Anda di halaman 1dari 5

Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Mengenal Penyakit Tidak Menular (PTM)

Istilah PTM kurang lebih mempunyai kesamaan dengan sebutan :


1. Penyakit kronik
2.  Penyakitnon infeksi
3. New Communicable Disease
    4. Penyakit degenerative

Karakteristik Penyakit Tidak Menular

Berbeda dengan penyakit menular,PTM mempunyai beberapa karakteristik tersendiri spt :

        Penularan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan tertentu


        Masa inkubasi yang panjang
        Perlangsungan penyakit yang berlarut-larut (kronik)
        Banyak menghadapi kesulitan diagnosis
        Mempunyai variasi yang luas
        Memerlukan biaya yang tinggi dalam upaya pencegahan maupun penanggulangannya
        Faktor penyebabnya bermacam-macam (multikausal),bahkan tidak jelas

Penyakit Menular Penyakit tidak Menular


Ditemui di Negara berkembang Di temui di Negara Industri
Rantai penularan yang jelas Tidak ada rantai penularan
Akut Kronik
Etiologi jelas Etiologi tidak jelas
Bersifat single kausa Bersifat multi kausa
Diagnosis mudah Diagnosis sulit
Agak mudah mencari penyebab Sulit mencari penyebab
Biaya relative murah Biaya mahal
Jelas muncul dipermukaan Ada iceberg phenomen
Morbiditas dan mortalitasnya cenderung menurun Morbiditas dan mortalitas nya cenderung
meningkat

Situasi-situasi dimana pengamatan perorangan dianggap kurang cukup untuk menetapkan hubungan antara
paparan dengan penyakit dapat disebabkan oleh factor –faktor berikut :
       Masa laten yang panjang antara eksposure dengan penyakit
       Frekwensi paparan factor resiko yang tidak teratur
       Insiden penyakit yang rendah
       Resiko paparan yang kecil
       Penyebab penyakit yang multikompleks

Faktor Resiko dan Upaya Pencegahan PTM

1. Faktor Resiko
    Dikenal beberapa macam factor resiko menurut segi dari mana factor resiko itu diamati .
    >  Menurut dapat tidaknya resiko itu diubah,dikenal  :
a.    Unchangeable risk factors :mis.faktor umum genetic
b.    Changeable risk factors :mis.kebiasaan merokok atau latihan olahraga.

    >  Menurut kestabilan peranan factor resiko dikenal :


a.   Suspected risk factors : factor resiko yang dicurigai,yakni factor-faktor yang belum mendapat dukungan
sepenuhnya dari hasil : hasil penelitian sebagai factor resiko.Mis. penyebab kanker leher rahim.
b.   Established risk factors : factor resiko yang telah ditegakkan yakni factor resiki yang telah mantap mendapat
dukungan ilmiah/penelitian dalam peranannya sebagai factor yang berperanan dalam kejadian suatu
penyakit.Mis. rokok sebagai factor resiko terjadinya kanker paru.
    >  Ada juga yang membagi factor resiko atas factor resiko yang well documented dan less well
         documented.
    >  Ataupun pembagian atas factor resiko yang “strong” dan “weak” factor resiko yang kuat dan
         yang lemah.

Perlunya dikembangkan konsep factor resiko ini dalam epidemiologi PTM berkaitan dengan beberapa alasan
seperti :

  Tidak jelasnya kausa PTM dan ketidakjelasannya dalam hal non mikroorganisme.
  Menonjolnya penerapan konsep multikausal pada PTM.
  Kemungkinan adanya penambahan atau interaksi antar resiko.
  Perkembangan metodologik telah member kemampuan untuk mampu mengukur besarnya        factor
resiko.

Kegunaan Identifikasi Faktor Resiko

Perlunya factor diketahui dalam terjadinya penyakit dapat berguna dalam hal-hal berikut ini :
 Prediksi : untuk meramalkan kejadiaan penyakit .Mis. perokok berat mempunyai kemungkinan 10 kali
untuk kanker paru daripada bukan perokok.
 Penyebab : kejelasan/beratnya factor resiko dapat mengangkatnya menjadi factor penyebab,setelah
menghapuskan pengaruh dan factor pengganggu (confounding factor).
 Diagnosis : membantu proses diagnosis.
 Prevensi : jika satu factor resiko juga sebagai penyebab,pengulangan dapat digunakan untuk
pencegahan penyakit meskipun mekanisme sudah diketahui atau tidak.

Kriteria Faktor Resiko

       Kekuatan hubungan : adanya resiko relative yang tinggi.


       Temporal : kausa mendahului akibat.
       Respon terhadap dosis : makin besar paparan makin tinggi kejadian penyakit.
       Reversibilitas : penurunan paparan akan diikuti penurunan kejadian penyakit.
       Konsistensi : kejadian yang sama akan berulang pada waktu,tempat dan penelitian yang lain.
       Kelayakan biologis : Sesuai dengan konsep biologis.
       Specifitas : satu penyebab menyebabkan satu akibat.
       Analogi : ada kesamaan untuk penyebab dan akibat yang serupa.

Gizi Sebagai Contoh Faktor Resiko

Ada berbagai macam factor resiko,mulai yang jelas berupa zat-zat karsinogenik untuk kanker sampai
gaya hidup/kebiasaan yang sulit diidentifikasi.

Gizi merupakan salah satu factor resiko penting. Salah satu hal yang dikaitkan dengan gizi adalah
tentang serat yang dikandung oleh makanan.

Kekurangan serat pada makanan akan dapat berkaitan dengan terjadinya berbagai penyakit spt
PJK,diare,hemorrhoid,kanker kolon dan divertikuler usus beasr.

Menentukan Besar Faktor Resiko

Besarnya peranan factor resiko dapat dilakukan dengan menghitung besarnya resiko relative  atau odds
ratio.
Perhitungan ini berdasarkan perbedaan rate antara insiden populasi yang terpapar dengan yang tidak
terpapar.

Perhitungan risk ini dikaitkan dengan jenis-jenis metode penelitian epidemiologi dan frekwensi
penyakit.

Perbedaan Resiko dan Prognosis

Secara umum dapat dikatakan bahwa prognosis menunjukkan berapa besar kemungkinan mati akibat
dari keadaan sakit.

Sedangkan resiko adalah berapa besar kemungkinan sakit dari seorang yang sehat.

2. Upaya Pencegahan

Tingkat-Tingkat Pencegahan

Prinsip upaya pencegahan lebih baik dari sebatas pengobatan tetap juga berlaku dalam PTM. Dikenal
juga keempat tingkat pencegahan spt berikut ini :

a.    Pencegahan primordial

      Upaya ini dimaksudkan dengan memberikan kondisi pada masyarakat memungkinkan


penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan,gaya hidup dan factor resiko
lainnya.
b.    Pencegahan tingkat pertama,yang meliputi :

> Promosi kesehatan masyarakat ,mis :

-         Kampanye kesadaran masyrakat


-         Promosi kesehatan
-         Pendidikan kesehatan masyarakat

> Pencegahan khusus,mis :

-         Pencegahan keterpaparan
-         Pemberian kemopreventif

c.     Pencegahan tingkat kedua


> Diagnosis dini,mis.melakukan skrening

> Pengobatan,mis.kemoterapi atau tindakan bedah

d.    Pencegahan tingkat ketiga

Meliputi rehabilitasi,mis.perawatan rumah jompo,perawatan rumah orang sakit.

Anda mungkin juga menyukai