FAKULTAS TEKNIK Q
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA
Disusun Oleh :
Kelompok 1 :
Dalam kesempatan yang baik ini, dengan penuh syukur dan rasa terima kasih,
kami ingin mempersembahkan Laporan Praktikum Fisika Industri yang telah
berhasil kami selesaikan dengan baik. Melalui praktikum ini, kami telah menambah
wawasan dan pemahaman tentang teori-teori fisika.
Kami menyadari bahwa Laporan Praktikum ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dari berbagai sumber, dan kami juga bekerja sama sebagai satu tim
untuk mencapai tujuan yang sama. Meskipun Laporan Praktikum ini masih jauh
dari kata sempurna, kami berharap dapat memberikan kontribusi positif dan
manfaat bagi para pembaca.
Kami juga ingin memohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekurangan
dalam penulisan Laporan Praktikum ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
memotivasi kami sebagai penulis untuk terus berkembang dan memperbaiki
kualitas penulisan kami di masa yang akan datang.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB IV TETAPAN GAYA PEGAS DAN PERCEPATAN GRAVITASI .... 37
4.1. Tujuan Praktikum ................................................................................... 37
4.2. Alat yang digunakan ............................................................................... 37
4.3. Teori ....................................................................................................... 38
4.4. Cara kerja ............................................................................................... 40
4.5. Lembar pengamatan ............................................................................... 41
4.6. Tugas pendahuluan ................................................................................. 42
4.7. Tugas akhir ............................................................................................. 43
BAB V MODULUS PUNTIR ............................................................................. 49
5.1. Tujuan Praktikum ................................................................................... 49
5.2. Alat yang digunakan ............................................................................... 49
5.3. Teori ....................................................................................................... 50
5.4. Cara kerja ............................................................................................... 51
5.5. Lembar pengamatan ............................................................................... 51
5.6. Tugas pendahuluan ................................................................................. 52
5.7. Tugas Akhir ............................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 57
LAMPIRAN ......................................................................................................... 58
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
1.3 Teori
Pengukuran adalah suatu proses untuk menentukan besaran fisik atau non-fisik
dari suatu objek atau gejala. Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan
alat-alat standar atau alat-alat yang tidak standar. Alat-alat standar memiliki
ketepatan dan keakuratan yang tinggi, sedangkan alat-alat tidak standar memiliki
ketepatan dan keakuratan yang rendah.Salah satu pengukuran yang umum
dilakukan adalah pengukuran massa jenis. Massa jenis adalah pengukuran massa
per satuan volume suatu benda atau zat. Massa jenis digunakan untuk menentukan
kerapatan suatu benda atau zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda-beda,
dan zat dengan massa jenis lebih besar akan tenggelam dalam zat dengan massa
jenis yang lebih kecil. Pengukuran massa jenis sangat penting dalam berbagai
1
2
aplikasi industri, seperti pembuatan bahan kimia, material konstruksi, dan juga
dalam bidang medis. Pengukuran yang tepat dan akurat dari massa jenis dapat
membantu meningkatkan kualitas produk dan mengoptimalkan proses produksi.
Oleh karena itu, pengukuran massa jenis merupakan suatu hal yang penting dan
harus dilakukan dengan hati-hati menggunakan alat-alat yang tepat dan standar.
m
𝜌= v
Keterangan :
𝜌 = massa jenis benda (kg/m³ atau g/cm³)
m = massa benda (kg atau g)
v = volume benda (m³ atau cm³)
Satuan massa jenis dalam 'CGS [centi-gram-sekon]' adalah gram per sentimeter
kubik (g/cm3). 1 g/cm3=1000 kg/m3.
Kelompok : 1
Praktikum : 1
2. Sebutkan alat ukur dalam pengukuran yang Anda ketahui serta jelaskan bagian-
bagiannya!
a. Rahang Dalam
Rahang dalam terdiri dari rahang geser dan rahang tetap. Fungsinya
untuk mengukur bagian dalam, seperti diameter lubang atau celah.
b. Rahang Luar
Rahang luar terdiri dari dua rahang juga yaitu geser dan tetap.
