Anda di halaman 1dari 23

I’JAZ AL-QUR’AN

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Studi Al-Qur’an


Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
pada Fakulltas Tarbiyah
IAIN Bone

Oleh:

Kelompok 1

LISA ARIANTI
NIM. 862322019061
HASLINA
NIM. 862322019066
HERNITA
NIM. 862322019076

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
2021
KATA PENGANTAR

ِ ‫هللا ا َّلرمْح َ ِن َّالر ِحمْي‬


ِ ‫ب ِْس ِم‬
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhannahu wata’ala, atas


segala limpahan rahmat, karunia dan petunjuk-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “I’jaz Al-Qur’an” guna memenuhi tugas
pada mata kuliah “Studi Al-Qur’an”. Salawat dan salam semoga tercurahkan
kehariban Nabi Muhammad saw. Sebagai uswatun hasanah dalam memperoleh
kebahagian di dunia dan diakhirat.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini belumlah sempurna, untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini, agar penulis bisa
mengetahui secara mendalam tentang seni musik.

Penulis mengharapkan agar makalah ini, dapat bermanfaat bagi kita


semuanya. Kepala Allah dan Rasulnya kami mohon ampun jika dalam penulisan dan
dalam penyampaian banyak terdapat kesalahan. Kepada bapak Dosen pembimbing
“Firman, S.Pd.I., M.Pd.” penulis ucapkan terima kasih atas bimbingannya dalam
mata kuliah ini.

Amin YaRabb al-‘Alamin....

Watampone, 29 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
A. Pengertian I’jaz Al-Qur’an........................................................................ 3
B. Fungsi Utama Al-Qur’an........................................................................... 4
C. Kemukjizatan Al-Qur’an........................................................................... 7
D. Macam-Macam I’jaz Al-Qur’an................................................................ 14
E. Standar I’jaz Al-Qur’an............................................................................. 15
BAB III PENUTUP............................................................................................. 19
A. Kesimpulan................................................................................................ 19
B. Saran.......................................................................................................... 19
DAFTAR RUJUKAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW. Selama masa
dua puluh tiga tahun, kitab suci al-Qur’an turun ke langit dunia (bait al-‘izzah)
kemudian ke bumi secara bertahap untuk memenuhi tuntutan situasi dan lingkungan
yang ada. Al-Qur’an mencakup segala aspek kehidupan sertak tidak ada keraguan di
dalamnya. Oleh karena itu, al-Qur’an mendapat kedudukan yang sangat tinggi dalam
jiwa manusia.
Tantangan al-Qur’an datang dalam bentuk dan gaya bahasa yang beraneka
ragam dengan gaya sastra yang sangat indah yang mampu memukau perasaan umat
manusia dan berisi tentang ilmu pengetahuan yang bermacam-macam sehingga al-
Qur’an menjadi sumber utama bagi manusia sejak zaman Nabi Muhammad SAW
hingga saat ini. Inilah kemukjizatan Al-Qur’an yang tiada seorangpun yang dapat
menandinginya.
Akan tetapi, ada yang berpendapat bahwa ketidakmampuan seseorang dalam
membuat ataupun menadingi al-Qur’an itu dikarenakan campur tangan Allah atau
usaha Allah memalingkan manusia supaya tidak mampu melakukan dan membuat
semacam al-Qur’an. pemahaman ini dinamakan dengan mukjiza>t as-S}arfah yang
diyakini oleh kelompok Muktazilah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah
yang muncul dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa itu I’jaz al-qur’an ?
2. Apakah fungsi utama al-qur’an ?
3. Apa saja kemukjizatan al-qur’an ?
4. Apa saja macam-macam I’jaz al-qur’an ?
5. Bagaimana standar I’jaz al-qur’an ?

1
2

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
tujuan yang muncul sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian I’jaz al-qur’an !
2. Untuk mengetahui fungsi utama al-qur’an !
3. Untuk mengetahui kemukjizatan al-qur’an !
4. Untuk mengetahui macam-macam I’jaz al-qur’an !
5. Untuk mengetahui standar I’jaz al-qur’an
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian I’jaz Al-Qur’an
Istilah i’ja>z berasal dari bahasa arab, yakni dari akar kata a’jaza, yu’jizu
yang berarti melemahkan. Jadi secara bahasa mukjizat ialah sesuatu yang
melemahkan dan tak dapat dikalahkan. Sedangkan secara terminologi mukjizat ialah
kejadian yang luar biasa di anugrahkan kepada Nabi atau Rasul yang tidak dapat
dikalahkan oleh siapapun yang dan dapat melemahkan manusia serta tidak ada
satupun yang dapat menandinginya.
Menurut Hasbi Ash-S}idqy dalam bukunya, yaitu menampakkan kebenaran
Nabi dalam pernyataan sebagai seorang Rasul, dengan menampakkan kelemahan
orang Arab dari menantanginya terhadap mukjizatnya yang kekal yaitu al-Qur’an dan
kelamahan orang-orang yang datang sesudahnya.
Sedangkan menurut Manna> al-Qatta>n yang dimaksud mukjizat yaitu
menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul dengan
menampakkan kelemahan orang Arab untuk mengahadpi mukjizatnya yang abadi,
yaitu al-Qur’an dan kelemahan-kelamahan generasi mereka. Mukjizat merupakan
kejadian yang luar biasa yang disertai dengan tantangan dan selamat dari perlawanan.
Adapun nsur-unsur yang dapat dikatakan mukjizat, yaitu :
1. Peristiwa ini tidak akan mampu dilakukan oleh manusia
2. Peristiwa ini diberitakan sebelumnya oleh seorang yang bijaksana dan sesuai
dengan dengan apa yang telah diberitakan
Mukjizat terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Mukjizat Hissi adalah mukjizat yang dapat dicapai oleh panca indera.
Mukjizat ini biasanya diperlihatkan kepada manusia biasa, yaitu manusia yang
tidak bisa mempergunakan kecerdasan pikirannya, pandangan mata hatinya
dan rendah budi perasaannya. Contoh : Tongkat Nabi Musa yang beralih
wujud menjadi ular, Nabi Ibrahim yang tidak terbakar dalam api dan Perahu

3
4

Nabi Nuh. Kesemuanya bersifat inderawi sekaligus terbatas pada lokasi


tempat nabi berada dan berakhir dengan wafat masing-masing nabi.
2. Mukjizat Maknawi yaitu mukjizat yang tidak mungkin dicapai oleh kekuatan
indera semata melainkan dapat dicapai dengan kekuatan akal pikiran.
Mukjizat ini tidak dapat dipahami kecuali oleh orang yang memiliki akal sehat
dan berbudi luhur. Seperti Mukjizat al-Qur’an kepada Nabi Muhammad. Oleh
karena itu, mukjizat ini tidak dibatasi oleh suatu tempat dan waktu karena al-
Qur’an dapat dijangkau oleh setiap orang yang dapat menggunakan akalnya
dimanapun berada.
Perbedaan ini disebabkan karena para nabi sebelum nabi Muhammad
ditugaskan untuk masyarakat pada masa tertentu. Oleh karena itu mukjizat mereka
hanya berlaku untuk masyarakat dan masa tersebut, tidak untuk setelah mereka.
Berbeda dengan nabi Muhammad yang diutus untuk seluruh umat manusia hingga
akhir zaman, sehingga bukti kebenaran ajarannya harus selalu siap dipaparkan kepada
setiap orang yang ragu dimanapun berada.
Al-Quran memiliki keistimewaan bila dibandingkan dengan mukjizat-
mukjizat para nabi sebelumnya. Mukjizat para nabi sebelumnya merupakan mukjizat
yang hanya dapat diindera dan dibuktikan oleh kaum dan orang-orang yang sezaman
dengan nabi tersebut, dan tidak dapat diketahui olehorang-rang setelahnya kecuali
melalui berita, sedangkan mukjizat al-Quran adalah mukjizat yang dapat diindera dan
dibuktikan oleh seluruh manusia disetiap masa sampai hari kiamat.
B. Fungsi Utama Al-Qur’an
Al-quran adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantaa malaikat Jibril untuk
dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat
manusia. Fungsi Al-quran ada beberapa macam mulai dari fungsi Al-quran dalam
agama Islam, fungsi Al-quran bagi kehidupan manusia, dan fungsi Al-quran sebagai
sumber ilmu.
5

1. Fungsi Al-quran dalam Agama Islam


a. Al-Huda (Petunjuk)
Dalam Al-quran ada tiga posisi Al-quran yang fungsinya sebagai
petunjuk. Al-quran menjadi petunjuk bagi manusia secara umum, petunjuk
bagi orang-orang yang bertakwa, dan petunjuk bagi orang-orang yang
beriman.

b. Al-Furqon (Pemisah)
Fungsi Al-quran sebagai pemisah adalah Al-quran dapat memisahkan
antara yang hak dan yang batil, atau antara yang benar dan yang salah. Di
dalam Al-quran dijelaskan beberapa hal mengenai yang boleh dilakukan atau
yang baik, dan yang tidak boleh dilakukan atau yang buruk.
c. Al-Asyifa (Obat)
Al-quran bisa menjadi obat penyakit mental di mana membaca Al-
quran dan mengamalkannya daoat terhindar dari berbagai hati atau mental.
Meskipun Al-quran hanya sebatas tulisan saja, namun membacanya dapat
memberikan pencerahan bagi stiap orang yang beriman.
d. Al-mau'izah (Nasihat)
Di dalam Al-Quran terdapat banyak pengajaran, nasihat-nasihat,
peringatan tentang kehidupan bagi orang-orang yang bertakwa, yang
berjalan di jalan Allah. Nasihat yang terdapat di dalam Al-Quran biasanya
berkaitan dengan sebuah peristiwa atau kejadian, yang bisa dijadikan
pelajaran bagi orang-orang di masa sekarang atau masa setelahnya.
2. Fungsi Al-quran Bagi Kehidupan Manusia
a. Sebagai petunjuk jalan yang lurus
Al-quran memberikan petunjuk agar umat manusia dapat terus
berjalan di jalan yang lurus. Yang di maksut adalah manusia harus hidup
dengan baik dan benar atau dalam istilahnya adalah di jalan yang luru. Di
6

dalam Al-quran sudah dijelaskan mana yang salah dan mana yang benar,
serta peringatan-peringatan agar terus bertakwa kepada Allah.
b. Merupakan mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW
Al-quran adalah muksizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad
SAW. Berbeda dengan nabi-nabi lainnya yang diberikan mukjizat seperti
berbicara dengan binatang, menyembuhkan penyakit, dan lain sebagainya.
Al-Quran merupakan sumber dari segala sumber hukum dan penyempurna
dari kitab-kitab yang terdahulu.
c. Menjelaskan kepribadian manusia
Fungsi Al-quran selanjutnya adalah menjelaskan kepribadian
manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya yang ada di bumi. Manusia
adalah makhluk yang diberikan akal, bisa membedakan baik dan buruk, dan
membuatnya berbeda dengan binatang yang sama-sama ciptaan Allah.
d. Merupakan penyempurna bagi kitab-kitab sebelumnya
Sebelum Al-quran, ada beberapa kitab Allah yang juga diturunkan
kepada para nabi, seperti Injil, Taurat,dan Zabur. Kitab-kitab Allah
sebelumnya ditujukan hanya pada umat pada zaman tersebut saja, berbeda
dengan Al-Quran yang digunakan sampai akhir zaman.
e. Menjelaskan masalah yang pernah diperselisihkan umat sebelumnya.
Di dalam Al-quran terdapat cerita-cerita dari masa lalu yang
kemudian berdasarkan kisahb umat terdahulu kita bisa belajar agar tidak
mengulangi kesalahan yang pernah mereka buat sebelumnya.
f. Al-quran memantapkan iman Islam
Dengan membaca Al-quran, mempelajarinya dan mengamalkannya,
kita bisa memantapkan iman kita. Isi Al-quran akan membuat kita semakin
yakin bahwa agama Islam adalah agama yang memang harus dianut.
g. Tuntunan dan hukum untuk menjalani kehidupan
Al-quran berisi tentang hukum dan juga tuntunan manusia dalam
menjalani kehidupan di dunia. Di dalam Al-quran mengatur bagaimana
7

tentang berhubungan dengan orang lain, berdagang, warisan, zakat, dan


masih banyak lagi.
3. Fungsi Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu
a. Ilmu tauhid
Ilmu tauhid merupakan ilmu kalam dalam Islam yang membahas
pengokohan keyakinan dalam agama Islam sehingga dapat memperkuat dan
menghilangkan keraguan.
b. Ilmu hukum
Di dalam Al-quran juga terdapat ilmu hukum yang dibahas.
Contohnya saja terdapat hukum pernikahan, warisan, zakat, dan lain
sebagainya.
c. Ilmu tasawuf
Ilmu tasawuf adalah ilmu cara untuk mensucikan jiwa, menjernihkan
akhlak dan batin.
d. Ilmu filsafat Islam
Filsafat Islam adalah hubungan ilmu kalam dengan filsafat yang
dikembangkan oleh cendekiawan muslim. Jika dalam ilmu filsafat lain
kadang masih mencari-cari tentang kehadiran tuhan namun di filsafat Islam
sudah meyakini tentang keesaan Tuhan yaitu Allah SWT.
e. Ilmu sejarah Islam
Al-quran juga mengandung banyak ilmu sejarah dari masa
terbentuknya manusia hingga perjuangan Nabi Muhammad SAW.
f. Ilmu pendidikan Islam
Al-quran menjadi salah satu sumber utama untuk mempelajari Islam.
Di dalam Al-quran juga sering disebutkan ilmu pengetahuan lainnya seperti
ilmu biologi atau astronomi.
C. Kemukjizatan Al-Qur’an
Al Qur’an merupakan kitab suci umat muslim yang menjadi salah satu
mukjizat Nabi Muhammad SAW. Para ulama sependapat, di antara sekian banyak
8

mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang terbesar adalah Al
Qur’an. Al Qur’an adalah kitab suci penyempurna kitab-kitab suci para nabi
sebelumnya. Al Qur’an bukan hanya petunjuk untuk mencapai kebahagiaan hidup
bagi umat muslim, tapi juga seluruh umat manusia.
Bukti otentisitas ini adalah banyaknya penghafal Al Qur’an yang terus lahir ke
dunia, dan pengkajian ilmiah terhadap ayat-ayatnya yang tak pernah berhenti.
Kejaibannya, meski Al Qur’an diturunkan 14 abad lalu, namun ayat-ayatnya banyak
yang menjelaskan tentang masa depan dan bersifat ilmiah. Bahkan dengan kemajuan
ilmu dan teknologi saat ini, banyak ayat-ayat Al Qur’an yang terbukti kebenarannya.
Para ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran itu melalui sejumlah ekperimen
penelitian ilmiah.
Berikut beberapa fakta ilmiah Alquran yang dihimpun dari berbagai sumber,
di mana berbagai penemuan ilmiah saat ini ternyata sesuai dengan ayat-ayatnya:
1. Kelahiran Manusia
“Kami telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak
membenarkan? Adakah kamu perhatikan nutfah (benih manusia) yang kamu
pancarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami yang
menciptakannya?” (QS. Al Waqi’ah:57-59).
Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan
dalam banyak ayat. Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci
sehingga mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya.
Beberapa di antaranya sebagai berikut:
a. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian
kecilnya.
b. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
c. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
d. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
Orang-orang yang hidup pada zaman kala Al Qur’an diturunkan, pasti
mengetahui bahwa bahan dasar kelahiran berhubungan dengan mani laki-laki yang
9

terpancar selama persetubuhan seksual. Fakta bahwa bayi lahir sesudah jangka
waktu sembilan bulan tentu saja merupakan peristiwa yang gamblang dan tidak
memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Akan tetapi, sedikit informasi yang dikutip
di atas itu berada jauh di luar pengertian orang-orang yang hidup pada masa itu.
Ini baru disahihkan oleh ilmu pengetahuan abad ke-20.
2. Fungsi Gunung
Gunung ada atau muncul karena tumbukan lempengan-lempengan raksasa
yang membentuk kerak bumi. lempengan yang lebih kuat menyelip ke bawah
sedangkan lempengan yang lemah melipat ke atas membentuk dataran tinggi dan
gunung.
Banyak sekali fungsi gunung, antara lain penahan guncangan, penyalur
pembuangan tenaga panas bumi,penyubur tanah dan lain lainnya.
Al Qur’an menjelaskan fungsi gunung dalam beberapa ayat dalam Al
Qur’an, antara lain :
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya
bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi
itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (QS Al Anbiya:31).
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan
gunung-gunung sebagai pasak?” (QS An Naba’: 6-7).
3. Api di Dasar Laut
Fenomena Api di dasar lautan ini ditemukan oleh seorang ahli geologi asal
Rusia,Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov dan ilmuan asal Amerika Serikat,
Rona Clint ketika mereka sedang meneliti tantang kerak bumi dan patahannya di
dasar lautan di lepas pantai Miami. Mirip seperti lava cair yang mengalir dan
disertai dengan abu vulkanik seperti gunung berapi di daratan yang memiliki suhu
mencapai 231 derajat celcius. Meskipun sangat panas, tetapi tidak cukup untuk
memanaskan seluruh air yang ada di atasnya begitupun seluruh air yang ada diatas
nya tersebut tidak mampu memadamkan api panas tersebut, sungguh keajaiban
yang luar biasa.
10

Lempengan-lempengan ini terletak di lembah atau dasar samudra. Ia


menahan lelehan bebatuan panas yang dapat membuat laut meluap-luap. Akan
tetapi banyaknya air di lautan dapat meredam panasnya bara yang memiliki suhu
panas tinggi ini lebih dari 10000 C mampu menguapkan air laut. Ini adalah salah
satu di antara banyak fakta-fakta bumi lainnya yang mengejutkan para ilmuan.
Sebenarnya Al Qur’an sudah menyebutkan tentang api di dasar lautan ini.
“Demi bukit. Dan kitab yang tertulis. Pada lembaran yang terbuka. Dan demi
Baitul Makmur (Ka’bah). Dan demi surga langit yang ditinggikan. Dan demi laut,
yang di dalam tanah ada api.”(QS At-Thur: 1-6).
4. Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak Kita
“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya
Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi
durhaka.” (QS. Al Alaq:15-16).
Ungkapan “ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka” dalam ayat
di atas sungguh menarik. Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan
mengungkapkan bahwa bagian prefrontal, yang bertugas mengatur fungsi-fungsi
khusus otak, terletak pada bagian depan tulang tengkorak. Para ilmuwan hanya
mampu menemukan fungsi bagian ini selama kurun waktu 60 tahun terakhir,
sedangkan Al Qur’an telah menyebutkannya 1400 tahun lalu. Jika kita lihat bagian
dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala, akan kita temukan daerah frontal
cerebrum (otak besar).
Jelas bahwa ungkapan “ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka”
benar-benar merujuk pada penjelasan di atas. Fakta yang hanya dapat diketahui
para ilmuwan selama 60 tahun terakhir ini, telah dinyatakan Allah dalam Al
Qur’an sejak dulu.
5. Besi
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ilmuwan menemukan
fakta bahwa besi adalah berasal dari langit. Ilmu sains memberi informasi kepada
kita bahwa besi adalah logam berat yang tidak dapat dihasilkan oleh bumi kita
11

sendiri. lebih tepatnya besi berasal dari Asteroid (kaya akan unsur besi) yang
menabrak bumi ( Awal pembentukan Bumi ).
Fakta tentang manfaat besi dan Asal Besi juga sudah tertulis dalam Al
Qur’an surah Al Hadiid ayat 25, yang artinya :
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab dan
neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami
turunkan (anzalnaa) besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan
supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-
Nya, padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi
Mahaperkasa.” (Q.S Al Hadiid ayat 25).
Kata “anzalnaa” memiliki arti “kami turunkan” digunakan untuk menunjuk
besi. Apabila diartikan secara kiasan kata “anzalnaa” menjelaskan bahwa besi
diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia.
Apabila mengartikan kata itu secara harfiah, yakni “secara bendawi
diturunkan dari langit”, maka diperoleh arti bahwa besi diturunkan dari langit.
Subhanallah, fakta yang ilmuwan baru saja temukan ternyata 14 abad lalu sudah
tertulis dalam Al Qur’an.
6. Garis Edar Tata Surya
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur’an ini telah ditemukan melalui
pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi,
matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per
jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini
berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari.
Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga
berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada
dalam suatu gerakan serupa yang terencana. Mengenai Fenomena tata surya dan
12

garis edar sudah tertulis di dalam Al Qur’an, antara lain dalam surah Al Anbiya
ayat 33 dan surah yasin ayat 38-40;
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS Al
Anbiya:33).
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-
manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia
sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan
bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar
pada garis edarnya.”(QS Yaa Siin: 38-40).
7. Dasar Lautan Yang Gelap
Manusia tidak mampu menyelam di laut dengan kedalaman di bawah 40
meter tanpa peralatan khusus. Dalam sebuah buku berjudul Oceans juga
dijelaskan, pada kedalaman 200 meter hamper tidak dijumpai cahaya, sedangkan
pada kedalaman 1000 meter tidak terdapat cahaya sama sekali.
Kondisi dasar laut yang gelap baru bisa diketahui setelah penemuan
teknologi canggih. Namun Alquran telah menjelaskan keadaan dasar lautan
semenjak ribuan tahun lalu sebelum teknologi itu ditemukan. Alquran surat An
Nur ayat 40 menjelaskan mengenai fakta ilmiah ini.
“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang
di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-
bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya,
(dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia
mempunyai cahaya sedikit pun.” (QS An Nuur: 40).
8. Relativitas Waktu
Albert Einstein pada awal abad 20 berhasil menemukan teori relativitas
waktu. Teori ini menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan.
Waktu dapat paperwriter berubah sesuai dengan keadaannya. Beberapa ayat dalam
13

Al Qur’an juga telah megisyaratkan adanya relativitas waktu ini, di antaranya


dalam Al Qur’an surat Al Hajj ayat 47, surat As Sajdah ayat 5 dan Alquran surat
Al Ma’aarij ayat 4.
“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah
sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu
adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS Al Hajj: 47).
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-
Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu.” (QS As Sajdah:5).
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari
yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS Al Ma’arij:4).
Beberapa ayat Alquran lainnya menjelaskan, manusia terkadang merasakan
waktu secara berbeda, waktu yang singkat dapat terasa lama dan begitu juga
sebaliknya.
9. Sungai di dasar Laut
Fenomena sungai di dasar laut ditemukan oleh Ilmuan asal Prancis
bernama Jaques Yves Cousteau dia berhasil menemukan air tawar yang mengalir
di antara air laut yang asin di dasar lautan.
Para ahli menyebut fenomena ini sebagai lapisan Hidrogen Sulfida, karena
air yang mengalir di sungai dasar laut ini memiliki rasa air tawar. Selain itu sungai
dasar laut ini ditumbuhi daun-daunan dan pohon. Subhanallah.
Fenomena ini juga sudah disebutkan dalam Al Qur’an surah Al Furqaan
ayat 53:
“Dan Dialah (Allah) yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan), yang
satu tawar dan segar dan yang lainnya asin. Dia jadikan antara keduanya dinding
dan batas yang tidak tembus.” (QS Al Furqan: 53).
10. Sidik Jari
Setiap manusia memiliki ciri sidik jari yang unik dan berbeda antara satu
orang dengan lainnya. Keunikan sidik jari baru ditemukan pada abad 19. Sebelum
14

penemuan itu, sidik jari hanya dianggap sebagai lengkungan biasa yang tidak
memiliki arti.
Al Qur’an surat Al Qiyaamah ayat 3-4 menjelaskan tentang kekuasaan
Allah untuk menyatukan kembali tulang belulang orang yang telah meninggal,
bahkan Allah juga mampu menyusun kembali ujung-ujung jarinya dengan
sempurna. QS Al Qiyamah ayat 3-4:
“Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali)
tulang belulangnya?”
“Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya
dengan sempurna.”
D. Macam-Macam I’jaz Al-Qur’an
Secara garis besar macam-macam mukjizat terbagi menjadi dua, yaitu
mukjizat yang bersifat Material Inderawi yang tidak kekal dan mukjizat immaterial
logis dan dapat dibuktikan sepanjang masa.
1. Mukjizat Material Inderawi
Mukjizat ini terdapat pada nabi-nabi terdahulu, artinya bahwa
keluarbiasaan tersebut dapat disaksikan dan dijangkau langsung lewat indera oleh
umat-umat tempat nabi-nabi menyampaikan risalah. Perahu Nabi Nuh yang
dibuat atas petunjuk Allah sehingga mampu bertahan dalam situasi ombak dan
gelombang yang demikian dahsyat. Tidak terbakarnya Nabi Ibrahim a.s dalam
kobaran api yang sangat besar; berubah wujudnya tongkat Nabi Musa a.s.
menjadi ular; penyembuhan yang dilakukan oleh Nabi Isa a.s. atas izin Allah, dan
lain-lain, kesemuanya bersifat material indrawi, sekaligus terbatas pada lokasi
tempat mereka berada, dan berakhir dengan wafatnya mereka.
2. Mukjizat  Immaterial Logis
Yaitu mukjizat yang diturunkan kepada nabi terakhir yaitu Muhammad
shallalu’alai wasallamberupa mukjizatal-Quran yang sifatnya bukan inderawi
atau material tetapi dapat dipahami akal dan tidak dibatasi oleh suatu tempat atau
masa tertentu. Mukjizat al-Quran dapat dijangkau oleh setiap orang yang
15

menggunakan akalnya dimana dan kapan-pun. Perbedaan ini disebabkan oleh


dua hal pokok :
a. Para Nabi sebelum Nabi Muhammad shalallahu’alai wasallam,
ditugaskan untuk masyarakat dan masa tertentu. Karena
itu,mukjizat mereka hanya berlaku untuk masa dan masyarakat tersebut,
tidak untuk sesudah mereka. Ini berbeda dengan mukjizat Nabi
Muhammadshalallahu’alai wasallam  yang diutus untuk seluruh umat
manusia sampai akhir zaman.
b. Manusia mengalami perkembangan dalam pemikiranya. Umat para Nabi
khususnya sebelum Nabi Muhammadshalallahu’alai wasallam
membutuhkan bukti kebenaran yang sesuai dengan tingkat pemikiran
mereka. Bukti tersebut harus demikian jelas dan langsung terjangkau
oleh indra mereka. Akan tetapi, setelah manusia  mulai menanjak ke
tahap kedewasaan berpikir, bukti yang bersifat indrawi tidak dibutuhkan
lagi.
E. Standar I’jaz Al-Qur’an
Yang dimaksud dengan standar I’jaz (kemu’jizatan) Al – Qur’an adalah kadar
yang menjadi mukjizat dari kitab Al- Qur’an itu berapa ? apakah seluruhnya atau
sebagian saja.
Kitab suci Al – Qur’an ini sudah 15 abad lalu mencanangkan tantangan
kepada orang – orang yang mengingkari Al – Qur’an, yakni minta untuk ditandingi
dengan membuat kitab yang sama seperti Al – Qur’an itu. Tetapi dari dahulu sampai
sekarang belum ada seorang pun yang mampu menandinginya. Padahal para pujangga
bahasa Arab yang profesional pada waktu turunnya Al – Qur’an dahulu itu sangat
banyak. Mereka sangat pandai dalam bidang sastra dan balaghah Arab. Apalagi pada
masa kejayaan ilmu pengetahuan ( zaman ranaessance ), bahasa Arab berkembang
cepat hingga melejit ke tingkat yang amat tinggi. Namun, tetap saja tidak ada orang
yang sanggup melawan tantangan Al – Qur’an tersebut.
16

Hal ini menunjukkan kemukjizatan Al – Qur’an, juga sekaligus menunjukkan


kebenaran sinyalemen Al- Qur’an, bahwa tidak akan ada seorang jin atau pun
manusia yang sanggup membuat kitab yang serupa dengan Al – Qur’an. Sinyalemen
tersebut tertuang dalam surat Al – Isra ( 17 ): 88
‫ت لَئِ ِن قُ ْل‬
ِ ‫اجتَ َم َع‬
ْ ‫س‬ُ ‫ان َه َذا بِ ِم ْث ِل يَأْتُوا أَنْ َعلَى َوا ْل ِجنُّ اإْل ِ ْن‬
ِ ‫ض ُه ْم َكانَ َولَ ْو بِ ِم ْثلِ ِه يَأْتُونَ اَل ا ْلقُ ْر َء‬
ُ ‫ض بَ ْع‬
ٍ ‫لِبَ ْع‬
َ ‫ًرا‬
‫ظ ِهي‬
Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat
yang serupa al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa
dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".
Sungguh sangat menherankan, tantangan yang sudah lama dicanangkan itu,
belum ada juga yang mampu melawan. Padahal tantangan itu telah tiga kali diubah
dan diturunkan kapasitasnya.
1. Tantangan pertama
Mula – mula Al – Qur’an menantang orang yang mengingkari kewahyuan
itu supaya membuat kitab tandingan yang sama seperti seluruh isi dalam Al –
Qur’an. Yakni, mereka yang menuduh Al – Qur’an itu buatan Nabi Muhammad
SAW itu supaya membuat kitab yang sama seperti kitab Al- Qur’an seluruhnya.
Dalam ayat 33 – 34 surat At – Thur :
َ‫أَ ْم يَقُولُونَ تَقَ َّولَهۥُ ۚ بَل اَّل يُؤْ ِمنُون‬
۟ ُ‫ث ِّم ْثلِ ِٓۦه إِن َكان‬
َ ٰ ‫وا‬
َ‫ص ِدقِين‬ ۟ ‫فَ ْليَأْت‬
ٍ ‫ُوا بِ َح ِدي‬

Artinya : “ ataukah mereka mengatakan : “ Dia ( Muhammad ) membuai-


buatnya”, ( tidak demikian ), sebenarnya mereka tidak beriman”. Maka
hendaklah mereka, mendatangkan
Tantangan pertama tidak terlawan, maka kapasitas kemukjizatan Al –
Qur’an itu adalah seluruhnya. Artinya, kadar yang menjadi mukjizat dari kitab Al-
Qur’an itu adalah seluruh isi dan semua ayatnya yang melemahkan semua
pujangga dan segala jin serta seluruh manusia. Tidak ada seorangpun yang mampu
17

melawan tantangan ini, dengan berhasil membuat kitab tandingan yang sama
seperti Al – Qur’an.
Memang, sangat berat untuk melawan tantangan pertama, sebab, harus
membuat kitab tandingan yang besar, lengkap, dan komplit. Sangat wajar jika
tidak ada seorang pun yang mampu melawan atau menandingi Alqur’an. Karena
itu, dicanangkanlah tantangan yang kedua yang lebih ringan.
2. Tantangan kedua
Karena tidak ada seorangpun yang bisa melawan tantangan yang pertama,
karena dirasa terlalu berat, maka didespensasi. Sebelumnya, harus membuat kitab
tandingan yang sama dengan seluruh Al – Qur’an, lalu diturunkan menjadi 10
surah seperti Al – Qur’an. Tantangan kedua ini dicanangkan dalam QS. Hud
( 11 ) : 13 – 14

ِ ‫ستَطَ ْعتُم ِّمن د‬


‫ُون‬ ْ ‫ُوا َم ِن ٱ‬ ۟ ‫ت َوٱ ْدع‬ ٍ َ‫س َو ٍر ِّم ْثلِ ِهۦ ُم ْفت ََر ٰي‬
ُ ‫ش ِر‬ ْ ‫ُوا بِ َع‬ ۟ ‫أَ ْم يَقُولُونَ ٱ ْفت ََر ٰىهُ ۖ قُ ْل فَأْت‬

َ‫ص ِدقِين‬ َ ٰ ‫ٱهَّلل ِ إِن ُكنتُ ْم‬


ْ ‫وا لَ ُك ْم فَٱ ْعلَ ُم ٓو ۟ا أَنَّ َمٓا أُن ِز َل بِ ِع ْل ِم ٱهَّلل ِ َوأَن ٓاَّل إِ ٰلَهَ إِاَّل ُه َو ۖ فَ َه ْل أَنتُم ُّم‬
َ‫سلِ ُمون‬ ۟ ُ‫ستَ ِجيب‬
ْ َ‫فَإِلَّ ْم ي‬

Artinya: Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat al-Qur'an


itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat
yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu
sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang
benar".
Dengan tantangan kedua ini berarti kapasitas kemukjizatan Al – Qur’an itu
adalah 10 surahnya. Maksudnya, jika yang menjadi mukjizat, yang melemahkan
orang yang mengingkarinya tidak berdaya melawan tantangan itu ialah sekadar 10
surah Al – Qur’an itu saja sudah membuat seluruh jin dan manusia tidak mampu
membuat yang sama persis dengan Al – Qur’an.
18

3. Tantangan ketiga
Jika tantangan kedua, masih dianggap berat, karena harus membuat sekian
banyak surah yang harus sama dengan Al- Qur’an, maka tantangan itu diringankan
lagi. Yakni hanya membuat satu surah saja yang semisal Al – Qur’an. Tantangan
ketiga ini dicanangkan dalam QS. Al – Baqaroh ( 2 ) : 23 – 24 :

‫ش َهدَٓا َء ُكم ِّمن‬ ۟ ‫ور ٍة ِّمن ِّم ْثلِ ِهۦ َوٱ ْدع‬
ُ ‫ُوا‬ َ ‫س‬ ۟ ‫ب ِّم َّما نَ َّز ْلنَا َعلَ ٰى َع ْب ِدنَا فَأْت‬
ُ ِ‫ُوا ب‬ ٍ ‫َوإِن ُكنتُ ْم فِى َر ْي‬
َ‫ص ِدقِين‬ َ ٰ ‫دُو ِن ٱهَّلل ِ إِن ُكنتُ ْم‬
َ‫ارةُ ۖ أُ ِعدَّتْ لِ ْل ٰ َكفِ ِرين‬ ُ َّ‫ار ٱلَّتِى َوقُو ُدهَا ٱلن‬
َ ‫اس َوٱ ْل ِح َج‬ ۟ ُ‫وا فَٱتَّق‬
َ َّ‫وا ٱلن‬ ۟ ُ‫وا َولَن تَ ْف َعل‬ ۟ ُ‫فَإِن لَّ ْم تَ ْف َعل‬

Artinya: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami
wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang
semisal al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu
orang-orang yang benar.
Dengan tantangan terakhir ini berarti kapasitas kemukjizatan Al – Qur’an
itu hanya satu surah saja. Artinya, kadar yang menjadi mukjizat dari Al – Qur’an
itu adalah walaupun hanya satu surah saja, sudah tidak ada yang sanggup
melawannya.
Karena tantangan minim inipun tidak ada yang mampu melawan, maka
ayat 24 surah Al – Baqoroh itu menegaskan “ tidak akan ada orang yang sanggup
melawan Al – Qur’an. Karena itu, bagi orang yang ingkar, diharuskan waspada
terhadap ancaman, neraka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Al-Quran memiliki keistimewaan bila dibandingkan dengan mukjizat-mukjizat
para nabi sebelumnya. Mukjizat para nabi sebelumnya merupakan mukjizat
yang hanya dapat diindera dan dibuktikan oleh kaum dan orang-orang yang
sezaman dengan nabi tersebut, dan tidak dapat diketahui olehorang-rang
setelahnya kecuali melalui berita, sedangkan mukjizat al-Quran adalah mukjizat
yang dapat diindera dan dibuktikan oleh seluruh manusia disetiap masa sampai
hari kiamat.
2. Fungsi Al-quran ada beberapa macam mulai dari fungsi Al-quran dalam agama
Islam, fungsi Al-quran bagi kehidupan manusia, dan fungsi Al-quran sebagai
sumber ilmu.
3. Secara garis besar macam-macam mukjizat terbagi menjadi dua, yaitu mukjizat
yang bersifat Material Inderawi yang tidak kekal dan mukjizat immaterial logis
dan dapat dibuktikan sepanjang masa.
4. Standar kei’jazan Al – Qur’an diwujudkan dari pembuktiannya dari orang –
orang Arab yang menandingi untuk mebuat kitab yang serupa dengan Al –
Qur’an, dan mereka pun tidak mampu membuatnya meski pada mulanya harus
membuat kitab yang sama persis seperti Al – Qur’an, sampai akhirnya
dikurangi hanya membuat 10 surah saja, tapi tetap tidak ada yang mampu,
sampai akhirnya memutuskan lagi untuk membuatkan 1 surah saja yang semisal
Al – Qur’an, tapi kenyataannya tidak ada seorang pun yang mampu
menandinginya.
B. Saran
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan. Mohon maaf atas segala
kesalahan kepada seluruh pihak. Penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya
guna perbaikan makalah selanjutnya. Trimaksih dan semoga bermanfaat. Amin.

19
DAFTAR RUJUKAN

Al-A’zami}, M.M, The History The Qur’a>nic Text From Revelation To


Compilation. Jakarta: Gema Insani, 2005.
Ash-Shiddieqy, M. Hasbi, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Jakarta: Bulan bintang, 1972.

Al-Qatta>n, Manna> Maba>hith Fi> ‘Ulu>m Al-Qur’an. Manshu>ra>t al-‘As} al-


Hadith, 1990.
Ali Ash – Shaabuuny, Muhammad . 1999 . Studi Ilmu Al – Qur’an . Bandung : CV .
PUSTAKA SETIA
Shihab, M. Quraish, Mukjizat Al-Quran. Bandung: Mizan, 1998.

Anda mungkin juga menyukai