Anda di halaman 1dari 3

Kegiatan Belajar 3

Pendidikan Bagi Siswa Tunanetra di Sekolah Umum dalam Setting Pendidikan Inklusif

Pada Saat ini,sebagian besar tunanetra di Indonesia belajar di Sekolah Luar Biasa bagian a
( SLB/A). akan tetapi, sebagaimana halnya di negara-negara lain. Kini semakiin banyak siswa
yang belajar di sekolah umum bersama-sama dengan siswa-siswa pada umumnya dalam setting
Pendidikan inklusif.

Berikut ini dijelaskan kebutuhan Pendidikan khusus, strategi,media,serta evaluasi dalam


pembelajaran siswa tunanetra.

A.KEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN SISWA TUNANETRA

Kebutuhan Pendidikan khusus yang diciptakan oleh ketunanetraan itu dapat


dirangkumsebagai berikut:

1. Kehilangan penglihatan
2. Siswa tunanretra harus sering belajar melalui media alternativ,menggunakkan indra-indra
lain
3. Siswa tunanetra harus sering memerlukan pengajaran individual daripada klasikal.
4. Siswa tunanetra sering membutuhkan keterampilan-keterampilan khusus
5. Siswa tunanatra terbatas dalam memperoleh informasi.
Bidang kurikulum yang membutuhkan strategi khusus atau penyesuaian bagi
siswa tunanetra itu antara lain mencakup pengembangan konsep, penggunaan teknik
alternative dan alat bantu belajar khusus, keterampilan sosial/emosional,keterampilan
orientasi dan mobilitas,keterampilan kehidupan sehari-hari,keterampilan kerja,dan
keterampilan menggunakan sisa penglihatan. Berikut ini penjelasan untuk beberapa dari
kebutuhan khusus tersebut:
1. Pengembangan Konsep
2. Teknik Alternatif dan Alat Bantu Belajar Khusus
3. Keterampilan Sosial/Emosional
4. Keterampilan Orientasi dan Mobilitas
5. Keterampilan Menggunakan Sisa Penglihatan
B. STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN

1.Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal dari
semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan,materi
pelajaran,media,metode, siswa, guru,lingkungan belajar,dan evaluasi sehinmgga proses
pembelajaran tersebut berjalan sdengan efektif dan efesien.

Agar lebih mudah melakukan modifikasi dalam strategi pembelajaran siswa tunanetra,guru
harus memahami prinsip-prinsip dasar dalam pembelajaran tunanetra, yaitu sebagai berikut:

a. Prinsip individual
b. Prinsip kekongkritan/pengalaman pengindraan langsung
c. Prinsip totalitas
d. Prinsip aktivitas mandiri(self activity)

2. Media Pembelajaran

Media yang berfungsi untuk memperjelas penanaman konsep,yang sering disebut dengan
alat peraga dan yang berfungsi untuk membantu kelancaran proses pembelajaran itu sendiriyang
sering disebut sebagai alat bantu pembelajaran.

a. Alat peraga yang dapat digunakan dalam pembelajaran anak tunanetra meliputi: objek
atau situasi sebenarnya, benda asli yang diawetkan,tiruan/model ( tiga dimensi dan
dua dimensi),serta gambar (yang tidak diproyeksikan dan diproyeksikan)
b. Alat bantu pembelajaran, antara lain meliputi: alat bantu menulis huruf Braille
( reglet,pen,dan mesin ketik Braille ):alat bantu berhitung
(cubaritma,abacus/sempoa,talking calculator),serta alat bantu yang bersifat audio
seperti tape recorder,computer bicara dan sebagainya.
C. EVALUASI PEMBELAJARAN

Evaluasi terhadap hasil belajar tunanetra pada dasarnya sama dengan yang dilakukan
terhadap siswa awas,namun ada sedikit perbedaan yang menyangkut materi tes/soal dan Teknik
pelaksanaan tes.

Pertama. Soal yang diberikan kepada siswa tunanetra hendaknya dalam bentuk huruf Baille

Kedua, harus bersifat objektif dalam mengevaluasi pencapaian prestasi belajar sisa tunanetra
atau memberikan penilaian yang sesuai dengan kemampuannya.

Ketiga, waktu pelaksanaan tes bagi siswa tunanetra hendaknya lebih lama dibandingkan dengan
pelaksanaan tes untuk siswa awas.

Anda mungkin juga menyukai