Anda di halaman 1dari 34

Wita Agustiarini (858731157)

Nurmajidah (858731132)
Aynun Chabibi (858731164)
Siti Muqtafiatul Muhdiyah (858731275)
Ayu Zulvia (858731171)
Siti Asmaul Chusnah (858731189)
Bahasa dan Komponen Penyusunannya

01 Fonologi
03 Sintax

Morfologi
02
05 Pragmatik

Semantik
03
adalah cabang dari linguistik atau ilmu bahasa
yang mengkaji bunyi ujar dalam bahasa
tertentu. Adapun pembahasan yang dijelaskan
dalam fonologi adalah mengkaji bunyi-bunyi
bahasa sebagai satuan terkecil dari ujaran
beserta dengan gabungan antarbunyi yang
membentuk silabel atau suku kata
(Chaer 2009:5).
Dalam fonologi, dua pandangan dalam mempelajari bunyi, yaitu

Fonetik Fonemik
adalah cabang fonologi
adalah cabang yang membahas bunyi
fonologi yang dengan memperhatikan
membahas bunyi ujar fungsi bunyi tersebut
tanpa memperhatikan sebagai pembeda makna,
fungsi bunyi tersebut, contohnya penggunaan
contohnya kata bunyi "s" pada kata “sari”,
“bebek” (unggas) dan dan bunyi “d” pada kata
kata “bebek” (rujak “dari". Perbedaan 1 bunyi
yang ditumbuk). akan membedakan arti.
adalah cabang dari linguistik atau ilmu bahasa
yang mengkaji pembentukan kata atau morfem-
morfem dalam suatu bahasa. Cabang ilmu ini
tidak hanya membahas bagaimana kata itu
terbentuk, tetapi juga membahas seluk-beluk
bentuk kata dan fungsi perubahan-perubahan
bentuk kata.
adalah cabang dari linguistik atau ilmu bahasa
yang mengkaji makna yang terkandung dalam
bahasa, kode, atau jenis lain dari representasi.
Semantik akan memiliki hubungan yang erat
kaitannya dengan sintax dan pragmatik yang
akan dibahas selanjutnya.
adalah aturan dalam pembentukan kalimat agar mampu
dimengerti dengan benar. Sebagai contoh, Ani berkata kepada
ibunya, “Aku sedang buah dan sayur makan”. Kalimat
tersebut tidak dituliskan/diucapkan dengan tata kata yang
baik sehingga makna yang akan disampaikan tidak
ditangkap oleh orang lain. Maka dari itu, sintax berfungsi
dalam menata kata hingga membentuk kalimat yang utuh.
adalah cabang dari linguistik atau
ilmu bahasa yang mengkaji
penggunaan bahasa yang dikaitkan
dengan konteks pemakaiannya.

Secara tata kata, anak tersebut sudah mengatakannya dengan


benar. Namun, jika ditinjau dari konteks, kalimat tersebut salah
karena seharusnya ia mengatakan bahwa hewan di gambar itu
adalah sapi, bukan anjing.
Teori Perkembangan Bahasa

Teori Perspektif Teori Perspekstif


Teori Perspektif Empiris
Nativisme Interaksi
Teori empiris atau yang biasa dikenal dengan
teori belajar menunjukkan bahwa ketika bayi
dilahirkan, mereka dikelilingi oleh bahasa. Kita
berbicara dengannya setiap waktu walaupun kita
tahu kalau mereka tidak dapat mengerti dan
merespons apa yang kita sedang bicarakan.
Perhatikan dialog antara ibu
dan bayi berikut:

Bayi : Daba ba ba nan


Ibu : (tersenyum) kamu bilang apa,nak?
Bayi : babababab
Ibu : Iya, ibu tau (mencium bayinya)
Bayi : Ba ba ba pa
Ibu : Kamu bilang apa tadi?
Bayi : ba ba ba pa
Ibu : Pa! kamu bilang Pa! anak pinttar!
(mengelus bayinya)
b. Teori Nativisme

ahli bahasa Noam Chomsky adalah terkemuka yang


mengatakan bahwa manusia bahasa terlahir dengan perangkat
akuisisi atau language acquisition device (LAD). Chomsky
tidak memercayai jika bayi belajar mengembangkan bahasa
dengan cara mengikuti perkataan orang dewasa di sekitarnya
karena orang dewasa sangat jarang berbicara dengan
menggunakan tata bahasa yang benar.
Dalam mengembangkan bahasa, terdapat tiga bagian otak yang digunakan, yaitu

Broca
01 Pada bagian broca, seseorang akan
memproduksi kemampuan
berbahasa atau dikenal dengan pusat
bahasa

