Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP


NAMA : FITRIANA AFNI SHOHIHAH
NIM : 857678417
SEMESTER 8A

JAWABAN :
1. PKR juga sering diterapkan karena alasan letak geografis yang sulit dijangkau, ruangan
kelas terbatas, kekurangan tenaga guru, jumlah siswa yang relatif sedikit, guru
berhalangan hadir, atau mungkin faktor keamanan seperti di daerah pengungsi. Nyatanya
di Era Digital ini, masih ada beberapa sekolah yang masih menggunakan Pembelajaran
Kelas Rangkap (PKR) terutama di daerah daerah terpencil. Indonesia memiliki wilayah
yang luas dan terdiri dari ribuan pulau. Dalam sistem pendidikan, hal yang tidak dapat
dihindari adalah penyebaran dan distribusi guru secara merata, yang masih menjadi suatu
tantangan yang harus diatasi.Di banyak Sekolah Dasar berukuran kecil di Indonesia,
mengelompokkan anak-anak dari beberapa jenjang kelas ke dalam satu kelas bisa
menjadi salah satu cara agar pendidikan dapat tetap berjalan. Misalnya, menggabungkan
kelas tiga dan empat dalam satu kelas. Ini yang disebut dengan model pembelajaran kelas
rangkap, yaitu situasi ketika seorang guru harus mengajar lebih dari satu kelas di waktu
dan tempat yang bersamaan. Dalam hal ini, kemampuan guru dituntut mampu mengelola
kelas dengan baik dan menjadikan siswa aktif sehingga kondisi kelas tidak gaduh atau
ada siswa tidak belajar karena guru mengajar bergantian kelas.
2. Prinsip – prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) terbagi 2, yaitu
prinsip umum dan prinsip khusus.
a. Prinsip Umum
Ada 3 prinsip umum yang mendasari PKR, antara lain :
 Perbedaan kemampuan individual murid yang harus diperhatikan guru.
Dalam hal ini guru berperan untuk mengakomodasi kebutuhan individu
murid sebagai seorang yang unik dan membutuhkan perlakuan yang
berbeda satu dengan yang lainnya untuk mampu mencapai perkembangan
yang maksimum.
 Membangkitkan motivasi belajar murid.
Sebagaimana kita ketahui bahwa motivasi sangat penting dimiliki oleh
setiap murid dalam belajar. Motivasi mampu menjadi energi dan
penyemangat yang dapat menggerakkan murid untuk belajar, yakni
mengalami perubahan perilaku dari tidak tahu menjadi tahu. Oleh karana
itu, guru PKR harus senantiasa memotivasi murid – muridnya untuk mau
belajar baik dengan kehadiran gurunya maupun tanpa guru dengan belajar
secara mandiri.
 Belajar hanya terjadi jika murid aktif sehingga guru harus berusaha
mengaktifkan murid.
Dalam proses belajar individulah yang aktif sehingga dalam PKR guru
harus membiasakan muridnya belajar mandiri. Guru dapat menumbuhkan
proses belajar mandiri dengan cara menciptakan iklim belajar yang baik,
yaitu dengan suasana yang hangat, menyenangkan, dan menarik.
b. Prinsip Khusus
Ada 4 prisip khusus dalam PKR, antara lain :
 Keserempakan kegiatan pembelajaran
Dalam PKR kegiatan belajar mengajar terjadi secara serempak atau
bersamaan. Kegiatan trsebut harus memiliki makna, artinya kegiatan itu
harus sesuai dengan kebutuhan murid dan mempunyai tujuan yang sesuai
dengan kurikulim.
 Kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA)
Perlu kita ketahui bahwa kualitas dan lamanya kegiatan pembelajaran
berlangsung menentukan tinggi rendahnya kadar Waktu Keaktifan
Akademik (WKA). PKR tidak member toleransi pada banyaknya WKA
yang hilang karena guru tidak terampil mengelola kelas. Oleh karena itu,
guru PKR harus pandai – pandai dalam mengelola kelas karena guru
mengajar lebih dari satu tingkatan kelas.
 Kontak psikologis guru dan murid yang berkelanjutan
Guru PKR haru selalu berusaha menciptakan berbagai teknik atau cara
untuk membangkitkan motivasi muridnya dalam belajar dan memberikan
perhatian kepada muridnya. Kita ketahui bahwa guru PKR menghadapi
dua kelas atau lebih pada saat yang bersamaan. Peran guru disini adalah
mampu meyakinkan muridnya bahwa guru selalu berada bersama mereka.
Oleh karana itu, guru PKR harus pandai melakukan tindakan pengelolaan,
seperti menunjukkan sikap tanggap dan peka, mengatur tempat duduk,
member petunjuk dengan jelas.
 Pemanfaatan sumber secara efisien
Guru PKR harus pandai dalam memanfaatkan berbagai jenis sumber
secara efisien. Seperti, lingkungan belajar dan segala peralatan yang ada di
sekolah. Guru juga dapat menunjuk murid yang pandai sebagai tutor
sebaya sehingga dapat menghasilkan Waktu Keaktifan Akademik yang
tinggi (WKA).
3. model pembelajaran kelas rangkap 221 dan 222 beserta contoh penerapannya disesuaikan
dengan tema dalam pembelajaran kurikulum 2013:
a) Model PKR 221 merupakan model PKR Murni karena prinsip keserempakan
terpenuhi tanpa batas fisik. Perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis
kontrol guru terhadap kelas dapat berlangsung terus menerus. Model ini sangat
dianjurkan untuk digunakan karena paling efektif diantara model PKR lainnya.
Namun, model ini hanya mungkin diterapkan jika jumlah siswa tidak terlampau
banyak ( 15 – 20 orang ).

Kegiatan/Waktu Kelas V (IPS) Kelas VI (IPA)


1.   Pendahuluan (10’) Pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan;
penjelasan skenario dan hasil belajar
2.    Kegiatan Inti 1 (20’) Tugas Individual Kerja Kelompok
3.   Kegiatan Inti 2 (20’) Kerja Kelompok Ceramah, Tanya jawab
4.   Kegiatan Inti 3 (20’) Ceramah, kerja kelompok Diskusi, Tanya jawab
5.    Penutup (10’) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut.
Persiapan kegiatan belajar berikutnya.

b) Model PKR 222 merupakan model PKR Modifikasi untuk kondisi jumlah siswa
lebih dari 20 orang, yang tidak mungkin ditampung dalam satu ruangan.
Penerapan model ini mempunyai dampak, antara lain perhatian tatap muka
sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung
terus menerus karena masing – masing kelas harus menunggu hadirnya guru
secara fisik secara bergiliran. Waktu tunggu tentunya lebih lama karena guru
harus berpindah – pindah diantara 2 ruangan. Oleh karena itu, harus dirancang
dengan cermat agar tanpa kehadiran guru untuk sementara, siswa tetap dapat
belajar dengan penuh perhatian. Dalam praktik, model ini tidak seefektif Model
PKR 221.

Kegiatan/Waktu Kelas V (Matematika) Kelas VI (IPA)


1.   Pendahuluan (10’) Pengantar dan pengarahan umum diberikan
secara bersama dalam dua ruangan yang
berhubungan, penjelasan scenario dan hasil
belajar
2.   Kegiatan Inti 1 (15’) Penjelasan guru Kegiatan individual
3.   Kegiatan Inti 2 (15’) Tanya jawab Kegiatan individual
4.   Kegiatan Inti 3 (15’) Kerja individual Tanya jawab
5.   Kegiatan Inti 4 (15’) Kerja individual Tanya jawab
6.   Penutup (10’) Reviuw umum, pergantian, penguatan, tindak
lanjut, tugas. Pengantar jam pelajaran
berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai