Anda di halaman 1dari 21

FUNGSI MANAJEMEN DAN APLIKASINYA

POSTED ON DECEMBER 13, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang

Manajemen merupakan suatu proses. Pengertian proses mengacu kepada serangkaian


kegiatan yang dimulai dari penentuan tujuan hingga tercapainya tujuan. Fungsi, artinya
kegiatan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam usaha mencapai tujuan.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan fungsi- fungsi manajemen. Fungsi manajemen
terdiri atas hal- hal yang dilakukan dalam urusan manajerial. Fungsi -fungsi manajemen
telah disusun sedemikian rupa agar didapat kesamaan sudut pandang untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam tujuan tersebut didalamnya terdapat sebuah perencanaan. Perencanaan yang kata
dasarnya rencana pada dasarnya merupakan tindakan memilih dan menetapkan segala
aktivitas dan sumberdaya yang akan digunakan dimasa yang akan datang untuk mencapai
tujuan tertentu. Perencanaan mengacu pada pemikiran dan penentuan apa yang akan
dilakukan di masa depan, bagaimana melakukannya, dan apa yang harus disediakan untuk
melaksanakan aktivitas tersebut untuk mencapai tujuan secara maksimal.

Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan
ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan.
Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi, perusahaan
maupun kegiatan dimasyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi
manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan
yang telah ditetapkan dalam perencanaan.

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama
dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini,
perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan
hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).

Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses
perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan fungsi-fungsi manajemen.
Kemudian memperkenalkan fungsi-fungsi manajemen tersebut dan konsep perencanaan
serta menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan perencanaan dari berbagai
jenis.

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat


strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan
dapat berjalan.

1. B. Tujuan

Sesuai dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui Fungsi-fungsi manajemen

2. Mengetahui tentang pengertian dan fungsi perencanaan

3. Mengetahui jenis dan sifat perencanaan

4. Mengetahui cara menyusun perencanaan

1. C. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penyusunan makalah ini adalah dapat mengetahui fungsi-
fungsi manajemen, fungsi perencanaan dan jenis-jenis serta sifat perencanaan, juga
masing-masing aplikasinya.

BAB II

PEMBAHASAN

1. A. Fungsi- Fungsi Manajemen

Manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan


pengendalian kegiatan anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi
lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Alam S, 2007 : 127). Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan fungsi- fungsi manajemen. Fungsi manajemen terdiri
atas hal- hal yang dilakukan dalam urusan manajerial. Fungsi- fungsi manajemen telah
disusun sedemikian rupa agar didapat kesamaan sudut pandang untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Dalam buku Dasar- Dasar Organisasi dan Manajemen karya Sarwoto (1978), disebutkan
fungsi- fungsi manajemen menurut beberapa ahli, diantaranya adalah :

1. Henry Fayol

Menurut Henry Fayol fungsi manajemen adalah planning, organizing, staffing,


directing dan controlling.

1. Koontz dan ODonnel

Menurut Koontz dan ODonnel fungsi manajemen adalah planning, organizing, staffing,
directing dan controlling.

1. George R. Terry

Menurut George R. Terry fungsi manajemen adalah planning, organizing,


actuating, dan controlling.

1. Luther Gulick

Menurut Luther Gulick fungsi manajemen adalah planning, organizing, staffing, directing,
coordinating, reporting, dan budgeting.

1. Lindal F. Urwick

Menurut Lindal F.Urwick fungsi manajemen adalah forecasting, planning, organizing,


commanding, coordinating, dancontrolling.

1. William Spriegel

Menurut William Spriegel fungsi manajemen adalah planning, organizing, dan controlling.

1. Louis A. Allen

Menurut Louis A. Allen fungsi manajemen adalah leading, planning, dan organizing.

1. William Newman

Menurut William Newman fungsi manajemen adalah planning, organizing, assembling of


resources, directing, dancontrolling.

1. Sondang P. Siagian

Menurut S. P. Siagian fungsi manajemen adalah planning, organizing,


motivating, dan controlling.
1. Prajudi Atmosudirjo

Menurut Prajudi Atmosudirjo fungsi manajemen adalah leading, planning, organizing,


controlling.

1. John R. Beisline

Menurut John R. Beisline fungsi manajemen adalah planning, organizing, commanding,


controlling.

1. Winardi

Menurut Winardi fungsi manajemen adalah planning, organizing, coordinating, actuating,


leading, communicating,dan controlling.

1. The Liang Gie

Menurut The Liang Gie fungsi manajemen adalah planning, decision making, directing,
coordinating, controlling, danimproving.

Para tokoh memang memiliki pendapat yang berbeda mengenai fungsi manajemen namun
hampir semua tokoh dalam mengemukakan fungsi- fungsi manajemen selalu
mengemukakan tiga fungsi pokok yaitu planning, organizing, dan controlling. Ketiga hal
tersebut merupakan fungsi utama dari manajemen sedangkan yang lainnya merupakan
variasi dari ketiga fungsi tersebut (Alam S, 2007 : 132) .

Penjelasan mengenai ketiga fungsi tersebut adalah :

1. Planning (perencanaan) adalah hal yang penting ketika kita akan melakukan

sebuah kegiatan. Agar sebuah kegiatan dapat mencapai tujuan yang telah diperlukan
perencanaan yang sistematis. Pembahasan lebih lanjut mengenai
fungsi planning (perencanaan) akan dibahas pada point selanjutnya.

1. Organizing (pengorganisasian) merupakan proses pengelompokan orang- orang, alat-


alat, tugas, tanggung jawab atau wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan ( Sarwoto, 1978 : 77). Pengorganisasian merupakan tindak lanjut dari
perencanaan yang telah dibuat. Menurut George R. Terry dalam Yayat M. Herujito (2001: 28)
secara lebih terperinci kegiatan pengorganisasian meliputi :

1. Membagi pekerjaan ke dalam tugas- tugas operasional.

2. Mengelompokkan tugas- tugas ke dalam posisi- posisi secara operasional.


1. Menggabungkan jabatan- jabatan operasional ke dalam unit- unit yang
saling berkaitan.

2. Memilih dan menempatkan orang untuk pekerjaan yang sesuai.

3. Menjelaskan persyaratan dari setiap jabatan.

4. Menyesuaikan wewenang dan tanggung jawab bagi setiap anggota.

5. Menyediakan berbagai fasilitas untuk pegawai.

6. Menyelaraskan organisasi sesuai dengan petunjuk hasil pengawasan.

Pengorganisasian harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika suatu saat
terjadi perubahan dalam hal tujuan maka diperlukan perubahan dalam hal bentuk, susunan,
corak, ukuran, ataupun personalia organisasi yang bersangkutan. Proses pengubahan
organisasi ini biasa disebut dengan reorganisasi (reorganizing). Reorganizingbertujuan agar
suatu organisasi lebih efektif dan efisien (Nitisemito, 1984 : 71). Reorganisasi dapat bersifat
vertikal ataupun horizontal. Reorganisasi vertikal berarti reorganisasi dalam sistem
organisasi tersebut sedangkan reorganisasi horizontal berarti reorganisasi yang berkaitan
dengan kondisi eksternal organisasi. Dalam melakukan reorganisasi harus dilakukan dengan
teliti dan hati- hati. Hal ini dikarenakan reorganisasi bersifat sensitif sehingga sebelum
melakukan reorganisasi perlu dilakukan konsultasi dengan pihak- pihak yang bersangkutan
dengan cara yang sebaik- baiknya.

1. Controlling

Fungsi manajemen yang ketiga adalah controlling (pengawasan). Menurut Stoner dan
Wankel definisi pengawasan adalah sebuah proses yang dilakukan untuk meyakinkan
bahwa semua kegiatan (dalam proses manajemen) berjalan mengikuti rencana yang telah
ditetapkan dan menuju kepada sasaran yang harus dicapai.

Fungsi pengawasan meliputi 2 aspek yaitu pengawasan dan pengendalian (Ruky,, tanpa
tahun : 213). Pengendalian terdiri atas :

1. Penelitian terhadap hasil kerja sesuai dengan rencana atau program kerja.

2. Pelaporan hasil kerja dan pendataan berbagai masalah.

3. Evaluasi hasil kerja dan problem solving.

Adapun fungsi manajemen yang lain adalah :


1. Actuating yaitu kegiatan yang menggerakkan dan mengusahakan agar para pekerja
melakukan tugas dan kewajibannya.

2. Coordinating (mengoordinasikan) yaitu menyatukan dan menyelaraskan semua kegiatan.

3. Evaluating (mengevaluasi) yaitu menilai semua kegiatan untuk menemukan indikator


yang menyebabkan sukses atau gagalnya pencapaian tujuan sehingga dapat dijadikan
bahan kajian berikutnya.

4. Budgeting (penyusunan anggaran biaya) untuk menggunakan sumber- sumber keuangan


yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan terpadu.

5. Forecasting yaitu kegiatan peramalan termasuk upaya memprediksi berbagai


kemungkinan yang akan terjadi setelah pelaksanaan kegiatan.

6. Staffing atau assembling resources yang berkaitan dengan penempatan orang dalam
tugas dan kewajiban tertentu yang harus dilaksanakan.

7. Directing and commanding merupakan kegiatan organisasi yang berhubungan dengan


pembinaan dan pelaksanaan instruksional para pemegang jabatan dalam organisasi.

1. B. Aplikasi Fungsi Manajemen di Puskesmas dan Rumah Sakit

2. Aplikasi Fungsi Manajemen di Puskesmas

Kegiatan

Fungsi
Manajemen

Perencanaan Micro planning (perencanaan tingkat Puskesmas yang dilakukan setahun sekali,
unsur yang direncanakan meliputi; kebutuhan tenaga, alat dan sarana, serta
penunjang lainnya). Sedangkan perencanaan obat dan alat kesehatan dilakukan
setiap bulan, dengan cara mengajukan usulan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Pengorganisasian
1. Struktur organisasi Puskesmas, dengan jabatan struktural Kepala
Puskesmas, sedangkan lainnya bersifat fungsional

2. Pembagian tugas, yang berdasarkan program pokok Puskesmas, terdiri


dari 12 s/d 18 program pokok, yang melibatkan tenaga perawat dan bidan.
3. Pembagian wilayah kerja, setiap petugas Puskesmas melakukan
pembinaan ke desa-desa

Penggerakan Pelaksanaan
1. Lokakarya mini Puskesmas, dilakukan tiap bulan dalam rangka
koordinasi lintas program dan sektor

2. Adanya proses kepemimpinan

3. Dilakukan koordinasi secara lintas program & sektor

4. Pelaksanaan program pokok puskesmas yang melibatkan seluruh staf

Pengawasan dan Evaluasi


1. Melalui pemantauan laporan kegiatan

1. Pemantauan wilayah setempat (PWS)

2. Supervisi

3. Rapat rutin (staff meeting)

Sumber : http://www.kmpk.ugm.ac.id

1. Aplikasi Fungsi Manajemen di Rumah Sakit

1. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting, karena


perencanaan memegang peranan yang sangat strategis dalam keberhasilan upaya
pelayanan kesehatan di RS. Terdapat beberapa jenis perencanaan spesifik yang
dilaksanakan di RS, yaitu : (a) perencanaan pengadaan obat dan logistik, yang disusun
berdasarkan pola konsumsi dan pola epidemiologi, (b) perencanaan tenaga professional
kesehatan, dalam menentukan kebutuhan tenaga tersebut misalnya ; tenaga perawat
dan bidan, menggunakan beberapa pendekatan, antara lain ; ketergantungan pasen,
beban kerja, dll.

2. Pengorganisasian merupakan upaya untuk menghimpun semua sumber daya


yang dimiliki RS dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuannya.
Pengorganisasian dalam manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit, sama hal
dengan di organisasi lainnya.

3. Penggerakan pelaksanaan, manajemen rumah sakit hampir sama dengan hotel


atau penginapan, hanya pengunjungnya adalah orang sakit (pasen) dan keluarganya,
serta pada umumnya mempunyai beban sosial-psikologis akibat penyakit yang diderita
oleh anggota keluarganya yang sedang dirawat. Kompleksitas fungsi penggerakan
pelaksanaan di RS sangat dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu : (1) sifat pelayanan
kesehatan yang berorientasi kepada konsumen penerima jasa pelayanan
kesehatan (customer service), dengan hasil pelayanan kemungkinan ; sembuh dengan
sempurna, sembuh dengan cacat dan meninggal. Apapun hasilnya kualitas pelayanan
diarahkan untuk kepuasan pasen dan keluarganya. (2) Pelaksanaan fungsi actuating ini
sangat kompleks,karena tenaga yang bekerja di RS terdiri dari berbagai jenis profesi.

4. Pengawasan dan pengendalian, merupakan proses untuk mengamati secara


terus menerus (bekesinambungan) pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi (perbaikan) terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk
menjalankan fungsi ini diperlukan adanya standar kinerja yang jelas. Dari standar
tersebut dapat ditentukan indikator kinerja yang akan dijadikan dasar untuk menilai hasil
kerja (kinerja) pegawai. Penilaian kinerja pegawai di RS meliputi tenaga yang
memberikan pelayanan langsung kepada pasen, seperti ; perawat, bidan dan dokter
maupun tenaga administratif. Adanya indikator kinerja, akan memudahkan dalam
melakukan koreksi apabila ada penyimpangan.

1. C. Pengertian dan Fungsi Perencanaan

Beberapa pengertian perencanaan oleh beberapa ahli adalah :

1. Koonzt dan ODonnel dalam bukunya Principles of Management memberikan definisi


perencanaan sebagai persiapan yang teratur dari setiap usaha yang digunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. H. J. Burbach dan L. E. Decker menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses


yang kontinu.

3. Waterson dalam Sudjana (2000) menjelaskan bahwa pada hakikatnya perencanaan


merupakan usaha sadar, terorganisasi dan terus menerus dilakukan untuk memilih alternatif
yang terbaik daripada sejumlah alternatif tindakan guna mencapai tujuan.

4. Hatch dan Stefflre menyatakan bahwa proses perencanaan adalah : the presence of a
need, an analysis of the situation, a review of alternate possibilities, the choice of a course of
action.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan merupakan
sebuah fungsi yang pokok dalam manajemen. Hal ini dikarenakan fungsi yang lain tidak
akan terlaksana sebelum fungsi perencanaan terlaksana lebih dahulu. Selain itu, di dalam
perencanaan terkandung kebijakan yang diambil, fokus kegiatan, rencana kerja operasional,
serta sangat terkait dengan penyediaan dan penggunaan sumber daya yang tersedia
(Herjanto, 2003 : 9). Dalam melakukan perencanaan diperlukan waktu yang cukup agar
hasilnya lebih maksimal. Selain masalah waktu penyususnan perencanaan juga perlu
memperhatikan pengalaman, pengetahuan, dan intuisi. Dengan adanya pengalaman maka
akan menjadikan pembuatan rencana yang lebih baik dari sebelumnya. Pengalaman-
pengalaman tersebut dapat dianalisis kelemahan dan keunggulannya sehingga dapat
dijadikan sebagai sumber rujukan dalam pembuatan rencana yang akan datang.

Menurut Sukwiaty (tanpa tahun :12) perencanaan bermanfaat untuk :

1. Mengimbangi ketidakteraturan dari perubahan

2. Memusatkan perhatian pada sasaran

3. Memperoleh pengelolaan yang ekonomis dan efektif

4. Memudahkan pengawasan

5. Mendorong orang memberikan prestasi

6. Mengukur hasil yang dicapai seorang

7. Membantu manajer mencapai status

Sukwiaty juga menyebutkan bahwa perencanaan yang efektif harus memenuhi unsur 5W
+ 1 H yaitu :

1. Menetapakan tujuan yang hendak dicapai atau harus dapat menjawab


pertanyaan what (tujuan apa yang hendak dicapai).

2. Menetapkan alasan dilakukan hal tersebut atau harus dapat menjawab


pertanyaan why (mengapa hal tersebut perlu dilakukan).

3. Menetapkan di mana kegiatan itu dilaksanakan atau harus menjawab


pertanyaan where (di mana hal tersebut akan dilakukan).

4. Menetapkan waktu pelaksanaan atau harus menjawab pertanyaan when (kapan hal
tersebut akan dilakukan).

5. Menetapkan orang- orang yang tepat atau harus menjawab pertanyaan who (siapa yang
akan melaksanakannya).

6. Menetapkan cara tujuan itu dapat dicapai atau harus menjawab


pertanyaan how (bagaimana cara melakukannya)

Menurut Anton Athoillah (2010 :101) manfaat perencanaan meliputi :

1. Penentuan tujuan organisasi sebagai tolok ukur perencanaan.

2. Upaya meletakkan landasan kebijakan dan langkah- langkah operasional kerja.


3. Pengukuran kemampuan bagi efektivitas dan efisiensi kerja.

4. Kepastian tindakan yang relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan.

5. Harapan memperoleh kemajuan.

6. Hasil yang direncanakan.

7. Pengawasan penilaian terhadap hasil yang dicapai.

8. Menghilangkan ketidakpastian.

9. Membentuk hari depan.

10. Sebagai alat untuk mencegah pemborosan tenaga, waktu, dan biaya.

11. Mudah mengukur prospek kedepan dalam suatu organisasi.

12. Penentuan pilihan dalam pemecahan masalah.

13. Standardisasi kegiatan dan prioritas kebutuhan organisasi.

14. Dapat dijadikan dasar penjabaran program kerja secara sistematis dalam susatu
organisasi.

15. Pembagian tugas dan keahlian yang akurat.

16. Usaha untuk menyediakan sarana dan prasarana kegiatan yang disesuaikan dengan
rencana.

17. Melahirkan produktivitas kerja yang baik.

18. Memberikan gambaran yang jelas dan lengkap mengenai seluruh kegiatan yang akan
dikerjakan.

Namun, dalam pelaksanaannya terdapat beberapa hal yang menghambat rencana (Herujito,
2001 : 97). Hal- hal tersebut diantaranya adalah :

1. Para perencana tidak cakap untuk melihat kemuka dengan tepat

2. Kewenangan- kewenangan atau kekuasaan- kekuasaan tidak jelas, samar- samar


sehingga pelaksana bertindak ragu- ragu, atau kekuasaan dan kewenangan itu tidak cukup
besar dan luas untuk mengerjakan tugasnya.

3. Anggaran yang diberikan tidak cukup untuk melaksanakan pekerjaan, karena itu juga
tidak sesuai dengan rencana anggaran dalam perencanaan.
1. Tidak ada bantuan penduduk dan tidak ada moral support.

1. D. Jenis dan Sifat Perencanaan

Menurut Graves, jenis perencanaan dapat digolongkan menjadi 3 jenis berdasarkan


tingkatannya dalam organisasi yaitu :

1. Tingkat atas (top level)

Pada tingkat atas perencanaan lebih bersifat directive (memimpin), yaitu memberi petunjuk
serta menggariskan dalam segala hal, baik mengenai tujuan maupun caranya, jadi belum
begitu positif untuk dapat dilaksanakan.

1. Tingkat menengah (middle level)

Pada tingkat ini perencanaan lebih bersifat administrative (manajerial) yaitu sudah lebih jelas
menunjuk kepada cara- cara bagaimana tujuan- tujuan dan cara- cara yang telah digariskan
dalam perencanaan yang bersifat directive dapat dilaksanakan sebaik- baiknya.

1. Tingakat bawah (bottom level)

Yaitu tingkat di mana tiap- tiap anggota kelompok lebih banyak mempunyai tugas
menghasilkan, sehingga tugas itu bersifat operative (operasional) yaitu pekerjaan yang
harus berakhir dengan menghasilkan sesuatu yang konkret. Maka sifat perencanaan dalam
tingkat ini juga lebih bersifat operative, yaitu bagaimana cara menjalankan sesuatu agar
dicapai hasil yang sebaik dan sebesar mungkin.

Menurut Graves isi perencanaan pada setiap tingkatan disebut bagian


yang administrative sedang mengenai caranya disebut bagian manajemen. Umar (2001:
16) membagi perencanaan menurut jangka waktu pengaplikasian dan menurut tingkatan
manajemen. Menurut jangka waktu pengaplikasiannya perencanaan dibagi menjadi :

1. Rencana jangka panjang

Rencana jangka panjang menjangkau waktu sekitar 20- 30 tahun ke depan.


Perencanaannya masih berbentuk garis- garis besar yang bersifat sangat strategis dan
umum. Oleh karena itu perlu dijabarkan dalam bentuk perencanaan jangka menengah.
Negara kita menerapkan waktu sekitar 25 tahun untuk rencana jangka panjangnya.
1. Rencana menengah

Rencana menengah memiliki waktu sekitar 3- 5 tahun. Perencanaan jangka panjang akan
dipecah- pecah menjadi beberapa pelaksanaan perencanaan jangka menengah, sehingga
setiap tahap hendaknya disesuaikan dengan prioritas. Sifat perencanaan ini lebih konkret
dan sasaran yang akan dicapai jelas. Negara kita menggunakan waktu 5 tahunan untuk
setiap perencanaan jangka menengah, yang disebut Pembangunan Lima Tahun (PELITA).

1. Perencanaan jangka pendek

Biasanya menjangkau waktu paling lama satu tahun. Bahkan perenccanaan ini dapat dibuat
dalam jangka waktu bulanan, kwartalan, atau tengah tahunan. Perencanaan ini lebih konkret
dan lebih rinci, lebih terukur dan sasaran yang harus dicapai lebih jelas, termasuk dalam hal
penggunaan sumber daya, metode pelaksanaan, serta waktu mulai dan selesainya tiap-
tiap kegiatan yang masuk dalam rencana tersebut. Negara kita menggunakan APBN dalam
hal rencana belanja negara untuk merealisasikan program program tahunan.

Menurut tingkatan manajemen, perencanaan dibagi menjadi :

1. Perencanaan strategis

Perencanaan strategis merupakan bagian dari manajemen strategis. Manajemen strategis


adalah seni dan ilmu untuk pembuatan (formulating), penerapan (implementing), dan
evaluasi (evaluating), keputusan- keputusan strategis antarfungsi yang memungkinkan
sebuah organisasi mencapai tujuan dimasa datang. Jadi, perencanaan strategis lebih
terfokus pada bagaimana manajemen puncak menentukan visi, misi, falsafah, dan strategi
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam jangka panjang.

1. Perencanaan operasional

Merupakan bagian dari strategi operasional yang lebih mengarah pada bidang fungsional
perusahaan dalam rangka untuk memperjelas makna suatu strategi utama dengan
identifikasi rincian yang sifatnya spesifik dan berjangka pendek. Strategi ini menjadi
penuntun dalam melakukan berbagai aktivitas sehingga konsisten bukan hanya dengan
strategi utama yang telah ditentukan, tetapi juga dengan strategi di bidang fungsional
lainnya.

Sarwoto (1978 : 70) mengemukakan bahwa ada 2 jenis perencanaan yaitu :

1. Perencanan fisik (physical planning)

Yaitu perencanaan mengenai hal- hal yang hendak dihasilkan baik material maupun barang-
barang immaterial (jasa- jasa). Perencanaan fisik memiliki 5 unsur
yaitu policy (kebijakan), procedure (prosedur), progress (kemajuan),programme (program).

1. Perencanaan pembiayaan (financial planning)


Yaitu perencanaan untuk memperoleh sumber keuangan yang diperlukan untuk
membiayai planning yang dimaksud.

Anton Anthoilla (2010: 102) menggolongkan perencanaan berdasarkan beberapa hal yaitu :

1. Menurut penggunaannya

1. Single use planning, yaitu perencanaan untuk satu kali pakai. Jika pelaksanaan
telah selesai, perencanaan tersebut tidak dipakai kembali, ,misalnya perencanaan yang
berhubungan dengan kepanitiaan kegiatan tertentu.

2. Repeats planning, yaitu perencanaan yang digunakan untuk keperluan yang


berulang- ulang. Rencana ini terus menerus atau berulang dipergunakan sehingga
bersifat permanen.

2. Menurut prosesnya

1. Policy planning (merupakan kebijakan), yaitu suatu planning yang berisi


kebijakannya saja tanpa dilengkapi oleh teknis pelaksanaannya secara sistematis,
seperti perencanaan yang berkaitan dengan garis besar proses pengorganisasian
negara (GBHN).

2. Program planning, yaitu planning yang merupakan penjelasan dan perincian


dari policy planning. Program planning dibuat oleh badan- badan khusus yang
mempunyai wewenang untuk melaksanakan policy planning, misalnya BAPPENAS.
Dalam program planning dimuat, antara lain :

1) Ikhtisar mengenai tugas yang dapat dipergunakan

2) Sumber dan bahan yang dapat dipergunakan

3) Biaya, personalia, situasi, dan kondisi pekerjaan

4) Prosedur kerja yang harus dipatuhi

5) Struktur organisasi kerja, dan sebagainya

1. Operational planning (perencanaan kerja), yaitu planning yang memuat rencana


mengenai cara- cara melakukan pekerjaan tertentu agar lebih berhasil dalam pencapaian
tujuan dengan daya guna yang lebih berhasil dalam pencapaian tujuan dengan daya guna
yang lebih tinggi (efektif dan efisien). Dalamoperational planning, technical know-
how ataupun kecakapan dan keterampilan kerja lebih dititikberatkan. Dalam perencanaan ini
dimuat, antar lain :

1) Analisis program planning

2) Penetapan prosedur kerja

3) Metode- metode kerja


4) Menentukan tenaga pelaksanaan

1. Menurut wilayah pelaksanaan

1. Rural planning, yaitu perencanaan pedesaan

2. City planning, yaitu perencanaan untuk suatu kota

3. Regional planning, yaitu perncanaan tingkat daerah kabupaten atau kota

4. National planning, yaitu suatu perencanaan tingkat nasional (negara) yang


mencakup segenap wilayah suatu negara.

