MEKANIKA TANAH II
“STABILITAS LERENG MEKANIKA TANAH”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
DON BOSCO J.B.D. RIYANT [22013041]
RAMOY MUSA RONDO [22013030]
RIVANDY SUMAILA [22013034]
STEVANO EDWIN TANDO [22013048]
EZSRA SULE MANGASIK [22013038]
CLIFFHARD R.H DAUHAN [21013042]
Stabilitas lereng mekani adalah aspek penting dalam rekayasa geoteknik yang
berkaitan dengan kestabilan dan keamanan lereng tanah atau batuan. Kondisi stabilitas yang
baik diperlukan untuk mencegah terjadinya pergerakan tanah atau batuan yang dapat
menyebabkan bencana alam seperti longsor, ambruknya lereng, dan erosi. Kejadian-kejadian
ini dapat memiliki dampak serius terhadap infrastruktur, lingkungan, dan kehidupan manusia
di sekitarnya. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi stabilitas lereng serta metode analisis dan pengendalian risiko yang efektif
adalah esensial dalam bidang ini.
Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk memberikan wawasan yang
komprehensif mengenai stabilitas lereng mekani, termasuk teori dasar, metode analisis,
pengendalian risiko, dan studi kasus yang relevan. Dengan memahami prinsip-prinsip
stabilitas lereng dan cara mengelola risikonya, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan
kemampuan dalam merencanakan, mendesain, dan membangun infrastruktur yang aman dan
tahan lama di wilayah dengan potensi risiko geoteknik.
Stabilitas lereng adalah kemampuan suatu lereng untuk bertahan dan tidak mengalami
pergerakan atau deformasi yang berlebihan akibat beban bekerja pada lereng tersebut.
Stabilitas ini terkait dengan daya dukung lereng terhadap gaya-gaya eksternal seperti
gravitasi, air tanah, tekanan air, dan beban struktural.
1. Karakteristik Tanah atau Batuan: Sifat fisik dan mekanik tanah atau batuan seperti
kepadatan, kekuatan geser, permeabilitas, dan struktur mempengaruhi stabilitas
lereng.
2. Topografi Lereng: Kemiringan, bentuk, dan geometri lereng mempengaruhi
stabilitas karena dapat mempengaruhi distribusi beban dan potensi terjadinya
pergerakan massa tanah atau batuan.
3. Beban Tambahan: Beban tambahan seperti bangunan, kendaraan, dan tumpukan
material dapat mempengaruhi stabilitas lereng dengan menambah beban dan
mengubah distribusi beban.
4. Air Tanah dan Air Hujan: Air dapat berperan dalam mengubah kekuatan tanah atau
batuan dan menyebabkan peningkatan tekanan air tanah, yang dapat mempengaruhi
stabilitas lereng.
5. Gaya Gempa Bumi: Gempa bumi dapat memberikan beban dinamis pada lereng,
yang dapat mengubah distribusi beban dan menginduksi pergerakan tanah.
C. Jenis-Jenis Lereng Mekani
1. Lereng Tanah: Terbentuk oleh endapan tanah atau material lunak lainnya. Stabilitas
lereng tanah sangat dipengaruhi oleh kepadatan, kekuatan geser, dan kandungan air
tanah.
2. Lereng Batuan: Terbentuk oleh batuan atau formasi batuan. Faktor-faktor seperti
struktur batuan, kekuatan geser, dan retakan mempengaruhi stabilitas lereng batuan.
Beberapa parameter geoteknik yang penting dalam menganalisis stabilitas lereng meliputi:
1. Hujan Berlebihan: Curah hujan yang tinggi dapat memicu peningkatan tekanan air
tanah, merendahkan stabilitas lereng.
2. Gempa Bumi: Gempa bumi dapat menyebabkan pergerakan tanah yang drastis dan
mengakibatkan kegagalan lereng.
3. Pemanasan Global: Perubahan iklim dapat mempengaruhi pola hujan dan suhu,
mempengaruhi stabilitas lereng melalui erosi dan perubahan kondisi tanah.
