Anda di halaman 1dari 10

Nama : Rafi Shafrizal Abdillah

NIM : 7101420280

Kelas : P AKT A 2020

Resume Aset Takberwujud Kieso Hal. 767-793

ASET TAKBERWUJUD

PENURUNAN NILAI BIAYA


ISU-ISU ASET JENIS-JENIS ASET
ASET PENELITIAN DAN
TAKBERWUJUD TAKBERWUJUD
TAKBERWUJUD PENGEMBANGAN

- Karakteristik - Terkait Pemasaran - Aset takberwujud - Mengidentifikasi


dengan umur manfaat R&D
- Penilaian - Terkait Pelanggan terbatas
- Mencatat R&D
- Amortisasi - Terkait Artistik - Pembalikan rugi
penurunan nilai - Biaya serupa
- Terkait Kontrak
- Aset takberwujud
- Terkait Teknologi
dengan umur manfaat
- Goodwill tidak terbatas selain
goodwill

- Goodwill

A. Isu-Isu Aset Takberwujud


1. Karakteristik aset takberwujud
 Aset tersebut dapat diidentifikasi
Agar dapat diidentifikasikan, aset takberwujud harus dipisahkan dari perusahaan
(dapat dijual atau dialihkan), atau timbul dari hak kontraktual atau hak hukum dari
mana manfaat ekonomik atas kontrak tersebut akan mengalir ke perusahaan.
 Aset tersebut tidak memiliki eksistensi fisik
Aset berwujud seperti aset tetap memiliki bentuk fisik, sedangkan aset takberwujud
memperoleh nilainya dari hak dan keistimewaan yang diberikan kepada perusahaan
yang menggunakannya.
 Aset tersebut bukan merupakan aset moneter
Aset seperti deposito bank, piutang, dan investasi jangka panjang (obligasi dan
saham) juga tidak memiliki substansi fisik. Namun demikian, aset moneter
memperoleh nilainya dari hak (klaim) untuk menerima kas atau setara kas di masa
depan. Aset moneter tidak diklasifikasikan sebagai aset berwujud.

Dalam kebanyakan kasus, aset takberwujud biasanya diklasifikasikan sebagai aset


tidak lancar.

2. Penilaian
 Aset takberwujud yang dibeli
Perusahaan mencatat sebesar biaya perolehan atas aset takberwujud yang dibeli dari
pihak lain. Biaya perolehan sudah termasuk biaya akuisisi ditambah pengeluaran
untuk membuat aset tersebut siap untuk digunakan. Biaya perolehan umumnya
termasuk harga pembelian, biaya jasa (fee) hukum, dan biaya insidental lainnya.
Kadang-kadang perusahaan memperoleh aset takberwujud melalui pertukaran dengan
saham atau aset lainnya. Dalam kasus tersebut, biaya perolehan aset takberwujud
adalah nilai wajar dari aset yang dipertukarkan atau nilai wajar dari aset takberwujud
yang diterima, mana yang lebih jelas. Dalam pembelian beberapa aset takberwujud
atau pembelian aset berwujud dan aset takberwujud secara bersamaan, perusahaan
harus mengalokasikan biaya perolehan atas dasar nilai wajar. Pada dasarnya,
perlakuan akuntansi untuk pembelian aset takberwujud mirip dengan aset berwujud
yang dibeli.

 Aset takberwujud yang dibuat sendiri


Perusahaan sering mengeluarkan biaya untuk berbagai sumber daya takberwujud,
seperti biaya penelitian dan pengembangan (R&D). aset takberwujud yang mungkin
timbul dari pengeluaran tersebut termasuk paten, perangkat lunak komputer, hak
cipta, dan merek dagang. Misalnya, Nokia (FIN) mengeluarkan biaya R&D untuk
mengembangkan ponsel, yang mana hal ini menghasilkan paten yang berhubungan
dengan teknologi. Dalam menentukan pancatatan atas biaya ini, Nokia harus
menentukan apakah proyek R&D tersebut sudah berada pada tahap yang cukup maju
untuk dapat dipertimbangkan secara ekonomis. Untuk melakukan penilaian ini, Nokia
mengevaluasi biaya yang timbul selama tahap penelitian dan tahap pengembangan.

