Japan Oil, Gas and Metals National Corporation Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Energi dan Sumber Daya Mineral
12:00~13:00 ISTIRAHAT - -
Teknologi Penambangan dan Keselamatan Tambang
13:00~13:50
Bawah Tanah (4)
Teknologi Penambangan dan Keselamatan Tambang MATSUI O.1 -
14:00~14:50
Bawah Tanah (5) santoso O.189
Teknologi Penambangan dan Keselamatan Tambang
15:00~16:00
Bawah Tanah (6)
Hari-2 (Selasa, 6 Oktober 2020)
Pengajar Nomor
Waktu Materi
Penerjemah Bahan Ajar
UU dan Peraturan Keselamatan Pertambangan
08:00~08:50
Indonesia
Widyaiswara B.1 - B.128
UU dan Peraturan Keselamatan Pertambangan
09:00~09:50
Indonesia
Pengetahuan Dasar Tambang Batubara UG &
Pengalaman di Tambang Batubara UG di Indonesia
(1): Batas tambang OC dan UG, Pengetahuan dasar
10:00~10:50
batubara, Geologi, Pembukaan tambang UG,
KAKIZAKI
Penyanggaan, Penggalian maju, Penambangan, C.1 - C.89
santoso
Pengalaman di tambang Kitadin Embalut dll
Pengetahuan Dasar Tambang Batubara UG &
11:00~12:00 Pengalaman di Tambang Batubara UG di Indonesia
(2)
12:00~13:00 ISTIRAHAT - -
Pengetahuan Dasar Tambang Batubara UG &
KAKIZAKI
13:00~13:50 Pengalaman di Tambang Batubara UG di Indonesia C.1 - C.89
santoso
(3)
Evaluasi Keekonomisan Tambang: Bunga tunggal
KAKIZAKI
14:00~14:50 dan majemuk, Free cashflow, Present value, Net D.1 - D.31
santoso
present value, Metode evaluasi project
Teknologi Ventilasi: Pengetahuan dasar ttg gas di
TOGAWA E1.1 - E1.101
15:00~16:00 UG, Pengetahuan dasar perencanaan ventilasi, Teori
asep E2.1 - E2.15
umum ventilasi dll
Hari-3 (Rabu, 7 Oktober 2020)
Pengajar Nomor Bahan
Waktu Materi
Penerjemah Ajar
Teknik Pengukuran Ventilasi: TOGAWA E1.1 - E1.101
08:00~08:50
Pengetahuan dasar pengukuran ventilasi dll asep E2.1 - E2.15
Analisis Jaringan Ventilasi (Kazemaru) (1): Praktek
pengenalan software Kazemaru (menggunakan
09:00~09:50
komputer masing-masing peserta) untuk melakukan TOGAWA
F.1 - F31
analisis jaringan ventilasi asep
10:00~10:50 Analisis Jaringan Ventilasi (Kazemaru) (2)
Teknologi Pencegahan Kebakaran Terowongan
Tambang: Karakteristik dlm kebakaran lorong
TOGAWA
11:00~12:00 tambang, Video ajar ttg kebakaran tambang UG, Gas G.1 - G.100
asep
yg timbul saat kebakaran & pengaruhnya thd manusia,
Karakteristik gas kebakaran dll
12:00~13:00 ISTIRAHAT - -
Latihan Evakuasi menggunakan Peta Tambang:
Pentingnya latihan/ simulasi evakuasi menggunakan TOGAWA
13:00~13:50 H.1 - H.9
peta UG, Poin utama dalam latihan evakuasi ini, asep
Praktek simulasi evakuasi dg peta terowongan UG.
Teknologi Pencegahan Swabakar (Spontaneous
Combustion): Pengetahuan umum swabakar,
Karakteristik swabakar, Gejala swabakar, Faktor
terjadinya swabakar berdasar metode penambangan, TANAKA
14:00~14:50 I.1 - I.108
Faktor terjadinya swabakar akibat perubahan santoso
lingkungan, Ventilasi dan swabakar, Prediksi dan
pencegahan swabakar, Tindakan saat terjadi swabakar,
Contoh kasus swabakar di tambang UG
Teknologi Keselamatan Cegah Ledak pada Tambang
Batubara UG: Arti dari keselamatan cegah-ledak
J1.1 – J1.86
(explosion-proof safety), Pengetahuan dasar TANAKA
15:00~16:00 J1.1 – J2.23
pencegahan ledakan gas & debu batubara, asep
J3.1 – J3.37
Penanganan gas metan, Penanganan debu batubara,
Piranti cegah-ledak.
Hari-4 (Kamis, 8 Oktober 2020)
Pengajar Nomor Bahan
Waktu Materi
Penerjemah Ajar
Latihan Prediksi Bahaya & Shisa Kosho (Tunjuk TANAKA
08:00~08:50 Ucap): Mencegah human error dan mencegah asep K1.1 - K1.105
kecelakaan, Mengenal human error, Karakteristik
TANAKA K2.1 - K2.29
manusia, Kecelakaan dan bencana, Tunjuk ucap
09:00~09:50
(shisa kosho) dll asep
L1-1~L1-136,
Studi Kasus Kecelakaan Tambang: Pembahasan TANAKA
10:00~10:50 L2-1~L2-8,
tentang kasus kecelakaan (case study) asep
L3-1~L3-7
Preparasi Batubara: Teknologi Preparasi Batubara:
Apa itu preparasi batubara, Hal yg bisa dilakukan dg SHIMODA
11:00~12:00 M.1-M.102
proses preparasi, Mesin peremuk, Mesin pemisah, ruslan
Mesin pemilah dll di unit preparasi batubara.
12:00~13:00 ISTIRAHAT
Preparasi Batubara: Teknologi Kontrol Kualitas
Batubara: Analisis batubara untuk tambang, Jenis SHIMODA
13:00~13:50 M.1-M.102
analisis untuk batubara termal, Kontrol kualitas di ruslan
tambang batubara
SHIMODA
14:00~14:50 Tanya Jawab, Ujian Pemahaman Materi
semua
Petunjuk Pengisian Angket Akhir (Evaluasi), SHIMODA
15:00~16:00
Penutupan semua
SALAM DALAM BAHASA JEPANG
1. KIRITSU : BEDIRI
2. REI : HORMAT
3. HAJIMEMASHOU : MARI MULAI
4. CHAKUSEKI : DUDUK
1. KIRITSU : BERDIRI
2. REI : HORMAT
3. YASUMIMASHOU : MARI ISTIRAHAT
4. CHAKUSEKI : DUDUK
1. KIRITSU : BERDIRI
2. REI : HORMAT
3. OWARIMASHOU : MARI AKHIRI
4. ARIGATOU GOZAIMASHITA : TERIMA KASIH BANYAK
GARIS BESAR TAMBANG
BATUBARA IKESHIMA
Rev1
MMR
Lokasi Matsushima Coal Mine Co.
MATSHUSHIMA
2020/8/18 A-1 A- 1
Saat Pembukaan Tambang
Matsushima (Tahun 1916)
2020/8/18 A- 2
Tambang Batubara
Takashima(Sekitar Tahun 1907)
Adalah awal tambang batubara modern Jepang, besarnya setara Ikeshima.
2020/8/18 A- 4
Tambang Hasshima (Sekitar Tahun1907)
Fasilitas tambang dibangun di atas karang yg telah diperkuat dgn konkrit(concrete)
2020/8/18 A- 6
Sejarah Matsushima
Coal Mine Co.
Lama Beroperasi:88 Tahun
Pembukaan
開坑 Penutupan Lama
閉山 操業期間 Jumlah
出炭
Tambang Tambang Beroperasi Produksi
Tambang Batubara
松島炭鉱
Matsushima 1913 1936 23 876.6
8,766 Juta万屯
Ton
Tambang Batubara
大島鉱業所
Oshima 1935 1970 35 14,1,494.6
946 Juta万屯
Ton
Tambang Batubara
池島炭鉱
Ikeshima 1952 2001 49 4,453.7
44,537 Juta万屯
Ton
Total累計 6,824.9
68,249 Juta万屯
Ton
A-7
Peta Lokasi
Tambang Oshima
2020/8/18 A- 8
Pemandangan Lokasi
Tambang Oshima
2020/8/18 A-5 A- 9
Ikeshima Saat Pembukaan
Tambang (Tahun 1956)
2020/8/18 A - 12
Ikeshima Saat Ini (Sekitar Tahun 2000)
2020/8/18 A-7 A - 13
Produktivitas
Produksi puncak
mencapai 500ribu ton Th. 1929, larangan wanita
masuk ke dalam tambang
Produktivitas
Produktivitas
Produktivitas
Produktivitas
Produktivitas
Selesai perang th. 1945
2020/8/18 A-8 A - 15
Perusahaan
Produktivitas
Produktivitas
Produktivitas
Produktivitas
Peak produktivitas 204 ton (th.97)
Produktivitas
Produksi menurun karena kondisi
penambangan yg jelek, keluaran air
dsb sehingga ada keterlambatan
membuka suatu area, juga kebakaran Produktivitas
yg menyebabkan terbuangnya suatu
area penambangan.
Kebijakan batubara ke 8, produksi ditetapkan sebesar 1.2juta ton
2020/8/18 A-9 A - 17
Perusahaan
2020/8/18 A-10 A - 19
Jumlah Pegawai 松島炭鉱(株)の従業員数の推移
従業員数(人) Fluktuasi Jumlah Pegawai Perusahaan Tambang Batubara Matsushima
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500 ikeshima 池島
1,000 ooshima 大島
500
matsushima 松島
0
19 59
1960
19 61
19 62
19 63
19
19 64
19 65
19 66
19 67
19 68
19 69
1970
19 71
19 72
19 73
19 74
19 75
19 76
19 77
19 78
19 79
80
YEAR
2020/8/18 A - 20
Kebijakan pengurangan tenaga kerja dengan tidak
melakukan recruitment baru, pengurang terjadi
karena pensiun alami tanpa PHK, dengan jalan
musyawarah dgn serikat kerja
2020/8/18 A-11 A - 21
Transisi Teknologi Perusahaan
Matsushima
Teknologi Penambangan
1.Tambang Matsushima(Melakukan penambangan pada tempat yang
dangkal)
Kereta Batubara・Peledakan・Pemuatan manual・Penyangga Kayu
(Metode Meninggalkan Pilar)
Karena penambangan dilakukan di
100~200m di bawah dasar laut, maka
perlu dibangun dam pencegah air.
Dam dgn pintu besi : pintu ini
dipasang di pintu masuk penambangan,
bila penambangan selesai pintu ditutup
dan diseal rapat.
A - 22
Penambangan Batubara Matsushima
keranjang dan pikulan pengki
2020/8/18 A-12 A - 23
Penambangan Batubara Oshima
2020/8/18 A - 24
JIB CUTTER (Tahun 1949~)
2020/8/18 A-13 A - 25
FRICTIONAL SUPORTER
(Tahun 1949~)
2020/8/18 A - 26
Penyangga Atap Hidrolis Air
Bertekanan (Tahun 1960~)
2020/8/18 A-14 A - 27
Bult Hobel (Tahun 1965~)
• Sistem ekstraksi dgn produktivitas
tinggi
• Menggunakan Hobel
2020/8/18 A - 28
Suporter OMKT (Tahun 1968~)
• Th.1960: dimulai uji automatic
advance support.
2020/8/18 A-15 A - 29
Suporter OKMT+DC tipe
8090
2020/8/18 A - 30
Penambangan Ikeshima
Hobel Tipe Baien (Tahun 1959~)
Ikeshima:
untuk mencapai target produktivitas
tinggi Hobel digunakan, tetapi karena
terjadi kesulitan dalam penyanggahan
atap dan lantai, maka dilakukan
penggantian dgn Drum Cutter.
2020/8/18 A-16 A - 31
Sanping DC(Tahun 1963~)
2020/8/18 A - 32
Suporter MK Shield + DC tipe 5591
(Tahun 1969)
Ranging Drum Cutter sampai th. 1976 dimodifikasi menjadi Cutter secara
keseluruhan.
2020/8/18 A-17 A - 33
IS9+IS14 Suporter Otomatis
2020/8/18 A-18 A - 35
Teknologi Development / Drifting
Pemuatan Manual (Sekitar tahun 1945)
2020/8/18 A - 36
Face Loader (Tahun 1959~)
2020/8/18 A-19 A - 37
Locker Shovel (Tahun 1959~)
2020/8/18 A -38
Buatan IMCO
SDL(Tahun 1965~) Saat ini pun masih dipakai.
Air drive tipe 612 lebih kecil shg
bisa digunakan untuk kegiatan
ripping.
2020/8/18 A - 40
Alat Drifting PK-7 (Tahun 1968~)
Tipe awal dari Road Header
2020/8/18 A-21 A - 41
SDL Bertenaga Penggerak
Listrik(Tahun 1988~)
Untuk menanggulangi penurunan air pressure karena area makin maju dan
dalam, dilakukan modifikasi spt yg sekarang ini. Sebagai bagian penurunan
cost pengeluaran dan running cost, tetap digunakan sampai sekarang.
2020/8/18 A - 42
RH S100
Japanese supervisor
Dr. Herryal Z. Anwar President/CEO
LIPI Bumi Resources
Minerals
O - 6
Strong connection with ITB
Indonesia
O - 7
Mine site visit in Indonesia
★ ★
★★
★★
★ ★ ★
★
★
O - 8
AICJ with Mr. Seo, Kakita dan Dazui
O - 9
International
Symposium on
Earth Science and
Technology
O - 10
Rehabilitation &
Ph.D program
Blasting
Acid mine Japanese vibration &
drainage students: 8 Slope stability
Japanese
working
adults:14
Overseas
students:12
Herryal,
Tadisetty, Imam,
Saeid, Yun-
(pH2.3) Yong, Ganda,
Candra, Ginting,
Sugeng,
Nay, Yanlong,
Mingwei
O - 11
Understanding and cooperation of
Mitsui-Matsushima HD Co., Ltd.
• Global mining company
• Technical cooperation agreement with
DEREKU
• Internship and joint research at Ikeshima
Colliery and Lidell Coal Mine in Australia
• Internship and joint research at JMB, ABK
and GDM Coal Mines
• Financial support for international
symposium (CINEST)
O - 12
ITB Award (20th Aug. 2016)
ITB Award
O - 13
INDONESIA & JAPAN
INDONESIA JEPANG thd Jepang
Luas 1,919 juta 378 ribu 5 kali
km2 km2 lebih luas
2 kali
Pulau 13.466 6.852
lebih banyak
Populasi 247 juta 126 juta 2 kali
jiwa jiwa lebih banyak
x
Tokyo
Fukuoka
x
Kyushu Univ.
O - 14
Beautiful Country, Japan
O - 15
Kazakhstan
カザフスタン
Produksi Batubara Dunia Polandia
ポーランド 113.7 1.5%
122.0 1.6% その他
691.2
Total 2018: ドイツ 169.0
2.2%
9.1%
Jerman
7,591 milyar ton Rusia Cina
南アフリカ ロシア 419.8
258.7 3.4% 5.5% 中国
Afrika Selatan 3,337.4
Cina memproduksi hampir separo 豪州 483.1
produksi batubara dunia. 44.0%
6.4%
5 negara produsen batubara terbesar Australia
(Cina, India, AS, Indonesia, Australia) インドネシア
menghasilkan lebih dari 3/4 batubara 548.6 India
Indonesia 7.2% 米国
dunia.
684.8 インド
9.0% 762.4
(Fluktuasi Tahunan) 10.0%
(100万t) 7,172.1 7,562.3 7,087.0 7,349.8 7,590.7 USA
8,000
(出典)IEA Coal Information 2019
7,000 1,589.6 1,609.0
1,551.2 1,528.2 1,600.3
6,000
4,576.7
5,000
4,000 1,332.2
3,000 5,621.0 5,972.7 5,558.8 5,749.5 5,981.7
Tahun 2016 ada penurunan karena
2,000
3,244.5 kebijakan Cina mengurangi produksi,
1,000 namun setelah itu naik lagi
0
2000 2010 2015 2016 2017 2018
Hard Coal Brown Coal O - 16
Konsumsi Batubara Dunia Ekspor Batubara Dunia モザンビーク その他
豪州 カザフスタン
105.1 1.4% 25.8 1.8% 11.6 0.8% 32.0 2.2%
インドネシア
115.1 1.5% Kanada カナダ
ポーランド トルコ その他 29.9 2.1%
133.8 1.7% 125.7 1.6% 931.1 モンゴル
Mongolia 34.0
韓国 2.4%
12.1%
143.8 1.9%
Afrika Selatan Indonesia
Jepang 南アフリカ
日本 69.3 4.9%
インドネシア
186.0 2.4% 中国 コロンビア
439.0
米国
Afrika Selatan 3,745.1 Kolombia 81.9 30.9%
104.9
南アフリカ 5.8%
189.4 2.5% 48.5% 7.4%
Jerman ロシア
ドイツ Australia
214.8 2.8% 米国 209.9
Cina 14.8% 豪州
614.5 インド Rusia 381.9
Rusia 8.0% 26.9%
ロシア 985.0
USA
231.7 3.0% 12.8%
India
Total 2018: 1,420 milyar ton
Total Dunia 2018: 7,721 milyar ton
(出典)IEA Coal Information 2019 Impor Batubara Dunia
Kebanyakan batubara dikonsumsi sendiri oleh negara
produsen, namun sekitar <20% dari total produksi
中国 Cina
diperdagangkan secara internasional. その他
295.4
379.1
26.6% 20.7%
Konsumsi Dalam Negeri Ekspor Impor
マレーシ
ア インド
国内消費 貿易 33.0
240.2
2.3%
6,170.5 1,420.1 トルコ
16.9%
38.3 India
2.7% 日本
(81.3%) (18.7%) ドイツ
44.4
韓国
185.1
142.0
3.1% 台湾 10.0% 13.0%
66.5
4.7% Jepang
O - 17 Total 2018: 1,424 milyar ton
Produksi Batubara Jepang
生産量(千トン) 炭鉱数
60,000 1,000
生産量(千トン)
炭鉱数 900
50,000
1961: 55,410 juta ton
1940: 56,300 juta ton 800
Amerika Utara
Amerika Tengah
& Selatan
Eropa
Afrika
Timur Tengah
Eurasia
Asia Pasifik
TOTAL
O - 19
Mineable Years:R/P=1034/76=136 tahun
Tambang Produksi keseluruhan dari tambang
Batubara batubara domestik Jepang hanya
sekitar 1 juta ton saja
Jepang
saat ini
Yoshizumi Coal Mine (Open Pit)
一般炭
Thermal Coal
15,000
10,000
0
'06/01
'08/01
'10/01
'90/01
'91/01
'92/01
'93/01
'94/01
'95/01
'96/01
'97/01
'98/01
'99/01
'00/01
'01/01
'02/01
'03/01
'04/01
'05/01
'07/01
'09/01
'11/01
'12/01
'13/01
'14/01
'15/01
'16/01
'17/01
'18/01
Source:The Institue of Energy Economics, Japan
O - 21
Fluktuasi Harga Energi Fosil Jepang (per 1000kcal)
(Yen/ 1000kcal)
(円/1,000 kcal)
11
10
8
原油 一般炭 LNG
7
crude thermal
6 oil coal
0
'93/01
'90/01
'91/01
'92/01
'94/01
'95/01
'96/01
'97/01
'98/01
'99/01
'00/01
'01/01
'02/01
'03/01
'04/01
'05/01
'06/01
'07/01
'08/01
'09/01
'10/01
'11/01
'12/01
'13/01
'14/01
'15/01
'16/01
'17/01
'18/01
Source:The Institue of Energy Economics, Japan
Harga batubara adalah yang paling rendah, dan fluktuasi harganya paling kecil.
O - dan
Harga minyak mentah 2,7 kali harga batubara, 22LNG 2,2 kali harga batubara (Okt.2018)
Lokasi PLTU Batubara di Jepang
(kapasitas ×104kW)
O - 23
Clean Coal Technology (CCT)
• Environment conservation
NOx, SOx & Dust(PM 2.5) reduction
Water & By-product treatment
• Higher efficiency
CO2 reduction
Coal saving
・ Carbon dioxide capture, utilization and
storage: (CCUS)
O - 24
jepang
usa
jerman
cina
india
O - 25
「Asal-usul」:Menurut cerita, di tahun pertama Bunmei
(=1469), seorang petani bernama Denjizaemon
menemukan adanya “batu yang bisa menyala terbakar”
(=batubara) di Gunung Toka di desa Toka wilayah Miike
(saat ini masuk wilayah Oura di kota Omuta)
O - 26
Kota Yanagawa
開鉱1976年有明鉱
Tahun 1976, Pit Ariake dimulai.
1984: Kebakaran di pit Ariake…..83 orang
1984:有明鉱火災・・・83名死 Peta UG
亡、16名CO中毒
meninggal, 16 orang keracunan gas CO Tambang
Batubara
Di laut Ariake dibangun pulau buatan
untuk keperluan ventilasi tambang Pit Ariake Miike
1. Pit Oura
2. Pit Nanaura
3. Pit Miyaura Kota Omuta
4. Pit Katsudachi
5. Pit Miyanohara
6. Pit Manda
7. Pit Yotsuyama
8. Pit Mikawa
[Laut Ariake]
Kota Arao
O - 27
Process of mine development
(time and cost)
◆Geological survey and exploration: 2-5 years,
several hundred million dollars
◆Mine layout, environmental assessment,
economical estimation, financing, marketing
and mine development: 2-3 years, several
billion dollars
◆Mine production: 20-30 years, recovery of
investment funds
◆Reclamation/rehabilitation and environment
monitoring: over 2 years, several hundred
million dollars
O - 28
Mining methods (Surface and
underground mining)
O - 29
General remarks before mine development
O - 31
KOMATSU 560E
Berat kosong 576 t, Berat muatan 327 t,
Tenaga listrik, Diameter roda 4 meter
O - 33
Bucket Wheel Excavator (BWE)
O - 34
Dragline stripping
(In-pit disposal) 50-100億円 High efficient
harga JPY 5-10 milyar = IDR 675 milyar - 1,350 trilyun
O - 35
O - 36
Penggalian Batubara (Buldoser, Truk, Shovel)
O - 37
Contoh peralatan standar untuk tambang batubara
skala produksi 7 juta ton/ tahun
Mesin & Alat Spesifikasi Jumlah
O - 38
Air Asam Tambang di Tambang Lignit
(Brown Coal) di Jerman
O - 39
Typical underground mining systems
roadheader
O - 40
O - 41
USA longwall system and Australian longwall system
O - 42
Room (Bord)-and-pillar
(Continuous miner and shuttle cars)
O - 43
Room (Bord) & Pillar Method:
Wongawilli – Continuous Miner
O - 44
Longwall mining method
Longwall panel width:100- 250 m
length: 1,000-3,000 m
▪Shield Supports
▪Shearing Machine
O - 45
Longwall face with shearer and shield supports
O - 46
Komatsu Joy
Shield supports
O - 48
Ombilin Coal Mine I
O - 49
O - 50
Penambangan lapisan tipis (≦ 45 cm) di jaman dahulu
Penambangan lapisan tipis
menggunakan
shield supports & drum cutter
Goaf
Drum Cutter
Shield Support (TS-1)
Atap
Batu
bara
± 1m
O - 51
Penambangan lapisan tipis menggunakan
Penyangga IU dan Tandem Hobel
O - 52
Plow mining
Seam thickness:
0.6-2.3 m
Plow speed: 3-4 m/s
Less coal dust
Full automation
O - 53
Steep seam mining (Penambangan Lapisan Curam)
O - 54
“Araki” mining system in France
O - 55
Ramm Hobel mining in W-Germany
O - 56
“Kakkuchi” (Cut & fill) mining for steep coal seam
O - 57
Hydraulic mining for steep coal seams:
4-18 MPa, 2-5 m3/min
O - 59
Multi-
slicing
longwall
mining for
thick seam
(Mitsui-Miike, Japan)
O - 60
Chock-shield support for thick seams (Max. 5m thick)
developed in Japan
O - 61
Longwall top
coal caving
(LTCC) method
for extra-thick
seam
O - 62
Blasting
gallery (BG)
method for
thick seams
using long
blasting
holes
O - 63
Ring blasting
pattern
O - 64
Rapid transfer of longwall mining equipment
O - 66
Shield support carrier
O - 67
Setting of longwall equipment
O - 68
Setting of longwall shields at set-up entry of new
panel
O - 69
Pre-driven recovery room for rapid
transfer of longwall mining equipment
O - 70
Swing panel for no-transfer
O - 71
Z system in USA
O - 72
Stability of the
longwall face
using shield
supports
O - 73
Behavior of overburden due to
longwall mining
O - 74
Self-walking powered supports
O - 75
O - 76
O - 77
Roof fall at longwall face
O - 78
Poor roof strata control (cribbing)
O - 79
Poor roof strata control (injection)
O - 80
Poor roof and coal face control (wood
dowel)
O - 81
Roadway deformation during its life
O - 82
First longwall Second longwall
Gate
roadway
O - 83
S-100 Roadheader
O - 84
Material transport
O - 85
Roadway drivage with bolter miner
O - 86
Principles to guide support and reinforcement
practice
• Install the reinforcement close to the face soon after excavation. (In some
cases, it is possible, and advisable, to install the reinforcement before
excavation.)
• There should be good contact between the mass and the reinforcement.
Bulflex/Geotek bag give good contact.
• The deformability of the reinforcement should be such that it can conform to
the displacements of the excavation surface.
• Ideally, the reinforcing system should help prevent deterioration in the
mechanical properties of the rock mass with time due to weathering.
• Repeated removal and replacement of reinforcing elements should be
avoided.
• The reinforcing system should be easily adaptable to changing rock mass
conditions and excavation cross section.
• The reinforcing system should provide minimum obstruction of the working
face.
• The rock mass surrounding the excavation should be disturbed as little as
possible during the excavation process.
O - 87
Wooden support and strength
O - 88
Gambar menunjukkan suami isteri yg
bekerja bersama di tambang batubara,
sedang memotong kayu untuk
penyanggaan terowongan disertai
keterangan tentang penyanggaan
dalam tulisan berbahasa Jepang .
O - 90
Articulated (Moll) arches
O - 91
Yielding arches (Toussaint-Heinzmann)
O - 92
Baut Resin M27 3 meter Baut mortar 6 meter
O - 93
O - 94
Sistem Penyanggaan
“Yielding & Articulated
Support” yg digunakan
di Tambang Batubara
Ibenburen di Jerman a. Shotcrete 25cm
b. Grouting 30cm
Gb.31. Pelapisan permanen dg yielding concrete panel
Beban (kN)
O - 96
Vertical stress distribution around a
longwall panel
O - 97
Rock bolts
O - 98
Strata Behavior Monitoring System
O - 100
Rockbolting
System at Kushiro
and Miike Mine
O - 101
Good roof conditions
O - 102
Roof Displacement in Bolted and Unbolted Sections
Measured by the Sonic Extensometers during Roadway
Development at Kushiro Mine
O - 103
Poor roof conditions
O - 104
O - 105
O - 106
Bolted roadway: good condition
O - 107
Bolted roadway:
poor condition
O - 108
O - 109
O - 110
O - 111
O - 112
Why wasn’t roofbolting used in
Japanese underground coal mines?
• Roof falls occurred in some roofbolted
roadways. In UK, a large roof fall occurred at
Bilsthorse Colliery, Nottingham on Aug. 24th,
1993. 2,375 ft deep, 11 ft high and 15 ft wide
roadway, 150 ft of roof collapsed
• Weak roof rock layer and deep working site
• Lower horizontal stresses than vertical one
O - 113
Effect of water
O - 114
Serious microseismic spatial distribution in
Xingcun deep coal mine.
O - 115
Spatial distribution of microseisms surrounding the working
faces. The larger the sphere diameter is, the greater the released
energy of the seismic event is.
O - 116
Destruction to underground mining roadways
induced by a serious rock burst hazard occurring
in Jining III coal mine
O - 117
Coal outburst/bump control by destressing
drilling before longwall mining at Minami-
oyubari Coal Mine
O - 118
Coal-gas outburst, and gas drainage for its
control
O - 119
Destressing dg cara menambang
lapisan di tengah
Urutan
Penambangan
Lapisan
Lapisan batubara
batubara berisiko
aman
Gb.4.8. Contoh Urutan Penambangan Bila Ada Lapisan Batubara Berisiko Bahaya (Tambang Batubara Sunagawa)
O - 120
Ledakan Debu Batubara (Slope-I Pit Mikawa, Tambang Miike)
Slope-I: kemiringan 12° panjang 2km, lebar 6m tinggi 4,5m,
- 458 orang meninggal, jalur lori batubara dan belt batubara...sambungan antara
lori ke-2 dan ke-3 putus, rangkaian 8 lori meluncur tak
- 839 keracunan gas CO, terkendali, mengenai kabel tegangan tinggi hingga putus
- 9 Nov 1963, jam 15.15 mengeluarkan bunga api, atau menubruk frame
penyangga baja dan timbul bunga api...posisi dekat titik
1600m.
Slope-II: jalur keluar masuk kereta pekerja
O - 121 1
Salah satu gambar oleh Sakubei YAMAMOTO berjudul “Yama no Suigai” (Bencana Air di Tambang). Bencana ini bisa terjadi saat penggalian terowongan
menembus bekas terowongan tambang lama yg sudah ditinggalkan (dan terisi air). Walaupun dalam UU Tambang ps. 395 dinyatakan bahwa apabila
penggalian terowongan berada pada jarak 50 meter sebelum terowongan lama, maka diwajibkan melakukan bor maju sekurang-kurangnya sepanjang 5 meter
sebelum meneruskan penggalian terowongan, namun karena posisi terowongan lama kadang tidak jelas (=tidak ada catatan pasti), maka bencana ini masih
O - 122
terjadi. Bencana ini semakin berat pada zaman lampu tambang masih belum banyak digunakan, karena para korban berada dalam kondisi gelap gulita.
O - 123
Control underground flooding -
dewatering drilling
O - 124
Cement grouting for controlling of water
inrush
Pit Mikawa, Tambang Miike: Lapisan Utama, Panjang Bor 24m
O - 126
Subsidence due to
underground coal mining
O - 127
Subsidence due to underground
coal mining
O - 128
Prevention of damage to surface facilities
O - 129
Caving and
backfilling
systems
O - 130
Packing walls to
control subsidence
O - 131
DEVELOPMENT OF UNDERGROUND
COAL MINES FROM OPENCUT
HIGHWALL
O - 132
Opencut site
▪End-wall slope
O - 133
Kondisi Final Wall
8x244x1000x1.35=2,635,200x0.5=1,317,600t
13x292x1000x1.35=5,124,600x0.5=2,562,300t
3x312x1000x1.35=1,263,600x0.5=631,800t
O - 136
O - 137
Metec miner system
O - 138
O - 139
O - 140
Add car system (CHM)
O - 141
O - 142
Archveyor system (CHM)
O - 143
O - 144
Development system
• Mechanized system in
cutting and hauling
• Tunnel dimensions is
rectangle
➢ Height: 2.3 - 2.8m
➢ Width: 5.5 - 6.0m
• Reinforcement system by
using roof bolts
O - 145
Longwall Punch Mining
O - 146
Overview Bulga Complex: 11 Mt / year
The Bulga Complex consists of three main operations:
CHPP
BELTANA 3.4km
underground 5.6km
5.5Mt/year
You are Here
O - 147
Aplikasi Longwall Punch Mining
Panels:
▪ Width- 263m
▪Length- 2.7 km
Longwall ▪Contains- 2.5 to 3.0 Mt/face
Panel Workings ▪ Extraction time 6-8 months
263m 2.7km
Longwall
O - 148
Longwall Punch Mining Beltana, NSW, Australia
O - 149
Longwall punch mining at Beltana
O - 150
Room (Bord)-and-pillar punch mining:
pillar recovery with prop &cap mining
O - 151
Underground coal mining in
Indonesia
• PT BA Bukit Asam Ombilin coal mine
• Kusma Raya Utama
• Indominco UG mine
• PT Artmin Satsui UG mine
• FBS mine
• GDM UG mine
O - 152
Location of Ombilin Mine
O - 153
Ombilin Coal Mine I
O - 154
O - 155
Kusuma Raya Utama(1) ---Operation
O - 156
Kusuma Raya Utama(2) ---Operation
O - 157
Kusuma Raya Utama(3) ---Operation
O - 158
Kusuma Raya Utama(4) ---Operation
O - 159
Kusuma Raya Utama(5) ---Operation
O - 160
Kusuma Raya Utama(6) ---Longwall face
O - 161
Kusuma Raya Utama(7) ---Operation
O - 162
Location of Indominco Mine
O - 163
Indominco UG Mine (1)
O - 164
Indominco UG Mine (2)
O - 165
Indominco UG Mine (3)
O - 166
Indominco UG Mine (4)
O - 167
Location of PT. Arutmin Mine
O - 168
PT Arutmin Satui UG Trial Mine(1)
O - 169
PT Arutmin Satui UG Trial Mine(2)
O - 170
PT Arutmin Satui UG Trial Mine(3)
O - 171
PT Arutmin Satui UG Trial Mine(4)
O - 172
PT Arutmin Satui UG Trial Mine(5)
▪Final
Highwall
▪Present
▪Plan
▪Location of
Roof Fall
O - 173
O - 174
Location of GDM Mine
JMB Coal
Kitadin Coal Mine
Mine
FBS Coal
Mine GDM Coal
15km Mine
Samarinda
ABK Coal
O - 175 Mine
O - 176
Progress of Underground
Elev: -
105.0m
Elev: -
O - 177
Safety Map
O - 178 ▪178
History of the GDM UG Project
• GDM and MM conducted exploration for U/G mining (June 2010 ~ May 2011)
• Construction of the North Portal has been finished and started heading in January,
2015
• Total heading length is 1,773m from the beginning up to the end of December,
2017.
O - 179 ▪179
Organization
O - 180 ▪180
Mining
O - 181 ▪181
GDM UG Portal
South
North
Portal
Portal
O - 182 ▪182
South Slope
O - 183 ▪183
South Slope UG Belt conveyor
O - 184 ▪184
Road Header Heading
O - 185 ▪185
South Portal Construction : Completed inApril 2014
North Portal Construction : Completed in Jan. 2015
MINING DESIGN
Summary of Coal Reserves
In rock heading (X Mt)
Trial Mining (C Seam Seam 1 Seam A Seam C Seam F Seam H Total
Upper) Reserve 1.9 8.6 17.9 14.4 13.7 56.5
seam C Upper
Recoverable
seam C Lower 1.0 4.3 9.0 7.2 6.9 28.4
Reserve 50%
seam F
PRODUCTION PLAN
1 Million tonne per year
O - 186 ▪186
Fully Mechanized Mining Method
1. Heading 2. Longwall Mining
Cutting:Road Header Drum Shearer & Shield Supports
Stage Loader
Roadway Support: Steel Arch sets Transport: AFC, Stage Loader & Belt Conveyer
Face Length - 100 ~ 180m
Gate Entry
Tail Entry
Armored Face Conveyor Drum Shearer
Goaf
Drum Shearer
No1 Roadheader
No2 Roadheader
O - 187 ▪187
Infrastructure
Utilize the current infrastructure of Open Pit Mining
Crusher (300t/h)
O - 188 ▪188
Terima kasih atas perhatiannya!
O - 189 189
Disampaikan pada: J O G M E C – UPN VETERAN JOGJAKARTA
B - 1
KEMENTERIAN ESDM 1
BIODATA
• Suryo Hespiantoro, ST.,MT.
• NIP. 19771107 200502 1001
• Widyaiswara Madya - Pembina/ IVa
• Email: suryo.hespiantoro@esdm.go.id
• HP. 082 223 62 7799
• PPSDM Geologi, Mineral dan Batubara
B - 2
KEMENTERIAN ESDM 2
OUTLINE
1. Prolog & Pendahuluan
2. Konstruksi Hukum Perundangan Pertambangan
3. Peraturan & Perundangan Keselamatan Pertambangan
4. Peraturan Terkait Tambang Bawah Tanah
5. Penutup
B - 3
KEMENTERIAN ESDM 3
“Prolog”
B - 5
KEMENTERIAN ESDM 5
JENJANG DAN PENYETARAAN (PERPRES NO 08/2012)
S3 Subspesialis
9
AHLI
S2 Spesialis 8
Profesi 7
S1 6
D IV
TEKNISI/ANALIS
D III 5
D II 4
DI 3
Sekolah OPERATOR
Sekolah 2
Menengah Menengah
Umum Kejuruan 1
KEMENTERIAN ESDM
B - 6 BNSP 6
SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL
KKNI BNSP
SKKNI
NAKER
PENGALAMAN
LSP
PROGRAM DIKLAT:
• Berbasis kompetensi; Uji
• Berjenjang; LULUSAN NAKER
Kompetensi
S • Demand Driven; DIKLAT /Sertifikasi
KOMPETEN
E • Pemagangan;
ANGKATAN L
KERJA E
LEMBAGA DIKLAT:
K • Sarana dan prasarana;
S • Instruktur;
I • Biaya;
• Manajemen;
LEMBAGA DIKLAT
PEMERINTAH /
TERAKREDITASI
B - 7
KEMENTERIAN ESDM 7
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Geologi, Mineral, dan Batubara mempunyai tugas melaksanakan
Pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang Geologi, Mineral, dan Batubara.
B - 8
ESDM
Balai
KEMENTERIANDiklat Tambang Bawah Tanah Geowisata Inn Museum Gunung Api Batur 8
Pengembangan Sertifikasi Kompetensi
PPSDM Geominerba
1. Juru Ukur Tambang 11. Perencanaan Tambang Terbuka (General Supervisor)
2. Juru Ledak Kelas II 12.Perencanaan Tambang Terbuka (General
3. Pengawas Operasional Pertama (POP) Superintendent)
4. Pengawas Operasional Madya (POM)
13. Operator Penyaliran
5. Pengawas Operasional Utama (POU)
6. Juru Bor Air Tanah 14. Operator Ventilasi Tambang Bawah Tanah
7. Juru Bor Peledakan 15. Operator Survei Tambang Bawah Tanah
8. Pemandu Pelaksanaan Peledakan 16. Operator Penyanggaan Tambang Bawah Tanah
9. Pengawas Pengeboran dan Peledakan 17.Operator Pengeboran dan Peledakan Tambang Bawah
10. Pengawas Lingkungan Tanah
18. Pelaporan Eksplorasi Terperinci Mineral dan Batubara
19. Pemodelan dan Estimasi Sumber Daya Mineral dan
Batubara
20. Studi Kelayakan Melakukan Estimasi Cadangan Mineral
dan Batubara
B - 9
9
KEMENTERIAN ESDM
1. Pendahuluan
B - 10
KEMENTERIAN ESDM 10
Karakteristik Industri Pertambangan
• High Cost
• High Tech
• High Risk
• 240712
• Remote Area
B - 11
KEMENTERIAN ESDM 11
B - 12
KEMENTERIAN ESDM 12
Sumber: Direktorat Teknik dan Lingkungan Ditjen Mineral dan Batubara
B - 13
KEMENTERIAN ESDM 13
Sumber: Direktorat Teknik dan Lingkungan Ditjen Mineral dan Batubara
B - 14
KEMENTERIAN ESDM 14
Sumber: Direktorat Teknik dan Lingkungan Ditjen Mineral dan Batubara
B - 15
KEMENTERIAN ESDM 15
Hasil Analisa Kecelakaan Tambang Berakibat Mati Tahun 2019
B - 23
KEMENTERIAN ESDM 23
KEJADIAN AKIBAT PENYAKIT TENAGA KERJA
TAHUN 2017 - 2019
Total Kasus KAPTK Tahun 2020 per 30 Juni 2020 sebanyak 3 Kasus dan masih di dominasi oleh Cardiac Arrest
B - 26
KEMENTERIAN ESDM 26
TEORI GUNUNG ES
(Biaya Langsung)
Nilai Pengobatan akibat
1 USD cedera atau sakit
B - 27
KEMENTERIAN ESDM 27
BIAYA YANG TIMBUL
Biaya Langsung
1. Biaya pengobatan dan perawatan
2. Biaya kompensasi (Asuransi)
Biaya Tidak Langsung Biaya Lain-lain
1. Kerugian bangunan 8. Waktu dan investigasi
2. Kerugian alat dan mesin 9. Pembayaran gaji untuk waktu hilang
3. Kerugian produk dan bahan/material 10. Biaya perekrutan dan pelatihan
4. Gangguan dan terhentinya produksi 11. Biaya lembur
5. Biaya administrasi 12. Waktu dan administrasi
6. Pengeluaran sarana/prasarana 13. Penurunan kemampuan tenaga kerja
darurat yang cedera
7. Sewa mesin sementara 14. Kerugian bisnis dan nama baik
B - 28
KEMENTERIAN ESDM 28
FILOSOFI K3
❑ Filosofi dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam
menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya pengendalian
semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat
kerjanya.
B - 30
KEMENTERIAN ESDM 30
HIERARKI UUD 1945 PASAL 33
UUD 1945
UU No. 3 Tahun 2020 Perubahan UU No. 4 Tahun 2009
Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
UU
Peraturan Pemerintah
PP • PP NO 22 Tahun 2010 Tentang Wilayah Pertambangan
• PP NO 23 Tahun 2010 Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Minerba
• PP NO 55 Tahun 2010 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan
PerPres Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Minerba
B - 32
KEMENTERIAN ESDM 32
(lanjutan...)
Peraturan Pemerintah (PP)
1. PP No. 19 tahun 1973 tentang pengaturan dan
pengawasan K3 di Bidang Pertambangan Minerba
2. PP No. 55 tahun 2010 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Pertambangan Minerba
B - 33
KEMENTERIAN ESDM 33
(lanjutan...)
Peraturan Menteri (Permen)
Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan
Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan
Pertambangan Mineral dan Batubara.
B - 34
KEMENTERIAN ESDM 34
(lanjutan...)
Keputusan Dirjen Mineral dan Batubara
1. Keputusan Dirjen Minerba no. 308.K/30/DJB/2018 Pedoman Persyaratan
Pengangkatan, Pengesahan, dan Pengunduran serta Pemberitahuan Kepala
Teknik Tambang (KTT) dan atau Penanggung Jawab Teknik dan Lingkungan
(PTL)
2. Keputusan Dirjen Minerba No. 309.K/30/DJB/2018 Juknis Bahan Peledak dan
Peledakan Serta Bahan Bakar Cair
3. Keputusan Dirjen Minerba No.185.K/37.04/DJB/2019 Tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan Dan Pelaksanaan, Penilaian
dan Pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral Dan
Batubara.
B - 35
KEMENTERIAN ESDM 35
Peraturan dan Perundangan
3. Keselamatan Pertambangan
B - 36
KEMENTERIAN ESDM 36
UU
No. 1 Tahun 1970
B - 37
KEMENTERIAN ESDM
Latar Belakang
Setiap Orang Di
Setiap Pekerja
Tempat Kerja Dijamin
Berhak Mendapat
Keselamatan
Perlindungan
B - 39
KEMENTERIAN ESDM 39
• Pemeriksaan Kesehatan mental dan fisik pekerja yg akan
Pasal 8 diterima/dipindah tugaskan
Pengurus Wajib • Secara berkala pada Dokter yg ditunjuk Pengusaha
melakukan • Pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan
perundangan
Pasal 9
Ayat (1) • Kondisi dan bahaya dalam tempat kerja
• Pengaman & alat pelindung dalam tempat kerja
Pengurus Wajib • APD bagi pekerja itu sendiri
Menunjukan & • Cara-cara & sikap aman dalam bekerja
Menjelaskan:
B - 40
KEMENTERIAN ESDM 40
Pasal 11 • Tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja
yang dipimpinnya pada pejabat yang ditunjuk oleh
Pengurus
Menteri Tenaga Kerja.
Wajib • Tata-cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan
Melaporkan: diatur dengan peraturan perundangan.
Sesuai Petunjuk
Pengawas/Ahli Keselamatan Kerja
B - 42
KEMENTERIAN ESDM 42
UU
No. 13 Tahun 2003
B - 43
KEMENTERIAN ESDM
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh
mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas :
Pasal 87
a. keselamatan dan kesehatan
kerja; (1) Setiap perusahaan
wajib menerapkan
b. moral dan kesusilaan; dan Sistem Manajemen
c. perlakuan yang sesuai Keselamatan Dan
dengan harkat dan martabat Kesehatan Kerja
manusia serta nilai-nilai yang terintegrasi
agama. dengan sistem
manajemen
(2) Untuk melindungi keselamatan perusahaan.
pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan
kerja.
B - 44
KEMENTERIAN ESDM 44
UU
No. 4 Tahun 2009
B - 45
KEMENTERIAN ESDM
❑ UU No. 4 Tahun 2009, Pasal 95 menyebutkan bahwa Pemegang IUP dan IUPK
wajib menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik (Good Mining
Practice);
❑ Kaidah teknik pertambangan yang baik adalah seluruh proses yang dilalui dari
awal sampai akhir harus dilakukan dengan baik dengan mengikuti standar yang
telah ditetapkan, mengikuti norma dan peraturan yang berlaku sehingga dapat
mencapai tujuan pertambangan dengan efisien;
❑ Salah satu bagian penting dari tujuan pertambangan adalah pembangunan
berkelanjutan (Sustainable development).
❑ UU No. 4 Tahun 2009, Pasal 96 Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan
yang baik, pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan, antara lain :
➢ ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan ;
➢ keselamatan operasi pertambangan
B - 46
KEMENTERIAN ESDM 46
KONSEP GOOD MINING PRACTICE
B - 48
KEMENTERIAN ESDM 48
Pasal 140
B - 49
KEMENTERIAN ESDM 49
UU
No. 3 Tahun 2020
B - 50
KEMENTERIAN ESDM
B - 51
KEMENTERIAN ESDM 51
PP
No. 19 Tahun 1973
B - 52
KEMENTERIAN ESDM
PENGATURAN DAN PENGAWASAN KESELAMATAN KERJA
DI BIDANG PERTAMBANGAN
Karakteristik Pertambangan Kementerian ESDM PP No. 19 Tahun 1973
✓Padat Modal & Teknologi
✓Memiliki personil Menteri ESDM melakukan
✓Risiko Besar & Spesifik
khusus pengawasan atas K3 dalam
✓Peralatan khusus
✓Memiliki peralatan bidang pertambangan
✓Dinamis (Hazard & Risiko
khusus kecuali untuk Ketel Uap.
Berpindah)
Tambang Terbuka
Tambang Bawah Tanah
B - 54
KEMENTERIAN ESDM
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
(Pasal 141)
(Pasal 16)
B - 55
KEMENTERIAN ESDM 55
K3 PERTAMBANGAN
(Pasal 26)
Menghindari Kecelakaan
dan Penyakit Akibat Kerja.
B - 56
KEMENTERIAN ESDM 56
KO Pertambangan
(Pasal 27)
Terciptanya kegiatan operasi
pertambangan yang aman dan selamat
B - 57
KEMENTERIAN ESDM 57
Hukum & Peraturan
Keselamatan Pertambangan
Perusahaan
• Kepala Teknik Tambang
Pemerintah • Organisasi dan Personil
Keselamatan Pertambangan
- Kepala Inspektur
• Program Keselamatan
Tambang Pertambangan
- Inspektur Tambang • Anggaran & Biaya
• Dokumen & Laporan
Keselamatan Pertambangan
B - 58
KEMENTERIAN ESDM 58
PerMen ESDM
No. 26 Tahun 2018
B - 59
KEMENTERIAN ESDM
Permen ESDM No 26 Tahun 2018
Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara
BAB BAB V
PENGAWASAN BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX
TERHADAP SANKSI KETENTUAN LAIN- KETENTUAN KETENTUAN
KEGIATAN USAHA ADMINISTRATIF LAIN PERALIHAN PENUTUP
PERTAMBANGAN
B - 60
KEMENTERIAN ESDM 60
Pasal 3 ayat (1)
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eskplorasi, IUP Operasi dalam setiap tahapan kegiatan
usaha pertambangan wajib melaksanakan kaidah pertambangan yang baik.
B - 61
KEMENTERIAN ESDM 61
Pasal 1
Personil Pengawasan di Pemerintahan
• Kepala Inspektur Tambang yang selanjutnya disebut KaIT adalah pejabat yang
secara ex officio menduduki jabatan Direktur yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi di bidang keteknikan dan lingkungan pertambangan mineral dan batubara
pada kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pertambangan mineral dan batubara.
• Inspektur Tambang adalah aparatur sipil negara yang diberi tugas, tanggung
jawab dan wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kaidah teknik pertambangan yang baik serta kaidah teknik pengolahan dan/atau
pemurnian.
• Pejabat yang Ditunjuk adalah aparatur sipil negara yang diberi tugas,
tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan tata kelola pengusahaan pertambangan serta tata kelola
pengusahaan Pengolahan dan/atau Pemurnian.
B - 62
KEMENTERIAN ESDM 62
Pasal 1
Personil Pengawasan di Perusahaan
• Kepala Teknik Tambang adalah orang yang menduduki jabatan tertinggi di dalam
struktur organisasi Perusahaan Pertambangan di wilayah kegiatan usaha pertambangan
yang bertanggung jawab kepada KAIT atas dilaksanakan dan ditaatinya ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang Keselamatan Pertambangan di wilayah yang
menjadi tanggung jawabnya.
• Kepala Tambang Bawah Tanah yang selanjutnya disingkat KTBT adalah seseorang yang
memiliki posisi tertinggi dalam struktur tambang bawah tanah yang bertugas memimpin
dan bertanggung jawab atas terlaksananya operasional tambang bawah tanah sesuai
dengan kaidah teknik pertambangan yang baik.
• Penanggungjawab Teknik dan Lingkungan adalah seseorang yang memiliki posisi
tertinggi dalam struktur organisasi lapangan yang bertugas memimpin dan bertanggung
jawab atas terlaksananya kegiatan operasional Pengolahan dan/atau Pemurnian sesuai
dengan kaidah teknik pengolahan dan/atau pemurnian.”
B - 63
KEMENTERIAN ESDM 63
Pengelolaan Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara
Bab II
Bagian Ketiga
Pengelolaan Keselamatan Pertambangan dan Keselamatan Pengolahan dan/ atau
Pemurnian Mineral dan Batubara.
• Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK
Operasi Produksi, Pemegang IUJP, Pemegang IPR yang tidak mematuhi atau
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dikenakan sanksi administratif.
• Sanksi administratif sebagaimana dimaksud berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha; dan/atau
c. pencabutan izin.
• Sanksi administratif sebagaimana dimaksud diberikan oleh Menteri atau
gubernur sesuai dengan kewenangannya.
