Anda di halaman 1dari 10

RESUME PERTEMUAN 14

ANATOMI FISIOLOGI GENETIKA DAN NEUROLOGI

YANG DIBINA OLEH : - PROF. DR. HJ. MEGA ISWARI, M.PD

- NS. SETIA BUDI, M.KEP

AFRINAYANTI

20003002

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

T.A 2020/2021
EPILEPSI

Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologis yang utama. Pada dasarnya

epilepsi merupakan suatu penyakit susunan saraf pusat (SSP) yang timbul akibat adanya

ketidak seimbangan polarisasi listrik di otak. Ketidak seimbangan polarisasi listrik tersebut

terjadi akibat adanya fokus-fokus iritatif pada neuron sehingga menimbulkan letupan

muatan listrik spontan yang berlebihan dari sebagian atau seluruh daerah yang ada di otak .

A. PENGERTIAN EPILEPSI

Epilepsi berasal dari bahasa Yunani, Epilambanmein yang berarti serangan. Epilepsi

merupakan salah satu penyakit neurologi yang utama pada dasarnya epilepsi merupakan

suatu penyakit susunan saraf pusat atau (SSP) yang timbul akibat ketidak seimbangan

polarisasi listrik diotak. Ketidak seimbangan polarisasi listrik tersebut berakibat adanya

focus-focus iritatif pada neuron sehingga menimbulkan letupan muatan listrik spontan yang

berlebihan dari sebagian atau keseluruhan daerah yang ada di dalam otak.

Epilepsi merupakan manifestasi gangguan fungsi otak dengan berbagai etimologi

dengan gejala tunggal yang kahs, yaitu kejang berulang akibat lepasnya muatan listrik

neuron otak secara berlebihan dan paroksimal. Terdapat dua kategori dari kejang epilepsi

yaitu kejang fokal (persial) dan kejang umum.


B. JENIS-JENIS EPILEPSI

Klasifikasi epilepsi berdasarkan International League Againts Epilepsy (ILAE) pada

tahun 2010 menetapkan klasifikasi epilepsi berdasarkan tipe kejang:

Epilepsi fokal (persial)

Yaitu kejang yang dimulai dari fokus tertentu yang terlokalisir di otak dan kejang

muncul pada satu sisi tubuh saja. Epilepsi ini bisa menjadi umum jika terjadi perjalanan

listrik otak ke hemisfer kontralateral

 Sederhana (tanpa gangguan kesadaran), berupa kejang-kejang, kadang

kesemutan, aau rasa kebas pada suatu tempat, berlangsung beberapa

menit perjam

 Kompleks (disertai gangguan kesadaran), diawali persial sederhana,

diikuti dengan rasa seperti mimpi, daya ingat terganggu, halusinasi atau

pikiran kosong, sering diikuti otomatisme, misalnya mengulang- ulang

ucapan, melamun atau lari-lari tanpa tujuan.

Epilepsi umum
Yaitu kejang pada kedua sisi tubuh seperti:

 Petit mal (absence), gangguan kesadaran secara mendadak

 Grand mal, diawali kehilangan kesadaran kemudian kejang-kejang, air

liur berbusa, sedangkan saat tidur penderita mengorok

 Mioklonik, mendadak jatuh atau tiba-tiba melempar benda yang

sedang dipengang
Berdasarkan penyebabnya epilepsi digolongkan menjadi:
 Epilepsi idiomatik, epilepsi yang tidak jelas ditemukan penyebabnya dan

sering dihubungkan dengan faktor genetik

 Epilepsi simtomatik, penyakit yang mendasari jelas ditemukan

 Epilepsi kriptogenik, penyebabnya yang mendasari tetapi belum bisa

dibuktikan.

C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB EPILEPSI

Etimologi dari epilepsi adalah multifaktorial, tetapi sekitar 60% dari kasus epilepsi

tidak dapat ditentukan penyebab yang pasti atau lebih sering kita sebut sebagai kelainan

idiomatik. Adapun penyebab epilepsi lain adalah:

 Faktor genetik

 Adanya gangguan atau penyakit dalam otak

 Keracunan alcohol sebagian penderita epilepsi tidak diketahui penyebabnya

(idiopatik) dan sebagaian ada yang dapat diketahui (simptomatik)

 Kelainan kongenital letak

 Komplikasi kehamilan, persalinan

 Gangguan metabolisme, hipoglikemia, hipoklasemia, hypernatremia

 Infeksi, radang yang disebabkan oleh bakteri atau virus pada otak dan

selaputnya

 Trauma, kontusio, serebri, hematoma, subaraknoid, subdural

 Neoplasma otak dan seaputnya

 Kelainan pembuluh darah, malformasi otak


D. PERTOLONGAN PERTAMA BERJANGKITNYA EPILEPSI

Tahap-tahap dalam pertolongan pertama, antara lain:

 Jauhkan penderita dari benda-benda berbahaya (gunting, pulpen, kompor,api)

 Jangan pernah meninggalkan penderita

 Berikan alas lembut di bawah kepala agar hentaan saat kejang tidak

menimbulkan cedera kepala dan kendurkan pakaian ketat atau kerah baju di

lehernya gar pernapasan penderita lancar

 Miringkan tubuh penderita ke salah satu sisi supaya cairan dari mulut dapat

mengalir keluar dengan lancar dan menjaga aliran udara atau pernapasan

 Pada saat penderita mengalami kejang, jangan menahan gerakan penderita,

biarkan sampai gerakan kejang selesai

 Jangan masukkan benda apapun ke dalam mulut penderita, seperti minuman,

penahan lidah

 Setelah kejang selesai tetaplah menemani penderita jangan meninggalkan

penderita sebelum kesadarannya pulih total, kemudian biarkan penderita

beristirahat atau tidur

E. CARA PENCEGAHAN BERJANGKITNYA EPILEPSI

Resiko epilepsi muncul pada bayi dari ibu yang menggunakan obat antikonvulsi

(konvulsi: spasma atau kekejangan kontraksi otot yang keras dan terlalu banyak,

disebabkan oleh proses pada saraf pusat, yang menimbulkan pula kekejangan pada bagian

tubuh) yang digunakan sepanjang kehamilan. Sedera kepala merupakan salah satu

penyebab atuma yang dapat dicegah. Melalui program yang memberi keamanan yang tinggi

dan tindakan pencegahan yang aman, yaitu tidak hanya dapat hidup aman, tetapi juga

mengambangkan pencegahan epilepsi akibat cedera kepala.


Ibu-ibu yang mempunyai resiko tinggi (tenaga kerja, wanita denan latar belakang

sukar melahirkan, pengguna obat-batan, diabetes, atau hipertensi) harus di identifikasi dan

dipantau ketat selama hamil karena lesi pada otak atau cedera akhirnya menyebabkan

kejang yang sering terjadi pada janin selama kehamilan dan persalinan.

Program skrining untuk mengidentifikasi anak gangguan kejang pada usia dini, dan

program pencegahan kejang dilakukan denan penggunaan obat-obat anti konvulsan secara

bijaksana dan memodifikasi gaya hidup merupakan bagian dari pencegahan.

F. BENTUK JENIS PENYANDANG EPILEPSI

Epilepsi umum

 Grand mal (tonik klonik)

Yang ditandai dengan sensasi pendengaran atau penglihatan, Hilang kesadaran,

Tonus otot meningkat sikap fleksi/ekstensi, Sentakan, kejang klonik, Lidah dapat

tergigi, hipertensi, tachicardi, berkeringat, dilatasi pupil dan hypersalivasi, Setelah

serangan pasien tertidur 1-2 jam, Pasien lupa, mengantuk dan bingung.

