Anda di halaman 1dari 16

JIEP-Vol.

18, No 1, Maret 2018


ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN


BERKELANJUTAN DI JAWA TIMUR
Niken Pratiwi1, Dwi Budi Santosa2, Khusnul Ashar3

1. Magister Ilmu Ekonomi, Universitas Brawijaya, Indonesia


2. Magister Ilmu Ekonomi, Universitas Brawijaya, Indonesia
3. Magister Ilmu Ekonomi, Universitas Brawijaya, Indonesia
E-mail: nikenpratiwiprasetya@gmail.com, dwibudisantosa@gmail.com,
khusnul_ashar@yahoo.co.id
Abstrak
Pembangunan berkelanjutan merupakan paradigma pembangunan multidimensi yang
mempertimbangkan kepentingan generasi yang akan datang selain pemenuhan kebutuhan
saat ini. Keterkaitan antara aspek ekonomi, sosial dan lingkungan diwujudkan dalam
ukuran keadilan, kenyamanan dan kelestarian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
implementasi pembangunan berkelanjutan di Jawa Timur berdasarkan variabel-variabel
ekonomi, sosial dan lingkungan serta mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap
keberhasilan pembangunan berkelanjutan menggunakan analisis kuadran berdasarkan
Tipologi Klassen dan analisis cluster. Hasil penelitian menunjukkan terbentuknya tiga
cluster wilayah di Jawa Timur yang dikategorikan menjadi wilayah maju, wilayah potensial
dan wilayah tertinggal. Secara umum, pembangunan di Jawa Timur sudah menuju
pembangunan berkelanjutan yang ditandai dengan berkembangnya pembangunan ekonomi,
meningkatnya kesejahteraan sosial dan berkurangnya masalah sosial, serta membaiknya
kondisi lingkungan selama dari tahun 2011 ke tahun 2015. Penelitian menunjukkan bahwa
ketimpangan antar wilayah yang identik dengan rasa keadilan merupakan faktor yang
paling menentukan dalam implementasi pembangunan berkelanjutan di Jawa Timur

Keywords: Pembangunan berkelanjutan, Tipologi Klassen, analisis cluster


JEL Classification:P28, R5
1. PENDAHULUAN berfungsi (capability to function) (To-
Pertumbuhan ekonomi dan pen- daro & Smith, 2011a; van den Bergh
dapatan per kapita merupakan indika- & Kallis, 2012). Sen dalam Todaro &
tor yang paling umum digunakan un- Smith (2011a).
tuk mengukur kesejahteraan. Peneliti- Seiring dengan berjalannya wak-
an tentang ekonomi tradisional fokus tu, maka pembangunan ekonomi yang
pada pertumbuhan ekonomi dan fak- biasa diukur dengan pertumbuhan e-
tor-faktor ekonomi (Huang & Ho, konomi yang dibarengi dengan peme-
2017). Perubahan ukuran capaian ke- nuhan kebutuhan sosial masih harus
berhasilan pembangunan ditandai de- diselaraskan dengan perhatian terha-
ngan adanya redefinisi keberhasilan dap lingkungan (Rasic, et al., 2012).
pembangunan terjadi pada tahun Kualitas lingkungan mempengaruhi
1990an. Indikator GDP tidak dapat di- dan dipengaruhi oleh pembangunan e-
anggap sebagai ukuran yang dapat konomi (Todaro & Smith, 2011b).
menggambarkan kesejahteraan dan Mulai disadari bahwa semakin
bahwa kualitas kehidupan berupa pe- banyak masalah yang dihadapi dunia
menuhan kebutuhan dasar manusia ya- seperti perubahan iklim, semakin ber-
itu pendidikan, kesehatan dan penda- kurangnya keanekaragaman hayati,
patan sejatinya merupakan ukuran ke- kemiskinan, krisis kepercayaan dan
berhasilan pembangunan sedangkan lain-lain (Broman & Robert, 2015).
yang menjadi penentu utama tingkat Pembangunan berkelanjutan merupa-
kemiskinan adalah kapabilitas untuk kan perspektif baru pembangunan

1
yang berkomitmen memberikan kon- nan di Jawa Timur dalam kerangka
tribusi untuk masa depan (Walkowiak, konsep pembangunan berkelanjutan,
1996). Oleh karena itu diperlukan u- sejauh mana pembangunan berkelan-
kuran keberhasilan pembangunan se- jutan telah dilaksanakan di Jawa Ti-
bagaimana diuraikan diatas yang se- mur. Penelitian juga dimaksudkan un-
lanjutnya pada tahun 2000an dikenal tuk mengetahui aspek apa yang paling
sebagai tujuan pembangunan berke- mempengaruhi keberhasilan pemba-
lanjutan (sustainable development go- ngunan berkelanjutan di Jawa Timur.
als) yang pelaksanaannya biasa diukur
pada lingkup wilayah negara. Pada 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN HI-
Artikel 28 dari Agenda 21 disebutkan POTESIS
bahwa penting untuk dilakukan aksi Pembangunan dan Pembangunan
pembangunan berkelanjutan di wila- Berkelanjutan
yah lokal (Tanguay, et al., 2009). Pembangunan dapat diartikan
Pembangunan berkelanjutan me- secara dinamis dari waktu ke waktu.
rupakan salah satu misi yang ingin di- Secara tradisional, pembangunan ha-
capai oleh pemerintah Provinsi Jawa nya diartikan secara sederhana sebagai
Timur yang merupakan sebagian dari upaya-upaya yang dilakukan untuk
visinya untuk mewujudkan masyara- memenuhi kebutuhan manusia dengan
kat yang sejahtera dan berkeadilan. memanfaatkan keterbatasan sumber
Terdapat kondisi yang menarik dari daya yang ada. Seiring dengan ber-
Jawa Timur pada aspek ekonomi, so- jalannya waktu, pada tahun 1970an
sial dan lingkungan untuk dapat di- pembangunan diartikan sebagai upaya
kaitkan dengan pembangunan berke- untuk mencapai tingkat pertumbuhan
lanjutan. per kapita sehingga masalah-masalah
Ditinjau dari aspek ekonomi, yang berkaitan dengan kemiskinan,
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur se- diskriminasi, pengangguran dan distri-
lalu lebih tinggi rata-rata sebesar busi pendapatan kurang mendapat per-
7.75% dari pertumbuhan ekonomi na- hatian. Pada tahun 1990an pengertian
sional selama tahun 2011-2015 (Bap- pembangunan berkembang pada per-
peda, 2017). Fenomena tersebut me- hatian terhadap upaya peningkatan ku-
nunjukkan bahwa pembangunan eko- alitas hidup dibanding semata-mata
nomi di Jawa Timur berjalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
baik, namun tingkat kemiskinannya Pada tahun 2000an dikenal konsep
juga berada di atas rata-rata nasional pembangunan berkelanjutan yang me-
(BPS, 2016). Hal tersebut mengindi- rupakan perkembangan pengertian
kasikan bahwa pertumbuhan ekonomi pembangunan yang tidak hanya mene-
yang tinggi tidak serta merta berpe- kankan pada pemenuhan kebutuhan
ngaruh pada kesejahteraan penduduk jangka pendek, tetapi juga memper-
apabila ditinjau dari variabel kemis- timbangkan pemenuhan kebutuhan pa-
kinan. Aspek lingkungan menunjuk- da masa yang akan datang.
kan kondisi Indeks Kualitas Lingku- Definisi yang paling umum di-
ngan Hidup Jawa Timur masih berada gunakan adalah definisi pembangunan
di bawah rata-rata nasional berdasar- berkelanjutan sesuai dengan Brundt-
kan data empat tahun terakhir. Kondisi land Report dalam WCED (1987) ya-
tersebut mengindikasikan perlu ada- itu pembangunan yang memenuhi ke-
nya perbaikan kualitas lingkungan di butuhan generasi saat ini tanpa me-
Jawa Timur. ngorbankan pemenuhan kebutuhan ge-
Penelitian ini bertujuan untuk nerasi yang akan datang yang kon-
menganalisis pelaksanaan pembangu- sepnya terdiri dari tiga aspek yaitu
ekonomi, sosial dan lingkungan. (Ta- sustainable (WCED ,1987 dalam
nguay et al., 2009; Yang, Xu, & Shi, Tanguay et al., 2009).
2016). Pembangunan berkelanjutan Dalam interaksi antar aspek da-
merupakan salah satu tahapan pemba- lam pembangunan berkelanjutan ba-
ngunan jangka panjang yang kom- nyak muncul tanggapan pesimis dari
pleks dan melibatkan berbagai disiplin para ahli baik ekonom maupun envi-
ilmu (Yang et al., 2016). Pada jangka ronmentalis. Para ahli tersebut meng-
panjang, diperlukan strategi pemba- anggap bahwa pembangunan berke-
ngunan yang seimbang antara aspek e- lanjutan merupakan retorika yang ti-
konomi, aspek sosial dan aspek ling- dak dapat dilakukan tanpa adanya tra-
kungan dengan didukung oleh aspek de off antar aspek (Drews & Bergh,
kelembagaan yang baik. Menurut Heal 2017; Fauzi, 2009; Moore, 2017).
dalam Fauzi & Octavianus (2014) se- Kurva Kuznets merupakan kur-
tidaknya terdapat dua dimensi dalam va multidimensi berbentuk U terbalik
konsep pembangunan berkelanjutan yang menunjukkan hipotesis hubung-
yaitu dimensi waktu yang menyangkut an jangka panjang antara pendapatan
apa yang terjadi pada masa kini dan per kapita dengan degradasi lingkung-
masa yang akan datang; dan dimensi an dan ketimpangan (Kuznets, 1954;
interaksi yang menyangkut sistem e- Panayotou, 2003; Todaro & Smith,
konomi dan sistem lingkungan karena 2011a). Seiring dengan keberhasilan
pemenuhan kebutuhan manusia pada pembangunan ekonomi yang diukur
dasarnya selalu berhubungan dengan dengan meningkatnya pertumbuhan e-
ketersediaan dan keterbatasan sumber konomi/pendapatan per kapita akan
daya alam. Pembangunan berkelanjut- terjadi peningkatan degradasi ling-
an adalah penjajaran dua elemen uta- kungan/ketimpangan sampai pada titik
ma yang penting yaitu pembangunan belok (turning point) tertentu. Setelah
yang bertujuan untuk selalu mengem- melewati titik belok (turning point)
bangkan potensi menuju kondisi yang tersebut maka peningkatan pertum-
lebih baik, dan berkelanjutan yang buhan ekonomi/ pendapatan per kapita
mewakili makna ketahanan dan ke- akan diikuti dengan penurunan degra-
lestarian (Cristian, Maria, Artene, & dasi lingkungan/ ketimpangan.
Duran, 2015). Indikator Pembangunan Berkelan-
Interaksi antara ekonomi dan so- jutan
sial disebut sebagai equitable yang da- Diperlukan indikator untuk me-
pat diartikan dalam istilah keadilan; lakukan penilaian dan evaluasi kinerja
interaksi antara lingkungan dan sosial dalam hubungannya dengan pemba-
disebut sebagai livable atau dikenal ngunan berkelanjutan yang menunjuk-
juga sebagai konsep kualitas hidup kan kecenderungan adanya kemajuan
yang dapat pula diartikan dalam istilah atau kemunduran dalam aspek-aspek
kenyamanan; interaksi antara ekonomi pembangunan berkelanjutan seperti e-
dan lingkungan disebut sebagai viable konomi, sosial dan lingkungan, juga
atau dalam artian usaha dalam me- dapat menyediakan informasi bagi pa-
ningkatkan kondisi ekonomi harus ra pengambil kebijakan untuk menen-
memperhatikan daya dukung ling- tukan strategi dan mengomunikasikan
kungan dan menghindari terjadinya hasilnya kepada para pemangku ke-
kerusakan lingkungan yang dapat juga pentingan (Babcicky, 2013; Böhringer
diartikan dalam istilah kelestarian; se- & Jochem, 2007; Hák, Janousková, &
dangkan interaksi antara ekonomi, so- Moldan, 2016; Parris & Kates, 2003).
sial dan lingkungan disebut sebagai Penelitian tentang pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan diperlu-
kan untuk mengetahui tingkat keber- pek dalam pembangunan berkelanjut-
hasilan pembangunan. Sudah banyak an. Data yang digunakan adalah data
dilakukan penelitian kuantitatif dan sekunder tahun 2011 dan tahun 2015
memasukkan semua dimensi/aspek da- untuk menggambarkan dinamika ka-
lam pembangunan berkelanjutan seca- rakteristik hasil pembangunan selama
ra simultan sehingga dapat dijadikan lima tahun.
evaluasi pelaksanaan kebijakan dan Data diperoleh dari Badan Pusat
keberhasilan pembangunan (Mayer, Statistik Provinsi Jawa Timur, Badan
2008). Hal tersebut sesuai dengan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Ti-
Zdan (2010) dalam Singh, et al. mur, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa
(2011) yang menyatakan bahwa diper- Timur dan Badan Perencanaan Pem-
lukan informasi tentang tren indikator bangunan Provinsi Jawa Timur. Ana-
pembangunan berkelanjutan yang sis- lisis cluster digunakan untuk menge-
tematis, terukur dan dapat diinterpre- lompokkan objek berdasarkan homo-
tasi untuk mengetahui perkembangan genitas internal (dalam cluster) dan
dari pembangunan berkelanjutan. Me- heterogenitas eksternal (antar cluster)
nurut Parris & Kates (2003), selain (Hair, Black, Babin, & Anderson,
sebagai ukuran pencapaian tujuan, pe- 2010).
milihan indikator juga harus memper- Variabel yang digunakan dalam
timbangkan yang pertama, apa yang penelitian ini menggunakan data dari
akan diberlanjutkan; kedua, apa yang 38 kabupaten/kota di Jawa Timur
harus dibangun; ketiga, bagaimana tahun 2011 dan 2015 yang dipilih
menjembatani hubungan antara pem- berdasarkan Indikator Pembangunan
bangunan; dan keempat, lingkungan Berkelanjutan, penelitian-penelitian
serta berapa lama jangka waktunya. yang telah dilakukan sebelumnya, ke-
Pemilihan indikator atau kelom- sesuaian dengan tujuan yang ingin
pok variabel dalam analisis pemba- dicapai oleh pemerintah provinsi Jawa
ngunan berkelanjutan harus memper- Timur dan pertimbangan tentang ke-
timbangkan aspek-aspek dalam pem- tersediaan data selama kurun waktu
bangunan berkelanjutan, tujuan pem- yang digunakan dalam penelitian.
bangunan yang telah ditetapkan, kebu- Analisis cluster dilakukan pada
tuhan para pemangku kepentingan dan variabel aspek ekonomi yang meliputi
ketersediaan data (Mayer, 2008; Maz- indeks gini, tingkat kemiskinan, kon-
urov & Tikunov, 2006; Sharma, 2014; tribusi sektor primer, dan persentase
Tran, 2015). Indikator yang baik harus tenaga kerja pada sektor primer; aspek
dapat mewakili tiga pilar dalam pem- sosial yang meliputi angka harapan
bangunan berkelanjutan yaitu aspek hidup, angka melek huruf, kepadatan
ekonomi, sosial dan lingkungan (Par- penduduk dan tingkat kriminalitas;
di, Nawi, & Salleh, 2016). dan aspek lingkungan yang meliputi
kadar CO, persentase luas hutan dan
3. METODE PENELITIAN persentase luas lahan kritis.
Penelitian ini menggunakan me-
tode kuantitatif deskriptif mengguna- 4. ANALISIS DATA DAN PEM-
kan analisis kuadran dalam mengiden- BAHASAN
tifikasi distribusi pertumbuhan ekono- Analisis Data
mi dan PDRB per kapita, sedangkan Penelitian ini menggunakan me-
analisis cluster digunakan untuk me- tode kuantitatif deskriptif mengguna-
ngetahui pembagian wilayah berda- kan analisis kuadran dalam mengiden-
sarkan kesamaan karakteristik variabel tifikasi distribusi pertumbuhan ekono-
dalam hubungannya dengan aspek-as- mi dan PDRB per kapita, sedangkan
analisis cluster digunakan untuk me- telah dilakukan sebelumnya, kese-
ngetahui pembagian wilayah berda- suaian dengan tujuan yang ingin di-
sarkan kesamaan karakteristik variabel capai oleh pemerintah provinsi Jawa
dalam hubungannya dengan aspek-as- Timur dan pertimbangan tentang ke-
pek dalam pembangunan berkelanjut- tersediaan data selama kurun waktu
an. yang digunakan dalam penelitian.
Data yang digunakan adalah da- Analisis cluster dilakukan pada varia-
ta sekunder tahun 2011 dan tahun bel aspek ekonomi yang meliputi in-
2015 untuk menggambarkan dinamika deks gini, tingkat kemiskinan, kontri-
karakteristik hasil pembangunan sela- busi sektor primer, dan persentase te-
ma lima tahun. Data diperoleh dari naga kerja pada sektor primer; aspek
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa sosial yang meliputi angka harapan hi-
Timur, Badan Lingkungan Hidup Pro- dup, angka melek huruf, kepadatan
vinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan penduduk dan tingkat kriminalitas;
Provinsi Jawa Timur dan Badan Pe- dan aspek lingkungan yang meliputi
rencanaan Pembangunan Provinsi Ja- kadar CO, persentase luas hutan dan
wa Timur. Analisis cluster digunakan persentase luas lahan kritis.
untuk mengelompokkan objek berda- Hasil pengelompokan wilayah
sarkan homogenitas internal (dalam berdasarkan analisis kuadran menggu-
cluster) dan heterogenitas eksternal nakan variabel identitas pertumbuhan
(antar cluster) (Hair et al., 2010). ekonomi dan PDRB per kapita pada
Variabel yang digunakan dalam tahun 2011 apabila diplot ke dalam
penelitian ini menggunakan data dari kuadran menggunakan program IBM
38 kabupaten/kota di Jawa Timur ta- SPSS Statistic 20 berdasarkan tipologi
hun 2011 dan 2015 yang dipilih ber- Klassen ditunjukkan pada gambar di
dasarkan Indikator Pembangunan Ber- bawah ini:
kelanjutan, penelitian-penelitian yang

12 10 wilayah maju
12 8 wilayah maju
Wilayah
Wilayah potensial
potensial

16 16
2 wilayah tertekan
Wilayah Wilayah
tertinggal tertinggal

Gambar 1. Komposisi Wilayah Tahun 2011 dan 2015 berdasarkan Tipologi Klassen

Secara komposisi, tampak bahwa 2011-2015. Pada tahun 2015 wilayah


tidak terdapat perubahan dalam tertekan tumbuh menjadi wilayah ma-
jumlah wi- layah tertinggal. Hal ini ju sehingga komposisi wilayah maju
menunjukkan bahwa pengentasan menjadi lebih besar. Analisis kuadran
wilayah tertinggal belum berhasil pada berdasarkan Tipologi Klassen dengan
kurun waktu
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
tujuan untuk mengetahui komposisi dapat menggabungkan informasi pe-
distribusi wilayah berdasarkan per- laksanaan pembangunan di Jawa Ti-
tumbuhan ekonomi dan PDRB per ka- mur dengan lebih tepat.
pita sedangkan analisis cluster diguna- Analisis cluster dalam penelitian
kan untuk mengidentifikasi wilayah ini menggunakan program SPSS 20
berdasarkan persamaan karakteristik yang hasilnya ditunjukkan oleh tabel
variabel selain pertumbuhan ekonomi 1. dan tabel 2. di bawah ini:
dan PDRB per kapita dengan tujuan
Tabel 1. Perbandingan Hasil
Perhitungan Analisis Cluster
2011
V W W W W
Meana ila Mean
ilay ila i
ri Wilay ya ah Wilaya ya l
a ah h Ter h Maju h a
b Maju
Po tin Po y
e ten gga ten a
l sia l sia h
l l
T
e
r
t
i
n
g
g
a
l
Gini 0.31 0.35 0.31 0.28 0
Kemiskinan 13.85 7.32 13.36 20.01 12
%Primer 27.98 3.84 28.57 46.75 25
%TK 20.03 3.76 21.45 31.04 17
primer
AHH 70.57 72.05 71.41 67.99 70
AMH 89.55 96.92 91.22 80.79 92
Density 1,805.14 4,915.51 949.29 660.76 1,858
Tk. 74.05 142.66 56.92 45.95 49
kriminal
CO* 1,730.00 1,994.44 1,530.00 1,840.91 6,187
% hutan 10.88 1.72 10.84 18.42 11
% kritis 5.60 2.30 3.42 11.88 1

Tabel 2. Perbandingan
Anggota Cluster Tahun 2011
dan 2015
2011
Cluster 1 Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Malang, K
Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota M
Mojokerto, Kota Madiun, Kota Surabaya, P
Kota Batu (9 kota) M
S
k
Cluster 2 Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, P
Tulungagung, Blitar, Kediri, Malang, T
Banyuwangi, Sidoarjo, Pasuruan, M
Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Madiun, J
Magetan, Ngawi, Lamongan, Gresik (18 M
6
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
kabupaten) Jawa Timur variabel angka
Cluster 3 Lumajang, Jember, Bondowoso,
makin harapan hidup dan
Situbondo, Probolinggo, Bojonegoro,
meningkat di angka melek huruf
Tuban, Bangkalan, Sampang,
Sumenep (11 kabupaten) saat tingkat serta pe- nurunan
kemiskinan masalah sosial yang
Tabel 1. karbonmo mulai menurun. dilihat dari tingkat
di atas noksida di Pada struktur kriminalitas.
menunjukkan udara) perekonomian Sedangkan
a- danya hasil tidak sig- mulai ter- jadi peningkatan rata-
positif dan nifikan penurunan rata kepadatan pen-
negatif pada yang produktifitas duduk dapat
ni- lai cluster. artinya pada sek- tor diartikan sebagai
Hasil positif bahwa primer sehingga pening- katan
menunjukkan nilai CO berpengaruh masalah sosial yang
bahwa nilai pada pada tenaga dapat me-
dari masing- masing- kerja pada sektor nimbulkan dampak
masing va- masing tersebut. negatif bagi pem-
riabel berada cluster Dalam bangunan di Jawa
di atas rata- tidak me- aspek sosial Timur.
rata, sedang- nunjukkan terjadi ke- Berdasarkan
kan hasil heterogeni naikan pada hasil yang signifi-
negatif tas variabel angka kan, rata-rata
menunjukkan eksternal. harapan hidup, variabel persentase
hal yang Pada angka melek luas hutan di Jawa
sebaliknya. Tabel 1. huruf dan kepa- Timur meningkat
Hasil analisis juga datan penduduk dan persentase
me- ditunjukka pada tahun 2015 lahan kritis
nunjukkan n bahwa di- bandingkan menurun. Me-
bahwa rata-rata dengan pada ningkatnya
variabel CO Jawa tahun 2011. persentase luas
(kadar Timur Sedangkan pada hutan me-
pada as- variabel tingkat ngindikasikan
pek kri- minalitas perbaikan pada
ekonomi yang kualitas lingkungan
dengan menunjukkan sedangkan turunnya
variabel jumlah kejadian per- sentase lahan
indeks kriminal yang kritis masih
gini terjadi per memerlukan
meningkat 100.000 orang di analisis lanjutan
di tahun Jawa Timur apakah
2015 menga- lami mengindikasi- kan
diban- penurunan. Hasil perbaikan
dingkan dan per- sentase penelitian terse- lingkungan atau
dengan tahun tenaga kerja but seba- liknya.
2011 namun sektor primer menunjukkan Variabel kadar CO
variabel me- nurun. Hasil bahwa telah merupakan satu-
tingkat tersebut terjadi satunya variabel
kemiskinan, menunjukkan peningkatan yang tidak signi-
persen- tase bahwa kesejahteraan fikan namun
kontribusi ketimpangan sosial yang mengalami kenaikan
sektor primer antar wilayah di diproksi dari yang relatif sangat
7
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
tinggi yaitu pada cluster 1 sedangkan
sebesar masing- meru- ana- lisis
257.64%. masing pakan cluster
Tabel 2. cluster. wilayah digunakan
menunjukkan Secara maju, untuk menge-
daerah umum cluster 2 lompokkan
kabupaten/kot tidak meru- wilayah
a yang terdapat pakan berdasarkan
menjadi banyak wilayah per- samaan
anggota perbe- potensial karakteristik
daan dan pada
antara cluster 3 sejumlah
anggota merupaka besar
cluster n wilayah variabel.
pada tertinggal. Berdasa
tahun Pembahasan rkan hasil
2011 dan Anal analisis pada
tahun isis Tabel 1.,
2015, kuadran tampak
hanya tiga dan bahwa pada
wilayah analisis masing-
yang cluster masing aspek
mengalam menunjuk terdapat
i kan beberapa
pergeseran kabupaten varia- bel
(shifting) /kota yang yang
yaitu berbeda menunjukkan
Kabupaten sebagai perbedaan an-
Sidoarjo, anggota tar cluster
Mojokerto kelom- yang relatif
dan pok besar.
Bojonegor wilayahny Perban-
o. a. Tujuan dingan nilai
Berdasar- dari tiap variabel
kan analisis dibanding-
karakterist kuadran kan dengan
ik yang adalah rata-rata Jawa
ditunjukka untuk Timur yang
n o- leh mengident dinyatakan
analisis ifikasi dalam persen
cluster wilayah digambarkan
yang dan dengan
dibanding mengetah gambar 2
kan ui secara berikut.
dengan tepat Pada
analisis komposisi aspek
kuadran wilayah ekonomi
maka berdasarka tampak
dapat n pem- bahwa
diidentifik bangunan kemiskinan
asi bahwa ekonomi, dan dua
8
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
variabe hubungan
l sektor nya
primer dengan
menunj pe-
ukkan laksanaan
terdapa pembangu
t nan
perbed berkelanju
aan t- an.
yang
cukup
jauh
antara
wi-
layah
maju
dengan
wilaya
h
potensi
al dan
wilaya
h
tertingg
al. Hal
tersebu
t
mengin
dikasik
an
bahwa
kemisk
inan
dan
struktur
pereko
nomian
merupa
kan
faktor
yang
penting
dalam
menent
u- kan
tahapan
pemba
ngunan
di Jawa
Ti- mur
dalam
9
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

Gambar 2. Grafik Perbandingan Variabel dengan Rata-rata Jawa Timur

Data empirik menunjukkan bah- Kepadatan penduduk di wilayah


wa struktur perekonomian di wilayah maju berada jauh di atas kelompok wi-
tertinggal masih merupakan struktur layah yang lain dan rata-rata Jawa
perekonomian primer, wilayah poten- Timur. Kondisi tersebut wajar terjadi
sial sudah menampakkan pergeseran karena wilayah maju dianggap mampu
ke sektor sekunder, sedangkan wila- memberikan kehidupan yang lebih ba-
yah maju sudah bukan lagi pada struk- ik karena pertumbuhan yang tinggi
tur perekonomian primer. Struktur pe- dan ketersediaan sarana dan prasarana
rekonomian primer erat kaitannya de- yang lebih lengkap. Sebagaimana di-
ngan kemiskinan dan pekerja dengan ungkapkan dalam (Todaro & Smith,
kategori miskin bila dibandingkan de- 2011a) bahwa di negara berkembang
ngan sektor perekonomian yang lain terjadi kepadatan penduduk di wilayah
(Pratomo, Saputra, & Shofwan, 2015). maju yang seringkali lebih tinggi dari
Dengan demikian perlu dilakukan u- rata-rata nasional. Wilayah dengan ke-
paya untuk mengatasi masalah ekono- padatan penduduk yang tinggi ditam-
mi di wilayah tertinggal agar tingkat bah dengan ketimpangan pendapatan
kemiskinan dapat diturunkan dengan yang tinggi dapat meningkatkan kri-
meningkatkan pembangunan pada sek- minalitas dan dari aspek lingkungan
tor primer yang menjadi struktur per- dapat dilihat sebagai konsumsi yang
ekononomiannya. tinggi akan sumber daya alam se-
Variabel kepadatan penduduk hingga berpotensi untuk mempercepat
dan tingkat kriminalitas menunjukkan degradasi lingkungan (Fauzi, 2009;
perbedaan yang relatif sangat jauh an- Sachsida, de Mendonça, Loureiro, &
tara wilayah maju dengan wilayah po- Gutierrez, 2010).
tensial dan wilayah tertinggal. Hal ter- Variabel aspek sosial lain yang
sebut mengindikasikan bahwa tingkat menjadi proksi ukuran kesejahteraan
kenyamanan dan keamanan di wilayah sosial dari sisi kesehatan dan pendidi-
maju relatif rendah. Tingkat krimina- kan yaitu Angka Harapan Hidup dan
litas dihitung dari perbandingan antara Angka Melek Huruf menunjukkan
jumlah kejadian kriminal dibanding adanya peningkatan dari tahun 2011
dengan jumlah penduduk yang dinya- ke tahun 2015. Hasil empirik menun-
takan per seratus ribu jumlah pen- jukkan bahwa peningkatan yang ter-
duduk. jadi ternyata belum mampu mengang-

8
kat kesejahteraan wilayah tertinggal pat mempengaruhi produktifitas ling-
setara atau lebih tinggi dari rata-rata kungan pada jangka panjang, dan data
Jawa Timur. Hal tersebut seklaigus empirik tentang peningkatan persen-
mengindikasikan masih adanya ketim- tase luas hutan wilayah tertinggal di
pangan dalam pemenuhan kebutuhan Jawa Timur tidak menunjukkan kon-
dasar antar wilayah. Dalam penelitian disi tersebut. Peningkatan terbesar pa-
ini aspek sosial akan diasumsikan me- da persentase luas hutan wilayah ter-
nuju pada pembangunan berkelanjutan tinggal mengindikasikan sinyal yang
apabila terjadi peningkatan pada kese- baik bagi kelestarian lingkungan. Pe-
jahteraan sosial dan penurunan pada ningkatan tersebut dapat diasumsikan
masalah sosial. bahwa kesadaran akan kelestarian
Pada aspek lingkungan, variabel lingkungan sudah mulai tumbuh.
persentase luas hutan menunjukkan a- Apabila dihubungkan dengan hi-
danya perbedaan yang relatif sangat potesis Kuznets, hasil penelitian pada
besar antara pada wilayah maju diban- tiap wilayah secara keseluruhan dapat
dingkan dengan wilayah potensial dan digambarkan sebagai berikut (gambar
wilayah tertinggal. Aspek lingkungan 3).
merupakan aspek dalam pembangunan Berdasarkan gambar 3, dapat di-
berkelanjutan yang paling sering dia- nyatakan bahwa pelaksanaan pemba-
baikan karena alasan ekonomi (Todaro ngunan di Jawa Timur belum me-
& Smith, 2011b). Lingkungan dapat nunjukkan pembangunan berkelanjut-
menjadi aspek yang malah mengham- an karena belum mencapai titik belok
bat pertumbuhan ekonomi pada jangka dimana peningkatan pertumbuhan e-
panjang bila tidak dijaga kelestarian- konomi dapat menurunkan ketimpa-
nya. ngan dan degradasi lingkungan. Hasil
Perbedaan bentang alam antara penelitian yang dihubungkan dengan
kota dan kabupaten terletak pada do- hipotesis Kuznets mengindikasikan
minasi pemanfaatan lahan. Pada wila- bahwa wilayah tertinggal berada pada
yah kota, bentang alamnya relatif ho- titik dimana struktur perekonomian
mogen oleh adanya bangunan-bangu- primernya masih diikuti oleh pertum-
nan permanen dan semi permanen buhan ekonomi, pendapatan per kapi-
yang relatif minim oleh ruang terbuka. ta, ketimpangan dan kerusakan ling-
Sebaliknya, pada wilayah kabupaten, kungan yang relatif rendah bila di-
bentang alamnya relatif heterogen. Se- bandingkan dengan kelompok wilayah
bagai kompensasi dari minimnya ru- yang lain.
ang terbuka di wilayah maju, maka
dalam Undang Undang Nomor 26 Ta-
hun 2007 yang mengatur tentang pe-
nataan ruang disyaratkan minimal
30% dari luas wilayah perkotaan wajib
digunakan sebagai ruang terbuka hi-
jau. Hasil penelitian ini menunjukkan Gambar 3. Posisi Wilayah Berdasarkan
bahwa wilayah maju merupakan wila- Hipotesis Kuznets
yah yang didominasi oleh wilayah
perkotaan. Untuk menuju pembangunan
Wilayah tertinggal dengan ting- yang berkelanjutan diperlukan kebija-
kat kemiskinan yang tinggi biasanya kan percepatan pembangunan untuk
banyak memanfaatkan sumber daya a- meningkatkan pertumbuhan ekonomi
lam sedemikian rupa untuk memenuhi namun diperlukan antisipasi terhadap
kebutuhan jangka pendek namun da- peningkatan ketimpangan dan degra-
dasi lingkungan yang akan terjadi. Ba- lan, kenyamanan dan kelestarian, baik
sis sektor primer pada wilayah ter- wilayah tertinggal, wilayah potensial
tinggal memerlukan peningkatan bu- maupun wilayah maju belum menun-
kan hanya produktifitas, tetapi juga jukkan tercapainya pembangunan ber-
kualitas pengelolaan sektor primer o- kelanjutan. Diperlukan strategi pem-
leh sumber daya manusia terdidik dan bangunan dengan titik berat yang ber-
sedapat mungkin memasukkan unsur beda pada masing-masing wilayah un-
teknologi. Dengan demikian maka tuk mempercepat pencapaian titik be-
sektor pertanian akan mendorong per- lok menuju pembangunan berkelanjut-
luasan sektor industri dengan lebih ba- an. Pelaksanaan pembangunan berke-
ik lagi (Jhingan, 2014). lanjutan dalam definisi lunak merupa-
Wilayah potensial menunjukkan kan salah satu cara yang dapat dila-
wilayah transisi antara sektor primer kukan. Dalam Suparmoko & Retna-
dan sektor sekunder dengan karakte- ningsih (2011) disebutkan bahwa De-
ristik pertumbuhan ekonomi dan pen- finisi lunak menghendaki agar pem-
dapatan yang lebih tinggi dari wilayah bangunan dapat terus berlangsung dan
tertinggal namun sekaligus menunjuk- menyetujui berbagai cara pemanfaatan
kan ketimpangan dan degradasi ling- semua jenis modal pembangunan, se-
kungan yang lebih tinggi pula. Kebi- hingga modal pembangunan dapat di-
jakan yang perlu diambil adalah pe- gunakan bersama dan dapat saling me-
ningkatan industrialisasi yang berbasis ngganti (substitusi), namun secara ke-
pada sektor primer untuk dapat me- seluruhan nilainya tidak boleh berku-
ningkatkan pertumbuhan ekonomi. rang.
Namun tetap perlu diperhatikan indus- Dalam hipotesis Kuznets, faktor
trialisasi yang ramah lingkungan ka- ketimpangan dan degradasi lingkung-
rena industrialisasi merupakan faktor an menjadi sangat penting dalam me-
penting yang berpengaruh terhadap nentukan pelaksanaan pembangunan
degradasi lingkungan (Gandhi, Sella- berkelanjutan. Ketimpangan erat kai-
durai, & Santhi, 2006). tannya dengan dimensi keadilan ka-
Pada wilayah maju yang menun- rena merupakan bagian dari aspek e-
jukkan titik tertinggi mengindikasikan konomi yang dapat berpengaruh ter-
bahwa pertumbuhan dan pendapatan hadap aspek sosial dalam masyarakat
per kapita yang tinggi diikuti dengan seperti urbanisasi dan kriminalitas
tingginya ketimpangan dan degradasi (Sachsida et al., 2010) dan juga baik
lingkungan. Untuk menuju pembangu- secara langsung maupun tidak lang-
nan berkelanjutan, diperlukan strategi sung akan berpengaruh terhadap aspek
pembangunan yang berkualitas, yaitu lingkungan (Fauzi, 2009; Todaro &
tetap meningkatkan pertumbuhan eko- Smith, 2011a).
nomi dan pendapatan, namun dengan
menekankan perhatian yang lebih be- 5. KESIMPULAN, IMPLIKASI
sar terhadap pemerataan dan kelesta- SARAN DAN BATASAN
rian lingkungan. Dalam Mikucka, Sa- Analisis tentang pembangunan
rracino, & Dubrow (2017) disebutkan berkelanjutan merupakan analisis mul-
bahwa pertumbuhan ekonomi yang ti- tidimensi yang menunjukkan keterkai-
nggi akan meningkatkan kualitas so- tan antara aspek ekonomi, sosial dan
sial apabila diikuti dengan turunnya lingkungan. Penelitian ini menunjuk-
ketimpangan pendapatan. kan implikasi bahwa ketimpangan ma-
Dalam hubungannya dengan in- sih menjadi masalah pembangunan di
teraksi antar aspek dalam konsep pem- Jawa Timur dalam hubungannya de-
bangunan berkelanjutan yaitu keadi- ngan pemerataan hasil-hasil pemba-
ngunan antar wilayah meskipun pro- kelanjutan sehingga diharapkan ketim-
gram/kegiatan yang berhubungan de- pangan antar wilayah akan berkurang.
ngan pengentasan kemiskinan sudah
menunjukkan hasil yang positif. DAFTAR PUSTAKA
Diperlukan evaluasi terkait kebi-
jakan pelaksanaan pembangunan un- Anonymous. (1997). Development
tuk dapat mempercepat pembangunan and Environment: From
dan peningkatan pelayanan dasar pada Stockholm to Rio. United
wilayah tertinggal. Dengan demikian Nations Chronicle, 2.
maka implikasinya dapat dirasakan Babcicky, P. (2013). Rethinking The
pada aspek sosial seperti penurunan Foundation of Sustainability: The
kepadatan penduduk di wilayah maju Limitation of The Environmental
dan peningkatan kualitas hidup yang Sustainability Index (ESI). Social
dapat diukur melalui indikator pen- Indicators Research, 113, 133–
didikan dan kesehatan di wilayah ter- 157.
tinggal. Dalam kaitannya antara aspek Bappeda, P. J. T. (2017). Data
ekonomi dan sosial dengan aspek ling- Dinamis Provinsi Jawa Timur
kungan, pemerataan dalam hal penda- 2017 Triwulan I. Surabaya.
patan, kualitas hidup dan kepadatan Böhringer, C., & Jochem, P. E.
penduduk diharapkan akan dapat (2007). Measuring the
memberikan pengaruh positif terhadap Immeasurable - A Survey of
kelestarian lingkungan. Sustainability Indices (No. 06–
Hasil penelitian dan analisis va- 073).
riabel menunjukkan bahwa pembangu- BPS. (2016). Provinsi Jawa Timur
nan di Jawa Timur belum sampai pada Dalam Angka.
pembangunan berkelanjutan. Diperlu- Broman, G. I., & Robert, K.-H.
kan strategi kebijakan yang berbeda (2015). A Framework for
pada masing-masing kelompok wila- Strategic Sustainable
yah dalam upaya mempercepat penca- Development. Journal of Cleaner
paian titik belok untuk menuju pem- Production.
bangunan yang berkelanjutan. Faktor Cristian, D., Maria, L., Artene, A., &
yang paling berpengaruh berdasarkan Duran, V. (2015). The
penelitian ini dalam aspek ekonomi components of sustainable
adalah kemiskinan dan basis struktur development - a possible
perekonomian, faktor kepadatan pen- approach. Procedia Economics
duduk dan tingkat kriminalitas meru- and Finance, 26(15), 806–811.
pakan variabel proksi masalah sosial https://doi.org/10.1016/S2212-
yang paling berpengaruh, sedangkan 5671(15)00849-7
persentase luas lahan merupakan fak- Drews, S., & Bergh, J. C. J. M. van
tor yang paling berpengaruh pada as- der. (2017). Scientists’ views on
pek lingkungan. Namun secara umum, economic growth versus the
ketimpangan antar wilayah merupakan environment: a questionnaire
faktor yang penting untuk mendapat survey among economists and
perhatian karena dapat memberikan non-economists.
dampak baik terhadap aspek ekonomi,
sosial maupun lingkungan. Global
Perlu dilakukan percepatan pem- Environmental Change,
bangunan wilayah tertinggal di Jawa 46(August), 88–103.
Timur untuk memenuhi rasa keadilan https://doi.org/10.1016/j.gloenvc
dalam peningkatan pembangunan ber- ha.2017.08.007
Fauzi, A. (2009).
Rethinking
Pembangunan Ekonomi
Sumber
Daya Alam dan Lingkungan. In (2006). How to Measure
Orange Book : Pembangunan Sustainable Development : A
Ekonomi Berkelanjutan dalam view from Russia. International
Menghadapi Krisis Ekonomi Journal of Sustainable
Global (pp. 117–130). Bogor: Development & World Ecology,
IPB Press. 525–537.
Fauzi, A., & Octavianus, A. (2014). Mikucka, M., Sarracino, F., &
The Measurement of Sustainable Dubrow, J. K. (2017). When
Development in Indonesia, 15. Does Economic Growth Improve
Gandhi, N. M. Das, Selladurai, V., & Life Satisfaction? Multilevel
Santhi, P. (2006). Unsustainable Analysis of the Roles of Social
development to sustainable Trust and Income Inequality in
development A conceptual 46 Countries, 1981–2012. World
model. Management of Development, 93, 447–459.
Environmental Quality: An https://doi.org/10.1016/j.worldde
International Journal, 17(6). v.2017.01.002
https://doi.org/10.1108/14777830 Moore, F. C. (2017). Toppling the
610702502 Tripod : Sustainable
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., Development , Constructive
& Anderson, R. E. (2010). Ambiguity , and the
Multivariate Data Analysis A Environmental Challenge, 5(5),
Global Perspective. Pearson. 141–150.
Hák, T., Janousková, S., & Moldan, B. Panayotou, T. (2003). Economic
(2016). Sustainable Development growth and environment. Spring
Goals : A need for relevant Seminar of the United Nations
indicators. Ecological Indicators, Economic Commission for
60, 565–573. Europe, (Harvard University and
Huang, C.-J., & Ho, Y.-H. (2017). Syprus International Intitute of
Governance and economic Management).
growth in Asia. The Pardi, F., Nawi, A. S., & Salleh, A. M.
North American (2016). Determining Factors
Journal of Economics and Toward A Sustainable
Finance, 39(100), 260–272. Development Path in Selected
https://doi.org/10.1016/j.najef.20 ASEAN Countries and Japan-
16.10.010 Evidence from Panel Data
Jhingan, M. . (2014). Ekonomi Analysis. International Journal
Pembangunan dan Perencanaan of Bussiness and Information, 11.
(terjemahan). (D. Guritno, Ed.) Parris, T. M., & Kates, R. W. (2003).
(1st ed.). Jakarta: PT. Characterizing and Measuring
Rajagrafindo Persada. Sustainable Development.
Kuznets, S. (1954). Economic Growth https://doi.org/10.1146/annurev.e
and Income Inequality. The nergy.28.050302.10551
American Economic Review, Pratomo, D., Saputra, P. M. A., &
45(1), 1–28. Shofwan. (2015). Does Minimum
Mayer, A. L. (2008). Strengths and Wage Policy Help Poor
Weaknesses of Common Workers? Journal of Applied
Sustainability Indices for Economic Science, X(8(28)).
Multidimensional Systems. Rasic, K., Mulej, M., & Cancer, V.
Environment International, 277– (2012). The System of Indicators
291. of Economic Growth for Better
Mazurov, Y. L., & Tikunov, V. S.
Quality of Life: Economic and Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2011a).
Social Impacts, 31, 535–562. Pembangunan Ekonomi Jilid I
Sachsida, A., de Mendonça, M. J. C., (11th ed.). Jakarta: Erlangga.
Loureiro, P. R. A., & Gutierrez, Todaro, M. P., & Smith, S. C.
M. B. S. (2010). Inequality and (2011b). Pembangunan Ekonomi
criminality revisited: Further Jilid II. (A. Maulana, Ed.) (11th
evidence from Brazil. Empirical ed.). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Economics, 39(1), 93–109. Tran, L. (2015). An Interactive
https://doi.org/10.1007/s00181- Method To Select A Set of
009-0296-4 Sustainable Urban. Ecological
Sharma, A. D. (2014). Understanding Indicators, 418–427.
the social sector, economic https://doi.org/http://dx.doi.org/1
growth, social development and 0.1016//j.ecolind.2015.09.043
economic development: van den Bergh, J. C. J. M., & Kallis,
Interrelationship and linkages. G. (2012). Growth, A-Growth or
Economic Affairs, 59(4), 585. Degrowth to Stay within
https://doi.org/10.5958/0976- Planetary Boundaries? Journal of
4666.2014.00029.1 Economic Issues, 46(4), 909–
Singh, R. K., Murty, H. ., Gupta, S. ., 920.
& Dikshit, A. . (2011). An https://doi.org/10.2753/JEI0021-
Overview of Sustainability 3624460404
Assessment Methodologies. Walkowiak, E. (1996). Sustainable
Ecological Indicators2, 281–299. development as an economic
Suparmoko, M., & Retnaningsih, M. development strategy. Economic
(2011). Ekonomika Lingkungan. Development Review, 75–77.
Yogyakarta: BPFE. WCED. (1987). Our Common Future.
Tanguay, G. A., Rajaonson, J., Yang, B., Xu, T., & Shi, L. (2016).
Lefebvre, J.-F., & Lanole, P. Analysis on sustainable urban
(2009). Measuring The development levels and trends in
Sustainability of Cities : A China’s cities. Journal of Cleaner
Survey based Analysis of The Production, 141(19 September
Use of Local Indicators. Cirano. 2016), 868–880.

Anda mungkin juga menyukai