4. Aktivitas Manusia: Ekskavasi, penggalian, dan konstruksi dapat mengubah geometri
lereng dan mempengaruhi stabilitas alami.
Risiko Rendah: Risiko kegagalan lereng rendah, dengan probabilitas kejadian bahaya
yang jarang terjadi dan dampak yang minimal.
Risiko Sedang: Risiko kegagalan lereng moderat, dengan probabilitas kejadian
bahaya yang lebih sering namun dampak yang dapat diatasi dengan tindakan
pengendalian yang tepat.
Risiko Tinggi: Risiko kegagalan lereng tinggi, dengan probabilitas kejadian bahaya
yang tinggi dan dampak serius pada lingkungan dan infrastruktur.
Risiko Ekstrem: Risiko kegagalan lereng sangat tinggi, dengan probabilitas kejadian
bahaya yang sangat tinggi dan dampak yang mendalam terhadap kehidupan dan harta
benda.
D. Pengukuran Risiko
1. Rekayasa Geoteknik:
o Perencanaan Lereng yang Aman: Merencanakan geometri dan struktur
lereng yang aman dengan mempertimbangkan faktor-faktor geoteknik dan
topografi.
o Drainase yang Efektif: Memasang sistem drainase yang baik untuk
mengendalikan tekanan air tanah dan mencegah penurunan kestabilan akibat
air.
2. Stabilisasi Fisik:
o Pembenahan Lereng: Melakukan pembenahan fisik pada lereng dengan
menggunakan struktur penahan seperti dinding penahan, paku tebing, atau
anjungan penahan tanah.
o Revegetasi dan Perkuatan Tanah: Menerapkan vegetasi dan teknik
perkuatan tanah untuk mengurangi erosi dan meningkatkan kekuatan tanah.
3. Pemantauan Kontinu:
o Sistem Pemantauan Geoteknik: Memasang instrumen pemantauan untuk
memantau kondisi lereng secara terus-menerus dan mendeteksi perubahan
yang dapat mengancam stabilitas.
B. Pengendalian Non-Teknikal
C. Pengendalian Integratif
1. Perencanaan Terpadu:
o Evaluasi Risiko Periodik: Melakukan evaluasi risiko secara berkala dan
memperbarui strategi pengendalian berdasarkan perubahan kondisi geoteknik
dan lingkungan.
2. Kerjasama Multi-Stakeholder:
o Kolaborasi Antar Pihak: Mendorong kerjasama antara pemerintah, ahli
geoteknik, masyarakat, dan sektor swasta untuk mengimplementasikan solusi
pengendalian risiko yang holistik.
VII. Kesimpulan
A. Ringkasan Hasil Analisis
Dalam analisis ini, telah dijelaskan secara mendalam mengenai stabilitas lereng
mekani, termasuk teori dasar, faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas, metode analisis,
dan pengendalian risiko. Diketahui bahwa stabilitas lereng merupakan faktor kunci dalam
rekayasa geoteknik, berpengaruh langsung terhadap keamanan dan kestabilan lereng tanah
atau batuan. Faktor-faktor seperti karakteristik tanah atau batuan, topografi lereng, beban
tambahan, air tanah, dan gempa bumi dapat mempengaruhi stabilitas ini.
Metode analisis, baik yang berbasis mekanika tanah maupun numerik seperti Finite
Element Method (FEM) dan Boundary Element Method (BEM), sangat penting untuk
memahami perilaku dan stabilitas lereng. Pemodelan dan simulasi membantu dalam
memprediksi respons lereng terhadap kondisi lingkungan yang berbeda.
B. Rekomendasi Umum
D. Penutup
Stabilitas lereng adalah bidang yang kompleks dan krusial dalam rekayasa geoteknik.
Upaya terus-menerus dalam pemahaman, analisis, dan pengendalian risiko sangat penting
untuk menciptakan lingkungan yang aman dan berkelanjutan. Semoga makalah ini
memberikan wawasan yang bermanfaat dan mendorong untuk melakukan lebih banyak
penelitian guna mengatasi tantangan dalam mengelola stabilitas lereng dengan lebih baik.