Anda di halaman 1dari 8

BAB II

GEOTEKNIK

Dalam suatu perencaaan tambang, diperlukan adanya kajian geoteknik yang


akurat. Sehingga menghasilkan sebuah geometri rancangan peledakan yang sesuai
dengan mempertimbangkan aspek - aspek kestabilan lereng maupun kondisi
geologi yang ada di lapangan. Dalam bab ini, akan menjelaskan tentang akusisi
data,
2.1. Akusisi Data
Dalam perancanaan kegiatan pertambangan PT. Pakis merupakan suau material
dari batuan Granite yang telah diketahui data pengujian sifat fisik, pengujian uji
geser langsung, pengujian kuat tekan uniaksial, pengujian point load dan pengujian
.
Adapun data – data yang digunakan dalam perancangan kegiatan pertambangan
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Data Pengujian Sifat Fisik

NO PARAMETER NILAI
1 Natural Density, gr/cm3 2,39
2 Unsaturated Unit Weight, 2,38
3
gr/cm
3 Saturated Unit Weight, gr/cm3 2,45
4 Apperent Specific Gravity 2,38
5 True Specific Gravity 2,55
6 Natural Water Content, % 0,31
7 Absorption, % 2,82
8 Degree of Saturation, % 11,11
9 Porositas, % 6,72
10 Void Ratio 0,07

Tabel 2.2
Data Pengujian Uji Geser Langsung

NO PARAMETER NILAI
1 Kohesi, kg/cm3 2,40

Marsya L D Pelamonia / 112.190.029 1


2 Residual Friction Angel, deg 33,02

Tabel 2.3
Data Pengujian Kuat Tekan Uniaksial

NO PARAMETER NILAI
1 UCS, Mpa 87
2 Poisson’s Ratio 0.20
3 Modulus Elastisitas, Mpa 7072,73

Tabel 2.4
Data Pengujian Point Load

NO PARAMETER NILAI
Poinload Index 7,54

Tabel 2.5
Data Pengujian Ultrasonic

NO PARAMETER NILAI
1 Ultrasonic Velocity, m/s 4392,20

Tabel 2.6
Data Pengujian Sifat Fisik, Pengujian Kuat Tekan Uniaksial, Pengujian Geser
Langsung, Pengujian Triaksial

Eleva Uji Sifat Fisik Uji Kuat Uniaksial Uji Geser Uji
si Langsung Triaksial

Y Yd n Voi σc E v Cap ɸr Cp ɸp
w d p

+17 2,5 2,5 0,5 0,0 54,8 10.625, 0,2 1,23 41,4 - -
9 8 1 1 2 7 6 2

+17 2,5 2,5 0,4 0,0 34,1 9.005,4 0,2


7 7 1 0 1 7 6

+2 2,5 2,5 0,3 0,0 71,3 12.649, 0,2 1,34 66,8 - -


6 6 2 0 3 70 4 6

Marsya L D Pelamonia / 112.190.029 2


+2 2,5 2,5 0,6 0,0 101, 19.213, 0,2
8 7 9 1 53 63 5

-13 2,6 2,5 0, 0,0 84,5 8.244,9 ,22 1,20 48,5 - -


0 9 1 9 5 8

-13 2,6 2,6 2,2 0,0 39,7 6.879,5 0,2


2 0 4 2 5 6

-28 2,6 2,5 0,8 0,0 104, 21.848, 0,2 2,12 50,3 25,1 4,42
0 9 5 1 74 74 5 6 2

-28 2,5 2,5 0,8 0,0 61,8 12.476, 0,2


8 7 3 1 1 11 5

-43 2,6 2,6 0,6 0,0 114, 19.986, 0,2 0,78 8,18 1,84 67,0
3 2 7 1 30 98 6 4

-43 2,5 2,5 0,0 0,0 97,4 10.580, 0,2


8 7 0 6 88 9

Tabel 2.6
Data Dip dan Dip Direction

Lokasi Lereng Joint Set Dip ͦ Dip Direction N... ͦE

Lereng BS Timur Joint Set 1 86 4

Joint Set 2 80 127

Joint Set 3 85 332

Joint Set 4 38 30

Joint Set 5 24 259

Lereng BS Tengah Joint Set 1 86 19

Joint Set 2 86 326

Joint Set 3 81 84

Lereng BS Barat Joint Set 1 79 76

Joint Set 2 32 243

Joint Set 3 86 335

Lereng BS 92 Joint Set 1 82 83

Marsya L D Pelamonia / 112.190.029 3


Joint Set 2 85 330

Joint Set 3 85 12

Lereng BS 32 Joint Set 1 88 334

Joint Set 2 84 88

Joint Set 3 80 13

Lereng BTG 32 Joint Set 1 86 13

Joint Set 2 84 327

Joint Set 3 61 147

Lereng BU 17 Joint Set 1 83 155

Joint Set 2 82 182

Joint Set 3 88 114

Joint Set 4 74 325

Joint Set 5 72 71

Joint Set 6 18 75

Lereng BB 17 Joint Set 1 89 17

Joint Set 2 78 68

Joint Set 3 22 317

Lereng BS 17 Joint Set 1 76 71

Joint Set 2 79 191

Joint Set 3 84 98

Joint Set 4 79 250

2.2. Analisis Data


Kemantapan lereng merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam proses
pertambangan. Dalam mengupayakan suatu Kestabilan lereng penambangan tentu
dipengaruhi oleh geometri lereng, struktur batuan serta gaya luar yang bekerja pada lereng
tersebut. Geometri lereng sendiri terdiri dari beberapa aspek penting seperti tinggi lereng,
kemiringan serta lebar lereng tersebut, baik lereng tunggal maupun lereng keseluruhan.

Marsya L D Pelamonia / 112.190.029 4


Bentuk lereng tergantung pada proses erosi, gerakan tanah, dan pelapukan. Sedangkan,
kemiringan lereng terjadi akibat perubahan permukaan bumi di berbagai tempat yang
disebabakan oleh daya-daya eksogen dan gaya-gaya endogen. Hal inilah yang mengakibatkan
perbedaan letak ketinggian titik-titik diatas permukaan bumi.

Tinggi jenjang adalah jarak vertikal diantara level horizontal pada pit.Lereng yang terlalu tinggi
akan cendrung untuk lebih mudah longsor dibandingkan lereng yang tidak terlalu tinggi dan
dengan jenis batuan penyusun yang sama atau homogen. Batas ketinggian lereng diupayakan
sesuai dengan tipe alat muat yang digunakan agar bagian puncaknya terjangkau oleh boom alat
muat. Menurut Popov (The Working of Mineral Deposit), kemiringan lereng yang aman untuk
batuan beku sekitar 700 – 800 dengan tinggi jenjang berkisar antara 12 – 15 m. Maka pada studi
kasus ini diasumsikan untuk tinggi lereng yaitu 13 m.
Analisis Kekar :

Gambar 2.1.
Analisis Kekar

2.3. Kriteria Penggalian


Kriteria penggalian adalah suatu cara yang dilakukan untuk menganalisis metode penggalian
apa yang cocok untuk dilakukan dalam pembongkaran material. Dalam menentukan kriteria
penggalian diperlukan beberapa data seperti Point Load Index, Fracture Index, Uniaxial
Compressive Strength, data kecepatan seismik, Discontinuity Spacing Index.
Dengan kriteria penggalian, kita dapat menentukan dari sifat batuan, apakah batuan tersebut
dapat dibongkar dengan alat mekanis atau tidak. Massa batuan yang keras dan solid sangat sulit
untuk dibongkar menggunakan alat mekanis, bahkan jika dilakukan pembongkaran dengan alat
mekanis, dapat menyebabkan kerusakan alat dan mengakibatkan kerugian. Sehingga untuk
massa batuan yang keras, dapat dilakukan pembongkaran dengan melakukan peledakan untuk

Marsya L D Pelamonia / 112.190.029 5


menghindari kerusakan alat karena alat mekanis hanya digunakan untuk memuat dan
mengangkut massa batuan yang telah diledakkan. Sementara untuk batuan yang tidak terlalu
keras, akan merugikan dan tidak efisien jika dibongkar dengan metode peledakan. Massa
batuan yang tidak keras dapat dibongkar dengan alat mekanis.
Dalam study case kali ini, metode yang digunakan dalam penentuan kriteria penggalian ada 4,
yaitu Kriteria Penggalian berdasarkan Indeks Kekuatan Batuan (Franklin, 1971), Kriteria
Penggalian berdasarkan Indeks Kekuatan Batuan termodifikasi (Pettifier dan Fookes, 1994),
Kriteria Penggalian berdasarkan Kecepatan Seismik Batuan (Atkinson, 1971), dan Grafik
Kolleth Berdasarkan Nilai UCS.
Dari Kriteria Penggalian berdasarkan Indeks Kekuatan Batuan (Franklin, 1971) didapatkan
hasil bahwa pembongkaran harus dilakukan dengan metode peledakan.

Gambar 2.3.1
Kriteria Penggalian berdasarkan Indeks Kekuatan Batuan (Franklin, 1971)
Dari Kriteria Penggalian berdasarkan Indeks Kekuatan Batuan termodifikasi (Pettifier dan
Fookes, 1994) diketahui bahwa pembongkaran dilakukan dengan peledakan.

Marsya L D Pelamonia / 112.190.029 6


Gambar 2.3.2
Kriteria berdasarkan Indeks Kekuatan Batuan termodifikasi (Pettifier dan Fookes, 1994)

Dari Kriteria Penggalian berdasarkan Kecepatan Seismik Batuan (Atkinson, 1971)


didapatkan hasil bahwa pembongkaran dilakukan dengan cara peledakan massa batuan.

Gambar 2.3.3
Kriteria Penggalian berdasarkan Kecepatan Seismik Batuan (Atkinson, 1971)

Berdasarkan Grafik Kolleth Berdasarkan Nilai UCS, didapatkan bahwa pembongkaran massa
batuan harus dilakukan dengan peledakan.

Marsya L D Pelamonia / 112.190.029 7


Gambar 2.3.4
Grafik Kolleth Berdasarkan Nilai UCS

Marsya L D Pelamonia / 112.190.029 8

Anda mungkin juga menyukai