 Petit mal

Yang ditandai dengan hilang kesadaran, klien tampak melongo, apa yang

dikerjakannya berhenti

 Infantile spasm

Yang ditandai dengan terjadi usia 3 bulan -2 tahun, kejang fleksor pada ektermitas

dan kepala, kejang hanya beberapa detik berulang, sebagian besar klien mengalami

retardasi mental
Epilepsi jenis focal/persial

 Focal motor: lesi pada lobus frontal

 Focal sensorik : lesi pada lobus frontal

 Psikomotor: disfungsi lobus temporal Berdasarkan letak focus epilepsi:

Epilepsi parsial sederhana

o Fokal motor tidak menjalar, epilepsi terbatas pada satu bagian tubuh saja

o Fokal motor menjalar, epilespsi dimulai dari satu bagian tubuh dan menjalar ke

seluruh tubuh (epilespsi Jackson)

o Versi, disertai gerakan memutar kepala, mata, dan tubuh

o Postural, disertai dengan lengan ata tungkai kaku dalam sikap tertentu

o Disertai gangguan fonasi, disertai arus icara yang terhenti atau mengeluarkan

bunyi-bunyi tertentu

o Somatosensoris, timbul rasa kesemutan atau ditusuk-tusuk jarum

o Visual, terlihat cahaya

o Disertai vertigo

o Epilepsi parsial kompleks

o Serangan parsial sederhana diikuti gangguan kesadaran

o Dengan otomatismme
G. PENATALAKSANAAN EPILEPSI

Diagnosis epilepsi

diagnosis didasarkan atas anamnesis dan peeriksaan klinis dengan

hasil pemeriksaan EEg atau radiologis. Anamnesis merupakan langkah terpenting

dalam melakukan diagnosis epilepsi. Pemeriksaan EEg merupakan pemeriksaan

penunjang yang paling sering dilakukan dan harus dilakukan pada semua pasien

epilepsi untuk menegakkan diagnosis epilepsi.

Pertolongan pertama
Tahap-tahap dalam pertolongan pertama, antara lain:

 Jauhkan penderita dari benda-benda berbahaya (gunting, pulpen, kompor,

api)

 Jangan pernah meninggalkan penderita

 Berikan alas lembut di bawah kepala agar hentaan saat kejang tidak

menimbulkan cedera kepala dan kendurkan pakaian ketat atau kerah baju di

lehernya gar pernapasan penderita lancar

 Miringkan tubuh penderita ke salah satu sisi supaya cairan dari mulut dapat

mengalir keluar dengan lancar dan menjaga aliran udara atau pernapasan

 Pada saat penderita mengalami kejang, jangan menahan gerakan penderita,

biarkan sampai gerakan kejang selesai

 Jangan masukkan benda apapun ke dalam mulut penderita, seperti minuman,

penahan lidah

 Setelah kejang selesai tetaplah menemani penderita jangan


 meninggalkan penderita sebelum kesadarannya pulih total, kemudian

biarkan penderita beristirahat atau tidur

Medikamentosa

tujuan utama pengobatan epilepsi adalah membuat penderita epilepsi terbebas dari

serangan epilepsinya, pengobatan yang dapat digunakan:

o Pemilahan OAE didasarkan atas jenis kejang, sibdrom epilepsi, efek

samping dan interaksi antara OAE

o Diazepan intravena 10mg/5 menit maksimal 60 mg

o Bila dengan infus diazepan setelah satu jam terdapat serangan kejang

suntikkan intravena fenition 10 mg/kg/berat badan

o Bila masih kejang, setalh tindakan diatas berikan kloralhidrat dengan infus

pperrektrum 3-4 gr, ya dihentikan setelah seranan-serangan kejang berheti

berikan fenobarbita 200-300 mg intramuskulus sehari sekali

Bedah

Yaitu tindakan operasi yang dilakukan dengan memotong bagian yang menjadi

fokus infeksi yaitu jaringan otak yang menjasi sumber serangan.


DAFTAR PUSTAKA
Iswari, Mega. 2010. Anatomi Fisiologi dan Dasar Neurologi (Dasar Ilmu Faal dan
Saraf untuk Pendidikan Luar Biasa). Padang : UNP Press

Ahmad, Masyaril. 2015. Jenis-jenis Epilepsi yang Harus Diwaspadai. (Online)

https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150628164039-255-62877jenis-jenis-
epilepsi- yang-harus-diwaspadai
Harsono. 2007. Epilepsi (Edisi Kedua).Gajah mada university press.

Anda mungkin juga menyukai