DASAR TEORI
B. Prinsip Dasar
Kestabilan lereng, baik lereng alami maupun lereng buatan (buatan manusia)
serta lereng timbunan, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dinyatakan
secara sederhana sebagai gaya-gaya penahan dan gaya-gaya penggerak yang
bertanggung jawab terhadap kestabilan lereng tersebut. Pada kondisi gaya
penahan (terhadap longsoran) lebih besar dari gaya penggerak, lereng tersebut
akan berada dalam kondisi yang stabil (aman). Namun, apabila gaya penahan
lebih kecil dari gaya penggeraknya, lereng tersebut tidak stabil dan akan terjadi
longsoran. Longsoran merupakan suatu proses alami yang terjadi untuk
mendapatkan kondisi kestabilan lereng yang baru (keseimbangan baru), di mana
gaya penahan lebih besar dari gaya penggeraknya.
Apabila nilai FK untuk suatu lereng > 1,0 (gaya penahan > gaya penggerak),
lereng tersebut berada dalam kondisi stabil. Namun, apabila harga F < 1,0 (gaya
penahan < gaya penggerak), lereng tersebut berada dalam kondisi tidak stabil
dan mungkin akan terjadi longsoran pada lereng tersebut.
Kestabilan lereng dipengaruhi oleh faktor geometri lereng, karakteristik fisik dan
mekanik material pembentuk lereng, air (hidrologi dan hidrogeologi), struktur
bidang lemah batuan (lokasi, arah, frekuensi, karakteristik mekanik), tegangan
alamiah dalam massa batuan, konsentrasi tegangan lokal, getaran (alamiah:
gempa; dan perbuatan manusia: efek peledakan, efek lalu lalang alat-alat berat),
iklim, hasil perbuatan pekerja tambang, serta pengaruh termik (Mos-hab, 1997).
Kenyataan di lapangan memang memperlihatkan bahwa masalah ketidakstabilan
lereng yang timbul dapat diakibatkan oleh faktor-faktor tersebut. Oleh karena itu,
faktor-faktor ini perlu mendapatkan perhatian agar kondisi lereng dapat dijaga
kestabilannya.
Selain itu, tanah dan batuan mempunyai sifat-sifat fisik dan mekanik asli tertentu
seperti sudut gesek dalam, kohesi (c), kuat tekan, kuat tarik, modulus elastisitas,
nisbah Poisson, dan bobot isi (y) serta sifat fisik dan mekanik lainnya yang
sangat berperan dalam menentukan kekuatan tanah dan batuan, serta
mempengaruhi kestabilan lereng (Hoek and Bray, 1981). Sifat-sifat tersebut
merupakan sifat yang dinamis, baik sebagai fungsi letak (kedalaman) maupun
fungsi dari faktor lainnya.
H. Penyelidikan Lapangan
Langkah awal dari metodologi analisis kestabilan lereng tambang adalah
pengumpulan data-data yang dibutuhkan dalam analisis. Salah satu caranya
adalah dengan melakukan penyelidikan lapangan. Pemahaman mengenai
kondisi lapangan merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan analisis
kestabilan lereng. Penyelidikan lapangan harus dilakukan agar dapat diperoleh
kondisi aktual dari massa tanah dan batuan pembentuk lereng tambang.
a. Pemetaan Topografi
Topografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu topos yang berarti tempat dan
graphi yang berarti menggambar. Peta topografi memeta. kan tempat
tempat di permukaan bumi yang berketinggian sama (dihitung dari
permukaan laut) menjadi bentuk garis-garis kontur, di mana satu garis
kontur mewakili satu ketingglan
Secara umum, peta topografi adalah peta ketinggian titik atau kawasan
yang dinyatakan dalam bentuk angka ketinggian atau kontur ketinggian
yang diukur terhadap permukaan laut rata-rata. Untuk keperluan
pertambangan, skala peta yang digunakan harus sesuai dengan Lampiran
XII/-b Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1453
K/29/MEM/2000, yaitu 1 : 2000. Pada perencanaan tambang detail
diperlukan peta dengan skala 1 : 1000. Selain memberikan informasi
mengenai keadaan permukaan dan elevasi, peta topografi juga berfungsi
untuk menggambarkan bentuk dua dimensi dari bentuk tiga dimensi rupa
bumi sehingga dapat dihasilkan penam-pang lereng dalam bentuk 2D dan
3D.
b. Pemetaan Geologi
Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu
daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas yang bergantung pada
skala peta yang digunakan. Peta geologi menggambarkan informasi
sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, stratigrafi, struktur, tektonika,
fisiografi,serta potensi sumber daya mineral dan energi yang disajikan
dalam bentuk gambar dengan warna, simbol dan corak, atau gabungan
dari ketiganya (Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.
1452 K/10/MEM/2000). Peta geologi harus dilengkapi dengan simbol peta,
istilah, keterangan peta, penyajian peta, penerbitan, spesifikasi, dan
ukuran lembar peta yang sesuai dengan hasil pembakuan Standar
Nasional Indonesia (SNI) No.13-4691-1998.
c. Pengeboran Geoteknik
pengeboran geoteknik dilakukan untuk mengetahui strata atau perlapisan
tanah dan batuan di bawah permukaan bumi, jenis, serta kondisi tanah
dan batuan pada daerah yang akan diteliti. Hasil pengeboran akan
disusun dalam bentuk bor-log. Informasi yang dapat diperoleh dari bor-log
tersebut di antaranya (Didiek Djar-wadi, 2012):
i. Elevasi
ii. Kedalaman
iii. Deskripsi tanah dan batuan
iv. Titik pengambilan contoh tanah dan batuan
v. Contoh yang diperoleh (sample recovery) merupakan panjang
vi. Simbol tanah dan batuan
vii. Penetrasi
d. Pengambilan Contoh Inti (Core Sampling)
Pengambilan contoh inti diperoleh dari pengeboran inti. Lubang bor
biasanya dialiri fluida untuk mengeluarkan cutting dalam bentuk sludge.
Tingkat ketelitian drill core tergantung pada core recovery yang
didapatkan. Tingkat ketelitian cutting pengeboran relatif lebih rendah, baik
kadar (akibat salting) maupun posisi kedalaman (akibat lifting capacity).
Beberapa kesalahan yang biasa terjadi terkait pengeboran:
i. Inklinasi (kemiringan) lubang bor yang tidak sesuai dengan
kemiringan lapisan;
ii. Core recovery yang kurang baik;
iii. Pemilihan interval pengambilan contoh yang kurang sesual;
iv. Kesalahan dalam preparasi contoh; dan
v. Penanganan core yang kurang baik
I. Uji Laboratorium
Untuk melakukan perancangan suatu lereng tambang diperlukan pengetahuan
mengenai karakteristik material penyusunnya. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan penyelidikan lapangan.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pengujian di
laboratorium terhadap contoh (sample) batuan dari lapangan dengan bentuk
tidak beraturan atau blok