Oleh: Dyah Ayu Mahanani Setia Astuti dan Utami Dewi, S.I.P, MPP.,
Dyaha401@gmail.com
ABSTRAK
Perencanaan pembangunan yang berkelanjutan penting untuk diterapkan agar tujuan
pembangunan suatu negara dapat terwujud. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis perencanaan pembangunan berkelanjutan di Desa Putat, Patuk, Gunungkidul. Desain
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perencanaan pembangunan berkelanjutan di Desa Putat belum sepenuhnya
sesuai dengan konsep perencanaan pembangunan berkelanjutan, dilihat dari metode analytical
hierarchy process (AHP). Hal ini dibuktikan dengan: 1)Penyusunan visi pembangunan desa yang
belum mencakup unsur pembangunan berkelanjutan, 2) Misi yang merupakan jabaran dari visi,
didalamnya hanya meliputi aspek sosial dan ekonomi, 3) adanya penyusunan tata ruang desa yang
melibatkan Yayasan Javlec beserta masyarakat dan pemerintah Desa Putat, 4) Penyusunan strategi
belum berdasarkan analisis SWOT, masih berdasarkan visi dan misi yang kemudian dijabarkan, 5)
Masyarakat mulai memahami pembangunan berkelanjutan sehingga program yang diusulkan benar-
benar yang dibutuhkan masyarakat dan berguna untuk kehidupan masyarakat dan desa. Hambatan
dalam perencanaan pembangunan berkelanjutan di Desa Putat adalah permasalahan teknis
penyusunan tata ruang yang belum dipahami masyarakat dan pemerintah desa serta medan desa yang
sulit dijangkau.
ABSTRACT
1
Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan...(Dyah Ayu Mahanani dan Utami Dewi, MPP.)
disusun berdasarkan sistem perencanaan (RPJM) Nasional atau Daerah dan Rencana
pembangunan nasional yang diatur dalam Kinerja Pembangunan (RKP/RKPD) dilakukan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004. melalui urutan kegiatan, pertama penyiapan
Dalam pasal 1 dijelaskan bahwa sistem rancangan awal rencana pembangunan, kedua
perencanaan pembangunan nasional adalah penyiapan rancangan rencana kerja, ketiga
satu kesatuan tata cara perencanaan musyawarah perencanaan pembangunan dan
pembangunan untuk menghasilkan rencana- keempat penyusunan rancangan akhir rencana
rencana pembangunan dalam jangka panjang, pembangunan.
menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh Lahirnya Undang Undang Desa Nomor 6
unsur penyelenggaraan negara dan masyarakat Tahun 2014 tentang Desa memberikan
di tingkat pusat dan daerah. Lebih lanjut wewenang kepada desa sebagai satuan wilayah
dijelaskan dalam pasal 9, penyusunan Rencana terkecil dalam sebuah negara untuk
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) mengembangkan dan mengatur potensi yang
dilakukan melalui urutan yaitu pertama ada di daerahnya sendiri. Desa dapat
penyiapan rancangan awal rencana mengembangkan dan mengatur potensi yang
pembangunan, kedua musyawarah ada di desanya sendiri dengan menyusun
perencanaan pembangunan, dan ketiga perencanaan pembangunan yang berbasis pada
penyusunan rancangan akhir rencana kondisi eksisting desa.
pembangunan. Kemudian untuk penyusunan Selain itu yang juga tak kalah penting
Rencana Pembangunan Jangka Menengah adalah perencanaan pembangunan desa yang
berkelanjutan. Belum banyak desa yang
menerapkan perencanaan pembangunan desa
yang berkelanjutan. Hal tersebut terlihat dari
belum adanya update basis data perencanaan
pembangunan seperti data potensi desa
maupun tata ruang desa. Salah satu desa yang
belum memiliki tata ruang desa adalah Desa
Putat Kecamatan Patuk Kabupaten
Gunungkidul. Hal ini dibuktikan dengan
pernyataan Kepala Bagian PerencanaanDesa
Putat Kecamatan Patuk Kabupaten
Gunungkidul Bapak Tumijan, yang
menyatakan:
“Perencanaan pembangunan disini
mengacu pada peta desa yang dibuat oleh
Belanda pada zaman dahulu. Jadi untuk
melihat batas-batas desa dan potensi-
potensi masih menggunakan peta itu.” terhadap peta yang menjadi referensi dalam
(hasil wawancara, 14 november 2017)
perencanaan pembangunan Desa Putat, sehingga
Berdasarkan hasil wawancara tersebut identifikasi potensi desa juga belum dilakukan
dapat dilihat, bahwa belum ada pembaharuan kembali atau belum diperbarui sesuai kondisi
2
Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan...(Dyah Ayu Mahanani dan Utami Dewi, MPP.)
yang terbaru. melakukan perbandingan berpasangan.
Selain itu, visi dan misi pembangunan Diasumsikan bahwa untuk mencapai tujuan
desa yang masih berganti-ganti sesuai dengan keseluruhan, tindakan tindakan tingkat bawah
kepala desa yang menjabat juga menyebabkan harus diikuti dengan bobot prioritas (Saaty,
perencanaan pembangunan desa belum 1980). Terdapat 5 (lima) level atau hierarki
berkelanjutan. Dengan demikian, dibutuhkan dalam proses pembuatan perencanaan
perencanaan pembangunan berkelanjutan di pembangunan berkelanjutan dengan
Desa Putat, sehingga pembangunan yang menggunakan metode AHP. Kelima level
terjadi lebih terarah dan pengelolaan potensi tersebut terdiri dari level pertama (perumusan
desa dapat lebih maksimal. Salah satu tujuan umum), level kedua (perumusan tujuan
paradigma baru dalam Administrasi Publik yang lebih nyata), level ketiga (perumusan
yang mendukung terwujudnya pembangunan indikator), level keempat (perumusan strategi),
berkelanjutan adalah perencanaan level kelima (perumusan program).
pembangunan berkelanjutan atau sustainable Dalam mewujudkan perencanaan
development planning. Menurut Selman pembangunan berkelanjutan di desa, Badan
(1999:149) bahwa perencanaan pembangunan Perencanaan Pembangunan Nasional
berkelanjutan merupakan aktivitas manusia (BAPPENAS) melalui Indonesia Climate
rasional yang bertujuan mengambil keputusan Change Trust Fund (ICCTF) bersama Yayasan
yang mengoptimalkan kesejahteraan, baik saat Java Learning Center (JavLeC) tertarik untuk
ini maupun pada suatu waktu di masa melakukan program pendampingan
depan.Pertimbangan pengambilan keputusan perencanaan pembangunan berkelanjutan desa.
dengan memikirkan keberlangsungan saat ini Dalam penelitian ini peneliti memilih
ataupun masa depan merupakan prinsip dari Desa Putat berdasarkan atas pertimbangan
pembangunan berkelanjutan.Terdapat metode bahwa Desa Putat merupakan desa yang baru
yang diusulkan oleh Saaty (1980) yaitu metode mendapatkan pendampingan dari Yayasan
Analytical Hierarchy Process (AHP) atau teori JavLeC, sedangkan desa lain sudah lama
analisis hirarkis. mendapat pendampingan dari Yayasan JavLeC
AHP mencoba untuk menemukan bobot dalam aspek pengelolaan potensi alam dan
prioritas elemen di tingkat bawah dengan menjaga kelestarian lingkungan.
Berdasarkan tinjauan permasalahan diatas
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang bagaimana proses perencanaan
pembangunan berkelanjutan yang dirumuskan
di Desa Putat dan hambatan yang ada dalam
perumusan perencanaan pembangunan
berkelanjutan di Desa Putat.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
perencanaan pembangunan berkelanjutan yang
dilihat menggunakan metode analytical
hierarchy process (AHP) yang dikemukakan
oleh Saaty (1980), yaitu level pertama, level
kedua, level ketiga, level keempat dan level
kelima.
Level Pertama (Tujuan Keseluruhan) penentuan perumusan tujuan dasar atau tujuan
Tahap awal dari perencanaan umum yang akan dijabarkan pada tahap
pembangunan berkelanjutan adalah selanjutnya. Dalam teori perencanaan
4
Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan...(Dyah Ayu Mahanani dan Utami Dewi, MPP.)
pembangunan berkelanjutan, tujuan utama pemerintah desa kemudian bersedia untuk
dari perencanaan pembangunan yang bekerjasama menyusun tata ruang desa sebagai
dirumuskan adalah terwujudnya basis data perencanaan pembangunan desa.
pembangunan berkelanjutan (sustainable penyusunan tata ruang desa memiliki banyak
development) Saaty (1980).Tujuan manfaat bagi masyarakat dan pemerintah Desa
pembangunan di Desa Putat belum Putat Kecamatan Patuk Kabupaten
mewujudkan tujuan pembangunan Gunungkidul yaitu untuk mengetahui dan
berkelanjutan. Hal tersebut dikarenakan visi memahami batas desa dan potensi-potensi
pembangunan Desa Putat masih berubah- yang ada di Desa Putat. Dengan mengetahui
ubah setiap periode kepemimpinan kepala potensi-potensi yang ada di Desa Putat
desa. Keadaan tersebut berpengaruh pada masyarakat dan pemerintah desa dapat mulai
misi, strategi dan program pembangunan memikirkan arah pembangunan dan
Desa Putat yang kemudian juga akan pengelolaan potensi desa.
berubah- ubah. Disamping hal tersebut visi Hal tersebut berbeda dengan hasil
pembangunan Desa Putat belum mencakup penelitian Hermanto Rohman (2015). Karena
seluruh tujuan pembangunan berkelanjutan. dalam dokumen Rencana Pembangunan
Melihat keadaan tersebut Yayasan Javlec Jangka Menengah (RPJMDes) di desa-desa di
bersama Bappenas dan ICCTF memberikan Kabupaten Bondowoso belum terdapat
sosialisasi dan pemahaman kepada konsistensi antara visi misi dan program
masyarakat Desa Putat tentang perencanaan pembangunan desa. Sementara di Desa Putat
pembangunan berkelanjutan desa yang akan sudah terdapat kosistensi antara visi, misi, dan
didampingi oleh Yayasan Javlec. strategi serta program.
Perencanaan pembangunan berkelanjutan Dalam perencanaan pembangunan juga
desa dilakukan dengan penyusunan tata ruang diibutuhkan visi yang mampu menjadi sorotan
desa. Pada awalnya pemerintah desa ragu bagi strategi dan program pembangunan desa.
karena merasa blm mampu untuk menyusun Visi tersebut harus dibuat dengan melalui
tata ruang desa dan merasa desa tidak memiliki analisis kondisi lingkungan dan kebutuhan
kewenangan untuk menyusun tata ruang desa. desa serta menyangkut 3 dimensi
Namun karena didampingi oleh Yayasan pembangunan berkelanjutan. Hal tersebut
Javlec dengan memfasilitasi ilmu dan sarana seperti yang disarankan dalam hasil penelitian
prasarana penyusunan tata ruang desa, Yusvianty (2010), bahwa pemerintah harus
dapat merumuskan perencanaan pembangunan
yang mengandung tujuan pembangunan
berkelanjutan.
Dengan demikain dapat disimpulkan
bahwa penyusunan tujuan umum
pembangunan Desa Putat belum sesuai dengan
5
Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan...(Dyah Ayu Mahanani dan Utami Dewi, MPP.)
mendampingi Desa Putat dalam penyusunan kesejahteraan masyarakat. Namun
perencanaan pembangunan berkelanjutan pemanfaatan sumberdaya tersebut perlu
melalui penyusunan tata ruang desa. ditekankan dengan memperhatikan aspek
penyusunan tata ruang desa diharapkan dapat keberlanjutan lingkungan dan analisis resiko.
menjadi sarana Desa Putat untuk mewujudkan Hal ini mengingat dampak lingkungan yang
desa mandiri dan sejahtera. tidak diantisipasi bisa saja merugikan
Level Kedua (Tujuan yang Lebih Nyata) masyarakat sendiri.
Perumusan tujuan yang lebih nyata Berdasarkan pada konten dari misi
merupakan penjabaran dari tujuan yang pembangunan di Desa Putat memang sudah
umum menjadi tujuan yang lebih nyata. mengandung beberapa nilai dari
Dalam perencanaan pembangunan pembangunan berkelanjutan. Namun, misi
berkelanjutan tujuan yang lebih nyata adalah pembangunan tersebut belum mengandung
ekonomi, sosial, dan lingkungan yang aspek keberlanjutan yang juga merupakan
merupakan dimensi utama aspek penting dari pembangunan
pembangunan berkelanjutan. Di mana pembangunan harus
berkelanjutanKelly (1998).Perumusan tujuan memikirkan generasi saat ini dan generasi
yang lebih nyata dalam perencanaan yang akan datang sehingga saling
pembangunan berkelanjutan di Desa Putat berkelanjutan atau continue.
belum menjabarkan nilai-nilai pembangunan Hasil penelitian serupa diungkapkan
berkelanjutan. Hal ini terlihat dalam misi dalam penelitian Hermanto Rohman (2015),
pembangunan Desa Putat yang disusun oleh bahwa sudah terdapat misi pembangunan
kepala Desa Putat tahun 2016-2021 yang desa- desa di Kabupaten Bondowoso yang
tercantum dalam Rencana Pembangunan mengandung dimensi ekonomi dan sosial.
Jangka Menengah (RPJM) Desa Putat Namun misi tersebut belum sinkron dengan
Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul. program pembangunan desa. Hal tersebut
Konten dari misi pembangunan Desa dikarenakan kapasitas SDM pemerintah desa
Putat masih berisi tentang pemanfaatan yang belum memahami perencanaan desa.
sumberdaya dan keharmonisan lingkungan Keadaan tersebut disebabkan SDM
sosial. Pemanfaatan sumberdaya tersebut pemerintah desa yang masih baru. Berbeda
dimaksudkan untuk meningkatkan dengan hasil penelitian ini bahwa misi
pertumbuhan ekonomi yang secara tidak pembangunan di Desa Putat sudah sinkron
langsung bermaksud untuk meningkatkan dengan strategi dan program serta visi
pembangunan desa.
Hasil penelitian ini juga sama dengan
hasil penelitian Yusvianty (2010), bahwa
perencanaan pembangunan berkelanjutan di
Kabupaten Pesisir Selatan belum berhasil
karena belum mencapai target yang Zoning Management. Hal tersebut dikarenakan
ditetapkan dalam Agenda 21, Millenium belum adanya aspek pembangunan berkelanjutan
Development Goal’s dan Integreted Coastal dalam perencanaan pembangunan berkelanjutan
6
Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan...(Dyah Ayu Mahanani dan Utami Dewi, MPP.)
di Kabupaten Pesisir Selatan. berkelanjutan didasarkan atas tiga indikator
Berdasarkan pernyataan di atas dapat yang ketiganya saling berkaitan yaitu:
dipahami, bahwa misi pembangunan di Desa Matriks Indikator Pembangunan
Putat sudah singkron dengan visi Berkelanjutan dan Pelaksanaannya di
Desa Putat Kecamatan Patuk Kabupaten
pembangunan Desa Putat, akan tetapi misi Gunungkidul
No Indikator Pelaksanaan
pembangunan Desa Putat belum 1 Society kegiatan identifikasi potensi desa,
pemaparan hasil identifikasi potensi
mengintegrasikan seluruh nilai-nilai desa, dan rapat musdus, musdes dan
musrenbangdes.
pembangunan berkelanjutan. Melihat
2. Environment Kondisi lingkungan alam Desa Putat
keadaan tersebut Yayasan Javlec mengajak yaitu berbukit-bukit dengan lahan
yang dimanfaatkan sebagai
masyarakat Desa Putat untuk menyusun tata persawahan dan juga hutan rakyat
serta adanya kenampakan alam
ruang desa yang dapat digunakan untuk arah berupa air terjun dan sungai yang
dapat dijadikan objek wisata. Dalam
pembangunan desa selama 20 tahun kedepan. memanfaatkan potensi alam yang
ada di Desa Putat dibentuk tim tata
Masyarakat Desa Putat menyambut baik ruang desa.
pendampingan yang diberikan oleh Yayasan 3. Economy Kesejahteraan ekonomi masyarakat
Desa Putat ditingkatkan melalui
Javlec, sehingga selanjutnya Fasilitator kegiatan UKM yang dikelola oleh
kelompok PKK maupun perorangan
Yayasan Javlec memberikan pemahaman dan yang memanfaatkan hasil bumi
seperti pisang, ubi, dan ketela. Selain
pelatihan teknis pelaksanaan penyusunan tata itu juga da industri kerajinan topeng
yang memanfaatkan hasil alam
ruang desa di Desa Putat kepada masyarakat berupa kayu.
dan pemerintah desa yang akan terlibat 1. society, berkaitan dengan peran
dalam proses penyusunan tata ruang desa. masyarakat, responsibility (tanggung
Level Ketiga (Perumusan Indikator jawab), interaksi sosial, keperilakuan
Pembangunan Berkelanjutan) masyarakat dan kondisi sosial masyarakat
Level ketiga dari metode Analytical yang ada di suatu wilayah. Berdasarkan
Hierarchy Process (AHP) atau teori teori tersebut perencanaan pembangunan
pengambilan keputusan hirarkis adalah berkelanjutan di Desa Putat Kecamatan
mendefinisikan tujuan Level kedua dalam Patuk Kabupaten Gunungkidul sudah
istilah yang lebih operasional. Tujuan yang melibatkan partisipasi masyarakat. Peran
lebih operasional tersebut adalah indikator masyarakat sebagai objek sekaligus subjek
pembangunan berkelanjutan. Menurut pembangunan diwujudkan dalam proses
Sugandi,dkk (2007) model pembangunan perencanaan pembangunan berkelanjutan
di Desa Putat. Pembangunan diarahkan
untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan visi misi
pembangunan Desa Putat. Hal tersebut
sesuai dengan masyarakat sebagai objek
pembangunan dimana masyarakat
merupakan objek yang dikenai dampak dari identifikasi potensi desa bersama Fasilitator
pembangunan. Yayasan Javlec hingga musyawarah rencana
Di samping hal tersebut, pembangunan pembangunan (Musrenbang) tingkat desa. Dalam
juga melibatkan masyarakat langsung mulai kegiatan tersebut masyarakat tidak hanya terlibat
7
Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan...(Dyah Ayu Mahanani dan Utami Dewi, MPP.)
dalam kegiatan tersebut tetapi juga aktif belum detail dalam membahas peran
dan partisipatif di dalam kegiatan tersebut. pemeirntah dan lembaga desa.
Masyarakat melalui lembaga desa Hasil penelitian berbeda diungkapkan
menyampaikan usulan-usulan program dalam penelitian Yusvianty (2010),
pembangunan desa. Namun usulan yang bahwa peran pemerintah kabupaten
disampaikan belum sesuai dengan pesisir selatan kurang maksimal. Hal
kewenangan bidang lembaga desa. BPD tersebut dikarenakan pemeirntah hanya
sebagai lembaga legislasi tingkat desa terus mengejar pertumbuhan ekonomi dan
mendorong agar lembaga desa dapat mengesampingkan aspek ekologi.
menunjukan perannya dalam kegiatan Keadaan ini tentu tidak menjaga siklus
perencanaan. kehidupan lingkungan pesisir yang
Kondisi masyarakat Desa Putat menjadi tumpuan ekonomi masyarakat.
Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul sedangkan Pemerintah Desa Putat sudah
yang masih menjaga gotong royong memiliki dokumen tata ruang desa yang
menjadi nilai yang berharga dalam proses menjadi basis perencanaan pembangunan
perencanaan pembangunan berkelanjutan.
yang lebih memperhatikan lingkungan.
dengan adanya gotong royong masyarakat,
2. environment, yaitu berkaitan dengan
mudah untuk menggerakan masyarakat
lingkungan alam, termasuk lingkungan
untuk berpartisipasi dalam kegiatan
fisik serta adanya seperangkat
perencanaan pembangunan berkelanjutan.
kelembagaan sebagai hasil buatan
Hasil penelitian yang sama
manusia dalam rangka
diungkapkan dalam penelitian Hermanto
pemanfaatannya. Perencanaan
Rohman (2015), bahwa belum ada peran
pembangunan berkelanjutan di Desa
yang jelas dari pemerintah desa dan
Putat sudah mewujudkan indikator
lembaga desa. meskipun sudah ada
environment atau lingkungan melalui
regulasi yang mengatur tugas dan
pembentukan tata ruang desa. Tata ruang
kewenangan pemerintah desa dan
desa disusun oleh pemerintah desa, tokoh
lembaga desa, namun regulasi tersebut
masyarakat, kepala dusun dan fasilitator
Yayasan Javlec serta tim tata ruang desa.
Pembentukan tata ruang desa ini
berguna untuk mengidentifikasi potensi
fisik desa dan arah pengelolaannya selama
20 tahun kedepan. Potensi yang
diidentifikasi tidak hanya potensi yang
dapat dikelola untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat tetapi juga
potensi bencana alam yang dapat terjadi.
Potensi desa yang telah diidentifikasi yaitu buku potensi, buku perencanaan, dan buku
selanjutnya dibukukan dalam buku tata kondisi eksisting atau kondisi desa saat ini.
ruang desa yang terdiri dari tiga buku dokumen buku tersebut berguna sebagai basis data
8
Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan...(Dyah Ayu Mahanani dan Utami Dewi, MPP.)
perencanaan pembangunan berkelanjutan dengan RPJMDes Desa Putat yang sudah
desa. mencantumkan data potensi desa dan
Tidak hanya itu tata ruang desa kebutuhan desa.
diharapkan dapat menjadi kekuatan Hasil penelitian serupa diungkapkan
hukum bagi desa untuk mengendalikan dalam penelitian Yusvianty (2010),
pembangunan-pembangunan skala besar bahwa perencanaan pembangunan harus
di desa yang dapat berdampak buruk bagi mengacu pada analisis indikator
desa seperti ekploitasi sumberdaya alam pembangunan berkelanjutan dan kondisi
secara berlebih oleh industri atau lingkungan pesisir. Hal tersebut hampir
perusahaan. Dulu sebelum adanya tata sama dengan hasil penelitian ini bahwa
ruang desa hanya dapat memberikan perencanaan pembangunan harus
rekomendasi ke kabupaten jika ada mempertimbangkan kondisi lingkungan
pembangunan dari pihak luar yang dapat yang dalam penelitian ini tercantum
merugikan masyarakat desa. Setelah dalam dokumen tata ruang Desa Putat
adanya tata ruang desa, desa mampu yang menjadi basis perencanaan
menolak adanya pembangunan yang dapat pembangunan.
merugikan masyarakat desa dan tidak 3. economy, yaitu kesejahteraan ekonomi
sesuai dengan peruntukan tata ruang desa masyarakat dan pemanfaatan lingkungan
karena dokumen tata ruang desa tersebut alam untuk memenuhi kebutuhan
disahkan oleh desa dan memiliki kekuatan masyarakat termasuk dalam rangka
hukum. memperoleh keuntungan. Melihat dari
Hasil penelitian berbeda diungkapkan teori tersebut indikator ekonomi sudah
dalam penelitian Hermanto Rohman diwujudkan dalam perencanaan
(2015), bahwa masih ditemukan beberapa pembangunan berkelanjutan di Desa Putat
dokumen RPJMDes di desa-desa di melalui pelatihan dan pengembangan
Kabupaten B ondowoso yang belum usaha kecil menengah yang dirintis oleh
mencantumkan data potensi desa dan masyarakat di Desa Putat. selain itu
masalah-masalah yang ada di desa. hal indikator ekonomi juga diwujudkan
tersebut tentu akan berdampak pada melalui pelatihan dan fasilitasi kegiatan
pembangunan yang tidak sesuai dengan pertanian dan perkebunan untuk
kebutuhan desa. hal tersebut berbeda mendorong hasil yang lebih maksimal.
Namun program tersebut tidak akan
berjalan sesuai tujuan jika tidak ada
pendampingan dan pengawasan dari
pemerintah desa.
Hasil penelitian berbeda diungkapkan
dalam penelitian Hermanto Rohman
9
Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan...(Dyah Ayu Mahanani dan Utami Dewi, MPP.)
yang memperhatikan kebutuhan Tabel 1. Matriks Strategi
masyarakat. Pembangunan Desa Putat Kecamatan
Patuk Kabupaten Gunungkidul tahun
Hasil penelitian berbeda juga 2016-2021
diungkapkan dalam penelitian Yusvianty
TUJUAN STRATEGI
MISI KESATU
(2010), bahwa perencanaan pembangunan Mewujudkan Melakukan perencanaan, penganggaran,
Pemerintahan Desa pelaksanaan dan evaluasi program dan
di kabupaten pesisir selatan terlalu yang bersih, kegiatan selalu melibatkan semua unsur
transparan dan
lembaga desa dan mufakat masyarakat
akuntabel. desa.
mengejar pertumbuhan ekonomi sehingga Pengisian aparatur desa dilaksanakan
secara terbuka, transparan, tidak ada
justru malah kurang menciptakan peluang- kolusi dan nepotisme.
Semua program dan kegiatan harus dapat
peluang pertumbuhan ekonomi. Berbeda dipertanggungjawabkan baik secara
administrasi danmaterial demi
dengan perencanaan pembangunan Desa kesejahteraan masyarakat.
MISI KEDUA
Putat yang berusaha menciptakan peluang Meningkatkan
asudma ber daya Meningkatkan pelatihan-pelatihan bagi
aparatur pemerintah desa.
uynatnugk
pertumbuhan ekonomi melalui pelatihan
kesejahteraan Meningkatkan usaha ekonomi
unit Usaha Kecil Menengah (UKM) dan masyarakat.
masyarakat melalui kegiatan pelatihan-
pelatihan bagi kelompok – kelompok
pelatihan keahlian masyarakat desa seperti usaha warga kurang mampu.
Menggali pengelolaan aset kekayaan
desa untuk menumbuhkembangkan
membatik dan pertukangan. Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa untuk
potensi tersebut terus dikembangkan meningkatkan PAD desa dengan harapan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
dengan melibatkan kerjasama dinas terkait MISI KETIGA
Memberikan Memberikan bantuan operasional kepada
pelayanan prima kelompok-kelompok untuk peningkatan
dan swasta untuk lebih mengembangkan kepada pemberdayaan kelompok.
potensi yang dikelola masyarakat. Meningkatkan kedisiplinan perangkat
desa
Meningkatkan sosialisasi kepada
Level Keempat (Penyusunan Strategi masyarakat mengenai prosedur
pelayanan bagi masyarakat sehingga
Pembangunan Berkelanjutan) pelayanan dapat berjalan cepat, tepat
sesuai prosedur yang berlaku.
Level keempat dari hirarki Metode
MISI KEEMPAT
Meningkatkan Pembangunan fasilitas infrastruktur
Analytical Hierarchy Process (AHP) berisi pembangunan di dasar masyarakat.
segala bidang.
berbagai strategi sektoral. Diasumsikan Pembangunan dalam upaya menumbuh
kembangkan usaha-usaha ekonomi
bahwa strategi sektoral ini akan membantu masyarakat dengan meningkatkan peran
partisipatif masyarakat.
pencapaian indikator Level ketiga, yang Peningkatan pembangunan baik fisik
maupun non fisik sesuai potensi yang
kemudian mencapai pembangunan dimiliki desa untuk percepatan
kesejahteraan masyarakat.
berkelanjutan melalui integrasi dimensi MISI KELIMA
Menciptakan Meningkatkan kesadaran masyarakat
kehidupan tentang pentingnya kerukunan antar
beragama yang umat beragama ditengah-tengah
harmonis. kepemelukan agama yang berbeda-beda
di masyarakat.
Meningkatkan pembinaan keagamaan.
Sumber: Rencana pembangunan jangka
menengah (RPJM) Desa Putat Kecamatan
Patuk Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-
2021
Perumusan strategi dalam perencanaan
level kedua Saaty (1980).
pembangunan berkelanjutan di Desa Putat
belum mengembangkan dari nilai-nilai
pembangunan berkelanjutan. Hal tersebut Desa Putat masih disusun berdasarkan misi
dikarenakan Perumusan strategi dalam pembangunan desa yang setiap periode berganti.
perencanaan pembangunan berkelanjutan di Hal ini dikarenakan penyusunan strategi
10
Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan...(Dyah Ayu Mahanani dan Utami Dewi, MPP.)
merupakan jabaran dari misi pembangunan metode AHP, pemerintah Desa Putat lebih
yang telah disusun.. Dalam menyusun mudah untuk menyusun strategi dengan
strategi perencanaan menjabarkan visi dan misi pembangunan.
pembangunan berkelanjutan di Desa Putat Pemerintah Desa Putat hanya perlu untuk
disesuaikan dengan visi misi pembangunan mencari faktor pendukung dan penghambat
Desa Putat. sesuai dengan visi misi pembangunan yang
Hal tersebut sangat disayangkan telah dirumuskan.
mengingat visi dan misi pembangunan Hal berbeda diungkapkan dalam
Desa Putat belum mengintegrasikan seluruh penelitian Hermanto Rohman (2015),
nilai-nilai pembangunan berkelanjutan. bahwa perumusan strategi pembangunan
Terutama aspek keberlanjutan pengelolaan tidak sinkron dengan misi pembangunan
lingkungan yang penting untuk desa di Kabupaten Bondowoso. Hal
diperhatikan masyarakat dan pemerintah tersebut terdapat pada beberapa dokumen
Desa Putat. Namun dengan adanya perencanaan pembangunan desa di
penyampaian hasil pengolahan data tata Kabupaten Bondowoso. Namun hal
ruang yang sudah berbentuk peta dan tersebut berbeda dengan hasil penelitian ini
pemaparan arah kebijakan pembangunan dimana misi dan strategi sudah sinkron.
yang disarankan, masyarakat dan Level Kelima (Penyusunan Program)
pemerintah Desa Putat menjadi mengerti Akhirnya, Level kelima berisi proyek
bagaimana mengelola lingkungan dan pembangunan sektoral. Tujuan utama metode
mengatasi dampak-dampak yang mungkin Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah
ditimbulkan. untuk menemukan bobot prioritas dari proyek
Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Level kelima Saaty (1980).Dalam perencanaan
Yusvianty (2010) yang menggunakan pembangunan berkelanjutan di Desa Putat
analisis SWOT dengan memberikan bobot Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul
penilaian dalam menyusun strategi. penyusunan program sudah mewakili nilai-
Pembobotan nilai diberikan pada setiap nilai dan tujuan pembangunan berkelanjutan.
faktor pendukung dan penghambat yang keadaan tersebut dikarenakan masyarakat dan
kemudian digambarkan dalam diagram dan pemerintah desa sudah mengetahui apasaja
akan ditemukan garis koordinatnya. Sesuai kebutuhan desa dan arah pembangunan desa
dengan penyusunan strategi berdasarkan yang ada dalam tata ruang desa. penyusunan
program perencanaan pembangunan
berkelanjutan di Desa Putat dilakukan dengan
mendengarkan usulan program dari seluruh
elemen masyarakat yang berpartisipasi dalam
musyawarah rencana pembangunan desa
(MusrenbangDes). Program tersebut seperti
terlihat pada tabel salah satu bidang Putat Kecamatan Patuk Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2016-2021 Dalam
pembangunan Desa Putat dibawah ini. Bidang Ekonomi
No Program
Tabel 2. Program Pembangunan Desa
11
Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan...(Dyah Ayu Mahanani dan Utami Dewi, MPP.)
SOSIAL
menjadi lebih memahami kebutuhan desa
1 Bulan bakti gotong royong
2 Musrenbangdus sehingga mengetahui betul pembangunan apa
3 Pembinaan warga disabilitas
4 Pembinaan RT & RW yang harus diusulkan untuk mengatasi sebuah
5 Pemberian santunan untuk PMKS
permasalahan yang sudah mereka pahami.
EKONOMI Setelah disampaikan semua usulan program
1 Pelatihan ketrampilan bagi
pencari kerja yang dibutuhkan, kemudian dipilih
2 Pembuatan kios buah tepi jalan
3 Peralatan mesin kerajinan berdasarkan urgensi program yang harus
4 Pelatihan ketrampilan tataboga segera direalisasikan dan menyesuaikan
5 Pengelolaan BUMDES secara
maksimal dengan level ketiga yaitu indikator. Selain itu
Namun terkadang usulan tersebut masih hanya berdasarkan usulan ketua RT/RW dan
bersifat fisik atau infrastruktur. Usulan terkait kepala dusun. Lembaga desa kurang terlihat
pemberdayaan masyarakat dan pengembangan lembaga Desa Putat yang sudah aktif
lembaga desa kurang disampaikan. Banyak menyampaikan usulan. Hanya saja usulan
usulan-usulan yang muncul dalam forum tetapi tersebut masih bersifat sarana dan prasaran
dari semua usulan tersebut kurang menunjukan belum mengarah ke pengembangan kapasitas
peran masyarakat. Artinya usulan-usulan sumber daya manusia (SDM) anggota lembaga
analisis kebutuhan semata. Belum berdasarkan Hasil penelitian yang berbeda juga terdapat
analisis mendalam mengenai kegunaan, dalam penelitian Yusvianty (2010), bahwa
manfaat dan tingkat urgensi usulan tersebut. program-program yang diusulkan oleh
Dengan adanya tata ruang Desa Putat, stakeholder atau pejabat terkait dalam
DAFTAR PUSTAKA
Kelly KL. (1998). A systems approach to
identifying decisive information for
sustainable development. Eur J Oper
Res. 1998;109;452-64
13
Siagian, Sondang P. (2005). Administrasi
Pembangunan, Konsep Dimensi Dan
Strateginya. Jakarta: Bumi Aksara
Sugandi, dkk. (2007). Prinsip Dasar
Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan
Berwawasan Lingkungan. Jakarta:
PTBumi Aksara.
TL, Saaty. (1980). The analytic hierarchy
process. New york: Mc Grawa-Hill
Rohman, Hermanto. (2015). Kapasitas
Penyelenggaraan Pembangunan Desa
Kabupaten Bondowoso. Jurnal. Jember:
universitas Jember
Yusvianty. (2010). Perencanaan Pembangunan
Berkelanjutan Wilayah Pesisir (Studi
Kasus Kabupaten Pesisir Selatan). Tesis.
Sumatera Barat: Universitas Andalas
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang
Desa
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor.114 Tahun 2014
Tentang Pedoman Pembangunan Desa
Rencana pembangunan jangka menengah Desa
Putat Kecamatan Patuk Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2016-2021