Anda di halaman 1dari 21

IMPLEMTASI KURIKULUM MERDEKA

JURUSAN AKUNTANSI SMK LPI SEMARANG

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Akuntansi


Dosen Pengampu : Saringatun Mudrikah S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 7
1. Amalia Lusiyana (7101420024)
2. Dewi Tyas Susilowati (7101420053)
3. Harlinda Sekar Khoir (7101420077)
4. Muchammad Nurul Arifin (7101420274)
5. Rafi Shafrizal Abdillah (7101420280)

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat dan sehat sehingga kami dapat menyusun Laporan Hasil Observasi Implementasi
Kurikulum Merdeka di SMK LPI Semarang dengan baik. Laporan ini berisi mengenai
Implementasi Kurikulum Merdeka di SMK LPI Semarang. Laporan ini disusun sebagai
projek akhir mata kuliah pengembangan kurikulum akuntansi. Laporan tidak dapat
diselasaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Atas bantuan dari berbagai pihak
tersebut ucapkan terima kasih kepada ibu Saringatun Mudrikah S.Pd., M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah pengembangan kurikulum akuntansi, Bapak Ahmad Sulaiaman selaku
Waka Kurikulum SMK LPI Semarang dan Ibu Eka Rosiana Guru Akuntansi SMK LPI
Semarang yang sudah bersedia menjadi narasumber, siswa kelas X akuntansi SMK LPI
Semarang selaku responden yang mengisi kuisioner kami, serta segenap staff dan karyawan
di SMK LPI Semarang tak lupa tentan rekan satu tim yang sudah bekerja sama dan
berkolaborasi dengan baik. Sekali lagi kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga, dan
pikirannya yang telah diberikan. Semoga segala kebaikan dan pertolongan pihak-pihak yang
terlibat mendapat berkah dari Allah swt. Selain itu, kami menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan ilmu yang kami
miliki. Untuk itu dengan kerendahan hati, kami mengharapakan saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari semua pihak tanpa terkecuali. Akhir kata semoga Laporan Hasil Observasi
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya bagi kelompok kami.

Semarang, 22 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan, yang berisi
rumusan tujuan/keputusan yang harus dicapai, isi atau materi pelajaran yang harus dipelajari
siswa, kegiatan belajar mengajar dan cara untuk mengetahui pencapaianya. Undang-Undang
No. 2 tahun 2003 tentang SIDIKNAS menyatakan kurikulum merupakan suatu perangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan
tertentu. Komponen utama kurikulum terdiri dari komponen tujuan, isi, metode dan evaluasi.
Menurut Benjamis S Bloom, psikolog bidang pendidikam dalam bukunya Taxonomy of
Educational Objectives (1965), bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat
digolongkan ke dalam tiga tiga domain (bidang), yaitu domain kognitif, afektif, dan
psikomotor. Aspek kognitif menyangkut perkembangan individu peserta didik. Aspek afektif
akan perilaku atau budi pekerti dari peserta didik. Sedangkan aspek psikomotorik perlunya
keterampilan peserta didik yang dikembangkan. Fokus proses pencapaian tujuan
pembelajaran atau capaian pembelajaran yang dijabarkan dalam kurikulum yang diterapkan
dalam pendidikan nasional.
Komponen isi kurikulum merupakan bagian dari pengalaman belajar peserta didik.
Komponen isi kurikulum berkaitan dengan capaian pembelajaran yang diterapkan untuk
proses pembelajaran satu semester sesuai dengan kurikulum yang digunakan dalm satuan
pendidikan. Selanjutnya,komponen metode atau strategi memiliki peran penting karena
berkaitan dengan implementasi kurikulum. Keberlangsungan pembelajaran dengan metode
dan strategi yang digunakan dengan menilai ketepatan atau tidaknya disesuaikan dengan
tujuan yang akan dicapai. Terakhir komponen evaluasi sebagai bahan pertimbangan apakah
kurikulum perlu dipertahankan atau tidak serta mengetahui bagian mana yang harus
disempurnakan.
Kurikulum mudah berubah-ubah sesuai kebutuhan zaman. Di Indonesia, kurikulum terus-
menerus mengalami pengembangan. Sejak Indonesia merdeka sampai saat ini, kurikulum
telah mengalami 14 kali perubahan. Pada zaman Orde Lama terjadi 3 kali perubahan
kurikulum, yaitu kurikulum Rencana Pelajaran tahun 1947, Kurikulum Rencana Pendidikan
Sekolah Dasar tahun 1964, dan Kurikulum Sekolah Dasar tahun 1968. Pada zaman Orde
Baru atau zaman kekuasaan Presiden Soeharto terjadi 6 kali perubahan kurikulum, yaitu
Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) tahun 1973, Kurikulum SD tahun
1975, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, dan Revisi Kurikulum 1994 pada
tahun 1997. Masa reformasi terjadi 5 kali perubahan kurikulum, yaitu Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) tahun 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) tahun 2006,
Kurikulum 2013 (K13), Kurikulum 2013 Revisi, dan Kurikulum Merdeka.23 Kebijakan
pengembangan Kurikulum 2013 Revisi ke Kurikulum Merdeka didasarkan pada Keputusaan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
56/M/2022.
SMK LPI Semarang sebagai salah satu sekolah menengah kejuruan yang berada ditengah
kota semarang, turut ambil bagian dalam penerapan kurikulum merdeka ditahun ini sesuai
regulasi yang telah ditetapkan pemerintah. Menurut pemaparan Eka Rosiana selaku salah satu
tenaga pendidik di SMK LPI Semarang mengatakan “Mulai tahun ini sekolah yang bukan
termasuk Pusat Keunggulan (PK) mulai menerapkan kurikulum merdeka. Sekolah PK
merupakan sekolah yang didanai untuk uji coba implementasi kurikulum merdeka mulai
tahun 2020. SMK LPI semarang yang bukan sebagai sekolah PK dan termasuk sekolah
regular mulai menerapkan kurikulum merdeka tahun 2022 yaitu kurikulum merdeka 2”.
Ujarnya
Namun, karena ini hal yang masih baru, dalam implementasinya tentu tak luput dari
tantangan dan hambatan yang dihadapi. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di SMK
LPI Semarang didapatkan informasi hambatan tersebut datang dari tenaga pendidik sendiri,
selaku titik kunci pelaksana implementasi kurikulum disekolah. Mengingat kurikulum
merdeka adalah luncuran kurikulum baru oleh Mendikbudristek yang mana juga baru mulai
diterapkan di tahun 2022 di SMK LPI Semarang, pemahaman guru mengenai kurikulum
merdeka masih amat kurang, baik dari segi isi maupun arah dan tujuannya. Berdasarkan
pemaparan hambatan yang ada tersebut jika bandingkan dengan kurikulum sebelumnya
apakah kendala yang dirasakan lebih sedikit, dan lebih efektif digunakan oleh SMK LPI atau
malah justru tidak.
Berdasarkan permasalahan yang ada ini peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam
terkait Implementasi Kurikulum Merdeka pada Jurusan Akuntansi di SMK LPI Semarang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut kami merumuskan permasalahan penelitian sebagai
berikut :
1. Bagaimana Implementasi Kurikulum Merdeka Jurusan Akuntansi SMK LPI
Semarang?
2. Bagaimana Penerapan Komponen-komponen kurikulum didalam Implementasi
kurikulum Merdeka Jurusan Akuntansi SMK LPI Semarang dalam kegiatan belajar
mengajar?
3. Bagaimana Kendala Implementasi Kurikulum Merdeka Jurusan Akuntansi SMK LPI
Semarang ?
4. Bagaimana Perbandingan Implementasi Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum
2013 Revisi, Jurusan Akuntansi SMK LPI Semarang?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang kami buat, kami memiliki beberapa tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk Mengetahui Implementasi Kurikulum Merdeka Jurusan Akuntansi SMK LPI
Semarang.
2. Untuk Mengetahui Penerapan Komponen-komponen kurikulum didalam
Implementasi kurikulum Merdeka Jurusan Akuntansi SMK LPI Semarang dalam
kegiatan belajar mengajarnya.
3. Untuk Mengetahui Kendala Implementasi Kurikulum Merdeka Jurusan Akuntansi
SMK LPI Semarang
4. Untuk Mengetahui Perbedaan Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 Jurusan
Akuntansi SMK LPI Semarang.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Riset


Peniliti yang mana berupa tim beranggotakan 5 mahasiwa, telah melakukan observasi
secara langsung ke SMK LPI Semarang dengan teknik pengumpulan data berupa
wawancara terstruktur dan sebar kuisioner. Observasi telah dilaksanakan Senin 7
November 2022. Subyek dari penelitian adalah bapak Ahmad Sulaeman selaku Waka
Kurikulum dan Ibu Eka Rosiana selaku perwakilan dari Guru Akuntansi sebagai
narasumber wawancara terstruktur, serta siswa kelas X Akuntansi selaku responden
kuisioner penelitian kami. Pemilihan subyek penelitian ini, tidak lepas dari pertimbangan
karena berkaitan erat dengan topik penelitian yaitu implementasi kurikulum merdeka di
Jurusan Akuntansi SMK LPI Semarang.
Hasil observasi dari wawancara terstruktur terkait Implementasi kurikulum merdeka
di Jurusan Akuntansi SMK LPI Semarang adalah sebagai berikut :
1. Implementasi kurikulum merdeka di Jurusan Akuntansi SMK LPI Semarang
sesuai dengan ketentuan pemerintah hanya diterapkan untuk kelas X saja, untuk
kelas 11 dan 12 masih menggunakan Kurikulum 2013 Revisi.
2. Penerapan komponen-komponen kurikulum merdeka di Jurusan Akuntansi SMK
LPI Semarang didalam kegiatan belajar mengajar sudah baik dan dalam
pengimplementasiannya diserahkan ke masing-masing tenaga pendidik sehingga
lebih sesuai dengan kebutuhan siswa.
3. Terdapat kendala yang dihadapi dalam pengimplemntasian kurikulum merdeka di
Jurusan Akuntansi SMK LPI Semarang yaitu kendala dibagian pemahaman guru
akan isi dana rah serta tujuan kurikulum merdeka yang kurang matang sehingga
berimbas ke kendala lainnya contohnya dari siswa.
4. Perbedaan implementasi Kurikulum merdeka dan kurikulum 2013 Revisi
sebenanya tidak terlalu mendasar karena pada realitasnya sama hanya berbeda
dibeberapa hal saja seperti projek based learning dan penerapan P5 atau Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Hasil Sebar Kuisioner penelitian kepada Siwa Akuntansi Kelas X SMK LPI
Semarang adalah sebagai berikut :
2.2 Pembahasan
2.2.1 Implementasi Kurikulum Merdeka
Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu sistem
pendidikan. Penyusunan kurikulum dilakukan sesuai dengan kebutuhan guru dan
siswa di lapangan serta harus relevan dengan kebutuhan zaman. Kurikulum dirancang
untuk dapat membuat perubahan pada kualitas pembelajaran siswa agar sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional.
Implementasi merupakan suatu proses perubahan untuk mengurangi
kesenjangan antara praktik pendidikan menurut kurikulum sekarang dan praktik
pendidikan seperti diharuskan kurikulum versi perubahan (Miller & Seller, 1985:
246). Sementara itu menurut Saylor & Alexander (1974: 245) mengartikan
implementasi sebagai suatu proses aktualisasi kurikulum dalam proses pembelajaran.
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa implementasi kurikulum
adalah proses perubahan untuk memperoleh hasil yang mendekati pencapaian tujuan
pendidikan nasional.
Kurikulum Merdeka merupakan salah satu kurikulum yang saat ini diterapkan
di Indonesia, kurikulum ini mengacu pada standar nasional pendidikan. Penerapan
kurikulum Merdeka memiliki tujuan yakni mempersiapkan siswa agar memiliki
pribadi yang produktif, kreatif dan inovatif. Tujuan Kurikulum Merdeka di SMK
yaitu untuk mendorong siswa pada satuan pendidikan SMK untuk dapat menguasai
keilmuan yang berguna saat nanti memasuki dunia kerja, dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bisa menguasai mata pelajaran yang akan mereka
dapat.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti dengan Wakil
Kepala Bidang Kurikulum SMK LPI Semarang, Bapak Ahmad Sulaiman. Beliau
mengatakan bahwa SMK LPI Semarang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka
namun belum sepenuhnya diterapkan pada semua tingkatan kelas. Sesuai dengan
kebijakan pemerintah, mulai tahun ajaran ini setiap sekolah diharuskan untuk
menerapkan kurikulum merdeka. Saat ini di SMK LPI Semarang penerapan
Kurikulum Merdeka baru dilakukan di kelas X, sementara itu untuk kelas XI dan XII
masih menggunakan Kurikulum 2013 Revisi.
Menurut Wakil Kepala Bagian Kurikulum SMK LPI, penerapan Kurikulum
Merdeka di SMK LPI masih banyak kendala dalam pelaksanaannya karena SMK LPI
baru pertama kali menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran saat ini.
Kendala yang paling utama adalah pada pelaksanaan Project Based Learning dalam
pembelajaran di kelas, karena guru dan siswa baru pertama kali menggunakan
Kurikulum Merdeka dalam proses pembelajaran di kelas. Guru dan siswa diharapkan
dapat beradaptasi dengan kurikulum yang baru sehingga kurikulum merdeka sudah
dapat diterapkan secara penuh dan lebih optimal pada tahun ajaran berikutnya.
Menurut Wakil Kepala Bagian Kurikulum SMK LPI, Kurikulum Merdeka
dirasa sudah sesuai dengan kebutuhan siswa SMK LPI karena guru lebih fleksibel
dalam mengajar sehingga dapat mengajar materi sesuai dengan apa yang dibutuhkan
oleh siswa, karena guru yang lebih mengerti mengenai kondisi yang ada di lapangan.
Selain itu pembelajaran dalam kurikulum merdeka juga lebih sederhana dan lebih
mendalam karena dalam pembelajaran di kelas lebih berfokus pada materi yang
esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik sesuai dengan fasenya sehingga
belajar dapat menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan
menyenangkan. Pembelajaran melalui project based learning memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk dapat berpartisipasi secara aktif
mengeksplorasi isu-isu aktual untuk mendukung pengembangan karakter dan
kompetensi profil pelajar pancasila.

2.2.2 Penerapan Komponen Kurikulum Merdeka dalam Kegiatan Belajar Mengajar


Kurikulum memiliki berfungsi sebagai alat dalam proses pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Kurikulum terdiri atas komponen kunci dan komponen
pendukung yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Komponen kurikulum merupakan suatu sistem yang saling terkait dan tidak dapat
dipisahkan yang mencerminkan satu kesatuan yang utuh. Kurikulum terdiri atas
empat komponen, yaitu komponen tujuan, komponen isi atau materi, komponen
metode atau strategi, dan yang terakhir adalah komponen evaluasi.

Komponen Tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan atau
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dalam lingkup makro, rumusan tujuan
kurikulum berkaitan dengan falsafah atau sistem nilai yang dianut oleh masyrakat.
Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan
(masyarakat ideal) sehingga tujuan kurikulum di Indonesia adalah menciptakan siswa
yang memiliki jiwa pancasila. Sedangkan dalam lingkup mikro, tujuan kurikulum
berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta tujuan tujuan yang lebih sempit
seperti tujuan pembelajaran dalam setiap mata pelajaran (Zainal Arifin: 2014).

Eka Rosiana, Guru Akuntansi SMK LPI mengatakan bahwa tujuan


pembelajaran pada kurikulum merdeka adalah menjadikan siswa memiliki Profil
Pelajar Pancasila, siswa diharapkan dapat memiliki sifat yang berakhlak mulia,
berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Untuk
mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan dengan melaksanakan P5 (Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila). Setiap satu semester, siswa harus melaksanakan P5 yang
dilaksanakan setelah Penilaian Akhir Semester dan remidial terkait nilai yang masih
belum mencapai Capaian Pembelajaran. Siswa diberikan waktu selama satu minggu
untuk menyelesaikan program P5 yang diberikan oleh guru.

Komponen Isi dalam kurikulum merupakan komponen yang lebih banyak


menitikberatkan pada pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa dalam suatu
proses pembelajaran. Isi kurikulum harus memuat segala aspek yang berhubungan
dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang terdapat pada isi setiap mata
pelajaran yang disampaikan dengan kegiatan proses pembelajaran. Isi kurikulum dan
kegiatan pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan dari semua aspek tersebut.
Isi kurikulum berkenaan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar yang
harus diberikan kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional
(Zainal Arifin: 2014).