B - 65
KEMENTERIAN ESDM 65
KepMen ESDM
No. 1827 Tahun 2018
B - 66
KEMENTERIAN ESDM
B - 67
KEMENTERIAN ESDM 67
Kepala Teknik Tambang
1.KTT Kelas IV
2.KTT Kelas III
3.KTT Kelas II
4.KTT Kelas I
B - 68
KEMENTERIAN ESDM 68
Kualifikasi KTT Kelas IV KTT Kelas III KTT Kelas II KTT Kelas I
Kegiatan Izin Pertambangan kegiatan eksplorasi; dan Kegiatan pertambangan Kegiatan pertambangan
Rakyat (IPR) tahap operasi produksi operasi produksi operasi produksi
Persyaratan Training/ sertifikat yg Sertifikat POP / yang Sertifikat POM / yang Sertifikat POU / yang
diakui KaIT diakui KaIT diakui KaIT diakui KaIT
Produksi • Tambang terbuka: • Tambang terbuka: • Tambang terbuka:
batubara < 150 metrik batubara < 500 metrik batubara > 500 metrik
ton/hari ton/hari ton/hari
• mineral logam: • Mineral logam : • Mineral logam :
tambang semprot/kapal tambang terbuka < tambang terbuka >
keruk dan/atau kapal <1 1.500 ton bijih/hari dan 1.500 ton bijih/hari
ton bijih per hari. Tambang dan Tambang
• mineral batuan atau semprot/kapal keruk semprot/kapal keruk
mineral bukan logam dan/atau kapal isap < 5 dan/atau kapal isap > 5
<250 ton/hari ton bijih per hari ton bijih per hari
• Tanpa menggunakan • mineral batuan atau • mineral batuan atau
bahan peledak mineral bukan logam mineral bukan logam
<500 to/hari >500 to/hari
B - 69
KEMENTERIAN ESDM 69
Penanggungjawab Teknik dan Lingkungan (PTL)
B - 70
KEMENTERIAN ESDM 70
Kriteria, Tugas, dan Fungsi
Kepala Tambang Bawah Tanah
1) KTBT memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. memiliki Sertifikat Kompetensi Pengawas Operasional Utama (POU) atau sertifikat kualifikasi yang
diakui oleh KaIT; dan
b. bekerja dalam divisi tambang bawah tanah dan menduduki jabatan tertinggi dalam divisi tersebut.
B - 72
KEMENTERIAN ESDM 72
PENGAWAS OPERASIONAL, PENGAWAS TEKNIS
& PENANGGUNG JAWAB OPERASIONAL (PJO)
B - 73
KEMENTERIAN ESDM 73
KEPMEN ESDM NO. 1827 K/MEM/2018
LAMPIRAN III
• • •
B - 74
KEMENTERIAN ESDM 74
B - 75
KEMENTERIAN ESDM 75
Pengelolaan Kesehatan Kerja meliputi
Pengelolaan Ergonomi
B - 76
KEMENTERIAN ESDM 76
76
B - 77
KEMENTERIAN ESDM 77
B - 78
KEMENTERIAN ESDM 78
B - 79
KEMENTERIAN ESDM 79
PERATURAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK
B - 80
KEMENTERIAN ESDM 80
RUANG LINGKUP KEPDIRJEN 185/37.04/DJB/2019
Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan dan Keselamatan Pengolahan
dan/atau Pemurnian Mineral dan Batubara
B - 81
KEMENTERIAN ESDM 81
RUANG LINGKUP KEPDIRJEN 185/37.04/DJB/2019
B - 82
KEMENTERIAN ESDM 82
SMKP MINERBA
B - 83
KEMENTERIAN ESDM 83
Lampiran IV
Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan
I.
Kebijakan;
VII.
Tinjauan
manajemen
dan
II.
peningkatan Perencanaan;
kinerja.
VI. III.
Dokumentasi; organisasi
dan personel;
V.
pemantauan, IV.
evaluasi, dan implementasi;
tindak lanjut; B - 84
KEMENTERIAN ESDM 84
Butuh Sinergi dari Setiap Stakeholder
B - 85
KEMENTERIAN ESDM 85
Dukungan Perusahaan Tambang
B - 86
KEMENTERIAN ESDM 86
Implementasi Manajemen Resiko dan SMKP
B - 87
KEMENTERIAN ESDM 87
Komitmen, Konsisten, Resisten
B - 88
KEMENTERIAN ESDM 88
Peraturan Terkait
Tambang Bawah Tanah
B - 89
KEMENTERIAN ESDM
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TAMBANG BAWAH TANAH
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
Pasal 38 Ayat (4)
Pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan pola pertambangan terbuka.
2. Peraturan Presiden Nomor 28 Tentang Penggunaan Kawasan Hutan Lindung Untuk
Penambangan Bawah Tanah
Pasal 2
(1) Di dalam kawasan hutan lindung dapat dilakukan kegiatan penambangan dengan metode
penambangan bawah tanah.
(2) Penggunaan kawasan hutan lindung untuk kegiatan penambangan bawah tanah di lakukan tanpa
mengubah peruntukan dan fungsi pokok kawasan hutan lindung.
Pasal 10
Pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan lindung dilarang melakukan kegiatan penambangan
bawah tanah yang mengakibatkan:
a. terjadinya amblesan (subsidence) permukaan tanah; atau
b. berubahnya fungsi pokok hutan lindung secara permanen.
B - 90
KEMENTERIAN ESDM 90
AMBLESAN PERMUKAAN
B - 91
KEMENTERIAN ESDM 91
AMBLESAN PERMUKAAN
B - 92
KEMENTERIAN ESDM 92
AMBLESAN PERMUKAAN
B - 94
KEMENTERIAN ESDM 94
BENTUK-BENTUK KECELAKAAN DAN BENCANA TAMBANG BAWAH TANAH
B - 95
KEMENTERIAN ESDM 95
Runtuhnya Lubang Bukaan
B - 96
KEMENTERIAN ESDM 96
Runtuhnya Lubang Bukaan
B - 98
KEMENTERIAN ESDM 98
Pengoperasian Peralatan Tambang
Terjepit/Tergencet
B - 99
KEMENTERIAN ESDM 99
Pengoperasian Peralatan Tambang
Tertimpa
B - Peralatan
100 10
KEMENTERIAN ESDM 0
Aktivitas pembongkaran
• Adanya bahan peledak mangkir (missfire)
• Getarannya melebihi ambang batas
• Penggunaan alat berat mekanis yang tidak sesuai dengan daya
dukung tanah
• Penggunaan “road header” pada endapan bahan galian yang
kekerasannya tinggi
Aktivitas pemuatan
• Terpelantingnya bahan yang dimuat dari alat muat
• Terlepasnya komponen alat muat
B - 101 10
KEMENTERIAN ESDM 1
Aktivitas pengangkutan
Kecelakaan yang diakibatkan oleh kondisi tidak aman pada aktivitas pengangkutan antara lain :
Sistem pengangkutan dengan rel
• Tabrakan antar kendaraan, pekerja cedera, rel keluar, rem tidak berfungsi
• Lori tidak terawat, kendaraan cacat, perencanaan sistem transportasi tidak baik, alat keamanan
tidak baik
• Naik dengan posisi tidak aman, naik kendaraan pengangkut barang, naik di bumper depan,
berdiri di lokomotif, naik turun pada kendaraan yang bergerak, tidak berlindung pada lubang
perlindungan sewaktu kereta lewat, kereta dijalankan terlalu cepat.
Belt conveyor
• Alat pelindung kurang, tidak ada jembatan penyeberangan, pelumas kurang sehingga panass
dan terbakar, debu dan minyak menumpuk.
• Tidak naik dari platform, naik bersama barang dan alat, menempatkan bagian badan dekat
dengan idler.
B - 102 10
KEMENTERIAN ESDM 2
Aktivitas Pengangkutan
B - 104 10
KEMENTERIAN ESDM 4
Kebakaran Atau Ledakan Gas Dan Debu Batubara
B - 105 10
KEMENTERIAN ESDM 5
ASPEK TEKNIS KEGIATAN PERTAMBANGAN
B - 108 10
KEMENTERIAN ESDM 8
Jalan Masuk dan Keluar Tambang Bawah Tanah
KepMen 1827 K/30/MEM/ 2018
KTT agar memastikan bahwa setiap jalan yang menghubungkan ke tempat kerja
yang disediakan untuk orang memiliki konstruksi yang sesuai dan dirawat dengan
baik, aman, dan mudah digunakan untuk berjalan serta bebas dari rintangan.
Pada setiap area kerja di tambang bawah tanah tersedia paling kurang 2 (dua)
buah jalan keluar yang mengarah ke permukaan, kecuali:
1. pada kondisi pembuatan sumuran;
2. pembuatan jalan keluar ke permukaan atau terowongan lain yang terhubung ke
permukaan;
3. pembuatan terowongan eksplorasi atau terowongan yang bukan untuk tujuan
produksi; dan
4. area lain yang sudah dikaji risiko dan penanganan kemungkinan orang terjebak.
B - 109 10
KEMENTERIAN ESDM 9
Jalan Masuk dan Keluar Tambang Bawah Tanah
B - 110 11
KEMENTERIAN ESDM 0
PENAMBANGAN METODE LONGWALL MINING
B - 112 11
KEMENTERIAN ESDM 2
B - 113 11
KEMENTERIAN ESDM 3
Sistem Ventilasi
KepMen 1827 K/30/MEM/ 2018
KTT menjamin tersedianya aliran udara bersih yang cukup untuk semua tempat kerja.
Apabila dalam sistem ventilasi tambang terdeteksi adanya gas yang mudah terbakar
dan meledak, maka KTT segera melakukan tindakan pengamanan khusus untuk
memperbaiki kondisi tersebut. Pengaturan ventilasi pada tambang bawah tanah
meliputi:
1) perencanaan sistem ventilasi;
2) jalan masuk udara;
3) standar dan pengukuran ventilasi, termasuk di dalamnya penyediaan gas detektor;
4) ventilasi alam;
5) kipas angin utama;
6) sistem kipas angin tambahan dan kipas angin cadangan;
7) pemasangan kipas angin penguat;
8) jaringan ventilasi; dan
9) pencegahan kebocoran udara.
B - 114 11
KEMENTERIAN ESDM 4
Sistem ventilasi mencakup paling kurang:
B - 115 11
KEMENTERIAN ESDM 5
Tujuan ventilasi
B - 116 11
KEMENTERIAN ESDM 6
Kandungan gas oksigen 19,5%
Kandungan methan < 0,25%
Kandungan
gas karbon dioksida
Suhu udara 18O - 27 O C
0,5%
Kelembaban relatif max. 85%
B - 118 11
KEMENTERIAN ESDM 8
Keputusan Dirjen Minerba No.185.K/37.04/DJB/2019
1. Apabila suatu pengukuran gas metan yang dilakukan di beberapa tempat sepanjang
jalan menunjukkan gas metan melebihi 1% (satu persen) dari volume, atau terhadap
adanya gas mudah terbakar yang terlihat dari gas detektor, maka seketika
memberitahukan kepada orang yang bertanggungjawab pada bagian tambang
tersebut.
2. Selanjutnya petugas yang bertanggungjawab menghentikan lokomotif atau
kendaraan pada jalan tersebut dan baru boleh dioperasikan kembali apabila
kandungan gas metan tidak lebih dari 1% (satu persen) serta mendapat persetujuan
dari Kepala tambang Bawah Tanah atau KTT.
3. Alat dekteksi gas portabel paling sedikit dalam ketentuan:
➢ Pada permuka kerja lorong panjang atau bagian dari permuka kerja ruang
berpenyangga alami paling tidak dilengkapi oleh satu alat deteksi untuk setiap 8
(delapan) pekerja selama gilir kerja.
➢ Paling sedikit 1 (satu) alat dekteksi gas metan portable pada daerah lainnya
termasuk pada terowongan atau lubang maju bukan batubara.
B - 119 11
KEMENTERIAN ESDM 9
SISTEM PENYANGGAAN
KepMen 1827 K/30/MEM/ 2018
1. Penetapan jenis dan tipe serta minimum jumlah penyangga berdasarkan hasil kajian
teknis terhadap tegangan insitu, induced stress, klasifikasi massa batuan, serta
geometri dan dimensi lubang bukaan;
2. Jenis dan tipe penyangga diuji kekuatannya dan hasil uji kekuatan penyangga
disimpan serta dapat diperiksa sewaktu-waktu oleh inspektur tambang;
3. Kepala teknik tambang menetapkan standar penyangga dan penyanggaan
berdasarkan hasil kajian teknis dan hasil uji kekuatan penyangga;
4. Kajian teknis tersebut disampaikan dalam laporan khusus kepada kepala inspektur
tambang;
5. Kepala teknik tambang melakukan evaluasi secara berkala terhadap quality
assurance sistem penyanggaan;
6. Kepala teknik tambang menetapkan tata cara baku pemeliharaan dan perawatan
serta pemantauan penyangga;
B - 120 12
KEMENTERIAN ESDM 0
SISTEM PENYANGGAAN
Keputusan Dirjen Minerba No.185.K/37.04/DJB/2019
B - 121 12
KEMENTERIAN ESDM 1
PENYANGGA BUATAN PENYANGGA ALAMI
B - 122 12
KEMENTERIAN ESDM 2
SISTEM PENERANGAN
KepMen 1827 K/30/MEM/ 2018
KTT memastikan setiap tambang bawah tanah memiliki penerangan yang cukup.
Pekerja tambang yang masuk ke dalam tambang bawah tanah agar dilengkapi
dengan lampu kedap gas.
B - 123 12
KEMENTERIAN ESDM 3
Keputusan Dirjen Minerba No.185.K/37.04/DJB/2019
Penerangan pada tambang bawah tanah paling sedikit meliputi :
1) Penerangan Bawah Tanah
a) Dipasang pada tempat-tempat sebagai berikut :
➢ Semua sarana masuk ke sumuran atau lubang keluar, semua stasiun yang aktif pada
sumuran atau tempat-tempat pemberhentian dan tempat pemuatan, dan tempat lain
yang diperlukan pekerja
➢ Pada setiap tempat orang bekerja atau berpindah yang terpasang mesin, motor atau
permesinan
➢ Pada setap tempat yang secara teratur dilakukan penggandengan atau pelepasan
kendaraan atau sistem pengangkutan dan setiap pengisian kendaraan yang dilakukan
secara mekanis.
➢ Pada setiap tempat di mana alat atau operasi yang dapat menimbulkan bahaya akibat
kurangnya penerangan yang memadai.
b) Menggunakan tegangan maksimal 250 volt
B - 124 12
KEMENTERIAN ESDM 4
LAMPU TAMBANG
B - 126
KEMENTERIAN ESDM 126
PENUTUP
• Surat Edaran Kepala Inspektur Tambang 25 Mei
2018 No. 1738/37.04/DBT/2018: Direksi diminta
untuk segera menyesuaikan seluruh aspek Teknik
dan Lingkungan pada kegiatan operasional dengan
peraturan perundangan terbaru.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan
dan pengolahan dan/atau pemurnian mineral dan
batubara ditetapkan dalam suatu petunjuk teknis
oleh Direktur Jenderal.
B - 127
KEMENTERIAN ESDM 127
B - 128 12
KEMENTERIAN ESDM 128
8
PROJECT FOR OVERSEAS TRANSFER OF
COAL MINING TECHNOLOGY
Implemented by
1
Basic Knowledge of U/G
Coal Mining and My
Experience in Indonesia
implemented by
Introduction C- 3
Here :
・ Under Ground unit cost=UC ($/Clean Coal Ton)
・ Stripping ratio at final wall=SR (m3/Clean Coal Ton)
・ Stripping unit cost= SC ($/m3)
The next equation is established.
UC ($/Clean Coal Ton)=SR×SC ($/m3)+Other unit cost($/Clean Coal Ton)
Example
・ Under Ground unit cost=30 $/ton
・ Stripping unit cost=2 $/m3
・ Other unit cost (except stripping) =4 $/ton
From equation ①
30-4 26
SR=―――=――=13 (m3/ton)
2 2
Coal Classification C - 10
① Using Purpose
(1) Thermal (Steaming) Coal
・ General industry
・ Power Plant
・ Chemical Industry
・ House Using
・ Other
(2) Coking Coal (Metallurgical) Coal
・ Coke for Steel manufacture : Strong Caking Coal, Caking Coal, Weak
Caking Coal
・ Compound Material for Coke : Slightly Caking Coal, Non Caking Coal
・ Pulverized Coal Injection : Slightly Caking Coal, Non Caking C
・ Chemical Industry
② Degree of Coalification, Rank
・ Anthracite
・ Bituminous coal
・ Brown Coal, Lignite
・ Peat
Coal Classification C- 11
② Fuel ratio and Heating value
Table 2 Classification by Heating Value and Fuel Ratio (FC/VM), JIS
Mentioned matters
Pure coal
Coking Fuel Remarks
Coal Type Class Calories★
property Rati★★
(kcal/kg)
A1 General industry
Non
Anthracite ― ≧4.0 General industry
Coking A2
(Natural coke)
B1 ≧1.5 Coke for Steel
Heavy
≧8,400 City Gas、General
Coking B2 ≦1.5
industry
Bituminous
City Gas、General
≧8,100
Coking C ― industry、Gas
<8,400
generation furnace
Weak ≧7,800 General industry、Gas
D ―
Sub Coking <8,100 generation furnace
Bituminous Non
≧7,300
E ― General industry
Coking <7,800
≧6,800
F1 ―
Non <7,300
Lignite General industry
Coking ≧5,800
F2 ―
<6,800
dmmf (dry mineral free basis)
Coal Analysis C - 12
daf(b) dry ash free basis Not include a moisture and ash content
Dmmf dry mineral matter free Not include a moisture and mineral matter
VM (Volatile Matter)
FC ( Fixed Surface
Loss by Ash Moisture
Carbon ) VM Moisture
Heat
ar
ad
d
daf
dmmf
Coal Analysis C - 13
② Proximate analysis
4 items: + + + =
・ Moistiure: Symbol M 【In Japan traditionally said Inherent Moisture 】
Measure reduced mass after heating at 107℃, 1 hour.
・ Ash
Measure remained inorganic material (ash) after heat and ashing at 815℃.
・ Volatile Matter: Symbol VM
Measure reduced mass % after heating at 900℃, 7 minutes without air.
Then reduce Moistiure
・ Fixed Carbon: Symbol FC
FC(%)=100-〔Moisture(%)+Ash(%)+VM〕
③ Total Moisture : TM
TM(%)=Moisture(%)+Surface Moisture(%)
④ Heating Value(HV), Calorific Value(CV)
・ Unit of use :Kcal, MJ(1MJ=238.9Kcal), BTU(1BTU/1b=0.556Kcal/kg)
・ Indication of Heating value
Gross HV(Higher heating value)=Net HV(Lower heating value)+Latent heat★
★
Latent heat = Heat of vaporization of moisture and water formed H in coal
at burning.
Coal Analysis C - 14
⑤ Sulfur
Total S=Inorganic S[Sulfate S+Pyritic S]+Organic S
Total S=Combustible S+Noncombustible S
⑥ Ultimate Analysis
・Usually shown in daf
・Items : C, H, O, N, S(Combustible S)
Coal Analysis C - 16
⑦ Petrographic Analysis
・ Maceral : Vitrinite, Exinite, Inertinite
・ Reflectance : Index of Coal Rank
⑧ Grindability Test
・ Grindability affects the design and capacity of the mill.
・ Indication : Hardgrove Grindability Index (H G I )
★ The larger index coal is easily grinded.
HGI = 13+6.93×W
Here W : Coal weight gram passed under 200 mesh (0.074 mm), after
crushed adb coal sample 50g, 0.6- 1.2 mm using a roller mill (60 rpm or
15 rpm, 4 minuets).
Denitrating unit
Electric precipitator Crusher
Boiler Turbine Generator
Desulfurizing unit
Transformer
Clinker
Fly Ash
Hopper Water Intake
Coal Wastewater
Coal Classification C - 18
Sinter
Coke
Lime Stone
Sinter
Coke
Cohesive nter
Zone
Hot Air
Core
Slug
Tap Hole Pig Iron
Geology C - 19
363
Geology C - 20
1. Seam Inclination
Mild Middle Steep Very Steep
Dip(degree) <20 ≧20,<35 ≧35, <55 ≧55
2. Seam Thickness
Thin Middle Thick
Thickness (m) <1.25 ≧1.25,<2.25 ≧2.25
Geology C - 21
50cm
20cm
90cm Coal Seam Thickness : 3.3m
20cm
Working height : 2.6m
150cm Coal Thickness : 2.9m
Geology C - 22
Strike
Clinometer
22
22 α
Apparent Dip
Dip :α
cosθ=EB/ECであるから①と②より
tanβ=h/EC
EB=h/ Geology
tanα…②
∴EC=h/ tanβ…①
cosθ=(h/ tanα)÷h/tanβ=tanβ/tanα
C - 23
⑤ Apparent Dip
A D
Triangular prism
E ① F
②
α β α
θ
E F
B C
θ
② ①
B C
For Example
Strike direction
α
Pit Mouth , Mine Opening System & U/G Structure C - 26
② Opening system
・ Drift (Adit, Level)
・ Inclined Shaft (Slope, Incline)
・ Vertical Shaft.
・ Combination of Inclined Shaft and Vertical Shaft.
Drift
Vertical shaft
Inclined shaft
Cross Cut
Pit Mouth , Mine Opening System C - 28
③ Underground Structure
(2) Concept Figure of U/G Structure (Middle -Steep Seam); Side View
Winding Machine
Upper X cut
Main horizontal
Lower X cut
Road
Arch Support
Pit Mouth , Mine Opening System & U/G Structure C - 30
Intake Air
Main Fan
Exhaust Air
Ventilatio Door
Sealing
① MOA
② ⑤
N0.2 Seam
Block 1 Block 2
Pit Mouth , Mine Opening System & U/G Structure C - 31
In-seam Incline
In-seam Incline
Sub main Level
Main Level
Underground Road Development C - 32
Road Develop
Figure of support
海老尻(Tail)
D
山(Top) 1/3D
顎(Upper Jaw)
1/5D
顎下(Lower Jaw)
1/4D
Connection Method
・ Tsugite: Same Direction
・ Shikuchi: Different Direction
Underground Road Development C - 35
Resin
(3,2) Blasting
Making bore holes by Air Auger
↓
Charging Explosives Auger set & Explosives
↓ Spiral Rod
Tamping and Wire connecting
Bit
Check gas and coal dust
↓
Ignition
Explosives
Air Auger
Underground Road Development C - 37
Continuous Miner
Road Header
Underground Road Development C - 38
Chain conveyor
Horse
I type Steel
Bracing
Connection Rod
Underground Road Development C - 42
Load on Pillar
H
With in red line
Wr Wr
2 2
Wp Wr Wp Wr Wp
Wp=H/10 meters
𝟕.𝟒𝐖𝐩 𝟎.𝟒𝟔
Pillar Strength=
𝐏𝐡𝟎.𝟔𝟔
Here; Wp = pillar width (m), Ph = pillar height (m)
Underground Mining Method C - 44
⑨’ Pillar Extraction
⑤’ ⑥’ ⑦’ ⑧’
Conventional
Method ①’ ② ③’ ④’ MOA MOA MOA
①
0’
②
Belt Conveyor 100’ 0’
③ MOA
0’
④
0’
⑤
0’
20’ 80’
Stook
420’
Underground Mining Method C - 45
③ Longwall
(1) Retreat System and Advancing System
・ Retreat System Fig Retreat System
After making panel, working face is started
from the edge of panel. Safety Pillar
Therefore, it’s available to get geological
condition before start working face.
It’s easy to prevent spontaneous combustion,
because air leakage is small at mined out area.
Fund collection is slow, but many coal mines introduce this system
・ Advancing System
Working face is started from the edge of
Fig Advancing System
safety pillar while upper and lower roads
are excavated.
When headings meet fault, water spring, Headings
gas emission and etc, coal production
becomes unstable.
Many efforts are required to prevent spontaneous combustion,
because air leakage easily happens at mined out area.
Fund collection is speedy.
Underground Mining Method C - 46
:Longwall Direction
Longwall Direction
:Cutting Direction
Cutting Direction
Upper road
Kakkuchi
Filling
Lower road
Underground Mining Method C - 48
(3,2) Blasting
Making bore holes by Air Auger
↓ Auger set & Explosives
Charging Explosives Spiral Rod
↓
Bit
Tamping and Wire connecting
Direct Roof
Direct Roof
・ Collapsed height
is calculated as following. H Collapsed Height : H
Here ; Swelling Factor =K
Working height=A,
Collapsed Height : H A
A+H=K・H
A
∴ H=――― … Formula-3 Working height : A
K-1
Underground Mining Method C - 52
④ Surface Subsidence
West East
Seam 2 Seam 1
About 5km
Main Hoist
Upper inseam road
Mine Cars
Upper Cross cut
Train
Weight
Embalut Coal Mine C - 66
Direction of W/F
Link Bar
Hydraulic Prop
Coal
Iron Net or
Bamboo Net Trough for
Flow down coal
図-5
1本 鉄柱1本当たりの支保面積
Embalut Coal Mine
1.2X (m2)
= 1.3~1.4(本/m2) C - 70
Example : When Mining height is 1.8m (density=1,4), using Table-1 and formula ①.
・ When Longwall length is L(m) and Mining height is 1.8m, using 3 files.
Required Props at W/F = ( L/0.6)×3=5L This means 5 props per meter.
Total Props = 5L+ 30+ stand by props
Embalut Coal Mine C - 71
1 2
Embalut Coal Mine C - 72
Stable Room
Curtain
Direction of Longwall
Mined Out
Area Direction of Cutting
Coal Picks or Blasting
Direction of removing
Props and Kappes
Stable Room
Double Track
Embalut Coal Mine C - 73
Maintenance of Road
① Swelling
・Remove swelled rock.
・Water drainage is very important.
Install of side ditch (Parit).
② Reinforcement of supports
・ Insertion of support.
Inserted support
(2)流動性試験(Fluidity Test)
・コークス用炭混炭用の試験
・試験用機器 : ギースラープラストメーター
(3)膨張性試験(Dilatation Test)
・試験用機器 : デラトメーター
・収縮率(%)+膨張率(%)=全膨張率(50~200が標準)
Reference; Blasting C - 80
Explosives (火薬類)
1. High explosives, Blasting power (爆薬)
Detonation(爆轟);Expansion rate exceeds sonic speed
with shock wave.
TNT, Ammonium nitrate explosives, Dynamite, ANFO,
Slurry explosives, …
2. Low explosives, (Gun) Powder(火薬)
Deflagration(爆燃) ;Expansion rate dose not exceed
sonic speed. (No shock wave )
Gunpowder(Black powder)
3. Pyrotechnic products; Processed explosives(火工品)
Detonator(Cap), (Detonating) fuse, Fireworks
Reference; Blasting C - 81
Hauser’s Formulation
W: Minimum burden (m)
R : Crater radius
1
V (Volume of Crater at standard charge) = ・π・R2・W
3
In case of standard charge, R=W
1
∴ V= ・π・W3 ≒1.05W3 ≒W3
3
Crater Volume is proportional to the cube of minimum burden W.
At the crater of standard charge, exploded volume (m3) is proportional to
the charging weight(kg). Therefor the following equation (Hauser’s
Formulation) is established.
L=CW3 (Basic Equation)
Here
L: Charge weight(kg)
C: Blast coefficient (kg/m3)
W: Minimum burden(m)
C=g・e・d・ f(n)
g:Rock strength coefficient
e:Explosive powder coefficient
d:Stemming coefficient
f(n):Crater index function
Reference; Blasting C - 83
Conditions d
Complete stemming 1
Explosives in hole Incomplete stemming 1<d<1.25
No stemming 1.25
Banking 1.5
Full explosives in hole
No banking 2
No hole In many cases 2<d<9
n 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.75 2.0
f(n) 0.36 0.42 0.52 0.66 0.83 1 1.26 1.52 1.86 2.25 2.70 4.14 6.09
C - 85
Blasting Pattern
1. Relieving cut (芯抜き発破): Make free face
V cut, Double V cut, Pyramid cut, Fan cut, Burn cut, Big diameter hole, …
2. Easer shot(払い発破)
Easer V cut
shot
C - 86
Smax=am
Safety Pillar
γ=critical angle
γ γ
Safety Pillar
C - 89
degree radians
tanα 40 0.6981317 0.8390996
tanβ 30 0.5235988 0.5773503
MMR Kakizaki
PROJECT FOR OVERSEAS TRANSFER
OF COAL MINING TECHNOLOGY
implemented by
。 D -2
Setting items like the above table, the total amount of principal and
interest after n years is as below.
Table-3
P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Juta 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300
Single
① (1+0.2*1) (1+0.2*2) … (1+i×n) … (1+0.2*10)
Comp- Juta 100 120 144 173 207 249 299 359 430 516 620
1 2 10
-ound ② (1+0.2) (1+0.2) … (1+i)n … (1+0.2)
1 100+100×20%=120 1 100+100×20%=120
2 120+100×20%=140 2 120+120×20%=144
3 140+100×20%=160 3 144+144×20%=173
4 160+100×20%=180 4 173+173×20%=207
5 180+100×20%=200 5 207+207×20%=249
7 220+100×20%=240 7 299+299×20%=358
8 240+100×20%=260 8 358+358×20%=430
9 260+100×20%=280 9 430+430×20%=516
10 280+100×20%=300 10 516+516×20%=619
D-5
At formula ③
1
n is called PWF (Present Worth Factor).
(1+i)
D -9
Figure-2
3.4 内部利益率(IRR:Internal Rate of Return)法 D - 12
★ Calculation of IRR
There are several method to calculate the IRR.
・Orthodox methods is the repeated calculation.
・Other method is to use the Goal seek and IRR function of Excel.
D - 13
Repeated calculation
NPV
NPV=0
i
D - 14
Figure-3
Calculate IRR
Exp-1 0 1 yeay 2 year 3 yeay 4 year
-100 40 35 40 55
③ Supposing Rate=0.25
0 1 yeay 2 year 3 yeay 4 year
-100 40 35 40 55
PV 32.000 22.400 20.480 22.528
NPV -2.592
You understand that rate is little bit smaller than ③.
④ Supposing Rate=0.24
0 1 yeay 2 year 3 yeay 4 year
-100 40 35 40 55
PV 32.258 22.763 20.979 23.264
NPV -0.736
⑤ Supposing Rate=0.236
0 1 yeay 2 year 3 yeay 4 year
-100 40 35 40 55
PV 32.362 22.910 21.184 23.566
NPV 0.023
Because of above calculations.
IRR= 23.6%
D - 16
Inwood formula
a (1+i)n −1 a
A (Total Present Value)= [ ] = [1-(1+i)-n
] …⑤
i (1+i)n i
Here, a is annual profit.
At table-9 using this formula, calculate the total present value of each
year.
a -n 100
A= [1-(1+i) ]= [1-(1+0.1)-5]=1,000×(1-0.6209)=1,000×0.3791≒379.08
i 0.1
This number is same result with table-9.
D - 20
1 a a
A (1 − ) = − n+1
1+i 1+i 1+i
1+i−1 a 1
A( )= (1- n)
1+i 1+i 1+i
i a 1+i n −1
A( ) = ( n )
1+i 1+i 1+i
𝐚 (𝟏+𝐢)𝐧 −𝟏 𝐚
A= [ 𝐧 ] = [1-(1+i) -n
]
𝐢 (𝟏+𝐢) 𝐢
From this result
Inwood Formula is proved.
D - 22
The profit of the fixed amount a every year will be expected for n years.
However, d years before that are unprofitable.
The present value in that case is considered.
At the end of d years the present value of the amount of money which enters
after that is set to A,
A
P=
(1+i)d
D - 27
Moreover, interests P・s to P is collected every year, and the amount of money
which saves this every year and places it at the interest rate i becomes below at the
same time it collects the amounts of investment P.
P・s P
P+ [(1 + i) − 1]= [i+s{(1 + i)d+n − 1}]
n
i i
Upper formula and ⑧ formula become equal. namely
a P
・[(1 + i) − 1] = [i+s{(1 + i)d+n − 1}]
n
i i
It becomes below when it solves about P.
n
(1+i) −1
P=a・ d+n …⑪
i+s{(1+i) −1}
D - 28
Example-2
15 Milyar Rp was invested for Mine Develop and others Facilitis preparation for
three years.
When the profit of 20 Milyar Rp is expected for 12 years after that every year,
interests are made into 15% per year and an accumulation interest rate is made
into 3% per year, how much is the amount of money for buying over?
n
(1+i) −1
From ⑪ P=a・ d+n
i+s{(1+i) −1}
12
(1+0.03) −1
=20・ 15
0.03+0.15{(1+0.03) −1}
0.425761
=20・
0.113695
≒74.9 Milyar Rp
However, Present Value = Purchase Price + Initial Investment Amount
Therefore,
Purchase Price=Present Value-Initial Investment Amount
=74.9-15=59.9 Milyar Rp
Example of IRR of Feasibility Study D - 30
Sales (US dollars) 0 784,000 6,248,000 8,656,000 11,068,000 10,480,000 11,228,000 11,176,000 10,888,000 11,132,000
Investment (US $) -1,824,400 -910,400 -1,351,000 -243,413 -1,564,900 -443,900 -400,500 -572,500 -910,000 -561,500
Running cost -1,369,081 -2,020,277 -3,879,586 -4,040,406 -4,839,573 -4,483,277 -4,576,852 -4,554,166 -4,518,918 -4,584,441
Profit -3,193,481 -2,146,677 1,017,414 4,372,181 4,663,527 5,552,823 6,250,648 6,049,334 5,459,082 5,986,059
Tax and other -1,731,200 -2,213,600 -2,096,000 -2,245,600 -2,235,200 -2,177,600 -2,226,400
(20% of sales)
Cash flow -3,193,481 -2,146,677 -1,075,386 2,640,981 2,449,927 3,456,823 4,005,048 3,814,134 3,281,482 3,759,659
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Production (Tons) 261,600 252,800 240,900 255,500 252,300 246,500 232,600 228,000 228,100 176,500
Sales (US dollars) 10,464,000 10,112,000 9,636,000 10,220,000 10,092,000 9,860,000 9,304,000 9,120,000 9,124,000 7,060,000
Investment (US $) -932,900 -426,500 -879,500 -401,000 -965,500 -318,900 -1,010,500 -635,500 -460,000 -611,500
Running cost -4,479,945 -4,454,155 -4,387,977 -4,477,315 -4,474,387 -4,510,117 -4,118,726 -3,993,750 -4,017,893 -3,818,486
Profit 5,051,155 5,231,345 4,368,523 5,341,685 4,652,113 5,030,983 4,174,774 4,490,750 4,646,107 2,630,014
Tax and other -2,092,800 -2,022,400 -1,927,200 -2,044,000 -2,018,400 -1,972,000 -1,860,800 -1,824,000 -1,824,800 -1,412,000
Cash flow 2,958,355 3,208,945 2,441,323 3,297,685 2,633,713 3,058,983 2,313,974 2,666,750 2,821,307 1,218,014
D - 31
Teknologi ventilasi
E1 - 1
Metode pembukaan terowongan
Untuk melakukan penambangan batubara dibawah
tanah, pertama kita harus membuat desain pintu
terowongan di permukaan.
Dari pintu bukaan tersebut, lapisan batubara di
eksploitasi dengan menggali berbagai jenis
terowongan hingga sampai te titik yang tepat.
E1 - 2
Teknologi yang diperlukan dari mulai
pembukaan terowongan
Penggalian maju, Penambangan, Transportasi,
Penyanggaan, Ventilasi adalah teknologi yang
diperlukan.
Khususnya teknologi ventilasi, keperluanya
semakin meningkat seiring dengan kemajuan
dan kedalaman dari penggalian terowongan.
・Teknologi ventilasi mutlak diperlukan untuk
menipiskan dan menghilangkan gasi metan yang
keluar dari lapisan batubara.
E1 - 3
Tujuan penting ventilasi通気
気の目的
1.Untuk mengencerkan dan menghilangkan
berbagai gas yang timbul didalam tambang
dalam
2.Untuk menjamin udara bersih yang diperlukan
untuk pernafasan pekerja
3.Mengontrol kenaikan suhu didalam tambang
akibat panas bumi dan panas oksidasi
E1 - 4
Item ketentuan pada Peraturan keselamatan
tambang Jepang
① Udara didalam tambang dalam ⇒ Oksigen: 19% lebih,
Carbon dioksida: 1% kurang
② Gas metan ⇒ Tempak kerja di tamda: 1,5% kurang
Lokasi pit: kurang dari 2%
③ Suhu ⇒ Jalur lewat di tamda: 37 °C kurang
④Volume ventilasi ⇒ Dihitung di pintu masuk,jumlah
maksimum yang ada di dalam tambang batubara, rumus: 3 m 3 /
orang , min
⑤ Kecepatan ventilasi ⇒ 450 m / min
600 m / menit (Hanya terowongan vertical, ventilasi)
E1 - 5
Parameter yang harus dipertimbangkan dalam
penetapan rencana ventilasi
(a)Struktur yang bisa menjaga volume ventilasi yang leluasa
terhadap mine development
(b)Metode ventilasi, struktur yang bisa mengalirkan ventilasi
dalam jumlah besar, dan tahanan ventilasi kecil. (Sistim
diagonal yang disarankan)
(c)Struktur aliran ventilasi yang benar benar berdiri sendiri
Penetapan bagian penting ventilasi
(1)Volume ventilasi per produksi batubara 1 ton satu hari
Di jepang⇒1~8(m3/t・min)
Y=4.1+0.023X
Y:Volume keluaran gas metan(m3/t)、X: rata rata kedalaman
pengalian(m)
E1 - 6
Struktur tambang dalam dari sisi ventilasi
Sistim terpusat ⇒
Sistim ventilasi yang digunakan dari mulai terowongan ventilasi mendekat, saat
pengembangan dan sampai posisi tertentu, namun seiring bertambah panjangnya
terowongan, tahanan ventilasi juga menjaid besar, kekurangan ventilasi yang terus
bertambah akibat bertambahnya kebocoran ventilasi dan pintu masuk(Iintake) dan
keluar(exhaust) semakin mendekat, penurunan volume udara efektif meningkat karena
bertambahnya ventilasi bocor. Juga, berdasarkan pada arah angin di luar lubang, ada
bahaya bahwa aliran udara exhaust akan mengalir ke udara intake.
Tipe diagonal ⇒ Karena terowongan intake dan exhaust terpisah, perlu untuk
membuka terowongan exhaust baru, tetapi masih memungkinkan untuk dikembangkan
lebih besar.
① Perpanjangan terowongan ventilasi utama memperpendek pemendekan hambatan
ventilasi dan biaya pemeliharaan terowongan
② Karena terowongan intake dan exhaust tidak dekat, kebocoran angin berkurang
dan jumlah pintu ventilasi dan jembatan angin lebih sedikit
③ Kemudahan pemulihan sistem ventilasi pada saat bencana
④ Karena pintu intake dan pintu exhaust sangat jauh, tidak ada kekawatiran bahwa
7
jalur exhaust diarah berlawanan arah angina sehingga akan bercampur ke jalur intake
Gambar ventilasi bila main fan Ikeshima stop
Contoh ventilasi sistim terpusat
E1 - 8
Gambar kedalaman penambangan yambang Ikeshima
Contoh ventilasi sistim
Diagonal
E1 - 9
Pemisahan aliran udara
・Efek
(1) Pengurangan tahanan ventilasi, penghematan mesin fan
(2) Mensupply udara segar per wilayah
(3) Pengaruh hambatan ventilasi dapat dibatasi pada satu wilayah
(4) Bencana seperti kebakaran, semburan gas, penyalaan
spontan(swabakar), ledakan dll dapat terbatas pada satu area
(5) Pengurangan kecepatan angin di jalur utama
(6) Dapat mengirim udara pada suhu yang relatif rendah sampai ujung
Metode
(1) Pengalihan alami
(2) Pembagian proporsional ⇒, penggunaan perangkat pemisahan, fan
bantu, dll.
E1 - 10
Tahapan pengalihan aliran
Pengalihan ke 1, pengalihan ke 2, pengalihan face
Konsep untuk melakukan aliran cabang
(1) Mempertimbangkan terjadinya gas, menjadikannya aliran
yang independen
(2) Untuk mencegah kebocoran udara dan meningkatkan
volume udara yang efektif
(Dari sisi safety….Pembuangan gas, pencegahan swabakar
dll.)
(Dari sisi ekonimi ... Mengurangi jumlah fan, untuk
mempertahankan kinerja dengan murah)
E1 - 11
12
Gambar ventilasi tambang ikeshima
E1 - 12
Ventilasi utama
1. Jenis ventilasi utama
(1) Metode untuk menghasilkan gaya ventilasi ⇒ Ventilasi alami, ventilasi
mekanik
(2) Ventilasi mekanik dengan tekanan ventilasi ⇒ Ventilasi tiup sedot, dorong
(3) Posisi intake out / exhaust ⇒ Ventilasi tipe terpusat, ventilasi tipe diagonal
2. Ventilasi alami
Di Jepang ada empat musim, ada perubahan besar pada suhu luar sepanjang
tahun, tetapi tidak ada perubahan suhu di dalam lubang kedalaman tertentu,
sehingga perbedaan suhu dari udara luar menyebabkan tekanan ventilasi. Juga
ada perbedaan suhu antara siang dan malam yang cukup besar. Hal yang sama
terjadi, dan itu terjadi juga karena perbedaan ketinggian pintu masuk dan keluar.
Penyebab terjadinya
① Perbedaan ketinggian intake dan exhaust
② Perbedaan suhu terowongan exhaust
③ Perbedaan suhu di luar terowongan
④ Komponen udara di dalam tambang
13
⑤ Tekanan atmosfer
Ventilasi alam
Musim
Musim
panas 夏 冬dingin
Suhu
rendah Suhu tinggi
℃
℃
E1 - 14
Ventilasi mekanik
E1 - 15
Faktor utama volume ventilasi yang tidak normal
E1 - 16
1.Gambar perbaikan kondisi pintu angin di cross cut
E1 - 17
Check point kebocoran pintu angin
( Manual improvement mencegah kebocoran angin )
Untuk mencegah bocoran angin, disumpal tanah liat (bila celah besar
ditutup kain terval)
Untuk pintu saat dibuka tidak tertutup kembali, pasang bekas belt
konveyer ( bagian bawah daun pintu yang kena lantainya di papas) tanah
E1 - 18
2.Gambar kondisi terowongan runtuh
E1 - 19
3.Contoh tahanan ventilasi yang disebabkan oleh lorry
transportasi di lokasi terowongan yang di perbesar
E1 - 20
4.Contoh pengecilan terowongan akibat tekanan
penambangan panel
E1 - 21
5.Contoh pengecilan terowongan akibat PRS di
panel tertekan
E1 - 22
Gambar kondisi setelah perbaikan kebocoran
ventiasi di berbagai lokasi
Nama
名称 Simbol
記号
入気
Intake
1889 m3/min
Exhaust
排気
1848 m3/min
Pintu angin
風門 J.4
J.3
漏風改善前風量
Sebelum perbaikan Atas
上段
Setelah
漏風改善後風量perbaikan Bawah
下段 1543 m3/min
1520 m3/min J.1 J.37
J.2
J.59
Ⅵ
PANEL 2
DOSCO 266 m3/min
261 m3/min
448 m3/min J.7
ALPIN
J.6
J.9
856 m3/min
1260 m3/min J.8
J.46
655 m3/min
J.53
J.64
J.1C
J.70
J.63 353 m3/min
J.76
J.69 J.68
201 m3/min 288 m3/min
269 m3/min
J.73
E1 - 23
Gambar pengukuran debit ventilasi didalam
観測者による風量測定坑内図
tambang oleh petugas pengukuran
E1 - 24
Poin titik pengukuran volume angin
E1 - 25
Contoh pengukuran penampang
terowongan
a/2
E1 - 26
Penampang setiap benda penghalang dan list
debit local fan
Inchi Penampang Local fan Debit
2 0.002 5HP 200 m3/m
4 0.008 10HP 290 m3/m
6 0.18 20HP 450 m3/m
8 0.03 25KW 540 m3/m
10 0.06
12 0.07
14 0.1
16 0.13
19 0.18
23 0.27
30 0.46
40 0.81
E1 - 27
Point dan item perhatian pada pengukuran
kecepatan angin
1. Manual pengukuran dengan alat ukur angin Biram
① Pada radius 30 m lebih dari lokasi pengukuran, di
buat larangan agar orang tidak lewat.
② Pengukuran dengan alat ukur Biram(
Anemometer) (Patuhi waktu pengukuran selama 1
menit. Ukur angin seluruh penampang belokan yang
ditentukan, dengan simetris)
③ Petugas pengukuran, mengambil posisi agar tidak
mengganggu aliran angin menghadap samping arah
dinding, ulurkan tangan, setelah switch dinyalakan
ukurlah angin selama 1 menit dari bawah membentuk
3 gelombang sampai bawah sisi sebelahnya.
E1 - 28
① Alat pengukur angin tipe biram
E1 - 29
Anemometer portabel tipe vane di tamda
Sensor kecepatan angin mendeteksi kecepatan rotasi baling baling turbin
yang diputar oleh aliran arus udara dengan sensor waktu, mengubah nilai
dan menghitung nilai kecepatan angin, dan menampilkan kecepatan angin
rata-rata / kecepatan angin maksimum. Meggunakan sirkuit yang aman
karena menggunakan baterai lithium.
Spesifikasi
Rentang pengukuran: 3,0 ~15 m / s Ketepatan pengukuran: ± 10%
Struktur tahan ledakan: aman secara intrinsik
Manual Operasi
Tombol ON: Tekan untuk menyalakannya, tekan sekali lagi untuk
mematikannya.
Tombol Mode: Beralih dengan urutan kecepatan angin sesaat, kecepatan
angin rata-rata, kecepatan angin maksimum setiap kali ditekan.
E1 - 30
② Anemometer portabel tipe van untuk di
tamda
E1 - 31
Nilai koreksi anemometer tipe biram dan
anemometer tipe van portable
Anemometer tipe biram Anemometer portable tipe van
Contoh Contoh
Kecepatan angin Kecepatan yang Kecepatan angin
真風速
aktual
風速器の読み
dibaca
補正値
Nilai koreksi 真風速
aktual
1 menit
1分間
m/min m/min m/min m/s min m/min
48 40 +8 0.8 ×60 = 48
49 41 +8
50 42 +8 0.9 ×60 = 54
51 43 +8
~ ~ ~ A V Q
54 47 +7 10.0m2 ×48= 480 m3/min
10.0m2 ×54= 540 m3/min
540 – 480 = 60 m3/min
Terjadi selisih
E1 - 32
Gambar poin pengukuran angin
E1 - 33
Foto praktek pengukuran ventilasi didalam
tambang dan di ruang kuliah
E1 - 34
③Micro anemometer
E1 - 35
Peta ventilasi di tambang dalam Ikeshima
E1 - 36
Tambang Ikeshima:Gambar kondisi
ventilasi di area selatan No.2
E1 - 37
Kondisi debit udara exhaust secara detail
E1 - 38
通気理論
Tahanan ventilasi ⇒ Berubah berdasarkan kecepatan angin, volume
udara, situasi di dalam terowongan
Koefisien gesek ⇒ Angka yang mewakili tahanan khusus yang dimiliki
terowongan berdasarkan bentuk permukaan dinding tambang
dalam(Yang berbentuk bulat tahananya kecil)
List koefisien gesek terowongan
Jenis terowongan Max Min Rata rata
Batubata lining
Panel
Keseluruhan terowongan
Vertikal shaft
E1 - 39
Tahanan belokan
Tahanan ventilasi akan bertambah bila aliran angin bertemu
dengan terowongan berbelok, menyempit.
E1 - 40
Tahanan belokan ducting
E1 - 41
通気抵抗計算式 Rumus Atkinson
UL 2 UL L ・ U ・ Q2
h =K a V h =K a
2
V =K a3
E1 - 42
Specific resistance
Adalah konstanta yang ditentukan berdasarkan
LU
K parameter terowongan, disebut specific resistances (R)
a3
LU
M= 1 , 0 0 0 ( ミ ュ ルグ)=R ×1 , 0 0 0 ( ミ ュ ルグ)
a3
Tahanan ventilasi R
① Sebanding dengan kuadrat volume udara ⇒ semakin besar specifi
resistance semakin meningkat
② Pada kenyataannya, jika rumus di atas digunakan, toleransinya besar,
sehingga diukur dengan barometer tambang.
Sintesis specific resistance
(1) Series
(2) Paralel
E1 - 43
Equivalent orifice
A =0 . 3 8 Q A・・・equivalent orifice(m2) h =tekanan
√
h ventilasi(mm water column)
Q・・・風量(m3/sec)
Contoh di tambang ikeshima
(1)Main fan hikishima
Negatif pressure 400mm, volume angin 12000 m3/min
200
A =0 . 3 8 Q =0 . 3 8 =3 . 8
√
h √
400
E1 - 44
Daya ventilasi
Definisi ⇒ Daya secara teori yang diperlukan untuk mengatasi tahanan
ventilasi N・・Aerodinamic(HP)
hQ H・・Tekanan ventilasi(mm)
N=
75
Q・・Volume ventilasi(m3/sec)
Langkah-langkah teknis untuk mengurangi tahanan ventilasi
① Memperkecil koefisien gesek terowongan ⇒ Concrete lining, Torquelet
② Memperpendek panjang terowongan ⇒ Bila semakin dalam dan semakin
jauh, membuka vertical ventilasi
③ Memperkecil kecepatan aliran rata-rata ⇒ Penggalian terowongan luas
penampang besar
④ Cross sectional area m 2 / Panjang sekitar ⇒ Ideal untuk terowongan
bulat, tetapi pada pada aktualnya terowongan setengah lingkaran
Namun, cross section ekonomi terowongan, ditentukan dengan
mempertimbangkan biaya daya ventilasi, penggalian terowongan dan
pemeliharaan (Perlu mempertimbangkan pembatasan safety)
E1 - 45
1.Salah satu gas yang ada di tambang dalam
Metan gas(CH4)
Sifat
Gravitasi spesifik 0,559
Jika bercampur dengan udara tidak pernah berpisah lagi
Tidak berbau, transparan
Pencampuran 5 ~ 15% di udara ⇒ Meledak jika ada
sumber api
Batas ledakan berubah ketika kotoran seperti debu
batubara bercampur
Komponen utama gas alam
E1 - 46
② Terjadinya, keberadaan
・ Biasanya ada di tambang batu bara
・ Terjadi dalam proses coalifikasi tumbuh tumbuhan,
ketika terjadi jauh di bawah tanah, tertutup di
dalam lapisan batu bara dan batuan di atas dan di
bawah batu.
Ada banyak pori-pori dalam batubara, dan mereka
tertutup dalam bentuk adsorpsi dan bebas
E1 - 47
Batas ledakan
Batas wilayah
Kadar oksigen
E1 - 48
局部通気
Item perhatian untuk ventilasi panel
(1)Larangan ventilasi arah bawah(Perlu mendapat izin khusus
yang diajukan)
Ventilasi
下向き 通気 arah bawah
Panel
払
ゲート 坑道
Gate
風道
Tail
Panel
払 風道
Tail
ゲート 坑道
Gate
E1 - 49
Pengawasan gas gate panel
① Pencegahan kebocoran goaf ⇒ Kerapatan penutupan
atap, penutupan dobel
② Pengelolaan mulut pembuangan gas ⇒ Menyediakan
saluran masuk untuk pengenceran gas sesuai kebutuhan,
maksimu 1,5%, memastikan penampang yang efektif
③ Area panel rapat⇒ Jika ada gas terakumulasi,
bentangkan penutup dan arahkan angin ke goaf
④ Penghilangan dengan daya mekanis ⇒ Jika perlu,
pasang kipas, jet sesuai kebutuhan
⑤ Pengukuran gas ⇒ Peningkatan pemeriksaan gas oleh
penanggung jawab safety
Pemantauan dengan sistem alarm gas, tes interlock, dll.
E1 - 50
Penanggulangan
gas di lokasi
penambangan
E1 - 51
Detektor gas
otomatis di gate
E1 - 52
Pengawasan gas di panel
(Pasang sekat)
Check gas di atap
E1 - 53
Pembuangan dengan blowing board
Lokasi caving
Atap terowongan
Blowing board
Lantai
terowongan
E1 - 54
Pembuangan gas dengan penyedotan
Lokasi caving
Atap terowongan
Intake
Lantai
terowongan
E1 - 55
Air fan dan air jet
Perlu penangulangan
karena terjadi
elektrostatik
Digunakan untuk
menghilangkan gas
dilokasi caving
56
Meniadakan segera hambatan ventilasi.
払
Panel 風道
Terowongan
tail/ventilasi
ゲート 坑道
Terowongan gate
E1 - 57
Jenis metode ventilasi local
(1) Ada tipe hisap dan tipe tiup, tetapi pada prinsipnya, tipe
hisap yang banyak dipergunakan
(2) Alasannya adalah bahwa dari aspek penghilangan gas
metan
(3) Dalam penggalian batuan dengan gas kecil, dengan
prioritas masalah lingkungan, tipe tiup bisa digunakan
(4) Dari fasilitas ventilasi di atas, dapat diklasifikasikan
menjadi brattice ventilation(ventilasi sekat), air jet, ducting,
local fan
E1 - 58
Gambar ventilasi local fan
E1 - 59
Definisi Resirkulasi udara
Adalah kondisi dimana
udara buangan (exhaust)
yang telah digunakan di
terowongan intake, pintu
masuk local fan, masuk
bercampur terhisap terus
secara berulang
① Kesalahan posisi fan
② Kekurangan udara
segar
Intake
Exhaust
Fan
Duct
Batuan
runtuh
E1 - 61
Jenis ventilasi hisap
・Kelebihan
① Debu dll, yang terjadi di panel, tidak teralirkan di pertengahan
terowongan, terserap ke dalam ducting, merupakan lokasi kerja yang
baik dari sisi lingkungan.
・Kekurangan
① Sulit menghilangkan gas yang dihasilkan di panel face
② Membutuhkan perpanjangan ducting sampai dekat panel face
③ Karena pipa angin vinyl ducting, bisa roboh sulit untuk digunakan
④ Saat gas metan tinggi, bahaya
・ By power
Tipe listrik lebih unggul dalam hal efisiensi, kebisingan dan biaya daya
E1 - 62
Jenis fan①
E1 - 63
Jenis fan②
E1 - 64
Kurva karakteristik fan, Fan aksial
E1 - 65
Kurva karakteristik fan, Fan centrifugal
E1 - 66
Pengukuran
Tujuan pengukuran
Berbagai pengukuran sangat diperlukan untuk mendapatkan
data mengenai deteksi cacat ventilasi, desain ventilasi, atau
perbaikan ventilasi
· Item yang akan diukur
① Suhu udara ② Kelembaban ③ Tekanan udara ④
Kecepatan angin ⑤ Aliran udara ⑥ Penurunan tekanan
⑦ Tekanan kipas ⑧ Konten gas ⑨ Volume debu ⑩ Derajat
kata dll.
E1 - 67
Ventilasi local
Duct
E1 - 68
Gambar detail bagian turbo filter
Ventilasi local
Dust collector
Exhaust
E1 - 69
Contoh ventilasi dorong di panel
heading
Ventilasi local
Gas detector
CO detektor
Detektor asap
Fan
Pintu angin
Jembatan angin
Duct
Intake
Exhaust
Bagian drive belt
Belt conveyer
Intake
Exhaust
E1 - 70
Contoh ventilasi dorong di panel
longwall
Ventilasi local
Ruang採炭切羽のインタロック適用範囲
lingkup pemakaian interlock di panel longwall
GK
GK
GK
④
1.5%
③ ⑤
1.5%
1.0%
GK 瓦斯警報器
Gas detector
②
f 扇風機
Fan
0.5% GK
Pintu angin
風門 GK
① 風橋 angin
Jembatan
f
Intake
入気
排気
Exhaust
設定位置 設定ガス量 遮断範囲 遮断区分
① 押し込み扇風機 停止時 切羽全域 2次遮断
② ゲ ート 入 口 ( 入 気 ) 0 . 5% 切羽全域 2次遮断
③ ステージローダ搭 載 1.0% 切羽内 1次遮断
④ 切 羽 最 終枠 1.5% 切羽内 1次遮断
⑤ 風坑(排気) 1.5% 風坑内 1次遮断
Exhaust
E1 - 71
Urutan pembuangan gas di lokasi penambangan
E1 - 72
Aliran angin independen(Jembatan angin)
E1 - 73
Gambar pembuangan gas dengan
ventilasi dorong di panel
E1 - 74
Gambar konsep ventilasi series
E1 - 75
Ikeshima main fan ①
E1 - 76
Ikeshima(Hikishima main fan・・・ ②)
E1 - 77
Contoh Ikeshima③・・・Kemampuan fan
E1 - 78
Teori ventilasi
Tahanan ventilasi ⇒ Perubahan berdasarkan kecepatan angin, volume
udara, situasi di dalam terowongan
Koefisien gesek ⇒ Angka yang mewakili tahan khusus yang dimiliki
terowongan berdasarkan bentuk permukaan dinding tambang dalam
Garis lurus Belokan kecil Belokan sedang Belokan besar
Tidak ada Kecil Banyak Tidak ada Kecil Banyak Tidak ada Kecil Banyak Tidak ada Kecil Banyak
Min 0.0019 0.0027 0.0046 0.0037 0.0046 0.0065 0.0046 0.0056 0.0074 0.0065 0.0074 0.0093
Rata 0.0027 0.0037 0.0056 0.0046 0.0056 0.0074 0.0056 0.0065 0.0083 0.0074 0.0083 0.0102
rata
Max 0.0037 0.0046 0.0065 0.0056 0.0065 0.0083 0.0065 0.0074 0.0093 0.0083 0.0093 0.0112
Benda sedimen(Batubara)
Min 0.0056 0.0065 0.0083 0.0074 0.0083 0.0102 0.0083 0.0093 0.0112 0.0102 0.0112 0.0129
Rata 0.0102 0.0112 0.0129 0.0121 0.0129 0.0148 0.0129 0.0139 0.0158 0.0148 0.0158 0.0176
rata
Max 0.0129 0.0139 0.0158 0.0148 0.0158 0.0176 0.0158 0.0176 0.0185 0.0176 0.0185 0.0204
Min 0.0148 0.0158 0.0176 0.0167 0.0176 0.0195 0.0176 0.0185 0.0204 0.0195 0.0204 0.0222
Rata 0.0176 0.0185 0.0204 0.0195 0.0204 0.0222 0.0204 0.0214 0.0231 0.0222 0.0231 0.0250
rata
Max 0.0195 0.0204 0.0222 0.0214 0.0222 0.0241 0.0222 0.0231 0.0250 0.0241 0.0250 0.0269
Igneous rock
Min 0.0167 0.0176 0.0195 0.0185 0.0195 0.0214 0.0195 0.0204 0.0222 0.0214 0.0222 0.0241
Rata 0.0269 0.0278 0.0297 0.0287 0.0297 0.0306 0.0297 0.0306 0.0324 0.0316 0.0324 0.0362
rata
Max
79 0.0362 0.0370 0.0389 0.0380 0.0389 0.0408 0.0389 0.0399 0.0417 0.0408 0.0417 0.0436
Kazemaru Mine Ventilation Analysis
softwear
E1 - 80
Analisa jaring ventilasi(Kazemaru)
E1 - 81
3 dimensional display
Display 3 Dimensi jaring ventilasi
E1 - 82
①Pengukuran dengan Fahrenheit thermometer
Suhu→Kering
Kelembaban→KeringーBasah
E1 - 83
② Pengukuran dengan termometer ,
Hygrometer tahan ledak
E1 - 84
Barometer tambang
E1 - 85
Precision Flameable gas detector
(Body)
Eyefish
Prism
Switch
Batery
Interference
Batery
dissociation
Parallel
plane mirror
Bohlam
E1 - 86
Struktur flameable gas detector
① Sinar cahaya dari sumber cahaya
melewati lensa dan menjadi garis sejajar,
mencapai cermin datar paralel G melalui
celah.
② Dari sini, sinar cahaya dibagi menjadi dua, Cermin Conepen Volume zero adjust
Standard
masing-masing melewati ruang gas dan bidang
air room Prism tegak
datar
ruang udara, mencapai sudut kanan lurus
prisma, secara berurutan merefleksikan
dan kemudian melakukan perjalanan
melalui kamar gas dan ruang udara lagi
Celah
untuk mencapai cermin datar sejajar. Disini refleksi prism Gas room Teleskope
cahaya dipantulkan dan direfleksikan, Lensa
namun bila cermin bidang datar di stel refleksi
maka kedua sinar itu akan sama. Semua
bisa dipastikan dengan melihat teleskop. . Object lens Vernier Scale
plate
Lensa
Eyefish
Lampu
(Ini adalah struktur yang membaca jumlah
gerakan melalui perbedaan indeks bias
interferensi dengan skala di teleskop.)
Jenis gangguan optik
E1 - 87
Manual pengukuran metan gas
① Panjangkan tabung karet untuk penyedotan dibagian yang ditargetkan dan pegang
spray 4 kali lebih.
Namun, bila pipa karet diperpanjang, perlu untuk menambah spray sekali setiap 2
m.
② Intip ke dalam eyepiece dan tekan switch untuk memeriksa jumlah gerakan
interference band.
Apabila ada gas, interference band bergerak, sehingga posisi pada skala adalah
konsentrasi gas.
③ Saat titik pengukuran ditempelkan ke atap, turunkan lubang penghisap sedikit dari
langit-langit, jangan sampai menyentuh langit-langit, karena debu bisa masuk
sehingga tersumbat jika menyentuh.
④ Dalam pengukuran pekerjaan sehari-hari, ukur dari ketinggian ke bawah.
Juga, di sekitar panel di mana gas tidak menyebar, pengukuran dilakukan pada
beberapa bagian penampang terowongan.
⑤ Gas yang keluar stagnan pada saat ventilasi dihentikan, penting untuk
mengkonfirmasi keberadaan gas, lakukan pengukuran dengan lebih intens karena
akumulasi menjadi gas yang semakin tebaldari waktu ke waktu.
⑥ Jika mengukur konsentrasi gas rendah setelah mengukur konsentrasi gas tebal,
tingkatkan operasi penyemprotan sekitar dua kali dari jumlah standar dan pastikan
bahwa gas yang kadarnya tebal dibuang sebelum memulai pengukuran berikutnya.
E1 - 88
Metode pengukuran gas carbon
dioxida(CO2) dengan alat flameable gas
detector
① Pengukuran dilakukan menggunakan
saja, tanpa menggunakan soda kapur.
② Selanjutnya, ukur dengan menyambungkan ke soda
kapur.
③ Perbedaan antara angka-angka ini adalah jumlah gas
karbon dioksida.
④ Bila dicuriga ada penyalaan spontan, jenis hidrokarbon
lainnya
Jika ada gas, perlu untuk mengukur jumlah gas yang
akurat dengan kromatografi
E1 - 89
Spesifikasi Malleable continuous gas monitor
(GX-3000)
Nama model: GX-3000
①Gas target pengukuran : Oksigen (O 2), Gas
mudah terbakar (CH 4 atau I - C 4 H 10
[isobutane]), hidrogen sulfida (H 2 S), karbon
monoksida (CO)
② Prinsip deteksi: Jenis baterai diafragma
galvanis
③ Rentang deteksi: Rentang standar (O2) = 0-
25,0% vol
CH 4 atau I - C 4 H 10 = 0 - 10% LEL
(H2 S) = 0 - 30,0 ppm, (CO) = 0 - 150 ppm
90
Metode pendeteksian: Tipe difusi
GX-3000
④ Kisaran suhu dan kelembaban
pengoperasian: -10 ~ + 40 ° C, 30 ~ 95%
RH atau kurang (tanpa kondensasi)
⑤ Waktu penggunaan berkelanjutan: Sekitar 12
jam (mode pengukuran berkelanjutan)
[Standar]
⑥ Struktur tahan ledakan: Safety essential·
Konstruksi tahan ledak, tahan tekanan
⑦ Fungsi utama: LCD backlight (manual) ·
Komunikasi data standar inframerah
komputer pribadi (lrDA port)
⑧ Dimensi 56 (W) × 152 (H) × 56 (D) (mm) /
500 g
E1 - 91
Metode penggunaan alat ukur gas Kitagawa
(detektor tabung gas detektor kolorimetri)
Tabung pendeteksi kolorimetri
memiliki tabung kolorimetri
yang mampu mengukur
berbagai gas, dan
dimungkinkan untuk mengukur
berbagai gas yang dihasilkan
pada saat pembakaran
spontan. Khususnya,
digunakan untuk uji gas utama
untuk menilai tahap pengapian
spontan seperti CO, oksigen,
etilena, propilena dan
sejenisnya.
Adalah sistem untuk mengukur
konsentrasi objek gas
menggunakan tabung deteksi
dan sampler gas.
E1 - 92
Manual pengukuran dengan alat ukur gas
jenis tabung
① Sambungkan tabung deteksi yang tidak berlipat kedua
ujungnya ke sampler dan periksa kepadatan gas
sampler.
② Potong kedua ujung tabung masukan ke dalam chip
holder atau chip breaker body.
③ Dorong handle dari gas sampler sepenuhnya dan
arahkan tanda G → tabung deteksi ke arah gas
sampler dan masukkan ke dalam karet inlet.
④ Tarik pegangan sekaligus
⑤ Sejajarkan tanda petunjuk (kabel merah) dari silinder
dengan tanda petunjuk poros (△).
⑥ Tarik pegangan sekaligus dan kunci.
⑦ Setelah waktu pengukuran berlalu, baca skala di ujung
lapisan perubahan warna.
E1 - 93
Manual cara membaca skala kepekatan
E1 - 94
Jenis tabung deteksi
1. Jenis tabung
deteksi
Tabung deteksi O2
Tabung deteksi CO
Tabung deteksiH2S
Lainya
Ethylene Propylene,
dll.
Ada sekitar 100 jenis
lebih
E1 - 95
Carbon Monoxide meter
Tipe station
Spray
プ
レ ガス Gas オペレーション
Operation pump
Amp
電流 meter
計 アンプ(増幅器)
ー permeable
透過膜 Anti対極
pole
membranca
Oksigen2
酸素O
作用電極
Working electrode
干渉ガ ス除去
Filter penghilang friksi
CO フィル ター(活性炭)
gas(Carbon active)
CM-600 E1 - 96
Flameable gas detector
Cermin
Volume zero adjust
bidang Conepen
Standard
datar
air room Prism tegak
lurus
Celah
refleksi prism Gas room Meter
Lensa
refleksi
Lampu
E1 - 97
酸素濃度計
電流計
除湿フィルター
スプレー
陽 極 ( 鉛)
センサー本体
サーミスタ 電解液(アルカリ性)
薄膜
O2 陰極(白金)
E1 - 98
Negative
pressure gauge Anemometer
E1 - 99
Smoke tube(Pipa asap)
Pipa asap (300) diisi dengan fumigan di mana
titanium tetraklorida terserap dalam tabung gelas,
dan kedua ujungnya di heat seal.
Ketika titanium tetraklorida dilepaskan ke udara, ia
bereaksi dengan kelembaban di udara dan terjadi
titanium hidroksida dan asap.
Karena asap putih asap mengandung hidrogen
klorida yang berbahaya, harap perhatikan hal-hal
berikut.
1) Jika asap terhisap akan mengiritasi mata, hidung,
tenggorokan, jadi jangan menghisap atau
bersentuhan dengan asap. Jika asap terhisap,
berkumurlah dan bilas dengan air jika terjadi
menyentuh.
2) Karena asap mengandung gas korosif, jangan
digunakan di dekat mesin presisi dll. Hidrogen klorida
yang terkandung dalam asap dapat menimbulkan
korosi pada bagian logam seperti mesin presisi.
3) Jangan gunakan di tempat tertutup seperti di
dalam ruangan. Jika menggunakannya, atur ventilasi
dengan hati-hati dan baik.
4) Jangan gunakan di rumah sakit atau di clean
E1 - 100 room.
Memeriksa kebocoran angin seal off
Pengecekan lokasi seal off menggunakan smoke
tube
E1 - 101
Teknologi Ventilasi
通気技術
Teks Perhitungan Ventilasi
Tujuan Penting Ventilasi
1. Mengencerkan dan membuang berbagai
macam gas yang muncul di bawah tanah.
2. Memberikan udara segar yang diperlukan
oleh pekerja untuk bernafas.
3. Menahan kenaikan temperatur di terowongan
bawah tanah akibat panas bumi dan panas
oksidasi.
E2 - 2
Penyebab ketidaknormalan pada
volume udara ventilasi
1.Pintu angin pada cross-cut (terowongan
penghubung) dalam keadaan terbuka.
2 .Terjadi runtuhan pada terowongan
3 .Adanya pembesaran tahanan ventilasi akibat lori
tambang yang diparkir di area lokasi kerja perbaikan
luas penampang terowongan.
4.Adanya penyempitan terowongan oleh tekanan bumi
akibat penggalian/penambangan.
5.Adanya penyempitan akibat turunnya shield
(penyangga) di front kerja penambangan.
E2 - 3
Titik Pengukuran Volume Angin
1. Menentukan titik pengukuran volume angin
①Memilih lokasi penempatan titik pengukuran.
a) Terowongan Total Intake (udara masuk) Utama dan Total Exhaust (udara
keluar) Utama.
b) Terowongan Percabangan Utama Intake dan Exhaust.
c) Terowongan intake dan exhaust di dalam blok area tambang.
d) Terowongan intake dan exhaust pada panel penambangan.
e) Pintu masuk lokasi kerja penggalian maju (penggalian terowongan)
E2 - 4
Pengukur kecepatan aingin tipe vane portable
Sensor kecepatan angin dapat mendeteksi jumlah putaran blade yang berputar
akibat aliran arus udara berdasarkan sensor waktu, melakukan perhitungan
nilai kecepatan angin dengan merubah nilai tersebut dan menunjukan
kecepatan angin sesaat, kecepatan angin rata-rata dan kecepatan angin
maksimal. Sensor ini merupakan essintial safe circuit yang menggunakan batre
litium. Spesifikasi:
Rentang pengukuran:3.0~15m/s Akurasi:±10%
Struktur Anti Ledak:Tipe Anti Ledak Aman Hakiki (Intrinsically Safe)
Fungsi pengukuran: Kecepatan angin sesaat, Kecepatan angin rata-rata sejak alat
dihidupkan, Kecepatan angin maksimum.
Cara Pengoperasian:
Saklar ON: Tekan untuk menghidupkan alat, dan tekan sekali lagi untuk mematikan.
Saklar MODE: Tiap kali ditekan, fungsi (mode) pengukuran akan berganti secara
berurutan dari Pengukuran kecepatan angin sesaat → Kecepatan angin rata-rata →
Kecepatan angin maksimum.
E2 - 5
② Pengukur kecepatan aingin
(Anemometer) tipe vane portable
E2 - 6
Alat pengukur kecepatan angin /
anemometer
E2 - 7
Nilai koreksi Alat Pengukur Angin Tipe William dan
Tipe Vane Portable yang digunakan dalam UG
• Biram-type Anemometer • Vane-type Handheld Anemometer
contoh for UG Mine
True velocity readings correction value contoh
m/min m/min m/min True velocity Permenit
48 40 +8 m/s min m/min
49 41 +8 0.8 ×60 = 48
50 42 +8
51 43 +8 0.9 ×60 = 54
~ ~ ~
54 47 +7 A V Q
10.0m2 ×48= 480 m3/min
10.0m2 ×54= 540 m3/min
540 – 480 = 60 m3/min
Terjadi selisih
E2 - 8
Gambar Cara Pengukuran Angin
Metode Bagi 5 Sama Rata, Waktu Ukur 60 Detik (Cara Menggerakkan Anemometer) E2 - 9
③ Pengukur angin kecepatan rendah
E2 - 10
Eks Tambang Batubara Ikeshima:
Peta Kondisi Ventilasi pada Area Oroshi Selatan-2
旧池島炭坑:第二南卸部内通気状況図
E2 - 11
gat e no 5 latihan evakuasi di peta inside dai ni nantou
peta ventilasi
face LW per 2-2-2001
tero won gan uda ra no 5 jalur intake
jalur exhaust
lap 4 feet horizonta
l lokal fan
lap 4 feet horizonta
l pipa udara
pintu pemutus
ta l
on pintu pengatur
riz t e l a
ho r p
g an ta l p e 4
ow
on or i zon n g f e
e t
emergency center
ter nh h u
o nga b u
te row n g lokasi kerja
emergen cy center
t e r o w o n g a n e x h a u s t
cro
ss
6 cu
c ut
no tn
o6 cut
no
4
t e r o w o n g a n u d a r a m a s u k
ss oss
cro cro cr
ss
cu
tn
t e r o w o n g a n e x h a u s t
o5
i
am
0
in
tu no
im
ru
na r un
in
n tu
da
n
u gi
ant a
ng
r m te
te r in
iri
a da te ta te
r r
m
is ho da ke ex
an
r
riz in ha
te
m on i m us
in ta t
am in
i l da am
is i t
an ur
m un
in
am
i
E2 - 12
Soal 1: Hitunglah volume aliran angin pada lokasi A, B, dan C )
B C
E2 - 13
Soal 2: Hitunglah volume aliran angin pada lokasi A, B, C)
XC
A
E2 - 14
Soal 3: Hitunglah volume gas pada lokasi A, B )
A B
E2 - 15
Manual Kerja
Kazemaru for Windows
Air flow distribution analysis
INOUE MASAHIRO
Department of Earth Resources Engineering, Kyushu University
Edited by MMR
Pendahuluan
Kazemaru (Avwinj.exe) adalah display seperti fig dibawah. Menu barnya sebagai berikut:
F-2
<Penjelasan bahasa>
F-3
<Syarat jaringan ventilasi>
F-4
1. Edit, anlysis function
1.1 Masing-masing menu
Menu “file”
New: membuat data ventilasi baru.
Open: membuka file (*.vad) yg telah ada.
F-5
Menu <Edit>
Edit
Jika salah satu menu atau tool button dipilih, di depan menu akan ada check
mark, sedangkan tool button terlihat ditekan. Jika dipilih sekali lagi, pilihan
tersebut akan terlepaskan.
6
New Node
1. Membuat node U/G, 2. Node mulut lorong, 3. memasukkan node pada road
Posisi node baru di monitor ditetapkan dengan klik kiri. Bersamaan dengan terlihatnya
lingkaran node baru di monitor, dialog box akan muncul. Pada dialog box inputkan nomor
node, ketinggian, pemilihan underground / surface, dan klik tombol OK.
Pemindahan item pada dialog box bisa dilakukan dengan menggunakan TAB key, dengan
meng-ENTER setelah menginput nilai juga akan pindah ke item berikutnya. Cara kedua,
pennekanan ENTER setelah item terakhir sama dengan menekan tombol OK.
F-7
Chn Node 1. Mengubah ketinggian, 2. mengubah posisi
Jika titik didouble click akan muncul dialog box. Yang bisa
diubah hanyalah ketinggian node saja. Sedangakan posisi node
dipindahkan bukan dengan double click, tetapi dengan drag (tarik
dalam posisi terklik kiri).
F-8
Del Node 1.Del Node
Begitu node diklik 2 kali akan ditanya apakah boleh dihapus, untuk itu pilihlah OK atau
Cancel. Node yang bisa dihapus adalah node yg garis hubung roadnya 0 atau 2 (node U/G),
atau node mulut lorong bergaris hubung road 0, untuk yg berikut ini tidak bisa dihapus
harena akan terjadi ketidakrasionalan data. Untuk hal ini, hapus atau ubah roadnya dulu,
hilangkan kondisi a sampai c.
a. Elemen flow rate atau fan terhubung
b. Luas penampang, heat conductivity kedua node pada ujung road berbeda.
c. Jika node ini dihapus, roadnya menjadi ganda.
F-9
New Road Membuat road
Membuat road (termasuk elemen flow-rate). Karena pada analisa biasa, data
panjang, penampang road, heat conductivity tidak digunakan, berapapun nilainya
OK. Tapi pada analisa kebakaran data tsb digunakan, jadi perlu nilai yang tepat.
Node kedua ujung road dipilih dg klik kiri. Node yg terpilih, defaultnya berwarna
merah (bisa diubah dg dialog box “color setting”). Untuk membatalkan setelah
memilih 1 node, klik kanan dan pilih “cancel” atau tekan ESC key. Cara ini juga
bermanfaat untuk semua operasi road dan operasi fan.
Begitu terpilih 2 node, akan muncul dialog box untuk menginput data road. Di sini
pilih apakah normal road atau fixed flow raod bisa dipilih dengan cursor ↑dan↓,
tekan ENTER untuk pindah ke item selanjutnya.
F - 10
Chn road 1. Mengubah data road (flow rate element), 2. Mengubah posisi road
Pada pengubahan posisis road, road dapat dibuat bengkok atau bayangan sebagian.
Juga bisa dipasang simbul pintu angin dsbnya pada road. Titik awal dan akhir
secara otomatis terhubung pada node.
Jika node kedua ujung road yg mau diubah diklik, akan muncul “Change normal
road data”. Untuk membenkokkan road, tekan tombol “Change a location”. Posisi
bengkokannya diatur dengan klik mouse. Klik kiri untuk garis biasa, klik kanan
untuk garis sembunyi. Jika node lagi satunya diklik, operasi selesai.
Untuk menginput simbol road, setelah mengklik “Change location” klik kanan,
akan muncul menu pilihan simbol lorong di bawahnya.
Del road
両端の節点をマウス
で選択すると削除で
きます。 F - 11
New fan Membuat fan
Fan dihubungkan antara 2 node yang ada. Pilih nomor node kedua ujung fan, misal
1, 224 (arah angin dari node 1 ke node 224)
Inputkan data pressure sesuai kelipatan dari nilai satuan air flow.
Jika dipilih kedua node akan muncul dialog box. Jika ketinggian kedua ujung node
berbeda, fan tidak dapat dibuat.
Saat menginput pressure, dengan tombol “back” dan “next” bisa pindah ke air flow
yg diinginkan. Jika ditekan tombol “next”, fokus akan kembali ke item input
pressure. Untuk itu setelah input selesai, tekan TAB key sehingga fokus ke tombol
“next” aru tekan ENTER key untuk mempermudah pengoperasian.
F - 12
Mengubah fan
Chn fan
Sama dengan membuat fan.
F - 13
Del fan Menghapus fan
F - 14
Menu “Analysis” “aliran udara (air flow)”
Analisa standar
Melakukan analisa air flow. Jika icon ini dipilih, akan muncul dialog box “analysis”.
Tekan tombol “start” untuk memulai analisa. Setelah selesai penghitungan analisa, tekan
tombol “Update” dan “close”.
Penunjukkan detail: saat penghitungan, ditunjukkan informasi fan dsbnya
F - 15
Pengesetan Parameter
error : Mensetting kesalahan yg diijinkan. (0.5:0.1~2) (standar: batasan umum) m3/min
Saat nilai “average of air flow error of node” dibawah nilai tsb, penghitungan selesai.
Acc : Mensetting koefisien percepatan. (1.6:1.5~1.8)
Makin besar nilai, penghitungan cepat berakhir, jika terlalu besar akan menyimpang.
front display step : Jarak waktu penunjukkan posisi kebakaran depan (min)
fire node number : Nomor node yang terjadi kebakaran
fire temperature : Suhu kebakaran (ºC)
fire time step : Jarak waktu penghitungan kebakaran (min). Umumnya 1~2.
semakin besar, penghitungan makin cepat tetapi akurasinya memburuk.
finish time : Waktu berakhirnya penghitungan kebakaran.
Untuk nilai 0 kebawah adalah analisa biasa.
gas concentration : Perubahan kadar yg diketahui yg berbeda dg front kebakaran.Sekitar 0,001
(perubahan kadar/kadar gas sumber api) jika lebih dari ini akan diketahui.
Maximum iteration : Maksimal frekwensi penghitungan
F - 16
<Fan character display> Menampilkan karakteristik fan
<Analysis><Tool><Fan character display>
F - 17
Menu <Display>
Memperbarui (renew, refresh)
F - 18
Display setting Pengubahan penampilan data, ukuran huruf, gambar.
figure size(max:10) : Skala gambar. Input nilai yang diinginkan.
character size(max:20) : Ukuran font. Defaultnya adalah 8.
display angle : Tampilan diputar sebesar sudut yg diinput searah putaran jarum jam.
(NB: jika data disave pada kondisi terputar, data tersebut yg akan tersave).
Item yg ada di bawah (atas bawah road, penampilan data di atas node) disetting.
Pengesetan digit desimal dibelakang koma dari nilai 0 sd 7 (angka bulat). Jika
“bracket” diberi tanda check, data akan berada dalam tanda kurung.
Color setting : Mengeset warna. Yang dimaksud “emphasizing” adalah warna saat
memilih road, fan dll. Jika display mode Windows-nya 256 colors, tergantung
perubahan warnanya, kemungkinan tidakdapat ditampilkan dengan benar.
F - 19
Penampilan Road (road display item)
No: Tidak ditampilkan
Standard flow: Aliran angin pada kondisi standar
Flow_IS: Aliran angin pada suhu, tekanan lapangan
Direction: Arah dari hasil penghitungan
Pressure loss: Tekanan yang hilang pada road akibat gaya gesek
Resistans: Hambatan ventilasi pada road
Resistans B: Hambatan ventilasi saat arah angin berlawanan
Normal temperature: Suhu normal road
Sectional area: Luas penampang road
Length: Panjang road
Thermal conductivity: konduktivitas panas dari batuan sekitar road
Gas concentration: Kadar gas kebakaran pada road
Road name: Nama road
Hazard Tingkat bahaya saat melewati road
Gas temperature: Nilai rata-rata suhu gas saat kebakaran di road (lorong)
DBT (dry-bulb temp) Suhu cembul kering: hasil analisa panas lingkungan
WBT (wet-bulb temp) Suhu cembul basah: hasil analisa panas lingkungan
RH (relative humidity) Kelembaban relatif: hasil analisa panas lingkungan
Ent (Enthalpy) Entalpi: hasil analisa panas lingkungan
F - 20
Penampilan Node (Node display item)
F - 21
Suitabel display mengubah skala display sesuai ukuran windownya.
Pembesaran dan pengecilan skala display; 2 kali, ½ kali.
Penetapan batasan pembesaran Dengan batasan tertentu disesuaikan
dengan ukuran window. Drag dengan mouse, buat segi empat tertentu.
Putaran display (kiri, kanan) masing- masing arah diputar sebesar tiap 45º.
Menampakkan dan tidak menampakkan tools bar, status bar.
“Print mode”
Jika masuk ke print mode, muncul dialog berisikan 2 tombol “Start
printing” dan “Printer setup”, layar menampilkan print preview.
Segiempat yang tampil pd layar menunjukkan ukuran kertas. Pengubahan
kertas dilaksanakan di “setting printer”. Saat preview hanya bisa dilakukan
zoom in, out . Rasio pembesaran, pengecilan di sini kecil. Jika langsung
men-drag mouse pd layar jaringan ventilasi, posisi print dapat dipindahkan.
Jika posisi, ukuran sudah sesuai, tekan tombol “Start printing”, print akan
mulai. Saat ,emgakhiri print mode, pilih menu “print” sekali lagi, atau tekan
tombol yang ada pada tool bar.
Untuk mengcopy layar, gunakan perintah Windows <Print screen> atau
<Alt+ Print screen>.
F - 22
1.2 Penghitungan saat kebakaran
Untuk menganalisa kebakaran, “finish time” pada menu
penesetan parameter beri nilai lebih besar dari 0, dengan kata
lain, set waktu selesai simulasi dari terjadinya kebakaran.
Pada analisa kebakaran, elemen air flow digunakan sama
dengan fan. Untuk itu, jika elemen air flow ditampilkan dalam
local fan tidak akan menjadi masalah. Tetapi, saat kebakaran
ventilasi berubah banyak, dan dapat terjadi kontradiksi pada
tekanan yang ditetapkan dalam elemen air flow. Jika terjadi
kebocoran angin dll pada elemen air flow, gantilah elemen air
flow sama dengan road biasa.
F - 23
1.3 Hambatan ventilasi tergantung arah angin
Jika ada pintu angin pada road, hambatan ventilasi road akan
berbeda akibat arah ventilasi.
Dengan kata lain, memiliki 2 hambatan ventilasi.
Pada sistem ini, hambatan tersebut disebut “hambatan ventilasi
tergantung arah angin”. Untuk mempertimbangkan hal ini, setelah
sekali dijalankan analisanya, lihat arah angin lorong tsb, perlu
dipastikan apakah data yang digunakan benar atau tidak.
Pada sistem ini, itu semua dapat dijalankan secara otomatis.
Untuk itu, perlu diberikan hambatan ventilasi pada kedua arah
ventilasi sebgai data.
Ini diinput ke program sebagai <ventilation network asistance data>.
Pembuatan data ini dilakukan di <data base>
F - 24
1.4 Penjelasan Metode Kalkulasi
Berikutnya, untuk distribusi air flow ini, sampai setelah waktu tertentu,
dicari sampai dimanakah gas kebakaran mengalir (posisi front
kebakaran). Jika road bercabang, front kebakaran bertambah. Bersamaan
juga dicari bagaimana penurunan suhu gas kebajaran. Waktu tertentu ini
disebut “interval waktu kalkulasi suhu”; kalkulasi suhu dan distribusi
gas kebakaran ini disebut “Proses kalkulasi suhu”. Untuk mencari
perubahan suhu ini digunakan koefisien waktu “K-value”. Ini umumnya
adalah koefisien untuk mencari suhu ventilasi, tapi pada sistem ini
digunakan untuk mencari perubahan suhu gas kebakaran. Saat
kebakaran, nilainya sekitar 10 ~ 20. Semakin besar “K-value” semakin
cepat suhu turun.
Jika suhu jaringan ventilasi berubah akibat kebakaran, tekanan ventilasi
alami pun berubah, sehingga air flow juga berubah. Untuk itu “proses
kalkulasi tekanan” dilakukan kembali dan kalkulasi ulang distribusi air
flow. Setelah ini terjadi pengulangan “proses kalkulasi suhu”, “proses
kalkulasi tekanan” sampai waktu yang dibutuhkan.
F - 26
1.5 Penanganan masalah saat kalkulasi air flow
F - 27
<Konvergensi kalkulasi tekanan berlangsung lama >
Standar kecepatan konvergensi kalkulasi dinilai dari apakah
pengulangannya kurang dari 3 kali jumlah node (jika
pengulangan internal (nfast) (referensikan unit.sdt) sekitar 10).
Jika lebih kecil dari ini terjadi konvergensi berarti bagus. Jika
tidak terkonvergensi lebih dari 6 kali, kemungkinan ada masalah
tertentu.
1) Jumlah fan banyak, kurva karakteristiknya berubah besar
Ini menyebabkan susah terjadi konvergensi jaringan ventilasi,
tidak ada cara penanganan yang tepat. Tetapi umumnya jika
pengulangan lebih dari 6 kali membuat errornya bergerak pada
nilai kecil, dengan pengulangan sekitar sekian dilakukan
penyelesaian kalkulasi secara paksa pun tidak berpengaruh beasr
pada akurasinya.
2) Jika hambatan ventilasi road terlalu kecil
Pada hal ini pun menunjukkan kecenderungan yang sama
dengan di atas. Karena memungkinkan hambatan ventilasi jauh
terlalu kecil daripada hambatan aktual, untuk itu perlu dipastikan.
F - 28
<Kalkulasi air flow tidak konvergen (saat kebakaran)>
F - 29
2. Contoh Pembuatan
(Analisa jaringan ventilasi untuk yang tipe biasa)
F - 30
Pada analisa jaringan ventilasi dibutuhkan data2 node, road, fan dll.
Di sistem ini, data-data tsb disebut <data dasar jaringan ventilasi>
Di sini, sebagai contoh, dibuat data jaringan ventilasi spt di atas,
dan dilakukan penghitungan air flow serta penampilannya. Datanya
ditunjukkan dalam tabel 1.
Tabel 1.
Ketinggian node 1, 2, 3 0 [m]
Ketinggian node 4, 5 -100 [m]
Ketinggian node 6, 7 -200 [m]
Suhu semua road 20 [ºC]
Hambatan semua road 100[murge] satuan Jepang
0,98 [Ns2/m8]SI units
F - 31
Karakteristik fan
SI units
Satuan Jepang Tekanan[Pa] air flow[m3/s]
Tekanan [mmAq] air flow[m3/min] 980 0.0
100 0 882 16.7
90 1000
686 33.3
70 2000
40 3000 392 50.0
0 4000 0 66.7
Jumlah data =5 satuan air flow =1000 Jumlah data =5 satuan air flow =16,7
F - 32
(1) Membuat node mulut lorong 1 & 2.
Node mulut lorong berada di permukaan atau surface.
Klik tombol <new node>.
Berikutnya, jika di atas kanvas diklik akan muncul lingkaran dan menu
“Make new node”. Beri tanda check pada “surface”, input nomor node
dan ketinggian. Nomer node adalah 1, ketinggian 0m. Setelah
memasukkan data, klik “OK” dan akan tampak node berlingkaran
ganda dengan nomornya. Jangan sampai lupa memberi tanda check
pada “surface”. Buat node 2 dengan cara yang sama.
F - 33
(2) Membuat node underground 3, 4, 5.
Check “underground” pada menu “Make new node”,
yang lainnya, input node 3, 4, 5 sama dengan node
underground. Jangan sampai lupa memberi tanda
check pada underground.
F - 34
(3) Pengesetan suhu surface
Pilih <analysis> <parameter>.
Akan muncul menu <parameter>.
Input 20 pada kotak “surface temp” dan klik “OK”.
F - 35
(4) Membuat road
Tekan tombol <new road>. Didifinisikan dengan menentukan nomor node
kedua ujung road. Pertama, untuk memmasukkan data road 1-4 road yg
menghubungkan node 1 & 4, klik node 1 & 4. Akan keluar menu “make new
road”.
Input: resistance 100 (murge), temperature 20(ºC), area 0(m2), length 0(m),
heat conductivity 0. Selesai input, klik “OK”. Akan tampak road dg
resistancenya. Karean untuk analisa biasa area, length, heat conductivety tidak
dibutuhkan, diberi nilai 0. (pada analisa lain, simulasi kebakaran U/G, analisa
bersama air flow, suhu, kelembaban semua data dibutuhkan)
F - 36
(5) Membuat fan
Tekan tombol <new fan>. Fan didifinisikan dengan menentukan
nomor node ke-2 ujung fan. Arah aliran angin pada fan dari node
pilihan pertama ke node pilihan berikut.
Klik node 3 kemudian node 2. Menu “make new fan” akan muncul.
Input air flow unitnya 1000, number of datas 3, pressurenya semua
100. Setelah selesai menginput akan terlihat fan. Dengan ini
terbuatlah “data dasar jaringan ventilasi”.
F - 37
(6) Menyimpan data
Pada tahap ini analisa dapat dijalankan, tetapi
untuk menjaga sesuatu hal yang tak terduga,
simpanlah dulu data ini.
Klik <file> kemudian save.
F - 38
(7) Analisa air flow
Pilih <analysis><air flow><standard analysis>.
Akan muncul menu “analysis”. Jika “start” diklik, analisa akan mulai (komputer mulai menghitung).
Jika data benar, penghitungan akan segera selesai. Klik “close”.
F - 40
Nagasaki Coal Mine U/G Map
Latihan 1
Lesson 1
Membuat Kazemaru saat pembukaan
tambang batubara Nagasaki Ichikotei Pump sta.
Shin-ichikotei Pump sta.
Ikeshima exhaust
vertical shaft
F - 41
2. Membuat road kazemaru
F - 42
3. Buat main fan 400kW
F - 43
F - 44
4. Lakukan analisa
F - 45
Latihan 1-2 Ventilation Map 14 Oktober 2002
F - 46
Latihan 2 Perubahan Ventilation Map
14 Oktober 2002
Latihan 2
F - 47
Latihan 3 Ventilation Map 2003
Latihan 3
Road tembusan 2
Training road (2 menuki)
900
F - 48
Latihan 4 Ventilation Map 2003
Latihan 4
Latihan 5
F - 49
Latihan 6 Map perubahan ventilasi
pada penembusan 22 Jan 2004
Latihan 6
lorong Hon-oroshi-suihei
(lorong training)
F - 50
一坑
底
第
-270.0
5ベ 本卸坑底ポンプ室
底
長 崎炭 鉱技 術研 修セ ン タ ー坑 内図
ル
Latihan 7 ト坑 S=1/5000
道 演 習 7
本二卸巻機室
-223.7
卸
卸
drifting Hon-oroshi-suihei dan 前曽根断層
本二
連二
一坑
連一
-245.0
底
第
坑底
-270.0
5ベ 本卸坑底ポンプ室
NB: Ventilasi penyedotannya ル
ト坑
tetap. 道
救急センター
200m
前曽根断層
200m
RH 本卸2目貫
RH 本卸2目貫
1目
発 貫
発
1目
貫
本 卸
本 卸
破 破
平
2目
平
水
貫
平
2目
連 卸
卸
水
水
連
平
3目
連 卸
貫
卸
卸
水
本
本
連卸入気立坑 坑口
連
3目 +5.0
貫
卸
道
坑
-36.6
本
入
立
連卸入気立坑 坑口 池島排気立坑
+5.0
+10.6
道
坑
-36.6
入
F - 51 +61.4
立
+61.4
池島排気立坑 坑口
Latihan 8
① Buat jaringan ventilasi Hon-oroshi
L/W1 penembusan, pemasukkan PRS,
L/W2 drifting.
② Buat jaringan ventilasi Hon-oroshi
L/W1 mulai, L/W2 drifting
NB: Buat jembatan angin, pemisah sendiri
untuk tidak mencampurkan exhaust
drifting udara L/W1.
Latihan 9
① Buat ventilation net Hon-oroshi
1目
L/W2penembusan, pasang PRS, L/W3 2
目
貫
1目
NB: Buat jembatan angin, pemisah sendiri
untuk tidak mencampurkan exhaust 2
目
貫
drifting udara L/W2.
3
目
Latihan 10 貫
F - 52
Map Bahan Pembuatan Kazemaru
風丸作成資料図
F - 53
Nagasaki Coal Mine Underground Map (2002)
Latihan 1-1
Ikeshima Exhaust
Vertical Shaft
F - 54
24
25
26
坑道距離、抵抗表
23
Tabel jarak dan 27 ⑰
resistance lorong 30 ⑯
28
22 ⑱
31 29
⑮
32 ⑲
21 ⑳ ⑭
距離 抵抗
1 から 6 まで 120 m 1
6 から 7 まで 70 m 1
3 から 7 まで 180 m 1
7 から 8 まで 15 m 25000
8 から 10 まで 70 m 1
8 から 9 まで 30 m 1
2 から 9 まで 130 m 2500
6 から 12 まで 500 m 1
12 から 13 まで 40 m 25000
⑬ 9 から 11 まで 280 m 1
⑫ 5 から 11 まで 50 m 5000
11 から 13 まで 230 m 1
12 から 14 まで 390 m 1
14 から 15 まで 30 m 1
15 から 16 まで 40 m 1
16 から 17 まで 40 m 800
18 から 17 まで 40 m 1
15 から 18 まで 40 m 25000
13 から 21 まで 350 m 1
⑤ 21 から 20 まで 10 m 1
⑪ 1
③ 20 から 19 まで 10 m
19 から 18 まで 55 m 1
14 から 22 まで 75 m 1
22 から 23 まで 60 m 1
23 から 24 まで 140 m 1
24 から 25 まで 50 m 1000
25 から 26 まで 100 m 1
26 から 27 まで 80 m 1
④⑩ ⑦ 27 から 28 まで 20 m 1
⑧ 28 から 29 まで 40 m 20000
⑨ 29 から 19 まで 35 m 20000
⑥ 22 から 28 まで 40 m 25000
26 から 30 まで 90 m 1
30 から 31 まで 15 m 1
31 から 32 まで 70 m 900
32 から 21 まで 70 m 100
27 から 30 まで 60 m 5000
29 から 32 まで 50 m 500
② ① 29 から 20 まで 50 m 500
F - 55
F - 56
F - 57
F - 58
F - 59
Lorong Latihan Tambang Batubara Nagasaki Kazemaru
F - 60
Hubungan antara flow rate dari fan dg total pressure Kurva Karakteristik
10Hp 1unit 10Hp paralel 10Hp seri 20Hp 1unit 20Hp seri 20Hp paralel
F - 61
Pencegahan
Kebakaran Tambang
Rev. 2
Gambar penampang
penanganan pemadaman dan pencegahannya.
Gambar 2 Lorong percobaan kebakaran type besar
G-8
Komposisi Gas Pada
Waktu Kebakaran
Gambar 4 Komposisi Gas Saat Kebakaran Tambang Dalam
Konsentrasi oxygen dibagian bawah udara kebakaran dalam 25
menit setelah dimulainya percobaan, kira-kira jadi 0%.
Carbon dioxide 18 %
Panjang area kayu : 50 m
Carbon monoxide 6 %
Kecepatan ventilasi : 0.5 m/s
Hydrogen dan metan gas hampir konstan dengan prosentasenya
konsentrasi gas
G-9
Gas berbahaya yang dihasilkan di dalam
tambang dan karakteristik gas serta
pengaruh terhadap tubuh manusia
1.Gas Metana(CH4)
2.Karbon monoksida(CO)
3.Karbon dioksida(CO2)
4.Hidrogen sulfida(H2S)
5.Kekurangan oksigen(O2)
G - 10
1.Gas Metana(CH4)
① Sifat
Berat jenis 0,559
Seringkali tidak bisa dipisahkan bila bercampur dengan
udara
Tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau
Dengan kadar 5~15% di udara⇒bila ada sumber api
akan meledak
Kalau bercampur dengan material kotor seperti debu
batubara batas ambang ledaknya akan berubah
G - 11
② Terjadi, keberadaan
・Umumnya ada di tambang batubara
・Dengan berat setengah dari udara maka akan
mudah menumpuk ditempat tinggi di jatuhan
tinggi dan lobang di langit-langit
G - 12
2.Karbon monoksida(CO)
① Sifat
Berat jenis 0,967
Menyebar bersama dalam udara
Tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau
Batas ambang ledak 13~75%
② Terjadi
Biasanya terkandung 0~sekian ppm di udara.
Terjadi karena pembakaran tidak sempurna, ledakan
gas dan debu batubara, swabakar, kebakaran tambang,
peledakan, pembakaran didalam mesin dll.
G - 13
③ Pengaruh terhadap tubuh manusia
Kekuatan bergabung dengan hemoglobin
240~300 kali lipat oksigen. Memiliki
kandungan racun yang kuat.
Walau tidak mengganggu kehidupan
tetapi mempunyai dampak, dengan kadar
0.4% dalam waktu singkat manusia akan
mati.
G - 14
Waktu bereaksi dan tingkat keracuan bila
mehisap CO
CO(%) Waktu menghirup Gejala
1 jam Gelisah、Pingsan
0.10
1 jam lebih Bahaya
G - 15
3. Karbon dioksida(CO2)
① Sifat
Berat jenis 1,519 menumpuk di daerah yang rendah
Tidak berwarna, tidak berbau, sedikit asam
Tidak bersifat mudah terbakar dan meledak
② Terjadi
Biasanya ada di udara sekitar 0,04%
Mengandung sekitar 4% pada penghebusan nafas
Merusak, lambat beroksidasi
Ada berasal dari peledakan, swabakar, kebakaran
tambang, ledakan gas dan debu batubara
G - 16
③ Pengaruh terhadap tubuh manusia
Walau tidak ada bahaya kalau terhirup
langsung tetapi bila oksigen berkurang
dalam jumlah banyak maka akan susah
bernafas dan bisa mati lemas.
G - 17
4. Hidrogen sulfida(H2S)
① Sifat
Berat jenis 1,19
Tidak berwarna, berbau telur busuk
Larut didalam air
Mudah Terbakar, batas ambang ledak 4~50%
② Terjadi
Dekomposisi bahan organik yang mengandung sulfida
Pembakaran batubara, ledakan, kebakaran tambang
Sumber mata air panas, air tanah
G - 18
③ Pengaruh terhadap tubuh manusia
Bau yang tajam menimbulkan gejala keracunan
yang kuat diseluruh tubuh tetapi dengan
10ppm mudah dirasakan.
Dapat dirasakan juga dengan adanya kabel
peledak dan tembaga yang berubah warna
Dengan 100ppm akan mempengarui mata,
tenggorokan dll
G - 19
5. Kekurangan oksigen
① Sifat
Berat jenis 1,11
Volume yang diperlukan pada pernafasan sewaktu diam 5~7 liter/ min
Sewaktu bekerja 10~30 liter/min (didalam udara terkandung
21%)
② Penyebab
Kebakaran tambang, swabakar, ledakan gas dan debu batubara dll
Dengan adanya semburan gas dll maka kadar oksigen akan
berkurang dalam jumlah besar
③ Pengaruh terhadap tubuh manusia
Pengaruh yang signifikan pada otak
Fungsi sistim saraf menurun
Kesulitan bernafas, menyebabkan pusing
Jika berkurang hingga 10% maka akan berakibat mati lemas
G - 20
Gambar Penyebaran
kebakaran tambang
Gambar 5 adalah gambar penyebaran kebakaran tambang
dalam, yang menunjukan kondisi pola kebakaran tambang
nya, meluas secara teratur.
Sumber nyala api
Permukaan belakang api Permukaandepan api
Arah rambatan api Dalam kondisi ini, diarah depannya terbentuk zona pemba-
Arah ventilasi karan yang suhunya tinggi melebihi 400ºC, dan pada arah
belakangnya ditunjukan zona arang, benda yang dapat ter-
Area bakar terus berlanjut terbakar karena menerima panas dari
Area Area
dingin Area
arang kebakaran
prapemanasan Aliran udara kebakaran.
Didalam zona pembakaran, sebagian besar membakar oksig-
en didalam ventilasi, dan Gas seperti metan dan Co, banyak
Suhu
Gambar 5. Gambar penyebaran kebakaran bawah tanah pur dengan ventilasi, dan ini dianggap yang menimbulkan
difusi pembakaran.
G - 21
Formasi Zona Kebakaran
(grafik suhu)
Gambar 6 format zona kebakaran (grafik suhu)
Hasil percobaan pelaksanaannya menggunakan penampang
bagian dalam 0.38m x 0.38m, dan panjang lorong modelnya
40 cm.
Kecepatan ventilasi awal yang sering menunjukan grafik
Jarak Lorong (m)
Garis permukaan
depan api Suhu nya 400ºC, yang telah diprediksikan pada proses
Garis permukaan penjalaran kebakaran zona frame kayu adalah 1 m/s dan
belakang api
densitas pembakaran di zona frame kayu nya adalah 25
kg/m3.
Gambar 6 adalah terbentuknya area pembakaran yang suhu
Waktu (menit) nya tinggi setelah beberapa menit dari pengapian dan beralih
Gambar 6. Formasi zona Kebakaran
kebagian bawah udara kebakaran dengan lebar yang sebagi-
(grafik garis suhu)
an besarnya teratur.
Kayu dalam tambang dengan pengapian lebih 400ºC, akan
Melahirkan pembakaran dan mendatangkan kebakaran.
Area yang suhunya lebih dari 400ºC ini, disebut area kebaka-
ran ( fire zone ).
G - 22
Hubungan Kecepatan
Penyebaran dan
Kecepatan Angin
Misal :disini dapat dikatakan adanya hubungan baku diantara
volume ventilasi dan volume benda mudah terbakar yang
bisa terus menjalarkan kebakaran di tambang dalam, dan
kekuatan sumber pengapian adalah satu faktor yang
mengontrol kondisi sifat kebakaran tambang dalam di
belakangnya itu.
Kecepatan penyebaran api
Pada zona frame kayu dengan bahan bakar yang sama 36kg/m3,
maka terbentuk area kebakaran yang panjangnya sesuai pada
kecepatan ventilasi.
O Kondisi sifat kebakaran pada volume benda mudah terbakar
yang terlihat pada lorong tambang sesungguhnya, jika kondi
si kecepatan ventilasi 2~5 m/s ini bisa dikatakan sangat
hebat, dan jika kecepatan ventilasinya lebih dari 5m maka
effect pendinginan ventilasi itu akan membesar, sehingga
Kecepatan ventilasi (m/ min) suhu gas kebakaran sedikit menurun. Berdasarkan
percobaan telah menjadi jelas bahwa dalam kondisi
Gambar 8. Hubungan panjang zona kebakaran dengan
kecepatan ventilasi kecepatan yang ventilasinya kurang dari 0.5m/s maka
penjalaran pembakaran yang stabil akan sulit terjadi.
kecepatan ventilasi seperti ini, dapat dipahami sebagai satu
faktor penting untuk mengontrol karakteristik penjalaran
kebakaran tambang dalam. G - 24
Kecepatan Angin dan Pembalikan
Aliran Asap dalam Terowongan saat
Kebakaran tambang
Lingkungan pernafasan pada tempat mengungsi, keadaannya berbeda dari masing-masing pengungsi,
Namun diperkirakan apabila dalam kondisi beristirahat dan per orang 1 m3 volume udara (space), yang
Konsentrasi O2 setelah 100 menit adalah 18.6% dan CO2 adakah 2.8% maka akan mampu bernafas
Kira-kira sekitar 2 jam. Kemudian apabila terus disuplai dengan oksigen 3 liter/ menit atau suplai udara
100 liter/ menit, maka walaupun sudah lewat 2 jam, karena konsentrasi oksigen tetap 20%, sudah
Dipastikan bisa bertahan dalam waktu lama.
Waktu (menit)
G - 26
Panel No. 01 wilayah selatan
Gambar posisi penempatan fasilitas emergency,
gas sensor dan jalur ventilasi
G - 27
Terowongan horizontal selatan No.3
Gambar posisi penempatan fasilitas emergency, gas
sensor dan jalur ventilasi
G - 28
Terowongan penghubung seam barat dan seam 4
selatan
Gambar posisi penempatan fasilitas emergency, gas sensor
dan jalur ventilasi
G - 29
Lokasi penetapan untuk material darurat
G - 30
Lokasi penetapan emergency
center Kelas A, Kelas B ( Contoh)
G - 31
Struktur Ruang
Pengungsian
Lorong pintas
Vinil house di tengah lorong
(papan dan rentangan plastik)
Lorong pintas
Vinil house di dalam ruang
(papan dan rentangan plastik,
Pengungsian (tipe gabungan)
Pengisian fly ash)
Section (Potongan)
Gulungan Plastik
Vinil Penutup
Hose Pipa Pendek
G - 33
Ruang Darurat /
Emergency
Center
G - 34
Kantong Udara, Rumah Plastik
G - 35
Pemakaian masker CO
Cara pemakaian
Tipe dan pemakaian
Produk ini adalah Self Rescuer for Carbon Monoxide(CO mask) telah lulus uji untuk
Dalam keadaan darurat, langkah pertama adalah
pemekaian di tambang dalam batubara. Masker ini dipakai pada waktu keluar, melewati
evakuasi dan keluar. Tahan nafas sementara pakailah
lokasi dimana terdapat gas karbon monoksida yang timbul akibat kebakaran dan ledakan
masker sesuai petunjuk dibawah, jangan tergesa gesa.
Normalnya, dicantelkan ke ikat pinggang(dibawah
Struktur setelah dipasang cover bagian penutup)
Ada bagian body yang terdiri dari, case, heat excahanger, exhaust valve, mouthpiece dan
assesories yaitu nozzle clip, headband dengan di bungkus dengan stainless dan dapat
dibawa kemana mana.
Struktur
Heat exchanger
Head band
Tekan case, lepaskan Tarik lever pembuka Tarik kembali lever
Exhaust cover pembuka dengan jari, seal putus pembuka ke
valve Mouthpiece atas,lepaskan band
pengencang dari wadah
Portable unit
Tutup dibuka, keluarkan Masukan mouth Lepaskan helm, pasang
Penutup body masker piece,seperti Gb.1, gigit band masker di kepala,
Lever pembuka
perlahan, jepit hidung lalu disteal agar pas dan
dengan nozzle clip, stabil
Band pengencang
mulai bernafas hanya
Cover pembuka dengan mulut
Setelah masker
dipasang, pakailah helm
Filter
Belt lewat
Case
G - 36
Self Rescuer for Carbon Monoxide(CO
mask)
1.Buka tutup dengan menarik benang merah 4.Tarik plug merah mouthpiece
G - 39
9.Dikencangkan dengan tali dada
7.Tekan tombol warna merah, keluarkan oksigen
. Tali ada didalam body
. Lewatkan tali ke
. Ditekan dengan jari
punggung pasang ujung
. Kantong pernafasan akan
swivel ke ring sisi kanan
mengembang dalam waktu
.Tali ditarik ke belakang
10 detik
Ujung tali di sjepitka ke
ikat pinggang
10.Saling mengecheck
8.Pakai kaca mata pelindung
.Orang terdekat saling
.Kacamata ada di bagian
memastikan apakah
body
pemasangan telah dilakukan
.Lepas helmet, pasang tali
dengan benar
kacamata ke kepala
.Pakai kembali helmet
G - 40
<Ciri kushus>
1. Berat saat dibawa 2,3 kg, volume 3.000 cc, kompak dan minimalis.
2. Dapat menghirup udara dengan aman di lokasi yang ada carbon monoksida, metan gas,
atau di udara yang kurang oksigen tnapa pengaruh atmosfir
3. Saat mulai operasi bila tombol merah ditekan, kantong pernafasan akan
mengembang pengisian oksigen pertama kana berlangsung, sehingga bisa langsung
bergerak.
<Spesifikasi utama>
3.Dimensi
Valve pernafasan
Valve
.Valve khusus yang telah lulus ujicoba
udara bertekanan tinggi Udara masuk Udara keluar Tali
.Bila tombol mera ditekan valve .Setelah dikalungkan ke leher ditarik ke arah
terbuka oksigen keluar panah di stel panjangnya
.Bila sekali dibuja, oksigen tidak bisa
ditutup kembali
.Dilengkapi dengan safety valve
sesuai standar aturam keselamatan Kantung pernafasan
Kantung pernafasan untuk mengaktifkan
Udara Udara
Pressure gauge pernafasan, kembang kempis saat bernafas
masuk masuk
.Menunjukan tekanan oksigen didalam tabung
.Bisa memastikan kondisi tabung dari luar unit. Ditekan
Saat digunakan pun bisa dilihat dari atas
Valve otomatis
Bila kantung pernafasan terlalu penuh akan dikeluarkan
Adjuster secara otomatis, untuk mencegah bernafas berat
.Dipasang di kantong pernafasan, mengurangi
tekanan oksigen tinggi didalam tabung Swivel
oksigen(rata rata 1,2 lt/min)
.Setelah valve dibuka, dalam 10 detik kantong
udara akan terisi secara otomatis sampai
penuh, sehingga bisa langsung digunakan Tali dada
dengan aman. .Untuk mencegah unit bergerak kesamping
.Ada juga valve manual yang di pasang .Setelah swivel ditarik, kencangkan ke arag panah
G - 42
Pemakaian masker oksigen
G - 43
Terowongan anti bakar
G - 44
Zona Korden Air, Fasilitas Pemadam
Otomastis、Selang Pemadam Tahap Dini
G - 45
Lubang Penghisap CO dan Sensornya,
Sensor Asap,Shoot Relay
Asap/ smoke
G - 46
Carrier Roler, Return Roler
G - 47
Tujuan latihan evakuasi
1 Dengan selalu latihan, dapat
merespond kondisi darurat dari
kebijakan perusahaan yang
menghormati jiwa manusia.
G - 49
Perturan keselamatan
Pasal 36 (Waktu dan metode pelaksanaan pelatihan evakuasi)
· Latihan evakuasi harus dilakukan untuk semua orang setidaknya setiap 3
bulan sekali
· Wakil Kepala Tehnik Tambang memerintahkan evakuasi pekerja
pertambangan ke tempat yang aman dengan menunjuk bagian evakuasi
dengan asumsi situasi di zona bahaya dalam pelatihan.
Pasal 37 (Penanggung jawab pelatihan evakuasi dan sistem aliran perintah)
· Wakil Kepala Tehnik Tambang harus memilih orang yang bertanggung
jawab untuk pelaksanaan latihan evakuasi dari anggota staf safety tambang
bawah tanah.
· Orang yang bertanggung jawab untuk implementasi harus segera
menginformasikan dan menyampaikan pesan dengan sistem komando
berikutnya pada saat pelatihan.
Wakil Kepala Tehnik Tambang ⇒ Penanggung jawab pelaksana ⇒
Penanggung jawab safety di tambang dalam ⇒ Pekerja
G - 50
Pemberitahuan dan evakuasi
▪ Pasal 38 (Metode pelaporan dan evakuasi)
▪ Mengenai metode pelaporan pada saat pelatihan evakuasi, harus dilakukan
segera sesuai dengan item berikut.
▪ ① Orang yang bertanggung jawab atas pelaksanaan latihan, dengan asumsi
situasi terjadinya bencana harus melapor kepada wakil kepala tehnik tambang
dengan telepon.
▪ ② Wakil kepala tehnik tambang yang menerima laporan tersebut menginstruksikan
untuk mengeluarkan alarm ke operator radio di tambang dalam, melalui radio
bawah tanah atau telepon.
▪ ③ Operator radio di tambang dalam yang menerima perintah segera mengirimkan
alarm
▪ ④ Begitu ada alarm, penanggung jawab tambang dalam dan pekerja harus
dievakuasi ke lokasi yang ditentukan melalui jalur yang ditunjuk.
▪ ⑤ Orang yang bertanggung jawab atas pelaksanaan harus mengkonfirmasi
evakuasi dan memastikan bahwa tidak ada kelainan dan melaporkannya kepada
wakil kepala tehnik tambang.
▪ ⑥ Wakil tehnik keselamatan tambang harus menginstruksikan orang yang
bertanggung jawab untuk menyelesaikan pelatihan setelah memastikan situasi.
G - 51
Pasal 39 (Metode Konfirmasi anggota evakuasi)
Petugas keselamatan yang bertanggung jawab harus selalu menjaga kendali personil yang masuk,
mengkonfirmasi jumlah pengungsi ketika evakuasi, memverifikasi dengan personil masuk, dan
melaporkan hasilnya kepada wakil kepala tehnik keselamatan melalui pejabat yang bertanggung
jawab.
Pasal 40 (Persiapan catatan untuk pelatihan evakuasi)
Setiap kali latihan evakuasi dilakukan, wakil kepala tehnik tambang harus mencatat situasi tersebut
kepada orang yang bertanggung jawab untuk implementasi.
2 Periode penyimpanan catatan harus dua tahun atau lebih lama dan harus diamankan di departemen
administrasi tambang.
3 Catat tanggal pelaksanaan, jenis bencana hipotetis, rute evakuasi, staf evakuasi, waktu yang
dibutuhkan, masalah dengan hasil implementasi, opini, dll.。
Lainya
Setiap tahun akan ada permintaan rencana keselamatan dari departemen inspektur
G - 52
Perencanaan latihan
evakuasi
▪ Contoh Tambang Batubara Ikeshima
1 Tentukan tanggal / waktu ⇒ Dijaga 3 bulan sekali
② Pilih hari dengan sedikit hari libur (Untuk pekerja outsourcing hari liburnya bisa
beda)
③ Lainnya (Mempertimbangkan proses produksi, acara perusahaan, dll.)
2 Bentuk pelatihan ⇒ ①Pisahkan bagian tambang dalam lubang beberapa blok
② Pertimbangkan bentuk tugas, shift 1, shift normal
3 Konten pelatihan ⇒ 1 Pikirkan tentang konten sesuai dengan lokasi kerja (
Kebakaran tambang, Keluaran air, penyalaan spontan)
Mempertimbangkan jadwal lorry, waktu berhenti dari tempat produksi, waktu
perjalanan, memutuskan situslokasi prediksi bencana dan waktu pemberitahuan.
Berdasarkan 4.1 hingga 3, siapkan prosedur pelatihan evakuasi dan distribusikan
kepada orang yang berkepentingan setelah persetujuan dari wakil kepala tehnik
keselamatan.
5. Sosialisasi metode
①Pemberitahuan pada pertemuan bagian penambangan
② Pemberitahuan pada pertemuan di pagi hari
③ Distribusikan prosedur untuk pelatihan evakuasi kepada para yang
berkepentingan
G - 53
Aturan pelaksanaan latihan evakuasi
G - 54
6 Bila evakuasi selesai, hubungi ruang monitoring pusat dari lokasi evakuasi.
7 Di lokasi evakuasi, dijelaskan kepada para pekerja isi dari asumsi ini, rute evakuasi, rute masuk
/ keluar, peralatan di lokasi evakuasi dll.
8. Setelah naik keluar tambang, siapkan laporan pelaksanaan pelatihan evakuasi.
9. Bagi pekerja yang tidak bekerja pada hari itu, dilakukan penjelaskan dan diadakan pendidikan
latihan evakuasi, tersendiri dan buat laporanya.
10. Siapkan lembar cek pelatihan evakuasi yang ditentukan di ruang monitoring pusat dimana
sebagai penerima laporan hasil pelatihan evakuasi, uraikan isi laporan pada lembaran, dan
periksa kekurangan isi pelatihan.
11. Secara keseluruhan diperiksa apakah semua laporan pelatihan evakuasi lengap lalu rangkum
hasi nyal
G - 55
Cheksheet pedoman latihan evakuasi
G - 56
Jadwal lorry transportasi orang
G - 57
Prosedur kerja pemakaian masker oksigen
G - 58
Contoh laporan hasil pelaksanaan
latihan evakuasi
G - 59
Tabel rekapitulasi latihan evakuasi
(Contoh)
G - 60
Tabel hasil pelaksanaan latihan
evakuasi
G - 61
Posisi lokasi evakuasi, skala
G - 62
Standar pemasangan emergency
center
1.Latar belakang
Dengan terjadinya kebakaran di tambang di Miike
pada 1984, evakuasi pekerja tidak berjalan mulus,
kerusakan bertambah, dan banyak korban (83 tewas
dan 16 luka berat) yang timbul. Pada saat itu, orang
yang berlindung di emergency center mendaptakn
kondisi di mana fungsi aslinya dari emergency
center tidak dapat ditunjukkan. Setelah itu, laporan
sosial tentang kriteria safety, terus mencari dan
mengumpulkan kriteria untuk mendirikan pusat-
pusat darurat atau emergency center. Proposal juga
dibuat pada metode benteng pelindung di dekat
ujung terowongan.
G - 63
Dasar penetapan posisi
G - 64
Volume konsumsi oksigen saat dalam bekerja
(Contoh adalah laki laki berbobot badan 68 Kg)
Konsumsi Jumlah udara Jumlah konsumsi
Kondisi energi (l/min) pembuangan
(Kcal/min) racun
(l/min)
G - 66
Praktek latihan evakuasi
G - 67
Laporan hasil latihan
evakuasi
G - 68
Contoh kecelakaan
▪ Tempat kejadian bencana
Dekat Lorong turun datar Selatan II tembusan 6
(Daini minami oroshi suihei 6 menuki)
▪ Waktu kejadian
14 Pebruari 2000 sekitar pk. 6 pagi
(ditemukan)
▪ Jenis kecelakaan/bencana
▪ Kebakaran underground
G - 69
Gambar Lokasi Kebakaran
Gambar lokasi kebakaran
Lorong rope
G - 70
Kondisi Kecelakaan ①
①Pada tanggal 14 Februari 2000, sekitar pukul 04:40, pengoperasian BC 1 pada
Lorong Selatan 2 mendatar (Lorong dai ni minami oroshi suihei) dihentikan oleh
petugas piket.
②Pada hari yang sama sekitar pukul 5:50, di ruang pusat pengawasan terkonfirmasi
tanda beroperasinya BC 3 pada Lorong Selatan Turunan 2 Horisontal (Lorong dai ni
minami oroshi suihei), dan menginstruksikan kepada supervisor listrik yang telah
berada di tambang dalam untuk memeriksanya.
③Pada hari yang sama sekitar pukul 06:00, di ruang pusat pengawasan terkonfirmasi
munculnya asap pada monitor pengawasan BC 1 Lorong Selatan Turunan 2 Horisontal
(Lorong dai ni minami oroshi suihei), dan diambil keputusan bahwa sedang terjadi
kondisi darurat, menginstruksikan kepada supervisor dari perusahaan pembantu untuk
segera melihat ke lokasi kejadian dan menghubungi manajer teknis keselamatan.
④Pada hari yang sama sekitar pukul 06:30, Supervisor listrik sampai di lokasi dan
menemukan adanya kebakaran disekitar 2~3 meter dari unit penggerak BC 2 pada
lorong Selatan Turunan 2 Horisontal (Lorong Dai ni minami oroshi suihei), kemudian
menghubungi ruang pusat pengawasan yang ada di permukaan, dan bersama dengan
supervisor dari perusahaan pembantu yang tiba di lokasi melakukan upaya
pemadaman api secara langsung dengan menggunakan hose pemadam api. G - 71
Kondisi Kecelakaan ②
⑤Pada hari yang sama dengan waktu yang tak teridentifikasi, manajer
teknis keselamatan meminta untuk mengeluarkan tim penyelamat
(Rescue Team) karena pada saat sekitar 30 menit sejak asap
terkonfirmasikan di monitor pengawasan tersebut api belum juga
padam.
⑥2 grup tim penyelamat masuk tambang pukul 08:14 dan 2 grup tim
penyelamat lainnya masuk tambang pukul 09:10 dan langsung
melakukan kegiatan pemadaman api.
⑦Meskipun tim penyelamat dan kelas supervisor keatas telah berusaha
memadamkan api, namun kebakaran terus menyebar hingga ke lorong
cross cut 6 atau Lorong Selatan Turunan 2 Horisontal Intake (Dai ni
minami oroshi nyuki suihei) dan Lorong Tenggara 2 Horisontal Exhaust
(Dai ni nanto haiki suihei).
G - 72
Kondisi Kecelakaan ③
⑧Pada hari yang sama pukul 12:17, manajer teknis keselamatan menggambil
keputusan untuk menghetikan upaya pemadaman api karena adanya kekhawatiran
timbulnya bencana sekunder, pada pukul 12:17 mengeluarkan perintah evakuasi ke
lorong Selatan 3 Horisontal cross cut 4 (Dai san minami suihei yon me nuki), dan
diubah menjadi pemadaman tak langsung dengan pengisolasian lorong di cross cut 4
(yon me nuki) dengan air.。
⑨ Pukul 13:30 mulai melakukan pengisian air, pada tanggal 15 februari konsentrasi
karbon monoksida dari total exhaustnya kembali ke nilai normal, dan diambil
keputusan bahwa pengisolasian dengan air telah selesai, oleh karena itu tim
penyelamat pergi ke lokasi pengisolasian dengan air untuk melakukan konfirmasi.
⑩Setelah melakukan konfirmasi di lokasi pengisolasian dengan air melakukan
penguatan pengisolasian dengan air dan penutupan (sealing) sementara, pada tanggal
21 februari pekerjaan tersebut selesai.
⑪Analisa gas dalam ruang isolasi air dimulasi sejak tanggal 18 februari.
⑫Setelah mendapatka keputusan bahwa pekerjaan keselamatan telah selesai dan
keputusan bahwa api telah padam dari pertemuan pengkajian dan penanganan
kebakaran tambang untuk melakukan operasi tambang kembali, maka pada tanggal 9
mei produksi (operasi tambang) dimulai. G - 73
Kontrol Ventilasi dan Pencegahan
Bencana Sekunder ①
G - 74
Kontrol Ventilasi dan Pencegahan
Bencana Sekunder ②
G - 75
Kontrol Ventilasi dan
Pencegahan Bencana
Sekunder ③
G - 76
Grafik Perubahan CO
(2000.2.14)
G - 77
Gambar Sistem Ventilasi Pada Saat
Terjadinya Kebakaran
G - 78
Gambar
Pertambangan Ikeshima
Lokasi
13 Februari 2000
Keluarnya
Air
remark
Volume air
G - 79
Gambar Pengisolasian dengan Air
G - 80
Gambar Penutupan Terowongan
4 Bagian Selatan 3
Gambar penutupan ujung lorong pintas 4 lorong selatan 3
Gambar atas
Tiang kayu
Pemasangan torkret
(seluruh permukaan)
Pipa untuk pengukuran
Pipa pembuangan air 14 inchi
Pemasangan torkret
(bagian bawah)
G - 81
Isolasi dengan air dan penutupan
lorong tempat kejadian
Dai3 = ke-3
Minami = selatan
Dai2 Minami oroshi Orosi = lorong turun
Suihei = horisontal
suihei 8.7 menuki Menuki = lorong tembusan
Dai2 Minami oroshi suihei Oku = tengah, dalam 82
Suifu = isolasi dg air
6.2 menuki Mippei = penutupan lorong
Kondisi Dai3 Minami suihei yon-menuki setelah kejadian
G - 84
Pengaliran air dari bag dalam
penutupan yon-menuki oku Sisi depan penutupan
Pompa 22kW
G - 85
Bak di depan penutupan 4-menuki oku
(kumpulan pompa)
Pompa 49kW
Pompa 22kW G - 86
Dai3 Minami Tsure Suihei 4 menuki
12.0
16.0
20.0
24.0
28.0
0.0
4.0
8.0
02:18 20:45
02:18 22:00
02:18 22:30
02:18 23:30
02:19 00:00
02:19 00:30
02:19 09:00
02:19 10:00
02:20 03:22
02:20 11:40
02:20 19:40
02:21 03:00
02:21 12:50
02:21 19:20
02:22 03:00
02:22 14:50
02:22 19:20
02:23 04:00
Waktu
02:23 13:25
02:23 19:45
02:23 20:00
02:24 03:50
02:24 13:30
02:25 03:00
02:25 13:05
02:25 19:25
02:26 03:00
採取日時間
02:26 13:00
02:26 19:35
02:27 03:00
02:27 03:00
pengambilan
02:27 13:50
02:27 19:15
02:28 03:00
02:28 11:35
02:28 19:35
02:29 03:35
02:29 11:25
02:29 19:25
03:01 04:20
03:01 11:40
03:01 09:25
03:02 04:45
03:02 11:55
03:02 19:20
03:03 04:30
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
Hasil analisa gas
analisa
Nilai 分析値(ppm)
Dai3 Minami Suihei 6.5 munuki
H2
CO
O2
CH4
CO2
C3H6
C2H4
G - 89
Nilai analisa
分析値(%)
12.0
16.0
20.0
24.0
28.0
0.0
4.0
8.0
02:19 01:10
02:19 02:30
02:19 03:30
02:19 04:30
02:19 05:30
02:19 06:30
02:19 07:30
02:19 12:00
02:20 03:55
02:20 12:35
02:20 20:20
02:21 03:00
02:21 12:35
02:21 19:50
02:22 03:00
02:22 15:25
02:22 19:50
Waktu
02:23 04:00
02:23 14:00
02:23 20:30
02:24 03:50
02:24 14:00
02:25 03:00
02:25 13:40
02:25 20:00
02:26 03:25
採取日時間
02:26 14:00
02:26 20:05
02:27 03:00
02:27 14:25
pengambilan
02:27 20:20
02:28 03:00
02:28 12:05
02:28 20:00
02:29 04:30
02:29 11:55
02:29 19:55
03:01 05:15
03:01 12:25
03:01 19:25
03:02 05:20
03:02 12:55
03:02 19:50
03:03 05:15
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
分析値(ppm)
Nilai analisa
suihei 6.2 menuki
Dai2 Minami oroshi
H2
CO
O2
CH4
CO2
C3H6
C2H4
G - 90
analisa
Nilai 分析値(%)
12.0
16.0
20.0
24.0
28.0
0.0
4.0
8.0
02:17 19:00
02:18 06:00
02:18 10:30
02:18 12:30
02:18 21:00
02:19 02:40
02:19 06:10
02:19 10:36
02:19 13:00
02:19 15:25
02:19 22:00
02:20 00:20
02:20 02:00
02:20 04:05
02:20 06:30
02:20 12:00
02:20 17:30
02:21 00:10
02:21 10:50
02:21 15:20
02:22 05:00
Waktu
02:22 10:45
02:23 19:45
02:24 04:00
02:24 04:05
02:24 19:05
02:24 19:05
02:24 19:25
02:24 19:25
02:25 03:00
採取日時間
02:25 12:50
02:25 19:05
02:26 03:55
02:26 13:25
pengambilan
02:26 19:15
02:27 03:00
02:27 13:35
02:27 19:35
02:28 00:00
02:28 03:00
02:28 19:10
02:29 03:15
02:29 11:10
02:29 19:10
03:01 04:05
03:01 11:20
03:01 19:10
03:02 04:30
03:02 11:25
03:02 19:10
03:03 04:15
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
4 menuki oku
Dai3 Minami suihei
analisa
Nilai 分析値(ppm)
H2
CO
O2
CH4
CO2
G - 91
C3H6
C2H4
analisa
Nilai分析値(%)
12.0
16.0
20.0
24.0
28.0
0.0
4.0
8.0
02:26 23:40
02:27 01:40
02:27 01:40
02:27 03:40
02:27 05:40
02:27 14:05
02:27 19:50
02:28 03:00
02:28 12:15
Waktu
02:28 20:50
02:29 04:00
02:29 12:05
採取日時間
02:29 20:05
03:01 04:35
pengambilan
03:01 11:25
03:01 20:10
03:02 05:00
03:02 12:20
03:02 19:30
03:03 04:45
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
analisa
Nilai分析値(ppm)
Dai2 Minami oroshi
nyuki suihei 8.7 menuki
H2
CO
O2
CH4
CO2
C3H6
C2H4
G - 92
Daftar pemeriksaan pengukuran CO, CH4
Legenda
Tgl. Shift / pk.
Sensor CO
Dam papan Lorong Dai 3 Minami suihei Persiapan penutupan daerah dg torcret selesai
Menuki 4
Pintu angin Lorong Dai 2 Minami oroshi suihei
Tutup Dam
Pagar kayu Tutup
Menuki 0
Tutup Menuki 1 Lorong Dai 2 Nanto haiki suihei
Menuki 2
Pintu besi
Penyemprotan torkret
G - 94
(pintu tertutup) (pintu terbuka)
Sabuk peredam pencegahan bencana kedua
Dinding peredam
Penyemprotan torkret
G - 95
(pintu tertutup) (pintu terbuka)
Perubahan batasan jml orang akibat bencana
* Investigasi jumlah orang masuk lubang setelah bencana kebakaran 1200
Jumlah orang masuk lubang (ML) adalah angka termasuk safety supervisor,
inspektor tambang, tamu. Pada seluruh catatan harian tgl 12 Pebruari, jlm
maksimal karyawan masuk tambang adalah 839 orang. Sedang rata-rata safety
supervisor yg masuk perhari sekitar 130 orang, jadi maksimal orang masuk lubang
sehari sekitar 970 orang.
Tgl Hari ML Max Rata2 85% %ML Catatan 1000
14 Feb Sen 327 970 825 33.7% Tim rescue: 53 orang
15 Feb Sel 210 970 825 21.6% Tim rescue: 43 orang
16 Feb Rab 499 970 825 51.4% Tim rescue: 43 orang
17 Feb Kam 377 970 825 38.9% Tim rescue: 14 orang
18 Feb Jum 367 970 825 37.8%
19 Feb Sab 304 970 825 31.3% 800
20 Feb Ming 293 970 825 30.2%
21 Feb Sen 328 970 825 33.8%
22 Feb Sel 345 970 825 35.6%
23 Feb Rab 345 970 825 35.6%
24 Feb Kam 328 970 825 33.8%
25 Feb Jum 331 970 825 34.1% 600
26 Feb Sab 350 970 825 36.1%
27 Feb Ming 288 970 825 29.7%
28 Feb Sen 342 970 825 35.3%
29 Feb Sel 352 970 825 36.3%
01 Mar Rab 353 970 825 36.4%
02 Mar Kam 391 970 825 40.3%
03 Mar Jum 399 970 825 41.1%
400
04 Mar Sab 437 970 825 45.1%
05 Mar Ming 318 970 825 32.8%
06 Mar Sen 436 970 825 44.9%
07 Mar Sel 414 970 825 42.7%
08 Mar Rab 404 970 825 41.6%
09 Mar Kam 468 970 825 48.2% 200
10 Mar Jum 503 970 825 51.9%
Aktual
11 Mar Sab 372 970 825 38.4%
12 Mar Ming 351 970 825 36.2% Maksimal
13 Mar Sen 486 970 825 50.1% Rata-rata
14 Mar Sel 493 970 825 50.8%
15 Mar Rab 563 970 825 58.0% 0
16 Mar Kam 546 970 825 56.3%
17 Mar Jum 580 970 825 59.8%
20 1
20 3
20 5
20 7
20 /9
96
20 14
20 16
20 18
20 20
20 22
20 24
20 26
20 8
20 11
20 13
20 15
7
/
/
/2
/1
/3
/3
/3
/3
/3
/
/
/2
/2
/2
/2
/2
/2
/2
/2
/3
/3
/3
/3
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
20
Langkah permanen
1. Penguatan pengairan (bagian motor belt inseam utama,
chute, bagian End, bagian pertengahan tiap 500m)
2. Pengusahaan anti bakar, susah bakar.
G - 97
Kecelakaan gas tambang
Toyokuni( 15 Juni 1899)
G - 98
Kondisi tambang dalam Jepang
dahulu
G - 99
Latihan
evakuasi di
atas peta
Mitsui Matsushima Resources
Co. Ltd.
Pusat Pelatihan Tambang
Batubara Nagasaki
Pentingnya pelatihan evakuasi di atas peta
1. Sebagai kesatuan manajemen resiko, sangat dibutuhkan
sekali pelatihan sehari-hari untuk mencegah bencana
demi penyelamatan jiwa manusia secara dini andai kata
terjadi kecelakaan.
2. Sebagai industri bawah tanah, berbeda dengan industri
di permukaan, harus bekerja dalam kondisi yang
banyak ada batasan, kesulitan dan pada suatu saat
dibutuhkan kemampuan untuk dapat melakukan
tindakan yang cepat. (jika tidak dilatih akan terlambat)
H-1
Point latihan evakuasi di atas peta
1. Konfirmasi posisi (diri sendiri ada dimana).
2. Konfirmasi rute exhaust, kondisi ventilasi, memahami
fasilitas (pintu vetilasi, fan, jembatan ventilasi dll).
3. Memahami hubungan antara tempat kejadian dengan
posisi diri (jarak, waktu tempuh asap, gas dll).
4. Mempertimbangkan beberapa rute evakuasi yang
aman (naik turun lorong, jumlah lorong tembusan,
ventilasi dll) tempat evakuasi (pusat emergensi,
stasiun kereta, vinyl house).
5. Mempertimbangkan pemilihan tempat & rute
evakuasi (tidak terjebak asap, tidak meminum air
keruh).
6. Ada tidaknya masker CO, O2 (apakah OK tanpa
masker).
H-2
gat e no 5 latihan evakuasi di peta inside dai ni nantou
peta ventilasi
face LW per 2-2-2001
tero won gan uda ra no 5 jalur intake
jalur exhaust
lap 4 feet horizonta
l lokal fan
lap 4 feet horizonta
l pipa udara
pintu pemutus
ta l
on pintu pengatur
riz t e l a
ho r p
g an ta l p e 4
ow
on or i zon n g f e
e t
emergency center
ter nh h u
o nga b u
te row n g lokasi kerja
emergen cy center
t e r o w o n g a n e x h a u s t
cro
ss
6 cu
c ut
no tn
o6 cut
no
4
t e r o w o n g a n u d a r a m a s u k
ss oss
cro cro cr
ss
cu
tn
t e r o w o n g a n e x h a u s t
o5
i
am
0
in
tu no
im
ru
na r un
in
n tu
da
n
u gi
ant a
ng
r m te
te r in
iri
a da te ta te
r r
m
is ho da ke ex
an
r
riz in ha
te
m on i m us
in ta t
am in
i l da am
is i t
an ur
m un
in
am
i
H-3
Latihan evakuasi NO 1
Lokasi kerja
Isi pengandaian
t4
cu
o ss
cr
cro
ss
cu
t6 cro
ss
cu
t5
Pusat Darur at
H-4
perhentian
latihan evakuasi NO 2 kereta
asumsi
telah terjadi semburan gas di front kemajuan
gate timur no2.jarak pandang 20m, semua
karyawan dievakuasi
lokasi kerja
ex
ha
us
t
ke
ta
in
lokasi bencana
H-5
Latihan evakuasi NO 3
H-6
風橋(Jembatan Udara)
H-7
NO 4
Isi Perumpamaan
Terjadi kebakaran dalam terowongan yang
membakar kayu penyangga akibat korsleting
kabel. Sehingga banyak menghasilkan CO dan
asap yang membuat jarak pandang hanya 20m
dan diinstruksikan untuk mengungsi kepada
semua petugas.
Pusa t Darur at
H-8
Ass
Main
istsn
Gate
t Ga
B1 0
te B
1
01 1
Con
necti
on C
Ring
1
to B
Air
1
Tail
Ga
te B
.235
341
101
Ass
istan
Gate
Mai
02B1
n Ga
te B
102
Tail
Ga
te B
102
7
200
11/
15/
•Terjadi kebakaran lobang akibat terbakarnya kayu yang disebabkan oleh hubungan
pendek kabel di air ring. Banyak CO dan asap mengalir sehingga jarak pandang
20m semua dievakuasi sesuai arahan dari pengawas
H-9
Teknologi Pencegahan Swabakar Batubara
(Coal Spontaneous Combustion)
2020/9/1 I 1
Executive Summary Teknologi Pencegahan Swabakar Batubara
① ①
Indonesia
2020/9/1 I 3
2.2 Swabakar Ombilin Tambang Terbuka
B seam Target
Biru lapisan
penggalian ilegal
Hijau C seam Target
lapisan
penggalian ilegal
2020/9/1 I 4
2.3 Kejadian Swabakar - Tambang Ikeshima (1)
Keterangan:
⚫Nama Tambang: Ikeshima Coal Mine
⚫Tanggal peristiwa: 5 Februari 1981 (jam 9)
⚫Lokasi: Panel 13 Upper-seam Nobori 3
Hikishima (area goaf)
⚫Korban: tidak ada
2020/9/1 I 5
2.3 Kejadian Swabakar - Tambang Ikeshima (2)
Gambar Situasi Peristiwa
Lokasi peristiwa
Backfilling
Lubang Hisap
Selang hisap yg
tersumbat
2020/9/1 I 6
2.3 Kejadian Swabakar - Tambang Ikeshima (3)
Faktor Penyebab (1)
⚫Untuk blok Hikishima, dulunya pernah dilakukan
penambangan pada lapisan 18-feet upper, dan tidak
pernah ada kejadian maupun gejala swabakar sehingga
kejadian kali ini agak susah untuk menentukan dg pasti
penyebabnya. Namun diperkirakan kondisi-kondisi
berikut terjadi sehingga muncul gas CO.
① Lapisan upper-seam dan lapisan bandaka posisinya
mendekat hingga 1,8m, sehingga saat penambangan
dilakukan pada lapisan upper-seam, pada bagian
goaf dimana terjadi runtuhan, lapisan bandaka ikut
runtuh dan jatuh ke area goaf, sehingga di lokasi tsb
terdapat sisa batubara.
2020/9/1 I 7
2.3 Kejadian Swabakar - Tambang Ikeshima (4)
Faktor Penyebab (2)
② Akibat pengaruh lubang lama di lapisan lower-
seam, lapisan bandaka cenderung runtuh lebih
awal sehingga area goaf terpapar udara bocor
lebih lama dibandingkan dengan blok yang lain.
③ Akibat pengaruh lubang lama di lapisan lower-
seam, maka pada atap dari area bekas
penambangan yang diisi dg fly-ash di
terowongan maingate, muncul rongga dan
retakan cukup banyak sehingga terjadi
kebocoran cukup banyak pada angin intake.
2020/9/1 I 8
2.3 Kejadian Swabakar - Tambang Ikeshima (5)
Langkah Antisipatif Pra-Kejadian
① Pencegahan kebocoran udara ventilasi dg backfilling
terowongan maingate panel penambangan.
② Pelaksanaan pembongkaran penyangga secara dini pada
terowongan tailgate.
③ Mengetahui secara dini gejala swabakar melalui analisis
gas kromatografi melalui sampling di terowongan
pelepasan udara keluar pada panel.
2020/9/1 I 9
2.3 Kejadian Swabakar - Tambang Ikeshima (6)
Langkah Antisipatif Tambahan
① Hingga pekerjaan penyegelan terowongan
selesai, pengamatan terhadap titik-tik yg
ditentukan terus dilakukan, untuk memonitor
pergerakan kadar gas CO.
② Bagian ke arah dalam setelah lokasi penyegelan
di terowongan gate pada panel tidak digunakan.
③ Bila di atas lapisan yang sedang ditambang
terdapat lapisan batubara pada jarak kurang
dari 5,0m atau apabila diperkirakan akan terjadi
batubara sisa yg bisa berpotensi swabakar, atau
pada penambangan multi lapisan, maka pada
area goaf pada terowongan gate dilakukan
penyegelan sementara setiap 30m.
2020/9/1 I 10
2.3 Kejadian Swabakar - Tambang Ikeshima (7)
Beberapa Pemikiran dari Peristiwa
① Terlambatnya deteksi kadar CO akibat
selang hisap yang tersumbat.
② Evaluasi dan introspeksi tentang
efektifitas ruang pengawasan terpusat.
③ Perbaikan sistem pengelolaan terhadap
alat pengawas kadar CO.
2020/9/1 I 11
3. Pengantar tentang Swabakar
3.1 Definisi Swabakar
⚫ Adalah fenomena dimana suatu zat di dalam udara pada suhu normal, secara
alami melepaskan panas, lalu panas tersebut terakumulasi dalam waktu yang
cukup lama, hingga akhirnya menimbulkan api dan terbakar. (=penjelasan
dari Kamus Besar Ilmu Kimia).
⚫ Adalah fenomena dimana zat yang mudah teroksidasi mengalami oksidasi
pada suhu normal, dan panas yang terakumulasi (akibat oksidasi) kemudian
menimbulkan api secara alami dan bukan disulut terbakar oleh sebab lain.
(=penjelasan dari Kamus Koujien).
⚫ Adalah fenomena dimana suatu zat di dalam udara mengeluarkan panas
secara alami, dan panas tersebut terakumulasi cukup lama sehingga
mencapai titik bakar, menjadi api dan membakar gas mudah terbakar yang
dihasilkan oleh zat itu sendiri serta benda mudah terbakar lain yang ada di
sekelilingnya.
2020/9/1 I 12
3.2 Bahan yang mudah menimbulkan swabakar
2020/9/1 I 13
3.3 Konsep Swabakar pada Batubara
3.3.1 Konsep Swabakar pada Tambang Batubara (1)
❖ Swabakar yang terjadi pada area UG (underground) sebuah tambang
batubara, selain dari ledakan gas dan atau debu batubara, kebakaran
terowongan tambang UG dll, merupakan salah satu dari bencana
besar yang dapat menimpa tambang batubara bawah tanah. Apabila
penanganannya keliru, maka bisa berpotensi menjadi sebab dari
ledakan gas metan atau debu batubara yang memakan korban jiwa,
atau menjadi sebab dari kebakaran terowongan UG berskala besar.
❖ Apabila (swabakar di UG) terjadi, maka lokasi tsb harus disegel/
ditutup, dan pada kondisi yang parah, kadang dibutuhkan tindakan
untuk menenggelamkan terowongan/ area yang terdampak dengan
air. Biaya yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan penanganan ini
sangat besar. Dengan kata lain, kerugian yang dialami oleh tambang
sangat besar.
2020/9/1 I 14
3.3.1 Konsep Swabakar pada Tambang Batubara (2)
❖Karena itu, pihak pengawas dan penanggungjawab
tambang (terutama area UG), dituntut untuk benar-benar
memahami mekanisme terjadinya swabakar UG, untuk
kemudian melakukan langkah-langkah pencegahan secara
seksama, ditambah dengan upaya untuk mengamati dan
menemukan setiap gejala yang mengarah kepada
terjadinya swabakar. Apabila ternyata masih juga terjadi
swabakar, maka kesigapan dalam penanganan swabakar
secara cepat dan tepat menjadi penting. Untuk itu
tentunya dibutuhkan persiapan baik dalam hal alat
maupun ketrampilan untuk menghadapi swabakar ini.
2020/9/1 I 15
3.3.2 Mekanisme Swabakar Batubara
Penyebab Swabakar pada Batubara (1)
Swabakar pada batubara, merupakan peristiwa oksidasi
batubara dimana batubara mengikat/ menyerap oksigen
dari udara di sekelilingnya sehingga terjadi reaksi oksidasi
lambat yang menghasilkan panas oksidasi. Apabila panas
ini tidak tersebar atau tidak terjadi pendinginan, maka
panas tersebut akan terakumulasi sehingga lama-kelamaan
temperatur batubara (yg teroksidasi) akan naik dan
mencapai titik nyala lalu terbakar menimbulkan api.
2020/9/1 I 16
3.3.2 Mekanisme Swabakar Batubara
Penyebab Swabakar pada Batubara (2)
• Oleh karena itu, pada lokasi/ area yang tertutup
(tersegel dan tidak ada udara yg masuk), proses
oksidasi batubara tidak akan berlangsung sehingga
swabakar tidak akan terjadi.
• Sebaliknya, pada lokasi dimana terdapat aliran angin
dalam jumlah cukup besar, walaupun terjadi oksidasi
terhadap batubara, tetapi karena panas yang timbul
akibat oksidasi segera tersebar dan didinginkan,
maka proses swabakar juga tidak terjadi.
2020/9/1 I 17
3.3.2 Mekanisme Swabakar Batubara
Faktor Terjadinya Swabakar pada Batubara
Panas yang timbul pada batubara, diakibatkan oleh 3 hal
berikut:
▪ Panas Oksidasi (sbg faktor utama)
Panas yang terjadi saat batubara bersentuhan dan
bereaksi dengan oksigen didalam udara
Batubara + O2 → CO + H2O + 2500 cal/g -batubara
▪ Panas Kelembaban
Panas yang terjadi saat batubara bersentuhan dengan air
Batubara/udara → Batubara/H2O + 5 cal/g -batubara
▪ Panas pembentukan ion sulfat (penguraian pyrite)
Reaksi yang terjadi di dalam batubara
FeS2 + H2O + O2 → Fe2+ + (SO4)2 + 1 cal/g -batubara
2020/9/1 I 18
3.3.3 Lokasi yang mudah terjadi swabakar batubara
1. Under-deck Cargo of Ship (Bagian dalam tempat
penyimpanan kargo batubara pada kapal)
2. Stock Pile on the Surface (Tempat penimbunan
batubara/ stockpile di area surface)
3. Huge Heap of Coal Waste (Tempat penimbunan
tailing/ batu buangan sisa preparasi batubara)
4. Underground Coal Mine (Area UG tambang
batubara)
2020/9/1 I 19
3.3.4 Terjadinya Batubara dan
Derajat Pembatubaraan (1)
2020/9/1 I 20
3.3.4 Terjadinya Batubara dan
Derajat Pembatubaraan (2)
Batubara dengan derajat
pembatubaraan yang tinggi, akan
memiliki sifat sbb: kandungan air
tetap (inherent moisture) rendah,
zat terbang (volatile matter)
rendah, fuel ratio (=fixed carbon/
volatile matter) tinggi, dan
kandungan oksigennya rendah.
Sementara itu, batubara dengan
derajat pembatubaraan rendah
akan memiliki sifat sebaliknya.
2020/9/1 21
I
3.3.5 Sifat Swabakar berdasar
Perbedaan Derajat Pembatubaraan (1)
2020/9/1 I 22
3.3.5 Sifat Swabakar berdasar Perbedaan
Derajat Pembatubaraan (2)
ANTHRACITE BITUMINOUS
Urutan sifat (mudah) swabakar:
lignite > sub-bituminous > bituminous > anthracite
2020/9/1 I 23
3.3.5 Sifat Swabakar berdasar Perbedaan
Derajat Pembatubaraan (3)
• Alasan mengapa batubara dengan derajat
pembatubaraan yang rendah lebih mudah terjadi
swabakar adalah karena batubara tsb memiliki luas
permukaan bagian dalam yang besar, dan memiliki
banyak gugus fungsional.
• Pada kondisi pengujian yang sama, dengan
membandingkan sampel yg ingin diuji dengan sampel
yang telah diketahui tingkat/ derajat
pembatubaraannya, maka kita bisa mengetahui sifat
mudah swabakar dari sampel yang ingin kita uji tsb.
2020/9/1 I 24
3.3.6 Sifat-sifat Batubara
dan Sifat (mudah) Swabakar
2020/9/1 I 25
3.3.7 Uji Sifat Swabakar dan Penentuannya (1)
SIT-2 TA-60WS
12
34
out
Flow
Meter
Air N2
Sample Chamber
Experiment Conditions
Chamber Temperature: 30.0℃ Sample Weight: 1.0g (Particle Size: 120~235mesh)
Flow Gas: Air (1.0ml/min.)
2020/9/1 I 26
3.3.7 Uji Sifat Swabakar dan Penentuannya (2)
Spesifikasi alat & Syarat kondisi pengukuran
⚫ Wadah sampel: ±2 ml (quartz glass)
⚫ Suhu: 50℃~200℃ (suhu awal, konstan)
⚫ Suasana (kondisi lingkungan): udara, gas pengatur
kadar oksigen
⚫ Volume aliran gas: 2~5ml/min
sampel sampel
2020/9/1 I 27
3.3.7 Uji Sifat Swabakar dan Penentuannya (3)
Ini adalah piranti uji untuk mengukur temperatur swabakar yg dibuat sesuai
acuan Standard ASTM・E659, dimana sampel berupa bahan kimia cair
diletakkan di dalam tangki pemanas yg diisi udara pada tekanan atmosfer.
Sampel merupakan zat yang mudah mencair dan menguap menjadi gas pada
suhu dibawah suhu uji.
2020/9/1 I 28
3.3.7 Uji Sifat Swabakar dan Penentuannya (4)
Standard ASTM・E659
φ150x205mm (effective)
MAX 600℃
Tungku Pemanas
Heater 1.8Kw(3 circuits)
PID Control
2020/9/1 29
I
3.3.7 Uji Sifat Swabakar dan Penentuannya (5)
Acuan penentuan/ penilaian saat menggunakan piranti uji sifat
swabakar
T180
Rank Standard
Penilaian
biasa, normal
perlu waspada
2020/9/1 I 30
3.3.7 Uji Sifat Swabakar dan Penentuannya (6)
Contoh Uji Sifat Swabakar (1)
2020/9/1 I 31
3.3.7 Uji Sifat Swabakar dan Penentuannya (7)
Contoh Uji Sifat Swabakar (2)
Spontaneous Ignition of Coal (120-235mesh)
250
ombilin
200
ikeshima Vietnam
150
KCMA
Temp.(℃)
100
KCMB’
50
0
0 200 400 600 800 1000
Time(min.)
太平洋炭礦(本層炭) 太平洋炭礦(下層炭) KCM A KCM B KCM B' 池島炭鉱 Indonesia オンビリン炭鉱 Vietnam マオケー炭鉱
2020/9/1 I 32
3.3.7 Uji Sifat Swabakar dan Penentuannya (8)
Contoh Uji Sifat Swabakar (3) - Perbandingan
Jumlah Penyerapan Oksigen
2020/9/1 I 33
4. Sifat Swabakar Batubara dan
Aneka Faktor Penyebab serta Lokasi Terjadi
4.1 Aneka Faktor Penyebab
4.1.1 Kondisi Alam
(1) Ketebalan Lapisan Batubara
Dibandingkan dengan lapisan tipis, pada lapisan tebal batubara
lebih mudah terjadi swabakar dg alasan sbb:
⚫Pada saat menambang, sulit untuk bisa mengambil seluruh
batubara secara sempurna. Akibatnya, sisa batubara akan
tertinggal di goaf (area bekas penambangan).
⚫Adanya retakan akibat tekanan yang menyebabkan batubara
mudah hancur menjadi serbuk atau serpihan kecil.
Pada saat terjadi gejala swabakar di dalam lapisan batubara dan
temperatur meningkat, namun karena nilai konduktivitas panas
batubara hanya sekitar 1/4 dibandingkan dengan batuan, maka
panas ini sering tidak terdeteksi dan cenderung terakumulasi.
2020/9/1 I 34
4.1 Aneka Faktor Penyebab
4.1.1 Kondisi Alam
(2) Kedalaman
Semakin dalam lokasi batubara yang ditambang, maka cenderung
semakin berisiko terhadap swabakar dengan alasan sbb:
2020/9/1 I 35
4.1 Aneka Faktor Penyebab
4.1.1 Kondisi Alam
(3) Kemiringan Lapisan Batubara
Semakin dalam lokasi batubara yang ditambang, maka
cenderung semakin berisiko terhadap swabakar dengan alasan
sbb:
⚫ Dibandingkan dengan batubara pada kedalaman yang lebih
dangkal, tekanan bumi semakin meningkat siring dengan
meningkatnya jarak kedalaman dari permukaan. Oleh
karena itu, batubara yang berada lebih dalam akan
mendapat tekanan lebih besar dan cenderung lebih mudah
hancur menjadi serpihan kecil.
⚫ Pada posisi kedalaman yang semakin tinggi, suhu bumi juga
lebih panas dibanding dengan lokasi dekat permukaan. Hal
ini memberikan efek tambahan saat batubara teroksidasi
dan menjadi panas.
2020/9/1 I 36
4.1 Aneka Faktor Penyebab
4.1.1 Kondisi Alam
(4) Patahan/ Sesar & Adanya “Zona Terganggu”
(Disturbed Zone) pada Lapisan Bumi
⚫ Lapisan tanahnya lemah dan cenderung hancur berbentuk
serpihan kecil/ serbuk.
⚫ Penambangan secara sempurna sulit dilakukan sehingga
meninggalkan batubara sisa.
⚫ Pada celah/ retakan yang menjadi jalur keluar dari air dan gas yang
tersimpan pada lokasi/ lapisan yang “terganggu” secara geologi
(ditemukan banyak adanya patahan atau lipatan dll), juga dapat
menjadi jalur menerobos masuknya udara. Dan karena batubara
hancur dalam serpihan kecil, maka batubara akan banyak
mengikat oksigen sehingga proses oksidasi akan berjalan cukup
cepat.
2020/9/1 I 37
4.1 Aneka Faktor Penyebab
4.1.1 Kondisi Alam
(5) Sisipan dan Lapisan batubara Rendahan
Sisipan dan lapisan batubara rendahan (jelek dari segi kualitas dll)
dari suatu lapisan batubara (coal seam) dikatakan rentan terhadap
swabakar dg alasan sbb:
⚫ Pada saat dilakukan penambangan, karena kualitasnya jelek,
maka sering tidak menjadi obyek penambangan dan ditinggal
sebagai batubara sisa.
⚫ Untuk sisipan, karena ia merupakan batuan di tengah lapisan
batubara, maka nilai konduktivitas panasnya lebih tinggi
dibandingkan dengan batubara sehingga saat terjadi oksidasi
dan menimbulkan panas, bisa menjadi penghantar panas yang
memperluas area bersuhu tinggi.
2020/9/1 I 38
4.1 Aneka Faktor Penyebab
4.1.2 Faktor Manusia
(1) Faktor Penambangan-1
Faktor penyebab terjadinya swabakar yang terkait dg metode
penambangan:
① Hancur/ remuknya batubara (batubara menjadi berukuran lebih
kecil)
② Adanya sisa-sisa batubara
③ Adanya kebocoran udara
・ Baik buruknya cara penambangan atau pengelolaan panel
penambangan akan terkait dg jumlah batubara sisa dan remuknya
batubara.
・ Operasi penambangan, sedikit atau banyak, berdampak
menimbulkan perubahan tekanan bumi terhadap lapisan batubara
sehingga menghasilkan batubara hancuran (=batubara yg hancur akibat
tekanan).
2020/9/1 I 39
4.1 Aneka Faktor Penyebab
4.1.2 Faktor Manusia
(1) Faktor Penambangan-2
• Metode penambangan mekanisasi dengan
menggunakan drum cutter, hobel (plow miner) dll akan
berpotensi menyebabkan terjadinya batubara hancuran.
• Bagaimanapun penambangannya, bila pilar batubara
tersisa dalam bentuk dinding batubara, maka bekas
penambangan akan terjadi dan dinding batubara
sekelilingnya akan ditekan hancur oleh tekanan bumi.
2020/9/1 I 40
4.1 Aneka Faktor Penyebab
4.1.2 Faktor Manusia
(2) Faktor Ventilasi-1
• Bila aliran ventilasinya kecil sehingga panas yg terbawa oleh
ventilasi jauh lebih kecil daripada panas yang dihasilkan, maka
panas akan terakumulasi dan berpotensi terjadi swabakar.
• Perhatikan rumus berikut:
Tekanan Ventilasi = Tahanan Terowongan x (Debit Udara)2 =
Tahanan Terowongan x (Luas Penampang Terowongan x Kecepatan
Angin)2
Dari persamaan diatas, semakin besar tekanan ventilasi, maka
akan semakin mendorong reaksi oksidasi batubara, namun bila
tekanan ventilasi cukup besar, justru sebaliknya akan memberi
efek pendinginan sehingga panas tidak terakumulasi.
2020/9/1 I 41
4.1 Aneka Faktor Penyebab
4.1.2 Faktor Manusia
(2) Faktor Ventilasi-2
• Adanya ventilasi, atau aliran udara, disebabkan oleh
banyak hal, diantaranya adalah (akibat dari) adanya
tekanan negatif dari fan (kipas ventilasi), tahanan
terowongan, tekanan ventilasi alami dll. Aliran angin bisa
tertahan karena adanya pintu angin dan pintu pembagi
ventilasi, serta bocor mengalir ke tempat lain akibat
adanya retakan, celah dll pada dinding batubara atau
dinding lokasi penyegelan.
• Hubungan antara ventilasi dg metode & sistem
penambangan sangat erat, serta memiliki pengaruh
besar terhadap terjadinya swabakar.
2020/9/1 I 42
4.1 Aneka Faktor Penyebab
4.1.2 Faktor Manusia
(2) Faktor Ventilasi-3
• Pada kondisi dan lokasi sbb, swabakar cenderung lebih mudah
terjadi:
① Terowongan UG yang sempit akan membuat tahanan ventilasi
menjadi besar. Bila diberikan tekanan negatif yg besar (misalnya
dg fan berdaya besar), maka akan terjadi kebocoran angin
ventilasi di banyak lokasi.
② Pada kondisi terowongan intake dan exhaust ada di lapisan
batubara, bila jarak antara keduanya terlalu dekat, maka akibat
dari adanya retakan pada dinding batubara diantara keduanya,
akan menyebabkan udara masuk ke celah2 tsb.
③ Lokasi ventilasi paksa di terowongan batubara (di sepanjang
lapisan batubara).
④ Lokasi fan pembantu (auxiliary fan) di terowongan batubara.
2020/9/1 I 43
4.1 Aneka Faktor Penyebab
4.1.3 Faktor Lingkungan (1)
• Suhu di dalam terowongan UG
Bila suhu lingkungan sekeliling batubara tinggi, maka proses
oksidasi akan cenderung cepat.
- Daerah sumber air panas (hotspring/ onsen) dengan kedalaman
yang dangkal.
- Lokasi UG yang ventilasinya tidak bagus.
2020/9/1 I 44
4.1 Aneka Faktor Penyebab
4.1.3 Faktor Lingkungan (2)
Adanya “gas keluar” dan “udara segar masuk” yang berulang-ulang
→ mendorong reaksi oksidasi batubara
Perubahan tekanan udara berpengaruh thd jumlah gas yang keluar
(Japan)
Peringatan waspada saat tekanan udara turun drastis
1. Saat tekanan atmosfer turun dibawah 750mmHg (saat ada
badai/ taifu)
2. Saat terjadi penurunan tekanan udara 2mm/HPa atau lebih
dalam 1 jam dan terjadi selam 3 jam berturut-turut. (Kondisi
tekanan udara rendah)
3. Memperketat pengukuran terhadap kadar gas, dan selalu
waspada thd perubahan jumlah gas.
2020/9/1 I 45
4.2 Jenis Lokasi terjadinya Swabakar
4.2.1 Daftar (1)
⚫ Lokasi penambangan multi-seam (banyak lapisan)
⚫ Bagian tepi dari patahan
⚫ Lokasi dengan banyak fluktuasi kemiringan lapisan
⚫ Lokasi dimana terdapat fault coal
⚫ Lubang (=terowongan) lama yang diperkirakan terjadi atap
bolong (sebagian atap runtuh membentuk lubang di atas)
⚫ Lokasi dimana penyegelan/ penutupan area bekas
penambangan (goaf) yg dilakukan dg backfilling kurang
memadai
⚫ Lokasi dimana lapisan batubaranya rapuh dan mudah hancur
menjadi serpihan kecil
2020/9/1 I 46
4.2 Jenis Lokasi terjadinya Swabakar
4.2.1 Daftar (2)
⚫ Lokasi dimana penyegelan/ penutupan terowongan yg tak lagi
dipakai kurang memadai.
⚫ Bagian crosscut (terowongan tembus) dari intake dan exhaust
(jalur udara bersih dan udara buang).
⚫ Lokasi dimana atap lapisan batubara banyak terjadi retakan.
⚫ Lokasi dimana banyak terjadi retakan pada dinding batubara akibat
tekanan dari adanya terowongan di sekelilingnya, atau lokasi
dimana batubaranya hancur menjadi serpihan kecil dan udara dari
terowongan mengalir masuk kedalamnya.
⚫ Lokasi bekas terjadinya swabakar.
2020/9/1 I 47
4.2 Jenis Lokasi terjadinya Swabakar
4.2.2 Gambar (1)
48
2020/9/1 I
4.2 Jenis Lokasi terjadinya Swabakar
4.2.2 Gambar (2)
2020/9/1 I 49
5. Gejala dan Progres Swabakar di U/G
5.1 Progres (Proses) (1)
① Terjadi kenaikan suhu di sekitar lokasi tsb.
② Di sekitar atap diselimuti uap lembab.
③ Terjadi tetesan/ butiran air pada permukaan dinding
batubara dan pilar penyangga (=mirip berkeringat).
④ Terjadi kabut (uap air) pada terowongan di sekitar
lokasi。
⑤ Kering (tapi adakalanya juga tidak kering)
⑥ Terasa seperti ada bau lubang terowongan lama (bau
jelaga, bau benda berkarat dll), bau asam, bau
aromatik (harum?), bau bawang putih dll
2020/9/1 I 50
5. Gejala dan Progres Swabakar di U/G
5.1 Progres (Proses) (2)
⑦ Setelah kemunculan bau yg agak sulit dijelaskan
seperti pada nomor ⑥ sebelumnya, lalu muncul
secara samar-samar bau parafin.
⑧ Timbul gas-gas CO, CO2, CH4, C2H4 dll.
⑨ Bau minyak semakin kuat menyengat hidung dan
tenggorokan bagian dalam.
⑩ Bau minyak semakin kuat, berubah menjadi bau tar.
2020/9/1 I 51
5. Gejala dan Progres Swabakar di U/G
5.1 Progres (Proses) (3)
⑪ Bau kayu gosong, atau bau kayu terbakar (saat
membakar kayu dan kayu sudah habis terbakar/ tidak
ada lagi kayu, maka bau ini tidak muncul)
⑫ Timbul asap
⑬ Timbul api
Bila nomor ①~⑬ kita rangkum poin pentingnya saja,
maka menjadi sbb: terjadi perubahan suhu, terjadi
perubahan munculnya bebauan, dan terjadi perubahan
timbulnya gas-gas reaksi.
2020/9/1 I 52
5. Gejala dan Progres Swabakar di U/G
5.2 Faktor Gejala & Progres (1)
I
2020/9/1 53
5. Gejala dan Progres Swabakar di U/G
5.2 Faktor Gejala & Progres (2)
Seperti pada tabel di slide sebelumnya, batubara akan
bereaksi dengan oksigen di dalam udara sehingga
terjadi oksidasi sambil megeluarkan panas. Proses
menuju terjadinya swabakar, akan ditentukan oleh
seberapa cepat reaksi antara batubara dan oksigen.
Manakala suhu batubara atau lingkungan
sekelilingnya rendah, maka gejalanya relatif lambat,
namun saat suhu naik, maka akan dengan cepat
berkembang sampai ke penyalaan api.
2020/9/1 I 54
5. Gejala dan Progres Swabakar di U/G
5.2 Faktor Gejala & Progres (3)
2020/9/1 I 55
5. Gejala dan Progres Swabakar di U/G
5.3 Kriteria Penentuan
Seperti pada slide sebelumnya, seiring dengan
berlangsungnya proses swabakar, bau yang dihasilkan
ternyata juga berbeda-beda. Oleh karena itu, seorang
supervisor UG yang berpengalaman adakalanya bisa
mengetahui dengan cukup akurat lokasi swabakar dan
sudah sejauh mana prosesnya berlangsung. Pada
kenyataannya, lebih dari setengah kejadian swabakar di UG
diketemukan melalui bau yg dihasilkannya. Masalahnya,
tingkat ketajaman indera penciuman dan kemampuan
pengenalan tiap orang terhadap swabakar tidaklah sama.
2020/9/1 I 56
6. Langkah Tindakan thd Swabakar U/G
KATEGORI
PRA PASCA
(sebelum) (sesudah)
Besar Sedang Kecil
Metode Penambangan
Penyanggaan Terowongan
Terowongan & Lokasi lain
Pilar Batubara
2020/9/1 I 57
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(1) Cara Menemukan & Langkahnya
① Pengukuran Suhu
Bagian dalam area penyegelan, dinding batubara,
sensor suhu
② Berdasarkan Bau
Indera penciuman manusia, sensor bau
③ Pengukuran Gas
Gas Kromatografi, Sensor Gas (pengawasan terpusat),
Alat Ukur Gas (CO, CO2 dll), Tabung Deteksi Gas Tipe
Kitagawa (CO, CO2 dll)
2020/9/1 I 58
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(1) Cara Menemukan & Langkahnya
① Pengukuran Suhu
- Sensor Suhu Tipe Anti Ledak
2020/9/1 I 59
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(1) Cara Menemukan & Langkahnya
② Bau
- Contoh Sistem Sensor Bau
2020/9/1 I 60
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(1) Cara Menemukan & Langkahnya
③ Pengukuran Gas
- Tabung Detektor Tipe Kitagawa
grip (pegangan)
lubang pemasangan tabung detektor handle
cutter
flow indicator
guidemark
sebelum pengukuran (red line)
setelah pengukuran
2020/9/1 I 61
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(1) Cara Menemukan & Langkahnya
③ Pengukuran gas
- Detektor Gas Riken GX-2009
2020/9/1 I 63
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(2) Langkah Pencegahan
- Pencegahan Swabakar dari Sistem Penambangan
② Langkah Pencegahan
• Penambangan pada panel sedapat mungkin gunakan sistem
mundur (retreat). Hal ini bermanfaat untuk mencegah kebocoran
angin (=meminimalkan kebocoran angin ke area bekas
penambangan (goaf))
• Kemajuan penambangan pada panel diusahakan berjalan cepat.
• Melakukan penambangan dg membaginya kedalam blok
penambangan. Setelah penambangan pada blok selesai,
secepatnya tarik mundur peralatan dan segera lakukan
penyegelan/ penutupan thd blok yg telah selesai ditambang.
• Usahakan menambang seluruh batubara dan tidak meninggalkan
sisa batubara. (Pada praktiknya, akan dipengaruhi oleh kondisi
lokasi penambangan dan kualitas batubara.
2020/9/1 I 64
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(2) Langkah Pencegahan
- Pencegahan Swabakar dari Sistem Penambangan
② Langkah Pencegahan: Layout Longwall
Gambar Layout Panel Longwall di Ikeshima
I
2020/9/1 65
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(2) Langkah Pencegahan
- Pencegahan Swabakar dari Sistem Penambangan
② Langkah Pencegahan: Cegah kebocoran Udara
Tirai sekat di
terowongan sisi panel
Pencegahan Kebocoran Udara ke
Area Bekas Penambangan (Goaf)
Panel Longwall
Sistem Penambangan Mundur
2020/9/1 I 66
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(2) Langkah Pencegahan
- Pencegahan Kebocoran Udara
① Poin Penting
Untuk lokasi yang perlu diwaspadai, lakukan survei
lapangan (cek kondisi terowongan, kondisi ventilasi,
hasil2 pengukuran), bilamana perlu lakukan injeksi pada
dinding batubara, grouting di bagian belakang penyangga,
penyemprotan torklet dll baik secara terpisah maupun
bersama-sama, yaitu menggunakan campuran adukan
kapur, flyash dan semen sebagai bahan pencegah
kebocoran angin ventilasi.
2020/9/1 I 67
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(2) Langkah Pencegahan
- Pencegahan Kebocoran Udara
② Pencegahan Kebocoran Udara di Terowongan
2020/9/1 I 68
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(2) Langkah Pencegahan
- Pencegahan Kebocoran Udara
② Pencegahan Kebocoran Udara di Terowongan
Foto penyegelan terowongan di Ikeshima
2020/9/1 I 69
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(2) Langkah Pencegahan
- Pencegahan Kebocoran Udara
③ Tindakan Penyegelan thd Area bekas Penambangan
2020/9/1 I 70
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(2) Langkah Pencegahan
- Pencegahan Kebocoran Udara ④ Injeksi & Grouting
thd Dinding Batubara dan Belakang Penyangga
2020/9/1 I 71
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(2) Langkah Pencegahan
- Pencegahan Kebocoran Udara ④ Injeksi & Grouting thd
Dinding Batubara dan Belakang Penyangga
Contoh dan Foto
2020/9/1 I 72
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(2) Langkah Pencegahan
- Pencegahan Kebocoran Udara ④ Injeksi & Grouting
thd Dinding Batubara dan Belakang Penyangga
- Gambar SOP Injeksi Dinding Batubara - Jembatan Angin (silang-4)
2020/9/1 I 73
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(2) Langkah Pencegahan
- Pencegahan Kebocoran Udara ④ Injeksi & Grouting
thd Dinding Batubara dan Belakang Penyangga
- Gambar SOP Injeksi Dinding Batubara - Pilar Batubara
2020/9/1 I 74
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(2) Langkah Pencegahan
- Pencegahan Kebocoran Udara ④ Injeksi & Grouting
thd Dinding Batubara dan Belakang Penyangga
- Gambar SOP Injeksi Dinding Batubara - Pilar Batubara Segitiga
2020/9/1 I 75
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(2) Langkah Pencegahan
- Pencegahan Kebocoran Udara ④ Injeksi & Grouting
thd Dinding Batubara dan Belakang Penyangga
- Gambar SOP Injeksi Dinding Batubara - Crosscut
2020/9/1 I 76
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(2) Langkah Pencegahan
- Pencegahan Kebocoran Udara ④ Injeksi & Grouting
thd Dinding Batubara dan Belakang Penyangga
- Gambar SOP Injeksi Dinding Batubara - Pintu Angin
2020/9/1 I 77
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(2) Langkah Pencegahan
- Langkah Ventilasi ①
◎Prinsip dasar pencegahan swabakar dari segi ventilasi adalah
dengan mencegah adanya kebocoran angin ke lokasi yang tidak
membutuhkan.
⚫ Tidak menciptakan tekanan ventilasi yang tinggi.
⚫ Bila terowongan menjadi sempit dan mengecil, lalu dipaksakan
untuk mengalirkan udara, maka hal itu akan menyebabkan beda
tekanan ventilasi menjadi tinggi, dan hal ini justru akan
mendorong terjadinya kebocoran angin ventilasi.
⚫ Lokasi-lokasi yg mengalami penyempitan akibat tekanan bumi
(pada atap, dinding dan lantai), maka segera lakukan
pembesaran kembali atau sesuaikan volume udara ventilasi yang
mengalir pada lokasi tsb.
2020/9/1 I 78
6.1 Langkah Proaktif (Pra Terjadi)
(2) Langkah Pencegahan
- Langkah Ventilasi ②
⚫ Bila sebagai langkah penanganan thd gas dan suhu (tinggi)
dilakukan dg penambahan volume udara ventilasi, maka jangan
sampai berlebihan. Bila dibutuhkan, ada baiknya dipikirkan
untuk membuat rangkaian (jaringan) ventilasi yang lain.
⚫ Perlu waspada terhadap arah perginya kebocoran angin.
Frekuensi fluktuasi dari beda tekanan ventilasi harus
diminimalkan. Perubahan volume udara ventilasi dari fan utama
atau perubahan besar pada sistem ventilasi sudah pasti perlu
waspada. Selain itu, saat melakukan perubahan ventilasi
berskala kecil pun akan menyebabkan perubahan pada beda
tekanan secara lokal (walau kadang kecil), tapi yg jelas, perlu
mewaspadai ke arah mana perginya kebocoran angin itu.
2020/9/1 I 79
6.2 Pengawasan (Monitoring)
(1) Metode Pengawasan
Secara umum dibagi menjadi 2:
• Pengawasan yg dilakukan oleh Supervisor
(Petugas)
• Pengawasan yang dilakukan oleh Alat dan
Mesin
2020/9/1 I 80
6.2 Pengawasan (Monitoring)
(2) Obyek Pengawasan
1) Suhu (Temperatur)
・Termometer
・Piranti Alarm Otomatis
2) Gas yang Muncul
・Analisis menggunakan alat Gas-Chromatograph
・Pengawasan dg Sistem Terpusat (Central Monitoring
System)
3) Bau
・Petugas yang berpatroli sering menemukan kondisi
anomali berdasarkan terjadinya perubahan bau
2020/9/1 I 81
6.2 Pengawasan (Monitoring)
(2) Obyek Pengawasanー① Gas
- Pengawasan dg Alat Ukur Kontinyu Kadar CO (berupa trend graph/
grafik kecenderungan)
normal
kebakaran UG
blasting/
swabakar
peledakan
2020/9/1 I 83
6.2 Pengawasan (Monitoring)
(2) Obyek Pengawasanー① Gas
Foto Bagian Dalam Alat Ukur Kontinyu Kadar CO
2020/9/1 I 84
6.2 Pengawasan (Monitoring)
(2) Obyek Pengawasanー① Gas
- Lubang Hisap & Selang Hisap pada Alat Ukur Kontinyu Kadar CO
Selang Hisap Lubang Hisap
2020/9/1 I 85
6.2 Pengawasan (Monitoring)
(2) Obyek Pengawasanー① Gas
- Alat Ukur Kadar CO Portable (=tipe jinjing)
2020/9/1 I 88
6.2 Pengawasan (Monitoring)
(2) Obyek Pengawasanー① Gas
- Foto Alat Gas Kromatografi (di Tambang Ikeshima)
2020/9/1 I 89
6.2 Pengawasan (Monitoring)
(2) Obyek Pengawasanー① Gas
- Explosion-proof Temperature Sensor
Intrinsically Safe
Explosion-proof Infrared
Explosion-proof Radiation Temperature
Digital Thermometer Sensor
Explosion-Proof-Mini-Digital-Industrial-
Infrared-Thermometer-Laser (made in China)
2020/9/1 I 90
6.3 Langkah Pasca Terjadi
(1) Poin Utama
Pada kondisi dimana terjadi swabakar, adalah sangat
penting untuk melakukan tindak penanganan sedini
mungkin.
Untuk itu, manajer lapangan dan supervisor keselamatan
senior harus senantiasa memikirkan dan mencari solusi
penanganan, kemudian melaksanakan pendidikan dan
latihan bagi orang-orang yg terkait dan berkepentingan,
sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan lancar dan
cepat. Jadi, adalah penting membangun sebuah sistem
untuk mendukung hal diatas.
2020/9/1 I 91
6.3 Langkah Pasca Terjadi
(2) Kriteria Penentuan ①
*Bila memungkinkan untuk mendekat ke lokasi*
Bila menemukan sumber panas di lapangan, walaupun
misalnya sebagian sudah terbakar tapi skalanya masih
kecil, melakukan pemadaman api secara langsung adalah
tindakan yang paling efektif. Hanya saja perlu diingat,
bahwa dalam kondisi seperti itu, bahaya terjadinya
bencana sekunder tetap ada, sehingga dalam
pelaksanaannya harus disertai sikap kehati-hatian
(waspada) serta kesiapan evakuasi bila dibutuhkan.
2020/9/1 I 92
6.3 Langkah Pasca Terjadi
(2) Kriteria Penentuan ②
Secara umum, pemadaman api langsung boleh dilakukan
dalam kondisi berikut ini.
• Timbulnya api masih belum lama, dan masih hanya
keluar asap.
• Skala dan lingkup swabakar relatif kecil, dan sumber api
ada di dekat terowongan. (ada jalur evakuasi yang aman)
• Jumlah gas mudah terbakar sedikit, dan tidak ada
potensi bahaya ledakan.
• Walau api membesar, tidak terdapat potensi untuk
menyebar dan meluas ke blok lain.
2020/9/1 I 93
6.3 Langkah Pasca Terjadi
(2) Kriteria Penentuan ③
• Saat mematikan sumber api, tidak ada risiko dan
potensi runtuhnya atap atau dinding dll.
2020/9/1 I 94
6.3 Langkah Pasca Terjadi
(2) Kriteria Penentuan ④
*Bila tidak bisa mendekati lokasi, seperti pada area bekas
penambangan (goaf)*
• Menentukan lingkup area waspada dan memikirkan tindak
penanganan pada arah hilir angin.
• Menentukan metode dan lokasi titik pengamatan/ pengukuran
untuk mengetahui situasi dan perubahan kondisi secara detil.
• Mempersiapkan material dan personil untuk mengantisipasi
seandainya kondisi memburuk.
• Melakukan tindak pencegahan kebocoran angin. (memasang papan
penghalang/ penutup, menutup celah, melakukan injeksi fly-ash &
cement milk dll)
• Melakukan tindak penanganan berupa penyegelan, injeksi dll
sebagai langkah memutus aliran udara (untuk mematikan api) dan
pendinginan.
2020/9/1 I 95
6.3 Langkah Pasca Terjadi
(3) Pemadaman Api
Pemadaman Api Langsung ①
⚫ Bila sumber api meluas, maka perlu dipikirkan juga
kemungkinan terjadi bencana sekunder, sehingga perlu
seksama dalam mengambil keputusan.
⚫ Mematikan Sumber Api
Selain mematikan sumber api dan menghilangkan
bagian yang panas, batubara yang memanas perlu
didinginkan dengan penyiraman air.
⚫ Penyiraman Air
Merupakan cara yang paling efektif. Pada saat batubara
berada dalam suhu tinggi, akan terjadi uap air dalam
jumlah yang besar, sehingga perlu menjaga komunikasi
dg yang berada di hilir angin.
2020/9/1 I 96
6.3 Langkah Pasca Terjadi
(3) Pemadaman Api
Pemadaman Api Langsung ②
⚫ Alat Pemadam Api
Merupakan alat pemadam api ringan yang mudah dibawa
untuk pemadaman api tahap dini. Karena kapasitasnya
kecil, maka perlu menyediakan dalam jumlah yang
memadai (=cukup banyak).
⚫ Menutup dengan Bahan Tak Mudah Terbakar
Menggunakan bahan tak mudah terbakar yang ada di
sekeliling atau pasir, batu gamping, fly-ash dll dengan cara
menutupkannya ( atau menaburkan dll) ke bagian terbakar
untuk memutus aliran oksigen agar api menjadi padam.
2020/9/1 I 97
6.3 Langkah Pasca Terjadi
(3) Pemadaman Api
Pemadaman Api Langsung ③
⚫ Metode Injeksi
Bila bagian yang memanas lokasinya jauh di dalam (dinding batubara),
maka untuk menjangkau bagian yang panas tsb digunakan pipa yang
dimasukkan kedalam dinding batubara, lalu dialiri/ diinjeksi dengan
air dsb.
⚫ Hal penting terkait masalah keselamatan saat melakukan
pemadaman api.
1. Menciptakan kondisi untuk dapat melakukan aktifitas
pemadaman api tanpa terpapar gas beracun.
2. Menciptakan kondisi agar kadar gas mudah terbakar sedikit, dan
tidak ada potensi terjadi gas terbakar atau meledak.
2020/9/1 I 98
6.3 Langkah Pasca Terjadi
(3) Pemadaman Api
Pemadaman Api Langsung ④
3. Bila api membesar dengan cepat, pastikan agar jalur
evakuasi tidak terputus/ terhalang.
4. Menjaga agar saat melakukan kegiatan pemadaman
api, tidak terjadi risiko runtuhnya terowongan.
5. Perlu mengetahui bahwa api bisa saja datang
mendekat walaupun sudah berada di hulu angin.
2020/9/1 I 99
6.3 Langkah Pasca Terjadi
(3) Pemadaman Api
Pemadaman Api Tak Langsung ①
Adakalanya walaupun sudah jelas terjadi timbulnya
panas dan timbulnya api, namun posisi sumber apinya
tidak diketahui dengan pasti. Bila timbulnya panas meliputi
area yang luas seperti di dalam lokasi bekas penambangan
atau api telah membesar sehingga ditakutkan terjadi
ledakan gas dll sehingga pemadaman api secara langsung
sulit dilakukan, maka terhadap blok tersebut dilakukan
penyegelan untuk memutus ventilasi dan aliran oksigen
supaya apinya padam.
2020/9/1 I 100
6.3 Langkah Pasca Terjadi
(3) Pemadaman Api
Pemadaman Api Tak Langsung ② -Pemadaman Api dg
cara Penyegelan Terowongan (1)
Saat melakukan pemadaman api dg penyegelan pada tambang yang
kadar gas mudah terbakarnya tinggi, perlu diperhatikan beberapa
hal sbb:
1. Melakukan upaya tindakan perlindungan terhadap pekerja dari
bahaya ledakan gas yang ada di dalam area penyegelan.
2. Hingga upaya tindakan pencegahan bahaya tsb selesai, dan
dengan berasumsi bahwa sumber api pasti ada, dilakukan
berbagai upaya agar tidak terjadi ledakan, misalnya dengan
menyingkirkan gas mudah terbakar dan debu batubara.
2020/9/1 I 101
6.3 Langkah Pasca Terjadi
(3) Pemadaman Api
Pemadaman Api Tak Langsung ③ Pemadaman Api
dg cara Penyegelan Terowongan (2)
3. Karena pekerjaan penyegelan permanen untuk
memutus ventilasi membutuhkan waktu cukup
lama,maka dilakukan penyegelan sementara dengan
membatasi suplai udara terhadap sumber api.
2020/9/1 I 102
6.3 Langkah Pasca Terjadi
(3) Pemadaman Api
Pemadaman Api Tak Langsung ④ - Pemadaman Api dg
cara Penenggelaman Air (1)
1. Pada kejadian kebakaran UG atau swabakar UG,
menenggelamkan sumber api secara keseluruhan merupakan
langkah pasti untuk mematikan api. Apabila metode lain untuk
memadamkan api sudah tak ada lagi, pilihan terakhir adalah
dengan penenggelaman dalam air.
2. Apabila sumber api ada pada lokasi dg elevasi terendah di blok
tsb, maka penenggelaman bisa dilakukan dengan volume air yg
lebih sedikit, waktu penenggelaman yg lebih cepat, dan efek
kerugian yang lebih sedikit. Namun, dalam banyak kasus,
penenggelaman biasanya akan meliputi area yang cukup luas.
2020/9/1 I 103
6.3 Langkah Pasca Terjadi
(3) Pemadaman Api
Pemadaman Api Tak Langsung ⑤ - Pemadaman Api dg
cara Penenggelaman Air (2)
3. Oleh karena lokasi yang ditenggelamkan akan
mengalami kerusakan yang parah, pemulihan
kembali menjadi sulit dan kalau dilakukan juga,
biayanya akan menjadi sangat besar. Dalam
beberapa kasus, akibat terjadi swabakar dan
akhirnya dilakukan penenggelaman terhadap area
terdampak yang luas, hal itu menyebabkan
kerugian besar pada tambang dan akhirnya
terpaksa tutup.
2020/9/1 I 104
7. Soal Latihan (1)
2020/9/1 I 105
7. Soal Latihan (2) - contoh 解答例
jawaban
2020/9/1 I 106
7.Soal Latihan (3)
Berikut ini adalah metode untuk menemukan dan
melakukan pengawasan terhadap swabakar
1. Pengukuran thd _______
2. Pengamatan thd _______
3. Pengukuran thd _______
Selain itu, pelaksanaan pengukuran dibagi menjadi
_______ dan _______.
J1 3
2. Video Ledakan Gas & Debu Batubara (2)
J1 4
2. Video Ledakan Gas & Debu Batubara (3)
J1 5
2. Video Ledakan Gas & Debu Batubara (4)
7
Mulut
20 Tambang
14
44
22 46 111
Lokasi
13 21 3 118 Bencana
6
14
J1 6
3.Bencana Besar Ledakan Gas/ Debu Batubara (1)
dg jumlah korban meninggal lebih dari 300 orang
J1 7
3.Bencana Besar Ledakan Gas/ Debu Batubara (2)
Jumlah korban
Negara Nama Tambang Tanggal Peristiwa
meninggal
J1 8
J1 9
4.Prinsip Dasar Keselamatan Anti Ledak (1)
4-1 Definisi Anti Ledak (atau Piranti Anti Ledak)
(1) Anti ledak artinya mencegah terjadinya ledakan
dan atau kebakaran.
(2) Mengapa terjadi ledakan dan atau kebakaran?
Ledakan atau kebakaran terjadi karena benda mudah terbakar tersulut oleh
sumber api.
Benda yang dapat menjadi sebab sumber api adalah nyala api, gesekan
mekanis, benturan, permukaan benda bersuhu tinggi, bunga api listrik,
gelombang elektromagnetik dll
Benda mudah terbakar dapat berupa padatan (serbuk halus), cair (uap),
gas (gas).
Apapun itu, ledakan atau kebakaran dapat terjadi karena sumber api dan
benda mudah terbakar berkumpul bersama.
J1 10
4.Prinsip Dasar Keselamatan Anti Ledak (2)
sumber api + benda mudah terbakar = ledakan, kebakaran
(bila cuma ada salah satu saja, tak akan terjadi ledakan atau kebakaran)
J1 11
4.Prinsip Dasar Keselamatan Anti Ledak (3)
Penjelasan di slide sebelumnya bisa dijelaskan dg gambar
berikut ini:
J1 12
4.Prinsip Dasar Keselamatan Anti Ledak (4)
4-2 Perbedaan terkait Anti Ledak
Berbeda dengan industri lainnya, pada tambang
batubara bawah tanah terdapat benda mudah terbakar
atau mudah meledak seperti gas metan dan debu
batubara, sehingga upaya untuk tidak menyatukan
keberadaannya dg sumber api, secara umum sulit
dilakukan. Meniadakan sama sekali sumber penyulut
api seperti misalnya listrik dan mesin sudah pasti
merupakan hal yang tidak mungkin.
VS
J1 13
5. Prinsip Dasar Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
5-1 Gas Tambang Bawah Tanah (1) - Udara
• Untuk mendorong keselamatan anti ledak di tambang batubara
UG (=underground), penting diingat bahwa ada masalah gas
metan. Pertama-tama, kita perlu tahu komposisi dari udara yg
ada di tamda (=tambang dalam; tambang bawah tanah)
Udara yg ada di dalam tamda (UG), terdiri atas udara terbuka (dg
komposisi seperti diatas) ditambah gas yg muncul di UG, debu,
uap air dll.
J1 14
5. Prinsip Dasar Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
5-1 Gas Tambang Bawah Tanah(2)
Jenis dan bentuk Gas Tambang BawahTanah
J1 15
5. Prinsip Dasar Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
5-1 Gas Tambang Bawah Tanah (3)
• Pada gas tamda, banyak diantaranya merupakan gas mudah
terbakar, terutama di tambang batubara dimana gas metan
sering muncul dalam jumlah banyak. Ditambah pula dengan
adanya debu halus batubara yang berpotensi ledak, maka
resiko terjadinya ledakan semakin besar.
• Kadar gas metan yang tersimpan dalam batubara (sebelum
keluar dan bercampur udara) adalah 100%. Angka ini memang
jauh diatas ambang batas ledaknya. Namun kita harus ingat
bahwa gas metan ini setelah keluar dari dalam batubara pasti
akan segera terencerkan oleh udara hingga kadarnya turun
bahkan hingga dibawah ambang batas ledaknya, dan proses ini
melewati kadar ambang batas ledak yg berbahaya., sehingga
hal ini perlu diwaspadai.
J1 16
5. Prinsip Dasar Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
5-2 Sifat Ledak Gas Metan (1)
▪ Ciri Gas Metan
1. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak beracun
2. Berat jenis 0,559 (lebih ringan dari udara, cenderung terkumpul di
tempat tinggi)
J1 18
5. Prinsip Dasar Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
5-2 Sifat Ledak Gas Metan (2)
• Bahaya Gas Metan (Rangkuman)
Gas metan bila bercampur dengan udara akan bersifat menyatu
sulit dipisah, dan apabila bersentuhan dengan sumber api maka
akan terjadi hal-hal berikut tergantung kepada kadar campurannya.
① Kurang dari 5%: bagian yg tersentuh api saja yg akan terbakar.
② 5%~15%: bila bersentuhan dg sumber api maka secara cepat
akan terbakar meluas. Pada kadar 9,5% menyebabkan ledakan
paling hebat.
③ Kurang dari 15%: Dengan naiknya kadar gas metan, berarti kadar
oksigen semakin turun. Bagian di sekeliling sumber api saja yg
terbakar, dan bila kadar gasnya sangat tinggi, malah tidak akan
terbakar lagi.
J1 19
5. Prinsip Dasar Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
5-3 Ledakan Debu Batubara (1)
• Debu batubara yang menjadi masalah adalah debu yang bersifat
ledak (berpotensi ledak), dan menurut Peraturan Keselamatan
yang ada di Jepang, debu batubara tsb memiliki sifat sbb:
(1) Hasil uji sampel batubara menunjukkan bahwa batubara tsb
memiliki kadar zat terbang (volatile matter) diatas 11%.
(2) Ukuran butir debu batubara tsb kurang dari 0,84mm.
J1 20
5. Prinsip Dasar Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
5-3 Ledakan Debu Batubara (2)
• Faktor Timbulnya Debu Batubara
J1 21
5. Prinsip Dasar Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
5-3 Ledakan Debu Batubara (3)
• Sifat Ledak Debu Batubara
Ledakan debu batubara akan terjadi manakala kondisi yg tersebut
dibawah ini berkumpul secara lengkap.
(1) Terbentuk awan debu batubara bersifat ledak dengan kadar yang
tepat.
(2) Adanya sumber api yang memiliki temperatur dan energi yang
tepat, dan bersinggungan dg awan debu batubara sehingga
terjadi penyalaan api pada gumpalan awan debu batubara.
(3) Adanya oksigen yang mencukupi untuk membakar debu batubara.
J1 22
5. Prinsip Dasar Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
5-3 Ledakan Debu Batubara (4) Syarat - 1
(1) Kadar Ambang Batas Ledakan
Kadar minimum: 50 g/m3
Batas kadar maksimum: 1600 - 1750 g/m3
Kadar ledakan terkuat: 300 - 350 g/m3
(2) Sumber Penyala Api
Berbeda tergantung sifat sumber api
Batubara Jepang terbakar/ menyala pada 810-915℃
Energi minimum untuk menyalakan api:
metan: sekitar 0,3mJoule
debu batubara: 40mJoule
J1 23
5. Prinsip Dasar Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
5-3 Ledakan Debu Batubara (5) Syarat - 2
(3) Kadar Oksigen
Pada kadar oksigen dibawah 12% sulit menyebar, tapi walau
begitu, pada kadar dibawah 9% sekalipun, bila suhu sumber api
penyulut cukup tinggi, masih ada kemungkinan terjadi
terbakarnya debu batubara secara lokal.
(4) Ukuran butir
・ Pada butiran dengan ukuran 48 mesh (0,295mm) atau lebih
kasar, sulit menyebabkan terjadinya ledakan bila semua
butirannya kasar.
・ Pada butiran dengan ukuran 20 mesh (0,833mm) atau lebih
kasar, sekali pun tercampur dengan butiran halus, sulit untuk
meledak.
J1 24
5. Prinsip Dasar Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
5-3 Ledakan Debu Batubara (6) Syarat - 3
(5) Volatile Matter (Zat Terbang)
・ Semakin banyak kandungan zat terbang dalam batubara,
semakin mudah tersulut/ menyala walaupun oleh energi yang
kecil. Untuk menekan agar tidak terjadi ledakan, dibutuhkan
serbuk kapur dalam jumlah yang lebih banyak.
・ Walaupun kadarnya dibawah 11%, namun tergantung kepada
sumber api penyulutnya, resiko terjadi ledakan masih tetap ada.
J1 25
5. Prinsip Dasar Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
5-3 Ledakan Debu Batubara (7) Syarat - 4
(6) Zat Tak Mudah Terbakar
Batubara yang memiliki kandungan air dan abu lebih banyak
ternyata memiliki sifat terbakar (menyala oleh sumber api) pada
suhu yang lebih tinggi, dan berdasarkan sifat tersebut, maka
dikembangkan metode pencegahan ledakan debu batubara melalui
penaburan bubuk kapur (=menambah kadar abu/ zat tak mudah
terbakar) dan penyiraman air (=menambah kadar air).
(7) Faktor “Kesegaran”
Debu Batubara yang masih “segar” (=baru ditambang) cenderung
menyerap CH4 lebih banyak, dan karena permukaannya juga belum
teroksidasi, maka lebih beresiko dan berbahaya (ledak) dibandingkan
dengan batubara yang sudah lama terpapar/ bersinggungan dengan
udara.
J1 26
5. Prinsip Dasar Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
5-3 Ledakan Debu Batubara (8) Syarat - 5
(8) Pengaruh Keberadaan Gas Lain
Bila selain debu batubara juga terdapat gas mudah
terbakar seperti gas metan dll, maka nilai ambang batas
ledak dari debu batubara menjadi turun. Dengan kata
lain, bila debu batubara dan gas metan ada pada suatu
lokasi bersama-sama, maka nilai ambang batas ledak
keduanya menjadi lebih rendah (=lebih mudah terjadi
ledakan).
J1 27
5. Prinsip Dasar Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
5-3 Ledakan Debu Batubara (9) Syarat - 6
J1 28
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
6.1 Prinsip Dasar Langkah Tindakan (1)
Berbeda dengan anti ledak pada pabrik, untuk tambang
dilakukan langkah tindakan sebagai berikut:
(1) Melakukan peranginan (ventilasi), pertukaran udara
dan pembersihan yang memadai sehingga tidak
tercipta suasana dimana kadar gas mudah terbakar dan
debu mencapai nilai ambang batas ledak.
(2) Sebagai langkah tindakan terhadap sumber api,
digunakan peralatan listrik berstruktur anti ledak.
J1 29
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
6.1 Prinsip Dasar Langkah Tindakan (2)
Untuk poin (1) (slide halaman sebelumnya)、
・Melakukan ventilasi untuk mengencerkan gas mudah terbakar,
yaitu gas metan.
・Terhadap debu batubara, dilakukan penyemprotan air untuk
menekan timbul dan berhamburannya debu batubara, serta
ditaburkan bubuk batu kapur untuk membuatnya menjadi tidak
aktif.
Untuk poin (2) (slide halaman sebelumnya)、
・Menggunakan peralatan yang telah lolos uji (=tersertifikasi).
・Khususnya untuk peralatan listrik, menggunakan yang
berstruktur anti ledak.
J1 30
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
6.1 Prinsip Dasar Langkah Tindakan (3)
Penjelasan di halaman sebelumnya bisa dibagi menjadi
poin-poin sebagai berikut:
(1) Langkah Tindakan thd Ventilasi
(2) Langkah Tindakan thd Debu batubara
(3) Langkah Tindakah thd Gas
(4) Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik
J1 31
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
6.1 Prinsip Dasar Langkah Tindakan (4)
Bila poin-poin tersebut dibagi lagi, akan menjadi:
(1) Langkah Tindakan thd Ventilasi
① Melakukan perawatan dan pengelolaan terhadap fasilitas
ventilasi.
② Melakukan perawatan terhadap terowongan ventilasi.
③ Memastikan terpenuhinya debit udara efektif ke masing-
masing lokasi kerja.
④ Memahami dengan baik kondisi gas di area tambang.
⑤ Melakukan penanggulangan saat terjadi abnormalitas pada
ventilasi.
J1 32
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
6.1 Prinsip Dasar Langkah Tindakan (5)
(2) Langkah Tindakan thd Gas
① Langkah tindakan thd gas di lokasi penambangan.
② Langkah tindakan thd gas di lokasi penggalian maju.
③ Langkah tindakan thd gas saat dilakukan pekerjaan
perubahan ventilasi.
④ Langkah tindakan thd gas saat dilakukan pekerjaan
penyegelan terowongan sementara, pembukaan
terowongan yg dikuatirkan terjadi penumpukan gas,
pembuangan gas dll.
J1 33
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
6.1 Prinsip Dasar Langkah Tindakan (6)
(3) Langkah Tindakan thd Debu Batubara
Secara garis besar, tindakan ini meliputi 2 hal, yaitu pencegahan
timbulnya debu batubara (termasuk pencegahan beterbangannya
debu) serta pencegahan terjadinya ledakan. Bila dibagi lagi, akan
menjadi 4 poin sbb:
1) Pencegahan timbulnya debu batubara pada sumber asalnya.
2) Meniadakan debu batubara yang beterbangan.
3) Pencegahan berhamburannya debu batubara yang menumpuk.
4) Pencegahan ledakan dari tumpukan debu batubara.
J1 34
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
6.1 Prinsip Dasar Langkah Tindakan (7)
• Hal-hal berikut dapat menjadi sumber penyulutan api
terhadap gas, dan memerlukan langkah tindakan
terhadap masing-masing hal tsb:
1) Peledakan (Blasting)
2) Listrik
3) Lampu Tambang
4) Merokok (api telanjang)
5) Swabakar & Kebakaran Tambang UG
6) Percikan api akibat gesekan
J1 35
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
6.2 Undang-Undang & Peraturan (1)
Dari sudut pandang pemerintah:
・ Di Jepang, menurut Peraturan Keselamatan Tambang
Batubara Pasal 5, disebutkan bahwa untuk
mengimplementasikan keselamatan anti ledak, maka
ditetapkan apa yg disebut tambang batubara kategori A
J1 36
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
6.2 Undang-Undang & Peraturan (2)
Definisi Tambang Batubara Kategori A sebagai berikut:
Pasal 4
1. Di dalam aliran udara pada terowongan udara buang (exhaust)
terkandung gas mudah terbakar berkadar 0,25% atau lebih.
2. Di dalam aliran uadara pada lokasi kerja penggalian terkandung
gas mudah terbakar berkadar 0,5 atau lebih.
3. Apabila operasi peralatan ventilasi dihentikan selama 1 jam,
maka pada terowongan ventilasi atau lokasi kerja penggalian
teramati kandungan gas mudah terbakar berkadar 3% atau lebih.
J1 37
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
6.2 Undang-Undang & Peraturan (3)
• Pada slide 31 ttg prinsip dasar langkah tindakan terkait
keselamatan anti ledak, poin (1) sampai (3) merupakan
intinya. Untuk poin (4), sesuai Pasal 78 Peraturan
Keselamatan Tambang Batubara, peralatan dan parts
yang boleh digunakan dibatasi dengan persyaratan.
・ Pasal 78
Untuk tambang batubara dg kategori A, penggunaan
mesin, bahan, instrumen dan alat serta parts (onderdil)
haruslah yg telah lolos pengujian (=tersertifikasi), bila
tidak, maka tidak boleh digunakan.
J1 38
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
6.2 UU & Peraturan (4) Item yang harus tersertifikasi - 1
Contoh dari benda-benda tsb diantaranya:
① Bahan peledak
② Detonator
③ Blasting machine bertenaga listrik
④ Lampu penerangan tambang
⑤ Mesin dan peralatan listrik
⑥ Mesin dan peralatan yg menimbulkan percikan api
atau mengeluarkan panas tinggi.
J1 39
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
6.2 UU & Peraturan (5) Item yang harus tersertifikasi - 2
⑦ Kabel listrik & Kabel listrik arus lemah
⑧ Mesin dan kereta yg menggunakan internal
combustion engine sbg penggeraknya
⑨ Aneka jenis alat ukur gas
・Alat ukur presisi untuk gas mudah terbakar
・Alat ukur gas karbondioksida (CO2)
・Alat ukur gas karbonmonoksida(CO)
⑩ Alat Ukur Debu
⑪ Alat Ukur Angin (Anemometer)
J1 40
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
6.2 UU & Peraturan (6) Item yang harus tersertifikasi - 3
⑫ Alarm otomatis gas mudah terbakar
⑬ Alat Keselamatan Diri
・Alat Pernafasan Oksigen
・Alat keselamatan diri sederhana
・Alat penyelamat dg pensuplai oksigen
・Alat penyelamat terhadap gas CO
・Masker pelindung gas beracun
⑭ Lain-lain yg ditentukan oleh Menteri Perdagangan
dan Industri (METI)
J1 41
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak pada Tambang
Batubara
6.3 Langkah Tindakan pada Lokasi Penambangan (1)
Perubahan pd ventilasi atau kondisi gas
① Perubahan tekanan bumi Penanganan saat jumlah
(penyempitan terowongan, floor
gas meningkat
swelling)
② (Badai Siklon, Tekanan udara rendah) ① Naikkan volume udara
Item Pemeriksaan ventilasi (perubahan
③ Waktu-waktu penambangan
① Volume ventilasi
④ Perubahan ventilasi ventilasi)
② Banyaknya gas di tiap
lokasi
⑤ Kondisi Alam (patahan, keluaran air) ② Pasang Fan lokal & pipa
③ Tirai sekat ④ udara (air duct)
Penampang terowongan ③ Hisap & buang gas
⑤ Jarum penunjuk pada Pengelolaan ④ Pasang layar
alarm ⑤ Gali lantai untuk
⑥ Ambrukan atap di goaf Ventilasi & Gas memperbesar terowongan
⑦ Lubang pelepasan gas
※Penanganan bisa beda
⑧ Fan lokal, pipa udara dll Tools/ Alat
tergantung sifatnya
(bila terpasang) ① SOP (standard kerja)
② Buku Kontrol Harian
menyeluruh ataukah lokal
③ Manual
④ Pengukuran gas &
pengukuran ventilasi
⑤ Pengetahuan dan
pengalaman
J1 42
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
6.4 Langkah Tindakan pada Lokasi Penggalian Maju (1)
• Sebab terjadinya ledakan debu batubara akibat
peledakan (blasting):
J1 43
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
6.4 Langkah Tindakan pada Lokasi Penggalian Maju (2)
J1 44
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
6.4 Langkah Tindakan pada Lokasi Penggalian Maju (3) -
Bahan peledak tersertifikasi UG
Perbandingan antara bahan peledak tersertifikasi (maksudnya tersertifikasi untuk
digunakan pada tambang batubara UG; permissible explosives) dan yang bukan,
bisa dilihat di bawah ini. Bahan peledak tersertifikasi (=permissible explosives)
merupakan bahan peledak dg suhu ledakan, panjang lidah api ledakan, dan waktu
ledakan yg nilainya dibuat tidak terlalu besar sehingga tingkat keamanannya
tinggi. Di sisi lain, karena kecepatan rambat ledaknya menurun, maka kekuatan
ledaknya juga berkurang.