Motor Context
02 Sementara itu, motor context berfungsi
untuk mengatur gerakan sadar

Wenicke
03 Selain itu, terdapat bagian otak yang bernama wernicke. Wernicke
berasal dari nama seorang psikiater dan ahli syaraf dari Jerman.
Pada otak, bagian wernicke berfungsi untuk memahami bahasa yang
kemudian digabungkan ke otak bagian broca melalui syaraf. Ketiga
bagian otak ini saling berkaitan dalam memproduksi bahasa
sehingga jika terdapat kerusakan pada satu bagian, akan
berpengaruh pada bagian otak yang lainnya.
Tahapan Pemerolehan bahasa

Ada seseorang Mengucapkan apa yang telah


berbicara Diingat kembali kata-kata disampaikan dalam ingatan
yang memiliki arti

1 2 3 4 5
Didengar oleh Diingat oleh orang Terjadi Proses
orang lain tersebut berpikir
B. Tahap Perkembangan Bahasa

2. Periode Holophrase
1. Periode Pralinguistik

3. Periode Telegrafis
4. Perkembangan Bahasa Usia
Dini, Kanak-Kanak, dan Remaja
1. Periode Pralinguistik
Tahap perkembangan bahasa sudah terjadi sejak bayi. Walaupun mereka belum dapat
bicara atau mengatakan apa yang mereka mau, mereka mengirimkan pesan dengan
berbagai cara, seperti ekspresi wajah dan suara (menangis, berteriak, tertawa, dan
sebagainya).
Tahap ini dikenal dengan one-word period
atau tahap satu kata. Pada tahap ini, anak
belum memulai mengombinasikan kata-kata, 2. Periode Holophrase
tetapi mereka sedang belajar untuk menangkap
makna yang lebih sulit dari pada tahap
Contohnya:
sebelumnya.
Anak akan menangis jika ia haus. Namun,
pada tahap ini, anak akan mulai membentuk
makna dari satu kata, seperti susu. Maka
kemungkinan anak ingin minum susu
walaupun ia tidak mengatakan dengan kalimat
yang lengkap, “Aku mau susu.”
3. Periode Telegrafis
Pada tahap ini, anak mencoba membentuk makna dengan mengombinasikan dua kata.
Contohnya:
Anak mengatakan “mam nasi” yang sebenarnya anak itu ingin sampaikan adalah ia
sedang makan nasi atau ia ingin makan nasi. Namun, kemampuannya masih terbatas
sehingga ia hanya mengatakan dua kata.
4. Perkembangan Bahasa Usia Dini, Kanak-Kanak, dan Remaja

Contoh:
Selain untuk berkomunikasi,
Anak dengan keterlambatan
bahasa yang digunakan sebagai
berbicara atau speech delay dengan
alat pendeteksi gejala-gejala yang
kondisi yang serius dapat
terjadi pada anak dalam proses menunjukkan adanya gangguan
perkembangannya. pendengaran. Mereka sulit
berkomunikasi dan
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
mengekspresikan keinginannya.
images by Freepik
Menurut Banner (dalam Palupi, 2002), perkembangan bahasa dibagi
No Tingkatan Usia menjadi 4 tahap Kemampuan
1. Prabicara Lahir s.d 10 bulan 1. Perkembangan suara (persepsi dan hasil).
2. Perkembangan isyarat.
3. Penambahan persepsi suara, bicara bayi merupakan hasil menangis dan
keributan, bermain dengan suara termasuk mengulang bicara dengan orang lain
yang dimulai usia 3 bulan, antara 6 sampai dengan 10 bulan dapat
menggunakan konsonan dan huruf vocal terbatas.
2. Kata-kata 10 s.d 13 bulan 1. Pengertian kata tunggal.
pertama 2. Menghasilkan kata tunggal.
pemunculan 3. Perbedaan individual dalam penggunaan kata tunggal.
nama 4. Fungsi isyarat sebagai kata.
5. Perhatian dapat diarahkan dengan nama objek (lihat anjing, Ami, anjing) mulai
13 bulan menerima kosakata dari 17 sampai dengan 97 kata.
3. Kombinasi kata 18 s.d 24 bulan 1. Penggunaan satu kata tunggal dengan arti kompleks untuk ungkapan multikata.
Contoh: “susu” (artinya dapat minta susu atau meminta ASI).
2. Penggunaan kombinasi kata untuk kalimat, contoh: mama kue (maksudnya
mama minta kue).
4. Tata bahasa 20 s.d 30 bulan 1. Kecepatan memperoleh morfem (satuan bahasa terkecil yang memiliki makna).
2. Perkembangan bahasa yang unik pada usia ini, seperti mulai menggunakan
kata ganti saya, kita, dia, kamu.
3. Penggunaan kalimat dalam pola dan aturan yang teratur.
Shaffer dan Kipp (2014) juga mengategorikan kemampuan berbahasa
berdasarkan komponen penyusunnya
Usia Fonologi Semantik Morfologi/ Sintax Pragmatik

0-1 Menerima Mengisyaratkan ucapan Menekankan pola asli Memperhatikan keadaan


suara ucapan orang lain bahasa sekitar, seperti objek di
dan mulai sekeliling
bubbling
1-2 Menyederhana Muncul kata-kata Mulai memproduksi Menggunakan isyarat dan
kan pertama dua kata gerakan untuk memperjelas
pengucapan pesan yang akan
kata disampaikan
3-5 Peningkatan Kosakata berkembang Menyadari aturan tata Menyesuaikan saat
dalam bahasa berbicara dengan orang
pengucapan yang berbeda
6- Pengucapan Pengembangan Mengoreksi tata Mampu mendeteksi dan
remaja menjadi kosakata bahkan kata bahasa yang salah memperbaiki pesan yang
seperti orang abstrak dikirim serta menerima
dewasa
Bambang Kaswanti Purwo
meneliti pemerolehan
bahasa kedua

Pembelajaran bahasa kedua akan lebih 1. Masa emas seseorang belajar bahasa kedua adalah saat ia
berusia 6 -12 tahun sehingga pembelajaran bahasa kedua pada
mudah jika seseorang telah menguasai masa ini harus dilakukan dengan maksimal.
bahasa pertamanya dengan baik 2. Pada pembelajaran usia 6 – 8 tahun, kemampuan yang lebih
karena kemampuan bahasa pertama ditonjolkan adalah penguasaan fonologi (tata bunyi/ pelafalan)
dapat berguna dalam proses 3. Pada usia 9 – 12 tahun, kemampuan anak ditonjolkan pada
pembelajaran bahasa kedua penguasaan morfologi dan sintaksisnya karena fonologi sudah
dikuasai saat mereka berada pada usia 6 – 8 tahun.
A. PANDANGAN TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR MATEMATIS. Menurut Stoltz, terdapat
tiga macam cara manusia
dalam memecahkan
1 masalah
Definisi: • Sekelompok orang yang selalu berupaya mencapai puncak
Dalam proses berpikir matematis, kesuksesan, siap menghadapi rintangan yang ada
pembelajaran yang dilaksanakan Climbers • Selalu membangkitkan dirinya pada kesuksesan.
tidak hanya berlangsung dalam
arah, tetapi harus melalui proses
• Sekelompok orang yang masih ada keinginan untuk menanggapi
interaksi yang bersifat dua arah, tantangan yang ada, tetapi tidak mencapai puncak kesuksesan
yaitu antara sesama siswa, siswa Campers dan mudah puas dengan apa yang sudah dicapai.
dengan guru, serta siswa dengan
lingkungan dan sumber belajar
• Sekelompok orang yang lebih memilih menghindar dan menolak
kesempatan yang ada, mudah putus asa, mudah menyerah,
Quitters cenderung pasif.
2
Konsep Bilangan

a. Bilangan Kardinal:
Bilangan yang menunjukkan sebab
Gelman dan Gallistel mengatakan kuantitas. Contoh, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
bahwa anak dikatakan paham 9, 10 dan seterusnya
tentang pengetahuan angka
ketika mereka dapat:
Menggunakan semua label nomor
dengan urutan yang benar.
Menggunakan semua label nomor dalam
dengan objek yang mereka hitung.

Mengatakan angka akhir dalam urutan perhitungan untuk


mengatakan berapa banyak benda dalam satu himpunan.
Menurut piaget, kita dapat
mengecek kepahaman anak
mengenai konsep bilangan dan
dengan mengetes kemampuan
kesetaraan antar himpunan.

Sandra memiliki 3 buah pensil dan Heni memiliki


tiang 3 buah permen. Kemudian, ibu meminta
Sandra dan Heni untuk saling bertukar barang yang
mereka miliki. Pada akhirnya, kita
mengekspektasikan sandera untuk mengetahui
bahwa jumlah pensil dan permen adalah sama tanpa
menghitungnya.
b. Konsep Bilangan Ordinal (asli)
Dalam memahami konsep bilangan ordinal,
seorang anak harus mengenal terlebih dahulu
sistem numerik. Sistem numerik adalah
simbol atau kumpulan dari simbol yang
5 lebih besar dari 3, maka
merepresentasikan sebuah bilangan
sebuah himpunan dengan 5
Contoh, simbol dari bilangan sebelas adalah 11
buah permen atau lebih di
dalamnya akan selalu lebih
besar dari sebuah himpunan
Bilangan ordinal dikenal dengan bilangan dengan 3 buah permen.
asli adalah bilangan yang digunakan untuk
mengindikasikan aturan dalam satu
hubungan dengan hubungan yang lain.
Untuk mengetahui
apakah siswa sudah
paham konsep bilangan

Kita tunjukkan 6 pulpen di tangan kanan


dan 3 pulpen di tangan kiri. Kemudian,
tambahkan 1 buah pulpen di tangan kiri.
Lalu, tanyakan manakah jumlah pulpen
yang lebih banyak atau sedikit.

Pulpen tidak akan berubah jika tidak


ditambahkan ke dalam himpunan, begitu
juga jika pulpen tidak dikurangi, jumlah
pulpen akan tetap sama.
B. PANDANAN TEORI KEMAMPUAN
MATEMATIKA

2. Pandangan teori
nativisme 3. Pandangan teori
1. Pandangan teori empirisme
interaksi Teori nativisme
mengungkapkan bahwa Teori imperialisme
Teori interaksi bandang setiap manusia memiliki berpendapat bahwa hal
tentang kemampuan sistem bawaan yang yang harus diketahui oleh
matematika. Seorang memberi kita kemampuan anak dalam belajar
dikatakan paham untuk membuat perkiraan matematika adalah
mengenai numerik ketika penilaian tentang jumlah membedakan antara angka
ia dapat menyamakan angka. Sistem ini dan jumlah. Angka bisa
antara angka dan jumlah. memungkinkan kita untuk saja digunakan untuk
Contoh, seorang ibu memetakan label nomor mewakili jumlah tetapi ini
memberikan angka 5 maka agar digunakan dalam tidak disampaikan dengan
anaknya akan memberikan menghitung dengan jumlah jelas kepada anak-anak
5 buah jeruk. yang sesuai, contohnya sejak mereka dapat
penggunaan angka pada menghitung.
jam.
C. Penalaran Dan Penyelesaian
Masalah Secara Matematis

02
01

Penalaran Aditif Penalaran Multiplikatif


Penalaran Dan Penyelesaian
Masalah Secara Matematis

Penalaran Aditif Penalaran Multiplikatif


Penalaran Aditif adalah penalaran yang biasa
digunakan untuk memecahkan masalah Penalaran Multiplikatif bisa digunakan
dalam operasi penjumlahan dan untuk menyelesaikan permasalahan
pengurangan pada matematika. Kata dalam operasi perkalian atau
“penalaran Aditif” lebih dipilih daripada “ pembagian. Jika penalaran aditif
Penyelesaian penjumlahan dan menggunakan satu variable. Tetapi ini
pengurangan” karena banyak tidak pada penalaran multiplikatif.
kemungkinan untuk menyelesaikan
permasalahan yang sama dengan
menjumlahkan atau mengurangi.
Ada dua cara penyelesaian Aditif
Cara memecahkan masalah

01 berdasarkan umurnya

- Umur 1-2
- Umur 3-4

02 Proses berfikir penyelesaian


masalah

- Pengubahan
- Kombinasi
- perbandingan
01. Cara memecahkan masalah berdasarkan umurnya

● umur 1-2 memecahkan masalah menggunakan benda yang nyata


● umur 3-4 memecahkan masalah dengan berimajinasi

02. Proses berfikir penyelesaian masalah

● Pengubahan : Pada anak yang baru saja belajar penjumlahan dan pengurangan mereka masih
meraba-raba konsep matematika tersebut.
● Kombinasi : pada jenis permasalahan ini, anak tidak mengetahui jumlah benda yang akan
digabungkan sehingga anak harus mencari tahu dengan cara menjumlahkan.
● Perbandingan : soal matematika dengan perbandingan lebih sulit untuk dikerjakan. Hal tersebut
disebabkan soal dengan kategori perbandingan adalah soal yang membutuhkan pemahaman
yang tinggi.
Terdapat 3 jenis permasalahan
yang terjadi pada penalaran
multiplikati

Mengelompokkan Membagikan Pemahaman Produk

Pada soal perkalian anak


Cara penyelesaian Pemecahan masalah
dapat menyelesaikan
persoalan dalam pada jenis ini bisa
soal-soal perkalian
pembagian dengan dilakukan dengan
dengan cara
cara membagi jumlah variable yang
mengelompokkan
variable dengan rata lebih dari satu
variabel
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai