Anda di halaman 1dari 8

BAB III

KONSEP PERENCANAAN
GEOTEKNIK
(PONDASI, ABUTMENT ATAU BANGUNAN BAWAH)

A. Persyaratan umum perancangan


Persyaratan yang berlaku umum untuk seluruh pasal di dalam SNI ini adalah
berdasarkan
asumsi-asumsi berikut:
a. Data yang dibutuhkan dikumpulkan, dicatat, dan diinterpretasi oleh Ahli
Geoteknik yang disertifikasi oleh lembaga yang diakui.
b. Struktur direncanakan oleh personel dengan tingkat kualifikasi yang sesuai dan
berpengalaman;
c. Kontinuitas dan komunikasi yang efektif antara personel yang terlibat dalam
pengumpulan data, perencanaan dan konstruksi;
d. Supervisi dan kontrol kualitas yang memadai diperlukan di dalam pekerjaan;
e. Pelaksanaan pekerjaan berdasarkan standar dan spesifikasi yang relevan, oleh
personel yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang sesuai;
f. Material konstruksi dan produk digunakan sesuai persyaratan yang diberikan di
dalam SNI ini atau spesifikasi lain yang relevan;
g. Struktur akan cukup dipelihara untuk memastikan keamanan dan
kemampulayanannya selama umur rencana;
h. Struktur akan digunakan sesuai dengan tujuan perancangannya.

Saat menentukan kondisi perancangan dan kondisi batasnya, faktor-faktor berikut


harus dipertimbangkan:
a. Kondisi lapangan yang mempertimbangkan stabilitas global dan pergerakan
tanah.
b. Sifat dan ukuran struktur serta elemen-elemennya, termasuk persyaratan
khusus seperti umur rencana.
c. Kondisi yang berkaitan dengan sekitar (misalnya: struktur yang berdekatan,
lalu-lintas, utilitas, vegetasi, zat kimia berbahaya).

22
d. Kondisi tanah.
e. Kondisi muka air tanah.
f. Kegempaan regional.
g. Pengaruh lingkungan (hidrologi, air permukaan, penurunan/subsidence,
perubahan dari temperatur dan kelembapan).
Pada prakteknya, pengalaman akan memperlihatan jenis kondis batas yang tepat
untuk perancangan serta keterbatasan kondisi batas yang lain. Bangunan
umumnya harus dilindungi dari masuknya air tanah atau transmisi cairan atau gas
ke dalamnya. Jika dapat diterapkan, hasil perancangan harus diperiksa terhadap
pengalaman lain yang sebanding.
Untuk memperoleh persyaratan minimum lingkup penyelidikan geoteknik,
pengecekan perhitungan dan kontrol konstruksi, kompleksitas setiap perancangan
geoteknik harus diidentifikasi dengan mempertimbangkan risiko yang mungkin
dihadapi. Secara khusus perlu dibedakan, antara:
a. Struktur yang ringan dan sederhana serta pekerjaan tanah yang kecil, sehingga
persyaratan minimum dapat dipenuhi melalui penyelidikan geoteknik kualitatif
dan berdasarkan pengalaman, dengan risiko yang dapat diabaikan,
b. Struktur geoteknik lainnya.

Untuk struktur dan pekerjaan tanah dengan tingkat kompleksitas dan risiko
rendah, seperti yang dijelaskan di atas, prosedur perancangan yang sederhana
dapat digunakan Untuk memenuhi persyaratan perancangan geoteknik, dapat
digunakan pengelompokan Kategori Geoteknik 1, 2 dan 3, yang dijelaskan
sebagai berikut.
a. Kategori Geoteknik 1 berlaku untuk struktur kecil dan relatif sederhana, yang
memungkinkan persyaratan mendasar dapat dipenuhi melalui penyelidikan
geoteknik kualitatif dan berdasarkan pengalaman, dengan risiko yang dapat
diabaikan. Prosedur pada Kategori Geoteknik 1 harus digunakan hanya jika ada
risiko yang dapat diabaikan berkaitan dengan stabilitas global
c. Kategori Geoteknik 2 berlaku untuk semua tipe struktur dan fondasi
konvensional (tanpa risiko besar, kondisi tanah yang sulit dan pembebanan).
Struktur atau bagian dari struktur konvensional yang sesuai dengan Kategori
Geoteknik 2, adalah: fondasi telapak, fondasi rakit, fondasi tiang, dinding dan

23
struktur penahan tanah atau air, penggalian, pilar dan abutmen jembatan,
timbunan dan pekerjaan tanah, angkur tanah dan sistem tie-back, terowongan.
Perancangan struktur di Kategori Geoteknik 2 harus melibatkan data geoteknik
kuantitatif dan analisis untuk memastikan bahwa persyaratan dasarnya
terpenuhi. Prosedur rutin untuk pengujian laboratorium dan lapangan untuk
perancangan dan konstruksi dapat digunakan untuk perancangan Kategori
Geoteknik 2.
c. Kategori Geoteknik 3 berlaku untuk struktur atau bagian dari struktur yang
tidak dapat dipenuhi dengan Kategori Geoteknik 1 dan 2. Kategori Geoteknik 3
berlaku untuk: struktur yang tidak biasa atau struktur sangat besar, struktur
yang memiliki risiko tidak umum, berada pada tanah dan kondisi pembebanan
yang sulit, struktur yang berada di zona gempa tinggi, serta struktur yang
berada pada area tidak stabil yang memerlukan penyelidikan dan penanganan
khusus.

Kondisi umum perancangan dijelaskan sebagai berikut:


a. Kondisi perancangan jangka pendek dan jangka panjang harus
dipertimbangkan;
b. Pada perancangan geoteknik, spesifikasi rinci dari suatu kondisi perancangan
harus mencakup hal-hal di bawah ini.
1) gaya-gaya yang bekerja, kombinasinya serta kondisi pembebanannya,
2) kesesuaian tanah secara umum untuk penempatan suatu struktur, berkenaan
dengan stabilitas global dan pergerakan tanah,
3) pengaturan dan pengklasifikasian berbagai zona tanah, batuan dan elemen-
elemen konstruksi, yang digunakan dalam model perhitungan,
4) dipping bedding planes,
5) pekerjaan tambang, penggalian atau struktur bawah tanah lainnya,
6) kondisi struktur yang berada di atas atau berdekatan dengan batuan:
 Berada di antara lapisan tanah keras dan lunak,
 Sesar, kekar dan rekahan,
 Ketidakstabilan blok-blok batuan yang mungkin terjadi,

24
 Terdapatnya rongga, lubang atau rekahan yang terisi material lunak dan
proses tersebut berkelanjutan,
7) lingkungan tempat struktur berada, termasuk
 efek gerusan, erosi dan penggalian, yang mengakibatkan perubahan
geometri permukaan tanah,
 efek korosi kimiawi,
 efek pelapukan,
 efek musim kering yang berkepanjangan,
 variasi tinggi muka air, termasuk misalnya efek dewatering, kemungkinan
terjadinya banjir, kerusakan sistem drainase, dan eksploitasi air,
 munculnya gas dari dalam tanah,
 efek-efek waktu dan lingkungan lainnya terhadap kekuatan dan sifat
material lainnya, misalnya efek lubang yang diakibatkan oleh aktivitas
hewan.

B. Persyaratan umum perhitungan dalam perancangan


Persyaratan umum untuk perhitungan dalam perancangan termasuk hal-hal
berikut:
a. Gaya-gaya, yang dapat berupa beban yang bekerja atau perpindahan
(pergerakan) yang bekerja, misalnya dari pergerakan tanah,
b. Sifat tanah, batuan dan material lainnya,
c. Data geometrik,
d. Besar deformasi, lebar retakan, getaran, dan lainnya,
e. Model perhitungan, dapat dilakukan dengan: model analitikal, model
semi-empiris, model numerik.
Model perhitungan dapat disederhanakan. Jika diperlukan, modifikasi dapat
dilakukan untuk memastikan bahwa perhitungan tersebut akurat atau keliru
dipandang dari sisi keamanan struktur yang dihitung. Jika menggunakan model
numerik, maka model ini akan sesuai jika regangan atau interaksi antara tanah dan
struktur pada kondisi batas dipertimbangkan dalam pemodelan.

25
C. Persyaratan umum gaya-gaya yang bekerja
Di dalam perancangan geoteknik, faktor-faktor berikut ini harus dipertimbangkan
sebagai gaya.
a. Berat tanah, batuan dan air.
b. Tegangan di dalam tanah.
c. Tekanan tanah.
d. Tekanan air bebas, termasuk tekanan gelombang.
e. Tekanan air tanah.
f. Gaya rembesan.
g. Beban mati dan beban bekerja (imposed load) dari struktur.
h. Beban tambahan (surcharge load).
i. Gaya tambatan (mooring forces).
j. Pengangkatan beban atau penggalian tanah.
k. Beban kendaraan.
l. Pergerakan akibat penambangan atau penggalian lain, atau aktivitas
pembuatan terowongan.
m. Pengembangan dan penyusutan akibat vegetasi, iklim, atau perubahan
kelembapan.
n. Pergerakan akibat rangkak atau gelincir, ataupun turunnya massa tanah.
o. Pergerakan akibat degradasi, dispersi, dekomposisi, pemadatan sendiri dan
penurunan.
p. Pergerakan dan percepatan akibat gempa bumi, peledakan, getaran, dan
beban dinamik.
q. Efek temperatur.
r. Prategang yang bekerja di dalam angkur tanah atau strut.
s. Downdrag.

Persyaratan-persyaratan umum untuk gaya-gaya yang bekerja dijelaskan sebagai


berikut:

26
a. Gaya-gaya yang harus dipertimbangkan adalah gaya-gaya yang muncul
bersamaan maupun tersendiri. Durasi gaya yang bekerja harus
dipertimbangkan dengan merujuk pada efek waktu terhadap sifat material
tanah, terutama sifat drainase dan kompresibilitas tanah berbutir halus.
b. Gaya-gaya yang digunakan berulang kali, dan gaya dengan intensitas
berbeda harus diidentifikasi serta dipertimbangkan secara khusus, terkait
dengan misalnya pergerakan yang bersifat menerus, likuifaksi tanah,
perubahan kekakuan dan kekuatan tanah.
c. Gaya-gaya yang menghasilkan respon dinamik terhadap struktur dan tanah
harus diidentifikasi serta dipertimbangkan secara khusus.
d. Gaya-gaya yang didominasi oleh air dan tanah harus diidentifikasi dan
dipertimbangkansecara khusus, terkait dengan deformasi, rekahan,
permeabilitas yang bervariasi dan erosi.

D. Persyaratan umum laporan perancangan geoteknik


Asumsi yang digunakan, data, metode perhitungan dan hasil verifikasi keamanan
dan kemampulayanan (serviceability) harus dimasukkan ke dalam Laporan
Perancangan Geoteknik.

Tingkat kerincian laporan tersebut dapat sangat bervariasi, tergantung pada tipe
perancangan. Untuk perancangan yang sederhana, cukup laporan yang singkat
(single sheet).

Laporan Perancangan Geoteknik umumnya terdiri atas hal-hal berikut ini, dan
direferensi silang dengan Laporan Penyelidikan Geoteknik serta dokumen-
dokumen lainnya.
a. Deskripsi lapangan dan sekitarnya,
b. Deskripsi kondisi tanah,
c. Deskripsi konstruksi yang direncanakan, termasuk gaya-gaya yang bekerja,
d. Parameter perancangan tanah dan batuan, termasuk hasil justifikasi, jika sesuai,
e. Pernyataan standar dan pedoman yang digunakan,

27
f. Pernyataan kesesuain lokasi dengan mempertimbangkan konstruksi yang
direncanakan serta besaran risiko yang dapat diterima,
g. Perhitungan perancangan dan gambar rencana,
h. Rekomendasi perancangan fondasi,
i. Hal-hal yang perlu diperiksa selama konstruksi maupun kebutuhan
pemeliharaan atau monitoring.

Laporan Perancangan Geoteknik harus meliputi rencana supervisi dan monitoring,


sesuai kebutuhan. Hal-hal yang membutuhkan pemeriksaan selama konstruksi,
atau yang membutuhkan pemeliharaan setelah konstruksi harus jelas
diidentifikasi. Saat pemeriksaan yang dibutuhkan sudah dilakukan selama
konstruksi, hasilnya harus dicatat di dalam adendum laporan. Berkaitan dengan
supervisi dan monitoring,
Laporan Perancangan Geoteknik harus menyatakan
a. Tujuan setiap pengamatan dan pengukuran,
b. Bagian dari struktur yang harus dipantau serta lokasi pengamatan,
c. Cara evaluasi hasil yang diperoleh,
d. Rentang nilai hasil yang diharapkan,
e. Periode waktu monitoring setelah konstruksi selesai,
f. Pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam melakukan pengukuran dan
pengamatan, interpretasi hasil dan memelihara instrumentasi.
Kutipan dari Laporan Perancangan Geoteknik yang berisi persyaratan supervisi,
monitoring dan pemeliharaan untuk struktur yang telah selesai, harus diberikan
kepada pemilik pekerjaan.

28
29

Anda mungkin juga menyukai