Anda di halaman 1dari 25

MODUL PRAKTIKUM

FISIKA

UNIVERSITAS

MERCU BUANA

LABORAORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

TATA TERTIB PRAKTIKAN


1. Praktikan hadir 5 menit sebelum praktikum dimulai

2. Bagi praktikan yang terlambat 10 menit, tidak diperkenankan mengikuti


praktikum pada hari tersebut

3. Ketika memasuki laboratorium praktikan harus tenang, tertib, dan sopan 4. Bagi
praktikan yang berhalangan hadir harus membawa surat keterangan (orang tua, wali,
dokter, kepala program studi, atau dekan) dan diserahkan. pada asisten laboratorium atau
kepala laboratorium

5. Setelah melakukan percobaan, data di tulis di kertas A4 (form pengambilan

data dan ditandatangani oleh asisten laboratorium


6. Praktikan harus memperoleh data dari percobaan yang dilakukan. Dilarang
memakai atau menyalin data dari percobaan grup lain.

7. Membawa laporan akhir percobaan minggu lalu dan dilampirkan juga form
pengambilan data yang telah ditandatangani asisten laboratorium

8. Selama di dalam laboratorium, praktikan dilarang keras merokok,

membawa makanan, memakai sandal, dan mengganggu grup lain

9. Selama praktikum berlangsung, praktikan dilarang meninggalkan


laboratorium

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, lindungan,
petunjuk, dan lindungan-Nyalah sehingga buku petunjuk praktikum ini dapat tersusun
dengan baik. Praktikum Fisika Dasar yang diberikan kepada mahasiswa dimaksudkan
sebagai dasar pengenalan cara pengukuran, teori kesalahan, penyajian data, dan prinsip-
prinsip mekanika serta perpindahan kalor.

Dari pengalaman praktikum ini diharapkan agar para mahasiswa mampu menerapkan
teori-teori yang telah diperoleh dari perkuliahan, khususnya pada mata
kuliah Fisika Dasar.

Untuk selanjutnya diharapkan para mahasiswa mengenal dan memahami


teori-teori yang pernah dipelajari, juga diharapkan agar mahasiswa
dapat
mengaplikasikannya pada kehidupan nyata dan dalam perkembangan industri. Hal ini
dapat menunjang kegiatan universitas dalam rangka pelaksanaan pengabdian
masyarakat.

Akhir kata kami menyadari banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat pada


penyusunan buku petunjuk ini, namun kiranya buku petunjuk ini dapat
berguna bagi pihak yang membutuhkannya.

Jakarta, April 2023

Adizty Suparno, S.T., M.T. Kepala Laboratorium Fisika Dasar

MODUL I

PENGUKURAN BESARAN BENDA PADAT

I.

II.

III.
TUJUAN PRAKTIKUM

Mempelajari penggunaan alat-alat ukur dasar


Menuliskan dengan benar bilangan-bilangan berarti dan hasil pengukuran
atau perhitungan
Menghitung besaran lain berdasarkan ukuran-ukuran dasar ALAT-ALAT YANG
DIGUNAKAN

1. Jangka sorong

2. Mikrometer sekrup

3. Neraca teknis

4. Benda-benda yang di ukur dan tali tipis

5. Bejana gelas
6. Thermometer

TEORI

1. Setiap pengukuran besaran fisis selalu menemui batas ketelitian dan


kesalahan pengukuran, baik karena salah baca maupun karena batas ketelitian alat.
Seperti jangka sorong misalnya, dalam 2,7 cm skala utama terdapat 0,06 cm skala
nonius gambar 1 yang pada setiap penunjukan selalu terdapat satu skala utama
yang berimpit dengan
satu skala nonius.

2 cm

‫سل‬
3 cm

0 5

Gambar 1

ul
10
2,7 cm

2 cm

2 cm

‫سال‬
3 cm

0 5 10

Gambar 2
Skala Utama

Skala Nonius

3cm

Skala Utama

Skala Nonius
0 5
10

Gambar 3

Berbeda halnya dengan mikrometer sekrup (gambar 4) dalam 3,5 mm pada skala
utama terbagi atas 24 skala putar, dan pada setiap penunjukan tidak selalu
terdapat skala utama yang berimpit dengan
satu skala nonius.

35

30
0 1 2 3
25
223
20

15

Gambar 4

2. Jangka sorong mempunyai dua rahang dan satu penduga (gambar 5).
Rahang dalam digunakan untuk mengukur diameter dalam atau sisi dalam suatu
benda. Rahang luar untuk mengukur diameter luar atau sisi luar suatu benda.
Adapun penduga digunakan untuk mengukur
kedalaman.

Rohang Dalam

Hotong Gesne Albe


Bebung Felop
AMax

Baut Pengunci

Skala Utama

bendo you
Skala Nonius

Ruheng Telup Bawof


Ruhung Gear Dawah

Rahang Luar

rem
Gambar 5

tombol roda bebas


Tangkai Ukur Kedalaman
Gambar 6

Perhatikan cara memegang mikrometer sekrup pada gambar 6 titik pada waktu
digunakan rem harus dalam keadaan bebas, yang diputar

adalah tombol roda bebas (roda kecil).

Hundred Scale Shear Load

Measured Object

Load Container
Tens Scale Shear Load

Unit Scale Shear Load

Calibration Screw

Zero Point

Gambar 7

3. Terdapat dua cara untuk mengukur besaran fisis yaitu pengukuran langsung
(untuk benda dengan bentuk teratur) dan pengukuran tidak langsung (untuk benda yang
bentuknya tidak teratur). Pengukuran secara langsung dikenal dengan cara statis.
Adapun pengukuran tidak langsung dikenal sebagai cara dinamis dan
menggunakan hukum-hukum fisika seperti hukum Archimedes sebagai bantuan.

IV.
V.
4. Pelajari tentang:
a. Satuan Internasional

b. Teori Ketidakpastian
TUGAS PENDAHULUAN

1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran dalam ilmu Fisika? 2. Sebutkan alat ukur
dalam pengukuran yang Anda ketahui serta

jelaskan bagian-bagiannya!
3. Bagaimana cara membaca alat ukur yang sudah disebutkan dalam
nomor 2?

4. Tuliskan pelaporan hasil pengukuran berikut dengan benar


a. 5,8913±0,2357

b. 2,2543 +1,1345

c. 0,53,4988

PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN

A. Cara Statis

1. Ukurlah panjang dan lebar benda dengan jangka sorong beberapa kali
(ditentukan asisten) pada tempat yang berlainan. Buatlah hasil pengukuran dalam
bentuk table.
2. Ukurlah tebalnya dengan mikrometer sekrup, juga seperti
Langkah 5A.1.
3. Timbanglah massa benda padat (cukup sekali).
4. Catatlah suhu ruang pada awal dan akhir percobaan.
5. Ulangi Langkah 5A.1 sampai 5A.4 benda padat lainnya.
B. Cara Dinamis

1. Timbanglah massa benda padat.


2. Timbanglah sekali lagi benda padat tersebut dalam keadaan
tergantung pada tali tipis.
3. Timbang sekali lagi benda yang tergantung itu dalam keadaan
terendam seluruhnya di dalam air. Ingat air dan bejana tidak ikut tertimbang
dan benda tidak mengenai dasar bejana.
4. Catat suhu air ruangan pada awal dan akhir percobaan.
VI.
5. Ulangi Langkah 5B.1 sampai 5B.4 untuk benda padat lainnya.

TUGAS AKHIR

1. Hitunglah massa jenis dari masing-masing benda


2. Sebutkan dan jelaskan kategori massa jenis pada tiap
benda
berdasarkan perhitungan massa jenis yang diperoleh!
3. Berikanlah kesimpulan pada percobaan ini!

MODUL II

BANDUL MATEMATIS

I.

II.

III.
TUJUAN PRAKTIKUM

Mengukur percepatan gravitasi (g) dengan menggunakan simple


pendulum.
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Set alat bandul matematis

2. Stop watch

3. Mistar ukur

TEORI
Bila suatu bandul diberi simpangan sudut dari posisi setimbang

dan kemudian dilepas, maka pendulum (bandul) itu akan bergerak


harmonis. Bila → "cukup kecil" maka periode ayunannya adalah :

T=2π√l/g.
......

(3.1)

Dimana :

1
: Panjang tali
60

g
: Percepatan gravitasi di tempat percobaan
IV.
Gambar 1. M2

Grafik

Langkah-langkah membuat grafik:

1. Hitung gradient dengan rumus: b


=

Ν .Σ(x,y) - Σχ Σν Ν.Σx2-(x)2

=== (Σy-bΣx)
2. Tentukan titik potong kurva dengan: : a =

3. Persamaan garis: y = bx + a

Rumus g pada grafik: g = 4л2. b.........(3.2)


CARA KERJA

1. Pengambilan data dilakukan 5 kali percobaan dengan pengujian tali


30cm, 27cm, 24cm, 21cm, dan 18cm

2. Memasang tali pada ujung penyangga bandul, kemudian memasang beban besar
yang diberikan asisten dengan panjang tali yang telah
diberikan.

3. Memberikan simpangan sudut (sepanjang 10 cm) atau 45 °


4. Melepaskan beban tersebut dan membiarkan mengayun sebanyak 20

kali ayunan.
5. Catat waktu yang ditempuh selama 20 kali ayunan tersebut ke dalam
Form Pengambilan Data yang sudah diberikan asisten.

V.
VI.
6. Catat waktu yang telah terukur kedalam Form Pengambilan Data.

7. Melakukan langkah 3 s/d langkah 7 sampai percobaan yang terakhir


yaitu dengan panjang tali 18cm.

8. Melakukan hal yang sama yaitu langkah 1 s/d langkah 7 dengan


mengganti beban yang lebih kecil yang telah di sediakan oleh
asisten.

TUGAS PENDAHULUAN

1. Apa yang dimaksud dengan simple pendulum? Digunakan untuk


apakah simple pendulum itu?

2. Buktikan rumus T = 2π ! (Beserta gambarnya)

3. Sebutkan penerapan bandul matematis dalam dunia kerja!

TUGAS AKHIR

1. Berdasarkan lembar pengamatan, buatlah grafik antara panjang tali

(1) dan T2!

2. Dengan melihat grafik antara 1 dan T2, hitunglah besar percepatan

gravitasinya!

3. Bandingkan hasil peroleh dari rumus 3.1 (teori) dengan yang di

dapat dari rumus grafik!

4. Mengapa simpangan yang diberikan harus kecil?


5. Hal apa saja yang menyebabkan kesalahan dalam percobaan?

6. Berikan kesimpulan dari percobaan Bandul Matematis!

MODUL III

MODULUS ELASTISITAS

I.
TUJUAN PRAKTIKUM
II.
Menentukan modulus elastisitas (E) dari beberapa zat padat dengan
pelenturan.
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

Posis! Normal (tanpa baban)

K = Kait dengan tumpuan

T = Tumpuan
Gambar 1.M3
S

Ꭱ.
K

B
Posisi Melengkung
(dengan beban)
III.
B = Beban

S = Skala dengan cermin

R = Batang yang akan diukur E-nya


TEORI

Sebuah batang R diletakkan di atas dua titik tumpu T dan dipasang kait K di tengah-tengah
batang tersebut, kemudian pada kait K tersebut diberi beban B yang berubah-
ubah besarnya. Pada K terdapat garis rambut G yang dibelakangnya dipasang
skala S dengan cermin disampingnya. Bila B ditambah atau dikurangi maka G
akan turun/naik. Kedududukan G dapat dibaca pada skala S. Untuk mengurangi

kesalahan pembacaan, maka pembacaan harus dilakukan supaya berimpit dengan


bayangangannnya pada cermin (lihat gambar 1.M8). Bila pelenturan = (f)
pada penambahan beban maka :

B. 13
B. 13
f
=
=

4. E. b. h

Dimana :
48. E. I

E: Modulus elastisitas

1: Panjang dari tumpuan satu ke tumpuan lain


(3.1)

I : Momen inersia liniear batang terhadap garis netral


b: Lebar batang

h: Tebal batang

f: Pelenturan
Grafik

Langkah-langkah membuat grafik


Ν.Σ(x.γ) - Σχ.Σγ
1. Hitung gradient degan rumus : b
=

Ν.Σχ2 – (Σκ)2

2. Tentukan titik potong kurva dengan : a = 1/N (Σy - bΣx)

3. Persamaan garis : y = bx+a


13

Rumus E grafik E :
4. b. h3.b

IV.
CARA KERJA
.(3.2)

1. Mengukur Panjang batang dari beberapa bahan.


2. Mengukur lebar dan tebal batang dari beberapa bahan.
3. Menimbang masing-masing beban B.
4. Mengatur jarak titik tumpu sejauh 80 cm dengan jarak kanan dan
kiri sama terhadap skala baca.
5. Meletakkan batang uji I (tebal) dan memberinya beban awal yang diberikan asisten,
kemudian mengukur kelenturan yang dihasilkan dan dicatat dalam form
pengambilan data.

V.
VI.
6. Tambahkan beban uji, lalu catat lagi hasil kelenturan yang di dapat
kedalam form pengambilan data. Percobaan dilakukan sebanyak 5
kali.

7. Lakukan pengukuran dengan batang uji II (sedang), dengan


melakukan hal yang sama pada poin 4 s/d 6.
TUGAS PENDAHULUAN

1. Tulis definisi modulus elastisitas beserta satuannya!

2. Jelaskan perbedaan tegangan dan regangan! Sebutkan rumusnya


masing-masing!
3. Sebutkan dan jelaskan secara singkat penggunaan modulus
elastisitas pada dunia teknik!
4. Sebuah balok kayu memiliki dimensi 10 cm x 15 cm x 200 cm dan modulus elastisitas
pada ujungnya dengan gaya sebesar 500
sebesar 12 GPa. Jika balok tersebut diberi beban
Gram (g = 10 m/s2), maka berapa besar regangan yang terjadi pada kayu?
TUGAS AKHIR

1. Buatlah grafik antara f (m) dengan beban (kg)!

2. Bandingkan hasil saudara peroleh dari rumus (3.1) dengan E yang


didapat dari rumus grafik!

3. Buatlah kesimpulan percobaan ini!

MODUL IV

TETEAPAN GAYA PEGAS DAN PERCEPATAN GRAVITASI

I.

II.
TUJUAN PRAKTIKUM

• Mengungkapkan hukum Hooke untuk sebuah pegas


Mengukur percepatan gravitasi dengan getaran sebuah pegas
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Stopwatch

2. Penyangga beban

3. Statip

4. Pegas
5. Mistar ukur

te

03

Gambar 1. M.11 Hukum Hooke


Gambar 2. M.22 Periode Getaran

III.
TEORI

1. Hukum Hooke

Hooke merumuskan suatu hukum tentang gaya pegas yang dapat dinyatakan
"Besarnya gaya yang diberikan pada pegas sebanding
dengan tetapan pegas (k) dan perubahan panjangnya (x).
Hukum Hooke pada pegas dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:
F = -KAX
. (1)

F = gaya tarik atau tekan (N)


x = perubahan panjang pegas (m)
k = tetapan (konstanta) pegas (N/m)
2. Hubungan Gaya F dan Perpanjangan x
Grafik antara gaya F dan perpanjangan x merupakan grafik lurus
dengan grafik itu dapat mencari harga k, namun apabila batas
linearitas/batas elastisitas pegas sudah dilampaui maka grafik
menyimpang dari bentuk lurusnya.
3. Tetapan Pegas

Pegas yang digantungi suatu beban dan beban itu di tarik melampaui
titik setimbangnya, kemudian dilepaskan, pegas tersebut akan
bergetar dengan waktu getar:
M'
Т = 2π
(2)
K

Keterangan:

T = waktu getar pegas(s)


M' = total massa yang bekerja pada pegas (kg)
k = tetapan gaya pegas (N/m)

4. Di sisi M' merupakan massa total yang menyebabkan gaya pegas.


Dalam percobaan ini:
Mbeban + Member+Mpegas dengan f antara 0 dan 1, maka

T
=

4π2

(Mbeban + Member + Mpegas)


(3)

5. Grafik antara T2 dan Mbeban merupakan garis lurus. Dengan grafik ini
dapat di cari harga k (Gambar 2. M11)
6. Harga k dapat digunakan untuk menghitung f (frekuensi)

7. Dengan mempergunakan analogi getaran pada pegas, maka waktu


getaran dapat ditulis sebagai berikut:

T = 2π
2g
(4)
Dimana: 1 = panjang pegas (m); g-percepatan gravitasi (m/s2).

8. Dengan mengukur T dan 1 dapat di hitung g.

IV.
V.
GRAFIK

Langkah-langkah membuat grafik:

a. Hitung gradien dengan rumus: b =


NE(x.y)-Ex Ey N.Ex2-(Ex)2

b. Tentukan titik potong kurva dengan: a = (Σy - bΣx)

c. Persamaan garis: y = bx + a
CARA KERJA

A. Hukum Hooke

1. Gantungkan penyangga beban pada pegas dan ukur panjang


pegas
dan catat pada form pengambilan data sebagai Lo
2. Masukkan keping beban pada penyangga beban dan ukur pertambahan
panjangnya dan kemudian hasilnya di catat pada form pengambilan data
3. Tambahkan beban pada ember berturut-turut (sesuai dengan pengarahan dari
asisten) dan ukur masing-masing pertambahan panjangnya dan di catat pada form
pengambilan data
B. Periode Getaran

1. Pasang beban awal (sesuai dengan instruksi asisten) lalu tarik pegas
ke bawah sejauh jarak yang ditentukan
2. Lepaskan beban dan menghitung sampai 20 kali getaran
3. Catat waktu yang di tempuh sebanyak 20 kali getaran tersebut dan
di catat pada form pengambilan data
4. Lepaskan beban
5. Mengulangi Langkah kerja kedua sampai kelima terhadap beban,
dengan melakukan penambahan beban sesuai instruksi
TUGAS PENDAHULUAN

1. Apa yang dimaksud dengan Hukum Hooke?


VI.
2. Tuliskan rumus yang digunakan dalam Hukum Hooke beserta
keterangannya!
3. Tuliskan rumus yang digunakan untuk menentukan periode getaran
pada pegas beserta keterangannya!

4. Sebutkan dan jelaskan secara singkat penerapan penggunaan pegas


dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia teknik
TUGAS AKHIR

1. Gambarlah grafik antara F (gaya) dan x (perpanjangan)!

2. Hitunglah k dari grafik ini!


3. Gambarlah grafik antara T2 dan Mbeban!
4.
Bandingkan antara harga k (poin 2) dan k (point 4)! Cara mana yang
lebih baik?

5. Hitunglah harga g pada percobaan B atau percobaan 2!


6. Berikan kesimpulan dari percobaan ini!

I.
MODUL V

MODULUS PUNTIR

TUJUAN PRAKTIKUM

• Menentukan Modulus Puntir (Modulus Geser) secara statis.

II.
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Mikrometer skrup
2. Jangka sorong
3. Mistar baja

4. Batang uji
5. Roda puntir
6. Beban (massa)

7. Katrol dan tali P

8. Jarum penunjuk dan busur derajat (skala sudut S)


9. Penyekat (penjepit) batang T

III.
TEORI
TH

Gambar. 1M10
Sebuah batang dijepit keras-keras pada salah satu ujungnya T dan ujung yang
lain bebas berputar dan padanya dipasang keras-keras sebuah

roda P, kalau roda dengan pertolongan katrol dan diberi beban pada ujung talinya
maka roda itu akan menghasilkan momen M terhadap batang

tersebut (gambar 1.M10).


Dengan jarum penunjuk yang melekat pada batang dan pembagian skala S
dapat dibaca sudut puntiran batang. Maka modulus puntiran dapat dihitung dari :

G=
2. M. L

R4
(1)

Atau

G=
360. g. r. L. m π2. R4. Orad
.(2)

Dimana:

G: Modulus puntir (modulus geser)

M: Momen yang bekerja pada batang

L: Panjang batang yang dipuntir

R: Jari-jari batang yang dipuntir

0: Sudut puntiran dalam radial

g: Percepatan gravitasi
r: Jari-jari joda P
m: Masa beban-beban

a: Sudut puntiran dalam derajat

Grafik
Langkah-langkah membuat grafik:

1. Hitung gradient dengan rumus: b


=

Ν Σ(x,y) - ΣΧ Σν Ν.Σx2-(Σκ)2

2. Tentukan titik potong kurva dengan: : a=(y-b Σ x)


3. Persamaan garis: y = bx+ a

Rumus G pada grafik: G


=

360.g.r.L.m π2R4Orad
(3)

IV.
CARA KERJA

V.
VI.

1. Memasang satu batang yang diberikan oleh asisten, kemudian


mengeraskan semua skrup.

2. Memeriksa kebebasan gerak puntiran ujung batang yang beroda dan


memeriksa apakah momen sudah akan diteruskan ke seluruh batang.

3. Mengukur L, R, r dan menimbang m.


4. Memastikan kedudukan jarum penunjuk pada posisi tegak lurus
terhadap
busur derajat (dianggap posisi nol).
5. Memberikan beban pada roda puntir dan mengamati pergerakan jarum
penunjuk pada busur derajat dan mencatat hasilnya pada Form Pengambilan Data.
6. Melakukan hal diatas (no. 5) secara berturut-turut hingga semua beban uji
yang diberikan asisten dapat teruji.

TUGAS PENDAHULUAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan modulus puntir!


2. Berapakah 1 derajat dalam bentuk radian dan sebaliknya!
3. Ubahlah sudut berikut kedalam bentuk radian:

a. 20 b. 30° c. 45°

4. Tuliskan rumus yang digunakan dalam menghitung modulus puntir


beserta keterangannya!
5. Sebutkan dan jelaskan secara singkat penggunaan modulus puntir pada
dunia teknik

TUGAS AKHIR

1. Buatlah garfik antara rad dengan m untuk tiap-tiap harga L!


2. Buatlah grafik antara rad dengan L untuk tiap-tiap m!
3. Hitunglah harga G untuk tiap harga L dan hitunglah harga G rata-rata!
4. Berilah kesimpulan dari percobaan!

Anda mungkin juga menyukai