Anda di halaman 1dari 8

HYDAULICS JUMP

Loncat air terjadi apabila suatu aliran superkritis berubah menjadi aliran subkritis, akan terjadi
pembuangan energi.

Pada loncat air terdapat olakan yang besar disertai dengan berkurangnya energy. Karena olakan
yang sangatbesar, maka loncat air dapat menyebabkan terjadinya erosi di lokasi tersebut.

Di dalam mempelajari loncat air, parameter yang akan di cari adalah kedalaman air awal y1,
kedalaman air akhir y2, dan panjang loncat air.

Pemakaian praktis teori loncat air abtara lain:

1. Peredam energi pada bendungan, saluran dan struktur hidrolis yang lain, untuk mencegah
pengikisan struktur di bagian hilir;
2. Menaikkan kembali tinggi energi atau permukaan air pada daerah hilir saluran pengukur;
menjaga agar permukaan air saluran air irigasi atau saluran pembagi yang lain tetap tinggi.
3. Memperbesar tekanan pada lapis lindung, sehingga memperkecil tekanan angkat pada struktur
tembok, dengan memperbesar kedalaman air pada lapis lindung
4. Memperbesar debit dengan mempertahankan air bawah balik, karena tinggi energi efektif
akan berkurang bila air bawah dapat menghilangkan loncat air.
5. Menunjukkan kondisi-kondisi aliran tertentu
6. Untuk mencampurkan bahan-bahan kimia
7. Untuk mengaerasi air yang hasilnya dipergunakan untuk air minum
8. Untuk menghilangkan kantong-kantong udara dari jaringan-jaringan pensuplai air.

Pada saluran persegi panjang horizontal dengan aliran superkritis, energy akan diredam oleh
tahanan gesek saluran sehingga menyebabkan terjadinya pengurangan kecepatan dan
penambahan ketinggian pada aliran. Loncat air pada saluran akan terbentuk jika hubungan antara
bilangan Froude F1, y1, dan y2 memenuhi persamaan berikut.

y2 1 
  1  8F1  1
2

y1 2  

Beberapa karakteristik dasar loncat air:

a. Kehilangan energy, adalah pervedaan energy spesifik sebelum dan sesudah terjadinya loncat
air.
Besarnya kehilangan energi adalah:
 y 2  y1 3
E  E1  E 2 
4 y1 y 2
E
Perbandingan dinamakan kehilangan energi relatif
E1

b. Efisiensi loncatan, merupakan perbandingan antara energi spesifik setelah loncatan dengan
sebelum loncatan.

E1 8F1  1 2  4 F1  1

2

3
2

E2 8F1 2  F1
2 2
 
E2
Efisiensi relatif sama dengan: 1 
E1
c. Tinggi loncatan, yaitu perbedaan antara kedalaman sesudah dan sebelum loncatan,
atau hj = y2 –y1
Tinggi loncatan relatif adalah:
h j y 2 y1
 
E1 E1 E1
Dimana
hj
= tinggi relatif
E1
y2
= kedalaman awal relatif
E1
y1
= kedalaman akhir relatif
E1
Atau
1  8F1  3
2
hj

F1  2
2
E2
Karena semua merupakan fungsi F1 maka semua dapat dipetakan terhadap F1 dan
menghasilkan kurva karakteristik berikut ini:
Dari grafik di atas diperoleh:
1. Tinggi relatif maksimum adalah 0,507, yang terjadi pada F1 = 2,77
y
2. Kedalaman relatif maksimum adalah 0,8 yang terjadi pada 1 = 0,4 dan F1 = 1,73
E1
Dari percobaan ditunjukkan bahwa peralihan dari loncatan berombak ke loncatan searah
terjadi pada daerah dekat dengan titik F1 = 1,73
3. Bila F1 = 1, alirannya adalah aliran kritis dan y1 = y2 = ⅔ E1
4. Bila F1 bertambah besar, perubahan pada semua perbandingan karakteristik berlangsung
secara perlahan-lahan.

Tipe-tipe Loncat Air

 Fr = 1,00 – 1,70 (Undular Jump / Loncatan berombak)

Perubahan aliran superkritis menjadi subkritis terjadi secara tiba-tiba, terlihat deretan
gelombang berombak dipermukaan air.

 Fr = 1,70 – 2,50 (weak jump / Loncatan lemah)


Gelombang pada permukaan (loncat air) mulai pecah, loncat air masih lemah.

 Fr = 2,50 – 4,50 (oscillating jump / Loncatan berisolasi)

Terjadi osilasi, loncat air dengan gelombang di belakangnya.

 Fr = 4,50 – 9,00 (steady jump / Loncatan tetap)

Loncatan yang terbaik untuk peredaman energi, tidak terjadi gelombang di hilir.

 Fr > 9,00 (Strong jump / Loncatan kuat)

Terjadi gelombang di hilir.


Panjang Loncat Air

Panjang loncat air sulit ditentukan secara teoritis. Penentuan panjang loncat air dilakukan melalui
pendekatan percobaan-percobaan sebelumnya. Untuk keperluan praktis diperlukan kurva F1
terhadap L/y2 yang menunjukkan keteraturan daerah dimana loncatan terbentuk. Kurva dari
percobaan USBR nerikut ini dapat digunakan sebagai pendekatan.

Lokasi-lokasi Terjadinya Loncatan

A. Pada pintu geser tegak

B. Pada saluran yang kemiringan dasarnya berubah dari curam menjadi landai

C. Di belakang penahan aliran limpah


Pengendalian Loncatan pada Ambang

A. Pengendalian dengan ambang tajam

B. Pengendalian dengan ambang lebar


C. Pengendalian dengan peninggian curam

D. Pengendalian dengan terjunan tiba-tiba

Anda mungkin juga menyukai