Ibu Rossi mengatakan bahwa dalam isi kurikulum terdapat perangkat


pembelajaran. Perangkat pembelajaran ini bertujuan untuk mempoles siswa untuk
dapat bersaing di dunia kerja setelah lulus dari SMK. Kurikulum merdeka di kelas X
Akuntansi hanya ada satu mapel yaitu Akuntansi Keuangan Lembaga, tetapi
didalamnya ada enam elemen, salah satunya ada Spreadsheet (Excel), K3LH
(Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup), Etika Profesi, Prinsip
Peluang Usaha, dan lain-lain. Keberhasilan dalam melaksakan ke-enam elemen
tersebut kembali lagi kepada guru yang memolesnya, guru harus memperhatikan
semua aspek seperti perangkat pembelajaran, minat siswa, kebutuhan siswa, dan latar
belakang siswa. Menurut ibu Rossi, tugas guru bukan hanya mengajar saja tetapi juga
harus dapat membimbing siswanya untuk dapat menjadi orang yang berguna pada
kehidupan berikutnya atau pada dunia kerja.
Komponen metode ini berkaitan dengan strategi yang harus dilakukan dalam
rangka pencapaian tujuan. Upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal,
dinamakan metode. Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang
telah ditetapkan (Arifin, Zainal: 2014). Metode yang tepat adalah metode yang sesuai
dengan materi dan tujuan kurikulum yang akan dicapai dalam setiap pokok
pembahasan. Strategi meliputi metode, rencana dan perangkat kegiatan yang
direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Proses pelaksanaan kurikulum harus
menunjukan adanya kegiatan pembelajaran, yaitu upaya guru untuk membelajarkan
peserta didik baik di sekolah melalui kegiatan tatap muka, maupun di luar sekolah
melalui kegiatan terstruktur dan mandiri. Dalam konteks inilah, guru dituntut untuk
menggunakan berbagai strategi pembelajaran, metode mengajar, media pembelajaran,
dan sumber-sumber belajar (Zainal Arifin: 2014).

Ibu Rossi mengatakan bahwa metode pembelajaran yang dilakukan di SMK


LPI Semarang adalah Project Based Learning (PBL), Discovery Learning dan selain
itu juga harus ada aksi nyata yang dilakukan oleh peserta didik. Karena di kurikulum
merdeka ini yang menjadi pusat pembelajaran adalah siswa dan bukan lagi guru yang
menjadi center atau pusatnya, melainkan guru hanya sebagai pemantik saja. Ibu Rossi
mengatakan “Metode pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan dan
minat siswa, karena jika hanya menggunakan metode ceramah saja pastinya siswa
akan bosan dan tidak tertarik dengan materi yang disampaikan oleh guru sehingga
pembelajaran di kelas menjadi tidak efektif”. Guru dituntut harus dapat menguasai
berbagai metode dan media pembelajaran agar siswa dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik sehingga pesan yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik
oleh siswa. Menurut Ibu Rossi, guru harus menguasai teknologi sebagai penunjang
pembelajaran di kelas. Jika guru tersebut tidak bisa menggunakan teknologi atau
gaptek, maka guru tersebut harus belajar menggunakannya karena di zaman ini siswa
lebih tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan dengan teknologi sebagai media
pembelajarannya.

Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan.


Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan
yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai
umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Evaluasi kurikulum
merupakan suatu usaha yang sulit dan kompleks, karena banyak aspek yang harus
dievaluasi, banyak orang yang terlibat, dan luasnya kurikulum yang harus
diperhatikan. Evaluasi yang dilakukan sebagai alat untuk mengukur keberhasilan
pencapaian tujuan dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu tes dan non tes
(Zainal Arifin: 2014).

Bentuk Evaluasi yang telah dilakukan di SMK LPI Semarang adalah dengan
diadakannya Penilaian Tengah Semester Ganjil tahun ajaran 2022/2023. Penilaian
Tengah Semester yang dilakukan di SMK LPI Semarang menggunakan Tes Tertulis
sebagai acuan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan kurikulum merdeka.
Menurut Ibu Rossi, saat ini capaian keberhasilan penerapan kurikulum merdeka
belum dapat diukur karena SMK LPI Semarang baru menerapkan kurikulum merdeka
pada tahun ajaran 2022/2023 yang mana baru ditempuh selama setengah semester
sehingga belum dapat diukur tingkat keberhasilan dari penerapan kurikulum merdeka
di SMK LPI Semarang. Sejauh ini menurut Ibu Rossi, kemampuan yang dapat diukur
hanya kemampuan siswa dalam memahami materi saja.

2.2.3 Kendala Implementasi Kurikulum Merdeka


Pemerintah Pusat menetapkan Kebijakan implementasi kurikulum merdeka
dimulai tahun ajaran 2022/2023 yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Kebijakan ini
ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan
Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. Hal ini dilakukan sebagai bagian
dari upaya mitigasi learning loss akibat pandemi covid-19 yang berlangsung lebih dari
2 tahun. Sebagai salah satu bentuk implementasi merdeka belajar, Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi memberikan keleluasaan kepada
satuan pendidikan untuk memilih kurikulum yang akan digunakan, yaitu
menggunakan:

 Kurikulum 2013 secara penuh


 Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan)
 Kurikulum Merdeka
Pemilihan kurikulum ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran
dan kesiapan masing-masing satuan pendidikan. Namun, ditahun ini
menindaklanjuti peluncuran Merdeka Belajar Episode 15: Kurikulum Merdeka dan
Peluncuran Platform Merdeka Mengajar oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset
dan Teknologi pada tanggal 11 Februari 2022, untuk mempersiapkan pelaksanaan
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran, khususnya Implementasi Kurikulum Merdeka yang akan
berlaku pada tahun ajaran 2022/2023, dengan ini kami sampaikan kepada Saudara
untuk dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten, dan Kota dapat melakukan


pembentukan tim dan menyelenggarakan kegiatan sosialisasi terkait persiapan
pelaksanaan Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran yang
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi
Republik Indonesia Nomor 56/M/2022;
2. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten, dan Kota melakukan pemantauan
secara periodik satuan pendidikan yang telah mendaftar Implementasi Kurikulum
Merdeka (IKM) jalur mandiri .
3. Kepala Dinas Provinsi, Kabupaten, dan Kota dapat memfasilitasi pembentukan
komunitas belajar untuk Implementasi Kurikulum Merdeka jalur mandiri sesuai
dengan pilihan yang ditetapkan oleh satuan Pendidikan, yaitu Mandiri Belajar,
Mandiri Berubah dan Mandiri Berbagi;
4. Sehubungan dengan dukungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
dalam Implementasi Kurikulum Merdeka menggunakan teknologi maka:

1. Kepala Sekolah dan Guru di satuan pendidikan yang telah mendaftar IKM
jalur mandiri dengan pilihan Mandiri Belajar perlu mempersiapkan diri
dengan menerapkan beberapa 1919/B1.B5/GT.01.03/2022 19 April 2022
bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, dengan tetap menggunakan
Kurikulum 2013 atau
Kurikulum 2013 yang disederhanakan. Langkah-langkah persiapan yang harus
dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Guru untuk jalur Mandiri
Belajar sebagaimana tercantum dalam Lampiran Surat ini.
2. Kepala Sekolah dan Guru di satuan pendidikan yang telah mendaftar IKM
jalur mandiri dengan pilihan Mandiri Berubah, mulai tahun ajaran 2022/2023
akan menerapkan Kurikulum Merdeka, menggunakan perangkat ajar yang
disediakan dalam Platform Merdeka Mengajar sesuai dengan jenjang satuan
pendidikan yaitu perangkat ajar untuk jenjang PAUD, kelas 1, kelas 4, kelas 7
atau kelas 10. Langkah-langkah persiapan yang harus dilakukan oleh Kepala
Sekolah dan Guru untuk jalur Mandiri Berubah sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Surat ini.
3. Kepala Sekolah dan Guru di satuan pendidikan yang telah mendaftar IKM
jalur mandiri dengan pilihan Mandiri Berbagi, mulai tahun ajaran 2022/2023
menerapkan Kurikulum Merdeka dengan melakukan pengembangan sendiri
berbagai perangkat ajar pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, kelas 4, kelas
7 atau kelas 10. Langkah-langkah persiapan yang harus dilakukan oleh Kepala
Sekolah dan Guru untuk jalur Mandiri Berbagi sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Surat ini.
4. Kepala sekolah dan Guru yang satuan pendidikannya belum mendaftar
Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), tetap harus mengembangkan
diri dengan memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar, khususnya fitur
Pelatihan Mandiri, Unggah Bukti Karya, asesmen murid dan perangkat ajar.

Berdasarkan kebijakan dan ketentuan diatas sehingga SMK LPI Semarang


sebagai salah satu lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan yang ada di Kota
Semarang juga harus menerapkan Kurikulum Merdeka dalam kegiatan
pembelajarannya. Akan tetapi karena ini merupakan sesuatu yang baru bahkan bisa
dikatakan asing, dalam pengimlementasiannya ternyata mengalami banyak kendala.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kendala berarti halangan, rintangan, faktor atau
keadaan yang membatasi, menghalangi, atau mencegah pencapaian sasaran; kekuatan
yang memaksa pembatalan pelaksanaan ( KBBI : 2021). Eka Rosiana Guru Akuntansi
SMK LPI Semarang mengatakan “Kurikulum merdeka sebagai suatu hal yang baru
dalam pengimplementasiannya jelas mengalami kendala. Kendala yang dihadapi
terutama oleh guru selaku pelaksana utama kurikulum adalah mengenai pemahaman
yang mendalam tentang kurikulum merdeka.
”Namanya sesuatu yang baru, kurang paham betul dalamnya seperti apa, tidak
bisa instan langsung paham perlu benar-benar digali, dipelajari implementasinya
seperti apa, harus bagaimana, melihat juga perbandingan implementasi dengan
sekolah lain sudah sejauh mana, perlu disesuaikan juga dengan lingkungan dan
kebutuhan siswa yang berbeda, karakteristik mata pelajaran yang juga memerlukan
perhatian lebih dalam kaitannya dengan implementasi kurikulum baru disekolah ini”.
Bahkan Ibu Eka juga memaparkan bahwa saat awal penerapan kurikulum merdeka ini
baik guru maupun siswa mengaami “culture shock” atau kaget karena awal
pengimpletasian kurikulum ini dilaksanakan saat masa transisi setelah pandemi
dimana sedang proses penyesuaian dan pemulihan kembali setelah proses kegiatan
belajar mengajar dilakukan secara daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Masa
transisi dari pembelajaran jarak jauh kemudian offline ke sekolah kembali tentu perlu
banyak penyesuaian kembali baik itu dari sisi pendidik maupun peserta didik di
berbagai aspek kegiatan pembelajaran ditambah lagi dengan dikeluarkannya
keputusan terkait implementasi kuriulum baru yang benar-benar baru serta terkesan
berbeda dengan kurikulum sebelumnya.

“ Ibarat biasanya dikasi makanan jawa , tiba-tiba dikasi makanan luar negri
yang notabennya pasti asing di tengah masa masih penyesuaian paska pandemic tentu
kaget dan bingung. Gimana makannya? Bagaimana mau mengimplemtasikan kemurid
dengan baik jika kita saja bingung.” Ujar Ibu Eka selaku salah satu guru akuntansi di
SMK LPI Semarang. Namun, kendala ini tidak semerta-merta langsung membuat
pelaksanaan kurikulum merdeka di SMK LPI Semarang terhambat, justru berbagai
komponen yang terlibat dalam implemtasi kurikulum merdeka ini terus belajar,
menggali dan memahami lebih dalam meskipun informasi yang ada terkadang masih
menimbulkan banyak persepsi terkait implementasinya bagaimana.
Guru-guru terus bersinergi dan berkolaborasi bersama mengolah capaian
pembelajaran menjadi alur tujuan pembelajaran (ATP) yang sesuai kebutuhan siswa
walaupun SMK LPI belum dapat menerapkan kurikulum merdeka dengan sempurna
namun masih sedang berproses secara perlahan untuk menuju pelaksanaan kurikulum
merdeka yang sempurna, maksud sempurna disini adalah sesuai dengan apa yang
dharapkan pencetusnya yaitu pemerintah.
.
2.2.4 Perbandingan Implementasi Kurikulum Merdeka dan 2013 Revisi di Jurusan
Akuntansi SMK LPI Semarang
Menurut (detik.com : 2020 ) Kemendikbudristek merinci perbedaan
Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di tiap jenjang pendidikan. Perbedaan ini
dapat ditilik berdasarkan kerangka dasar kurikulum, kompetensi yang dituju, struktur
kurikulum, pembelajaran, penilaian, perangkat ajar yang disediakan pemerintah, dan
perangkat kurikulum masing-masing. Implementasi kurikulum merdeka di SMK LPI
Semarang selain menemui banyak kendala juga terdapat perbedaan dengan
kurikulum 2013 revisi baik dalam skala sekolah maupun lingkup Jurusan Akuntansi
khususnya.
Perbandingan implementasi kurikulum merdeka dan sebelumnya di SMK
LPI Semarang sebagai berikut :
Kurikulum 2013 Kurikulum Merdeka

Siswa dapat memilih minimal 1 dari 5 Siswa dapat memilih minimal 1 dari 5
mata pelajaran seni dan prakarya bisa mata pelajaran seni dan prakarya
diganti disemester berikutnya sesuai
minat

Tetap perkelas, dengan kelompok dasar Capaian belajar disusun perfase , yaitu
bidang keahlian dan program keahlian di fase E setara dengan kelas X dan Fase F
kelas X dan kompetensi keahlian di kelas setara dengan kelas XI dan XII . Mata
XI,XII pelajaran matematika dan bahasa di
fase E dan F; Informatika, IPS, dasar-
dasar program di fase E; Proyek kreatif
dan kewirausahaan, konsentrasi
keahlian, praktik kerja lapangan dan
pelajaran pilihan di fase F.

Jam Pelajaran (JP) di SMK Kurikulum Jam Pelajaran (JP) di SMK Kurikulum
2013 diatur per minggu atau per program Merdeka diatur per tahun atau per fase,
(3 atau 4 tahun), alokasi waktu dapat alokasi waktu fleksibel untuk mencapai
rutin per minggu/semester atau fleksibel, JP.
tetapi ada nilai hasil belajar semua mata
pelajaran di akhir tiap semester.

Struktur Kurikulum terdiri atas kelompok Struktur Kurikulum terdiri atas


muatan nasional, kewilayahan, dan kelompok mata pelajaran umum dan
peminatan kejuruan. kejuruan saja.
Perbedaan tidak hanya tampak dari kerangka dasarnya saja karena berdasarkan
hasil observasi tim peneliti perbedaan paling tampak sebenarnya tampak pada
implementasi project based learning. Eka Rosiana menuturkan bahwa setiap semester
minimal satu kali siswa SMK LPI Semarang khususnya Akuntansi melaksanakan
projek based learning. Projeck based learning ini dilaksanakan oleh kolaborasi guru
mata pelajaran yang bersangkutan dan biasanya dilaksanakan menjelang akhir
semester atau kenaikan kelas. Selain itu perbedaan lainnya tampak pada penggunaan
istilah-istilah baru yang masih asing ditelinga guru dan siswa SMK LPI Semarang
seperti misalnya UTS diganti Ujian Formatif dan lain lain.
Kemudian perbedaan juga tampak pada kegiatan pembelajaran yang mana
harus menerakpan unsur-unsur merdeka dalam belajar atau dalam arti sempitnya
yaitu siswa bisa mendalami bakatnya masing-masing (kemendikbudristekdikti).
Selain itu perbedaan lainnya yang muncul adalah adanya program unggulan yang
bernama P5 atau projek penguatan profil pelajar Pancasila yang sebenarnya sudah ada
di Kurikulum sebelumnya yaitu penilaian sikap dan sifatnya tersirat, nah pada
program P5 ini benar-benar harus diimplementasikan oleh berbagai satuan pendidikan
dalam proses pembelajarannya melalui projek based learning tadi seperti yang telah
dipaparkan sebelumnya tujuannya agar generasi sekarang dapat menjadi sosok seperti
Ki Hajar Dewantara walaupun di era serba digital seperti sekarag.
BAB III
PENUTUP
1.1 Simpulan
1.2 Saran
1.3 Lampiran
1.3.1 Dokumentasi Kegiatan
1.3.2 Kuisioner Penelitian
1.3.3 Pertanyaan wawancara terstuktur
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. 2014. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.
Lince, L. (2022, May). Implementasi Kurikulum Merdeka untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar pada Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan. In Prosiding Seminar
Nasional Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan IAIM Sinjai (Vol. 1, pp. 38-49).
Tim Pengembangan MKPD Kurikulum dan Pengembangan. 2016. Kurikulum dan
Pengembangan. Jakarta: Rajawali Pers.
https://kbbi.web.id/kendala

https://bbpmpjateng.kemdikbud.go.id/perbandingan-kurikulum-2013-dan-kurikulum-
merdeka/

https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/pelaksanaan-keputusan-mendikbudristek-nomor-56-
m-2022-tentang-pedoman-penerapan-kurikulum-dalam-rangka-pemulihan-pembelajaran/

https://www.detik.com/edu/sekolah/d-6230883/perbedaan-kurikulum-2013-dan-kurikulum-
merdeka-sd-smp-sma--smk#:~:text=Pembelajaran%20Kurikulum%202013%20umumnya
%20hanya,proyek%20penguatan%20Profil%20Pelajar%20Pancasila.
Lampiran
1. Dokumentasi kegiatan
2. Instrument yang digunakan untuk mini riset
3. Dokumen lain yang perlu dilampirkan

Anda mungkin juga menyukai