
lepas, musiman dan lain-lain).

IV - 35
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

 Rapat-rapat di Kantor Dinas, Kecamatan, Kelurahan/Desa).


 Buku Inspeksi Lapangan beserta penanganan yang dikerjakan
 Laporan pelaksanaan biaya OP & P
2. Catatan Jangka Panjang (dipergunakan minimum selama 10 tahun).
 Operasi Waduk
 Curah hujan
 Debit dan tinggi muka air
 Perbaikan dan penyempurnaan
 Laporan kerusakan fasilitas dan perbaikan yang telah dilakukan
3. Catatan Permanen (dipergunakan terus-menerus dengan tambahan dan
perubahan sesuai perkembangan).
 Peta Situasi Bendungan beserta areal pelayanan
 Peta Genangan
 Areal Sawah Irigasi
 Kebutuhan Air Baku
 Peta situasi bendungan beserta peralatan yang sudah berada
disekitarnya
 Data Inventarisasi Bangunan, jalan, fasilitas eksploitasi dan penunjang
 Data peralatan yang tersedia di areal bendungan
 Buku Panduan Prosedur
 Buku peraturan-peraturan yang menunjang
b. Prosedur Khusus Pengelolaan Catatan
 Beri tanda/label yang jelas
 Mudah dimengerti
 Dibendel/disusun
 Ada pemisah tahun (diurut)
 Tempat aman dan tidak lembab
c. Jenis Catatan yang Perlu Ada
1. Operator:
a. Data Bendungan
b. Buku lapangan
c. Tabel Data Debit
d. Peletakan instrument bendungan
e. Peletakan bangunan pelengkap yang ada disekitar bendungan
f. Wilayah yang merupakan areal bendungan

IV - 36
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

2. Kantor Lapangan Unit Pengelola Bendungan Ciawi dan Sukamahi :


a. Peta areal Pengamatan dan layanan Bendungan
b. Peta Genangan
c. Peta Situasi Bendungan
d. Buku lapangan operator (10 tahun terakhir)
e. Peletakan bangunan pelengkap yang ada disekitar bendungan
f. Peta Sungai Ciawi dan Sukamahi
g. Skema jaringan irigasi dan Air Baku
h. Peta Stasiun Hujan yang terdekat
i. Data Stasiun Hujan yang terdekat
j. Laporan Keamanan Bendungan
k. Laporan operasi Waduk
l. Laporan pemeliharaan
m. Laporan bencana alam/banjir
n. Register (daftar data) , diantaranya :
- Keadaan air di waduk
- Keadaan curah hujan
- Keadaan Instrumen
o. Berkas petunjuk dan peraturan
p. Jalur Komunikasi Tindak darurat
d. Laporan yang Harus Disusun
1. Laporan Operasi & Pemeliharaan Waduk Tahunan
2. Laporan Operasi Bulanan
3. Laporan Keamanan Bendungan Bulanan
4. Laporan Keamanan Bendungan 3 Bulanan
5. Laporan Keamanan Bendungan Tahunan

4.18 EVALUASI PELAKSANAAN OP


Dengan adanya sistem POP yang baik, diharapkan evaluasi terhadap pelaksanaan
kegiatan OP & P dapat dilaksanakan secara rasional, efektif, efisien dan konsisten.
Oleh karena itu, Panduan OP & P Bendungan harus mengisyaratkan secara jelas
mengenai perlunya evaluasi secara rutin terhadap perilaku bendungan berikut
sarana penunjangnya.
Evaluasi dapat dilakukan secara internal setiap tahun oleh personil OP & P sendiri
maupun secara formal oleh Unit Monitoring Bendungan (UMB) Pusat atau Tim
Panel Bebas yang telah diakui, guna mendapatkan gambaran yang lebih obyektif.

IV - 37
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

1. Evaluasi Tahunan
Evaluasi tahunan adalah evaluasi yang dilakukan setiap tahun terhadap kinerja
dan kondisi komponen-komponen setelah pelaksanaan OP & P bendungan. Hal-
hal yang perlu diperhatikan didalam evaluasi ini adalah :
a) Evaluasi Tahunan harus mencakup rangkuman hasil inspeksi 3-bulanan atau
setengah tahunan yang dilaksanakan oleh Supervisor dan dibantu oleh Tim
yang terdiri dari personil operasi bendungan (operator, staf pemeliharaan
dan pemantauan).
b) Evaluasi dilakukan dengan cara pemantauan dan pengamatan rutin terhadap
bangunan dan peralatan yang ada, kemudian dilakukan identifikasi
komponen-komponen atau bagian-bagian mana yang memerlukan
pemeliharaan/perawatan/perbaikan.
c) Hasil evaluasi tahunan hendaknya dibahas bersama di dalam rapat yang
harus dihadiri oleh seluruh personil OP & P yang terlibat langsung di dalam
pengoperasian fasilitas, termasuk Tenaga Ahli Senior atau Supervisor,
Pengamat dan Operator Bendungan, dalam rangka diskusi guna
menyamakan persepsi dan saling pengertian mengenai kebutuhan
pemeliharaan, rencana dan metode perbaikan/pemeliharaan/perawatan,
strategi pendanaannya berikut permasalahan yang ada.

2. Evaluasi 5-Tahunan
Evaluasi 5-tahunan sering disebut evaluasi formal dan dimaksudkan untuk
meninjau dan mengevaluasi keamanan bendungan secara menyeluruh,
termasuk gambaran umum mengenai efektifitas dan efisiensi program dan
pelaksanaan OP & P bendungan serta sistem yang telah diterapkan selama ini.
a) Evaluasi 5-tahunan pelaksanaannya dilakukan bersamaan dengan
pemeriksaan besar, minimal sekali dalam 5 tahun.
b) Pengelola bendungan mengirimkan hasil inspeksi dan evaluasinya kepada
Komisi dan Balai Bendungan, sekaligus mengajukan permintaan untuk dapat
dilakukan inspeksi besar oleh Balai Bendungan.
c) Pokok-pokok pemeriksaan di dalam evaluasi 5-tahunan pada dasarnya
mengikuti Pedoman Inspeksi Bendungan yang dikeluarkan oleh Komisi,
terutama guna menjamin kelengkapan atau rincian pemeriksaan.
d) Tim Evaluasi terdiri dari seorang tenaga ahli bendungan umum (generalis)
sebagai Kepala Tim, dibantu 2 atau 3 personil yang merupakan gabungan
dari perencana bendungan, ahli geoteknik serta ahli elektrik dan mekanik.
Personil lain dari kantor lapangan dan atau dari instansi pemerintah dapat
diikut sertakan di dalam Tim Evaluasi/Pemeriksa sebagai peninjau.

4.19 DOKUMENTASI DAN REKOMENDASI


Semua hasil pemeriksaan harus dibuat laporannya dan didokumentasikan,
mencakup kondisi umum sarana/fasilitas, efektifitas prosedure dan pelaksanaan OP

IV - 38
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

& P termasuk penyimpangan-penyimpangan yang ada berikut rekomendasi


perbaikannya.
Isi format laporan tersebut sekurang-kurangnya mencakup hal-hal sebagai berikut
ini :
 Referensi data (gambar-gambar dan informasi penting lainnya).
 Data kinerja bangunan.
 Data hasil seluruh pemeriksaan yang telah dilakukan sebelumnya.
 Tanggal pemeriksaan dan nama-nama team pemeriksa.
 Sarana / Fasilitas yang diperiksa, seperti Bendungan, Pelimpah, Bangunan
Pengeluaran, dan bangunan-bangunan fasilitas lainnya.
 Operasional seperti Prosedure Operasi Tetap (POT / SOP), Sarana Komunikasi,
Buku Harian, Jalan masuk ke lokasi, program dan pelaksanaan Pelatihan, dll.
 Status rekomendasi sebelumnya.
 Rekomendasi yang baru.
 Foto-foto dan atau sketsa yang memperlihatkan kondisi temuan.
Rekomendasi harus berdasarkan kepada prosedure standar yang telah ditetapkan.
Hal-hal yang dianggap berlawanan atau terdapat kontroversi hendaknya dibicarakan
dengan pengelola yang lebih tinggi, walaupun independensi dan fleksibilitas para
pemeriksa harus tetap ditekankan.
Bentuk rekomendasi biasanya dibuat dalam salah satu dari 4 kategori dibawah ini
KRITERIA
KATEGORI KLASIFIKASI BEBAN BIASA BEBAN LUAR BIASA REKOMENDASI

A Memuaskan Aman Keamanannya tergantung - Tidak perlu tindak lanjut


kriteria desain yang - Dapat beroperasi seperti biasa
digunakan

B Cukup Aman Kemungkinan kurang aman - Bendungan kurang aman terhadap


(tergantung kriteria desain kejadian atau fenomena hidrologi
yang digunakan) atau seismik yang jarang terjadi
- Diperlukan analisis teknik untuk
memastikannya
- Dapat beroperasi seperti biasa

C Kurang memuaskan Kemungkinan Kurang aman - Diperlukan studi dan investigasi


kurang aman lebih lanjut untuk menetapkan
parameter desain, peralatan dan
perilaku bendungan
- Dapat beroperasi seperti biasa,
namun dengan kewaspadaan

D Tidak memuaskan Tidak aman Tidak aman - Diperlukan tindakan perbaikan


segera untuk pengamanan
bendungan dan fasilitasnya
- Penghentian sementara dan atau
pembatasan operasi waduk

Keterangan: Aman berarti aman terhadap: kegagalan hidrolik, kegagalan struktur da kegagalan akibat rembesan/bocoran.
Beban Luar Biasa, beban dibawah kondisi PMF dan atau gempa maksimum.

IV - 39
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Kategori A (Memuaskan)
Secara umum bagus dan terawat baik, aman untuk kondisi beban biasa (normal)
maupun luar biasa, sehingga tidak memerlukan tindak lanjut.

Kategori B (Cukup)
Secara umum layak operasi dan aman pada kondisi beban biasa.
Namun pada kondisi beban luar biasa kemungkinan tidak atau kurang aman
sehingga diperlukan analisis teknis untuk memastikannya.

Kategori C (Kurang Memuaskan)


Secara umum memerlukan pemeliharaan / perbaikan cukup berat.
Pada kondisi beban biasa, bendungan masih dapat dioperasikan secara aman,
akan tetapi kurang aman pada kondisi luar biasa.
Diperlukan studi dan investigasi tersendiri guna menetapkan parameter desain yang
cocok untuk perbaikannya, dan lain-lain.

Kategori D (Tidak Memuaskan)


Dijumpai permasalahan struktural dan atau peralatan elektro-mekanikal yang serius
sehingga dapat merusak kinerja aset secara keseluruhan. Kondisi bendungan tidak
aman untuk kondisi biasa maupun luar biasa.
Diperlukan perbaikan segera untuk mengamankan bendungan, dan operasi waduk
dihentikan sementara atau dibatasi.
Semua rekomendasi harus dilengkapi dengan tahun, kapan rekomendasi tersebut
dibuat / diusulkan, termasuk kategori dan identifikasi khusus yang ada.
Demikian pula rekomendasi-rekomendasi sebelumnya juga harus dicantumkan di
dalam laporan sesuai dengan kategorinya masing-masing.

IV - 40
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 4.6. Bagan Alir Pengamatan Dan Pemantauan Keamanan Bendungan

IV - 41
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

(1) Daerah Luas yang basah atau menghasilkan


aliran Gambar samping.

Tanda:
Sering ditandai dengan tanaman yang tumbuh
subur daripada di tempat lain, dapat terjadi di
lereng hilir tubuh bendunganatau di pondasi
hilir.

Penyebab:
Rembesan melalui tubuh bendungan atau
pondasi.

Tindakan:
- Singkirkan tanamannya dan amatilah
permukaan tanahnya.
- Bila daerahnya basah laporkan segera pada
Unit Pengelola Bendungan

Akibat:
Daerah tanaman yang basah dapat
menyebabkan terjadinya longsoran local
(sloughing) karena jenuh

Teknik Perbaikan:
- Di sekitar daerah basah perlu ditutup
dengan urugan beban pengimbang
(counterweight) lulus air yang landai.
Struktur urugan sebagai berikut:
- Paling bawah langsung menutup daerah
basah, urugan sirtu (campuran pasir
batu) atau pasir.
- Di atas lapisan sirtu pasir adalah
ditimbuni lapisan lempung dipadatkan.
- Kaki luar beban pengimbang berupa
urugan kerikil-kerikil.

Gambar 4.7. Ketidak Sesuaian Pada Pemeriksaan Visual Dan Tidak Lanjut Pada
Tubuh Bendungan Dan Pelengkapnya

IV - 42
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

(2) Daerah mata air atau basahan di lereng hilir


tubuh bendungan
Tanda:
Mata air atau basahan terjadi secara memanjang,
relatif sempit dan berarah horisontal.

Penyebab:
Adanya lapisan urugan lulus air diantara urugan
lempung sehingga terjadi rembesan.

Tindakan:
Laporkan kepada Unit Pengelola Bendungan

Akibat:
- Erosi buluh pada lapisan air, dan selanjutnya
perosokan tubuh bendungan.
- Bocoran/ kehilangan air tampungan.

Teknik Perbaikan:
- Buat paritan sejajar sumbu bendungan, dari
puncak bendungan vertikal ke bawah
menembus lapisan lulus air, ukuran minimum
0,60x0,50 m di bawah lapisan lulus air.
- Isilah paritan dengan bahan terapung plastis
yang dipadatkan.

(3) Retakan Melintang


Tanda:
- Retakan terbuka di puncak bendungan, dari
udik ke hilir.
- Air dapat mengalir dari kolam bendungan ke
lereng hilir.

Penyebab:
Penurunan urugan tidak merata

Tindakan:
Laporkan kepada Unit Pengelola Bendungan

Akibat:
- Menyulitkan pengamatan visual (inspeksi).
- Akar tanaman dapat menembus tubuh
bendungan sehingga menjadi lintasan air.
Teknik Perbaikan:
- Singkirkan semua jenis tanaman yang bisa
tumbuh dari 0,50 m termasuk akarnya.
- Buang bongkaran tanaman ke luar daerah
bendungan.

Gambar 4.7. Ketidak Sesuaian Pada Pemeriksaan Visual Dan Tidak Lanjut Pada
Tubuh Bendungan Dan Pelengkapnya (Lanjutan)

IV - 43
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

(4) Tumbuhan Tinggi di Saluran Pelimpah


Tanda:
Tanaman tumbuh tinggi lebih dari 0,50 m.

Penyebab:
Perbedaan benih vegetasi dan pemeliharaan
kurang memadai.

Akibat:
Menghalangi aliran banjir, sehingga dapat
mengakibatkan peluapan (overtopping) pada
tubuh bendungan.

Tindakan:
- Singkirkan semua jenis tanaman yang bisa
tumbuh dari 0,50 m termasuk akarnya.
- Buang bongkaran tanaman ke luar daerah
bendungan.

(5) Runtuhan di Saluran Pelimpah

Tanda:
Tumpukan tanah menutup sebagian atau
seluruh saluran pelimpah.

Penyebab:
- Hasil erosi dari lereng saluran atau bukit
atasnya.
- Longsoran tebing saluran.

Gambar 4.7. Ketidak Sesuaian Pada Pemeriksaan Visual Dan Tidak Lanjut Pada
Tubuh Bendungan Dan Pelengkapnya (Lanjutan)

IV - 44
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Tabel IV-18. Daftar Simak Pemeriksaan Visual Tubuh Bendungan

DAFTAR SIMAK
PEMERIKSAAN VISUAL TUBUH BENDUNGAN
NO AREA OBYEK HASIL KETERANGAN
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
1 Puncak Bendungan Retakan pada jalan
Aspal Bergelombang
Penurunan
Liang Binatang
Runtuhan
Retakan pada Pagar

2 Lereng Bagian Hulu


a. Rip-rap Longsoran
Penurunan
Lubang - Lubang
Pelapukan
Tumbuhan Liar

b. Tebing Kanan Longsoran


Penurunan
Lubang - Lubang
Tumbuhan Liar

c. Tebing Kiri Longsoran


Penurunan
Lubang - Lubang
Tumbuhan Liar

3 Lereng Bagian Hilir


a. Rip-rap Longsoran
Penurunan
Lubang - Lubang
Pelapukan
Tumbuhan Liar
Rembesan pd tubuh Bend
Erosi permukaan
Boiling/Sembulan air
Rembesan pd kaki Bend
Daerah basah yang luas

b. Tebing Kanan Longsoran


Penurunan
Lubang - Lubang
Tumbuhan Liar
Erosi permukaan
Boiling/Sembulan air
Rembesan pd tebing
Daerah basah yang luas

IV - 45
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

NO AREA OBYEK HASIL KETERANGAN


PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
c. Tebing Kiri Longsoran
Amblesan/Penurunan
Lubang - Lubang
Tumbuhan Liar
Erosi permukaan
Boiling/Sembulan air
Rembesan pd tebing
Daerah basah yang luas

d. Rembesan
- Rembesan Lama Debit membesar (lt/menit)
Keadaan Jernih / keruh

- Rembesan Baru Debit membesar (lt/menit)


Keadaan Jernih / keruh

4 Bangunan Spillway Retakan pd beton


Pergeseran
Amblesan/Penurunan
Abrasi/kavitasi
Bocoran
Kolam olakan tererosi

5 Waduk
a. Tebing Kanan Longsoran
Erosi permukaan
Boiling/sembulan Air
Daerah basah yang luas

b. Tebing Kiri Longsoran


Erosi permukaan
Boiling/sembulan Air
Daerah basah yang luas

Catatan :
A = Tidak Ada Perubahan
B = Baik/Tidak Ada Sesuatu
C = Tidak Baik
D = Rusak, perlu Diperbaiki

IV - 46
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Tabel IV-19. Laporan Pemeriksaan

Tanggal :
Pemeriksaan :

SKETSA URAIAN
1.
Pemeriksaan oleh :
Laporan No. ref :
Temuan :

Rekomendasi Kegiatan yang harus


dilaksanakan :

2.
Pemeriksaan oleh
Laporan No. ref
Temuan

Rekomendasi Kegiatan yang harus


dilaksanakan :

IV - 47
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Form. VIII

Pembacaan Mingguan Piezometer

Tahun

Bulan

No. Nama Elevasi Pembacaan Mingguan


Piezo Alat Alat Alat Tanggal Pencatatan dan paraf Petugas

IV - 48
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Form. IX

Pengukuran Multilayer Settlement

Lokasi

No. Lubang

El. Ujung
Pipa

Tanggal

No. Elevasi Awal Jarak Ukur Elevasi Ukur Penurunan Paraf


Instrumen (m) (m) (m0 (m) Petugas

IV - 49
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Form. X

Pengukuran Crest Settlement Survey Point

Tanggal Elevasi waduk

Point As Built Pemeriksaan Komentar Paraf


No. Level (m) X Y Level (m) X Y Petugas

IV - 50
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Form. XI
Pengukuran Surface Settlement Survey Point

Tanggal Elevasi waduk

Point As Built Pemeriksaan Komentar Paraf


No. Level (m) X Y Level (m) X Y Petugas

IV - 51
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Form. XII

Pengukuran Harian Debit Rembesan (Seepage)

Tahun : Bulan :

Lokasi Pengukuran:

Keterangan Debit
Tanggal Papan Ukur Debit Keadaan Warna Tipe Endapan sediman Catatan lain Paraf
(cm) (l/det) Berwarna/jernih (lumpur, pasir) Petugas

IV - 52
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Form. XIII

Pengukuran AWLR (Automatic Water Level Recorder)

Tahun : Bulan :

Tanggal Papan Ukur Elevasi Air Catatan Lain-Lain Paraf Petugas


(cm) Waduk (m)

IV - 53
LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Form. XIV

Pencatatan Kejadian
PENCATATAN KEJADIANGempa
GEMPA

No. Tanggal Maximum Maximum Assumed Catatan


Ground Elapsed Horizontal
Acceleration Time Seismic
(Gals) (Detik) Coefficient

IV - 54

Anda mungkin juga menyukai