Fungsinya untuk mengukur bagian luar, seperti diameter, lebar, atau
panjang benda.
d. Skala Utama
e. Skala Nonius
f. Baut pengunci
Gambar 1. 2 Mistar
a. Poros Tetap (Anvil), yaitu poros yang terletak di ujung dan tidak
bergerak.
b. Poros Geser (Spindle), yaitu poros yang bisa digerakkan ke depan dan
ke belakang.
c. Frame berbentuk U.
d. Pengunci (Lock Nut).
e. Skala utama (Sleeve), mempunyai ukuran angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan
seterusnya dalam satuan mm. Angka ingin terletak di bagian atas
mikrometer sekrup. Untuk nilai tengahnya biasanya ditunjukkan
dengan angka 1,5; 2,5; 3,5; 4,5 mm dan seterusnya. Nilai tengah ini
terletak di bagian bawah mikrometer sekrup.
f. Skala Nonius atau Skala Putar, yaitu terdiri dari angkat 1 hingga 50.
Setiap skala nonius diputar mundur 1 kali putaran maka akan bertambah
skala utama sebesar 0,5 mm. Sehingga 1 skala putar = 1/100 mm = 0.01
mm.
g. Pemutar (Thimble), berfungsi untuk menggerakkan poros geser.
h. Ratchet, sama seperti poros geser tetapi memiliki ukuran yang lebih
kecil.
7
a. Nampan yang bisa digunakan untuk meletakkan objek atau benda yang
akan kita timbang. Meski begitu, nampan ini cukup terbatas tidak bisa
menampung banyak benda besar hanya benda-benda kecil saja yang
bisa tertampung pada nampan ini.
b. Lengan gantung ini berfungsi untuk membawa nampan pada saat
digunakan dalam pengukuran sebuah benda. Pada lengan gantung ini
berisi seperti butiran-butiran besi kecil yang bisa ditambah atau
dikurangi pada saat proses kalibrasi Neraca ohaus ketika digunakan.
c. Tatakan neraca ini berfungsi sebagai penyangga dan tepat diatas lengan
gantung. Tatakan ini bersatu dengan badan neraca sehingga tidak bisa
dipindah-pindah tempatnya.
d. Lengan Neraca ohaus ini ada empat yang berfungsi menentukan nol
koma atau desimal, satuan, puluhan, ratusan, dan maksimal hanya
mampu mengukur hingga 311 gram. Sementara itu, anak lengan ini
berfungsi untuk mengukur beban dengan cara menggeser-geser hingga
seimbang.
e. Skala kesetimbangan ini digunakan untuk mencari titik dimana berat
benda akan setimbang dengan Neraca ohaus. Dengan begitu, maka
pengukuran bisa dilakukan.
8
f. Baut kalibrasi ini berada pada lengan Neraca ohaus yang fungsinya
untuk proses kalibrasi alat sehingga pada saat pengukuran akan semakin
akurat.
g. Penopang atau badan neraca ini fungsinya untuk menopang semua
elemen dari Neraca ohaus baik itu lengan gantung, tatakan, lengan
neraca, skala kesetimbangan, juga baut kalibrasi.
4) Tempatkan skala nol pada mistar sejajar dengan salah satu ujung benda.
5) Perhatikan ujung benda lainnya, lalu bacalah skala pada mistar yang
sejajar dengan ujung benda tersebut.
6) Untuk membaca skala pada mistar, mata harus melihat tegak lurus
dengan tanda garis skala yang akan dibaca.
10. Pada hasil akhir cara membaca mikrometer sekrup dari contoh ini
didapat angka 5.5 + 0.28 = 5.78 mm. Untuk hasil ini memiliki ketelitian
sebesar 0.01 mm.
a. 5,8913 ± 0,2357
b. 2,2543 ±1,1345
c. 0,5 ± 3,4988
a. 5,8913+0,2357 = 6,1270
b. 2,2543+1,1345 = 3,3888
c. 0,5+3,4988 = 3,9988
Tabel 1. 2 Percobaan 1
Tabel 1. 3 Percobaan 2
Tabel 1. 4 Percobaan 3
Untuk mengetahui massa jenis benda ubahlah massa jenis dari gram
menjadi kilogram, lalu ubahlah PxLxT dari cm menjadi meter.
0,04779
Balok I 𝜌 = = = 7.834 = 7.834 kg
0,0061
0,04776
Balok II 𝜌 = = 7,347 = 7.347 kg
0,0065
0,04777
Balok III 𝜌 = = = 9,367 = 9.367 kg
0,0051
12
2. Sebutkan dan jelaskan kategori massa jenis pada tiap benda berdasarkan
perhitungan massa jenis yang diperoleh!
Balok I memperoleh rata-rata massa jenis 7.873 Kg/mᶟ. Sudah bisa
dikategorikan dalam kuningan yang massa jenisnya 7.873 Kg/mᶟ.
Balok II memperoleh rata-rata massa jenis 7.816 Kg /mᶟ. Sudah bisa
dikategorikan dalam zat besiyang massa jenisnya 7.816 Kg /mᶟ.
Balok III memperoleh rata-rata massa jenis 8.250 Kg /mᶟ. Sudah bisa
dikategorikan dalam zat alumuniumyang massa jenisnya 8.250 Kg /mᶟ.
BANDUL MATEMATIS
2.3 Teori
Bandul matematis adalah suatu sistem mekanika yang terdiri dari benda
bermassa yang digantungkan pada sebuah tali atau kawat yang tidak berat dan tidak
lentur. Benda tersebut kemudian digerakkan dari posisi awalnya, kemudian akan
berayun di sekitar titik kesetimbangan.
Pada saat bandul matematis digerakkan dari posisi awalnya, energi potensial
gravitasi yang dimilikinya akan berubah menjadi energi kinetik saat benda berayun
ke bawah. Namun, pada saat benda bergerak naik, energi kinetik akan berkurang
dan energi potensial gravitasi akan bertambah. Proses ini terus berulang sehingga
benda akan berayun bolak-balik di sekitar titik kesetimbangan.
Periode osilasi atau waktu yang dibutuhkan oleh benda untuk melakukan satu
putaran penuh di sekitar titik kesetimbangan dapat dihitung menggunakan rumus:
1
T = 2π √𝑔
13
14
Keterangan :
Rumus ini dikenal sebagai rumus periode bandul matematis. Dalam persamaan
ini, periode osilasi tergantung pada panjang tali atau kawat dan percepatan gravitasi.
Semakin panjang tali atau kawat, maka periode osilasi akan semakin lama.
Sedangkan semakin besar percepatan gravitasi, maka periode osilasi akan semakin
pendek.
Rumus periode bandul matematis hanya berlaku pada bandul matematis ideal,
yaitu bandul matematis yang tidak memiliki kehilangan energi (disebut juga bandul
matematis sempurna). Pada kenyataannya, bandul matematis akan mengalami
redaman energi akibat gaya gesekan udara dan gesekan pada poros tali atau kawat.
Karena itu, periode osilasi pada bandul matematis sebenarnya akan lebih besar
daripada yang dihitung menggunakan rumus di atas.
Bandul Matematis
Kelompok : 1
Praktikum : 2
Anggota 1. Muhammad Syahril Awaluddin
2. Fauji Khoerunisa
3. Sigit Pramono
4. Puncak Windu Sasmita
Panjang Waktu/t x y
No Periode/T x.y x²
Tali/I(cm) (dtk) I (cm) T²
1 30 25,16 1,258 30 1,582 55,56 900
2 27 22,22 1,11 27 1,234 33,318 729
3 24 21,23 1,061 24 11,267 27,040 576
4 21 19,33 0,966 21 0,9341 19,616 441
5 18 18,64 0,932 18 0,8686 15,634 324
Σx = 120 Σy = 5,7454 Σx.y = 151,16 Σx² = 2970
16
Panjang Waktu/t x y
No Periode/T x.y x²
Tali/I(cm) (dtk) I (cm) T²
1 30 23,34 1,162 30 1,350 40,5 900
2 27 22,00 1,1 27 1,21 32,67 729
3 24 21,19 10,595 24 1,122 26,94 576
4 21 18,77 0,9385 21 0,9244 19,41 441
5 18 17,28 0,864 18 0,7464 13,43 324
Σx = 120 Σy=5,35334 Σx.y=132,95 Σx² = 2970
𝐼
2. Buktikan rumus T = 2π√𝑔! (Beserta gambarnya)!
2𝜋
𝜔= 𝑇
2𝜋
𝜔2 = ( 𝑇 ) ²
4𝜋²
𝜔2 = 𝑇²
𝑔
𝜔= 𝑙
4𝜋² 𝑔
= C A
𝑇² 𝑙
A A
T² . g = 4𝜋 . l B
4𝜋² 𝑙 A
T² = Gambar 2. 1 Bandul Mtematis
𝑔
4𝜋² 𝑙 𝑙
T=√ = √4 √𝜋²√𝑔
𝑔
𝑙
T = 2𝜋√𝑔
12000 11,267
10000
8000
6000
4000
1,582
2000 1,234
0 0 0
0
30 27 24 21 18
19
1,600
1,350
1,400
1,200 1,122
1,000
800
600
400
200
0 0 0
0
30 27 24 21 18
b = 0,049
Titik Potong Kurva
1
a = 𝑁 = (Σy – bΣx)
1
a=5 = (5,354 – 0,049 . 120)
1
a=5 = (5,354 – 5,88)
1
a = 5 = (5,88)
a= 1,176
20
5Ʃ (151,16) − Ʃ120.Ʃ5,7454
b= 5 Ʃ2970−(Ʃ120)²
755,8 − 689,448
b= 14.850−14,400
66,352
b=
450
b = 0,1474
Titik Potong Kurva
1
a = 𝑁 = (Σy – bΣx)
1
a=5 = (5,745 – 0,1474 . 120)
1
a=5 = (5,354 – 1,768)
1
a = 5 = (3,586)
a= 0,7172
Persamaan Garis
Tabel Persamaan y = bx + a
y= 0,1474x + 0,7172
g = 804,89 m/s²
3. Bandingkan hasil peroleh dari rumus 3.1 (teori) dengan yang didapat dari
rumus grafik!
a. Bandul Kecil
𝑙
T = 2𝜋√𝑔 dikuadratkan sehingga jadi
𝑙
T² = 4𝜋² 𝑔
4𝜋 2 𝑙
g= T²
1 = 0,30 m
4𝜋 2 𝑙
g₁ = T²
4(3,14)2 . 0,30
g₁ = 1,350
4 (9,86).0,30
g₁ = 1,350
39,44 . 0,30
g₁ =
1,350
11,83
g₁ = 1,350
g₁ = 8,762 m/s²
22
1 = 0,27 m
4𝜋 2 𝑙
g₂ = T²
4(3,14)2 . 0,30
g₂ = 1,21
4 (9,86).0,30
g₂ = 1,21
39,44 . 0,30
g₂ = 1,21
11,83
g₂ = 1,21
g₂ = 9,776 m/s²
1 = 0,24 m
4𝜋 2 𝑙
g₃ = T²
4(3,14)2 . 0,30
g₃ = 1,12254
4 (9,86).0,30
g₃ = 1,12254
39,44 . 0,30
g₃ = 1,12254
11,83
g₃ = 1,12254
g₃ = 9,653 m/s²
1 = 0,21 m
4𝜋 2 𝑙
g₄ = T²
4(3,14)2 . 0,30
g₄ = 0,9244
4 (9,86).0,30
g₄ = 0,9244
39,44 . 0,30
g₄ = 0,9244
11,83
g₄ = 0,9244
g₄ = 12,79 m/s²
23
1 = 0,18 m
4𝜋 2 𝑙
g₅ = T²
4(3,14)2 . 0,30
g₅ = 0,7464
4 (9,86).0,30
g₅ = 0,7464
39,44 . 0,30
g₅ = 0,7464
11,83
g₅ = 0,7464
g₅ = 15,84 m/s²
b. Bandul Besar
𝑙
T = 2𝜋√𝑔 dikuadratkan sehingga jadi
𝑙
T² = 4𝜋² 𝑔
4𝜋 2 𝑙
g= T²
1 = 0,30 m
4𝜋 2 𝑙
g₁ = T²
4(3,14)2 . 0,30
g₁ = 1,582
4 (9,86).0,30
g₁ = 1,582
39,44 . 0,30
g₁ = 1,582
11,83
g₁ = 1,582
g₁ = 7,477 m/s²
24
1 = 0,27 m
4𝜋 2 𝑙
g₂ = T²
4(3,14)2 . 0,30
g₂ = 1,234
4 (9,86).0,30
g₂ = 1,234
39,44 . 0,30
g₂ = 1,234
11,83
g₂ = 1,234
g₂ = 9,586 m/s²
1 = 0,24 m
4𝜋 2 𝑙
g₃ = T²
4(3,14)2 . 0,30
g₃ = 1,1267
4 (9,86).0,30
g₃ = 1,1267
39,44 . 0,30
g₃ = 1,1267
11,83
g₃ = 1,1267
g₃ = 10,50 m/s²
1 = 0,21 m
4𝜋 2 𝑙
g₄ = T²
4(3,14)2 . 0,30
g₄ = 0,9341
4 (9,86).0,30
g₄ = 0,9341
39,44 . 0,30
g₄ = 0,9341
11,83
g₄ = 0,9341
g₄ = 12,66 m/s²
25
1 = 0,18 m
4𝜋 2 𝑙
g₅ = T²
4(3,14)2 . 0,30
g₅ = 0,8686
4 (9,86).0,30
g₅ = 0,8686
39,44 . 0,30
g₅ = 0,8686
11,83
g₅ = 0,8686
g₅ = 13,62 m/s²
MODULUS ELASTISITAS
26
27
3.3. Teori
Modulus elastisitas adalah sebuah ukuran yang digunakan untuk
menggambarkan kemampuan sebuah material untuk kembali ke bentuk aslinya
setelah diberi beban atau tekanan. Modulus elastisitas dapat dinyatakan dalam
beberapa bentuk, seperti modulus elastisitas Young, modulus elastisitas geser
(shear), dan modulus elastisitas volumetrik. Berikut adalah penjelasan dan rumus
lengkap untuk setiap jenis modulus elastisitas:
σ
E=
ε
Keterangan:
𝑇
G=𝛾
28
Keterangan:
matematisnya adalah:
−𝑃
K= 𝑉
𝑉₀
Keterangan :
Modulus Elastisitas
Kelompok :1
Praktikum :3
Massa Kelenturan x y
No x.y x²
(Kg) /F=f-f₀ M (Kg) f
1 0,2 Kg 0,2 0,2 Kg 0,2 0,04 0,4
2 0,5 Kg 0,3 0,5 Kg 0,3 0,15 0,25
3 0,7 Kg 0,5 0,7 Kg 0,5 0,35 0,49
4 1 Kg 0,6 1 Kg 0,6 0,6 1
5 1,5 Kg 0,7 1,5 Kg 0,7 1,05 2,25
Ʃx = 3,9 Kg Ʃy = 2,3 Ʃx.y = 2,19 Ʃx² = 4,39
30
Massa Kelenturan x y
No x.y x²
(Kg) /F=f-f₀ M (Kg) f
1 0,5 Kg 0,2 0,5 Kg 0,2 0,1 0,25
2 1 Kg 0,3 1 Kg 0,3 0,3 1
3 1,5 Kg 0,4 1,5 Kg 0,4 0,6 2,25
4 2 Kg 0,5 2 Kg 0,5 1 4
5 2,5 Kg 0,6 2,5 Kg 0,6 1,5 6,25
Ʃx = 7,5 Kg Ʃy = 2,3 Ʃx.y = 3,5 Ʃx² = 13,75
Tegangan dan regangan adalah dua konsep penting dalam ilmu material
dan mekanika, keduanya berhubungan erat dengan sifat-sifat elastis dari
material.
Tegangan (σ) adalah ukuran dari gaya yang diberikan pada material per
satuan luas penampang. Dalam rumus, tegangan dihitung sebagai rasio
antara gaya (F) yang diberikan pada material dengan luas penampang (A)
dari material tersebut.
𝐹
σ=𝐴
𝐿
ε = L₀
G = 10 m/s²
Ditanya ℓ?
Dijawab A = 2 (p ℓ + pt + ℓ𝑡
= 2 (150 +2000+3000)
= 2 (5150)
= 10300cm
= 10,3 m
𝐹 0,5
𝜎 = 𝐴 = 10,3 = 0,048 N/m²
𝜎 𝜎 0,048
𝛾 = ℓ ℓ = 𝛾 = 12.10⁸ = 0.004.10⁻⁸ = 4.10⁻¹¹
34
3.7.Tugas Akhir
1. Buatlah grafik antara f (m) dan beban (kg)!
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1 2 3 4 5
2.5
1.5
0.5
0
1 2 3 4 5
35
2. Bandingkanlah hasil perolehan dari rumus (3-1) dengan E yang didapat dari
rumus grafik!
Mencari E dengan rumus E:
𝑏.𝑙ᶟ 𝑏.𝑙ᶟ
F = 4.𝑏.𝐸.ℎ maka F = 4.𝑏.𝐹.ℎ
0,01 . 0,6ᶟ
E₁ = 4(0,01)0,02(0,009) = 288
0,01 . 0,6ᶟ
E₂ = 4(0,01)0,03(0,009) = 2.000
0,01 . 0,6ᶟ
E₃ = 4(0,01)0,05(0,009) = 1.200
0,01 . 0,6ᶟ
E₄ = 4(0,01)0,06(0,009) = 1.000
0,01 . 0,6ᶟ
E₅ = 4(0,01)0,07(0,009) = 85,7
288+2.000+1.200+1.000+85,7
Erata-rata = = 4.573,7
5
0,02 . 0,8ᶟ
E₁ = 4(0,02)0,02(0,01) = 64
36
0,02 . 0,8ᶟ
E₂ = 4(0,02)0,03(0,01) = 462,6
0,02 . 0,8ᶟ
E₃ = 4(0,02)0,04(0,01) = 320
0,02 . 0,8ᶟ
E₄ = 4(0,02)0,05(0,01) = 256
0,02 . 0,8ᶟ
E₅ = 4(0,02)0,06(0,01) = 213,3
64+462,6+320+256+213,3
Erata-rata = = 1.315,9
5
4.1.Tujuan Praktikum
Mengungkapkan hukum Hooke untuk sebuah pegas.
Mengukur percepatan gravitasi dengan getaran sebuah pegas.
37
38
4.3.Teori
1. Hukum Hooke
F = -kx
dimana F adalah gaya yang diberikan pada pegas, k adalah tetapan gaya pegas,
dan x adalah perubahan panjang atau perpindahan yang dihasilkan oleh pegas.
Tanda negatif pada rumus menunjukkan bahwa gaya dan perubahan panjang
atau perpindahan selalu berlawanan arah.
Hukum Hooke ini hanya berlaku pada daerah linear, yaitu ketika
perubahan panjang atau perpindahan masih berada di dalam batas elastisitas
pegas. Ketika batas elastisitas pegas terlampaui, pegas akan mengalami
deformasi permanen atau patah.
𝐹
k=𝑥
Keterangan:
3. Percepatan gravitasi
𝑀
g = G𝑟²
Keterangan :
40
Tetapan gaya pegas juga memiliki banyak aplikasi dalam fisika. Pegas
digunakan dalam banyak alat dan mesin, seperti dalam suspensi kendaraan, alat
musik, dan dalam beberapa eksperimen fisika. Penggunaan tetapan gaya pegas
dapat membantu kita dalam mengukur kekuatan atau energi yang dibutuhkan
untuk meregangkan pegas tertentu dan dalam mempelajari sifat-sifat materi.
1. Pasangkan beban awal pada pegas, lalu tarik pegas kebawah jangan
sampai terlalu bawah dan jangan sampai terlalu atas.
2. Biarkan pegas lepas dan hitung sampai 20 kali.
3. Hitung naik turunnya atau waktu tempuh pegas menggunakan
stopwatch.
4. Lakukan hal tersebut ketika beban ditambahkan satu persatu.
5. Catat hasil pengamatan pada tabel praktikum
Massa Waktu/t x y
No Periode/T x.y
(gr) (s) massa T² x²
1 50gram 08,96 0,488 50 0,2007 10,035 2.5
2 100gram 11,08 0,554 60 0,3069 30,69 10
3 150gram 12,59 0,629 150 0,3456 59,34 22.5
4 200gram 0,704 0,704 200 0,4956 99,12 40
5 250gram 0,755 0,755 250 0,5700 142,5 62.5
Ʃx = 710 Ʃy = 1,9188 Ʃx.y =341,68 Ʃx² = 138.00
F = -kx
Keterangan :
X = Konstanta pegas
𝑚
T = 2π √ 𝑘
Keterangan
T = Periode getaran
0
490 980 1470 1960 2450
f massa
Gradien
𝑁Ʃ (𝑥.𝑦) − Ʃ𝑥.Ʃ𝑦
b= 𝑁 Ʃ𝑥 2 −(Ʃ𝑥)²
b = 0,208
Titik Potong Kurva
1
a = 𝑁 = (Σy – bΣx)
1
a=5 = (7.350 – 0,208 . 39,5)
1
a=5 = (7.350 – (-39,2))
1
a = 5 = (7.389)
a= 1.477
Persamaan Garis
Tabel Persamaan y = bx + a
y= 0,208x + 1.477
45
Tabel 4. 3 Nilai k
300
250
0
250
200
0
200
150
0
150
100
0
100
50
0
50
0
0
50 100 150 200 250
Gradien
𝑁Ʃ (𝑥.𝑦) − Ʃ𝑥.Ʃ𝑦
b= 𝑁 Ʃ𝑥 2 −(Ʃ𝑥)²
5 (321,685) −(750).(1,9188)
b= 5 (137.500)−(750)²
1.608,425 −1.441,0188
b= 687.500−562.500
46
167,4062
b= 125.000
b = 0,1474
Titik Potong Kurva
1
a = 𝑁 = (Σy – bΣx)
1
a=5 = (1,9188 – 0,1474 . 750)
1
a=5 = (1,9188 – 110,55)
1
a = 5 = (-108,6)
a= -21,72
Persamaan Garis
Tabel Persamaan y = bx + a
y= 0,1474x + (-21,72)
4. Bandingkan antara harga k (2poin) dan k (4poin)! Cara mana yang lebih
baik?
