Anda di halaman 1dari 70

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK

MENULAR
ANDI DYAH PRATIWI SAM, SKM, M.KES
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mengikuti mata kuliah ini,
mahasiswa mampu menguraikan Tentang
Epidemiologi penyakit tidak menular
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Mahasiswa mampu menjelaskan dasar-
dasar dari epidemiologi penyakit tidak
menular
Mahasiswa mampu menjelaskan faktor
risiko dan upaya pencegahan penyakit
tidak menular
Mahasiswa mampu menjelaskan
pendekatan EPTM
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang
penyakit jantung
Pentingnya mempelajari EPTM

Keadaan
Meningkatnya perubahan pola
prevalensi PTM penyakit dari
dalam penyakit menular
masyarakat, ke penyakit tidak
khususnya menular lebih
masyarakat dikenal dengan
Indonesia istilah Transisi
Epidemiologi
Faktor yg mempengaruhi peningkatan prevalensi eptm
Perubahan pola struktur masyarakat agraris
ke masyarakat industri
Perubahan pola Fertilitas
Gaya hidup
Sosial ekonomi
BEBERAPA ISTILAH PTM

PENYAKIT KRONIK

PENYAKIT NON INFEKSI

NEW COMMUNICABLE DISEASES

PENYAKIT DEGENERATIF
Penyakit kronik merupakan dapat dipakai untuk
PTM karena kelangsungan PTM biasanya bersifat
kronik/menahun/lama. Namun ada pula PTM yang
kelangsungannya mendadak/akut, misalnya ;
Keracunan.

penyakit non-infeksi dipakai karena penyebab


PTM biasanya bukan oleh Mikro-organisme.,
Namun tidak berarti tidak ada peranan mikro-
organisme dalam terjadinya PTM.

Penyakit degeneratif karena kejadiannya berkaitan


dengan proses degenerasi/ketuaan sehingga PTM
banyak ditemukan pada usia lanjut.
LATAR BELAKANG
1. AGRARIS INDUSTRI
2. TRANSISI EPIDEMIOLOGI
- PTM MENINGKAT
- PENDUDUK TUA MENINGKAT
TRANSISI EPIDEMIOLOGI
Kemajuan pembangunan telah dicapai secara
menyeluruh telah mempengaruhi berbagai
perkembangan dalam kehidupan manusia.
Kondisi infrastruktur yang membaik serta
perkembangan teknologi kedokteran dan
kesehatan menyebabkan angka kematian dan
kelahiran yang tinggi menjadi rendah.
Hal tersebut menyebabkan terjadi perubahan
struktur umur penduduk menjadi struktur
penduduk umur tua (umur harapan hidup
meningkat)
PERUBAHAN TERSEBUT
MENGAKIBATKAN TERJADI
PERGESERAN POLA
PENYAKIT SERTA TINGKAT
KESEHATAN YANG ADA DI
MASYARAKAT DENGAN
DETERMINAN YANG
MEMPENGARUHINYA.
TRANSISI TERJADINYA PERGESERAN
URUTAN PENYAKIT
EPIDEMIOLOGI MENUNJUKAN TERJADINYA
PERUBAHAN STATUS
KESEHATAN MASYARAKAT.

KEADAAN TERSEBUT
DIKATAKAN DENGAN
TRANSISI EPIDEMIOLOGI
TRANSISI EPIDEMIOLOGI
TRANSISI EPIDEMIOLOGI
MEKANISME TERJADINYA TRANSISI EPIDEMIOLOGI

PERUBAHAN FERTILITAS, YANG AKAN MEMPENGARUHI


STRUKTUR UMUR

PERUBAHAN FAKTOR RISIKO, YANG AKAN MEMPENGARUHI


INSIDEN PENYAKIT

PEBAIKAN ORGANISASI DAN TEKNOLOGI PELAYANAN


KESEHATAN, YANG BERPENGARUH TERHADAP CRUDE FATALITY
RATE

INTERVENSI PENGOBATAN, PENGARUHNYA KEMUNGKINAN


PENGURANGAN KEMATIAN PENDERITA. PADA PENDERITA
PENYAKIT KRONIS HAL INI MUTLAK MENINGKATKAN ANGKA
KESAKITAN KARENA MEMPERPANJANG RATA-RATA LAMA SAKIT.
TRANSISI DEMOGRAFI

TRANSISI EPIDEMIOLOGI DIAWALI OLEH TRANSISI


DEMOGRAFI.
TAHAP I: ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN TINGGI
TAHAP II : ANGKA KEMATIAN MENURUN AKIBAT
PENEMUAN OBAT DAN ANGGARAN KESEHATAN
DIPERBESAR. NAMUN ANGKA KELAHIRAN TETAP TINGGI
SEHINGGA PERTUMBUHAN PENDUDUK MENINGKAT
DENGAN PESAT
TAHAP III: ANGKA KEMATIAN TERUS MENURUN. BEGITU
JUGA DENGAN ANGKA KELAHIRAN AKIBAT URBANISASI,
PENDIDIKAN, DAN PERALATAN KONTRASEPSI
TAHAP IV : ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN MENCAPAI
RANDAH DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK KEMBALI KE
TAHAP I.
Penularan penyakit tidak melalui
suatu rantai penularan tertentu
Masa inkubasi yang panjang
Bersifat Kronik (berlarut larut)
KARAKTERIS Banyak menghadapi kesulitan
TIK diagnosis
PENYAKIT Mempunyai variasi yang luas
TIDAK Memerlukan biaya yang tinggi
dalam pencegahan dan
MENULAR penanggulangannya
Faktor penyebab bermacam
macam (Multicausal), atau
bahkan tidak jelas
Perbandingan Gambaran Penyakit
Menular & Tidak Menular
No PM PTM
1 Banyak di Negara Ditemui Di Negara Industri
2 Berkembang Tidk Ada Rantai Penularan
3 Rantai Penularan Yg jelas Berlangsung Kronis
4 Perlangsungan Akut Etiologi Tidak Jelas
5 Etiologi Organisme Jelas Biasanya Kausa ganda
6 Bersifat Kausa Tunggal Diagnosa Sulit
7 Diagnosa Mudah Sulit mencari Penyebbanya
8 Mudah Mencari Penyebabnya Biaya Mahal
9 Biaya Relatif Murah Ada Iceberg Phenomen
10 Jelas Muncul DiPermukaan Morbiditas & Mortalitasnya
Morbiditas & Mortalitas nya cenderung Meningkat.
Cenderung menurun
Untuk mengetahui
distribusi PTM
sehingga dapat di
indentifikasi
besarnya maslah
PTM dalam
masyarakat
Untuk mengetahui
penyebab tingginya
distibusi PTM

Untuk menentukan
pilihan prioritas dlm
menangani maslah
PTM.

Peranan epidemiologi
dlm masalah PTM
KESULITAN MENETAPKAN HUBUNGAN ANTARA PAPARAN DENGAN PENYAKIT

ETIOLOGI
MULTIKOMPL
RISIKO EKS
PAPARAN
KECIL
INSIDEN
YANG
RENDAH
FREKUENS
I PAPARAN
TIDAK
TERATUR
MASA
LATEN
YANG
PANJANG
ANTARA
PAPARAN
DENGAN
PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI PTM

Epidemiologi berusaha untuk


mempelajari distribusi dan faktor2 yang
mempengaruhi terjadinya PTM dalam
masyarakat, maka diperlukan pendektan
metodologik tersendiri yakni dengan
melakukan analisis berbasis penelitian
sebagai pendekatan pembuktian (evidence
based). Analisis epidemiologi sendiri bisa
berupa analisis deskriptif, kausal,
interventional
Deskriptif
Secara umum dikenal 3 macam perhitungan frekuensi
penyakit, yakni :
Prevalensi =n/N , jumlah penyakit tertentu dibagi
dengan jumlah penduduk pada daerah tersebut
Rate = a/n, jumlah orang sakit /jumlah orang sehat
Ratio =a/b, contoh,, jumlah penderita kanker yg
berobat di RS /jumlah penderita kanker dan non
kanker yang berobat di RSx K
Proporsi =a/a+b, jumlah orng sakit tertentu pada
suatu waktu tertentu /jumlah penduduk pada
periode waktu tertentu
Penelitian epidemiologi PTM

Penelitian Deskriptif
Penelitian Cros sectional
Penelitian kasus control
Penelitian kohor.
Analisis kausal
Analisis kausal ditujukan kepada
pencarian dan penentuan faktor penyebab
terjadinya PTM. Faktor penyebab ini
meliputi berbagai faktor risiko yang
mempunyai kontribusi terhadap kejadian
suatu PTM
1. Faktor penyebab (Kausa)
Adalah istilah umum untuk berbagai
faktor yang mempunyai hubungan
dengan timbulnya penyakit
2. Hubungan kausa
Hubungan Kausal

Jenis Utama hubungan kausal


Hubungan independen : hubungan antara
2 faktor yang tidak menunjukkan
hubungan bermakna secara statistik.
Hubungan dependen : hubungan antara 2
faktor yang menunjukkan hubungan
bermakna secara statistik
Hubungan dependen
Terdiri dari hubungan :
Hubungan non -kausal : merupakan hubungan
semu, artificial association, yang terjadi karena
faktor kebetulan karena adanya bias.
Hubungan kausal : merupakan hubungan murni
yang bermakna secara statistik dapat dibagi atas
hubungan kausal langsung dan tidak langsung.
Hubungan kausal tidak langsung terjadi karena
walaupun hubungan bersifat kausal tetapi tidak
mampu menjelaskan hubungan yang sebenarnya
dari 2 faktor yang dicari karena adanya faktor
ketiga ( counfouding).
KRITERIA FAKTOR RESIKO

Sri Austin Bradford Hill mengemukakan 9 hal yang perlu


ditegakkan dalam membedakan suatu faktor yang
dicurigai sebagai kausa
1. Kekuatan hubungan
Adanya resiko relatif yang tinggi, makin besar nilai RR,
makin besar kemungkinan faktor itu sebagai kausa.
Besarnya hubungan ini dalam penelitian biasa dikacaukan
oleh adanya bias dan faktor pengganggu
2. Temporal (Temporaliti)
Kausa mendahului akibat persyaratan ini mutlak
adanya jika suatu faktor dapat disebut kausa, tetapi
dalam penelitian retrospektif temporal tidaklah mudah
untuk ditunjukkan dan tidak semua penelitian dapat
dilakukan dengan pendekatan retrospektif
3. Respon terhadap dosis (Dosis Respon)
Jika dosis atau besarnya keterpaparan, maka risiko dan
besarnya akibat/penyakit makin besar pula.
4. Konsistensi
Adanya konsistensi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa penelitian di
berbagai tempat dengan situasi yang berbeda pada populasi
yang berbeda pula. Walaupun dilakukan oleh orang atau
peneliti yang berbeda hasil penelitian mereka tetap diharapkan
serupa.
5. Khusus
Kriteria ini meminta bahwa kausa harus bersifat khusus
tersendiri/tunggal yang khusus. Kriteria ini kadang sulit
dipenuhi terutama pada penyakit kronis dengan penyebab
ganda
6. Kelayakan Biologis
Apabila keterpaparan terjadi pada jalan nafas maka secara
Lanjutan..................
7. Koheren
diharapkan adanya kesesuaian kausa dengan riwayat
alamiah dan biologi dari penyakit misalnya merokok
kontak dengn sistem pernafasan maka wajar jika
memberikan efek pada sistem pernafasan.
8. Analogi.
hal ini dilihat dengan membandingkan satu unsur
dengan unsur lainnya yang sejenis. Misalnya obat A dpt
menyebabkan cacat bawaan maka obat B yang
mengandung unsur yang sama juga akan
menyebabkan cacat bawaan
9. Eksperimen (bukti percobaan)
suatu kausa harus mendapat dukungan bukti dari
percobaan
Dalam pendekatan epidemiologi ada 4 di
antara kriteria hill yang selalu ditekankan
untuk diperhatikan yakni kuatnya hubungan,
dosisi respon, konsistensi dan kelayakan
biologi keempat kriteria ini secara
epidemiologi dengan bantuan biostatistik
dan percobaan2 di klinik dan lab, dapat
diteliti dan diukur, sehingga dengan ini dapat
diajukan kriteria umum dalam mencurigai
kausa :
Antara lain:
1. Prevarlensi penyakit lebih tinggi secara
bermakna pada mereka yg terpapar oleh kausa
dibanding dngn yg tdk.
2. Keterpaparan oleh kausa ditemukan lebih
sering pd mereka yg menderita dr pd kelmpk
kontrol
3. Insiden penyakit lbh tinggi pd mereka yg
terpapar dr pd kontrol dlm penelitian prospektif
4. Ditemukan hubungan waktu keterpaparan
dmn penyakit terjadi setelah keterpaparan dlm
suatu masa inkubasi
5. Adanya spektrum dari host responses yg berupa respon
biologis yang logis dan bertingkat dari ringan smpai berat.
6. Host responses yang dpt d ukur hrs dpt dtemukan scr
teratur dmn tdk dtemukan sblmnya atau ditemukan
peningkatan dari yg ada sblmx.
7. Percobaan baik pd binatang maupun manusia
menunjukkan insiden yang lebih tinggi dari pd mereka yg
terpapar d bnding dngn yg tdk
8. Penghapusan atau pengurangan kausa menybabkan
penurunan insiden
9. Pencegahan keterpaparan dngn kausa dari host akan
menurunkan insiden
10. Dpt ditunjukkan kausa itu dngn pendekatan biologis
maupun epidemiologi
11. Hubungan kausa dan penyakit haruslah di temukan pd
berbagai populasi dengan berbagai metode penelitian
Biomarker (Petanda Biologi) )/, Marker, indicator biologis
Adalah petunjuk biologi yang diperoleh
dari unsure biologi tubuh yang dapat
digunakan untuk menunjuk adanya
keterpaparan yang mengakibatkan timbulnya
penyakit. Misalnya (jaringan tubuh, cairan
tubuh (darah, urin,tinja,sputu m,sumsum
tulang, rambut, kulit,tulang dsb.
Kegunaan Biomarker dapat berupa :

Untuk meningkatkan validitas dan


mengurangi bias
Meningkatkan pengertian tentang
pathogenesis penyakit untuk upaya
deteksi/ pencegahan lebih awal
Untuk mengukur keberhasilan intervensi
misalnya (intervensi pendidikan kes dan
pengobatn).
Biomarker Jenis keterpaparan Bahan pemeriksaan Penyakit
Cotinine Nikotin rokok Saliva (kelenjar ludah/air Kanker
liur),darah Paru2
Plumbum(Pb) Polusi Pb Rambut,darah,kuku,gigi Keracunan
Arsen Jaringan lemak Pb,arsen
DDE (komponen penyusun DDT(Dichloro-diphenly- Darah Keracunan
jaringan) Trichloroethane)/pestisida DDT

Aflatoxin (segolongan Makanan Tercemar Cairan Tubuh Kanker Hati


senyawa Toksik)
KAUSA
Kausa dapat bersifat langsung atau tidak
langsung, bersifat tunggal atau ganda
Hubungan kausa dalm menghubungkan 2
faktor.
a. Hubungan simetris :X Y
b. Hubungan asimetris :X Y
c. Hubungan balik asimetris : X Y
Jenis-jenis kausa
Kausa Tunggal dan ganda
Kausa Mutlak dan memadai
Kausa biologis dan Non biologis
Kausa Tunggal dan ganda

Kausa tunggal penyakit berkaitan dengan bakteri


dan sejenisnya sedangkan kausa ganda adalah
gabungan berbagai kausa biologis dan non biologis
Kausa ganda berkaitan dengan hal-hal sebgai
berikut:
a. Beberapa kausa menyebabkan suatu akibat
tertentu. Dlm bentuk yang paling semrawut yaitu
(web of causation) dimana tidak dapat dikenal
ujung pangkal hubungan antara kausa dengan
kausa lainnya seperti jalinan sebuah sarang laba2.
b. Interaksi terjadi antara agen,host dam lingkungan
yang bersama-sama dalam menyebabkan penyakit
c. Terjadinya kausa ganda berdasarkan
perbedaan pendekatan dari ahli/peneliti
masing-masing bidang
d. Terjadinya untaian kausa, dari berbagai
kausa yg dicurigai hubungannya satu sama
lain mempunyai berbagai variasi
Kausa mutlak dan memadai
a. Suatu penyebab bersifat mutlak (necessary)
dalam penyakit dimaksudkan bahwa faktor
itu mesti ada untuk terjadinya penyakit,
tanpa faktor itu penyakit tidaka akan terjadi.
b. Tidak harus berarti hanya faktor mutlak itu
yg diperlukan untk terjadinya penyakit.
c. Faktor kausa yg bersifat memamdai
(sufficient) adalah faktor yg dengan
sendirian sudah cukup memadai untuk
menyebabkan penyakit
Kausa biologi dan non biologis
Terpapar suatu bakteri dapat menimbulkan begitu
luas dan bermacam manifestasi, banyak patogen
seperti virus polio atau bakteri yang dapat berada
dalam tubuh tanpa menybabkan penyakit.
Penyakit infeksi bakteri dan kawasan parasit
lainnya yg ditunjuk sebagai kausa ini kelihatanx
jelas tetapi adanya bakteri bukanlah jaminan
sepenuhnya terjadi penyakit
Ketidakmampuan bakteri sebagai penyeb tunggal
membawa kecenderungan untk memburu kausa
non bakteriologi pada penyakit infeksi misalnya
faktor sosial ekonomi
Berbagai kausa penyakit
Kausa biologi : bakteri,virus,protozoa
Kausa fisik : radiasi, trauma
Kausa kimia : Co, obat
Kausa sosial ; gaya hidup (merokok,minum
alkohol dsb)
Proses terjadinya penyakit merupakan interaksi antara agen
penyakit, manusia (Host) dan lingkungan sekitarnya.

Untuk penyakit menular, proses terjadinya penyakit akibat


interaksi antara : Agent penyakit (mikroorganisme hidup), manusia
dan lingkungan

Untuk penyakit tidak menular proses terjadinya penyakit akibat


interaksi antara agen penyakit (non living agent), manusia dan
lingkungan.

Penyakit tidak menular dapat bersifat akut dapat juga bersifat


kronis.

Pada Epidemiologi Penyakit tidak Menular terutama yang akan


dibahas adalah penyakit- penyakit yang bersifat kronis.

40
Kepentingan :
Penyakit-penyakit tidak menular yang bersifat
kronis sebagai penyebab kematian mulai
menggeser kedudukan dari penyakit-penyakit
infeksi

Penyakit tidak menular mulai meningkat bersama


dengan life-span (pola hidup) pada masyarakat.

Life span meningkat karena adanya perubahan-


perubahan didalam : kondisi sosial ekonomi,
kondisi hygiene sanitasi, meningkatnya ilmu
pengetahuan, perubahan perilaku

41
PENYAKIT - PENYAKIT TIDAK MENULAR YANG BERSIFAT KRONIS

Penyakit yang termasuk di dalam penyebab


utama kematian, yaitu :
Ischaemic Heart Disease
Cancer
Cerebrovasculer Disease
Chronic Obstructive Pulmonary Disease
Cirrhosis
Diabetes Melitus

42
Penyakit yang termasuk dalam special
interest, banyak menyebabkan masalah
kesehatan tapi jarang frekuensinya
(jumlahnya), yaitu :
Osteoporosis
Penyakit Ginjal kronis
Mental retardasi
Epilepsi
Lupus Erithematosus
Collitis ulcerative
43
Penyakit yang termasuk akan menjadi
perhatian yang akan datang, yaitu :
Defisiensi nutrisi
Akloholisme
Ketagihan obat
Penyakit-penyakit mental
Penyakit yang berhubungan dengan
lingkungan pekerjaan.

44
FAKTOR RISIKO
Faktor resiko untuk timbulnya penyakit tidak
menular yang bersifat kronis belum ditemukan
secara keseluruhan,
Untuk setiap penyakit, faktor resiko dapat
berbeda-beda (merokok, hipertensi,
hiperkolesterolemia)
Satu faktor resiko dapat menyebabkan penyakit
yang berbeda-beda, misalnya merokok, dapat
menimbulkan kanker paru, penyakit jantung
koroner, kanker larynx.
Untuk kebanyakan penyakit, faktor-faktor resiko
yang telah diketahui hanya dapat menerangkan
sebagian kecil kejadian penyakit, tetapi
etiologinya secara pasti belum diketahui

45
Faktor-faktor resiko yang telah diketahui ada kaitannya dengan
penyakit tidak menular yang bersifat kronis antara lain :
Tembakau
Alkohol
Kolesterol
Hipertensi
Diet
Obesitas
Aktivitas
Stress
Pekerjaan
Lingkungan masyarakat sekitar
life style

46
KARAKTERISTIK PENYAKIT TIDAK MENULAR

Telah dijelaskan diatas bahwa


penyakit tidak menular terjadi akibat
interaksi antara agent (Non living
agent) dengan host dalam hal ini
manusia (faktor predisposisi, infeksi
dll) dan lingkungan sekitar (source
and vehicle of agent)

47
1. Agent penyakit tidak menular sangat bervariasi,
mulai dari yang paling sederhana sampai yang
komplek (mulai molekul sampai zat-zat yang
komplek ikatannya)
2. Suatu penjelasan tentang penyakit tidak menular
tidak akan lengkap tanpa mengetahui spesifikasi
dari agent tersebut
3. Suatu agent tidak menular dapat menimbulkan
tingkat keparahan yang berbeda-beda
(dinyatakan dalam skala pathogenitas)
Pathogenitas Agent : kemampuan / kapasitas
agent penyakit untuk dapat menyebabkan sakit
pada host

48
Karakteristik lain dari agent tidak menular yang perlu
diperhatikan antara lain :

1. Kemampuan menginvasi / memasuki


jaringan
2. Kemampuan merusak jaringan :
Reversible dan irreversible
3. Kemampuan menimbulkan reaksi
hipersensitif

49
Reservoir
1. Dapat didefinisikan sebagai organisme hidup,
benda mati (tanah, udara, air batu dll) dimana
agent dapat hidup, berkembang biak dan
tumbuh dengan baik.
2. Pada umumnya untuk penyakit tidak menular,
reservoir dari agent adalah benda mati.
3. Pada penyakit tidak menular, orang yang
terekspos/terpapar dengan agent tidak
berpotensi sebagai sumber/reservoir tidak
ditularkan.

50
PENGERTIAN FAKTOR RISIKO

faktor risiko itu adalah karakteristik,


tanda atau kumpulan gejala pada
penyakit yang diderita individu yang
mana secara statistik berhubungan
dengan peningkatan kejadian kasus. Dari
faktor risiko inilah yang kemudian
dijadikan dasar penentuan tindakan
pencegahan dan penanggulangan.
CONTOH FAKTOR RISIKO

Merokok
Alkohol
Pola Makanan
Kegemukan
Umur
Riwayat keluarga
MACAM MACAM FAKTOR RISIKO

Menurut Dapat Tidaknya Resiko itu


diubah :
a. Unchangeable Risk Factors
Faktor risiko yang tidak dapat diubah
Misalnya : Umur, Genetik
b. Changeable Risk Factors
Faktor risiko yang dapat berubah.
Misalnya : kebiasaan merokok, Olah
raga
Lanjutan............

Menurut Kestabilan Peranan Faktor Resiko :


a. Suspected Risk Factors = Faktor Resiko yg.
Dicurigai
Yaitu : Factor resiko yg BELUM mendapat dukungan
ilmiah / penelitian dalam peranannya sebagai
factor yang berperan dalam kejadian suatu
penyakit.
Misalnya: Merokok menyebabkan terjadinya
kanker leher rahim.
b. Established Risk Factors = FR yg. Telah
Ditegakkan.
Yaitu: Factor resiko yg TELAH mendapat dukungan
ilmiah / penelitian dalam peranannya sebagai
Perlunya dikembangkan konsep
Faktor Resiko ini dalam Epidemiologi
PTM berkaitan dengan beberapa
alasan, antara lain :
1. Tidak Jelasnya Kausa PTM terutama
dalam hal ada tidaknya mikro
organisme dalam PTM.
2. Menonjolnya penerapan konsep
Multikausal pada PTM.
3. Kemungkinan adanya Penambahan atau
Interaksi antar resiko.
4. Perkembangan Metodologik telah
memberi kemampuan untuk mengukur
KEGUNAAN IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO

1.PREDIKSI
Untuk meramalkan kejadian penyakit.
Misalnya : Perokok berat mempunyai resiko 10
kali lebih besar untuk terserang Ca Paru
daripada bukan perokok.
2.PENYEBAB
Kejelasan dan beratnya suatu faktor resiko
dapat ditetapkan sebagai penyebab suatu
penyakit dengan syarat telah menghapuskan
faktor faktor pengganggu (Confounding
Factors)
Lanjutan...........
3.DIAGNOSIS
Dapat membantu dalam menegakkan
Diagnosa.
4.PREVENSI
Jika suatu faktor resiko merupakan
penyebab suatu penyakit tertentu, maka
dapat diambil tindakan untuk
pencegahan terjadinya penyakit
tersebut.
Menentukan besar faktor risiko

Menentukan besar factor resiko dapat


dilakukan dengan menghitung besarnya
resiko relative atau odds rasio.
Perhitungan ini berdasarkan perbedaan rate
antara inciden populasi yang terpapar
(Exposure) dengan yang tidak terpapar
(Non Exposure) pada kelompok yang sakit
(kasus) dan tidak sakit (kontrol).
Perhitungan ini dikaitkan dengan jenis-jenis
metode penelitian epidemiologi dan bisa juga
dengan melihat frekwensi penyakitnya.
Angka 2 yg sering digunakan
untuk menggambarkan prognosis
Harapan hidup lima tahun : persentase
penderita untuk mampu hidup selama 5
tahun dari saat sakit
Kasus fatal : persentase penderita yg
mati karena sakit
Respon : persentase penderita yg
mengalami perbaikan
Remisi : persentase penderita yg sembuh
tidak terdeteksi
Kambuh : persentase yg kembalisakit
setelah sembuh.
Menentukan besar faktor
risiko
Besarnya faktor risiko dapat dilakukan
dengan menghitung besarnya risiko
relatif (Relative Risk) atau Odd Ratio
perhitunggan ini berdasarkan
perbedaan rate antara insiden
populasi yg terpapar dengan yg tidak
terpapar. Perhitungan risiko ini
dikaitkan dengan jenis2 metode
penelitian epidemiologi dan frekuensi
penyakit
Jenis-jenis kausa
Kausa tunggal
Kausa ganda
Kausa mutlak dan memadai
Kausa biologis dan non biologis
Berbagai kausa penyakit
- biologis
- fisika : radiasi, trauma
- kimia : co, obat
- sosial : perilaku
Lanjutan....................

Kausa sosial dapat berupa tingkah laku sosial ,


gaya hidup, misalnya : merokok, minum alkohol,
makan berlebihan
Dalam menegakkan kausa antara rokok dngn
kanker paru memakai 5 kriteria : konsistensi,
kuat, khusus, urut waktu, dan koherensi. Usaha-
usaha kriteria yg pernah diajukan adalah :
1. Kausa haruslah ditemukan lebih sering pd
penderita dibanding dengan yg tidak menderita
2. Orang2 yg terpapar haruslah lebih banyak
ditemukan menderita penyakit daripada yg tdk
terpapar
Lanjutan.............

3. Insiden penyakit meningkat sesuia


peningkatan lamanya dan tingginya
dosis keterpaparan
4. Pengurangan atau penghilangan
kausa akan mengurangi atau
menghentikan penyakit .
Kausa
- Kausa tunggal penyakit berkaitan dengan
bakteri dan jenisnya
Kausa ganda : Gabungan berbagai kausa
baik kausa biologis maupun nonbiologis
Perbedaan Risiko dengan
Prognosis
Prognosis menunjukkan berapa besar
kemungkinan mati akibat dari keadaan
sakit sedangkan risiko adalah seberapa
besar kemungkinan sakit dari seorang
yg sehat
Kausa ganda berkaitan dengan
- Beberapa kausa menyebabkan suatu
akibat tertentu. Dalam bentuk yg paling
semraut dikenal sebagai web of
causation d mana tdk dpt dikenal ujung
pangkalnya hubungan antara satu kausa
dengan kausa lainnya seperti jalinan
sebuah sarang laba-laba
- Interaksi terjadi antara agent, host dan
lingkungannya yg bersama-sama dlm
menyebabkan penyakit sekaligus
Kausa mutlak n memadai
kausa mutlak (necessary) dalam
penyakit dimaksudkan bahwa faktor itu
mesti ada untuk terjadinya penyakit tanpa
faktor itu penyakit tdk akan terjadi tetapi
tidak harus berarti hanya faktor mutlak itu
yg diperlukan untuk terjadi penyakit.
Kausa memadai (sufficient) adalah faktor
yg dengan sendirian sudah cukup
memadai untuk menyebabkan penyakit.
Upaya-upaya pencegahan

Pencegahan Primordial
Berupa Upaya untuk memberikan kondisi pada
masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak
dapat berkembang karena tidak adanya
peluang dan dukungan dari kebiasaan, gaya
hidup maupun kondisi lain yang merupakan
Factor Resiko untuk munculnya statu penyakit.
Misalnya : menciptakan prakondisi dimana
masyarakat merasa bahwa merokok itu
merupakan statu kebiasaan yang tidak baik dan
masyarakat mampu bersikap positif untuk tidak
merokok.
Lanjutan................

Pencegahan Tingkat Pertama


a) Promosi Kesehatan Masyarakat :
Kampanye kesadaran masyarakat,
Promosi kesehatan
Pendidikan Kesehatan Masyarakat
b) Pencegahan Khusus :
Pencegahan keterpaparan
Pemberian kemopreventif
Pencegahan Tingkat Kedua
a) Diagnosis Dini : misalnya dengan Screening.
b) Pengobatan tepat : misalnya dengan Kemotherapi atau
Pembedahan.
Pencegahan Tingkat Ketiga
Dengan cara Rehabilitasi.

Anda mungkin juga menyukai