Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

PELAKSANAAN PENGUJIAN TRUSS BAJA


4.1 Pengujian Beban Lendutan

4.1.1 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya pengujian ini adalah:
1. Mengetahui beban maksimum yang dapat diterima oleh benda uji.
2. Mengetahui besar lendutan yang terjadi pada benda uji yang diberi
beban.
3. Mengetahui besar regangan yang terjadi pada batang setelah diberi
beban.

4.1.2 Peralatan yang digunakan


1. Rangka uji MAGNUS (MAGNUS Test Frame) beserta aksesoris standar

2. Alat pengukur dial digital


3. Plat baja

4. Klem G

5. Meteran

6. Penggaris siku
4.1.3 Langkah Kerja

A. Rangka Terbalik (Inverted Truss) Eksperimental


1. Menyiapkan rangka uji MAGNUS Test Frame yang akan digunakan.

2. Mengatur dan menyetel ram hidraulik untuk beban ke sambungan 1/2


bentang tengah atas L2

3. Menyetel alat ukur dial pada C21, C22, dan C23.


C22 C23 C21

4. Menyambungkan 7 buah Strain Gauge ke meteran regangan, kemudian


menyesuaikan nilai yang tertera di kumputer dan yang terbaca pada Dial.
Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi letak dan jenis Dial Gauge.

5. Memberikan beban sementara ke rangka baja, kemudian dilakukan


kalibrasi alat. Setelah kalibrasi, beban diangkat kembali dan bersiap
untuk memulai pengujian. Selanjutnya nol kan Gauge
6. Memulai pengujian, dengan memberikan beban secara berkala hingga
beban yang diberikan mulai menunjukkan peningkatan yang kecil.
7. Mengambil data hasil pengujian rangka dari komputer berupa nilai
regangan Strain Gauge, pembacaan nilai C21, C22 dan C23 dan data dari
rekaman berupa nilai beban dan lendutan pada dial gauge di titik C21,
C22, dan C23.

4.1.4 Data Hasil Pengujian

A. Eksperimental (Lendutan)

Data yang diperoleh dari hasil uji eksperimental berupa rekaman


dan data logger komputer adalah lendutan dan regangan. Nilai lendutan
dari uji eksperimental data logger tersebut kemudian dilakukan proses
seleksi agar mendapatkan nilai yang hampir sama antara hasil rekaman.
Setelah diperoleh data yang sesuai antara rekaman dan data logger,
kemudian dilakukan proses seleksi beban beserta lendutannya
menggunakan grafik beban vs lendutan. Data yang melenceng jauh dapat
dihapus sampai memperoleh grafik yang linear.
Berikut data tabel dan grafik beban vs lendutan uji eksperimental :

22 23 21
B. Hasil
Tabel 4.1 Data Pengujian Beban Lendutan (1/2 Bentang)
SAMPEL RANGKA BAJA (INVERTED)
BEBAN 1/2 Bentang
SURVEYOR
Sultan Emil Afdhal Hafizh
P Lendutan (mm)
Gaya (Bar) L1 (Kiri) L2 (Tengah) L3 (Kanan)
0 0 0 0
2,4 0 0 0
5,6 0,09 0,17 0,12
17,1 0,44 0,73 0,57
24,5 0,6 1,01 0,79
29,5 0,68 1,18 0,92
35 0,8 1,37 1,06
40 0,9 1,55 1,19
45,1 1,02 1,75 1,32
53 1,12 1,92 1,42
59,8 1,24 2,1 1,57
65,3 1,33 2,26 1,68
71 1,43 2,41 1,77
77,3 1,53 2,57 1,89
80,1 1,58 2,65 1,94
86,2 1,67 2,8 2,04
90 1,74 2,91 2,19
88 1,7 2,84 2,08
91,8 1,76 2,93 2,24
97,8 1,86 3,08 2,32
103,3 1,94 3,22 2,42
109,5 2,04 3,35 2,53
116,8 2,24 3,52 2,63
122,5 2,3 3,66 2,69
126,8 2,34 3,74 2,74
129,8 2,41 3,81 2,81
134,6 2,47 3,91 2,87
139 2,53 4,02 2,93
143,2 2,62 4,1 3
149 2,69 4,24 3,05
153,3 2,76 4,32 3,14
158,6 2,84 4,4 3,26
164,9 2,89 4,53 3,47
167,6 2,94 4,62 3,39
171,5 2,99 4,71 3,45
175,3 3,06 4,79 3,51
180 3,12 4,89 3,47
183,9 3,17 4,97 3,53
187,5 3,23 5,02 3,61
192,1 3,27 5,13 3,64
195,2 3,28 5,2 3,67
195,6 3,33 5,21 3,71
199,1 3,38 5,28 3,76
202 3,43 5,35 3,81
206,6 3,48 5,43 3,85
208,7 3,5 5,49 3,85
210 3,51 5,52 3,88
211 3,59 5,53 3,96
217,2 3,66 5,64 4,03
222,2 3,4 5,75 3,81
200 3,41 5,38 3,79
195 3,36 5,29 3,74
190 3,29 5,18 3,67
185 3,23 5,09 3,61
180 3,16 4,98 3,55
175 3,08 4,86 3,47
170 3,02 4,78 3,41
165 2,59 4,68 3,35
160 2,89 4,57 3,28
155 2,81 4,47 3,21
150 2,75 4,38 3,15
145 2,68 4,28 3,08
140 2,61 4,17 3
135 2,53 4,07 2,94
130 2,46 3,97 2,87
125 2,39 3,86 2,8
120 2,32 3,75 2,73
115 2,24 3,65 2,65
110 2,17 3,54 2,58
105 2,1 3,43 2,5
100 2,02 3,31 2,42
95 1,94 3,19 2,34
90 1,88 3,08 2,27
85 1,8 2,95 2,18
80 1,72 2,83 2,1
75 1,64 2,71 2,01
70 1,56 2,58 1,93
65 1,47 2,44 1,83
60 1,39 2,32 1,74
55 1,3 2,18 1,65
50 1,21 2,03 1,55
45 1,12 1,89 1,45
40 1,03 1,73 1,34
35 0,92 1,57 1,22
30 0,82 1,4 1,1
26,8 0,75 1,28 1,01
4,6 0,21 0,36 0,29
1,5 0,1 0,21 0,16

Inverted Truss 1/2 Bentang


250

200

150
Beban (Bar)

100

50

0
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85

Lendutan (mm)

Series1 Series2 Series3 Series4

Tabel 4.2 Data Pengujian Beban Lendutan (1/4 Bentang)


SAMPEL RANGKA BAJA (INVERTED)
BEBAN 1/4 Bentang
SURVEYOR
Sultan Emil Afdhal Hafizh
P Lendutan (mm)
Gaya
L1 (Kiri) L2 (Tengah) L3 (Kanan)
(Bar)
0 0 0 0
2,7 0 0 0
3,7 0,02 0 0
8 0,29 0,07 0,12
26,3 0,8 0,56 0,5
33,1 1,09 0,7 0,62
40,3 1,23 0,86 0,73
47,8 1,38 1,02 0,84
55,1 1,55 1,16 0,94
64,1 1,71 1,34 1,06
73 1,87 1,51 1,17
81,6 2,02 1,67 1,28
90,5 2,17 1,83 1,39
99,1 2,3 1,98 1,5
106 2,59 2,11 1,58
115,5 2,71 2,25 1,68
124 2,48 2,39 1,76
132,7 2,96 2,52 1,85
140,5 3,12 2,64 1,93
149 3,25 2,77 2,02
156,6 3,36 2,88 2,09
164,6 3,48 3 2,17
172 3,6 3,11 2,24
179 3,7 3,22 2,31
186,7 3,78 3,32 2,38
193 3,9 3,41 2,43
200 3,99 3,5 2,5
206,3 4,1 3,6 2,56
211 4,22 3,67 2,62
218 4,29 3,78 2,68
225,5 4,18 3,87 2,75
215 4,07 3,79 2,7
210 4,1 3,71 2,66
205 3,94 3,65 2,61
200 3,87 3,58 2,57
195 3,81 3,51 2,53
190 3,72 3,45 2,48
185 3,65 3,38 2,43
180 3,58 3,32 2,4
175 3,51 3,26 2,36
170 3,44 3,19 2,31
165 3,34 3,11 2,26
160 3,27 3,05 2,21
155 3,18 2,96 2,17
150 3,1 2,9 2,13
145 3,03 2,83 2,09
140 2,92 2,76 2,04
135 2,87 2,69 1,99
130 2,79 2,61 1,94
125 2,71 2,54 1,89
120 2,63 2,46 1,84
115 2,55 2,38 1,78
110 2,46 2,31 1,73
105 2,38 2,23 1,68
100 2,3 2,14 1,62
95 2,22 2,06 1,58
90 2,14 1,98 1,52
85 2,05 1,89 1,47
80 1,97 1,8 1,4
75 1,87 1,71 1,34
70 1,79 1,62 1,28
9,5 0,45 0,22 0,24
1,3 0,27 0,05 0,08
Inverted Truss 1/4 Bentang
250

200

150
Beban (Bar)

100

50

0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 61
Lendutan (mm)

Series1 Series2 Series3 Series4

4.2 Pengujian Kekerasan

4.2.1 Tujuan
1. Mengetahui karakteristik suatu material2.
2. Mengetahui mutu suatu material apakah mempunyai spesifikasi tertentu3.
3. Mengetahui nilai kekerasan suatu material
4.3.2 Peralatan yang digunakan
1. Besi tulangan tulangan
2. Rangka Uji MAGNUS (MAGNUS Test Frame) hollow 40.40.03

3. 1 Set alap pengujian kekerasan

4.2.3 Langkah Kerja


4.2.3.1 Pengujian Kekerasan Rangka
1. Menyiapan rangka uji MAGNUS yang akan digunakan
2. Menyetel alat Leeb Hardness Tester
3. Menempatkan alat pengujian di rangka uji dengan permukaan yang
rata
4. Aktifkan fitur yang ada dalam perangkat alat pengujian, kemudian
lakukan pengujian terhadap material rangka uji.
5. Mencatat data hasil pengujian kekerasan pada rangka uji
4.2.3.2 Pengujian Kekerasan Besi Tulangan
1. Menyiapan besi tulangan yang akan digunakan. Memastikan
permukaan besi tulangan halus dan rata.
2. Menyetel alat Leeb Hardness Tester
3. Menempatkan besi tulangan pada ragum untuk mempermudah
pengujian

4. Menempatkan alat pengujian di besi tulangan

5. Melakukan pengujian dengan dua arah tembakan yaitu arah atas ke


penampang dan arah atas ke selimut besi tulangan

6. Aktifkan fitur yang ada salam perangkat alat pengujian, kemudian


lakukan pengujian terhadap material besi tulangan
7. Mencatat data hasil pengujian kekerasan pada besi tulangan

4.2.4 Hasil
Tabel 4.1 Data Pengujian Kekerasan Rangka dan Besi Tulangan
4.3 Pengujian Getaran

4.3.1 Tujuan
1. Mengetahui fenomena getaran mekanis melalui alat peraga
2. Mahasiswa dapat menganalisa fenomena getaran yang terjadi pada system
mekanik sederhana

4.3.2 Peralatan yang digunakan


1. Palu Tumbukan
2. Vibration Meter
3. Accelerometer
4. Rangka Uji MAGNUS (MAGNUS Test Frame)

4.3.3 Langkah Kerja


1. Menyiapan rangka uji MAGNUS yang akan digunakan.

2. Menyiapkan elemen pengujian getaran


3. Memberi tumbukan pada rangka uji
4. Melihat data pengujian pada alat vibration meter
5. Mencatat hasil pengujian
4.3.4 Hasil
Tabel 4.3
C. Regangan
Dari pemodelan SAP2000 diperoleh data gaya batang setiap
batang/channel. Data gaya batang tersebut disandingkan dengan
regangan hasil eksperimental data logger yang telah diseleksi
sebelumnya. Berikut table regangan vs gaya batang :
1. Data Lendutan ½ Bentang (kN)
Tabel 4.5 Tabel Lendutan ½ Bentang k(N)
Beban Gaya Aksial Lendutan
(kN) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 L1 L2 L3
5 -2.496 -2.513 -2.513 -2.50 3.528 -3.478 -3.478 3.528 4.969 4.969 -0.011 -0.041 -0.011 -0.3453 -0.3453 -0.5861
10 -4.992 -5.025 -5.025 -4.992 7.057 -6.955 -6.955 7.057 9.937 9.937 -0.023 -0.082 -0.023 -0.4316 -0.4316 -0.7327
12.5 -6.239 -6.282 -6.282 -6.239 8.821 -8.694 -8.694 8.821 12.421 12.421 -0.028 -0.082 -0.023 -0.5179 -0.5179 -0.8792
17.5 -8.735 -8.794 -8.794 -8.735 12.349 -12.172 -12.172 12.349 17.39 17.39 -0.04 -0.143 -0.04 -0.6042 -0.6042 -1.0258
20 -9.983 -10.051 -10.051 -9.983 14.113 -13.911 -13.911 14.113 19.874 19.874 -0.045 -0.163 -0.045 -0.6905 -0.6905 -1.1723
22.5 -11.231 -11.307 -11.307 -11.231 15.877 -15.649 -15.649 15.877 22.358 22.358 -0.051 -0.183 -0.051 -0.7769 -0.7769 -1.3188
25 -11.231 -11.307 -11.307 -11.231 15.877 -15.649 -15.649 15.877 22.358 22.358 -0.051 -0.183 -0.051 -0.8632 -0.8632 -1.4654
27.5 -13.727 -13.82 -13.82 -13.727 19.405 -19.127 -19.127 19.405 27.327 27.327 -0.062 -0.224 -0.062 -0.9495 -0.9495 -1.6119
30 -14.975 -15.076 -15.076 -14.975 21.17 -20.866 -20.866 21.17 29.811 29.811 -0.068 -0.245 -0.068 -1.0358 -1.0358 -1.7584

Tabel 4.6 Tabel Lendutan ¼ Bentang (kN)


Beban Gaya Aksial Lendutan
(kN) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 L1 L2 L3
5 -4.976 -4.981 -4.981 -4.976 7.035 -0.03 -0.03 7.035 5.002 5.002 -4.949 -0.003566 -4.949 -0.2942 -0.2942 -0.3455
10 -9.951 -9.963 -9.963 -9.951 14.069 -0.06 -0.06 14.069 10.004 10.004 -9.898 -0.007132 -9.898 -0.5884 -0.5884 -0.6909
12.5 -12.439 -12.453 -12.453 -12.439 17.586 -0.075 -0.075 17.586 12.505 12.505 -12.373 -0.008915 -12.373 -0.7355 -0.7355 -0.8637
17.5 -17.415 -17.434 -17.434 -17.415 24.621 -0.105 -0.105 24.621 17.506 17.506 -17.322 -0.012 -17.322 -1.0297 -1.0297 -1.2091
20 -19.902 -19.925 -19.925 -19.902 28.138 -0.12 -0.12 28.138 20.007 20.007 -19.797 -0.014 -19.797 -1.1768 -1.1768 -1.3819
22.5 -22.39 -22.416 -22.416 -22.39 31.655 -0.135 -0.135 31.655 22.508 22.508 -22.271 -0.016 -22.271 -1.3239 -1.3239 -1.5546
25 -24.878 -24.906 -24.906 -24.878 35.173 -0.15 -0.15 35.173 25.009 25.009 -24.746 -0.018 -24.746 -1.471 -1.471 -1.7273
27.5 -27.366 -27.397 -27.397 -27.366 38.69 -0.165 -0.165 38.69 27.51 27.51 -27.22 -0.02 -27.22 -1.6181 -1.6181 -1.9001
30 -29.854 -29.888 -29.888 -29.854 42.207 -0.18 -0.18 42.207 30.011 30.011 -29.695 -0.021 -29.695 -1.7652 -1.7652 -2.0728

2. Tegangan
F
α= α = Tegangan (N/mm²)
A
F = Gaya Aksial (N)
A = Luas Penampang (mm²)

Tabel 4.7 Tabel Tegangan ½ Bentang (kN)


Beban Gaya Aksial
(kN) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
5 -0.0056 -0.0057 -0.0057 -0.0056 0.00795 -0.0078 -0.0078 0.00795 0.01119 0.01119 -2E-05 -9E-05 -2E-05
10 -0.0112 -0.0113 -0.0113 -0.0112 0.01589 -0.0157 -0.0157 0.01589 0.02238 0.02238 -5E-05 -0.0002 -5E-05
12.5 -0.0141 -0.0141 -0.0141 -0.0141 0.01987 -0.0196 -0.0196 0.01987 0.02798 0.02798 -6E-05 -0.0002 -5E-05
17.5 -0.0197 -0.0198 -0.0198 -0.0197 0.02781 -0.0274 -0.0274 0.02781 0.03917 0.03917 -9E-05 -0.0003 -9E-05
20 -0.0225 -0.0226 -0.0226 -0.0225 0.03179 -0.0313 -0.0313 0.03179 0.04476 0.04476 -0.0001 -0.0004 -0.0001
22.5 -0.0253 -0.0255 -0.0255 -0.0253 0.03576 -0.0352 -0.0352 0.03576 0.05036 0.05036 -0.0001 -0.0004 -0.0001
25 -0.0253 -0.0255 -0.0255 -0.0253 0.03576 -0.0352 -0.0352 0.03576 0.05036 0.05036 -0.0001 -0.0004 -0.0001
27.5 -0.0309 -0.0311 -0.0311 -0.0309 0.0437 -0.0431 -0.0431 0.0437 0.06155 0.06155 -0.0001 -0.0005 -0.0001
30 -0.0337 -0.034 -0.034 -0.0337 0.04768 -0.047 -0.047 0.04768 0.06714 0.06714 -0.0002 -0.0006 -0.0002

Tabel 4.8 Tabel Tegangan ¼ Bentang (kN)


Beban Gaya Aksial
(kN) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
5 -0.011207 -0.011218 -0.011218 -0.011207 0.015845 -6.76E-05 -6.76E-05 0.015845 0.011266 0.011266 -0.011146 -8.03E-06 -0.011146
10 -0.022412 -0.022439 -0.022439 -0.022412 0.031687 -0.000135 -0.000135 0.031687 0.022532 0.022532 -0.022293 -1.61E-05 -0.022293
12.5 -0.028016 -0.028047 -0.028047 -0.028016 0.039608 -0.000169 -0.000169 0.039608 0.028164 0.028164 -0.027867 -2.01E-05 -0.027867
17.5 -0.039223 -0.039266 -0.039266 -0.039223 0.055453 -0.000236 -0.000236 0.055453 0.039428 0.039428 -0.039014 -2.7E-05 -0.039014
20 -0.044824 -0.044876 -0.044876 -0.044824 0.063374 -0.00027 -0.00027 0.063374 0.045061 0.045061 -0.044588 -3.15E-05 -0.044588
22.5 -0.050428 -0.050486 -0.050486 -0.050428 0.071295 -0.000304 -0.000304 0.071295 0.050694 0.050694 -0.05016 -3.6E-05 -0.05016
25 -0.056032 -0.056095 -0.056095 -0.056032 0.079218 -0.000338 -0.000338 0.079218 0.056327 0.056327 -0.055734 -4.05E-05 -0.055734
27.5 -0.061635 -0.061705 -0.061705 -0.061635 0.08714 -0.000372 -0.000372 0.08714 0.061959 0.061959 -0.061306 -4.5E-05 -0.061306
30 -0.067239 -0.067315 -0.067315 -0.067239 0.095061 -0.000405 -0.000405 0.095061 0.067592 0.067592 -0.066881 -4.73E-05 -0.066881

3. Regangan
α
ε= έ = Regangan (mm)
E
α = Tegangan (N/mm²)
E = Modulus Elatisitas (N/mm)

Tabel 4.9 Tabel Regangan ½ Bentang


Beban Regangan
(kN) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
5 -3E-08 -3E-08 -3E-08 -3E-08 4E-08 -4E-08 -4E-08 4E-08 5.6E-08 5.6E-08 -1E-10 -5E-10 -1E-10
10 -6E-08 -6E-08 -6E-08 -6E-08 7.9E-08 -8E-08 -8E-08 7.9E-08 1.1E-07 1.1E-07 -3E-10 -9E-10 -3E-10
12.5 -7E-08 -7E-08 -7E-08 -7E-08 9.9E-08 -1E-07 -1E-07 9.9E-08 1.4E-07 1.4E-07 -3E-10 -9E-10 -3E-10
17.5 -1E-07 -1E-07 -1E-07 -1E-07 1.4E-07 -1E-07 -1E-07 1.4E-07 2E-07 2E-07 -5E-10 -2E-09 -5E-10
20 -1E-07 -1E-07 -1E-07 -1E-07 1.6E-07 -2E-07 -2E-07 1.6E-07 2.2E-07 2.2E-07 -5E-10 -2E-09 -5E-10
22.5 -1E-07 -1E-07 -1E-07 -1E-07 1.8E-07 -2E-07 -2E-07 1.8E-07 2.5E-07 2.5E-07 -6E-10 -2E-09 -6E-10
25 -1E-07 -1E-07 -1E-07 -1E-07 1.8E-07 -2E-07 -2E-07 1.8E-07 2.5E-07 2.5E-07 -6E-10 -2E-09 -6E-10
27.5 -2E-07 -2E-07 -2E-07 -2E-07 2.2E-07 -2E-07 -2E-07 2.2E-07 3.1E-07 3.1E-07 -7E-10 -3E-09 -7E-10
30 -2E-07 -2E-07 -2E-07 -2E-07 2.4E-07 -2E-07 -2E-07 2.4E-07 3.4E-07 3.4E-07 -8E-10 -3E-09 -8E-10
Tabel 4.10 Tabel Regangan ¼ Bentang
Beban Regangan
(kN) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
5 -5.6E-08 -5.61E-08 -5.61E-08 -5.6E-08 7.92E-08 -3.38E-10 -3.38E-10 7.92E-08 5.63E-08 5.63E-08 -5.57E-08 -4.02E-11 -5.57E-08
10 -1.12E-07 -1.12E-07 -1.12E-07 -1.12E-07 1.58E-07 -6.76E-10 -6.76E-10 1.58E-07 1.13E-07 1.13E-07 -1.11E-07 -8.03E-11 -1.11E-07
12.5 -1.4E-07 -1.4E-07 -1.4E-07 -1.4E-07 1.98E-07 -8.45E-10 -8.45E-10 1.98E-07 1.41E-07 1.41E-07 -1.39E-07 -1E-10 -1.39E-07
17.5 -1.96E-07 -1.96E-07 -1.96E-07 -1.96E-07 2.77E-07 -1.18E-09 -1.18E-09 2.77E-07 1.97E-07 1.97E-07 -1.95E-07 -1.35E-10 -1.95E-07
20 -2.24E-07 -2.24E-07 -2.24E-07 -2.24E-07 3.17E-07 -1.35E-09 -1.35E-09 3.17E-07 2.25E-07 2.25E-07 -2.23E-07 -1.58E-10 -2.23E-07
22.5 -2.52E-07 -2.52E-07 -2.52E-07 -2.52E-07 3.56E-07 -1.52E-09 -1.52E-09 3.56E-07 2.53E-07 2.53E-07 -2.51E-07 -1.8E-10 -2.51E-07
25 -2.8E-07 -2.8E-07 -2.8E-07 -2.8E-07 3.96E-07 -1.69E-09 -1.69E-09 3.96E-07 2.82E-07 2.82E-07 -2.79E-07 -2.03E-10 -2.79E-07
27.5 -3.08E-07 -3.09E-07 -3.09E-07 -3.08E-07 4.36E-07 -1.86E-09 -1.86E-09 4.36E-07 3.1E-07 3.1E-07 -3.07E-07 -2.25E-10 -3.07E-07
30 -3.36E-07 -3.37E-07 -3.37E-07 -3.36E-07 4.75E-07 -2.03E-09 -2.03E-09 4.75E-07 3.38E-07 3.38E-07 -3.34E-07 -2.36E-10 -3.34E-07

4.5 Evaluasi Pemodelan SAP2000 (Lendutan)

Hasil analisis deformasi pada model SAP2000 menunjukkan perbedaan


yang cukup signifikan dengan data eksperimental, sehingga harus dilakukan
penilaian ulang dengan melakukan penyesuaian pada parameter material. Untuk
meningkatkan kesesuaian antara hasil simulasi dan eksperimen pada truss terbalik,
dilakukan variasi nilai modulus elastisitas material.

Melalui serangkaian eksperimen untuk menentukan nilai yang paling


mendekati hasil eksperimental, ditemukan bahwa nilai modulus elastisitas baja
yang optimal untuk menghasilkan lendutan yang konsisten adalah sebesar 130000
MPa. Penilaian lendutan yang dijadikan pedoman adalah lendutan maksimum,
meskipun dalam tabel disebutkan sebagai nilai minimum karena adanya
perubahan tanda menjadi negatif.

Anda mungkin juga menyukai