Harga k poin 2
Harga k point 4
4𝜋² . 𝑀′
k= 𝑇²
Nilai k₁
4(3,14)² . 0,05
k₁ = (0,2007)²
47
4(3,14)² . 0,05
k₁ = 0,040
1,973
k₁ = 0,040
k₁ = 49,3
Nilai k₂
4(3,14)² . 0,1
k₂ = (0,3069)²
4(3,14)² . 0,1
k₂ = 0,095
3,945
k₂ = 0,095
k₂ = 41,52
Nilai k₃
4(3,14)² . 0,15
k₃ = (0,3456)²
4(3,14)² . 0,15
k₃ = 0,1194
5,916
k₃ = 0,1194
k₃ = 49,54
Nilai k₄
4(3,14)² . 0,2
k₄ = (0,4956)²
4(3,14)² . 0,2
k₄ = 0,245
7,88
k₄ =
0,245
k₄ = 32,19
Nilai k₅
4(3,14)² . 0,25
k₅ = (0,5700)²
4(3,14)² . 0,25
k₅ = 0,3949
48
9,85
k₅ = 0,3949
k₅ = 24,96
5. Hitunglah harga g pada percobaan B atau percobaan 2!
𝑙
T² = 2𝜋√2𝑔
2𝜋 2 . 𝑙
g= T²
2(3,14)2 . 0,034 0,670
g₁ = = 0,040 = 16,75
(0,2007)²
Percepatan gravitasi
Jika pedal gas tidak di berikan beban kecepatan atau gaya pada pegas
tidak beraturan,dan jika di beri beban per 50 gram setiap 1 periode akan
lebih beraturan saat menghitung gaya getaran dan sebaliknya jika di kurang
50 gram per periode akan lebih tidak beraturan.
BAB V
MODULUS PUNTIR
5.1.Tujuan Praktikum
Menentukan Modulus Puntir (Modulus Geser) secara statis.
49
50
5.3.Teori
Modulus puntir (atau torsional rigidity) adalah sifat mekanik suatu bahan yang
mengukur resistensi atau ketahanannya terhadap torsi atau momen puntir. Modulus
puntir didefinisikan sebagai rasio antara momen torsi (T) yang diterapkan pada
benda dengan sudut putaran (θ) yang dihasilkan dan modulus elastisitas geser (G)
dari bahan tersebut. Dalam sistem satuan SI, modulus puntir dinyatakan dalam
satuan meter pangkat empat (m^4).
Modulus puntir bervariasi untuk setiap bahan, tergantung pada komposisi dan
struktur kristalnya. Bahan dengan struktur kristal yang lebih kaku dan teratur seperti
logam biasanya memiliki modulus puntir yang lebih besar daripada bahan yang
tidak teratur seperti polimer.
Untuk benda silinder atau tabung yang tidak mengalami perubahan bentuk
yang signifikan, modulus puntir dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
𝜋
J = (2 ) x R⁴
Keterangan :
Sedangkan untuk benda yang tidak berbentuk silinder atau tabung, diperlukan
rumus yang berbeda untuk menghitung modulus puntirnya.
medis untuk memastikan kekuatan, ketahanan, dan kinerja optimal dari benda
tersebut.
5.4.Cara kerja
1. Yang pertama adalah mengukur panjang batang yang ada di puntir
2. Menghitung jari jari batang yang di puntir.
3. Mengitung jari jari roda dalam atau luar pada puntir saat hasil yang di
dapatkan saat menghitung roda puntir lalu di bagi 2.
4. Lalu saat semua sudah siap,jarum yang pada mengukur celcius di haruskan
jarum berada pada nol derajat.
5. Saat sudah siap,lalu di berikan pemberat 50 gram untuk mengukur berapa
periode atau berapa derajat per 50 gram setiap pemberat.
6. Saat menimbangan 50 gram tali pengukur akan bertambah panjang dan
derajat celcius akan bertambah per periode.
5.5.Lembar pengamatan
Modulus Puntir
Kelompok : 1
Praktikum : 5
2. Fauji Khoerunisa
3. Sigit Pramono
Percobaan
x y
No Massa (Kg) Derajat Puntiran x.y x²
M (Kg) (rad)
1 0,5 kg 8° 0,5 0,14 0,07 0,25
2 1 kg 16° 1 0,28 0,28 1
3 1,5 kg 25° 1,5 0,43 0,45 2,25
4 2 kg 32° 2 0,55 1,1 4
5 2,5 kg 35° 2,5 0,61 1,525 6,25
Ʃx = 7,5 Ʃy = 2,01 Ʃx.y = 3,62 Ʃx² = 13,75
5.6.Tugas pendahuluan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan modulus puntir?
1
1°= (360) x 2π radian = 0,01745 radian (dalam bentuk desimal)
360
1 radian = ( 2𝜋 ) derajat = 57,29578 derajat (dalam bentuk desimal)
a. 20°
𝜋
20° x (180°) = 0,34907 radian
b. 30°
𝜋
30° x (180°) = 0,52360 radian
c. 45°
𝜋
45° x (180°) = 0,78540 radian
𝜋
J = (2 ) x R⁴
Keterangan
5 (3,62) −( 7,5).(2,01 )
b= 5 (13,75 )−(7,5 )²
18,1−15,075
b= 68,75−56,25
2,925
b= 12,5
b = 0,234
Titik Potong Kurva
1
a = 𝑁 = (Σy – bΣx)
1
a= = (2,01 – 0,234 . 7,5)
5
1
a=5 = ( 2,01 – 1,755 )
1
a = 5 = ( 0,235)
a= 1,655
Persamaan Garis
Tabel Persamaan y = bx + a
55
0
0,5 1 1,5 2 2,5
Harga G rata-rata :
𝛴𝑔
G rata-rata = 5
Jawab :
360 . 𝑔 . 𝑟 . 𝐿 . 𝑚
G= 𝜋² 𝑅⁴ 𝜃𝑟𝑎𝑑
(360)(0,8)(0,04)(21,6)(0,5) 124,4
G₁ = (3,142 )( 0,24 )(0,14)
= 0,002 = 62.200
(360)(0,8)(0,04)(21,6)(1) 248,8
G₂ = (3,142 )( 0,24 )(0,28)
= 0,004 = 62.200
56
(360)(0,8)(0,04)(21,6)(1,5) 373,2
G₃ = (3,142 )( 0,24 )(0,43)
= 0,006 = 62.200
(360)(0,8)(0,04)(21,6)(2) 497,6
G₄ = (3,142 )( 0,24 )(0,55)
= 0,008 = 62.200
(360)(0,8)(0,04)(21,6)(2,5) 622,8
G₅ = (3,142 )( 0,24 )(0,61)
= 0,009 = 69.200
62.200+62.200+62.200+62.200+62.200+69.200
Grata-rata = = 133.360
5
Baruqi, Moh. S., Sholihah, S. Z., Sugiharto, A., Martonio, B. C., Sulthoni, A.,
Supriyanto, D.Suryaningrum, W. (2014). PENGUKURAN TENSILE
STRENGTH, COMPRESSIVE STRENGT DAN MODULUS ELASTISITAS
BENDA PADAT. Jurnal Universita Airlangga.
Afyfah, A.A., dan Prabowo, 2017. Pengembangan Alat Peraga Modulus Elastis untuk
Menentukan Nilai Modulus Young Zat Padat sebagai Media Pembelajaran
Fisika pada Materi Elastisitas. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 5(3), 22-26.
Serway, R.A., & Jewett, J.W. (2014). Physics for Scientists and Engineers with
Modern Physics. 9th Edition. Cengage Learning.
Beer, F. P., Johnston Jr., E. R., DeWolf, J. T., & Mazurek, D. F. (2015). Mechanics of
Materials. 7th Edition. McGraw Hill Education.
57
LAMPIRAN
58
59
60
61
62
63
Praktikum 1
Praktikum 2
64
Praktikum 3
Praktikum 4
65
Praktikum 5