J1 45
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6.4 Langkah Tindakan pada Lokasi Penggalian Maju (4) - Bahan
peledak tersertifikasi UG
Bahan Peledak untuk Tambang Batubara, Kelas, & Metode Uji Tingkat Keselamatan
J1 46
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6.4 Langkah Tindakan pada Lokasi Penggalian Maju (5) - Bahan
peledak tersertifikasi UG
Spesifikasi Bahan peledak untuk Tambang Batubara
Kecepatan Sand
Bentuk, Perkiraan Balistic Mortar Test
Nama Sifat After Gas Detonasi Explosion
keadaan Berat Jenis Pendulum (g)
Tahan Air (m/sec) Rate
(mm)
sangat sangat
No.1 Toku-ume koloid,
bagus bagus
Dynamite spt lem
inverse
Eqs-1 blasting
serbuk menyerap bagus
Explosives lembab
sangat sangat
Kayamite koloid,
sangat sangat
SP-103 spt lem
bagus bagus
J1 47
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6.4 Langkah Tindakan pada Lokasi Penggalian Maju (6) - Bahan
peledak tersertifikasi UG
Batasan Kadar Gas saat digunakan Detonator Listrik
tidak bergantung
ignition method
kepada electric
Method
Electric Detonator
Ignition Fuse
Detonating
Electric
Fuse
Delay
instant
J1 48
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak pada
Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (1)
• Struktur Anti Ledak
Peralatan listrik yang digunakan di lokasi dimana
terdapat gas mudah terbakar atau uap dari cairan
mudah terbakar, dan terdapat kemungkinan
terjadinya bunga api, percikan api, panas dll selama
pengoperasian peralatan tsb, maka harus dilindungi
dengan struktur yang didesain secara khusus mampu
mencegah terjadinya ledakan dari uap atau gas tsb.
Struktur yang dibuat demi tujuan penjagaan
keselamatan dan untuk menghindari bencana yang
dapat timbul ini, disebut dengan Struktur Anti Ledak.
J1 49
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (1)
・Jenis-jenis Struktur Anti Ledak
Struktur anti ledak dapat dibagi menjadi 6 (atau 7) jenis
berdasarkan klasifikasi dari peralatan listrik.
▪ Struktur anti ledak tipe tahan tekanan (pressure resistant) (圧)
▪ {Struktur anti ledak tipe celah sempit (narrow slit)} (狭)
▪ Struktur anti ledak tipe isian minyak (oil filled) (油)
▪ Struktur anti ledak tipe tekanan dalam (internal pressure) (内)
▪ Struktur anti ledak tipe keselamatan meningkat (safety increase) (安)
▪ Struktur anti ledak tipe keselamatan esensial (essential safety) (本)
▪ Struktur anti ledak tipe khusus (special) (特)
J1 50
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (3)
Struktur Anti Ledak Tahan Tekanan [simbol (d)]
• Merupakan struktur yang
tertutup sepenuhnya, dimana
bila terjadi ledakan gas di
dalam sistem, maka struktur
wadah akan menahan
tekanan yang timbul, serta
struktur ini juga menjamin
bahwa ledakan yang timbul di
dalam tidak akan merembet
keluar dan menyulut gas yang
ada di luar wadah.
J1 51
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (4)
Struktur Anti Ledak Bertekanan Dalam [simbol (f)]
• Pada struktur ini, bagian
dalam wadah diisi dengan gas
pelindung (udara bersih atau
gas mulia) yang berfungsi
untuk mempertahankan
tekanan di dalam wadah
(=tekanan di dalam wadah
menjadi positif), sehingga gas
mudah terbakar yang ada di
luar wadah tidak masuk ke
dalam sistem.
J1 52
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (5)
Struktur Anti Ledak Berisi Minyak [simbol (o)]
• Pada struktur ini, alat listrik
atau bagian dari alat listrik
yang bisa menimbulkan
bunga api atau percikan api
diletakkan dalam lingkungan
berisi minyak (=direndam di
dalam minyak), sehingga
tidak terjadi penyulutan api
terhadap gas mudah terbakar
yang berada diatas
permukaan minyak.
J1 53
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (6)
Struktur Cegah Ledak Keamanan Ekstra [simbol (e)]
• Merupakan struktur yang
tebukti tidak menyebabkan
terjadinya penyulutan api
terhadap gas bersifat ledak
akibat adanya bunga api listrik
atau panas, baik yang timbul
dalam kondisi normal atau
karena sebab kecelakaan.
Struktur ini harus telah
dikonfirmasi oleh institusi
publik baik melalui pengujian
dan lainnya.
J1 54
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (7)
Struktur Anti Ledak Keselamatan Intrinsik [simbol (i)]
• Struktur dimana bagian-bagian
yang berpotensi menimbulkan
bunga api listrik atau panas yang
tinggi, baik dalam kondisi
normal atau saat terjadi
kecelakaan, dibuat sedemikian
rupa sehingga tidak terjadi
timbulnya percikan bunga api
ataupun panas tinggi. Dengan
demikian, secara struktur sistem
ini memiliki tingkat keamanan
yg meningkat.
J1 55
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (8)
Struktur Anti Ledak Khusus [simbol (s)]
• Struktur ini tidak terikat dengan jenis struktur
yang telah dijelaskan sebelumnya. Struktur ini
merupakan struktur yang mampu mencegah
terjadinya penyulutan api terhadap gas mudah
terbakar, dan telah dikonfirmasi oleh institusi
publik melalui pengujian dsb.
J1 56
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (9)
Jenis Alat dan Struktur Anti Ledak
Struktur Anti Ledak
Pressure Narrow Internal Extra Oil
Resistant Slit Pressure Safety Submerged
Rotating machine (mesin
⃝ ⃝ ⃝ ⃝
berputar)
Jenis Mesin & Peralatan
J1 57
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (10)
Persyaratan Struktur Anti Ledak
1.Pengunci
・ Tanpa menggunakan alat (tools) khusus, maka pengunci
tak bisa dibuka.
J1 58
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (11)
Struktur Pengunci
J1 59
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (12)
Persyaratan Struktur Anti Ledak
2. Celah dan Kedalaman Celah
• Dalam hal terjadi ledakan di bagian dalam sistem dan api merembet
keluar melalui celah, maka agar tidak terjadi penyulutan api pada
udara tambang bagian luar (sistem), maka celah sedapat mungkin
dibuat kecil dengan kedalaman yg cukup besar. Dengan alasan itu,
maka sistem dibagi menjadi bagian sambungan dari wadah, sumbu
putar dll dan ditentukan angka/ nilai untuk masing-masing bagian tsb.
J1 60
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (13)
Persyaratan Struktur Anti Ledak
3. Kekuatan terhadap tekanan dari wadah (casing) anti ledak tahan tekanan
• Wadah dari struktur anti ledak tahan tekanan (casing luar mesin putar,
kotak penutup dari trafo, switch dll), seandainya udara tambang di
dalamnya meledak, maka wadah (casing) haruslah mampu menahan
tekanan yg timbul di dalam tsb.
J1 61
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (14)
Metode menarik kabel listrik
Beberapa metode untuk menarik kabel dari kotak
terminal ke unit utama (body) alat adalah:
• Stud type (Pressure Resistant Stud type, Dustproof Stud
type)
• Packing type (Pressure Resistant Packing type,
Dustproof Packing type)
• Dustproof Hard-binding type
• Dustproof Bushing type
• Dustproof Clamp type
J1 62
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (14)
Metode penarikan kabel tipe Stud
J1 63
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (15)
Metode penarikan kabel tipe Packing
J1 64
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (16)
Metode penarikan kabel tipe Hard-binding
Compound
Lock
Insulation Tape
Ground terminal
J1 65
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (17)
J1 66
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (18)
Klasifikasi Penggunaan Jenis Struktur Anti Ledak
Lokasi Jenis Struktur Anti
Nama Alat berjenis Anti Ledak (Explosion-proof)
Penggunaan Ledak
motor belt conveyor & chain conveyor, motor hoist dan pompa kecil, fan
kecil, magnet switch, low pressure section switch, trafo tipe kering,
Struktur Anti Ledak tombol tekan sinyal, tombol tekan operasi
Tahan Tekanan
Muka kerja
atau dekat
muka kerja Struktur Anti Ledak trafo tipe kering, lampu penerangan yg dipasang di lokasi tetap
Tekanan Dalam
Struktur Anti Ledak Panel distribusi listrik tegangan tinggi isi minyak, section switch,
Lain-lain Isi Minyak controller, trafo isi minyak
Struktur Anti Ledak Motor ukuran besar, liquid starter (hoist, pompa, belt conveyor dll),
Keselamatan Extra lampu penerangan UG (fixed type)
J1 67
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (19)
J1 68
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (20)
Syarat dalam penggunaan struktur cegah ledak tipe tahan
tekanan:
• Untuk bagian pengunci, selalu pastikan bahwa
kesemuanya telah terpasang erat.
• Pastikan bahwa bagian sambungan kabel listrik tidak
tegang atau mendapat tarikan.
• Gunakan kabel listrik yang sesuai dengan ukuran
lubang masuk kabelnya.
• Bila membuka pengunci, jangan lupa untuk memutus
sumber listrik terlebih dahulu dan pastikan sudah
tidak ada arus atau tegangan listrik.
J1 69
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (21)
Syarat dalam penggunaan struktur anti ledak tipe jepit/ celah
sempit
• Untuk bagian pengunci, selalu pastikan bahwa kesemuanya
telah terpasang rapat.
• Pastikan bahwa bagian sambungan kabel listrik tidak tegang
atau mendapat tarikan.
• Gunakan kabel listrik yang sesuai dengan ukuran lubang masuk
kabelnya.
• Bila membuka pengunci, jangan lupa untuk memutus sumber
listrik terlebih dahulu dan pastikan sudah tidak ada arus atau
tegangan listrik.
• Selalu bersihkan dan jaga kebersihan lapisan plat logam.
J1 70
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (22)
Syarat dalam penggunaan struktur anti ledak isi minyak
• Untuk bagian pengunci, selalu pastikan bahwa kesemuanya telah
terpasang erat.
• Pastikan bahwa bagian sambungan kabel listrik tidak tegang atau
mendapat tarikan.
• Gunakan kabel listrik yang sesuai dengan ukuran lubang masuk kabelnya.
• Bila membuka pengunci, jangan lupa untuk memutus sumber listrik
terlebih dahulu dan pastikan sudah tidak ada arus atau tegangan listrik.
• jagalah agar permukaan minyak selalu berada pada posisi yang
ditentukan.
• Jangan digunakan di panel/ front penambangan dan sekitarnya.
J1 71
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (23)
Syarat dalam penggunaan struktur anti ledak tipe keselamatan
ekstra
• Untuk bagian pengunci, selalu pastikan bahwa kesemuanya telah
terpasang erat.
• Pastikan bahwa bagian sambungan kabel listrik tidak tegang atau
mendapat tarikan.
• Gunakan kabel listrik yang sesuai dengan ukuran lubang masuk
kabelnya.
• Bila membuka pengunci, jangan lupa untuk memutus sumber listrik
terlebih dahulu dan pastikan sudah tidak ada arus atau tegangan
listrik.
• Jangan digunakan di panel/ front penambangan atau sekitarnya.
• Sistem ditanam pada pondasi yang kokoh dan tidak digunakan
sebagai sistem yg bisa dipindah.
J1 72
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (24)
Syarat dalam penggunaan struktur anti ledak tipe tekanan dalam
(internal pressure)
• Untuk bagian pengunci, selalu pastikan bahwa kesemuanya telah
dipasang erat.
• Pastikan bahwa bagian sambungan kabel listrik tidak tegang atau
mendapat tarikan.
• Gunakan kabel listrik yang sesuai dengan ukuran lubang masuk kabelnya.
• Bila membuka pengunci, jangan lupa untuk memutus sumber listrik
terlebih dahulu dan pastikan sudah tidak ada arus atau tegangan listrik.
• Pengaturan titik setting tekanan angin tidak boleh dilakukan selain pada
waktu pemeriksaan.
• Udara untuk ventilasi, gunakan udara bersih seperti halnya udara dari
surface (udara terbuka).
J1 73
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (25)
Syarat dalam penggunaan struktur anti ledak tipe khusus
• Untuk bagian pengunci, selalu pastikan bahwa kesemuanya telah
dikencangkan.
• Pastikan bahwa bagian sambungan kabel listrik tidak tegang atau
mendapat tekanan.
• Gunakan kabel listrik yang sesuai dengan ukuran lubang masuk
kabelnya.
• Bila membuka pengunci, jangan lupa untuk memutus sumber
listrik terlebih dahulu dan pastikan sudah tidak ada arus atau
tegangan listrik.
J1 74
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-4 Langkah Tindakan thd Peralatan Listrik (26)
Syarat dalam penggunaan struktur anti ledak keselamatan
intrinsik
• Penggantian onderdil (parts) yang dibutuhkan saat perawatan
(maintenance), haruslah menggunakan parts yang sama dan
dengan spesifikasi yang sama.
• Untuk rangkaian (sirkuit) keselamatan esensial,
pengkabelannya harus aman dari pengaruh induksi magnet
maupun listrik statis.
J1 75
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-5 Langkah Tindakan thd Debu Batubara (1)
1) Pencegahan Timbulnya Debu Batubara pada sumbernya
J1 76
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-5 Langkah Tindakan thd Debu Batubara (2)
2) Meniadakan Debu Batubara yang beterbangan
• Ventilasi
• Alat penyemprot kabut air
• Peledakan disertai dg penyemprotan kabut air
• Alat pengumpul debu (dust collector)
J1 77
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-5 Langkah Tindakan thd Debu Batubara (3)
3) Penanggulangan Penumpukan Debu
• Pembersihan thd debu batubara
• Penyemprotan
• Debu batubara menempel (?)
J1 78
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak di Tambang Batubara
6-5 Langkah Tindakan thd Debu Batubara (4)
3) Pencegahan Ledakan Tumpukan Debu Batubara
• Langkah tindakan thd sumber api
• Penaburan bubuk batu kapur
• Pengukuran (konsentrasi) debu batubara
J1 79
6. Langkah Keselamatan Anti Ledak
di Tambang Batubara
6-5 Langkah Tindakan thd Debu Batubara (5)
3) Anti pecah yang debu Batubara
・Pengairan
・Menempelnya debu batubara
J1 80
7. Soal Latihan (1)
Q1. Tuliskan rentang ambang batas ledak
gas metan (CH4) dan rentang ambang
batas ledak dari debu batubara bersifat
ledak.
A1. Rentang ambang batas ledak gas metan (CH4)
adalah : □%~□%
& Rentang ambang batas ledak debu batubara
bersifat ledak adalah : □g/m3~□g/m3
J1 81
7. Soal Latihan (2)
Q2. Tuliskan 3 faktor penyebab terjadinya ledakan pada
tambang batubara.
J1 82
7. Soal Latihan (3)
Q3. Sebutkan alasan mengapa risiko terjadinya ledakan
pada tambang batubara bawah tanah itu tinggi.
A3.
(1)
(2)
(3)
J1 83
7. Jawaban Soal Latihan (1)
Q1. Tuliskan rentang ambang batas ledak gas
metan (CH4) dan rentang ambang batas ledak
dari debu batubara bersifat ledak.
J1 84
7. Jawaban Soal Latihan (2)
Q2. Tuliskan 3 faktor penyebab terjadinya ledakan pada
tambang batubara.
J1 85
7. Jawaban Soal Latihan (3) (contoh)
Q3. Sebutkan alasan mengapa risiko terjadinya ledakan
pada tambang batubara bawah tanah itu tinggi.
A3.
(1) Adanya gas bersifat ledak yaitu gas metan yang berada bersama
batubara, yang keluar dan bisa terakumulasi dg mudah (karena
lingkungannya berupa terowongan) sehingga mencapai ambang batas
ledak.
(2) Tambang UG membutuhkan ventilasi yang bagus, sbg sarana
pensuplai oksigen bagi pekerja dan sebagai pengontrol kadar gas. Lalai
dalam ventilasi akan meningkatkan risiko terakumulasinya gas metan
sehingga masuk ke nilai ambang batas ledak.
(3) Adanya bahan bersifat ledak yaitu debu batubara yg terjadi akibat
proses produksi batubara, dimana meniadakannya sama sekali adalah
tidak mungkin, sementara di sisi lain debu batubara memiliki risiko
sebagai bahan dapat meledak.
J1 86
Referensi
Metan di tambang dalam dan
pengontrolanya
2019/11/5 J2 1
Coalifikasi(2)
Menurut Parr, coalification ditampilkan
dengan persamaan berikut.
6 (C6H1005) = C22H20O3 + 5CH4 + 8CO2 + CO
Batubara bituminous selulosa
Metan yang dihasilkan sebagai gas bebas di
pori-pori dan diadsorpsi pada permukaan
bagian dalam batubara di bawah kedalaman
tertentu.
Tekanan gas sekitar 100kg / cm2.
2019/11/5 J2 2
Sifat gas metana dan metode
pendeteksiannya(1)
Spesifik Konduktivitas SIfat larut
Densitas Indeks bias Batas ledakan
gravity termal rendah terhadap air
Titik
g/l Udara 0℃ Natrium Vol%
pengapian
RSimbol Batas Batas
Jenis gas kimia rendah atas
(N.T.R) =l cal/sec.
2 (N-1)X106 Cm3/cm3 ℃
dalam dalam
udara udara
cmX10 0℃,760mmHg
Metan CH4 0.7l7 0.55 7.2 441.9 0.056 632 5.0 15.0
Sensor output
Tahanan sekitar R
Tegangan sensor
2019/11/5 J2 5
Metode pendeteksian gas metan(3)
(2)Metode Interferometri gelombang cahaya
Pada pengukuran akurasi permukaan dengan
interferometer, sampel ditempatkan di satu sisi jalur
optik, dan muka gelombang direfleksikan pada
permukaan pengukuran dan gelombang bidang yang
dipantulkan pada permukaan referensi lainnya
ditumpangkan. Ini menjadi garis curva yang
mencerminkan bentuk. Bentuk permukaan pengukuran
dapat diperoleh dari jumlah tekukan garis.
Konsentrasi diperoleh dari lebar gerakan pinggiran
interference karena perbedaan dalam indeks bias
antara udara dan metan.
2019/11/5 J2 6
Metode pendeteksian gas metan(4)
(2)Interferometri gelombang cahaya
Permukaan referensi
Sumber cahaya
Test
piece
Garis
Bidang
interference
Half mirror pengukuran
Sudut luas
Panjang gelombang
Jumlah garis interference
Simulasi interference oleh 2
luminous flux beam
2019/11/5 J2 7
Metode pendeteksian gas metan(5)
(3)Metode konduksi termal
TCD memiliki struktur di mana elemen
deteksi seperti filamen logam ditempatkan
di jalur aliran gas di blok logam yang
memiliki kapasitas panas besar.
Perubahan suhu dari sinar panas karena
perbedaan konduktivitas termal tergantung
pada konsentrasi tubuh utama.
2019/11/5 J2 8
Metode pendeteksian gas metan(6)
(3)Metode konduksi termal
Element
Element
deteksi
kompensasi
Tahanan
Tahanan tetap
tetap
2019/11/5 J2 11
Metode pendeteksian gas metan(8)
(4)Metode penyerapan inframerah
Infrared single light source
Beam splitting
cell
Micropro sensor
OPtical coupler
Slider
2019/11/5 J2 12
Metode pendeteksian gas metan(9)
(5)Metode semiconductor
Zero adjuster
Heater
Span adjuster
voltage Tahanan beban
adjuster
2019/11/5 J2 13
Metode pendeteksian gas metan(10)
(6)Metode kromatografi gas
Adalah metode analisis yang paling akurat,
menggunakan perbedaan waktu pemisahan adsorpsi gas
untuk menyerap, dan memisahkan masing-masing
komponen gas dan menentukan konsentrasi dengan
mengukur konduktivitas termal (supra). Selain itu, FID
(Flame Ionization Detector) -Flame detector digunakan.
Ini adalah metode untuk mendeteksi perubahan arus
yang dihasilkan ketika senyawa organik dibakar dalam
nyala api hidrogen yang terbentuk dari udara dan
hidrogen dan senyawa terionisasi dikumpulkan di bagian
elektroda.
2019/11/5 J2 14
Metode pendeteksian gas metan(11)
(6) Metode kromatografi gas
Jet
Hidrogen
Tegangan tetap
Dari kalime
2019/11/5 J2 15
Metode pendeteksian gas metan(12)
(7)Metode laser
Prinsip pengukuran menggunakan karakteristik
metana (spektroskopi serapan inframerah)
yang menyerap sinar laser (sinar infra merah)
dari panjang gelombang tertentu. Target
seperti pipa gas dan permukaan tanah disinari
dengan sinar laser, cahaya yang dipantulkan
secara difus dari target diterima, dan laju
penyerapan diukur untuk menghitung kepadatan
kolom metana.
2019/11/5 J2 16
Metode pendeteksian gas metan(13)
(7)Metode laser
Laser dioda
Detector
Metan gas
Bidang refleksi
permukaan tanah
Lensa
2019/11/5 J2 18
Kemampuan adsorpsi metana batubara(2)
Kurva adsorpsi metan pada batubara kering
2019/11/5 J2 19
Kemampuan adsorpsi metana batubara(3)
Kurva adsorpsi metan pada berbagai gas batubara
Gambar di bawah ini menunjukkan kurva adsorpsi C02, CH4 dan
N2 pada batubara. C02 diadsorpsi dalam jumlah terbesar dan
secara khusus diadsorpsi lebih dari CH4.
2019/11/5 J2 20
Kemampuan adsorpsi metana batubara(4)
Kurva adsorpsi metana dari batubara kering yang
disebutkan di atas dinyatakan oleh persamaan
Langmuir.
Q= abP
1+bP
3
Disini、T: Volume gas m / t metana yang
terserap pada tekanan P
a, b: Konstanta a dan b dan hasil
pengukuran aktual ditunjukkan pada halaman
berikutnya.
2019/11/5 J2 21
Kemampuan adsorpsi metana batubara(5)
Nilai terukur konstanta Langmuir b
2019/11/5 J2 22
Kemampuan adsorpsi metana batubara(6)
Nilai terukur konstanta Langmuir b
2019/10/23
2019/11/5 J2 23
Bahan Referensi 2
Contoh Teknologi Keselamatan Anti Ledak
di Tambang Batubara Ikeshima
Kondisi pengelolaan
ventilasi & gas ①
tirai sekat pada terowongan samping
panel penambangan (kataban kodo)
Kondisi pengelolaan
ventilasi & gas ②
alarm gas portabel
(tipe dijinjing)
suara alarm + lampu kedap-kedip
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1-1 Tindakan di Lokasi Penambangan (3)
Lokasi
ukur
Hasil ukur
Lubang
pelepasan gas 風量
ガス湧出量
Area goaf
2020/9/2 J3 3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1-2 Tindakan di Terowongan Tambang (1)
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1-2 Tindakan di Terowongan Tambang (2)
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1-2 Tindakan di Terowongan Tambang (3)
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1-2 Tindakan di Terowongan Tambang (4)
Alarm gas otomatis (unit utama)
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1-3 Tindakan di Sistem Pengawasan Terpusat (1)
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1-3 Tindakan di Sistem Pengawasan Terpusat (2)
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1-3 Tindakan di Sistem Pengawasan Terpusat (3)
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1-3 Tindakan di Sistem Pengawasan Terpusat (4)
2020/9/2 J3
11
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1-3 Tindakan di Sistem Pengawasan Terpusat (5)
2020/9/2 J3 12
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1-4 Penyegelan & pemutusan sementara terowongan
yang tak digunakan lagi
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1-5 Tindakan pada Sistem Drainase Gas (1)
Penyedotan Gas
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1-5 Tindakan pada Sistem Drainase Gas (2)
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1-5 Tindakan pada Sistem Drainase Gas (3)
2020/9/2 J3 16
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1-5 Tindakan pada Sistem Drainase Gas (4)
2020/9/2 J3 17
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1.6 Tindakan untuk Pencegahan Perambatan Ledakan (1)
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1.6 Tindakan untuk Pencegahan Perambatan Ledakan (2)
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1.6 Tindakan untuk Pencegahan Perambatan Ledakan (3)
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1.6 Tindakan untuk Pencegahan Perambatan Ledakan (4)
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1.6 Tindakan untuk Pencegahan Perambatan Ledakan (5)
Contoh Penanda Rak Air di Tambang Ikeshima
(Penampang Terowongan C-55)
J3
2020/9/2
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1.7 Tindakan Pencegahan thd Ledakan Debu
Batubara (1)
① Tindakan thd Timbul dan Beterbangannya Debu
Batubara
② Tindakan terhadap Menumpuknya Debu
Batubara
③ Sistem Pengelolaan dan Kontrol
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1.7 Tindakan Pencegahan thd Ledakan Debu
Batubara (2)
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1.7 Tindakan Pencegahan thd Ledakan Debu
Batubara (3)
Penyemprotan air
pada Drum Cutter
2020/9/2
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1.7 Tindakan Pencegahan thd Ledakan Debu
Batubara (5)
Penyemprotan air saat muatan dipindah (dari belt ke belt lain
dsb)
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1.7 Tindakan Pencegahan thd Ledakan Debu
Batubara (6)
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1.7 Tindakan Pencegahan thd Ledakan Debu
Batubara (7)
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1.7 Tindakan Pencegahan thd Ledakan Debu
Batubara (8) Penaburan bubuk kapur pada
terowongan dg ijin khusus
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1.8 Pengelolaan Sumber Api (1)
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1.8 Pengelolaan Sumber Api (2)
Penjejal berupa kantong air dan kantong pasir yg
dimasukkan ke lubang peledakan.
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1.8 Pengelolaan Sumber Api (3)
Pembongkaran penyangga besi di area goaf
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1.8 Pengelolaan Sumber Api (4)
Melakukan grounding (pembumian) pada pipa udara
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1.8 Pengelolaan Sumber Api (5)
Film plastik
tahan listrik statis
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1.8 Pengelolaan Sumber Api (6)
Lembaran plastik
tahan listrik statis
2020/9/2 J3
1. Tindakan Keselamatan Anti Ledak di Ikeshima
1.8 Pengelolaan Sumber Api (7)
Alat Pengukur Listrik Statis
2020/9/2 J3 37
Latihan Prediksi Bahaya &
Shisa Kosho (Tunjuk Ucap)
②
Pada latihan prediksi bahaya, digunakan ilustrasi
& gambar untuk mengenali faktor bahaya yg
tersembunyi pada pekerjaan dan tempat kerja,
kemudian poin bahaya dan titik berat tindakan ②、③
ditegaskan melalui shisa kosho (tunjuk ucap)
sehingga human error bisa dicegah. Latihan ini di
Jepang dikenal sbg aktifitas KYT, yang berasal dari
huruf depan kata “Kiken” (=bahaya), “Yochi” 2.38
多重確認
(=memprediksi), dan “Training” (=latihan)
1.00
Poin:
1- Semua manusia berpotensi sebabkan Human
Error 0.75
2- Latihan Prediksi bahaya & Shisa Kosho efektif
sbg langkah pencegahan terhadap human error 0.38 konfirmasi
3- Latihan prediksi bahaya meningkatkan kepekaan
berlapis
terhadap bahaya, & Shisa Kosho meningkatkan
kewaspadaan melalui konfirmasi berlapis.
2020/7/15 K1 2
2.Inti “Gerakan Nol Kecelakaan melalui
Partisipasi Semua Orang” (1)
⚫[Setiap masing-masing orang adalah sosok yang tak mungkin
tergantikan] adalah prinsip dasar penghormatan thd manusia,
dimana setiap orang adalah penting dan harus dijaga, sehingga tak
layak bila dia harus mengalami luka dan celaka.Dengan berusaha
mencapai nol kecelakaan dan nol sakit yang menjadi tujuan utama
keselamatan dan kesehatan, maka setiap bahaya dan masalah yg
muncul di lingkungan kerja akan ditangani dan dipecahkan melalui
partisipasi bersama, sehingga tercipta suasana lingkungan kerja
yang aman, ceria dan penuh semangat. Inilah inti dari gerakan nol
kecelakaan melalui partsisipasi semua orang.
⚫Untuk mewujudkan prinsip penghormatan terhadap manusia
dalam bentuk nol kecelakaan, terutama di lingkungan kerja, maka
dikembangkan metode riil dengan mengantisipasi faktor
keselamatan yang disebut dengan “Latihan Prediksi Bahaya dan
Tunjuk Ucap (Shisa Kosho)”
2020/7/15 K1 3
2.Inti “Gerakan Nol Kecelakaan melalui
Partisipasi Semua Orang” (2)
Setiap manusia adalah merupakan sosok yang tidak
tergantikan. Dan hal ini menunjuk kepada masing-masing
orang sebagai pribadi. Artinya, tak ada satu orang pun
yang dianggap biasa bila dia mengalami celaka, atau
dianggap tak apa bila dia sampai mati. Di tempat kerja,
prinsip “jangan sampai ada yang terluka dan celaka”
harus ditegakkan. Untuk itu, melalui kerjasama dan
partisipasi semua, keselamatan dan kesehatan menjadi
prioritas utama. Hal inilah yang menjadi jiwa dari Gerakan
Nol Kecelakaan dan sekaligus sebagai intinya.
2020/7/15 K1 4
2.2. Tiga Prinsip Dasar Gerakan Nol Kecelakaan (1)
Gerakan Nol Kecelakaan, disusun dan didukung oleh Tiga Prinsip
Dasar, yaitu: [NOL], [ANTISIPASI], dan [PARTISIPASI].
① Prinsip [NOL]
Prinsip [NOL], tidak hanya berarti bahwa asal tidak terjadi
kecelakaan yang menyebabkan seorang pekerja meninggal atau
terluka sudah dianggap cukup, namun [NOL] disini mengandung arti
yang lebih luas, yaitu selain meniadakan bahaya yang mengintai di
tempat kerja atau pada pekerjaan itu sendiri, juga mencakup
meniadakan semua bahaya (atau masalah) yang ada di kehidupan
sehari-hari. Dengan menemukan, memahami, dan memecahkan
masalah atau bahaya tsb, semua jenis kecelakaan, termasuk
kecelakaan kerja, penyakit akibat pekerjaan, bahkan termasuk
kecelakaan lalu-lintas dll juga merupakan kecelakaan yang harus di-
nol-kan.
2020/7/15 K1 5
2.2 Tiga Prinsip Dasar Gerakan Nol Kecelakaan (2)
② Prinsip [ANTISIPASI]
[ANTISIPASI] berarti bahwa untuk mewujudkan tujuan
ideal berupa nol kecelakaan dan nol sakit, serta untuk
membuat tempat kerja yang ceria dan penuh semangat,
maka tidak hanya bahaya di tempat kerja yang harus
disingkirkan, namun bahaya (=masalah) masing-masing
pekerja di kehidupan sehari-hari juga harus ditemukan,
dipahami, dan ditanggulangi sebelum muncul. Dengan
kata lain, antisipasi berarti upaya preventif dan
pencegahan terhadap potensi munculnya bahaya berupa
kecelakaan atau bencana.
2020/7/15 K1 6
2.2 Tiga Prinsip Dasar Gerakan Nol Kecelakaan (3)
③ Prinsip [PARTISIPASI]
[PARTISIPASI] berarti bahwa dalam upaya untuk
menemukan, memahami, dan menanggulangi bahaya
(masalah) yang tersembunyi di tempat kerja dan dalam
pekerjaan itu sendiri, maka pimpinan perusahaan,
manajer, staf, dan pekerja, semuanya harus bekerjasama
dan bersinergi menurut posisi dan kewenangan yang
dimilikinya, serta bertindak secara proaktif atas
kesadaran sendiri untuk memecahkan masalah.
2020/7/15 K1 7
2.3 Tiga Pilar Utama untuk mewujudkan
Gerakan Nol Kecelakaan (1)
① Sikap Pimpinan Perusahaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lingkungan perusahaan dimulai dari sikap
dan i'tikad yang kuat dari pimpinan perusahaan untuk mewujudkan nol
kecelakaan dan nol sakit. Tekad pimpinan yang menunjukkan sikap
penghormatan terhadap bawahannya seperti [setiap pekerja, masing-masing
adalah sosok yang penting], [jangan sampai ada satu orang pun yang terluka atau
cedera] dll merupakan modal awal untuk memulai gerakan tsb. Sikap dan tekad
pimpinan menjadi penting karena bila sikap, tekad, dan kebijakan perusahaan
berubah akibat perubahan ppinan, maka semuanya akan ikut berubah. Karena
itu, adalah benar bila ada yang berkata bahwa perubahan menuju nol kecelakaan
harus dimulai dari pimpinan.
2020/7/15 K1 8
2.3 Tiga Pilar Utama untuk mewujudkan
Gerakan Nol Kecelakaan (2)
③Menghidupkan Gerakan Swakarsa di Tempat Kerja
Pada kebanyakan kasus kecelakaan kerja, sering disertai dengan faktor “human
error” dan semua pekerja perlu mencamkan dalam hatinya bahwa tidak ada
seorangpun yang bisa lepas dari tanggung jawab. Setiap pribadi perlu menyadari
bahwa dirinya adalah orang yang tak tergantikan bagi keluarga dan orang-orang
terdekatnya, sehingga dia harus menempatkan kehatan dan keselamatan sebagai
suatu masalah yg terkait dg dirinya atau orang-orang terdekatnya, sehingga akan
memicu gerakan atau upaya nol kecelakaan oleh kelompok kecil. Bila masing-
masing orang berpikir [saya tak boleh celaka atau cedera], atau [saya harus
berusaha agar rekanku tak celaka atau terluka], diharapkan hal itu akan
membangkitkan semangat [ayo kita lakukan sesuatu], [ayo kita lakukan seperti ini]
dll sehingga berwujud menjadi aksi dan tindakan menuju nol kecelakaan. Tanpa
adanya pemikiran dan semangat seperti diatas, mustahil akan dapat diwujudkan
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.
2020/7/15 K1 9
3.Konsep Human Error
3.1 Karakteristik sebagai Manusia
2020/7/15 K1 10
3.Konsep Human Error
3.2 Definisi Human Error (1)
2020/7/15 K1 11
3.Konsep Human Error
3.3 Faktor Pemicu Human Error 1
Ruang Psikologis
Penginapan
Pengembara
2020/7/15 K1 13
3.Konsep Human Error
3.4 Mekanisme timbulnya Human Error
Lingkungan Karakteristik Manusia
2020/7/15 K1 14
3.Konsep Human Error
3.5 Mengapa terjadi Human Error?
2020/7/15 K1 15
4.Teori, Model, & Kaidah terkait Human Error
4.1 Teori Fase
Teori Fase disini terkait dengan tahapan atau tingkatan
kesadaran manusia.
Tingkat “kepercayaan” (=reliability) manusia, ditentukan
oleh tingkat kesadarannya, yang dalam hal ini dibagi
menjadi 5 tingkatan fase. Itulah alasan mengapa disebut
dengan Teori Fase. Teori Fase ini banyak dipergunakan
dalam kaitannya dengan aktifitas keselamatan atau tindakan
aman di pabrik atau di lapangan. Pada teori fase, angka yang
tinggi menunjukkan semakin tinggi tingkat konsentrasi dan
kewaspadaan.
2020/7/15 K1 16
4.Teori, Model, & Kaidah terkait Human Error
4.1 Keterangan tentang tiap fase pada Teori Fase
2020/7/15 K1 17
4.Teori, Model, & Kaidah terkait Human Error
4.1 Teori Fase dan Shisa Kosho (Tunjuk Ucap) (1)
Pada [Teori Fase], tingkat kewaspadaan yang memberikan tingkat
kepercayaan paling tinggi adalah fase-3. Namun kondisi manusia
pada fase-3 ini susah dipertahankan dalam waktu lama, dan
seringkali turun tingkatannya ke fase-2, yaitu tingkatan dimana
manusia berada dalam kondisi santai dan rileks. Pada kondisi ini,
tingkat kewaspadaan menjadi turun, sehingga bila seseorang
bekerja dalam kondisi fase-2, maka yang terjadi adalah [bekerja
dengan santai/ tidak konsentrasi], atau [mengendarai mobil sambil
setengah melamun] yang apabila kondisi ini berlanjut, dikuatirkan
kewaspadaan akan terus menurun sehingga turun ke fase-1 yang
berarti [bekerja sambil mengantuk] dll dengan tingkat bahaya
semakin naik.
2020/7/15 K1 18
4.Teori, Model, & Kaidah terkait Human Error
4.1 Teori Fase dan Shisa Kosho (Tunjuk Ucap) (2)
Karena itu, perlu untuk selalu menyadarkan diri sendiri
serta berupaya agar [menjaga tingkat kewaspadaan pada
tingkatan yang tepat], dan untuk kondisi bekerja, fase yang
tepat adalah fase-3.
Meski demikian, kita juga perlu mengetahui bahwa tingkat
kewaspadaan juga berfluktuasi, dan hal ini tak bisa
dihindari. Turunnya tingkat kewaspadaan walau hanya
sesaat pasti akan terjadi.
Tunjuk Ucap (Shisa Kosho) merupakan satu upaya/
aktivitas dari diri sendiri yang bertujuan untuk menaikkan
tingkat sensitifitas terhadap bahaya, dengan cara
menaikkan tingkat kesadaran ke fase-3.
2020/7/15 K1 19
4.Teori, Model, & Kaidah terkait Human Error
4.1 Teori Fase dan Shisa Kosho (Tunjuk Ucap) (3)
2020/7/15 K1 20
4.Teori, Model, & Kaidah terkait Human Error
4.2 Kaidah/ Hukum Heinrich (1)
Luka Berat
Luka Ringan
2020/7/15 K1 22
4.Teori, Model, & Prinsip terkait Human Error
4.2 Kaidah/ Hukum Heinrich (3)
Insiden tunggal &
insiden tersembunyi
menjadi nampak Kecelakaa
n fatal
Kasus
Kasus Kecelakaan
ringan
Kasus
Near miss
(Insiden)
Perilaku yang Faktor mental terkait
menyepelekan safety safety (Sikap mental
(Tindakan “Ah, seperti ini juga Membangun budaya
menyepelekan SOP) tidak apa-apa”) dan sistem yang
mementingkan safety
2020/7/15 K1 23
4.Teori, Model, & Kaidah terkait Human Error
4.3 Swiss Cheese Model - 1
KEJU : Metode dan langkah pencegahan kecelakaan
RISIKO
KECELAKAN
Resilience
(Ketahanan)
Pertahanan
berlapis
kemampuan menolak/
mementalkan
2020/7/15 K1 25
4.Teori, Model, & Kaidah terkait Human Error
4.4 M-SHEL Model (Hubungan dg lingkungan sekitar)
2020/7/15 K1 26
4.Teori, Model, & Kaidah terkait Human Error
4.5 Iceberg Model (=Model Gunung Es)
当事者エラーと組織エラー
Error personal & Error organisasi
衝突
2020/7/15 K1 27
5. Langkah Pencegahan Human Error
5.1 Memanfaatkan Teori Fase
Menaikkan Tingkat Kesadaran
Tingkat Kesadaran Teori Fase
Fase Mode Tidakan atensi Kondisi Kepercayaan
kesadaran fisiologis
Fase0 Tidak sadar, Zero Tidur, serangan zero
pingsan otak
FaseⅠ Subnormal inactive Kelelahan, ≦0.9
Kesadaran monoton,Tidur
buran ayam
FaseⅡ Normal Ke dalam hati Saat istirahat, 0.99~0.99999
relaxed kerja teratur
FaseⅢ Normal Clear Positif, area Selama 0.9999999≦
perhatian luas kegiatan aktif
FaseⅣ Hyper-normal Agregasi pada Reaksi darurat ≦0.9
excited satu titik,、 Panik, terburu
Hentikan buru
penilaian
2020/7/15 K1 28
5. Langkah Pencegahan Human Error
5.2 Shisa Kosho (Tunjuk Ucap)
Merupakan metode yg dirancang untuk membawa tingkat
kesadaran ke Fase III
Jika tidak mengambil nafas,
Tarik nafas, diam sejenak otak tidak akan “ganti
persneling” ke fase-3 dan
Shisa Kosho akan mengakhiri gerakan
secara tidak sadar.
3.Menyebutkan
apa yang ditunjuk
Yosh! 4.Rasakan kata
yang diucapkan
1.Pose dasar dg
tangan di pinggang
2.Tangan
yang satu
menunjuk
objek
2020/7/15 K1 29
5. Langkah Pencegahan Human Error
5.3 Latihan Prediksi Bahaya (Kiken Yochi Training/ KYT)
Adalah penting untuk 1.mencegah perilaku yg hanya berdasarkan “perasaan”,
2.memiliki rasa sensitif thd bahaya, 3.memprediksi unsur bahaya yg ada di dalam
atau di luar diri sendiri, dan menanganinya dg cara yang tepat.
Cara melakukan Latihan Prediksi bahaya (=KYT)(Metode 4 Ronde)
Ronde 4 Ronde KYT Cara melakukan KYT
1R Bahaya apa yang Melalui diskusi semua, temukan faktor risiko yang bersembunyi
tersembunyi pada lembar ilustrasi, dan asumsikan fenomena penyebab faktor
(Memahami kondisi tersebut.
saat ini)
2R Ini adalah poin Pahami bahaya yang dianggap penting di antara faktor-faktor
bahaya (Mencari risiko yang telah ditemukan beri tanda ○.
esensi)
3R Apa yang anda Pertimbangkan langkah-langkah konkrit untuk bagaimana
lakukan (Menetapkan menyelesaikan resiko dengan memberi tanda◎.
penanggulangan)
4R Kami melakukan ini Saring item implementasi prioritas dari tindakan penanggulangan
(Pencapaian target ) dan beri tand *, tetapkan target tindakan tim dan one point tunjuk
ucap, satukan jari, dan ditutup dengan Touch and call.
2020/7/15 K1 30
5. Langkah Pencegahan Human Error
5.4 Gerakan thd Hiyari-hatto (Kejadian Nyaris Celaka)
1 kasus...mati, luka berat
Aplikasi thd
Hukum Heinrich
29 kasus...luka ringan
Bahaya Tersembunyi
Shisa Kosho
Latihan Prediksi Bahaya
2020/7/15 K1 35
5. Langkah Pencegahan Human Error
5.7 Membangun Budaya Keselamatan (3) - Tujuan: Tumbuh
Berkembang Bersama
Pada slide sebelumnya, disebutkan ada 4 tipe:
1. Tipe reaktif (hanya bergerak bila terjadi sesuatu)
2. Tipe ketergantungan (hanya bergerak sesuai perintah)
3. Tipe mandiri (sempurna sebatas untuk urusan diri sendiri)
4. Tipe berkembang bersama (aktif mengajak sesama rekan)
2020/7/15 K1 37
6 Latihan Prediksi Bahaya
6.1 Konsep Latihan Prediksi Bahaya (2)
Dengan menggunakan ilustrasi yg menggambarkan situasi
kerja atau tempat kerja, atau bisa juga dilakukan di lokasi
kerja sesungguhnya dg kondisi sebenarnya sambil bekerja
atau dengan memberikan contoh, dicarilah “faktor bahaya”
(= hal yg bisa menjadi penyebab terjadinya bencana dan
kecelakaan kerja, dan bisa berupa tindakan tidak aman
atau kondisi tidak aman) dan fenomena (jenis kecelakaan)
yang timbul, yang berpotensi tersembunyi di dalam lokasi
kerja maupun tata cara kerja. Hal tsb lalu didiskusikan,
dipikirkan solusinya, dan dipahami bersama dalam
kelompok kecil sesama rekan kerja.( Atau bisa juga
dilakukan sendiri dengan berlatih mengajukan pertanyaan
dan mencari jawabnya).
2020/7/15 K1 38
6 Latihan Prediksi Bahaya
6.1 Konsep Latihan Prediksi Bahaya (3)
2020/7/15 K1 39
6 Latihan Prediksi Bahaya
6.2 Konsep Kegiatan Prediksi Bahaya (Kiken Yochi
Katsudo/ KYK) (1) catatan: katsudo (kegiatan/ aktifitas)
Pada Kegiatan Prediksi Bahaya, sebelum memulai kerja
dilakukan meeting kecil dimana dibahas bersama secara
singkat ttg bahaya yang mungkin timbul pada pekerjaan yg
akan dilakukan tsb. Bila ada yg menyadari poin bahaya,
maka dia bisa menyampaikan [Bagian pekerjaan yg ini
kayaknya bahaya, nih!] dll, lalu terhadap hal tsb dipikirkan
secara bersama ttg langkah penanggulangannya. Setelah
itu, kelompok akan menentukan “target tindakan” yang
akan dilakukan oleh masing-masing orang. Kiken Yochi
Katsudo, sering disingkat dengan [KYK].
2020/7/15 K1 40
6 Latihan Prediksi Bahaya
6.3 Jenis Latihan Prediksi Bahaya
Ada banyak metode latihan prediksi bahaya atau KYT (Kiken Yochi
Training), misalnya: Metode 4-ronde KYT Dasar, lalu di level pemberi
instruksi kerja ada juga latihan berbasis meeting singkat seperti STK
Instruksi Kerja, 1 on 1 KY, Question KY, lalu di level tim kerja ada One
Point KY, SKYT, dan untuk latihan perorangan ada KYT mandiri, Q&A
Card KYT, Metode 4-ronde mandiri, serta ada juga KYT Lalu-lintas,
Meeting KYT, Studi Kasus KYT dll.
Catatan:
• KY (Kiken Yochi) = Prediksi Bahaya
• KYT (Kiken Yochi Training) = Latihan Prediksi Bahaya
• STK (Sagyo Team Kiken-yochi) = Prediksi Bahaya di tim kerja
• SKYT (Short KYT) = Latihan Prediksi Bahaya Singkat (tidak makan waktu lama)
• Q&A (Question & Answer) Card KYT = latihan KYT menggunakan gambar yg di
belakangnya ada jawabannya.
2020/7/15 K1 41
6 Latihan Prediksi Bahaya
6.4 Manfaat Prediksi Bahaya
① Mempertajam kepekaan untuk segera menyadari
dan mengenali bahaya yang dapat terjadi.
② Meningkatkan konsentrasi terhadap bahaya.
③ Meningkatkan kemampuan problem solving
(penanganan masalah) terhadap bahaya.
④ Memperkuat tekad untuk mempraktekkan aktifitas
prediksi bahaya.
⑤ Menciptakan budaya memprioritaskan keselamatan
di tempat kerja.
2020/7/15 K1 42
6 Latihan Prediksi Bahaya
6.5 Cara melakukan Latihan Prediksi Bahaya - Metode 4 Ronde (1)
Poin Latihan
Ronde Keterangan
Prediksi Bahaya
R-1 Bahaya apa yang 1. Berdasar lembar ilustrasi, coba temukan bahaya yg tersembunyi.
tersembunyi? 2. Pikirkan mengapa bahaya itu dapat terjadi.
3. Kemukakan pendapat anda & berbagi dg rekan anda, dan mungkin rekan
anda bisa melihat potensi bahaya lain berdasar pendapat anda.
R-2 Inilah poin-poin 1. Bila telah cukup menemukan bahaya tersembunyi, lalu pilih dan beri
bahayanya! tanda yang dianggap penting (misalnya lingkaran ⃝).
2. Bila ada beberapa yang dianggap penting, diskusikan dg tim dan pilih
yang dianggap paling penting (sehingga menjadi 1 saja).
3. Beri garis bawah dan beri tanda (misal dobel-lingkaran ◎) pada pilihan
tsb. Pilihan ini akan menjadi “Poin Bahaya” dan ucapkan bersama dg shisa
kosho (tunjuk ucap)
R-3 Apa yang akan 1. Terhadap “poin bahaya” yg sudah ditentukan di ronde sebelumnya (R-3),
anda lakukan? pikirkan apa yg harus anda lakukan, atau apa yg akan anda lakukan untuk
mencegahnya. Nyatakan sebagai tindakan aktual dan bukan ungkapan
mengambang.
R-4 Kami memilih 1. Dari beberapa usulan tindakan, pilih satu yg terpenting sbg “Hal penting
melakukan ini! untuk dilaksanakan” (beri tanda misalnya ※ dan beri garis bawah).
2. Pilihan tsb akan menjadi “target tindakan tim”, dan ucapkan bersama
sebagai shisa kosho (tunjuk ucap) oleh tim.
2020/7/15 K1 43
6 Latihan Prediksi Bahaya
6.5 Metode 4 Ronde (2) - R1 (memahami kondisi saat ini)
Menemukan bahaya apa yang tersembunyi dengan Brain Storming
Tugas Leader
Lembar No.#. Nama Tim
① Meminta anggota untuk memikirkan
R3.
penanganan thd poin bahaya utama yg diberi
◎No. tanda ◎ (dobel lingkaran), dengan
1. mengusulkan tindakan aktual yang bisa
2. dilakukan. Untuk 1 yg bertanda ◎, bisa
3. merupakan kumpulan dari 2-3 tindakan
penanganan.
◎No.
1. ② Bila usulan atau ide tindakan penanganan
2. dirasa sudah tersampaikan semua, maka
ronde-3 selesai.
3.
2020/7/15 K1 46
6 Latihan Prediksi Bahaya
6.5 4Metode 4 Ronde (5) R4 (Menetapkan Target Tindakan)
Menetapkan target tindakan tim, dan mengucapkannya
Lembar No#. Nama Tim R4.
Target Tim
R3
Tugas Leader
◎No.
① Yang bertanda ※ akan merupakan item yg
1.
menjadi titik berat tim, usahakan paling
2. banyak tak lebih dari 2 buah.
※ 3. ② Untuk target, sampaikan dalam kalimat
berbentuk “Mari kita lakukan begini supaya
◎No.
begitu” dll serta kalimatnya tidak terlalu
1. panjang.
2. ③ Konfirmasikan lagi dg anggota untuk item
bertanda ※ dan ucapkan target tim bersama-
sama. Ronde ke-4 selesai.
2020/7/15 K1 47
6 Latihan Prediksi Bahaya
6.5 Metode 4 Ronde (6) - Cara menggunakan metode 4R
・Dalam kondisi waktu terbatas seperti di lapangan, adalah penting terutama
untuk menemukan faktor bahaya (=R1) dan memahami poin bahaya utama (=R2).
・Untuk R3 & R4, boleh dalam bentuk Leader memberi instruksi.
※BS (Brain Storming)
Merupakan metode yg mewakili pola pikir divergen (metode berpikir yg tak
terikat dg logika, dan berusaha mencari jawaban dari berbagai macam sudut
pandang), dan banyak digunakan di seluruh dunia.
Aturan dalam melakukan Brainstorming:
① Tidak boleh mencela dan mengkritik.
② Mengakomodasi segala pendapat, bahkan bila pendapat tsb terdengar aneh,
unik, tidak biasa dll
③ Lebih mengutamakan jumlah dibanding kualitas
④ Menggabungkan dan menyempurnakan (ide, pendapat)
2020/7/15 K1 48
7. Shisa Kosho (Tunjuk Ucap)
7.1. Cara melakukan Shisa Kosho (1)
[Cara melakukan tiap-tiap bagian gerakan]
(Fokus thd poin bahaya)
2020/7/15 K1 50
7. Shisa Kosho (Tunjuk Ucap)
7.1. Cara melakukan Shisa Kosho (3)
2020/7/15 K1 51
7. Shisa Kosho (Tunjuk Ucap)
7.2 Cara melakukan Shisa Kosho - Rangkuman (1)
2020/7/15 K1 52
7. Shisa Kosho (Tunjuk Ucap)
7.2 Cara melakukan Shisa Kosho - Rangkuman (2)
2020/7/15 K1 53
7. Shisa Kosho (Tunjuk Ucap)
7.3 Shisa Kosho Touch and Call
2020/7/15 K1 54
7. Shisa Kosho (Tunjuk Ucap)
7.4 Efek dan Manfaat Shisa Kosho
Hasil Uji Pembuktian Keefektifan Tunjuk Ucap (Shisa Kosho)
tanpa melakukan
apa-apa
hanya mengucap
hanya menunjuk
turun menjadi 1/6
tunjuk ucap
tingkat kesalahan
(persen)
指を動かす動作,自分の 声を耳で聞く事で、脳の覚醒がされ注意力が高 まる。誤りの確率が6分の1になる
Dengan menggerakkan jari-jari Anda dan mendengarkan suara Anda sendiri, otak Anda terbangun dan
perhatian Anda meningkat. Probabilitas kesalahan adalah 1/6
2020/7/15 K1 55
8. Praktik Metode 4 Ronde Latihan Prediksi Bahaya
2020/7/15 K1 56
8.1 Video Shisa Kosho, Latihan Prediksi Bahaya di
Tambang BatubaraTaiheiyo
2020/7/15 K1 57
8.2 Kumpulan Lembar Latihan Prediksi Bahaya
2020/7/15 K1 58
8.2.1. Pekerjaan penyambungan kabel blasting di area
development (1)
Lembar Latihan Prediksi Bahaya No. 5
Pekerjaan penyambungan kabel peledakan
pada area development
2020/7/15 K1 59
8.2.2 Pekerjaan pemanjangan pipa ventilasi
di area development (1)
Lembar Latihan
Prediksi Bahaya No. 6
Pekerjaan perpanjangan pipa udara
di area development
2020/7/15 K1 60
8.2.3 Pekerjaan pembesaran terowongan (1)
Lembar Latihan Prediksi Bahaya No. 7
Pekerjaan pembesaran Terowongan
2020/7/15 K1 61
8.2.4 Pekerjaan pemotongan material (1)
Lembar Latihan Prediksi Bahaya No. 8
Pekerjaan pemotongan material
2020/7/15 K1 62
8.2.5 Pekerjaan penggantian frame penyangga (1)
Lembar Latihan Prediksi
Bahaya No.9
Pekerjaan penggantian Frame
2020/7/15 K1 63
8.2.6 Pekerjaan Pengangkatan PC (1)
PC =
panzer conveyor
=(chain conveyor)
2020/7/15 K1 65
8.2.8 Memperbaiki gulungan hoist (menggulung ulang) (1)
Lembar Latihan Prediksi Bahaya No. 13
Penggulungan Ulang Hoist
2020/7/15 K1 66
8.2.9 Pekerjaan transportasi dan penggantian pipa besi (1)
2020/7/15 K1 67
8.2.10 Pekerjaan penggantian pipa angin (1)
Lembar Latihan Prediksi Bahaya No. 15
Pekerjaan Penggantian Pipa Angin (air compressor)
2020/7/15 K1 68
8.2.11 Pekerjaan pengecekan kerusakan switch (1)
2020/7/15 K1 69
8.2.1(2) Contoh Jawaban: Penyambungan Kabel Blasting
di Lokasi Development (1)
② ①
⑦
⑥
③
R3(Merencanakan tindakan)
◎No ③ ⑤
1. Untuk bahan peledak, letakkan di tempat aman.
2. Untuk bahan peledak, harus dibawa oleh petugas yang
berwenang. (=memiliki sertifikat kompetensi).
○No ④
1. Untuk bucket SDL, tegakkan dengan 2 penyangga.
2. Saat bekerja di sekitar bucket SDL, jangan lupa selalu
memastikan kondisi aman terlebih dahulu.
R4(Menentukan Target, Shisa Kosho)
◎→ Perhatikan lokasi penempatan bahan peledak, yosh!
○→ Beri tiang penyangga pada bucket SDL, yosh!
2020/7/15 K1 72
8.2.2(2) Contoh Jawaban: Pemanjangan pipa ventilasi
di area development (1)
③ ②
2020/7/15 K1 75
8.2.3(2) Contoh Jawaban: Pembesaran Terowongan (1)
①Langit-langit telanjang
②Ada Floating Rock
(batu yang akan jatuh)
③Berdiri di atas papan
diatas kayu bulat
④Berada di bawah
langit-langit telanjang
⑤Papan dudukan tidak digantung
ke Steel Frame
⑥Berada di bawah atap telanjang
⑥ ⑦Ada Floating Rock
⑧ ⑧Memegang Pesi
② ⑨Pengangkutan (lori)
batu akan jatuh dari Lori
⑦
① ⑨
④
③
2020/7/15 K1 76
8.2.3(3) Contoh Jawaban: Pembesaran Terowongan (2)
2020/7/15 K1 77
8.2.3(4) Contoh Jawaban: Pembesaran Terowongan (3)
R3 (Menyusun tindakan)
◎No ②、⑦
1. Untuk batu menggantung, di-tes dg dipukul ringan. Bila
sekiranya bisa dijatuhkan, maka dijatuhkan terlebih dahulu.
2. Setelah batu menggantung dijatuhkan, pasang penahan
terhadap atap.
○No ①、④、⑥
1. Tidak membiarkan atap telanjang begitu saja. Pukul
ringan untuk menjatuhkan batu yg mudah jatuh, lalu pasang
penahan.
2. Tidak bekerja di bawah atap telanjang.
R4(Menentukan target, Shisa Kosho).
◎、○(Gabung)→ Cek dg pukul ringan, jatuhkan batu
menggantung, lalu pasang penahan, yosh!
2020/7/15 K1 78
8.2.4(2) Contoh Jawaban: Pemotongan Material (1)
①
2020/7/15 K1 79
8.2.4(3) Contoh Jawaban: Pemotongan Material (2)
R1 (List Up)、R2(Pilih→ beri tanda◎、○)
NO.& Faktor bahaya(kondisi dan tindakan tidak aman)
◎① Karena bekerja di bawah batu menggantung yg tidak
ditahan, maka batu jatuh dan menyebabkan cedera.
② Karena meletakkan kaki di bawah balok kayu yg
dipotong, maka kaki tertimpa saat balok kayu terpotong.
○③ Karena posisi kaki terlalu dekat dg tempat potong
pada balok kayu, maka kaki bisa terluka bila ayunan kapak
meleset.
④ Karena handuk menjulur keluar baju, bila dekat dg
mesin yg berputar bisa terbelit dan menyebabkan celaka.
2020/7/15 K1 80
8.2.4(4) Contoh Jawaban: Pemotongan Material (3)
R3 (Menyusun tindakan)
◎No ①
1. Untuk batu menggantung, tes dg ketuk ringan dan bila
perlu dijatuhkan saja.
2. Setelah batu menggantung dijatuhkan, pasang penahan
pada atap.
○No ③
1. Jauhkan kaki dari posisi tempat ayunan kapak.
2.
R4 (Menetapkan target, Shisa Kosho)
◎→ Lakukan ketukan ringan, jatuhkan batu menggantung,
dan pasang penahan, yosh!
○→ Pastikan posisi kaki yang aman, yosh!
2020/7/15 K1 81
8.2.5(2) Contoh Jawaban: Penggantian Frame Penyangga (1)
① ⑤
④
③
2020/7/15 K1 83
8.2.5(4) Contoh Jawaban: Penggantian Frame Penyangga (3)
R3 (Menyusun Tindakan)
◎No①、②
1. Lepaskan beban dg melepas pesi setelah penyangga diikat dg rantai
pengikat (yg dikencangkan dg baut).
2. Dari 4 baut pada pesi, sisakan 1 baut saat melepas beban.
○No⑤
1. Terhadap frame penyangga yang akan dicabut, tahan bagian atas
(mahkota) dengan balok kayu lurus.
2.
R4 (Menetapkan target, Shisa Kosho)
◎→ Pastikan ada penahan pesi sebelum melepas pesi seluruhnya,
yosh!
○→ Pasang balok penahan saat melepas frame penyangga, yosh!
2020/7/15 K1 84
8.2.6(2) Contoh Jawaban: Mengangkat PC (1)
①
②
③
④
⑤
2020/7/15 K1 86
8.2.6(4) Contoh Jawaban: Mengangkat PC (3)
R3 (Menyusun Tindakan)
◎No①、④
1. Untuk mengangkat barang/ beban yg berat, gunakan rantai
pengikat (yg dikencangkan dg baut).
2. Lihat dan pastikan posisi pengait (hook) sudah mencantol dengan
baik.
○No⑥
1. Tidak memegang dan ikut menahan beban saat pengangkatan
benda berat.
2. Bila harus menahan goyangan benda berat saat dilakukan
pengangkatan, jangan menahan dengan tangan tapi gunakan tongkat
panjang dll.
R4 (Menetapkan Target, Shisa Kosho)
◎→ Periksa pengait, gunakan rantai pengikat, yosh!
○→ Pastikan posisi badan sudah aman, yosh!
2020/7/15 K1 87
8.2.7(2) Contoh Jawaban: Pengoperasian Hoist (1)
①
⑤
④
③
2020/7/15 K1 89
8.2.7(4) Contoh Jawaban: Pengoperasian Hoist (3)
R3 (Menyusun Tindakan)
◎No3
1. Tidak mengoperasikan hoist sambil memegang rope.
2. Betulkan dulu gulungan hoist, setelah itu baru dioperasikan.
(Menghilangkan penyebab no.③)
○No4、5
1. Selama pengoperasian hoist harus memperhatikan sinyal dan
sigap untuk memainkan rem kapan saja dibutuhkan.
2.
2020/7/15 K1 90
8.2.8(2) Contoh Jawaban: Menggulung Ulang Hoist (1)
② ③
2020/7/15 K1 91
8.2.8(3) Contoh Jawaban: Menggulung Ulang Hoist (2)
2020/7/15 K1 92
8.2.8(4) Contoh Jawaban: Menggulung Ulang Hoist (3)
R3(Menyusun Tindakan)
◎No1
1. Saat mengoperasikan hoist, harus disertai dengan saling
komunikasi yang intens.
2.
○No2
1. Bila bekerja di tempat tinggi yg licin, ada baiknya
menggunakan scaffolding (perancah).
2. Bekerja dengan memastikan posisi da pijakan kaki.
R4(Menetapkan Target, Shisa Kosho)
◎→ Pastikan untuk saling berkomunikasi, yosh!
○→ Pastikan pijakan kaki aman, yosh!
2020/7/15 K1 93
8.2.9(2) Contoh Jawaban: Transportasi & Penggantian Pipa Besi (1)
③
④
②
⑤
⑥
①Memberi kode dengan Cap Lampu
②Menaiki Lori langsung
③Mengoperasikan dengan kode Cap Lampu
④Membuka valve dalam keadaan sedang bekerja
2020/7/15 K1 94
8.2.9(3) Contoh Jawaban: Transportasi & Penggantian Pipa Besi (2)
R3(Menyusun Tindakan)
◎No④、⑤
1. Selama bekerja, harus memasang tanda [SEDANG ADA
PERBAIKAN] dll.
2. Harus memastikan dulu bahwa tidak ada yg sedang bekerja. Tidak
membuka sluice valve sembarangan. (harus saling komunikasi).
○No②
1. Selama pengoperasian hoist tidak menaiki kereta (lori) tambang.
2. Mengirim sinyal harus dengan metode yg telah ditetapkan.
R4(Menetapkan Target, Shisa Kosho)
◎→ Pasang tanda peringatan saat bekerja, yosh!
○→ Gunakan sinyal resmi yg ada di luar/ sisi rel, yosh!
2020/7/15 K1 96
8.2.10(2) Contoh Jawaban: Penggantian Pipa Angin (1)
①Tidak menggantungkan
papan pengumuman “Sedang
Kerja”
②Masih ada sisa tekanan
③Melakukan pekerjaan
2020/7/15 K1 97
8.2.10(3) Contoh Jawaban: Penggantian Pipa Angin (2)
R1(List Up)、R2(Pilih→beri tanda◎、○)
NO. & Faktor Bahaya (kondisi dan tindakan tidak aman)
○① Posisi katup sluice memang sedang tertutup. Tapi
karena tidak memasang tanda [SEDANG ADA PEKERJAAN]
dll, mungkin ada pekerja lain yg akan membuka valve, dan
menyebabkan cedera.
② Masih ada tekanan sisa dan belum dilepaskan,
sehingga saat bekerja bisa saja terluka akibat semburan
dari tekanan sisa.
◎③ Karena bekerja tanpa memeriksa ada-tidaknya
tekanan sisa, dan tidak memasang tanda [SEDANG
BEKERJA], si pekerja bisa terluka akibat semburan tekanan
pada pipa.
2020/7/15 K1 98
8.2.10(4) Contoh Jawaban: Penggantian Pipa Angin (3)
R3(Menyusun Tindakan)
◎No③
1. Sebelum memulai pekerjaan, harus memeriksa dulu
tekanan sisa pada pipa, dan memasang tanda peringatan
pada roda pembuka valve (sluice).
2.
○No①
1. Setelah menutup sluice, memasang tanda peringatan.
2.
R4(Menetapkan target, Shisa Kosho)
◎→ Pastikan tak ada tekanan sisa dan sudah memasang
tanda peringatan, yosh!
○→ Tutup sluice, Pasang Peringatan, yosh!
2020/7/15 K1 99
8.2.11(2) Contoh Jawaban: Pemeriksaan Kerusakan Switch (1)
③
①
②
①Tidak tersedia tester. Langsung dicek ④
dengan tangan.
②Meletakan Baut/Mur dari tutup sakelar
berserakan di atas lantai (tanah)
③Meletakan Vinil Tape (Lakban) di atas
lantai (tanah)
④Bekerja sambil menentneg radio induksi
2020/7/15 K1 100
8.2.11(3) Contoh Jawaban: Pemeriksaan Kerusakan Switch (2)
R1(List Up)、R2(Pilih→beri tanda ◎、○)
NO. & Faktor Bahaya (kondisi dan tindakan tidak aman)
○① Pekerja tersengat listrik karena menggunakan tangan untuk
memastikan adanya aliran listrik dan bukannya memakai tester.
② Meletakkan baut dsb di lantai/ tanah sehingga ada
kemungkinan hilang.
◎③ Listrik sudah diputus, tapi karena baut pengunci tidak
dipasang, maka ada kemungkinan listrik masih mengalir. Selain itu,
tidak memasang tanda peringatan [SEDANG BEKERJA].
④ Radio induksi dibawa-bawa saat bekerja dan tidak dililitkan di
kabel untuk radio sehingga saat dibutuhkan tidak bisa
berkomunikasi.
2020/7/15 K1 101
8.2.11(4) Contoh Jawaban: Pemeriksaan Kerusakan Switch (3)
R3(Menyusun Tindakan)
◎No③
1. Saat bekerja harus memastikan posisi handle on-off pada posisi
OFF, lalu memasang baut pengunci.
2. Agar tak terjadi kesalahan ada yang menghidupkan aliran listrik,
maka harus memasang peringatan [SEDANG BEKERJA].
○No①
1. Memulai bekerja setelah terlebih dahulu memeriksa aliran listrik
dengan tester.
2.
R4(Menetapkan target, Shisa Kosho)
◎→ Putus aliran listrik, Pasang baut pengunci, Pasang tanda
peringatan, yosh!!
○→ Cek listrik dengan tester, yosh!
2020/7/15 K1 102
9. 1 Soal Latihan: Isilah kotak dengan jawaban yg tepat
1.Setiap manusia berpotensi melakukan ①
2. ① dapat dicegah secara efektif dengan
melakukan ② dan ③
3. ② berfungsi untuk meningkatkan sensitifitas
terhadap bahaya, sedangkan ③ berguna untuk
meningkatkan kewaspadaan melalui pemastian berlapis.
2020/7/15 K1 103
9.2 Soal Latihan: Isilah kotak dengan jawaban yg tepat
① merupakan salah satu hukum empiris (berdasar
pengalaman) terkait kecelakaan kerja. Dibalik 1 kecelakaan fatal atau
luka berat, terdapat 29 kecelakaan ringan, dan di belakangnya lagi,
terdapat 300 kejadian tak biasa.
② adalah pola pikir dimana sebuah kecelakaan
terjadi karena pada lapisan dinding-dinding pelindung terdapat
lubang-lubang yg secara kebetulan berjajar dalam satu garis lurus
menembus, dan hal ini bisa digunakan untuk menampakkan bahaya
tersembunyi yang ada pada sebuah sistem.
③ adalah cara pikir dimana tingkat kepercayaan
(reliabilitas) manusia dkan oleh tingkat kesadarannya, yang dibagi
menjadi 5 tingkatan.
Pilihan jawaban:
• Hukum Heinrich • Swiss Cheese Model • Teori Fase
2020/7/15 K1 104
9.3 Jawaban Soal Latihan 9.1,9.2
9.1 Jawaban:
① Human Error
② Latihan Prediksi Bahaya (KYT)
③ Tunjuk Ucap (Shisa Kosho)
9.2 Jawaban:
① Hukum Heinrich
② Swiss Cheese Model
③ Teori Fase
2020/7/15 K1 105
Latihan Prediksi Bahaya &
Tunjuk Ucap (Shisa Kosho)
Bahan pelengkap Ilusi optik
Tahapan pengolahan infromasi oleh manusia &
Klasifikasi error
Rencana tindakan
Penetapan keputusan
Indera Manusia
Pengenalan
Persepsi
Informasi
Penilaian
Tindakan
・
K2 2
Karakter
Kesadaran & Ketidak sadaran
Manusia saling muncul bergantian
Contoh tipuan mata (ilusi) ①
Tipuan mata garis sudut berlawanan (AB>BC?) Tipuan mata panjang batang korek api
K2 4
Contoh tipuan mata (ilusi) ③
K2 5
Contoh tipuan mata (ilusi) ④
K2 6
Contoh tipuan mata (ilusi) ⑤⑥
K2 7
2 aliran pengolahan informasi oleh
manusia
Pengukuran・Konsep・harapan・pengetahuan
Persepsi・Pengenalan
K2 8
Contoh ①
K2 9
Contoh ②
Kawah Permukaan Bulan (dari permainan kartu 52 Visual Illusions dan 52+52
Visual Illusions, Japan Recreation&Toys Pacilities Co.,Ltd.)
K2 10
Contoh ③
Kawah Permukaan Bulan (dari permainan kartu 52 Visual Illusions dan 52+52
Visual Illusions, Japan Recreation&Toys Pacilities Co.,Ltd.)
K2 11
Tes kepribadian dengan ilusi optik1
K2 12
Tes kepribadian dengan ilusi optik2
K2 13
Tes kepribadian dengan ilusi optik3
K2 14
Tes kepribadian dengan ilusi optik4
K2 15
Tes kepribadian dengan ilusi optik5
K2 16
Tes kepribadian dengan ilusi optik1
・Melihat mobil
Kebebasan lebih penting bagi Anda. Kemampuan untuk pergi keluar dan
bertemu orang, mengunjungi tempat-tempat baru dan mengalami hal-
hal baru penting bagi Anda. Anda selalu mengambil hidup dengan
langkah Anda sendiri dan tentu saja tidak pernah melewatkan
kesempata
・ Saya melihat seorang pria melihat melalui teropong
Ini menunjukkan bahwa Anda adalah tipe yang lebih analitis. Sebagian
besar, Anda tidak peduli jika Anda melihat sesuatu secara global.
Seseorang yang secara visual dapat menyerap dan mempelajari
informasi secara visual. Anda mungkin ingin lebih memperhatikan detail.
・ Saya melihat huruf A
Akan sangat sulit untuk menemukan huruf A pertama dalam gambar ini.
Anda mungkin memiliki penglihatan tajam yang tak tertandingi. Mereka
cenderung melihat detail kecil dan lebih intuitif daripada mereka yang
terlihat seperti teropong atau mobil.
K2 17
Tes kepribadian dengan ilusi optik2
・Melihat buaya
Anda akan menjadi tipe yang melihat sesuatu secara global. Saya
tidak ingin meneliti hal-hal yang tampaknya tidak penting segera,
tanpa mengamatinya. Mungkin sangat realistis dan tidak terlalu suka
berpetualang. Ada sedikit ruang untuk hidup dengan hati-hati dan
hati-hati dan menerima hal-hal baru.
・ Melihat kapal
Anda adalah tipe yang Anda perhatikan dengan baik dan sulit
melewati tanpa menyadarinya. Orang-orang seperti Anda cenderung
unik, agak aneh, dan kaya akan kreativitas. Jika Anda seorang
seniman atau pelajar, berhati-hatilah untuk tidak bingung dengan
detailnya.
K2 18
Tes kepribadian dengan ilusi optik3
・ Melihat seorang tua
Anda adalah orang yang lembut dan orang yang sensitif yang dapat
meringkuk emosi orang lain. Hal pertama yang bisa dilihat orang tua
adalah Anda cenderung menggunakan otak kanan daripada otak kiri.
Otak kanan adalah bagian yang lebih kreatif, yang menunjukkan
bahwa Anda adalah tipe seniman.
・ Melihat seorang wanita
Anda bijaksana, analitis, dan pintar dibandingkan dengan mereka
yang dapat melihat orang tua. Anda adalah orang yang lebih sering
menggunakan otak kiri daripada otak kanan, dan mampu
menggunakan pemikiran analitis yang dingin dan penuh. Jangan
menekan hati dengan harapan untuk percaya pada yang terbaik dari
orang, menyembuhkan orang, dan menciptakan dunia yang lebih
baik.
K2 19
Tes kepribadian dengan ilusi optik4
・ Beberapa pilar (seperti vas bunga) terlihat
Ini mungkin menunjukkan semacam ketegangan. Itu adalah tanda
bahwa Anda suka kesembuhan dan ketenangan pikiran. Jika Anda
tidak keluar dari jebakan di sekitar hidup Anda, Anda tidak akan bisa
mencapai terobosan besar. Ambil langkah dari tempat yang nyaman
dan alami sesuatu yang baru. Ini juga pertanda bahwa Anda terlalu
fokus menggambar impian Anda dan tidak bekerja cukup keras.
・ Orang-orang di antara pilar terlihat
Anda bebas dan siap untuk pindah dari tempat Anda sekarang. Hidup
Anda memiliki sedikit kata kebosanan dan penuh dengan orang-orang
hebat dan hal-hal lain. Anda sensitif dan baik, tetapi berhati-hatilah
agar tidak tersapu sepanjang hidup Anda. Bersiaplah untuk tenang
ketika waktunya sudah matang.
K2 20
Tes kepribadian dengan ilusi optik5
・ Melihat dua wajah
Anda mungkin selalu memikirkan orang-orang di hati Anda. Saya
suka kebanyakan diplomatik, sosial dan dikelilingi oleh orang-
orang. Rentan terhadap orang lain, energi eksternal dan
rangsangan. Karena itu, penting dikelilingi oleh orang baik, orang
positif, dan orang yang sedang bangkit. Waspadai orang-orang yang
Anda temui.
・ Melihat sesuatu seperti lilin segar
Anda adalah orang yang introspektif. Saya sering berpikir tentang
diri saya dan pikiran saya, dan saya tidak terlalu memikirkan orang
lain. Dia lebih suka tinggal di rumah daripada pergi keluar dan
paling kuat ketika dia berada di rumah dengan satu atau beberapa
teman.
K2 21
脳内テスト-1Tes otak-1
K2 22
脳内テスト-2 Tes otak-2
K2 23
脳内テスト-3 Tes otak-3
K2 24
脳内テスト-4 Tes otak-4
K2 25
脳内テスト-5 Tes otak-5
K2 26
脳内テスト-6 Tes otak-6
K2 27
脳内テスト採点表
Tes otakTabel penilaian
Skor
Skor
Pertanyaan 1 Merak 1 Wanita 0
Pertanyaan 2 Bunga 1 Wanita 0
Pertanyaan 3 Burung 3 Anjing 0
Skor
Pertanyaan 4 Wanita 2 Kuda 0
Vas dan Tiga kaki
Pertanyaan 5 2 1 Lainnya 0
wanita perempuan
Pertanyaan 6 Beruang 2 Gunung 0
K2 28
Tes otakTabel Evaluasi hasil
K2 29
Contoh Bencana/ Kecelakaan Serius
dan
Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
3. Contoh
Model “Orang Buta 3. Poin Langkah Ambrukan & banjir
Meraba Gajah” Bencana
Pencegahan saat pembuatan
Bencana Serius panel
Ledakan Gas di penambangan
Vertical Shaft Udara
Model “Keju Buang Hikishima
Swiss” Budaya
Ambrukan &
keselamatan
banjir di
Hukum Heinrich & Gas Terbakar di Panel terowongan gate
Model Gunung Es Penambangan
2020/9/4 L1 1
1.Executive Summary Contoh Bencana Serius dan Metode Analisis Bencana
① ①
②
③ Swiss Cheese Model
1. Bencana tak terjadi hanya oleh satu penyebab saja, tapi karena beberapa kesalahan yg bertumpuk.
Point ①terpaku
2. Tak boleh 災害は一つだけの原因では起こらない。いくつかのミス、失敗が重なって起こる。
hanya pada yg nampak saja, namun harus menemukan akar penyebab dan penyebab lain yg
tersembunyi.
② 現象だけに囚われてはいけない。根本原因、潜在的な原因を発見する。
3. Analisis Bencana/ Kecelakaan: Tanpa disertai analisis dari berbagai sudut, tak akan bisa menemukan penyebab
③ 災害分析は、いろんな角度から実施しないと真の原因を掴めない。
② sebenarnya.
L1 2
2.Jenis Bencana Serius (1)
Bencana serius yang dapat menimpa tambang
batubara bawah tanah:
1. Kebakaran di terowongan tambang
2. Ledakan gas
3. Ledakan debu batubara
4. Ledakan gas & debu batubara
5. Swabakar (Spontaneous Combustion)
6. Banjir di terowongan tambang
7. Ambruknya terowongan tambang dg skala
besar
L1 3
2.Jenis Bencana Serius (2)
L1 4
3.Poin dalam Langkah Pencegahan Bencana Serius
3.1 Model Gunung Es (1)
L1 5
3.Poin dalam Langkah Pencegahan Bencana Serius
3.1 Model Gunung Es (2)
当事者エラーと組織エラー
Error personal & Error organisasi
衝突
menabrak
L1 6
3.Poin dalam Langkah Pencegahan Bencana Serius
3.2 Model Keju Swiss (1)
Merupakan sebuah konsep tentang terjadinya kecelakaan/ bencana
yang diajukan oleh seorang ahli psikologi Inggris bernama James
Reason. Pada konsep tsb, sebuah sistem diumpamakan sebagai keju
berlapis dg lubang-lubang secara acak. Kecelakaan terjadi manakala
satu lubang secara kebetulan bertemu dg lubang pada lapisan lainnya
sehingga menembus ke ujung lain dari keju tsb. Adanya lubang atau
tembusnya lubang mengindikasikan kelemahan sistem atau
pelanggaran terhadap sistem, dan merupakan manifestasi
penampakan bahaya yang tadinya tersembunyi. Konsep ini juga
mengisyaratkan bahwa bila kita membangun sebuah sistem
keselamatan yang berlapis-lapis, maka probabilitas untuk bisa terjadi
kecelakaan juga akan semakin kecil.
L1 7
3.Poin dalam Langkah Pencegahan Bencana Serius
3.2 Model Keju Swiss (2)
Faktor penyebab
tersembunyi dari
budaya perusahaan
dll
L1 8
3.Poin dalam Langkah Pencegahan Bencana Serius
3.3 Sekelompok Orang Buta meraba Gajah (1)
L1 9
3.Poin dalam Langkah Pencegahan Bencana Serius
3.3 Sekelompok Orang Buta meraba Gajah (2)
Dalam melihat suatu persoalan, keterbatasan yang
dimiliki seseorang (bisa jadi berupa pengetahuan,
pengalaman atau lainnya) akan menghalangi
orang tsb untuk melihat persoalan secara
menyeluruh. Karena itu, “untuk bisa melihat
secara menyeluruh diperlukan suatu usaha yang
cukup besar, yang tak jarang melalui analisis
secara menyeluruh terhadap cara pandang dari
banyak orang (=menggabungkan berbagai sudut
pandang)”.
L1 10
3.Poin dalam Langkah Pencegahan Bencana Serius
3.4 Membangun Budaya Keselamatan (1)
L1 11
3.Poin dalam Langkah Pencegahan Bencana Serius
3.4 Membangun Budaya Keselamatan (2)
L1 12
3.Poin dalam Langkah Pencegahan Bencana Serius
3.4 Membangun Budaya Keselamatan (3)
L1 13
4.Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.1 Diagram Faktor Karakteristik
Di luar negeri dikenal juga sebagai Diagram Ishikawa
Penggunaan⇒①Saat ingin memperjelas kesadaran thd
masalah yang tadinya samar-samar. ②Saat ingin menata
faktor-fakianggap sebagai penyebab. ③Saat ingin
menelusuri lebih dalam penyebab yg sebenarnya.
Diagram Faktor Karakteristik dapat dibuat oleh
satu orang. Namun bila dibuat oleh grup
(kelompok), maka pengalaman dan pengetahuan
dari para anggota akan lebih memperkaya isinya
sehingga bisa lebih berbobot.
L1 14
14
4.Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.1 Cara Membuat Diagram Faktor Karakteristik ①
① Menetapkan Karakteristik
L1 15
15
4.Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.1 Cara Membuat Diagram Faktor Karakteristik ②
⑥Mengisi Requirement
Pekerjaan 1. Judul 2. Proses/
Prosedur 3.Tanggal Pembuatan
4.Orang yg membuat
2020/9/23 L1 16
4.Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.1 Cara Menggunakan Diagram Faktor Karakteristik
2020/9/23 L1 17
4.Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.1 Contoh Diagram Faktor Karakteristik (1)
L1 18
4.Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.1 Contoh Diagram Faktor Karakteristik (2)
L1 19
4. Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.2 Analisis “Kenapa dan Kenapa”
Definisi:
Terhadap suatu masalah dan penanggulangan atas masalah
tsersebut, pertama akan diajukan pertanyaan “Kenapa masalah
itu bisa terjadi?”, yang berarti kita mencoba menampilkan “faktor
pemicu atau penyebab terjadinya masalah tsb”. Kemudian,
terhadap faktor tadi, kita ajukan pertanyaan lanjutan,”Kenapa
faktor tsb bisa terjadi?” dan demikian seterusnya kita mengajukan
pertanyaan “kenapa” berulangkali. Cara ini sekaligus juga sebagai
verifikasi untuk mengevaluasi keefektifan tindak penanggulangan
yg kita susun. Cara ini juga merupakan salah satu cara yang
menjadi bagian dari metode produksi di Toyota.
L1 20
4. Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.2 Analisis “Kenapa dan Kenapa”
Poin-poin:
1. Mengekstrak topik masalah yg dianalisis dan
memperjelasnya.
2. Membuat ungkapan yg tepat dg mempersempit event
(peristiwa).
3. Mengekspresikan sebuah event (peristiwa) secara
lugas apa adanya.
4. Maju dg berpijak pada keterkaitan dan urutan serta
kronologi.
5. Menyatakan dengan jelas mana “subyek”-nya.
L1 21
4. Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.2 Analisis “Kenapa dan Kenapa”
L1 22
4. Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.2 Analisis “kenapa dan kenapa” - Contoh
L1 23
4. Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.3 Analisis 4M5E - (1) Sekilas
Analisis 4M5E adalah metode analisis bertipe
framework yang menganalisis faktor-faktor
insiden dan aksiden (kecelakaan) dari sudut
pandang empat "M", tindak penanggulangan dari
sudut pandang lima "E".
Saat sebuah insiden atau aksiden (kecelakaan)
terjadi, analisis 4M5E akan dilakukan dari empat
sudut pandang "M" seperti pada slide berikut ini.
L1 24
4. Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.3 Analisis 4M5E - (2) Cara membuat, Tahapan
L1 25
4. Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.3 Analisis 4M5E - (2) Cara membuat, Tahapan
Faktor psikologis (mental), Faktor fisiologis
MAN Manusia
(raga), Faktor teknis, Faktor integensia dll
L1 27
4. Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.3 Analisis 4M5E - (2) Cara membuat, Tahapan
Pendidikan dan pelatihan terkait pengetahuan,
Pendidikan
EDUCATION kesadaran, dan teknologi untuk melaksanakan
Pelatihan pekerjaan secara aman.
Teknologi Tindakan thd alat dan mesin untuk menaikkan tingkat
ENGINEERING
Rekayasa keamanan dan keselamatannya.
L1 28
4. Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.3 Analisis 4M5E - (2) Cara membuat, Tahapan
Terhadap faktor & penyebab yang terungkap melalui 4M,
kemudian disusun rencana tindakan nyata sesuai dg tiap
item pada 5E.
L1 29
4. Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.3 Analisis 4M5E - (2) Cara membuat, Tahapan
Ketika suatu peristiwa merugikan seperti misalnya insiden atau
aksiden (kecelakaan) terjadi, maka dilakukan analisis terhadap
faktor (atau penyebab) dari sudut pandang 4M. Selanjutnya,
berdasarkan faktor dari 4M tersebut, akan disusun rencana
tindakan berdasarkan sudut pandang 5E. Dalam hal ini, dibuat
tabel matriks analisis 4M5E seperti ditunjukkan pada slide berikut
ini, dengan 4M pada sumbu horisontal dan 5E pada sumbu
vertikal.
L1 30
4. Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.3 Analisis 4M5E - (2) Cara membuat, Tahapan
インシデントやアクシデントなどの有害事象が発生
した場合は、4Mの視点から要因(あるいは原因)を分
析。そして、その4Mの要因に基づいて、今度は5E
の視点で対策を立案し実行。その際には下図のよう
な4M5E分析のマトリクス表を作成し、横軸を4Mで
縦軸を5Eで記述。
内容は前項のスライドと全く同じです。
(isi keterangan sama dengan slide sebelumnya)
L1 31
4. Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.3 Analisis 4M5E - (2) Cara membuat, Tahapan
MANAGEMENT
MAN MACHINE MEDIA
Faktor
Faktor Manusia Faktor Alat Faktor Informasi
Pengelolaan
Pendidikan
EDUCATION
Contoh
EXAMPLE
Lingkungan
ENVIRONMENT
L1 32
4. Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.3 Analisis 4M5E - (3) Contoh 1
Saat pekerjaan pemendekan EBC di gate-6 terowongan minami-
oroshi no.2, karena akan memindah PC (panzer conveyor/ chain
conveyor), maka rantai dipasang di slide shifter dan mulai pekerjaan
pemindahan. Tapi karena ternyata tak bisa ditarik, maka melalui
interphone, diberitahukan ke petugas B yg ada di slide PC untuk
mengentikan proses pemindahan/ penggeseran karena PC tidak
mau bergerak. Korban A menjawab dg mengatakan [OK]. Setelah itu,
A masuk ke area kerja (yg dipasang tanda DILARANG MASUK) dg
feed-chain masih dalam kondisi menggeser. Saat A sedang
memeriksa (posisi naik di atas shifter), tiba-tiba slide shifter
bergerak dan bagian tubuh atas A terkena hantaman sehingga
memar.
L1 33
4. Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.3 Analisis 4M5E - (3) Contoh 2
MAN ・Masuk ke area [DILARANG MASUK]
(manusia) ・Naik ke atas shifter
MACHINE ・Chain-bolt yg berfungsi untuk mencegah bergeraknya slide shifter
(mesin/ alat) ternyata patah.
・Tiang penahan tidak dipasang pada tiang anchor (jangkar).
MEDIA ・Walaupun sudah menerima berita untuk menghentikan penggeseran,
(informasi/ tapi karena posisi shifter sedang menggeser, maka dilakukan pemerksaan.
lingkungan) ・Slide PC tidak bisa bergerak karena tersangkut “matsuiwa” (batu keras yg
kadang ditemui di dalam batubara, diindikasikan berasal dari pohon yg
membatu).
・Baut pada rantai yg mengikat agar mesin tak bergerak ternyata patah.
・Sejak mulai penambangan di panel tsb, pita/ tali yg mengikat shifter 2
kali naik ke sisi dinding dan 1 kali naik ke sisi tengah terowongan.
MANAGEMENT ・Instruksi keselamatannya merupakan pelaksanaan prediksi bahaya
(pengelolaan/ perorangan.
pendidikan) ・Korban baru pertamakali melakukan pekerjaan sliding PC di lokasi tsb.
・Tidak ada tindakan yg disusun terhadap kejadian hiyarihatto (nyaris
celaka).
L1 34
4. Metode Analisis Bencana/ Kecelakaan
4.3 Analisis 4M5E - (3) Contoh 3
MAN MACHINE MEDIA MANAGEMENT
Faktor Manusia Faktor Mesin Faktor Informasi Faktor Pengelolaan
・Pencegahan ・Cara melakukan ・Komunikasi 7 ・Re-edukasi ttg standar
EDUCATION human error pekerjaan tindakan saat kerja (SOP)
Pendidikan
penggeseran darurat
・Posisi badan ・Mengganti baut ・Memasang alat ・Revisi & penambahan
ENGINEERING saat pekerjaan rantai pencegah dari ukur tekanan di sisi pada standar kerja
Teknologi,
penggeseran, cara 28mm ke 30mm. shifter (SOP)
Rekayasa
melakukan.
・Memastikan ・Memperkuat ・Memperketat ・Melaksanakan inspeksi
ENFORCEMENT kembali instruksi ketahanan baut thd pelaporan kondisi sebelum memulai
Penegakan keselamatan tarikan. pekerjaan saat pekerjaan penggeseran.
pergantian shift.
・Share kejadian ・Contoh kasus ・Memasang tanda ・Re-edukasi
EXAMPLE kekaryawan dg lepasnya baut rantai peringatan {Dilarang pencegahan kecelakaan
Model, Contoh pekerjaan sejenis. saat pemanjangan Masuk] atau sejenis.
trough. [Dilarang Melintas]
・Menciptakan ・Menambah ・Menampilkan ・Lakukan 5S agar
ENVIRONMENT lingkungan agar penerangan yg lampu saat pekerjaan penggeseran
Lingkungan bisa memadai (lampu) penggeseran. jadi lebih mudah &
berkonsentrasi tidak terganggu.
L1 35
5. Contoh Kasus Kecelakaan Serius
5.1 Kasus 1: Ledakan Gas di Vertical Shaft Udara Buang Hikishima
(1) Sekilas 1 Nama
Tambang
Tambang Batubara Ikeshima
L1 36
5. Contoh Kasus Kecelakaan Serius
5.1 Contoh Kasus 1 - (2) Layout Lokasi
L1 37
5. Contoh Kasus Kecelakaan Serius
5.1 Contoh Kasus - 1
(3) Situasi Kecelakaan
• Pada shift-2 hari itu, ada 12 orang yang bekerja, yaitu
1 orang supervisor, 6 orang pekerja UG, dan 5 orang
pekerja Surface. Telepon sedang rusak, dan suara fan
yg sedang beroperasi terlalu bising sehingga sulit
untuk berkomunikasi. Akhirnya diputuskan untuk
mematikan dulu fan dan memperbaiki telepon.
Setelah perbaikan telepon selesai, fan dioperasikan
kembali. Tak lama setelah switch ON dan fan
beroperasi, terjadi ledakan.
L1 38
5. Contoh Kasus Kecelakaan Serius
5.1 Contoh Kasus - 1
(4) Situasi Tempat Kecelakaan (UG)
L1 39
5. Contoh Kasus Kecelakaan Serius
5.1 Contoh Kasus - 1
(5) Situasi Tempat Kecelakaan (Surface)
L1 40
5. Contoh Kasus Kecelakaan Serius
5.1 Contoh Kasus - 1
(6) Situasi Tempat Kecelakaan (Vertical Shaft)
L1 41
5. Contoh Kasus Kecelakaan Serius
5.1 Contoh Kasus - 1
(7) Situasi Tempat Kecelakaan (Vertical Shaft)
L1 42
5. Contoh Kasus Kecelakaan Serius
5.1 Contoh Kasus - 1
(8) Penyebab Kecelakaan ③ Status Gas Metan
Hasil Uji Akumulasi Gas
L1 44
5. Contoh Kasus Kecelakaan Serius 5.1 Contoh-1
(10) Penyebab Kecelakaan ①
Mekanisme Pengelolaan Keselamatan Sistem Pengelolaan Keselamatan
yg tidak berfungsi yg tidak memadai
Pendidikan untuk
Tidak adanya SOP & Supervisor dan Pekerja Level Supervisor
Manual yg memadai Keputusan yg salah
Tak ada tindakan
Tak ada
larangan menyalakan listrik
tindakan evakuasi
Tak ada tindakan Oksigen
terhadap gas metan Ventilasi dg fan Tak ada
lokal + pipa angin pengukuran gas
yg tidak efektif
Ledakan Fan lokal berhenti
Benda mudah
Sumber api
terbakar
Pengoperasian kembali Telepon rusak
Percikan api Gas metan
fan lokal listrik berkadar ledak
Belum memasang
Lampu sorot Belum memakai Metan gas berkadar alarm peringatan
bukan anti ledak alat yg tinggi keluar dari gas mudah terbakar
tersertifikasi
sekrup bohlam kendor lubang pemboran Kurangnya komunikasi di
lapangan antara surface &
Penyegelan terowongan UG underground
L1 45
5. Contoh Kasus Kecelakaan Serius 5.1 Contoh-1
(11) Penanggulangan Kecelakaan
SEBELUM SESUDAH
No
Kecelakaan Kecelakaan
1 Pelaksanaan Pendidikan Re-evaluasi Struktur Pengelolaan (Mengintensifkan Sistem Keselamatan,
Keselamatan Keselamatan termasuk mesin & listrik)
2 Larangan merokok di UG Mengintensifkan Sistem Double-check thd pekerjaan yg dilakukan sub-kontraktor
3 Pelaksanaan Pengukuran Gas Re-edukasi thd supervisor dan pegawai (tentang ventilasi, gas metan, sumber api)
4 Mengintensifkan Pengelolaan Lapangan di Vertical Shaft Udara Buang Hikishima
1. Mengintensifkan komunikasi dg Ruang (komunikasi berkala setiap shift, meninggalkan
Kontrol Terpusat laporan/ catatan tertulis)
2. Menentukan area bebas sumber api, Mengintensifkan body-check di mulut tambang
L1 46
5. Contoh Kasus Kecelakaan Serius
5.2 Contoh Kasus-2 (1) Gas Terbakar di Panel Penambangan
• Lokasi Kecelakaan
: Panel Penambangan
(Lower Seam Nobori No.4 Minami-2)
• Jenis Kecelakaan
: Ledakan gas (gas terbakar)
• Waktu
: 24 Agustus 1994 jam 02.40
• Lokasi asal mula kejadian
: Sekitar PRS no.94 di panel
• Korban
: Tidak ada
L1 47
5.Contoh bencana serius
Pagar kayu
5.2 Contoh bencana - 2
lorong angin
Kayu penguat
Drum cutter
(2) Gambar posisi drum Steel frame
Iron pillar
Gambar penampang
Runtuhan Atap
Silicified wood
Drum cutter
L1 48
5. Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-2
(3)Kondisi tempat bencana -1
• Panjang permukaan panel penambangan120m, batuan
shale pada atap, pengambrukan goaf
• Pada panel di penyangga baja no 93, 94 bagian bahu,
dari shift 3 tanggal 22 Agustus sekitar 0.7m atapnya
terlepas runtuh dan bagian penyangga diatas cappe
hydraulic proof dihubungkan pada area goaf
ガス(CO)PPM
ガス(O2,N2,CH4)%
70 7,000
60 6,000
50 5,000
40 4,000
30 3,000
20 2,000
10 1,000
0 0
1日
3日
5日
7日
9月 日
9月 日
9月 日
9月 日
9月 日
9月 日
9月 日
9月 日
9月 日
9月 日
10 日
10 日
10 日
5日
9
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
3
9月
9月
9月
9月
9月
月
L1 52
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-2
(7) Photo setelah terowongan dibuka kembali -1
L1 53
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-2
(8) Photo setelah terowongan dibuka kembali -2
L1 54
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-2
(9) Photo setelah terowongan dibuka kembali -3
L1 55
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-2
(10) Photo setelah terowongan dibuka kembali -4
L1 56
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-2
(11) Photo setelah terowongan dibuka kembali -5
Drum Cutter
menggerus batuan
keras silicified wood
L1 57
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-2
(12) Photo jalur pergantian udara pada development
L1 58
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-2
(13) Analisis bencana berdasar metode 4M5E-1
MAN ・Operator menggerus batuan silika dengan Drum Cutter nya
・Saat pekerjaan langsung pemotongan dalam panel, tidak
Manusia dilakukan penyemprotan air
MACHINE ・Semprotan air di dalam dan luar Drum Cutter keluar.
・Alarm gas untuk gas yang berpotensi pada area stable bahu
Alat・Fasilitas terpasang tetapi tidak bekerja.
・Karena lokal Fan dioperasikan maka volume udara yang biasanya 900m3
MEDIA berkurang menjadi600m3/menit
Informasi・ ・Atap langit langit di penyangga baja set 93, 94 bagian bahu sekitar 0.7m roboh
dan bagian cappe hydraulic proof terhubung pada goaf
Lingkungan Bahu drum cutter saat sedang memotong galian di penyangga set 94 mengenai
batuan keras silicified wood dan timbul bunga api yang menyambar gas mudah
terbakar di bagian atap lokasi yang sama sehingga gas mudah terbakar area goaf
menyala.
L1 59
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-2
(14) Analisis bencana berdasar metode 4M5E-2
MAN MACHINE faktor MEDIA MANAGEMENT
faktor manusia mesin faktor info Faktor manajemen
・pendidikan berulang ・poin penanganan dan ・Penyebaran dan ・Kepatuhan yang ketat
larangan memotong perhatian mesin berbagi informasi terhadap standar kerja dan
EDUCATION batuan silika ekstraksi penting seperti pendidikan berulang
pendidikan-latihan pengurangan volume
ventilasi
・Peningkatan tehnik ・Tekanan air drum ・Penguatan sistem ・Review teknologi manajemen
ENGINEERING operator memotong cutter volume up komunikasi keselamatan yang komprehensif
Teknologi-tehnik DC
・Pematuhan ・Pencegahan bocor ・Penguatan sistem ・Penguatan sistem
ENFORCEMENT kesungguhan pada udara ke area goaf komunikasi penanganan spray air dan
Penguatan- SOP dengan menggandakan gas mudah terbakar
penguatan kayu di bahu
ketelitian dan didalam panel
・Pendidikan berulang ・semprotan air dan ・Berbagi informasi ・Mengambil pelajaran dari
EXAMPLE langkah bencana manual didalam drum nyaris celaka bencana serupa di masa lalu
Model contoh serupa cutter, dan Road Header
・Tampilan alat ・Penempatan selang ・Penjelasan ・Peningkatan kemampuan
ENVIRONMENT pemadam api yang kebakaran yg jumlahnya sebelumnya informasi tanggap darurat melalui
Lingkungan- latar mudah terlihat sesuai panjang panel gas mudah terbakar pelatihan pemadam
belakang disekitar panel kebakaran
L1 60
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-2
(15) Langkah kebijakan -1
1) Sistem manajemen gas yang bersifat mudah terbakar
①Jika ditemukan area runtuhan atap tinggi yang beresiko
gas yang mudah terbakar dapat terjebak stagnan, maka
tempatkan orang yang bertugas memonitor (penanggung
jawab) untuk memperkuat pengukuran gas.
②Di area gas yang mudah terbakar terjebak dan
terakumulasi, tempatkan peralatan difusi gas misalnya
dengan mengadopsi fasilitas semprotan shower
③Saat mengoperasikan local fan untuk persiapan akhir
penambangan, tempatkan supervisor senior dan tambahkan
volume udara lokal fan dengan tidak mengurangi debit
udara di panel, seiring dengan itu monitor dan
tingkatkan frekuensi pengukuran gas mudah terbakar
dibagian bahu panel
L1 61
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-2
(16) Langkah kebijakan-2
1) Sistem manajemen gas yang bersifat mudah
terbakar
④Saat pemotong drum cutter dipasang, lakukan
penaburan air kebagian dalam drum dan percikan
air dengan manual.
⑤ Melakukan upaya dengan segera pendeteksian
batuan silika sejak dini untuk mencegah timbulnya
percikan api.
⑥Mengukur pencegahan kebocoran udara ke area
goaf dengan menggandakan kayu penguat di
bagian bahu dan dalam panel
L1 62
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-2
(17)Langkah kebijakan-3
2)Sistem pemadaman api
①Memasang selang pemadam kebakaran dengan
jumlah sesuai panjang panel disekitar panel
tambang
②Menjaga jumlah volume air yang dibutuhkan saat
pemadaman
3)Pendidikan kepada orang orang terkait
①Mengadakan pertemuan kelompok bagi semua
karyawan untuk menginformasikan secara
menyeluruh tentang tindakan seperti sistem
penanganan gas yang bersifat mudah terbakar dan
sistem pemadam kebakaran.
L1 63
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(1)Sekilas bencana ambrukan dan semburan
banjir
Lokasi banjir:Gate no3 terowongan turun selatan
2 (area development)
Waktu kejadian:22 Juni 2001 jam 04:30
Nama lapisan:Lapisan18feet
Type keluaran air:Lapisan mengandung air
Volume Max semburan air(m3/min):5.0
L1 64
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(2)Gambar lokasi area
bencana
L1 65
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(3)Kondisi tempat bencana
Development ( Terowongan Gate no 3 slope selatan 2 )
Metode Penggalian Road Header Inseam
Kemiringan + 7°
Penyangga Jenis C5.5(14.9m2 ; 12.9m2
Interval frame (m) 1,05m
Kayu penguat (pcs) 13 batang
Ventilasi Metode Ventilasi lokal Sistem hisap
Output fan lokal 25kw
Induk angin(m3/mnt) 1400
Vol angin dpn pipa udara (m3/mnt) 300
L1 66
Peta sistem drainase
L1 67
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(5)Kondisi pelaksanaan pilot boring
No lubang
Arah
Kemiringan
Lobang
L1 68
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(6)Evaluasi Grup kerja Pilot Boring
L1 69
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(7)Kronika air keluar dan penanganan①
22 Juni (jumat)
Sebelum Shif 3/3 naik 249~251 Tetesan air dari atap 2-3ltr Ada laporan dari spv penggalian
240~242 Air jatuh dari atap 4-5ltr Kishikawa frameNo.255
23 Juni (sabtu)
7:45 240~255 Debit air 20ltr, beban datang Dari Spv development Maijima
Instruksi stop penggalian, perkuat dengan
Dari Spv development Matsuda
kayu penguat
L1 70
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(8) Kronika air keluar dan penanganan②
23 Juni (Sabtu)
12:30 245~250 2 unit wooden stack (packing)
L1 71
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(9) Kronika air keluar dan penanganan③
23 Juni (Sabtu)
L1 72
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(10) Kronika air keluar dan penanganan ④
24 Juni (Minggu)
Instalasi pompa 22kw, mulai mengangkut air dgn Instalasi dari shift3/3 dari
3:40 196
pipa 4inch X 2line Spv Nagata
4:15 Total Volume air bertambahan jd 1000 ltr
L1 73
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(11) Kronika air keluar dan penanganan ⑤
24 Juni (Minggu)
6:52 Roboh dan bagian ujung jauh tak terlihat.2 buah
250~ujung
packing(susunan balok kayu ambruk
~239 Terjadi deformasi besi frame penyangga
9:30 242~252 Krn susunan balok kayu (packing) ambruk area ujung Waka penambangan Miyaoka
jauh tidak terlihat tiba di TKP
Sisi kanan packing air turun deras, sisi kirinya oleng
Deformasi besar pada frame penyangga 242(sisi kiri
hancur ambruk)
241 Deformasi pada besi penyambung frame(pacie)
219 Total debit air dipermukaan packing paling depan 3m3
9:37 217~218 Packing (susun balok) 1unit
L1 74
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(12) Kronika air keluar dan penanganan ⑥
24 Juni (Minggu)
13:30 213 Pemancangan pilar tengah 1 buah
Ada keluaran air dari lobang penghantar air
15:45 Bak station tunnel tengah Dari Kasi listrik Tanaka
tunnel tsure oroshi tengah
15:53 Gate slope no 3 Air dr arah ujung berpindah.Debit air jd Dari Spv Development Matsuda
bertambah
Parit bak dinilai sulit karena banyak
air, dan diinstruksikan untuk GL mining Tanaka
mempercepat pembangunan bendungan
Membuat bendungan, selesaikan jalur Dari Spv development
17:15 Gate slope no 3
penarikan, dan memulai penarikan Matsuda
Bak station tunnel tengah Posisi air yg dihidupkan pompa 37kw dalam bak Dari Kasi listrik Tanaka
17:22
station adalah frame 75 dari pintu mulut masuk
L1 75
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(13) Kronika air keluar dan penanganan ⑦
24 Juni (Minggu)
Dari Spv development
18:50 Gate no 3 Oroshi Memotong pipa udara di frame No211
Matsuda
Memblokir plat bendungan dimulut
Tunnel Tsureoroshi Dari staf development
20:14 tunnel udara bersih dan GB01 exhaust
tengah Kishikawa
tunnel Oroshi
Relokasi pompa 22kw didekat Dam
20:30 Gate no 3 Oroshi Dari Kasi Mesin Motoura
selesai
21:15 Tunnel Tsureoroshi Penggantian pompa 5.5kkw ujung
Dari Kasi Mesin Motoura
tengah crosscut 4 jd 22kw rampung
Bak Station Oroshi Posisi air merangkak frame 44 dari
21:23 Dari staf developmen Ueno
tengah pintu mulut masuk
Tunnel Tsureoroshi Mengoperasikan lagi pompa 22kw ujung
21:54 Dari Staf mesin Matsuoka
tengah crosscut 4
22:10 Laporan Kondisi 3m³dari pipa 8 inch yang ditarik dari no 3 Dari deputy director Irie
2m³ dari pompa 49kw pintu masuk dan 1m³ saat
pengangkutan airnya dialir kan ke crosscut
5.5 diantaranya pengaliran air 100ltr ke
tunnel Tsureoroshi tengah dan 500ltr ke
crosscut 4 tsureoroshi tengah
L1 76
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(14) Kronika air keluar dan penanganannya⑧
25 Juni (senin)
Tunnel tsure
0:00 Pemasangan plat bendungan crosscut 1 selesai Spv Safety tamda Deguchi
oroshi tengah
0:50 Tunnel Oroshi Dengan instal pompa 49kw didepan crosscut 5.5 aliran Dari Kasi mesin nagata
tengah air ke area ujung tidak ada
Tunnel tsure Dari Spv mesin Ma機械松岡係員
1:40 Relokasi pompa 22kw di ujung crosscut 4
oroshi tengah より
Tunnel tsure
1:50 同上箇所冠水する 機械松岡係員より
oroshi tengah
L1 77
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(15) Kronika air keluar dan penanganannya⑨
25 Juni (Senin)
8:17 Gate 3 tunnel Oroshi Mesin 7.5kwP rusak diganti jadi 5.5kwP
11:10 Gate 3 tunnel Oroshi Total vol air sepertinya sedikit turun Dari Kasi development Ota
22:00 Tunnel Tsure oroshi tengah Penggantian 5.5kwP di Tunnel tsure ichi Dari Spv listrik Kizaki
oroshi dengan 2HP P
L1 78
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(16) Kronika air keluar dan penanganannya ⑩
26 Juni (Selasa)
L1 79
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
Packing balok
kayu(deformasi)
Area ambrukan
L1 80
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(18)Photo- 2 kondisi bencana dan Tindakan
Kondisi keluar air Pemancangan pilar
tengah
Air keluar dari area
ambrukan atap
L1 81
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(19) Photo-3 kondisi bencana dan Tindakan Packing (susunan
balok kayu
Kondisi mempertahankan
terowongan dari semburan air
Nomor
frame
L1 82
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
L1 83
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(21) Photo-5 kondisi bencana dan Tindakan Susunan
balok(packing)
Kondisi aliran air dan perawatan Aliran air dari ujung
lorong (keruh)
Nomor
frame
penyangga
L1 84
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(22) Photo-6 kondisi bencana dan Tindakan
Kondisi aliran air dan perawatan Packing(susunan Aliran air dari
lorong balok) ujung (keruh)
Situasi penanganan
pompa
汚れ水(流水)
L1 86
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(24) Photo-8 kondisi bencana dan Tindakan Bagian Dam
(semen)
Kondisi konstruksi
Dam
Pipa untuk
penarikan air
Supported
Wood post L1 87
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(25) Photo-9 kondisi bencana dan Tindakan
Kondisi tampungan air DAM
Dam
Tampungan air
dari ujung
L1 88
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
L1 89
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(27)Kondisi terowongan pasca bencana(maintenance)
Peta kondisi gate 3 slope selatan
ke 2
L1 90
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(28)Fluktuasi volume semburan air
5,500
5,000
4,500
4,000
3,500
3,000 Vol semburan
湧水量
2,500
2,000
1,500
1,000
500
0
6月23日7:45
6月24日2:07
6月24日8:40
6月25日1:00
6月25日9:00
6月26日1:00
6月26日9:00
6月27日1:00
6月27日9:00
6月23日21:15
6月25日17:00
6月26日17:00
6月27日17:00
L1 91
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(29) Analisis bencana dengan metode 4M5E-1
・Laporan dari staf shift sebelum terjadi bencana hanya sejumlah kecil mata air
MAN ・Masa kerja atau jam terbang staf development lapangan dan asistennya terbilang masih
人間 singkat
・Penyetopan air dengan menginjeksikan semen dalam pekerjaan pilot boring atas
pertimbangan penanggung jawab
・Penggalian biasa dengan RH, ini berpotensi terjadi area longgar pada zona patahan
MACHINE ・material penyangga adalah rel 30 kg dengan jarak antar rangka 1.0m (kemungkinan
機器・設備 kurangnya daya topang)
・Kurangnya fasilitas pengangkut air untuk situasi darurat(tidak dapat menahan air dan
saluran pembuangan dalam jumlah besar)
・Terdapat lapisan hydro didekat patahan, terowongan
MEDIA ・Potensi terjadi zona longgar patahan akibat kurangnya daya penopang(frame dan kayu kayu penyangga)
・Dari awal tetesan air hingga jadi sumber mata air akibat dari retaknya zona patahan dan kebocoran
情報・環境 dilapisan akuifer (air bertambah)
・Batuan zona sesar terkelupas dari batuan dasarnya oleh mata air dan menjadikannya sebagai beban
mati
・Kekuatan penyangga lebih kecil dari pada beban mati, sehingga timbul deformasi pada besi penyangga
akibat air dengan volume besar dari zona air mengalir dari saluran air yang telah terjadi
・Penggalian dengan mesin RH yang seperti biasa, diijinkan meski penggalian di area sumber mata air dan
MANAGEMENT area patahan
・Dalam evaluasi grup kerja pilot boring, tidak ada indikasi khusus untuk mata airh
管理・教育 ・Tak ada instruksi sistem pergantian tatap muka
・Laporan semburan mata air meningkat
L1 92
5.Contoh bencana serius 5.2 Contoh bencana-3
(30) Analisis bencana dengan metode 4M5E-2
MAN MACHINE MEDIA MANAGEMENT
Faktor manusia Faktor Mesin Faktor media Faktor manajemen
・Latihan evakuasi Diklat cara pemotongan Diklat untuk ・SOP penggalian khusus
EDUCATION ambrukan dan anomali air RH di tempat sumber air meningkatkan Diklat (zona sumber air dan
Pendidikan dan latihan ・Diklat sistem monitoring dan zona sesar akurasi pengiriman zona sesar)
dan penerimaan
・Bersiap peralatan ・penggunaan pick bukan ・Saat dekat lapisan air, ・SOP penggalian khusus
ENGINEERING pompa air saat darurat dengan RH disesuaikan menambah pengeboran pembuatan zona sumber air
Teknologi dan tehnik kondisi arah atas dan zona sesar)
Diklat ulang cara drifting ・Pra drainase dengan ・Penguatan ・meninjau kembali dan
ENFORCEMENT zona sesar dan zona air mesin bor P4 pengetahuan kondisi memperbaiki material untuk
geologi sesar dan kondisi darurat
Penguatan dan ketelitian
lapisan air
・Pengenalan baik SOP ・Mengclearkan zona Konfirmasi mata air Standar pekerjaan
pekerjaan penggalian patahan dengan dengan pengeboran penggalian khusus
khusus ke atas, pengeboran
EXAMPLE penggalian manual konvensional
drainase,
Model dan contoh penyelesaian
penggalian yang
aman
Pemeliharaan Berbagi informasi
・Penataan tempat Peninjauan kembali
ENVIRONMENT material darurat dan pompa besar + peralatan yang
Lingkungan dan latar jalur pipa air dibutuhkan melalui evaluasi grup kerja
tampilan mudah daftar
belakang
dibaca periksa(checklist)
pilot boring
L1 93
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-3
(31) Poin Penyebab Utama Bencana
Atap Runtuh
① Adanya sesar/ patahan dan air yg masuk ke zona patahan
sehingga menyebabkan pelemahan batuan sekeliling. Akibatnya
lapisan atap terlepas menjadi beban mati dan menimpa serta
merusak frame penyangga. ②
Kerapatan pemasangan penyangga di zona patahan masih kurang.
Banjir
① Sistem pemompaan air keluar tambang kurang memadai.
② Tidak melakukan pemboran drainase air.
③ Keluaran air dari lubang “pilot boring” malah dihentikan dengan
injeksi semen.
L1 94
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-3
(31) Poin Penyebab Utama Bencana
Atap Runtuh
① Adanya sesar/ patahan dan air yg masuk ke zona patahan
sehingga menyebabkan pelemahan batuan sekeliling. Akibatnya
lapisan atap terlepas menjadi beban mati dan menimpa serta
merusak frame penyangga. ②
Kerapatan pemasangan penyangga di zona patahan masih kurang.
Banjir
① Sistem pemompaan air keluar tambang kurang memadai.
② Tidak melakukan pemboran drainase air.
③ Keluaran air dari lubang “pilot boring” malah dihentikan dengan
injeksi semen.
L1 95
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-3
(32) Pelajaran yg didapat dari Bencana
① Kerapatan pemasangan penyangga hendaknya dipertimbangkan
menurut kondisi geologi terowongan (adanya patahan, keluaran air
dll) → jarak antar penyangga dipersempit.
② Terhadap lokasi yg diperkirakan akan keluar air dalam jumlah
banyak, sedini mungkin dipersiapkan sistem drainase/ pemompaan
keluar tambang, dan sebelumnya dilakukan pemastian dengan
pemboran drainase air.
③ Menyiapkan material, pompa (dan barang-barang lain terkait)
untuk keperluan darurat/ emergency.
L1 96
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-3
(33) Cara berpikir dalam penanganan masalah (1)
[1] Saat penggalian maju menembus patahan, wakil manajer teknik keselamatan dapat memutuskan
untuk menginstruksikan pembuatan SOP Khusus, dimana pekerjaan penggalian maju akan mengacu
kepada SOP Khusus tsb. Yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan tadi misalnya hal-hal sbb:
1. Patahan dikonfirmasi sejak dilakukan pilot boring, dan dijumpai adanya air keluar.
2. Muncul patahan yg tidak dijumpai saat pilot boring, dan dijumpai adanya air keluar.
3. Muncul patahan yg tidak dijumpai saat pilot boring, ada sebagian atap yg runtuh dan ada tetesan air
4. Hal lain-lain yg oleh wakil manajer teknik keselamatan perlu dilakukan tindakan (keputusan).
Untuk SOP Khusus, terkait item-item berikut, akan diperjelas bila perlu.
1. Jarak antar penyangga Mempersempit jarak antar penyangga
2. Material penyangga Mengganti dari bahan rel 30 kg ke baja pokar (yg lebih kuat)
3. Bantalan penyangga Diubah menjadi bantalan kayu rapat untuk atap dan dinding, dan berlapis 2
tingkat
4. Pembatasan Tidak boleh memotong bagian atap. Hanya untuk memasang penyangga, dll
pemotongan oleh RH
5. Pembatasan peledakan Peledakan dibagi beberapa kali. Peledakan tidak boleh dilakukan dll (hanya
boleh menggunakan pick).
6. Sistem pengawasan Pendampingan oleh kepala supervisor, pergantian shift secara tatap muka dll
L1 97
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-3
(34) Cara berpikir dalam penanganan masalah (2)
[2]. Untuk penggalian maju dg potensi keluaran air banyak cukup besar, maka pemboran
melebihi saat normal perlu dilakukan (arah atas dll, pemboran mencari air) dan
ditambahkan dalam pekerjaan. Untuk pemboran tambahan ini, jenis, arah, posisi, panjang,
core/ non-core dll akan ditentukan oleh wakil manajer teknik keselamatan.
Yang akan menjadi dasar pengambilan keputusan diantaranya:
1. Bila pada terowongan lain di sekitar lokasi terowongan yg akan digali (radius 1km) terdapat keluaran
air (menetes seperti hujan, keluar dari lubang bor dll) melebihi 0,5m3/ menit.
2. Bila hasil rapat kelompok pilot boring menyatakan perlu dilakukan pemboran tsb.
3. Bila wakil manajer teknik keselamatan memutuskan perlu untuk dilakukan.
[3]. Mencermati temuan pada hasil rapat kelompok pilot boring, perlu dilakukan analisis
dan evaluasi lebih mendalam.
1. Walaupun keluaran air yg ada debit dan tekanannya dibawah standar acuan, namun perlu meneliti
kembali catatan saat penggalian terowongan maju di area tsb untuk dievaluasi dan dianalisis lebih lanjut.
2. Terkait perubahan karakteristik batuan saat pemboran, perlu dievaluasi dan dianalisis secara
mendalam apakah yg terjadi hanya batang bor yg membelok atau karena menembus zona patahan.
L1 98
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-3
(35) Kondisi Kesiapan Sistem Pemompaan Air ①
L1 99
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-3
(36) Kondisi Kesiapan Sistem Pemompaan Air ②
L1 100
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(1) Bencana Ambrukan & Keluaran Air (Banjir)
Lokasi bencana: Penggalian maju pembuatan panel penambangan
no.3 di Minami Oroshi-2
Tanggal peristiwa: 17 Juni 2001, jam 11.10
Strata: 18-feet Lower Seam
Jenis Bencana: Ambrukan & Keluaran Air (Banjir)
Kerugian akibat bencana: RH, PC, Pompa dll tertimbun
L1 101
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(2) Peta Lokasi Bencana
L1 102
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(3) Kronologi Bencana & Tindakan①
• Kronologi Ambruknya Atap & Tindakan
- 15 Juni, Shift 3/3, Supervisor HARAUCHI
Saat melakukan penggalian maju, dari bagian tengah antara penyangga no.560-563
ke sisi kiri terjadi “kebocoran” (=sebagian atap runtuh), sehingga dilakukan “atari-
tsuke” (menahan atap atau dinding) dan “beta-kiribari” (memasang kayu horisontal
antar penyangga secara rapat, agar penyangga tak mudah roboh). (Saat itu tak ada
penyangga yg penyok, kayu yg patah dsb).
Setelah shift kerja selesai dan naik ke surface (kantor), melapor ke Kepala Blok (pak
ODA) yg bertugas di shift berikutnya.
- 16 Juni, Shift 1/3 jam 9 pagi, Supervisor NOSHO
Ada “kebocoran” sepanjang 1 jarak antar penyangga, beban 3,0m lepas dan jatuh.
Hal itu dilaporkan ke Kepala Blok ODA yg ada di surface, sambil meminta instruksi.
Kepala Blok ODA memberi instruksi kepada Supervisor NOSHO untuk
menghentikan pekerjaan dan segera evakuasi dari lokasi. Selain itu, Supervisor
Penggalian Maju (ICHIMARU) diinstruksikan untuk memeriksa kondisi lokasi
kejadian.
(Lihat Peta Kondisi Bencana-1)
L1 103
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(4) Peta Kondisi Bencana-1
Peta Kondisi
Bencana
L1 104
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(5) Kronologi Bencana & Tindakan②
• 16 Juni, Shift-1/3, Supervisor ICHIMARU, jam 10.30
Melapor ke Kepala Blok ODA bahwa segera akan menuju ke lokasi
kejadian.
Jam 11.30
Pada frame penyangga no.560-561 dari bagian tengah ke sisi kanan
dijumpai atap terowongan yg runtuh dan bolong sekitar 3m.
Penyangga no.560-568 menerima beban sehingga “pesi”
(sambungan pada frame penyangga) yg di sisi kiri sebagian penyok.
• !6 Juni, Shift-2/3, Supervisor HAMANAKA + 7 orang Supervisor
Kepala Blok ODA menjelaskan situasi diatas kepada Supervisor
HAMANAKA dan memberi instruksi kerja (angkut material darurat,
memasang “kiribari” secara rapat, memasang “naka-bashira” (tiang
tengah) sebagai penopang.
L1 105
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(6) Kronologi Bencana & Tindakan③
• 16 Juni, shift-2/3, Supervisor URAKAMI
Kepala Blok ODA menjelaskan situasi dan memberi instruksi kepada
Supervisor URAKAMI (=ambil dari lokasi terowongan horisontal
Selatan-3 material darurat berupa “naka-bashira” 8 batang, kayu bulat
1,5m, dan kayu tambang 2m untuk dibawa ke lokasi kejadian)
• 16 Juni, shift 2/3, Supervisor HAMANAKA, jam 18.15
Memberitahukan kondisi ke ruang pengawasan terpusat, lalu dari
petugas ruang pengawasan/ monitoring memberitahu ke GL TANAKA
dan Kepala Penggalian Maju MATSUDA.
Sekitar 2 jarak penyangga, atap terowongan setinggi 4,0m dan lebar
2,0m jatuh, dan ada kucuran air dari atap (mirip hujan) sekitar 10 liter
(tidak keruh). Karena berbahaya, pekerjaan perbaikan lubang di atap
tak bisa dilakukan. Karena area sebelum lokasi juga menerima beban
sehingga ada penyangga yg penyok, maka dipasang tiang “naka-
bashira” menggunakan balok kayu, sementara tiang “naka-bashira”
dari baja dan material lain sedang diangkut menuju lokasi.
L1 106
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(7) Kronologi Bencana & Tindakan④
• 16 Juni, GL TANAKA pada shift 2/3 memberi instruksi kepada Supervisor HAMANAKA
sbb:
“Perkuat area sebelum lokasi ambrukan, pasang “kiribari” secara rapat, perkuat
penahanan dinding/ atap dg besi/ kayu panjang dan lakukan “gobo-tsume”
(menjejalkan dan menyelipkan kayu bulat dan kayu tambang ke arah dinding/ atap
muka kerja), serta buat sketsa kondisi di lapangan”
• 16 Juni, shift 2/3, Hasil pekerjaan yg telah dilakukan:
1. Penanganan atap bolong selebar 2 jarak penyangga dengan tumpukan balok kayu
(karako-zumi) 5 unit, lalu di atasnya “gobo-tsume”, dan atasnya lagi “jigoku”
(penanganan atap bolong dg mengisinya dg kayu dll tapi karena cukup tinggi, tak
bisa sampai ke bagian atas lubang).
2. Antara penyangga No. 557 - 558, dipasang 2 tiang balok persegi.
3. Antara penyangga No. 559 - 562, dipasang 4 tiang balok persegi.
4. Memperkuat “kiribari” sepanjang 7 jarak penyangga.
(Lihat Peta Kondisi Bencana-2)
L1 107
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(8) Peta Kondisi Bencana-2
Peta Bencana-2
L1 108
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(9) Kronologi Bencana & Tindakan⑤
• 16 Juni, shift 3/3 jam 21.40, Kepala Blok ODA + 7 orang masuk tambang
UG
GL TANAKA memberi instruksi ke Kepala Blok ODA sbb:
1. Sampai beban (batu atap) menjadi stabil (tak lagi berisiko runtuh),
maka evakuasi RH ditunda dulu.
2. Untuk penanganan atap bolong, bila pekerjaan “gobo tsume” (metode
menyumpal kembali atap bolong dengan kayu bulat dan kayu
tambang) selesai, lanjutkan dengan membersihkan batuan ambrukan.
3. Bila frame penyangga penyok berat, batalkan evakuasi RH, dan pasang
kayu bertumpuk (karako) sesuai arahan dari wakil manajer teknik
keselamatan.
L1 109
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(10) Kronologi Bencana & Tindakan⑥
• 16 Juni shift-3/3 jam 22.40 (Kepala Blok ODA + 7 orang sampai di
lokasi)
1. Karena pemompaan air keluar tambang dg hyper-pump ada
hambatan, maka diganti dengan pompa 2HP.
2. Antara frame No. 555 - 567, dipasang “kiribari” (kayu yg dipasang
secara horisontal menghubungkan antar penyangga) sebanyak
110 batang.
3. Antara frame No. 557 -559, dipasang 3 batang “naka-bashira”
(tiang penopang tengah).
4. Antara No. 561 - 563, dipasang 3 batang tiang penopang tengah.
L1 110
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(11) Peta Kondisi Bencana-3
Peta Bencana 3
L1 111
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(12) Kronologi Bencana & Tindakan⑦
・17 Juni, shift 1/3 jam 07.40 (Supervisor YOSHITAKE +3 orang +
MATSUO 3)
-Kepala Blok ODA memberi instruksi kepada Supervisor YOSHITAKE
yg bertugas pagi hari (shift 1).
-Instruksi: Singkirkan batu ambrukan di sisi kanan sambil memasang
kayu melintang antar frame (kiribari) secara penuh merata, serta
pasang tiang penopang tengah.
-Ada laporan dari shift-3 sebelumnya bahwa beban (batu di atap
bolong) sepertinya sudah stabil dan tidak terlihat ada pergerakan/
perubahan.
-Kepala Blok ODA menjelaskan kondisi lapangan kepada Kepala
Penggalian Maju MATSUDA setelah kembali ke surface (kantor
tambang)
L1 112
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(13) Kronologi Bencana & Tindakan⑧
・17 Juni shift-1/3 jam 9 pagi (Kepala Penggalian Maju MATSUDA sampai di lokasi)
- Frame NO561 - 563, dilakukan pekerjaan “ataritsuke” (memperkuat/ menahan
dinding atau atap) pada dinding sebelah kanan.
-Frame NO561 dilakukan pembersihan batu dg SDOL karena akan memasang tiang
penopang tengah (sisi kanan).
L1 113
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(14) Kronologi Bencana & Tindakan⑨
・17 Juni shift 1/3 jam 11.12
-Mulai dari frame NO563, penyangga roboh dan terjadi runtuhan atap.
(Lihat Peta Kondisi Bencana-4)
Tindakan yg diambil setelah itu;
1. Melarang pengaliran listrik ke Road Header
2. Memasang baru alarm gas
3. Melarang pengaliran listrik ke 2PC (Chain Conveyor no.2)
4. Memasang tiang penopang tengah di frame NO557 dan 556
5. Antara frame NO 553 - 555 (2 jarak antar frame) dipasang kiribari (kayu
melintang) secara penuh
6. Memasang balok kayu bertumpuk (karako) sebanyak 2 unit.
7. Menggali bak penampungan air dan memasang pompa 2HP
L1 114
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(15) Peta Kondisi Bencana-4
Peta Bencana 4
L1 115
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(16) Kondisi Lokasi Penyanggaan Sebelum Ambruk-1
1. Sampai frame NO.557 (frame standar) menggunakan frame dari
rel tipe C-55 dg jarak pasang antar penyangga 1,05m.
2. Frame NO.558 adalah frame dari rel tipe C-60 II, jarak pasang
1,05m
3. Frame NO.559 adalahC-65, berupa frame “pokar” (besi panjang)
potong kaki 0,8m, dan jarak pasang 1,05m.
4. Frame NO.560 - 563 bertipe C-70, berupa “pokar” potong kaki
0,8m, dan jarak pasang 1,05m
5. Frame NO.564 - 575 adalah C-70, “pokar” potong kaki 0,8m, jarak
pasang sisi kiri 1,10m dan sisi kanan 0,26m
L1 116
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(17) Kondisi Lokasi Penyanggaan Sebelum Ambruk-2
L1 117
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(18) Kondisi Lokasi Menjelang Ambruk-1
1. Frame NO.556 - 564 mengalami penyok/ bengkok.
2. Frame NO.560 - 563 mengalapi penyok parah, dari bagian tengah
ke sisi kanan penyok turun menjadi 2,0m di bawah beam.
3. Antara frame NO.560 - 563 ada runtuhan lagi sehingga lubang di
atap semakin besar.
(Awalnya hanya 2 jarak antar penyangga dg batu atap yg jatuh
3,5m namun setelah itu melebar menjadi 3 jarak antar
penyangga dg ketinggian lubang di atap mencapai 5m)
4. Telah dilakukan penanganan thd lubang di atap dg tumpukan
balok kayu, tapi masih tersisa lubang kosong setinggi 2m.
5. Frame NO.557 - 562 diberi penopang tengah dg balok berukuran
4inch, dan NO.557 - 563 dipasang penopang tengah dari besi rel
37kg. Pekerjaan ini telah diselesaikan.
L1 118
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(19)-1Kondisi Lokasi Menjelang Ambruk-2
6. Untuk memasang penopang tengah di sisi kanan frame
penyangga NO.560, digunakan SDL untuk mengisi/
menimbun dg batu.
7. Terdapat air menetes dari atap, bersifat agak keruh.
8. Dipastikan bahwa frame NO.562 bergeser ke arah dalam
sejauh kira-kira 5cm.
L1 119
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(20) Peta Kondisi Bencana-5
L1 120
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(21) Peta Kondisi Bencana-6
L1 121
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(22) Foto Kondisi Atap Ambruk①
Pasang “kiribari” dg rapat
Tiang penopang tengah
Tiang
penopang
kayu yg
patah
L1 123
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(24) Foto Kondisi Atap Ambruk③
Frame penyangga yg rusak
akibat tekanan (beban)
L1 127
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(28) Petunjuk/ Fakta-2
L1 128
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(29) Petunjuk/ Fakta-3
L1 129
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(30) Petunjuk/ Fakta-3
L1 130
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(31) Analisis Bencana menggunakan Metode 4M5E-1
MAN • Apakah dalam laporan petugas penanggung jawab tidak ada yg terlewatkan, kurang info dan
penjelasan, atau timing yang terlambat?
(manusia) • Apakah petugas cukup peka mengamati perubahan, atau segera menyadari adanya gejala?
• Apakah atasan yg menerima laporan telah mengambil keputusan dan memberikan instruksi
dengan tepat?
MACHINE • Pemotongan dilakukan dg RH sperti biasa (tak ada perubahan dalam prosedur kecepatan
rendah)
(mesin dan alat) • Untuk penyangga besi, (kondisi sedang membuat panel baru), digunakan penyangga khusus
(bagian “punggung”lebih besar) menggunakan besi “pokar” dg jarak pasang normal 1m. (Jarak
tidak dipersempit).
• Penggalian maju dilakukan dg pola penyanggaan bukan “percabangan” tapi “penyanggaan
berbelok/ berputar”.
MEDIA • Terdapat patahan dg “throw” (selisih vertikal) 3,5m dan penggalian mewati patahan.
• Terdapat keluaran air sedikit sepanjang garis patahan.
(informasi dan • Lapisan atap merupakan shale (batu serpih) lunak dari zona patahan.
lingkungan) • Saat melakukan pilot boring, ada kemungkinan air mendi masuk ke zona patahan.
MANAGEMENT • Desain bagian “kata” (bagian yg tinngi; tailgate) dibuat dg “penyanggaan berputar”,
menggunakan material lebih besar untuk “punggung”-nya, namun jarak pasang tak
(pengelolaan dan dipersempit. Pihak manajemen menyetujui dan menginstruksikan pola ini.
pendidikan) • Penggalian maju ada melewati lokasi keluaran air dan zona patahan, namun pemakaian RH
seperti biasa tetap diijinkan.
• Padahal dalam rencana tahunan untuk gerakan keselamatan bulanan, kecelakaan akibat air
masuk kedalam program.
• Pada manual latihan evakuasi, topik kecelakaan akibat “banjir UG” telah disusun dan telah
diinstruksikan untuk dilakukan pelatihan.
L1 131
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
(32) Analisis Bencana menggunakan Metode 4M5E-2
MAN MACHINE MEDIA MANAGEMENT
Faktor manusia Faktor alat Faktor informasi Faktor pengelolaan
• Latihan evakuasi utk • Diklat metode • Sistem pelaporan dan • Pendidikan terkait SOP
keluaran air abnormal, pemotongan dg RH penerimaan laporan yg pekerjaan penggalian maju
EDUCATION ambrukan. di lokasi keluaran air tidak melewatkan dlm kondisi khusus
Pendidikan & Pelatihan • Metode panggalian maju dan patahan. perubahan sekecil apa (keluaran air, zona patahan,
untuk percabangan pun. penyanggaan berputar)
terowongan
• Penyediaan stock material • Pemakaian alat • Bila lapisan akuifer • Pertimbangkan metode
penyanggaan untuk sesuai kondisi. (mengandung air) penggalian maju untuk
ENGINEERING kondisi darurat (kayu (mungkin tidak RH posisinya dekat, maka percabangan, SOP
Teknologi & Rekayasa tambang, balok panjang tetapi coal pick) ditambah pemboran penggalian maju kondisi
dll) mengarah ke atas. khusus.
• Pendidikan ulang • Pembatasan • Pembekalan • Berpikir ulang tentang
ENFORCEMENT karyawan terkait cara penggalian dengan pengetahuan lebih metode desain
Penguatan & penggalian di lokasi RH di lokasi mendalam ttg kondisi penyanggaan di
Penegakan percabangan pada zona percabangan geologi spt patahan, percabangan.
patahan. akuifer dll • Pilot boring
• Metode panggalian pada • Penggalian maju • Pelaksanaan • Desain yang ada selama ini
“penyanggaan berputar” pada patahan sesuai pemboran mengarah untuk percabangan
EXAMPLE atau percabangan. manual kerja ke atas yg disertasi
Model & Contoh pemboran cek akuifer,
pemboran drainase air.
• Pengelolaan material • Metode penggalian • Share informasi terkait • Evaluasi risiko akibat faktor
ENVIRONMENT darurat di lokasi RH di percabangan, material yang khusus (patahan,
Lingkungan & Latar penyimpanan. (tertata Poin-poin penting dibutihkan perbangan, keluaran air dll)
Belakang rapi, diberi label dll) perhatian dll berdasarkan checklist.
L1 132
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
Gambar Rencana
Evakuasi RH
L1 133
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
Kesimpulan Penyebab Runtuhnya Atap berdasar Petunjuk/ Fakta
• Adanya patahan dan air yang masuk ke zona patahan menyebabkan
area pelemahan batuan menjadi melebar, dan efek selanjutnya
berupa terlepasnya sebagian batuan atap dan menjadi beban mati
yang menimpa dan merusak frame penyangga sebagai bencana
ambrukan atap.
Pola Pikir Dasar untuk mencari Solusi Permasalahan Ambrukan
Atap
1. Pada lokasi dengan atap berupa shale (batu serpih) lunak dan
terdapat zona patahan, maka penyanggaan harus dilakukan
dengan lebih rapat.
2. Bila terdapat keluaran air bersifat keruh, lakukan penguatan
penahanan dinding dan atap, dan pasang “kiribari” secara rapat.
3. Harus waspada terhadap perubahan volume pada keluaran air
atau sifat kekeruhannya.
L1 134
5. Contoh Bencana Serius 5.2 Contoh Bencana-4
Penanganan
1. Berdasarkan kondisi geologi terowongan (faktor patahan, jenis
batuan, keluaran air dll), maka kerapatan pemasangan
penyangga perlu diperhatikan. Bila perlu, pengambilan jarak
antar penyangga dipersempit.
2. Dalam hal pembuatan panel di zona patahan, maka tidak
direkomendasikan menggunakan penyangga berputar/
berbelok dll yang merupakan tipe penyanggaan khusus.
L1 135
6. Metode Analisis Bencana Serius - Rangkuman
6.1 Garis Besar Penanganan Bencana Serius -
(Pola Pikir Dasar)
L1 136
REFERENSI
2020/8/26 L2 1
Definisi FTA (2)
Merupakan salah satu metode evaluasi risiko. Kita ambil
satu kegagalan/ kerusakan pada sistem sebagai titik
puncaknya, lalu peristiwa yang memiliki kemungkinan
sebagai penimbul kerusakan tadi disusun berderet
mengarah ke bawah membentuk “fault tree”. Metode ini
juga menghitung probabilitas kerusakan pada sistem yang
diakibatkan oleh masing-masing peristiwa. Karena bisa
merepresentasikan multi sistem kedalam struktur yang
sederhana, maka interpretasi secara visual mudah
dilakukan. Di sisi lain, kekurangannya adalah peristiwa
yang tidak berhubungan dengan kerusakan sebagaimana
diidentifikasi oleh peristiwa puncak (top event) tidak akan
dianalisis.
2020/8/26 L2 2
Proses Pembuatan FTA (1)
1. Memperjelas Obyek Analisis (Sistem)
Mengidentifikasi dan menetapkan peristiwa yang tidak diinginkan
(cacat, kerusakan, kecelakaan dll) sebagai peristiwa puncak.
2. Menemukan Faktor Penyebab
Peristiwa Faktor yang diduga memiliki keterkaitan dengan timbulnya
Peristiwa Puncak, secara sistematis akan diekstraksi dan didetilkan
sehingga tak ada yang terlewatkan atau bertumpang tindih
(duplikasi).
3. Mulai menyusun Diagram FT
Dengan menggunakan konektor dan simbol logika, peristiwa puncak
dan peristiwa faktor dihubungkan secara logis, dengan
menempatkan peristiwa puncak, peristiwa lain (peristiwa tengah/
antara), peristiwa dasar berurut dari atas ke bawah.
2020/8/26 L2 3
Proses Pembuatan FTA (2)
4. Melakukan Analisis Kuantitatif thd “Fault-Tree”
Probabilitas timbulnya peristiwa dasar dianalisis menggunakan
tingkatan [sangat tinggi], [tinggi], [rendah] dsb, dan kemudian
mencari probabilitas timbulnya peristiwa di tingkat atas (puncak)
melalui hubungan sebab-akibat dengan probabilitas timbulnya
peristiwa yang lebih rendah.
5. Mempertimbangkan dan Menyempurnakan Tindakan
Menemukan penyebab bukan tujuan akhir. Tujuan dilakukannya FTA
adalah untuk mencari solusi/ penyelesaian masalah dan
menghilangkan hambatan. Melalui “brainstorming”, akan dipikirkan
langkah penyelesaian dan tindakan terhadap akar penyebab dari
masing-masing hambatan utama, untuk memperbaiki kerusakan dan
cacat/ trouble.
2020/8/26 L2 4
Simbol yang digunakan dalam FTA
2020/8/26 L2 5
Contoh FTA (1)
2020/8/26 L2 6
Contoh FTA (2)
2020/8/26 L2 7
Contoh FTA (3)
2020/8/26 L2 8
REFERENSI
2020/8/28 L3 2
Definisi ETA (3)
Dengan menggunakan ET, probabilitas terjadinya kondisi akhir dapat
dikuantifikasi dengan mengakumulasi secara berurutan probabilitas
keberhasilan/ kegagalan dari tindakan pada setiap percabangan.
2020/8/28 L3 3
Proses Pembuatan ETA (1)
Pertama-tama, di bagian atas kita susun secara kronologis
Peristiwa Penyebab dan respon (tindakan) fungsi perlindungan
keselamatan terkait. Berikutnya, kita menilai dan memutuskan
apakah fungsi perlindungan keselamatan yang pertama, ada
kaitannya dengan perkembangan kecelakaan atau tidak. Bila ada
hubungannya, kita nilai apakah tindakan tsb [berhasil] atau [gagal]
dengan membuat percabangan dan menuliskan [berhasil] pada
cabang di atas dan [gagal] pada cabang di bawah. Bila tidak ada
hubungannya, maka kita langsung menuju ke fungsi perlindungan
keselamatan berikutnya. Untuk semua fungsi perlindungan
keselamatan, dengan cara yang sama kita melanjutkan membuat
percabangan, dan secara ringkas mengungkapkan peristiwa
(kondisi) yang menjadi hasil akhir.
2020/8/28 L3 4
Contoh ETA (1)
2020/8/28 L3 5
Contoh ETA (2)
2020/8/28 L3 6
Contoh ETA (3)
2020/8/28 L3 7
Teknologi Preparasi
Batubara
M
Preparasi Batubara
Adalah?
• Proses pemisahan batubara bersih
dengan batuan setelah proses
penambangan
• Teknologi penanganan untuk
penyesuaian sesuai dengan
keinginan user
M-1
COAL FACE
COAL SEAM
COAL SEAM
M-2
Preparasi Batubara yang
benar adalah?
・Mengetahui kondisi tersimpannya
batubara, proses penambangan,
sifat batubara, pentransportasian
produk, kebutuhan pasar dsb
・Penanganan Air limbah, Zat
buangan yang benar dsb serta
peduli terhadap lingkungan
M-3
Proses Dasar Preparasi Batubara
• Penampungan Batubara Mentah
• Penggerusan/Penghancuran
• Penetapan Ukuran
• Penyortiran
• Penanganan Produk
• Transportasi
M-4
Penggerusan / Penghancuran
↓
Penetapan Ukuran
↓
Penyortiran
↓
Transportasi
↓
Penampungan Batubara
M-5
Hal yang dapat di preparasi
• Kontrol mutu batubara (Penghilangan kandungan
sulfur yang berasal dari Pyrite・ash・ kalori dll)
• Pengelolaan kandungan air
• Pengelolaan ukuran
• Penghilangan benda asing
• (Pengaturan mutu batubara berdasarkan campuran)
M-6
PERBEDAAN SIFAT ANTARA BATUBARA DAN BATUAN
DALAM PEMILAHAN
M-8
Uji Pemisahan Butiran
M-9
Cohont
Size(mm) Weight(%)
40~30 3.60
30~20 12.90
20~10 21.20
10~5 17.50
5~2 14.70
2~0.5 11.80
0.5~0 18.30
Total 100.00
M - 10
Distribusi ukuran batubara mentah
• Hukum Rosin-Rammler dari sample butiran
berbeda dan menganalisa dengan diagram
Rosin-Rammler-Bennett yang telah diaplikasi
dengan itu.
Hukum Rosin-Rammler
R=100exp(-bxn)
R adalah berat keseluruhan butiran tersaring %,
x adalah besar mata saringan (mm), e adalah
dasar logaritma alami, b,n adalah tetap/constant.
M - 11
Diagram Rosin-Rammler-Bennett
Butiran d’mm
M - 12
Contoh
Original Feed Distribution
M - 13
Contoh
Rosin Rammler Revised Dist.
M - 14
Sifat batubara berpengaruh langsung pada
pensortiran dengan berat jenis
Distribusi Berat
Jenis
M - 15
Float – Sink Test
Ketentuan JISM8801
-1.4
+1.4
M - 16
Contoh
Analisa endap-apung
Klasifikasi Penambahan Penambahan
Berat(%) Ash(%) berat(%) ash(%)
berat jenis
<1.30 27.6 5.1 27.6 5.1
1.30~1.40 30.1 12.4 57.7 8.9
1.40~1.50 7.9 26.3 65.6 11.0
1.50~1.60 5.1 34.1 70.7 12.7
1.60~1.70 2.3 41.3 73.0 13.6
1.70~1.80 4.7 50.7 77.0 15.8
>1.80 22.3 74.8 100.0 29.0
100.0 29.0
M - 17
Contoh Kurva ketercucian (Washability curve)
M - 18
contoh
M - 19
1. Kurva pengamatan/petunjuk (Observed curve)
2. Kurva benda terapung (Floating curve)
3. Kurva benda terendam (Sinking curve)
4. Kurva berat jenis (Specific gravity curve)
5. Kurva distribusi berat jenis (Specific gravity distribution
curve)
M - 20
Sistem pra pengolahan batubara mentah
• Sebagai peralatan prapengolahan batubara
mentah, memerlukan stock pile batubara mentah
dan peralatan pengatur pecahan/bongkahan
batubara mentah.
• Peranan peralatan stock pile batubara mentah
adalah ada 2 yaitu kwantitative cushion/bantalan
di antara tambang dalam dan pabrik preparasi
dan kwantative batubara mentah, penyamaan
kwalitative.
M - 21
Pentingnya Fasilitas
Penampungan Batubara Mentah
underground rawcoal
coal preparation plant
or
open pit
underground
or rawcoal bin
coal preparation plant
open pit
M - 22
Penggerusan
• Tujuan
Pemisahan Batubara dengan Bahan
Tambang Lain
↓
Proses penanganan sebelum proses
penyortiran
M - 23
Penghancuran/crush
M - 24
Liberasi (Liberation)
M - 25
Derajat liberasi (Degree of liberation)
M - 26
Semakin kecil penggerusannya semakin baik tingkat
pemisahannya
↓
Semakin halus maka harga per ton semakin murah
↓
Timbul debu batubara, meningkatnya penempelan kadar air,
penyebab swabakar
↓
Semakin besar lossnya kedalam air pembuangan preparasi,
Memperbesar biaya preparasi
↓
Jangan digerus terlalu halus
M - 27
Jenis Mesin Penggerus
(Crusher)
• Jaw Crusher
• Roll Crussher
• Impact Crusher
• Breadford Breaker
M - 28
Jaw crusher(Rough crush)
M - 29
Jaw Crusher
M - 30
Single Role Crusher(Rough crush, Medium crush)
M - 31
Double role crusher
(rough crush, medium crush)
M - 32
Hummer mill(Medium crush)
M - 33
Ring hammer crusher
(medium crush)
M - 34
Rotary breaker(Rough crush)
M - 35
Ukuran dan kapasitas(Ref.)
Diameter× Kapasitas Kapasitas Jenis
Panjang(ft) motor(HP) (ton/hr) mineral
mentah
6×8 10 75~150 Soft
7×14 15~20 125~250 Soft
9×17 40~50 275~450 Medium
101/2×8 60~75 500~750 Medium
12×22 100~150 1,000~1,500 Hard
M - 36
Timbulnya Debu Batubara
Dengan berkembangnya mekanisasi maka prosentase
fine coal bertambah
↓
Pada proses penggerusan juga timbul fine coal
↓
Pada proses tranposrtasi BC juga timbul
↓
Perlu dipasang alat dust colector atau fasilitas
penanganannya pada Peralatan Crusher, BC Shoot,
Pocket dsb
M - 37
M - 38
Bag filter
M - 39
Dust-collecting fan
M - 40
Dust-collecting cyclone
M - 41
Penetapan ukuran
Tujuan penyaringan
・Menyesuaikan ukuran sesusai dengan kebutuhan user
・Menyesuaikan ukuran butiran untuk peralatan atau
fasilitas berikutnya
・Untuk memisahkan butiran halus dan pengeluaran air
(pengeringan)
Penyaringan
Meletakan butiran pada permukaan penyaring, barang
produk akan melewati saringan
↓
Agar tidak terjadi penyumbatan perlu adanya
penanganan (penyiraman air dsb)
M - 42
Grizzly
M - 43
Fixed screen
M - 44
Picking band
M - 45
Screen
M - 46
C-E Tyler Ty-Rock
M - 47
Double Screen
M - 48
Drum washer
M - 49
LeoBox
M - 50
Jig
M - 51
Penyortiran dengan Jig
• Inti dari proses preparasi batubara
• Penetapan kualitas yang diinginkan user (kalori)
feed
M - 52
Struktur Potongan Bagian Dalam
air
rawcoal
water
M - 53
Terkumpul Terpisah
・・・heavy ・・・heavy
・・・light ・・・light
M - 54
Lapisan yang terbentuk
・・・heavy
・・・light M - 55
Contoh Flow Sheet JIG Penggerak Udara
M - 56
Hal yang harus diperhatikan saat
penyortiran dengan Jig
• Kondisi batubara mentah (kadar abu) memiliki
keseragaman
• Cukupnya jumlah udara, tekanan udara
• Untuk menghasilkan tenaga gerakan yang seragam
perlu cukup air
• Batas keausan papan penyaring tidak melebihi batas
• Pengaturan yang benar jumlah pengeluaran barang
produk
M - 57
Pensortiran Heavy Media
• Media pensortiran bukan air melainkan heavy media
• Batuan dalam batubara mentah (Berat jenis tinggi),
Batubara (berat jenis rendah) dan dengan menggunakan
heavy media yang berat jenisnya diantara batubara dan
batuan akan memisahkan batuan (terendap) dengan
batubara (terapung)
・Jumlah penanganannya besar
・Tidak mempengaruhi ukuran butiran, betuknya
・Perlu pengawasan berat jenis dari heavy media (dapat
mempengaruhi kedetilan pensortiran)
・Pada heavy media magnetite banyak sekali digunakan
M - 58
Heavy Medium Separator
M - 59
WEMCO Drum type
Heavy Medium Separator
M - 60
Dense-Medium Cyclone
M - 61
Contoh Flow Sheet Cyclon Plant
M - 62
Tercampurnya clay kedalam
heavy media
• Pengaruh Clay lebis besar dibanding fine
coal
Batas maksimum campuran yang
diperbolehkan
Fine Coal → 30%
Clay → 25%
M - 63
例 Perbandingan Jig Preparasi dan
Dense Medium Preparasi
Jig Preparasi Dense Medium
Preparasi
Biaya Pembuatan Plant 1 2~2.3
M - 64
Pentingnya pengeluaran air / pengeringan
• Pengontrolan debu batubara
• Penempelan pada peralatan
transportasi(BC shoot)
• Pembekuan muatan
• Pengurangan panas saat dibakar
• Pembengkakan biaya pengiriman
↓
Diperlukan pengeluaran atau pengeringan air dengan
Mekanikal (mesin pengering)・penanganan menggunakan panas
M - 66
Elliptic Screen
M - 67
Dewatering Machine Type HSG
M - 68
Bibloprein
M - 69
Pengapungan
• Pensortiran dengan memanfaatkan sifat
batubara yang gampang bercampur dengan
minyak, dan sifat batuan yang gampang
bercampur dengan air.
・Ukuran Butiran
0.15~0.3mm yang paling baik untuk
pengapungan
・Konsentrasi
5~20% (Untuk butiran besar kepekatan
tinggi, untuk fine coal kepekatan rendah)
M - 70
Mesin pengapungan / Floatation Machine
・Kapasitas 5~10 t/h
。
M - 71
Sort Floating Machine
Type FW
M - 72
Jameson Cell
M - 73
Regen Flotasi
• Zat pengikat Meningkatakan sifat mengikat
permukaan batubara
(Minyak tanah、minyak ringan dsb)
M - 75
M - 76
Water Only Cyclon
M - 77
Reflux選別機
M - 78
Sieve bend screen
M - 79
Table Sort Machine
M - 80
MGS
M - 81
Screen
M - 82
Oliver Bar Filter
M - 83
Disc Filter
M - 84
Belt Filter
M - 85
Centrifugal Dewatering Machine
M - 86
Penanganan Air Limbah
・Penting untuk menjaga keamanan lingkungan
・Penefisiensian dengan mengambil hasil produksi
ber kadar abu rendah
Air Limbah Preparasi Batubara adalah?
Sisa dari air preparasi pada proses preparasi
batubara dimana yang telah diambil/disaring fine
coalnya Batasan Air Limbah
Konsentrasi partikel dibawah 150 ppm
M - 87
Thickener
M - 88
M - 89
Kolam Endapan
M - 90
Proses Penanganan
• Memerlukan proses pengkonsentrasian・pengurangan
kadar air
• Dari segi teknologi telah terbukti namun dari segi
costnya sangat besar
↓
Digunakan untuk pengisisan daerah gof dan
terowongan, Selain itu batubara yang telah dikurangkan
kadar air dan dikeringkan digunakan untuk keperluan
pembangkit listrik internal
M - 92
M - 93
M - 94
Belt press
M - 95
Pentingnya Penanganan Air
Limbah Preparasi Batubara
Dari segi teknologinya telah terbukti namun
dari segi biaya dan penggunaannya yang sulit
sehingga kurang disenangi
↓
Dengan pengumpulan dapat meningkatkan yield
↓
Dapat mengurangi beban peralatan preparasi
↓
Mempertahankan lingkungan
M - 96
Magnet Catcher
M - 97
M - 98
Alat Pemindah Kayu
M - 99
Stock Pile – Alur Transportasi
100
Jib Loader
101
Ship Loader
102
Quority of clean coal for thermal power generation
Equipments of itemes Loading,Yard Boiler Environmental standards
Items Handling Combustibility index Mill index EP Sox system Nox system Waste water Bottom ash
Disposition of clean coal clogging Dust Spontaneous Combustibility index
Slagging Fouling Nox Unburnt Capacity exit Vibration Grindabilty Dust Sox Nox Cl F Ash loading
Estimation enviroment combution (burn out) carbon temperature Collecting (Sulfer (Nitrogen B Stiffening
(Ashresistivity) Oxides) Oxides) Se Se
Calorific Value [Air dried basis] Kcal/Kg ○ ○ ○ ○ ○
Total moisture [As received basis]% ○ ○
Free moisture(Surface moisture)[As r] % ○ ○
Proximate analysis [Air dried basis]
Inherent misture [Air dried basis] %
Ash [Air dried basis] % ○ ○
Volatile matter [Air dried basis] % ○
Fixed carbon [Air dried basis] % ○
Fuel ratio - ○ ○ ○
Total sulphur [Air dried basis] % ○ ○ ○
Nitrogen [Air dried basis] % ○
Ultimate analysis
Carbon [Dry basis] %
Hydrogen [Dry basis] %
Nitrogen [Dry basis] %
Oxygen [Dry basis] %
Combustion sulfer [Dry basis] % ○
Ash [Dry basis] % ○ ○
Chlorine [Dry basis] ppm ○
Fluorine [Dry basis] ppm ○
Boron [Dry basis] ppm ○
Selenium(Se) [Dry basis] ppm ○ ○
Hardgrove Grindabilty Index (HGI) - ○ ○ ○
Hemsphere temperature (Reduction)
Initial deformation temprature (IDT) ℃
Softer temperature (ST) ℃ ○ ○
Hemisphere temperature (HT) ℃ ○ ○
Flou temperature (FT) ℃ ○ ○
Hemsphere temperature (Oxidization)
Initial deformation temprature (IDT) ℃
Softer temperature (ST) ℃ ○ ○
M - 103