2. Menurut materi

1. Personnel planning, yaitu perencanaan mengenai masalah- masalah


kepegawaian. Dalam planningini, masalah pegawai ditinjau dan dibahas dari berbagai
segi secara mendalam dan mendetail.

2. Financial planning, yaitu suatu perencanaan mengenai masalah keuangan


ataupun permodalan (anggaran belanja) secara menyeluruh dan mendetail dari suatu
kegiatan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

3. Industrial planning, yaitu perencanaan yang menyangkut kegiatan industri yang


direncanakan sedemikian rupa agar terhindar dari hambatan dan rintangan dalam
pencapaian tujuan.

4. Educational planning, yaitu suatu perencanaan dalam kegiatan pendidikan


(misalnya :planningmengenai pendididan SMEA, SMA, dan lain- lain).

1. Menurut segi umum dan khusus

1. General plans (rencana umum), yaitu suatu rencana yang dibuat garis- garis
besarnya saja dan menyeluruh dari suatu kegiatan kerja sama

2. Special planning (rencana khusus), yaitu suatu perencanaan mengenai suatu


masalah yang dibuat secara mendetail dan terperinci. Misalnya: production planning,
educational planning.

3. Overall planning, yaitu suatu perencanaan yang memberikan pola secara


keseluruhan dari pekerjaan yang harus dilaksanakan. Dalam hal ini, perencanaan
merupakan landasan dari fungsi- fungsi manajemen lainnya.

Demikian berbagai jenis perencanaan yang digolongkan berdasar berbagai kriteria. Apapun
bentuk rencananya pastilah bertujuan untuk mencapai tujuan yang ingin ditetapkan. Agar
tercipta perencanaan yang tepat maka harus diperhatikan mengenai sifat- sifat dari suatu
rencana yang baik. Adapun sifat rencana yang baik menurut Lilik Agung (2009 :44) adalah :

1. Rencana itu menyediakan suatu solusi yang dapat dilaksanakan.

2. Rencana itu harus cukup luas untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan benar
namun juga cukup sederhana untuk dipahami dan dilaksanakan.

3. Rencana itu meminimalkan terjadinya risiko yang tidak diinginkan.

4. Rencana itu harus spesifik dalam pengertian waktu, biaya, dan sumber daya.

5. Rencana itu harus fleksibel artinya rencana bisa berubah haluan jika dituntut oleh
situasi.

6. Rencana itu dikembangkan dengan proses logis.

7. Rencana itu dikomunikasikan dengan benar kepada orang- orang yang akan
menggunakan dan mendukungnya.

8. Rencana itu idealnya memasukkan gagasan orang- orang yang akan melaksanakan dan
menggunakan.

9. Ada ukuran yang jelas sehingga orang yang melaksanakan tidak akan multitafsir
terhadap apa yang akan dikerjakan.

10. Ada keseimbangan dalam rencana baik ke dalam maupun ke luar ( Sarwoto, 1978 : 71).
Ke dalam berarti keseimbangan berbagai bagian proyek daripada rencana itu. Ke luar berarti
keseimbangan antara tujuan (ends) dengan syarat- syaratnya (means).

Sedangkan menurut Anton Athoillah (2012 : 104) sifat- sifat perencanaan yaitu :

1. Faktual

Perencanaan yang berdasarkan pertimbangan faktual, yakni didasarkan pada hasil temuan
di lapangan. Fakta- fakta yang telah dikumpulkan dan dijadikan data serta diolah secara
rasional, apabila perlu dikaji secara ilmiah.

1. Rasional

Perencanaan harus masuk akal, bukan merupakan angan- angan. Rasionalisasi terhadap
berbagai fakta dan data dianalisis dengan cara mengklasifikasi permasalahan yang
berkembang, menafsirkan data dan fakta, membandingkan antarfakta, menghubungkan
antarpengertian, memutuskan, dan menyimpulkan.

1. Fleksibel
Perencanaan tidak kaku, tetapi mengikuti perkembangan zaman dan perubahan situasi dan
kondisi sehingga pelaksanaannya tidak terjebak dalam suatu keadaan yang statis.

1. Berkesinambungan

Perencanaan dibuat secara kontinu, artinya berkelanjutan mengikuti kebutuhan organisasi

1. Dialektis

Suatu planning harus dibuat dengan memikirkan peningkatan dan perbaikan- perbaikan
untuk kesempurnaan masa yang akan datang. Perencanaan yang dialektik tidak terpaku
pada pendekatan antitesis yang melawan arus perubahan dan perkembangan zaman, tetapi
lebih mengutamakan pendekatan sintesis dan kompromistik terhadap keadaan dengan tetap
berprinsip pada prinsip- prinsip manajemen yang sudah ditetapkan.

1. E. Cara Menyusun Perencanaan

Menurut Harold Koonzt mengemukakan langkah- langkah dalam proses perencanaan


sebagai berikut :

1. Penetapan tujuan

Tujuan biasanya ditetapkan pada awal mula pada puncak dari usaha dan dari tujuan yang
telah ditetapkan pada top level ini kemudian ditentukan pula tujuan bagian- bagian
organisasi yang lebih bawah. Penetapan tujuan pada awal usaha sangat penting karena-
tujuan tujuan tersebut memberikan petunjuk atau kunci apa yang selanjutnya harus
dilakukan, apa yang harus diutamakan dan apa yang ingin dicapai oleh kebijakan , prosedur,
anggaran belanja, serta program yang hendak dibuat. Tujuan yang telah ditetapkan harus
dimengerti oleh sebanyak mungkin anggota organisasi, khususnya mereka yang turut
bertanggung jawab terhadap terlaksananya tujuan tersebut.

1. Penetapan premise- premise perencanaan

Premisse adalah semacam ramalan tentang keadaan- keadaan atau kenyataan- kenyataan
atau kebijaksanaan yang mungkin akan dapat dilaksanakan untuk waktu yang akan datang,
hingga dengan mudah dapat dikatakan bahwa premise- premise itu memberikan gambaran
tentang keadaan yang diramalkan atau diharapkan akan terjadi pada waktu yang akan
datang. Premisse perencanaan dapat digolongkon ke dalam 3 golongan yaitu :

1. a. Premisse yang non- controllable, yaitu premis yang tidak dapat dikuasai atau
dikendalikan . Misalnya : pertambahan penduduk pada masa datang, suasana politik,
kebijaksanaan pemerintah dalam perpajakan dan sebagainya.
2. b. Premisse yang semi- controllable, yaitu premis yang setengahnya dapat dikuasai
atau dikendalikan dan setengahnya tidak. Misalnya : hasil pekerjaan para pekerja, lalu lintas
kerja, harga dan sebagainya.

3. c. Premisse yang controlable, yaitu premis yang dapat dikuasai atau dikendalikan.
Misalnya : Tahun depan perusahaan akan membayar upah buruh sebanyak Rp5.000,00 dan
tahun depan betul- betul dilaksanakannya.

4. Mencari dan menyelidiki berbagai kemungkinan rangkaian tindakan yang dapat diambil.

Sedangkan menurut Anton Anthoilla (2010 : 108) langkah- langkah yang perlu dilakukan
dalam membuat perencanaan adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan sasaran atau perangkat tujuan

Langkah ini berkaitan dengan kebutuhan organisasi dan tujuan yang hendak dicapai. Dalam
penentuan tujuan, disusun pula prioritas utama dan sumber daya yang dimiliki sehingga
memudahkan pelaksanaan rencana.

1. Menentukan keadaan , situasi, dan kondisi sekarang

Situasi sekarang perlu perlu diperhatikan sebelum perencanaan dibuat, kemudian diukur
menurut kemampuan organisasi dari seluruh komponen yang ada secara sasaran
sistematik.

1. Mengidentifikasi factor pendukung dan penghambat

Memperkuat semua yang mendukung terlaksananya perencanaan dan meminimalisasikan


semua factor yang akan menghambat. Demikian pula, dengan antisipasi terhadap gangguan
yang datang secara tidak terduga.

1. Mengembangkan rencana dan menjabarkannya

Pengembangan rencana dan penjabarannya harus dipahami oleh seluruh pelaksana


kegiatan sehingga memudahkan tercapainya sasaran dan tujuan. Caranya adalah dengan
mengembangkan berbagai alternatif yang dapat dijadikan solusi permasalahan yang
berkembang ketika rencana sedang dilaksanakan.

Disamping hal- hal di atas perlu diperhatikan beberapa hal dalam pembuatan rencana :

1. Menyiapkan berbagai alternatif perencanaan.

2. Mengkomunikasikan rencana yang telah ditetapkan dengan berbagai pihak.

3. Memperhatikan pembiayaan yang dibutuhkan dalam perencanaan tersebut.


4. Melakukan survei lapangan sebelum pembuatan rencana.

5. Penentuan sasaran dan tujuan yang spesifik.

BAB III

RINGKASAN

Manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan


pengendalian kegiatan anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi
lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan
tujuan tersebut diperlukan fungsi fungsi manajemen . Dari berbagai fungsi manajemen
yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa fungsi pokok manajemen terdiri
atas tiga hal, yakni planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), dan controlling
(pengawasan).

Planning (perencanaan) merupakan sebuah fungsi yang pokok dalam suatu manajemen.
Fungsi fungsi manajemen yang lain tidak akan terlaksana apabila fungsi perencanaan
belum selesai dilakukan. Oleh karenanya, fungsi perencanaan merupakan pondasi awal
terlaksananya sebuah rencana kegiatan dalam suatu pola manajemen. Di dalam suatu
perencanaan terkandung kebijakan kebijakan yang diambil, fokus kegiatan, rencana kerja
operasional, serta sangat terkait dengan penyediaan dan penggunaan sumber daya yang
tersedia. Dalam melakukan suatu perencaan juga diperlukan waktu yang cukup sehingga
hasil yang diperoleh maksimal. Seorang perencana yang baik juga perlu
mempertimbangkan pengalaman, pengetahuan yang dimiliki, serta intuisi dalam
menganalisis kondisi kondisi yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang.
Pengalaman pengalaman tersebut dapat dianalisis kelemahan dan keunggulannya
sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu sumber rujukan yang lebih baik. Perencanaan
memiliki peranan yang sangat signifikan dalam suatu pola manajemen. Perencanaan
merupakan tolak ukur keberhasilan program program yang dilakukan dalam mewujudkan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Graves membagi perencanaan berdasarkan tingkatannya dalam organisasi. Dalam


pengklasifikasiannya, terdapat tiga bentuk perencanaan yaitu perencanaan tingkat atas (top
level). Perencanaan tingkat menengah (middle level), dan perencanaan tingkat bawah
(bottom level). Perencanaan tingkat atas lebih bersifat directive (memimpin) dengan
memberikan petunjuk petunjuk terhadap apa yang harus dikerjakan. Perencanaan tingkat
menengah lebih bersifat administrative (manajerial) yang lebih jelas menunjuk cara cara
yang dapat dilakukan dalam mewujudkan tujuan. Sedangkan perencanaan tingkat bawah
lebih bersifat operative (operasional) dimana tiap tiap anggota kelompok memiliki tugas
atau pekerjaan yang berakhir dengan hasil yang konkret (nyata). Pembagian perencanaan
oleh setiap ahli berbeda beda, namun pada intinya semua perencanaan bertujuan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Perencanaan juga memiliki beberapa
sifat seperti yang dikemukakan oleh Anton Athoillah dimana sifat perencanaan dibagi
menjadi lima macam, yaitu faktual, rasional, fleksibel, berkesinambungan, dan dialektis.
Faktual berarti perencanaan didasarkan pada pertimbangan mengenai hasil temuan yang
ada di lapangan. Perencanaan yang dilakukan juga harus rasional dengan
mempertimbangkan fakta fakta dan data data serta kemungkinan rencana tersebut
mampu dilakukan melalui program program yang telah ditetapkan. Fleksibel berarti
perencanaan yang dilakukan tidak kaku dan tetap mampu mengikuti perkembangan jaman.
Perencanaan juga harus dilakukan secara berkesinambungan yang dibuat secara kontinyu
dan berkelanjutan mengikuti kebutuhan organisasi. Sedangkan dialektis lebih menekankan
pada upaya peningkatan dan perbaikan suatu perencanaan untuk masa yang akan datang
dengan mengutamakan pendekatan sintesis dan kompromistis terhadap keadaan dengan
tetap berpegang pada prinsip prinsip manajemen yang telah ditetapkan.

Menyusun perencanaan bukan merupakan hal yang begitu saja mudah untuk dilakukan. Ada
beberapa langkah penting yang harus dilakukan dalam menyusun suatu perencanaan yang
baik. Harold koonzt dan Anton Athoilla mengemukakan beberapa langkah dalam menyusun
perencanaan yang intinya dalam menyusun sebuah perencanaan harus diawali dengan
menentukan tujuan terlebih dahulu. Tujuan yang telah ditetapkan akan membantu dalam
melaksanakan berbagai program secara terarah. Memperkirakan keadaan yang mungkin
saja akan terjadi di masa mendatang juga sangat penting. Dengan adanya perkiraan ini,
akan terbentuk antisipasi antisipasi berupa berbagai alternatif perencanaan yang telah
disiapkan sebelum hal buruk terjadi selama kurun waktu pelaksanaan program yang telah
ditetapkan. Dalam hal ini, kemampuan menganalisis kondisi yang sedang berlangsung saat
ini juga sangat dibutuhkan demi melancarkan berbagai program yang mendukung
terwujudnya tujuan.
DAFTAR PUSTAKA

Agung, A. M. Lilik. 2009. Cara Cepat Menjadi Supervisor Unggul. Jakarta :

PT Elex Media Komputindo.

Anonim. 2003. Manajemen Pelayanan Kesehatan. www.kmpk.ugm.ac.id. Diakses tanggal 5


April 2013.

Athoilla, Anton. 2010. Dasar- Dasar Manajemen. Bandung : Pustaka Setia.

Herjanto, Eddy. 2003. Manajemen Operasi. Jakarta : Grasindo.

Herujito, Yayat M., 2001.Dasar- Dasar Manajemen.Jakarta : Grasindo.

Nitisemito, Alex S.1984. Manajemen Suatu Dasar dan Pengantar. Jakarta :

Ghalia Indonesia.
Ruky, Achmad S.,Tanpa tahun. Sukses Menjadi Manajer Profesional Tanpa Gelar MM dan
MBA. Jakarta : Gramedia.

S., Alam. 2007. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XII.Jakarta : Esis.

Sarwoto.1978. Dasar- Dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Sukwiaty, dkk. Tanpa tahun. Ekonomi SMA Kelas XII.Yogyakarta : Yudhistira.

Umar, Husein. 2001. Strategic Management in Action. Jakarta : Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai