Anda di halaman 1dari 20

UJI KOMPETENSI

FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK


TERKAIT /
KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA
Skema Sertifikasi : Ahli Madya Geoteknik
Jenjang : 8 (Delapan)
Nama Asesi : MOCHAMAD AAM
FOTO ASESI MUCHARAM
NIK Asesi : 3515082905640004
Tgl. Asesmen : 18 Desember 2023
TUK : Perkonindo Jawa Timur
Nama Asesor : Heri Krisdianto, ST MM
Tri Widayanti
Perencanaan Umum Penelitian Tanah Lereng Gunung

Lereng gunung merupakan salah satu bentuk topografi yang rentan terhadap kegagalan dan keruntuhan. Gunung Bromo, yang
terletak di Jawa Timur, Indonesia, merupakan salah satu gunung berapi yang populer dan menjadi tujuan wisatawan. Di kawasan
Gunung Bromo, terdapat area yang dikenal sebagai Seruni Point, yang menawarkan pemandangan indah dan menjadi lokasi yang
sering dikunjungi oleh wisatawan.
Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa peristiwa keruntuhan dan longsoran tanah telah dilaporkan di beberapa titik di sekitar
Seruni Point Bromo, menimbulkan kekhawatiran akan risiko keselamatan bagi wisatawan dan penduduk setempat. Hal ini menjadi
perhatian khusus agar longsor tidak kembali terjadi serta penaggulangan terhadap area longsor. Stabilitas lereng di Seruni Point
Bromo menjadi perhatian penting yang perlu dianalisis. Faktor-faktor seperti kegiatan geodinamika alamiah, aktivitas vulkanik,
erosi, dan pola cuaca yang ekstrem dapat berkontribusi terhadap potensi kegagalan lereng.
Analisis stabilitas lereng bertujuan untuk mengevaluasi kondisi fisik dan geoteknik dari lereng. Hal ini penting untuk memahami
mekanisme yang mendasari keruntuhan dan longsoran tanah di Seruni Point Bromo, sehingga langkah-langkah pengamanan dan
mitigasi yang tepat dapat diambil untuk mengurangi risiko potensial, untuk melakukan analisis stabilitas lereng di Seruni Point
Bromo tujuan utamanya adalah:
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas lereng di kawasan Seruni Point Bromo.
Mengevaluasi kondisi fisik dan geoteknik dari lereng yang rentan terhadap kegagalan.
Menganalisis data topografi, geologi, hidrologi, dan kondisi lingkungan yang relevan untuk menilai risiko stabilitas
lereng.
Menggunakan metode analisis teknis yang tepat untuk memprediksi potensi kegagalan dan longsoran tanah di
Seruni Point Bromo.Memberikan rekomendasi mitigasi dan langkah-langkah pengamanan yang diperlukan untuk
mengurangi risiko potensial dan menjaga keamanan wisatawan dan penduduk.
• Perencanaan Teknis

Secara umum penelitian tanah ini adalah untuk mengetahui kondisi lapisan tanah, karateristik, dan sifat tanah baik secara
fisik maupun secara mekanik dari lokasi dimana konstruksi bangunan dan sarana penunjang lainnya akan didirikan. Adapun
tujuan penelitian tanah ini untuk mendapatkan data – data parameter tanah pada lapisan tanah yang diperlukan dalam
perhitungan penurunan segera dan penurunan konsolidasi. Dengan diperolehnya data – data tersebut diharapkan bagi pihak
perencana dapat melakukan perhitungan yang optimal dan aman, ditinjau dari segi teknis maupaun segi ekonomis.
 Lingkup Pekerjaan Analisis Stabilitas Lereng di Seruni Point Bromo:
• Pengumpulan Data:
• Mengumpulkan data topografi termasuk peta, atau data drone yang mencakup wilayah Seruni Point Bromo.
• Mengumpulkan data geologi yang mencakup, struktur geologi, dan jenis tanah di area tersebut.
• Mengumpulkan data hidrologi yang mencakup tata air, tingkat air tanah, dan pola aliran air di lereng.
 Analisis Data:
• Menganalisis data topografi untuk mengidentifikasi kemiringan lereng, elevasi, dan karakteristik topografi lainnya.
• Menganalisis data geologi untuk memahami jenis batuan, struktur geologi, dan potensi kegagalan lereng.
• Menganalisis data hidrologi untuk mengevaluasi pengaruh air terhadap stabilitas lereng.
• Evaluasi Risiko dan Rekomendasi Mitigasi:
• Mengevaluasi risiko stabilitas lereng berdasarkan hasil analisis dan pemodelan.
• Mengidentifikasi area yang rentan terhadap keruntuhan dan longsoran tanah.
• Mengusulkan langkah-langkah mitigasi yang diperlukan, seperti konstruksi struktur
penahan, perbaikan drainase, atau pengendalian erosi.
• Menyusun rekomendasi pengelolaan risiko dan tindakan pencegahan untuk meminimalkan risiko potensial.
 Metoda Elemen
• Paket program elemen hingga yang akan dipakai ialah Plaxis versi 8.6. Sesuai dengan data tanah dan material yang tersedia,
model perilaku tanah elasto-plastik Mohr Coulomb akan digunakan dalam pemodelan
• Metoda elemen hingga yang dipakai untuk menghitung faktor keamanan lereng timbunan mengandung beberapa kelebihan,
diantaranya:
• Tidak diperlukannya asumsi pendahuluan berkenaan dengan bentuk atau lokasi bidang ker untuhan.
Keruntuhan terjadi melalui zona pada masa tanah dimana kuat geser tidak sanggup menahan tegangan geser
yang bekerja.
• Karena metoda Elemen Hingga tidak menerapkan potongan-potongan dalam perhitungannya, maka tidak
perlu adanya asumsi simplifikasi gaya. MEH mempertahankan kesetimbangan global sampai keruntuhan
terjadi.
• Jika data kompresibilitas tanah realistik, maka MEH akan memberikan informasi tentang deformasi pada
tingkat tegangan kerja tertentu.
• Perhitungan factor keamanan dengan metoda elemen hingga menggunakan cara phi-c reduction. Metoda phi-c reduction ini
akan menghitung perbandingan antara beban yang menyebabkan sistim pondasi runtuh dengan beban yang bekerja. Reduksi
parameter kuat
 Parameter Tanah
• Dalam analisa ini akan digunakan model Mohr-Coulomb (MC) untuk memodelkan perilaku tanah.
Model ini memerlukan lima masukan parameter dasar yang terdiri dari: Berat volume,
Permeabilitas, Young’s Modulus, E, Poisson’s ratio, , Kohesi, C, sudut geser dalam , , dan sudut
dilatansi, .
• Berat Volume
• Berat volume tanah ditentukan berdasarkan hasil pengujian laboratorium mekanika tanah pada
contoh tak terganggu yang diambil dari pemboran tangan.
• Permeabilitas
• Permeabilitas tanah diperoleh juga dari pengujian laboratorium mekanika tanah. Jika tidak
dilakukan pengujian laboratorium, dapat diambil harga permeabilitas berdasarkan jenis lapisan
batuan.
1. LATAR BELAKANG
Lereng gunung merupakan salah satu bentuk topografi yang rentan terhadap kegagalan dan keruntuhan. Gunung
Bromo, yang terletak di Jawa Timur, Indonesia, merupakan salah satu gunung berapi yang populer dan menjadi
tujuan wisatawan. Di kawasan Gunung Bromo, terdapat area yang dikenal sebagai Seruni Point, yang
menawarkan pemandangan indah dan menjadi lokasi yang sering dikunjungi oleh wisatawan.
Dengan adanya kejadia tanah longsor akibat hujan di proyek Kawasan wisata rest area seruni point bromo,
longsoran tanah terjadi di beberapa titik di sekitar Sehingga, menimbulkan kekhawatiran akan risiko keselamatan
bagi wisatawan dan penduduk setempat. Hal ini menjadi perhatian khusus agar longsor tidak kembali terjadi serta
penaggulangan terhadap area longsor. Stabilitas lereng di Seruni Point Bromo menjadi perhatian penting yang
perlu dianalisis. Faktor-faktor seperti kegiatan geodinamika alamiah, aktivitas vulkanik, erosi, dan pola cuaca yang
ekstrem dapat berkontribusi terhadap potensi kegagalan lereng.
Stabilitas lereng di Seruni Point Bromo menjadi perhatian penting yang perlu dianalisis. Faktor-faktor seperti
kegiatan geodinamika alamiah, aktivitas vulkanik, erosi, dan pola cuaca yang ekstrem dapat berkontribusi
terhadap potensi kegagalan lereng.
2. TUJUAN
Secara umum maksud dari penelitian tanah ini adalah untuk mengetahui kondisi lapisan tanah, karateristik,
dan sifat tanah baik secara fisik maupun secara mekanik dari lokasi dimana konstruksi bangunan dan
sarana penunjang lainnya akan didirikan.
3. LINGKUP PEKERJAAN
• Lingkup Pekerjaan Analisis Stabilitas Lereng di Seruni Point Bromo:
• Pengumpulan Data
• Analisis Data
• Pemodelan Stabilitas Lereng
• Evaluasi Risiko dan Rekomendasi Mitigasi
• Penyusunan Laporan
4. SURVEY TOPOGRAFI
Pemetaan topografi ini bertujuan mengetahui mkondisi topografi, elevasi , Kontur dan Kemiringan serta detail
situasi sebagai data perencanaan pembuatan dinding penahan tanah dan maksud dan tujuan pekerjaan ini adalah
untuk memperoleh data :
• Gambaran Situasi dan Topografi di Lokasi Kawasan wisata Seruni , Bromo Tengger Semeru
• Gambaran Profil Penampang, serta Gambaran Area Longsoran
• Dokumentasi menggunakan Foto Udara
• IV.A METODE SURVEY
Survei topografi adalah kegiatan pemetaan kontur / elevasi tanah di daratan. Survei ini bertujuan untuk
memberikan gambaran kondisi ketinggian tanah di darat pada daerah yang sedang dikaji. Pendekatan yang
digunakan pada survei topografi dijelaskan secara rinci dengan melakukan 4 (empat) tahap pendekatan teknis,
sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Survey Pendahuluan untuk mengetahui situasi dan lkasi titik refernsi existing sehingga dapat merencankanan
survey topografi lebih akurat.
2 Tahap Survey
Pengukatan Titik Refernsi Existing ke titik triangulasi Pelaksanaan survey topografi ( Pengukuran Detail situasi)
Untuk pengolahan data
3. Pengolahan Data
Koreksi Poligon, Plot titik-itik penting, penggambaran detail lokasi
4. Output
IV.B. TITIK KONTROL PEMETAAN
Posisi horisontal dan vertikal dari survei Topografi ini menggunakan Bench Mark milik Dinas Perhubungan sebagai titik kontrol
dasar pemetaan. Koordinat dan parameter dari Bench Mark yang digunakan dapat dilihat pada tabel di bawah

Tabel Banchmark
IV.C HASIL
Dengan Adanya pengukuran Topografi, di lokasi KSPN Seruni Point, maka didapatkan kondisi Point topografi
dengan elevasi terendah sebesar 0.579 m berada di dasar sungai dibawah jembatan kaca, dan elevasi tertinggi
yakni 115.220 berada di dekat BM.01.
Lokasi Longsor berada di 3 area yakni di lokasi area 1 dengan luas perkiraan ; 209.62m², lokasi 2 dengan estimasi
luasan ; 136.11m², dan luas longsor area 3 yakni sebesar ; 255.02m².
RENCANA PEMBUATAN DİNDING PENAHAN TANAH
LOKASI : KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (KSPN)
1.Penyelidikan Tanah
Penyelidikan Soil Investigasidilakukan untuk mengetahuai kondisi tanah dasr sehingga didapatkan parameter fisik
dan mekanik tanah seperti Kadar air tanahy, berat jenis tanah dan SPT. Parameter Tanah tersebut menunjukan sifat-
sifat dasar dan karateristik tanah yang diperlukan untuk perencanaan rekayas tekniksip[il. Peneylidikan tanah ini
dilakukan sehubungan dengan proyek rencana pembuatan dinding penahan Tanah KSPN BTS.
Metode Pengetesan
1.Boring dengan bor mesin dengan kedaaman 20 meter
2.Pengambilan undisturbed sample boring dalam diambil dengan interval 5 m pada kedalaman -5,-10,-15 dan -20m
3. Standart Penetration Test diambil setiap interval 2.5 mmaka spt ini diambil pada kedalaman -2.5 m, -5 m, -7.5 m,
- 10 m, -12.5, - 15 m, - 17.5 m dan -20 m.
4. Test laboratorium terhadap sample undisturbed
5.Perhitungan daya dukung pondasi tiang.
• Penyelidikan tanah di Laboratorium.
• Tes Laboratorium dilakukan untuk mendapatkan parameter tanah yang tidak didapatkan dari pengetesan
lapangan. Parameter tanah yang didapatkan dari tes laboratorium ini dikelompokkan dalam 2 (dua) kelompok
yaitu, Index Properties and Engineering Properties.
• Index Properties adalah parameter natural tanah, dimana pada test ini sample tanah tidak dibebani dengan
beban dari luar atau treatment luar lainnya. Engineering Properties adalah parameter tanah yang menunjukkan
kekuatan dan perilaku tanah terhadap beban dari luar. Parameter yang akan di test adalah :
• Soil Density, Water Content, Specific Gravity, Hidometer test, Atterberg Limit test, Analisa saringan, Dierec shear dan
konsolilidasi.
Kondisi Lapisan Tanah
Kedalaman Jenis tanah Konsistensi keterangan
0-3 Lanau berpasir, berlempung Loose Nilai SPT 6 pukulan/30 cm
cokelat
3-7 Pasi berlanau cokelat Medium Nilai SPT 18 pukulan/30 cm
7 -12 Pasi berlanau berbatu Very Dense Nilai SPT pukulan / 30 cm
cokelat
12 - 20 Lanau berpasir berkerikil Dense s/d Very Nilai SPT 45 pukulan/ 30 cm
abu-abu Dense
 Kesimpulan
• Berdasarkan hasil pengeboran di lapangan untuk titik BH I menunjukkan lapisan tanah kedalaman 0 m
s/d 3 m didominasi jenis lanau dengan konsistensi loose, kedalaman 3 m s/d 12 m didominasi jenis
pasir dengan konsistensi medium s/ d very dense dengan nilai N-SPT 18 - >60 blow/feet, kedalaman 12
m s/ d 19 m didominasi jenis pasir dengan konsistensi medium s/ d very dense dengan nilai N-SPT
antara 15 - >60 blow/feet, sedangkan kedalaman 19 m s/d 20 m didominasi jenis lanau dengan
konsistensi dense s/ d very dense dengan nilai N-SPT 45 - >60 blow/feet, sedangkan untuk titik BH II
menunjukkan lapisan tanah kedalaman 0 m s/ d 6 m didominasi jenis pasir dengan konsistensi medium
dengan nilai N-SPT 14 -17 blow/feet, kedalaman 6 m s/ d 20 m didominasi jenis lanau dengan
konsistensi hard s/d very dense dengan nilai N-SPT antara 58 - >60 blow/feet .
• Berdasarkan pengamatan M.A.T di lokasi, muka air tanah pada titik boring tidak dapat terdeteksi.
• Untuk undisturbed sampel di kedalaman 10 M, 15 M, dan 20 M tidak dapat diambil karena kondisi tanah
cukup keras dipotong menggunakan tabung shelby.
• Untuk uji konsolidasi tidak dapat dilakukan karena sampel tanah berjenis pasir, karena untuk tanah jenis
pasir bersifat permeabel dan ukuran porinya besar-besar sehingga ketika beban yang bekerja di atas
pasir dan belum melampaui daya dukung ultimate, akan menyebabkan butir-butir bergerak satu sama
Iain, sehingga menghasilkan tanah menjadi padat.
• Untuk beban bangunan yang berat dapat digunakan pondasi bore Pile atau jenis Iain yang dapat disesuaikan
dengan beban rencana. Sedangkan untuk pemilihan & jenis pondasi yang akan digunakan diserahkan
sepenuhnya kepada pihak perencana.
KESIMPULAN
• Hasil pengukuran geometri, beberapa lokasi tebing cukup dalam dan dengan sudut yang cukup curam. Beberapa lokasi
tertutup oleh tumbuhan/vegetasi sehingga menyulitkan saat pengukuran di lapangan.
• Hasil penyelidikan tanah terlihat, tanah keras berada pada kedalaman 6 sampai dengan 7 meter dari permukaan. Di bawah
sudah berupa tanah keras dengan nilai SPT lebih dari 60 sampai dengan akhir pengeboran.
• Hasil uji laboratorium, tanah di lapangan di dominasi oleh fraksi gravel, sand dan silt dengan sedikit material lempung.
Fraksi pasir lanau mendekati 75% dari total fraksi. Sehingga secara karakteristik material dasar tanah di lokasi proyek dalam
kategori yang baik.
• Hasil uji kuat geser tanah diperoleh nilai kuat geser yang cukup baik, yaitu di sekitar angka 30 derajat.
• Hasil pengujian lapangan topografi disajikan dalam bentuk penampang tofografi yang memberikan penyebaran setiap
lapisan baik dalam arah horisontal maupun vertikal .
• Secara umum kondisi tanah dasar di lokasi proyek Seruni Point tergolong tanah yang baik, dengan fraksi dominan pasir dan
lanau. Karakteristik tanah pasir dan lanau mempunyai kekuatan yang sangat tinggi saat kering, kekuatan akan menurun
dengan tajam saat ada infiltrasi air. Sehingga di sarankan area2 yang terbuka karena proses pembangunan harus di tutup
kembali, penutupan dapat menggunakan beton rabat, tanaman atau produk-produk geosintetis.
• Sesuai dengan hasil Analisa Faktor Keamanan dan pengamatan kondisi lapangan, maka di sarankan pemasangan tembok
penahan tanah di tebing yang mengalami longsor, dengan tujuan untuk merecoveri lereng sekaligus mencegah gerusan2
selanjutnya akibat air hujan.
Pelaksanan Pekerjaan Hasi lPenyelidikan Tanah.
Dari saran yang direkomendasikan untuk penanganan area longsor di lokasi seruni point adalah dengan memakai Tembok
Dinding Penahan Tanah ( DPT ) dan untuk area tebing yang masih terbuka ditutup dengan memakai Geomat.
Diarea Longsor direkomendasikan untuk tidak mendirikan bangunan gedung dikarenakan secara struktur tanah sudah
berubah sehingga bangunan gedung yang sudah dierencanakan di pindah kesisi barat Sebelah Kanan)
PETUNJUK / INSTRUKSI
• Buatlah presentasi berdasarkan pengalaman anda dalam
melaksanakan pekerjaan di Proyek Konstruksi sebagai Ahli Madya
Geoteknik
• Materi yang disampaikan singkat dan padat
• Lampirkan foto/dokumen/gambar dalam slide presentasi ini sebagai
pendukung dalam presentasi anda
• Waktu untuk presentasi di hadapan Asesor ± 15 Menit
• Asesor akan menggali Kompetensi Asesi melalui pertanyaan untuk
Mendukung Tugas Praktik Demonstrasi
SUBSTANSI PRESENTASI
• Substansi yang harus disampaikan antara lain:
• Perencanaan Umum
• Perencanaan Teknis
• Menyusun program kebutuhan parameter tanah
• Mengendalikan uji lapangan dan uji laboratorium
• Menentukan sifat indeks, klasifikasi dan mekanis tanah
• Membuat ground model berdasarkan uji lapangan dan laboratorium
• Merencanakan pondasi (dangkal dan dalam)
• Merencanakan sistem penahan tanah dan stabilitas lereng Sederhana
• Pelaksanaan dan Pengawasan pekerjaan Geoteknik

Anda mungkin juga menyukai