Ilustrasi tahapan penelitian dan pengembangan


Ilustrasi berikut menunjukan dua tahap kegiatan penelitian dan pengembangan,
bersama dengan perlakuan akuntansi untuk biaya yang dikeluarkan selama fase ini.

AWAL Siap Dijual


PROYEK atau Digunakan

$$$ Pengeluaran $$$


Tahap Penelitian Tahap Pengembangan

Beban Kapitalisasi

Viabilitas Ekonomi

Berdasarkan ilustrasi diatas, perusahaan membebankan semua biaya tahap penelitian


dan beberapa biaya tahap pengembangan. Biaya pengembangan tertentu dikapitalisasi
bila kriteria viabilitas ekonomi terpenuhi.

3. Amortisasi
Amortisasi merupakan alokasi biaya perolehan aset takberwujud secara sistematis. Aset
takberwujud dapat memiliki umur manfaat yang terbatas maupun umur manfaat tidak
terbatas.
 Aset takberwujud dengan umur manfaat terbatas
Perusahaan mengamortasi aset takberwujud yang umur manfaatnya terbatas melalui
pembebanan sistematis atas biaya perolehan selama umur manfaat aset. Umur
manfaat harus mencerminkan periode dimana aset tersebut akan memberikan
kontribusi pada arus kas perusahaan. Misalnya, perusahaan Walt Disney (AS)
mengamortasi aset tak berwujud yang masa manfaatnya terbatas (hak cipta atas film
dan lisensi terkait dengan produk bermerek Disney). Walt Disney mempertimbangkan
faktor-faktor sebagai berikut dalam menentukan umur manfaat:
a. Penggunaan aset yang diharapkan oleh perusahaan.
b. Dampak dari keusangan, permintaan, persaingan, dan faktor ekonomi lainnya.
Contohnya seperti stabilitas industri, kemajuan teknologi, perubahan saluran
distribusi yang diharapkan.
c. Setiap ketentuan (hukum, peraturan, dan kontrak) yang memungkinkan
pembaruan atau perpanjangan umur manfaat hukum atau kontrak atas aset
tanpa harus mengeluarkan biaya yang signifikan.
d. Tingkat pengeluaran pemeliharaan yang diperlukan untuk memperoleh arus
kas masa depan yang diharapkan dari aset.
e. Setiap ketentuan (hukum, peraturan, dan kontrak) yang mungkin membatasi
umur manfaat.
f. Umur manfaat yang diharapkan dari aset lain atau kelompok aset yang
mungkin berhubungan dengan umur manfaat aset takberwujud, seperti hak
sewa studio.

Jumlah beban amortisasi untuk aset takberwujud yang umur manfaatnya terbatas
harus mencerminkan pola dimana perusahaan mengonsumsi atau menggunakan aset,
jika perusahaan dapat menentukan pola itu dengan andal. Misalnya, Second Wave,
Inc. membeli lisensi untuk menyediakan produk genetik yang dinamakan Mega
dalam jumlah tertentu. Second Wave harus mengamortisasi biaya lisensi dengan
mengikuti pola penggunaan Mega. Jika lisensi Second Wave menentukan bahwa
perusahaan harus menyediakan 30 persen dari total pada tahun pertama, 20 persen
pada tahun kedua, dan 10 persen per tahun sampai izin berakhir, maka perusahaan
mengamortisasi biaya lisensi menggunakan pola tersebut. Jika tidak dapat
menentukan pola produksi atau konsumsi, Second Wave harus menggunakn metode
garis lurus untuk amortisasi. Ketika Second Wave mengamortisasi lisensi ini,
perusahaan harus menunjukan biaya tersebut sebagi beban, Second Wave
mengkreditkan akun aset yang sesuai atau akun akumulasi amortisasi terpisah.

Jumlah aset takberwujud yang diamortisasi harus sama dengan biaya perolehan
dikurangi nilai residu. Nilai residu diasumsikan nol kecuali pada akhir masa pakainya
aset takberwujud memiliki nilai bagi perusahaan lain.

IFRS mengharuskan perusahaan untuk menilai estimasi nilai residu dan umur manfaat
aset takberwujud setidaknya sekali dalam setiap tahun. Jika umur manfaat aset
takberwujud tersebut berubah, jumlah tercatat yang tersisa harus diamortisasi selama
sisa umur manfaat yang telah direvisi. Perusahaan juga harus mengevaluasi aset
takberwujud yang umur manfaatnya terbatas setiap tahunnya untuk menentukan
apakah terdapat indikasi penurunan nilai, maka uji penurunan nilai akan dilakukan.
Rugi penurunan nilai harus diakui sejumlah jumlah tercatat aset takberwujud
dikurangi jumlah terpulihkan. Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi
antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai.

 Aset takberwujud dengan umur manfaat tidak terbatas


Umur manfaat tidak terbatas berarti bahwa tidak ada batas yang dapat diperkirakan
pada periode waktu dimana aset takberwujud diharapkan dapat memberikan arus kas
bagi perusahaan. Perusahaan tidak melakukan amortisasi atas aset takberwujud
dengan umur manfaat tidak terbatas. Misalnya, Double Clik Inc. memperoleh merek
dagang yang digunakan unutk membedakan produk konsumen terkemuka.
Perusahaan memperbarui merek dagang tersebut setiap 10 tahun. Bukti yang ada
menunjukan bahwa produk ini akan menghasilkan arus kas yang tidak terbatas.
Dalam hal ini, merek dagang memiliki umur manfaat yang tidak terbatas, sehingga
Double Clik tidak mencatat amortisasi.

Perusahaan juga harus menguji penurunan nilai atas aset takberwujud yang umur
manfaatnya tidak terbatas setidaknya setiap tahun. Uji penurunan nilai atas aset
takberwujud yang umur manfaatnya tidak terbatas serupa dengan uji untuk aaset
takberwujud yang umur manfaatnya terbatas. Artinya, rugi penurunan nilai harus
diakui sebesar nilai yang jumlah tercatat aset takberwujud dengan umur manfaat tidak
terbatas kurang dari jumlah terpulihkan.

Ilustrasi perlakuan akuntansi untuk aset tak berwujud adalah sebagai berikut:

Jenis Aset Uji Penurunan


Takberwujud Dibeli Dibuat Sendiri Amortisasi Nilai

Aset takberwujud Kapitalisasi Beban Selama umur Membandingkan


dengan umur manfaat jumlah terpulihkan
manfaat terbatas dengan nilai
tercatat

Aset takberwujud Kapitalisasi Beban Tidak dilakukan Membandingkan


dengan umur amortisasi jumlah terpulihkan
manfaat tidak dengan nilai
terbatas tercatat

*Tidak memasukan biaya langsung, seperti biaya legal, dan biaya pengembangan setelah
memenuhi kriteria pengakuan

B. Jenis-Jenis Aset Takberwujud


1. Aset takberwujud terkait pemasaran
Di Amerika merek dagang atau nama dagang memiliki proteksi legal dalam jangka waktu
sampai dengan 10 tahun. Biaya perolehan dikapitalisasi. Tidak di amortisasi. Contohnya,
merek dagang atau nama dagang, nama koran atau majalah, nama domain internet, dll.
2. Aset takberwujud terkait pelanggan
Biaya perolehan dikapitalisasi. Diamortisasi selama umur ekonomis. Contohnya, daftar
pelanggan, hubungan kontraktual pelanggan.
3. Aset takberwujud terkait artistik
biaya untuk memperolehnya dikapitalisasi. Diamortasi selama umur ekonomis.
Contohnya hak cipta, hak untuk menggandakan, umur hak cipta selama hidup pencipta
plus 70 tahun.
4. Aset takberwujud terkait kontrak
Franchise (or license) dengan umur terbatas harus diamortisasi selama umur frenchise.
Franchise dengan umur tak terbatas tidak diamortisasi. Contohnya, franchise dan lisensi,
ijin konstruksi, ijin penyiaran, dan kontrak servis.
5. Aset takberwujud terkait teknologi
Biaya pembelian hak paten dikapitalisasi. Biaya penelitian dan pengembangan dilaporkan
sebagai biaya saat terjadinya. Diamortisasi selama umur hukum atau umur ekonomis
yang mana yang lebih pendek. Contohnya, paten, perdagangan terbatas yang diberikan
oleh pemerintah. Hak paten diberikan secara eksklusif kepada pemegang selama 20
tahun.
6. Goodwill
Dicatat jika ada pembelian perusahaan, karena goodwill tidak bisa dipisahkan dengan
perusahaan secara keseluruhan. Goodwill dicatat sebesar kelebihan harga beli diatas nilai
wajar aset yang diperoleh. Goodwill yang diciptakan secara internal tidak boleh
dikapitalisasi.
 Penghapusan Goodwill
Goodwill memiliki umur terbatas. Tidak boleh diamortisasi. Hanya disesuaikan nilai
bukunya ketika goodwil mengalami penurunan nilai.
 Harga kesepakatan
Terjadi saat harga beli lebih rendah dari nilai wajar aset yang dibeli. Perbedaan itu
dicatat sebagai laba pembelian.
C. Penurunan Nilai Aset Takberwujud
Aset takberwujud turun nilainya ketika perusahaan tidak dapat memulihkan jumlah
tercatat aset melalui penggunaan atau dengan penjualan aset. Untuk menentukan apakah
aset berumur panjang turun nilainya, perusahaan melakukan telaah atas kemampuan aset
dalam menghasilkan kas melalui penggunaan atau penjualan. Jika julah tercatat aset lebih
tinggi dari jumlah terpulihkan, maka selisihnya merupakan rugi penurunan nilai. Jika
jumlah terpulihkan lebih besar dari jumlah tercatat, maka tidak ada penurunan nilai yang
dicatat.
1. Penurunan nilai aset takberwujud dengan umur manfaat terbatas
Aturan berlaku untuk Penurunan nilai aset tetap juga berlaku untuk aset takberwujud
yang memiliki umur manfaat terbatas. Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan,
perusahaan harus meninjau aset takberwujud yang memiliki umur manfaat terbatas untuk
menentukan penurunan nilai. Informasi yang menunjukan bahwa uji penurunan nilai
harus dilakukan mungkin untuk internal (misalnya kerusakan fisik, atau perubahan
kinerja yang merugikan) atau eksternal (misalnya perubahan yang merugikan dalam
lingkungan bisnis atau peraturan, atau perkembangan teknologi atau persaingan). Jika
terdapat indikasi bahwa aset takberwujud turun nilainya, maka perusahaan melakukan uji
penurunan nilai, membandingkan nilai tercatat aset takberwujud dengan jumlah
terpulihkan.
Jumlah terpulihkan didefinisikan sebagai jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual atau nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual berarti pada nilai beraoa aset tersebut dapat dijual setelah dikurangi biaya untuk
pelepasan. Nilai pakai adalah nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dari
pengunaan aset di masa depan dan penjualan aet pada akhir umur manfaatnya. Rugi
penurunan nilai adalah jumlah tercatat aset dikurangi jumlah terpulihkan dari aset yang
turun nilainya. Seperti dengan penurunan nilai lainnya, kerugian tersebut dilaporkan
dalam laporan laba rugi. Perusahaan pada umumnya melaporkan kerugian di bagian
“Pendapatan dan beban lain-lain”.
2. Pembalikan rugi penurunan nilai
Jika hasil telaah pada tahun depan menunjukan bahwa aset takberwujud tidak lagi turun
nilai nya karena jumlah erpulihkan dari aset tersebut lebih tinggi dari jumlah tercatat,
maka ruugi penurunan nilai dapat dibatalkan.
3. Penurunan nilai aset takberwujud dengan umur manfaat tidak terbatas selain
goodwil
Perusahaan menguji penurunan nilai aset takberwujud yang umur manfaatnya tidak
terbatas (termasuk goodwill) setiap tahunnya. Uji penurunan nilai aset takberwujud yang
umur manfaatnya tidak terbatas selain goodwill adalah sama dengan uji penurunan nilai
untuk aset takberwujud yang umur manfaatnya terbatas. Hal ini dilakukan dengan
membandingkan jumlah terpulihkan dari aset takberwujud dengan nilai tercatat aset. Jika
jumlah terpulihkan lebih kecil dari jumlah tercatat, maka perusahaan mengakui
penurunan nilai
Contoh:
Nilai tercatat penyiaran $2.000.000
Jumlah terpulihkan (berdasarkn nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual) (1.500.000)
Kerugian atas penurunan nilai $ 500.000

4. Penurunan nilai goodwill


Pemilihan waktu uji penurunan nilai untuk goodwill adalah sama dengan waktu untuk
aset takberwujud yang umur manfaatnya tak terbatas lainnya. Artinya, perusahaan harus
menguji goodwill setidaknya setiap tahun. Namun, karena goodwill menghasilkan arus
kas hanya dalam kombinasi dengan aset lainnya, uji penurunan nilai dilakukan
berdasarkan unit penghasil kas di mana goodwill ditetapkan. Perusahaan mengidentifikasi
unit penghasil kas berdasarkan kelompok aset terkecil yang dapat diidentifikasi yang
menghasilkan arus kas secara independen untuk arus kas dari aset lainnya. Berdasarkan
IFRS, ketika perusahaan mencatat goodwill dalam kombinasi bisnis, perusahaan harus
menetapkan goodwill pada unit penghasil kas yang diharapkan dapat menerima manfaat
dari sinergi dan manfaat lain yang timbul dari kombinasi bisnis tersebut.

D. Biaya Penelitian dan Pengembangan (R&D)


Biaya penelitian dan pengembangan (R&D) bukan merupakan aset takberwujud dengan
sendirinya, namun penyajian akuntansi untuk biaya R&D sering menimbulkan paten atau
hak cipta (seperti produk baru, proses, gagasan, rumus, komposisi, atau karya sastra)
yang dapat memberikan nilai masa depan.

1. Mengidentifikasi R&D
Perbedaan biaya penelitian dan pengembangan dari biaya lain dan sejenis adalah sebagai
berikut:

Aktivitas Penelitian Aktivitas Pengembangan


Investigasi asli dan direncankan yang dilakukan Penrapan hasil penemuan penelitian atau
dengan prospek untuk memperoleh pengetahuan pengetahuan lainnya atas rencana atau desain
dan pemahaman ilmiah atau tekik yang baru. produksi baru atau secara substansi memperbaiki
ahan baku, perangkat, produk, proses, sistem,
atau jasa sebelum dimulainya produksi atau
penggunaan secara komersial.
Contoh Contoh
Penelitian laboratorium yang bertujuan untuk Formulasi konseptual dan desain atas alternatif
menemukan pengetahuan baru, menggali produk atau proses, pembangunan prototipe dan
penerapan dari temuan penelitian baru. pengoperasian pabrik percontohan.

Aktivitas R&D tidak termasuk perubahan rutin atau berkala atas peroduk yang sudah ada,
lini produksi, proses manufaktur, dan operasi yang sedang berlangsung lainnya,
meskipun perubahan ini merupakan perbaikan dari kondisi sebelumnya. Misalnya, upaya
rutin untuk memperbaiki, memperkaya, serta meningkatkan kualitas produk yang sudah
ada tidak dianggap sebagai aktivitas R&D.

2. Akuntansi untuk Aktivitas R&D


Biaya yang berkaitan dengan aktivitas R&D dan perlakuan akuntansi yang diberikan
adalah sebagai berikut:
a. Bahan, peralatan, dan fasilitas. Membebankan seluruh biaya, kecuali item yang
memiliki kegunaan alternatif di masa depan. Jika ada penggunaan alternatif di
masa depan, catatlah item sebagai persediaan dan alokasikan seperti yang
dikonsumsi item tersebut, atau mengkapitalisasi dan menyusutkan seperti yang
digunakan.
b. Personel. Membebankan gaji, upah, dan biaya terkait lainnya dari karyawan yang
terlibat dalam R&D.
c. Aset takberwujud yang dibeli. Mengakui dan mengukur pada nilai wajar. Setelah
pengakuan awal, catatlah sesuai dengan sifatnya (aset takberwujud yang umur
manfaatnya terbatas atau tidak terbatas).
d. Jasa kontrak. Membebankan biaya jasa yang dilakukan oleh pihak lain
sehubungan dengan R&D pada saat terjadinya.
e. Biaya tidak langsung. Menyerahkan alokasi yang wajar dari biaya tidak
langsungpada biaya R&D, kecuali untuk biaya umum dan administrasi, yang
harus dikaitan secara jelas denfan aktivitas R&D agar dimasukan dalam
komponen R&D.

3. Biaya Serupa Dengan Biaya R&D


Sebagian besar biaya memiliki karakteristik yang mirip dengan biaya penelitian dan
pengembangan. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut:
a. Biaya persiapan untuk operasi baru
Biaya persiapan dikeluarkan untuk aktivitas satu kali untuk memulai operasi baru.
Contohnya mencakup pembukaan pabrik baru, perkenalan produk atau jasa baru.
Biaya persiapan termasuk biaya pendirian, seperti biaya jasa hukum dan pajak daerah
yang dikeluarkan untuk mendirikan entitas bisnis baru. Akuntansi untuk biaya
persiapan adalah membebankan biaya persiapan pada saat terjadinya.
b. Kerugian operasi awal
Beberapa pihak berpendapat bahwa perushaan seharusnya diperbolehkan untuk
mengapitalisasi keruian operasi awal yang terjadi dalam memulai bisnis. Mereka
berpendapat bahwa kerugian operasi tersebut merupakan biaya yang tidak dapat
dihindari dalam memulai bisnis. IFRS mengharuskan kerugian operasi selama tahun-
tahun awal tidak boleh dikapitalisasi.
c. Biaya iklan
selama bertahun-tahun, PepsiCo (AS) telah menggunakan jasa bintang pop, seperti
justin timberlake dan Beyonce, untuk mengiklankan produknya. Untuk melaporkan
biaya iklan yang terkait dengan para bintangnya, Pepsi dapat membebankan biaya
tersebut dengan beberapa cara sebagai berikut:
1. Ketika bintang iklan tersebut telah menyelesaikan tugas menyanyinya
2. Pertama kali iklan dirilis
3. Selama estimasi umur manfaat iklan
4. Dengan cara yang sesuai dengan masing-masing tiga periode yang diidentifikasi
diatas
5. Selama pendapatan periode yang diharapkan dapat menghasilkan.

d. Pertanyaan Konseptual
Persyaratan bahwa perusahaan membebankan dengan segera semua biaya penelitian
dan biaya pengembangan sebelum viabilitas ekonomi dicapai (serta biaya persiapan)
adalah sebuah solusi praktis yang konservatif. Mereka berpendapat bahwa karena
sifat berkelanjutan dari aktivitas R&D sebagian besar perusahaan, jumlah biaya R&D
yang dibebankan pada setiap periode akuntansi adalah sama, apakah dibebankan
secara langsung atau dikapitalisasi dan diamortisasi berikutnya.
Sementara pihak lain percaya bahwa laporan posisi keuangan harus melaporkan aset
tak berwujud terkait dengan pengeluaran yang memiliki manfaat dimasa depan.
Dengan mencegah praktik kapitalisasi biaya penelitian, maka hal ini akan menghapus
aset perusahaan yang paling berharga dari laporan posisi keuangan. Standar ini
merupakan salah satu dari banyak trade-off yang dibuat antara relevensi, penyajian
yang tulus atau jujur, dan pertimbangan biaya manfaat.

e. Bermerek
Bagi sebagian besar perusahaan, mengembangkan citra merek yang kuat sama
pentingnya dengan mengembangkan produk yang dijual. Sekarang ini, perusahaan
dapat melihat kekuatan dari sebuah merek yang kuat, yang ditopang oleh investasi
iklan yang signifikan dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai