PENGANTAR MANAJEMEN
POKOK BAHASAN
MENGELOLA TENAGA KERJA
DOSEN:
SUWANTO, SE. MM
A. Pengertian Manajemen
Secara etimologi kata manajemen diambil dari bahasa Perancis kuno, yaitu
menagement, yang artinya adalah seni dalam mengatur dan melaksanakan.
Manajemen dapat juga didefinisikan sebagai upaya perencanaan,
pengkoordinasian, pengorganisasian dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efisien dan efektif.
Efektif dalam hal ini adalah untuk mencapai tujuan sesuai perencanaan dan
efisien untuk melaksanakan pekerjaan dengan benar dan teroganisir.
2. George R. Terry
Menurut George Robert Terry, pengertian manajemen adalah sebuah proses
yang khas yang terdiri dari beberapa tindakan; perencanaan,
pengorganinasian, menggerakkan, dan pengawasan.
3. Henry Fayol
Menurut Henry Fayol, pengertian manajemen adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasan/
kontrol terhadap sumber daya yang ada agar mencapai tujuan secara efektif
dan efisien.
4. Ricky W. Griffin
Menurut Ricky W. Griffin, pengertian manajemen adalah sebuah proses
perencanaan, proses organisasi, proses kordinasi, dan proses kontrol
terhadap sumber daya untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
5. Lawrence A. Appley
Menurut Lawrence A. Appley, arti manajemen adalah sebuah keahlian yang
dimiliki seseorang atau organisasi untuk menggerakkan orang lain agar mau
melakukan sesuatu.
7. Hilman
Menurut Hilman, pengertian manajemen adalah fungsi untuk mencapai
suatu tujuan melalui perantara kegiatan orang lain serta mengawasi usaha-
usaha setiap individu guna mencapai tujuan yang sama.
8. Dr. Ahuja
Menurut Dr. Ahujae, pengertian manajemen adalah pihak-pihak yang
menawarkan/ menyediakan jasa untuk bidang yang berhubungan dengan
manajemen.
B. Fungsi Manajemen
Fungsi Manajemen adalah sebagai elemen dasar yang harus melekat dalam
manajemen sebagai acuan manajer (seseorang yang mengelola manajemen)
dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan dengan cara merencanakan,
mengorganisir, mengordinasi dan mengendalikan.
1. Perencanaan (Planning)
Tanpa perencanaan yang tepat dalam bisnis yang sedang berkembang bisa
membuat bisnis tidak berjalan sesuai dengan jalurnya. Penyimpangan ini
bisa berakibat pada ketidakteraturan hingga kebangkrutan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Penempatan (Staffing)
Fungsi manajamen dalam bisnis yang terakhir adalah sebagai suatu tindakan
yang mengupayakan agar setiap anggota bisnis atau kelompok mampu
mencapai sasaran dan target sesuai prosedur manajerial yang sudah
direncanakan. Seorang manajer akan melakukan pengarahan jikalau terjadi
masalah atau jika apa yang dikerjakan tidak sesuai dengan yang
direncanakan.
Karena tidak semua hal yang direncanakan dalam bisnis bisa diwujudkan
secara nyata dalam tindakan, mengingat banyak kejadian yang tidak bisa
terduga sebelumnya. Sehingga disinilah fungsi manajemen sebagai
pengarahan agar apa yang dikerjakan sumber daya masih berada pada jalur
yang semestinya.
1. Pengawasan (Controlling)
Dari serangkaian rencana dan tindakan yang sudah dijalankan, perlu adanya
pengawasan atau controlling. Fungsi manajemen bisnis dalam hal ini adalah
melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap kinerja sumber daya
perusahaan.
C. Unsur-Unsur Manajemen
Dalam membentuk sistem manajerial yang baik dibutuhkan unsur-unsur
manajemen di dalamnya. Semua unsur tersebut saling melengkapi satu sama
lain, dan jika salah satu unsur tersebut tidak ada maka berimbas pada hasil
keseluruhan pencapaian suatu organisasi.
1. Tingkatan Manajemen
Dilihat dari tingakatan organisasi, manajemen dibagi dalam 3 tingkatan
yaitu:
a) Manajemen Puncak (Top Management)
Manajer bertaggungjawab atas pengaruh yang ditmbulkan dari
keputusan-keputusan manajemen keseluruhan dari organisasi. Misal:
Presiden Direktur, wakil presiden direktur, direktur utama. Keahlian
yang dimiliki para manajer tinggkat puncak adalah konseptual, artinya
keahlian untuk membuat dan mmerumuskan konsep untuk dilaksanakan
oleh tingkatan manajer dibawahnya. Misal:
TOP MANAGER
(Presiden Direktur, Wakil Presiden Direktur,
Direktur Utama, dsb)
MEDDLE MANAGER
(manajer wilayah, kepala divisi, direktur
produk, dsb)
LOW MANAGER
(Supervisor, Mandor, dsb)
OPERASIONAL
(Tenaga Penjualan, Pembukuan, Operasional
dan Karyawan lainnya)
2. Keahlian Manajemen
3. Keterampilan Manajer
b) Keterampilan Kemanusiaan
Kemampuan untuk saling bekerja sana dengan memahami dan
memotivasi orang lain.
Ada empat tujuan manajemen dalam sebuah organisasi adalah sebagai berikut:
1) Tujuan Sosial
Tujuan sosial manajemen adalah agar organisasi atau perusahaan
bertanggungjawab secara sosial dan etis terhadap keutuhan dan tantangan
masyarakat dengan meminimalkan dampak negatifnya.
2) Tujuan Organisasional
Tujuan organisasional adalah sasaran formal yang dibuat untuk membantu
organisasi mencapai tujuannya.
3) Tujuan Fungsional
Tujuan fungsional adalah tujuan untuk mempertahankan kontribusi pada
tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
4) Tujuan Individual
Tujuan individual adalah tujuan pribadi dari tiap anggota organisasi atau
perusahaan yang hendak mencapai melalui aktivitasnya dalam organisasi.
F. Peran Manajer
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai 10 Peran Manajer menurut
Mintzberg yang dipublikasikan dalam “Mintzberg on Management: Inside our
Strange World of Organizations” pada tahun 1990.
Interpersonal Roles (Peran Antarpribadi)
Kategori Peran Antarpribadi ini adalah kategori peran seorang Manajer untuk
memberikan informasi dan Ide. Terdapat 3 peran Manajer yang digolongkan ke
1. Syarat
a) Terdapat beberapa syarat untuk membuat sebuah perencanaan SDM
yang baik, yakni:
b) Harus mengetahui secara jelas masalah yang direncanakannya.
c) Harus mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang SDM dalam
organisasi tersebut secara lengkap.
d) Mempunyai pengalaman luas tentang analisis pekerjaan (job analysis),
kondisi organisasi, dan persediaan SDM.
e) Harus mampu membaca situasi SDM saat ini dan masa mendatang.
f) Mampu memperkirakan peningkatan SDM dan teknologi masa depan.
g) Mengetahui secara luas peraturan dan kebijaksanaan pemerintah,
khususnya yang menyangkut tenaga kerja.
2. Langkah
Untuk sebuah perencanaan SDM yang baik, diperlukan tahapan-tahapan atau
langkah dasar yang harus ditempuh:[1]
a) Mampu menetapkan secara jelas kualitas dan kuantitas SDM.
b) Mengumpulkan data dan informasi yang lengkap mengenai SDM.
c) Mengelompokkan data dan informasi tersebut, kemudian
menganalisisnya.
d) Menetapkan beberapa alternatif yang kira-kira sanggup ditempuh.
e) Memilih alternatif terbaik dari berbagai alternatif yang ada.
f) Menginformasikan rencana terpilih kepada para karyawan agar
direalisasikan.
Ada 3 langkah yang harus diperhatikan dalam tahapan peramalan ini yakni
sebagai berikut:
Tahap akhir dari proses perencanaan SDM adalah mengevaluasi hasil. Pada
tahap ini, organisasi perlu memeriksa apakah perusahaan sudah berhasil
menghindari terjadinya kekurangan atau kelebihan tenaga kerja. Penting
juga bagi organisasi untuk melihat komponen yang spesifik dari proses
perencanaan SDM yang berkontribusi terhadap keberhasilan atau
kegagalannya.
Langkah awal dalam menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dan
handal, perlu adanya suatu perencanaan dalam menentukan karyawan yang
akan mengisi pekerjaan yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan.
Keberhasilan dalam pengadaan tenaga kerja terletak pada ketepatan dalam
penempatan karyawan, baik penempatan karyawan baru maupun karyawan
lama pada possisi jabatan baru.
Sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang harus ada dan relatif
lebih penting bagi organisasi, karena hampir seluruh kegiatan operasional
organisasi dilakukan oleh manusia. Pencapaian tujuan organisasi sangat
bergantung pada kualitas sumber daya manusia. Untuk mendapatkan sumber
daya manusia yang berkualitas, organisasi harus merancang sistem pengadaan
karyawan yang tepat, salah satunya adalah dengan mengadakan proses seleksi.
Setelah proses seleksi selesai dilakukan, organisasi perlu menempatkan para
calon karyawan yang telah diterima pada jabatan-jabatan yang dibutuhkan
organisasi dan sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing, sehingga
para calon karyawan tersebut dapat bekerja dengan maksimal.
1) Rumusan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan
masalah dalam makalah ini seperti :
a) Apa pengertian penempatan SDM ?
2) Tujuan
a) Untuk mengetahui pengertian penempatan SDM.
b) Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi penempatan SDM.
c) Untuk mengetahui manfaat penempatan SDM.
b. Reorganisasi
Sebuah restrukturisasi dari perusahaan akan menghasilkan jenis yang
beragm dalam hal kegiatan – kegiatan personal, misalnya jika terjadi
merger dan reorganisasi perusahaan. Pembelian /penjualan perusahaan
merger dengan perusahaan lain akan mempengaruhi aktivitas
departemen SDM, seperti rancangan pekerjaan, kompensasi, manfaat,
hubungan pekerja, dan program pensiun dini. Hal ini akan
mempengaruhi keputusan penempatan karyawan.
d. Atrisi
Atrisi merupakan pengurangan karyawan yang disebabkan terjadinya
terminasi, pengunduran diri, pengalihan keluar dari unit bisnis, dan
meninggal. Secara khusus program pensiun dini telah meningkat selama
terjadinya penurunan aktivitas usaha dan kelambanan aktivitas ekonomi,
sehingga karyawan berada pada posisi tertekan dan terjadi pemangkasan
kelebihan karyawan (rasionalisai).
Tujuan program Job Posting ini adalah untuk memberikan dorongan bagi
karyawan untuk mencari promosi dan transfer serta membantu
departemen SDM dalam mengisi jabatan internal. Dengan demikian, job
posting dapat mempertemukan antara kepentingan perusahaan dengan
kepentingan karyawan. Tidak semua jabatan dapat melalui job posting
ini, biasanya hanya bagi jabatan level bawah yang berdifat klerikal,
teknis, dan posisi supervisor. Namun, pekerjaan pada level yang lebih
tinggi dapat pula diumumkan untuk memenuhi tuntutan afirmasi dan
persamaan kesempatan pekerjaan, sehingga para karyawan yakin bahwa
mereka dapat mengisi pekerjaan apa saja dalam perusahaan, Karenanya
pentingnya bagi departemen SDM untuk membuat aturan tentang
program job posting dan konsisten dilaksanakan.
1) Efektivitas
Efektivitas penempatan harus mampu meminimalisir kemungkinan
terjadinya kekacauan bagi karyawan dan perusahaan. Untuk
mengurangi kekacauan, keputusan promosi dan transfer harus di
buat sesuai dengan langkah-langkah seleksi. Ketika penempatan
ditetapkan, karyawan baru harus mendapatkan pengenalan untuk
2) Tuntutan Hukum
Selama ini hubungan kerja yang tidak didasarkan pada kontrak resmi
tertulis disebut hubungan kerja sukarela dan di lanjutkan dengan
persetujuan. Kedua pihak harus memberitahukan apabila hubungan
itu berakhir. Hak perusahaan untuk memberhentikan pekerja setiap
saat tanpa sebab menjadi dikenal sebagai doktrin pemberi kerja.
Doktrin ini menyebutkan bahwa pemilik atau manajemen punya hak
diatas hak pekerja atas pekerjaan mereka. Secara sederhana
dikatakan bahwa seorang pekerja dapat di pecat dengan alasan apa
pun termasuk tanpa alasan. Selama ini pula, pemerintah dan hukum
telah membatasi hak ini. Namun pemberhentian di larang oleh:
• Keadaan yang di kendalikan oleh hukum persamaan kesempatan,
seperti ras, agama, kebangsaan, jenis, kelamin, kehamilan, dan
usia.
• Kegiatan serikat pekerja.
• Penolakan terhadap pelanggaran keselamatan dan kesehatan
kerja.
• Hak untuk menolak penugasan yang di yakini berbahaya atau
mengancam nyawa.
• Hak untuk menolak tindakan yang bertentangan dengan hukum
seperti kerja sama dalam penentuan harga.
f. Faktor Jenis Kelamin. Jenis kelamin sumber daya manusia perlu menjadi
bahan pertimbangan dalam penempatan pegawai. Walaupun hasil
lulusan seleksi dan pelatihan pra tugas kadang-kadang tidak
memperhatikan jenis kelamin pria dan wanita, untuk pekerjaan yang
membutuhkan gerak fisik tentu yang lebih cocok adalah sumber daya
manusia pria, tetapi untuk tenaga-tenaga sekretariat, loket¬-loket
h. Faktor Minat dan Hobi. Seseorang akan bekerja dengan rajin dan tekun
bila apa yang dikerjakannya itu sesuai dengan minat dan hobinya.
Langkah yang perlu dilakukan oleh menejer sumber daya manusia bagian
penempatan untuk memperoleh informasi tentang minat dan hobi
sumber daya manusia baru adalah yang bersangkutan perlu meminta lagi
berkas hasil seleksi yang sudah ada, atau meminta hasil wawancara yang
telah dilakukan jauh sebelum sumber daya manusia itu diterima sebagai
karyawan.
C. Pengembangan SDM
Strategi pengembangan SDM perlu dilakukan di era globalisasi seperti sekarang
ini. Pengembangan SDM merupakan usaha yang dilakukan untuk membentuk
manusia yang berkualitas dengan memiliki keterampilan, kemampuan kerja dan
loyalitas kerja kepada suatu perusahaan ataupun organisasi.
Terkadang, tidak sedikit perusahaan yang menolak calon pegawai karena tidak
memenuhi kualifikasi yang dimaksud. Selain itu, banyak perusahaan yang
dibangun, namun SDM nya tidak tersedia atau kurang. Dalam era globalisasi ini,
persaingan akan semakin ketat.
Era globalisasi seakan memberikan arus teknologi dan informasi serta mobilitas
sumberdaya manusia dari satu tempat ke tempat lain. salah satu pengembangan
SDM yang harus dilakukan adalah melalui pendidikan.
Pendidikan sangat penting dalam mengembangkan SDM karena pengetahuan
akan diperoleh salah satunya dengan pendidikan. Orang yang tingkat
pendidikannya rendah, cenderung tidak memiliki kemampuan dalam bekerja.
4) Memberi penghargaan.
Memberi penghargaan kepada karyawan merupakan salah satu strategi
pengembangan SDM, mengapa?
Karena pemberian penghargaan merupakan satu bentuk apresiasi yang
diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya. Dengan adanya pemberian
penghargaan kepada karyawan berprestasi, hal tersebut akan membuat
karyawan lainnya termotivasi untuk dapat menjadi lebih baik. Hal tersebut
akan memberi kontribusi besar terhadap perusahaan dalam
mengembangkan perusahaannya.
5) Mengadakan pelatihan.
Pelatihan dilakukan bukan semata-mata untuk pribadi karyawannya saja,
namun juga perusahaannya. Perusahaan tidak akan berkembang tanpa
karyawan yang memiliki keterampilan dan minat kerja yang tinggi. Dengan
D. Penilaian kinerja
Untuk lebih mengerti tentang Penilaian Kinerja ini, berikut ini adalah beberapa
definisi atau pengertian penilaian kinerja menurut beberapa ahli.
1) Pengertian Imbalan/Konpensasi
Menurut para ahli ada beberapa pengertian mengenai sistem imbalan
(kompensasi) yaitu :
• Malayu S. P. Hasibuan mengemukakan bahwa, “kompensasi adalah semua
pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung
a) Metode tunggal
Metode tunggal yaitu suatu metode yang dalam penetapan gaji pokok
hanya didasarkan atas ijazah terakhir dari pendidikan yang dimiliki
karyawan. Jadi tingkat golongan dan gaji pokok seseorang hanya
ditetapkan atas ijazah terakhir yang dijadikan standar.
b) Metode jamak
Metode jamak yaitu suatu metode yang dalam gaji pokok didasarkan atas
beberapa pertimbangan seperti ijazah, sifat pekerjaan, pendidikan
formal, bahkan hubungan keluarga ikut menentukan besarnya gaji pokok
seseorang. Jadi standar gaji pokok yang pasti tidak ada. ini terdapat pada
perusahaan-perusahaan swasta yang didalamnya masih sering terdapat
diskriminasi.
1. Sistem kompensasi
Sistem pembayaran kompensasi yang umum diterapkan adalah:
a. Sistem waktu
Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi ditetapkan berdasarkan
standar waktu seperti jam, minggu, atau bulan. Sistem waktu
biasanya ditetapkan jika prestasi kerja sulit diukur per unitnya dan
bagi karyawan tetap kompensasinya dibayar atas sisitem waktu
secara periodic setiap bulannya. Besar kompensasi sistem waktu
hanya didasarkan kepada lamanya bekerja bukan dikaitkan kepada
prestasi kerjanya.
c. Sistem borongan
Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan
besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama
mengerjakannya. Penetapan besarnya balas jasa berdasarkan sistem
borongan cukup rumit, lama mengerjakannya serta banyak alat yang
diperlukan untuk menyelesaikannya.
2. Kebijaksanaan kompensasi
Kebijaksanaan kompensasi, baik besarnya, susunannya, maupun waktu
pembayarannya dapat mendorong gairah kerja dan keinginan karyawan
untuk mencapai prestasi kerja yang optimal sehingga membantu
terwujudnya sasaran perusahaan.
f. Kemampuan membayar
Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu didasarkan
pada kemampuan perusahaan dalam membayar upah pegawai.
Artinya jangan sampai menentukan kebijakan kompensasi diluar
batas kemampuan yang ada pada perusahaan.
3. Upah insentif
Guna lebih mendorong produktivitas kerja yang lebih tinggi, banyak
organisasi yang menganut sistem intensif sebagai bagian dari sistem
imbalan yang berlaku bagi para karyawan organisasi. Sondang P. Siagian
mengemukakan bahwa yang termasuk insentif adalah:
4. Piecework
Salah satu teknik yang lumrah digunakan untuk mendorong para
karyawan meningkatkan produktivitas kerjanya adalah dengan jalan
memberikan insentif financial berdasarkan jumlah hasil pekerjaan
karyawan yang dinyatakan dalam unit produksi.
5. Bonus
Insentif dalam bentuk bonus diberikan pada karyawan yang mampu
bekerja sedemikian rupa sehingga tingkat produksi yang baku
terlampaui. Melampaui tingkat produksi itu dapat dalam salah satu dari
tiga bentuk, Pertama berdasarkan jumlah unit produksi yang dihasilkan
dalam satu kurun waktu tertentu. Kedua apabila terjadi penghematan
waktu. Ketiga bonus yang diberikan berdasarkan perhitungan progresif.
6. Komisi
Sistem insentif lain yang lumrah ditetapkan adalah pemberian komisi.
Pada dasarnya ada dua bentuk sistem ini. Pertama, para karyawan
memperoleh gaji pokok, tetapi penghasilannya dapat bertambah dengan
bonus yang diterimanya karena keberhasilan melaksanakan tugas.
Kedua, karyawan memperoleh penghasilan semata-mata berupa komisi.
Cara kedua ini paling sering ditetapkan bagi tenaga-tenaga penjualan di
perusahaan-perusahaan tertentu seperti penjualan kendaraan
bermotor.
7. Kurva "Kematangan"
Dalam organisasi yang memperkerjakan tenaga teknikal dan profesional
ilmiah, sering terjadi bahwa para karyawan - terutama yang merupakan
“pekerja otak” tidak bergairah untuk menduduki jabatan administrative
3. Produktivitas
Agar mampu mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, suatu organisasi
memerlukan tenaga kerja yang produktif. Apabila para pekerja merasa
bahwa mereka tidak memperoleh imbalan yang wajar, sangat mungkin
mereka tidak akan bekerja keras. Artinya, tingkat produktivitas mereka
akan rendah. Apabila demikian halnya, organisasi tidak akan mampu
membayar upah dan gaji yang pekerja anggap wajar.
5. Peraturan perundang-undangan
Pemerintah berkepentingan dalam bidang ketenagakerjaan dan oleh
karenanya berbagai segi kehidupan kekaryaan pun diatur dalam
berbagai peraturan perundang-undangan. Misalnya tingkat upah
minimum, upah lembur, memperkerjakan wanita, memperkerjakan
anak dibawah umur, keselamatan kerja hak cuti, jumlah jam kerja dalam
seminggu, hak berserikat dan lain sebagainya.
F. Organisasi Multikultural
1. Pengertian
Organisasi multikulural diberi pengertian sebagai yang di dalamnya tidak
hanya terdiri atas kekuatan kerja saja, tetapi juga terdiri atas sumber daya
manusia dengan latar belakang ras, agama, dan gender yang berbeda. Mereka
1. https://yoghawp.wordpress.com/2012/11/01/tingkatan-manajemen-dan-
keterampilan-manajer/
2. https://theboywithsunglasses.wordpress.com/2017/02/24/alasan-manajemen-
dibutuhkan-di-dalam-perusahaan/
3. https://ilmumanajemenindustri.com/10-peran-manajer-dalam-organisasi-
menurut-mintzberg/
4. Sumber: http://hrcerdas.com/perencanaan-sdm-3-tahapan-yang-wajib-
dipahami/
5. http://myworld-wahyuindra.blogspot.com/2012/11/program-orientasi-
karyawan-dan.html
6. http://froggreen-sendy.blogspot.com/2011/10/makalah-sumber-daya-manusia-
penempatan.html
7. http://ningkaz.blogspot.com/2011/04/penempatan-sdm.html
8. http://skripsi-ilmiah.blogspot.com/2009/04/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi.html
9. http://harisbanjarmasin.blogspot.com/2012/04/pengenalan-penempatan-dan-
pemberhentian.html
10. http://teori-mgt-ian.blogspot.com/2011/01/penempatan-tenaga-kerja.html
11. http://daiwanalbantani-daiwan.blogspot.com/2013/01/seleksi-dan-penempatan-
sumber-daya.html
12. http://auliariestanti.blogspot.com/2013/01/rekruitmen-dan-penempatan-
kerja.html
13. http://www.forumbebas.com/thread-109880.html
14. http://martinhandoko.blogspot.com/2012/06/orientasi-dan-penempatan.html
15. http://syafaatmuhari.wordpress.com/2011/09/05/penempatan-sdm/