Anda di halaman 1dari 66

PELATIHAN DASAR CPNS

SIKAP PERILAKU BELA NEGARA LATSAR CPNS GOL III


KABUAPATEN BUNGO TAHUN 2021

ANALISIS ISU KONTEMPORER

SUWARTO,S.SOS.MM

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Suwarto ,S.Sos.MM
Jambi, 02 Januari 1966
Widyaiswara Ahli Madya
Pangkat/Gol : Pembina. IV.c
D.III Perkantoran STIA LAN-RI Bandung
S-1.STIA LAN Bandung
S.2 . Ekonomi UNBARI
HP. 085268493758
Email. suwartoireng@gmail.com
Nama :
Instansi :
Jabatan :
Status :
DIREKTORI
Agenda I
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai bela Negara (Anda berada disini)
2. Analisis Isu Kontemporer
3. Kesiapsiagaan Bela negara
Agenda II
4. Akuntabilitas
5. Nasionalisme
6. Etika Publik
7. Komitmen Mutu
8. Anti Korupsi
Agenda III
9. Manajemen ASN
10. Pelayanan Publik
11. Whole of Government
Agenda IV
Habituasi

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


DESKRIPSI SINGKAT

Isu – isu strategis


Kontemporer

Wawasan strategis PNS


dalam mengahadapi
perubahan Lingkungan
strategis

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Indikator Hasil Belajar
Memahami konsepsi perubahan lingkungan
strategis;

Memahami modal insani dalam menghadapi


perubahan lingkungan strategis;

Mengidentifikasi isu-isu kritikal;

Menerapkan teknik analisis isu-isu dengan


menggunakan kemampuan berpikir kritis

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


LATAR BELAKANG

E7
ID
SL
1. Tujuan Reformasi Birokrasi pada tahun 2025 untuk mewujudkan birokrasi kelas dunia,
merupakan respon atas masalah rendahnya kapasitas dan kemampuan Pegawai Negeri Sipil
dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis yang menyebabkan posisi Indonesia dalam
percaturan global belum memuaskan.

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, secara signifikan telah
mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan profesinya sebagai ASN dengan berlandaskan
pada: a) nilai dasar; b) kode etik dan kode perilaku; c) komitmen, integritas moral, dan
tanggung jawab pada pelayanan publik; d) kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugas; dan e) profesionalitas jabatan. ”

3. Kemampuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan lingkungan


strategis dan analisis isu-isu kontemporer pada agenda pembelajaran Bela Negara perlu
didasari oleh materi wawasan kebangsaan dan aktualisasi nilai-nilai bela negara yang
dikontektualisasikan dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari.
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
Tujuan Pembelajaran

E9
ID
SL
“Peserta diharapkan mampu memahami konsepsi
perubahan dan perubahan lingkungan strategis melalui isu-
isu strategis kontemporer sebagai wawasan strategis PNS
dengan menyadari pentingnya modal insani, dengan
menunjukan kemampuan berpikir kritis dalam
menghadapi perubahan lingkungan strategis dalam
menjalankan tugas jabatan sebagai PNS profesional
pelayan masyarakat”

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PERUBAHAN LINGKUNGAN
STRATEGIS

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


1
KONSEP PERUBAHAN

E1
ID
SL

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


2
Menjadi PNS yang profesional !

E1
ID
SL Mengambil Tanggung Jawab : Menunjukkan Kompetensi :
Tetap disiplin dan akuntabilitas, mengakui Dimanifestasikan dalam bentuk kesadaran diri,
dan memperbaiki kesalahan yang dibuat, keyakinan diri, dan keterampilan bergaul, mampu
1 fair dan berbicara berdasarkan data,
menindaklanjuti dan menuntaskan
4 mengendalikan diri, menunjukkan kemampuan bekerja
sama, memimpin, dan mengambil keputusan, serta
komitmen, serta menghargai integritas mampu mendengarkan dan memberi informasi yang
pribadi. diperlukan.
Menunjukkan Sikap Mental Positif : Memegang Teguh Kode Etik :
Bersedia menerima tanggung jawab kerja,
2 suka menolong, menunjukkan respek dan 5 Menjaga konfidensialitas, tidak pernah berlaku
buruk terhadap masyarakat yang dilayani maupun
membantu orang lain sepenuh hati, tidak
tamak dan tidak arogan, serta tidak bersikap rekan kerja, berpakaian sopan sesuai profesi PNS,
diskriminatif atau melecehkan orang lain. dan menjunjung tinggi etika-moral PNS.
Mengutamakan Keprimaan :
3 Belajar terus menerus, semangat 6
memberi kontribusi melebihi harapan,
dan selalu berjuang menjadi lebih
baik.
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
3
Perubahan Lingkungan Strategis

E1
ID
SL

Ditinjau dari pandangan Urie


Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017, empat
level lingkungan strategis yang dapat
mempengaruhi kesiapan PNS dalam
melakukan pekerjaannya sesuai bidang
tugas masing-masing, yakni: individu,
keluarga (family), Masyarakat pada level
lokal dan regional (Community/Culture),
Nasional (Society), dan Dunia (Global).

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


4
E1
MODAL INSANI DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN
LINGKUNGAN STRATEGIS (ANCOK, 2002)

ID
SL
Modal Intelektual :
Pada dasarnya manusia memiliki sifat dasar Modal ketabahan (adversity) :
curiosity, proaktif dan inovatif yang dapat Konsep modal ketabahan berasal dari Paul G. Stoltz (1997).
1 dikembangkan untuk mengelola setiap 4 Ketabahan adalah modal untuk sukses dalam kehidupan,
baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sebuah
perubahan lingkungan strategis yang cepat organisasi birokrasi. Berdasarkan perumpamaan pada para
berubah. pendaki gunung, Stoltz membedakan tiga tipe manusia:
quitter, camper dan climber.
Modal Emosional : Modal etika/moral :
Goleman, et. al. (2013) menggunakan istilah Kecerdasan moral sebagai kapasitas mental yang

2 emotional intelligence untuk menggambarkan


kemampuan manusia untuk mengenal dan mengelola 5 menentukan prinsip-prinsip universal kemanusiaan harus
diterapkan ke dalam tata-nilai, tujuan, dan tindakan kita
atau dengan kata lain adalah kemampuan membedakan
emosi diri sendiri, serta memahami emosi orang lain
benar dan salah. Empat komponen modal moral/etika
agar dia dapat mengambil tindakan yang sesuai yakni: 1. Integritas (integrity), 2. Bertanggung-jawab
dalam berinteraksi dengan orang lain. (responsibility), 3. Penyayang (compassionate), dan 4.
Modal Sosial : Pemaaf (forgiveness).
Jaringan kerjasama di antara warga masyarakat yang Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani :
3 memfasilitasi pencarian solusi dari permasalahan yang
dihadapi mereka. (rasa percaya, saling pengertian dan
6 Tolok ukur kesehatan adalah bebas dari penyakit, dan tolok
ukur kekuatan fisik adalah; tenaga (power), daya tahan
kesamaan nilai dan perilaku yang mengikat anggota dalam (endurance), kekuatan (muscle strength), kecepatan (speed),
sebuah jaringan kerja dan komunitas). Modal sosial ketepatan (accuracy), kelincahan (agility), koordinasi
ditujukan untuk menumbuhkan kembali jejaringan (coordination), dan keseimbangan (balance).
kerjasama dan hubungan interpersonal yang mendukung
kesuksesan.
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
ISU-ISU STRATEGIS
KONTEMPORER

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PENGERTIAN KONTEMPORER

“Kontemporer adalah sesuatu hal yang modern, yang eksis


dan terjadi dan masih berlangsung sampai sekarang, atau
segala hal yang berkaitan dengan saat ini.”

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Isu – isu strategis Kontemporer

“Penyelewengan atau
penyalahgunaan uang Negara
Korupsi (perusahaan) untuk keuntungan
pribadi atau orang lain.”

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


8
KORUPSI

E1
ID
SL

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


9
SEJARAH KORUPSI

E1
ID
SL

CHINA
MESIR
Han Su karya Pan Ku menceritakan bahwa
pada awal berdirinya dinasti Han (206 SM)
INDONESIA
Di Mesir, Babilonia, Ibrani, India, Yunani dan masyarakat menghadapi kesulitan pangan,
Romawi Kuno korupsi adalah masalah serius.

SHAMASH
sehingga menyebabkan setengah dari History of Java karya Rafles (1816) menyebutkan
Pada zaman kekaisaran Romawi Hammurabi jumlah penduduk meninggal dunia. karakter orang jawa sangat "nrimo" atau pasrah
dari Babilonia yang naik tahta sekitar tahun 1200 pada keadaan, namun memiliki keinginan untuk
SM telah memerintahkan seorang Gubernur dihargai orang lain, tidak terus terang,
provinsi untuk menyelidiki perkara penyuapan. menyembunyikan persoalan dan oportunis.
Bangsawan Jawa gemar menumpuk harta dan
Seorang raja Assiria (sekitar tahun memelihara abdi dalem hanya untuk kepuasan,
200 sebelum Masehi) bahkan selalu bersikap manis untuk menarik simpati raja
atau sultan, perilaku tersebut menjadi embrio
tercatat pernah menjatuhkan pidana lahirnya generasi opurtunis yang pada akhirnya
kepada seorang hakim yang juga memiliki potensi jiwa yang korup.
menerima uang suap.
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
0
E2
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
ID
SL
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi beserta
revisinya melalui Undang-Undang Nomor 20 tahun
2001. Secara substansi Undang-undang Nomor 31
Tahun 1999 telah mengatur berbagai modus operandi
tindak pidana korupsi sebagai tindak pidana formil,
memperluas pengertian pegawai negeri sehingga
pelaku korupsi tidak hanya didefenisikan kepada
orang perorang tetapi juga pada korporasi, dan jenis
penjatuhan pidana yang dapat dilakukan hakim
terhadap terdakwa tindak pidana korupsi adalah
Pidana Mati, Pidana Penjara, dan Pidana Tambahan.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


FAKTOR PENYEBAB MANUSIA MELAKUKAN
KORUPSI

 Sifat Tamak
Faktor Moral yang Lemah
Menghadapi Godaan
Individu  Gaya Hidup Konsumtif

• Sikap masyarakat
terhadap Korupsi
Faktor • Aspek Ekonomi
Lingkungan • Aspek Politis
• Aspek Organisasi
2
NARKOBA

E2
ID
SL
Menurut Online Etymology Dictionary, perkataan narkotika
berasal dari bahasa Yunani yaitu ”Narke” yang berarti
terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. Sebagian orang
berpendapat bahwa narkotika berasal dari kata ”Narcissus”
yang berarti jenis tumbuh-tumbuhan yang mempunyai bunga
yang membuat orang tidak sadarkan diri.

Narkotika dan Obat Berbahaya, serta napza (istilah yang


biasa digunakan oleh Kemenkes) yang merupakan singkatan
dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Kemenkes,
2010). Kedua istilah tersebut dapat menimbulkan
kebingungan. Dunia internasional (UNODC) menyebutnya
dengan istilah narkotika yang mengandung arti obat-obatan
jenis narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya.
Sehingga dengan menggunakan istilah narkotika berarti telah
meliputi narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya.
3
PENGGOLONGAN NARKOTIKA

E2
ID
SL

I OLON GAN III


GOLONGAN GOLON GAN II G

Golongan III berkhasiat


Golongan I yang ditujukan untuk ilmu untuk pengobatan dan
pengetahuan dan bukan untuk Golongan II berkhasiat untuk pelayanan kesehatan serta
pengobatan dan sangat berpotensi pengobatan dan pelayanan berpotensi ringan
tinggi menyebabkan ketergantungan. kesehatan dan berpotensi
Contoh 1. Opiat: morfin, heroin, mengakibatkan
tinggi menyebabkan
petidin, candu. 2. Ganja atau ketergantungan. Contoh
ketergantungan. Contoh
kanabis, marijuana, hashis. 3.
morfin dan petidin; kodein.
Kokain: serbuk kokain, pasta kokain,
daun koka;
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
4
PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA

E2
ID
SL

LONGAN I
GO
LONGAN I I I
GO
Golongan I hanya digunakan
OLON GAN II
untuk kepentingan ilmu G LON GAN I V
pengetahuan dan tidak untuk Golongan III berkhasiat GO
terapi serta sangat berpotensi pengobatan dan pelayanan
mengakibatkan Golongan II berkhasiat untuk kesehatan serta berpotensi Golongan IV berkhasiat pengobatan
ketergantungan. Contoh pengobatan dan pelayanan sedang mengakibatkan dan banyak digunakan untuk
ekstasi, LSD; kesehatan serta berpotensi ketergantungan. Contoh pelayanan kesehatan serta
tinggi mengakibatkan pentobarbital, berpotensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Contoh flunitrazepam; ketergantungan. Contoh diazepam,
amfetamin, shabu, bromazepam, fenobarbital,
metilfenidat atau italin; klonazepam, klordiazepoxide, dan
nitrazepam.
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
5
ZAT ADIKTIF

E2
ID
SL

BAKAU DLL
TEM
ALKOHOL
DAN
(GA S YA NG DIHIRUP)
INHALANSIA PELARUT)
SOLVEN (ZAT

Minuman beralkohol, Senyawa organik, yang


mengandung etanol etil terdapat pada berbagai barang
alkohol, yang keperluan rumah tangga,
kantor dan sebagai pelumas
berpengaruh menekan
mesin, yang sering
susunan saraf pusat; disalahginakan seperti lem,
thinner, cat kuku dll;

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


6
SEJARAH NARKOTIKA

E2
ID
SL
PERANG CANDU I PADA TAHUN 1839 – 1842 DAN PERANG CANDU II
PADA TAHUN 1856 – 1860
Inggris dan Perancis (Eropa) melancarkan perang candu ke China, dengan membanjiri
candu (opium). Perang nirmiliter ini ditandai dengan penyelundupan Candu ke China.
Membanjirnya Candu ke China berdampak melemahnya rakyat China yang juga
berdampak pada Kekuatan Militer China.

PERANG SAUDARA DI AMERIKA SERIKAT 1856

Narkoba jenis morphin sudah dipakai untuk keperluan perang saudara di Amerika
Serikat, Morphin digunakan militer untuk obat penghilang rasa sakit apabila
terdapat serdadu / tentara yang terluka akibat terkena peluru senjata api.

INDONESIA ATAU NUSANTARA


Orang-orang di pulau Jawa ditengarai sudah menggunakan opium. Pada abad ke-17 terjadi perang antara
pedagang Inggris dan VOC untuk memperebutkan pasar Opium di Pulau Jawa. Pada tahun 1677 VOC
memenangkan persaingan ini dan berhasil memaksa Raja Mataram, Amangkurat II untuk menandatangani
perjanjian yng sangat menentukan, yaitu: “Raja Mataram memberikan hak monopoli kepada Kompeni untuk
memperdagangkan opium di wilayah kerajaannya”.
Narkoba

“ zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan


tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilang nya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan-golongan”

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


8
E2
PENGERTIAN

ID
SL
TERORISME
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat
menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau
kehancuran terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau
fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.

(Pasal1 Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Menjadi Undang-Undang)

S
PN
rC
tsa
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI

La
TERORISME DAN

9
E2
RADIKALISME
ID
SL
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan Resolusi 60/288 tahun
2006 tentang UN Global Counter Terrorism Strategy yang berisi empat
pilar strategi global pemberantasan terorisme, yaitu :

1) pencegahan kondisi kondusif penyebaran terorisme;


2) langkah pencegahan dan memerangi terorisme;
3) peningkatan kapasitas negara-negara anggota untuk mencegah dan
memberantas terorisme serta penguatan peran sistem PBB; dan
4) penegakan hak asasi manusia bagi semua pihak dan penegakan rule
of law sebagai dasar pemberantasan terorisme. Selain itu, PBB juga
telah menyusun High-Level Panel on Threats, Challenges, and Change
yang menempatkan terorisme sebagai salah satu dari enam kejahatan
yang penanggulangannya memerlukan paradigma baru.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


0
EMPAT TIPE KELOMPOK TERORIS YANG BEROPERASI

E3
DI DUNIA

ID
SL

NASI ONALIS
ETNO
G TER RORI ST
LEFT WIN ORI ST Etnonasionalis atau ” TE RR ORIST
G T E RR I O U S O R “S C
A RE D
RIGHT WIN teroris separatis, atau RELIG
Teroris sayap kiri atau ethnonationalist/separatis Teroris keagamaan atau
left wing terrorist, Teroris sayap kanan atau
t terrorist, merupakan “ketakutan”, atau religious or
merupakan kelompok right wing terrorist,
gerakan separatis yang “scared” terrorist, merupakan
yang menjalin hubungan menggambarkan bahwa
mengiringi gelombang kelompok teroris yang
dengan gerakan mereka terinspirasi dari
dekoloniasiasi setelah mengatasnamakan agama atau
komunis; fasisme
perang dunia kedua; agama menjadi landasan atau
agenda mereka.
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
TERORISME DI

1
E3
INDONESIA
ID
SL

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


HUBUNGAN RADIKALISME DAN

2
E3
TERORISME
ID
SL
Terorisme
Terorisme sebagai kejahatan luar biasa jika dilihat dari akar perkembangannya sangat terhubung dengan radikalisme. Untuk
memahami Hubungan konseptual antara radikalisme dan terorisme dengan menyusun kembali definsi istilah-istilah yang
terkait.

Radikalisme
Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan
menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekerasan (violence) dan aksi-aksi yang ekstrem. Ciri-ciri
sikap dan paham radikal adalah: tidak toleran (tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain); fanatik (selalu
merasa benar sendiri; menganggap orang lain salah); eksklusif (membedakan diri dari umat umumnya); dan revolusioner
(cenderung menggunakan cara kekerasan untuk mencapai tujuan).

Radikal Terorisme
Radikal Terorisme adalah suatu gerakan atau aksi brutal mengatasnamakan ajaran agama/golongan, dilakukan oleh sekelompok
orang tertentu, dan agama dijadikan senjata politik untuk menyerang kelompok lain yang berbeda pandangan.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


3
E3
PENCEGAHAN TINDAK PIDANA TERORISME

ID
SL

KESIAPSIAGAAN
KONTRA RADIKALISASI
NASIONAL
DERADIKALISASI

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


4
E3
KESIAPSIAGAAN NASIONAL pemberdayaan masyarakat

ID
SL
peningkatan kemampuan
aparatur

perlindungan dan
peningkatan sarana
prasarana

pengembangan kajian
Terorisme

pemetaan wilayah rawan


paham radikal Terorisme
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
5
E3
ID
SL kontra narasi

Kontra radikalisasi kontra propaganda

kontra ideologi

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


6
E3
ID
SL identifikas
i dan
penilaian

pembinaan wawasan kebangsaan

reintegrasi Deradikalisas
rehabilitasi melalui pembinaan wawasan keagamaan
sosial i

kewirausahaan

reedukasi

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Faktor Pendorong Radikalisme
Faktor sosial – politik
Faktor emosi keagamaan
Faktor kultural
Faktor ideologis anti barat (westernisme)
Faktor kebijakan pemerintah

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


8
MONEY LAUNDRING

E3
ID
SL

“Money laundering” dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah


aktivitas pencucian uang. Terjemahan tersebut tidak bisa dipahami
secara sederhana (arti perkata) karena akan menimbulkan perbedaan
cara pandang dengan arti yang populer, bukan berarti uang tersebut
dicuci karena kotor seperti sebagaimana layaknya mencuci pakaian
kotor. Oleh karena itu, perlu dijelaskan terlebih dahulu sejarah
munculnya money laundering dalam perspektif sebagai salah satu
tindak kejahatan.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


9
Sejarah Pencucian Uang

E3
ID
SL

Sejak tahun 1980-an praktik


pencucian uang sebagai suatu
tindak kejahatan telah menjadi
pusat perhatian dunia barat, seperti
negara-negara maju yang
tergabung dalam G-8, terutama
dalam konteks kejahatan peredaran
obat-obat terlarang (narkotika dan
psikotropika).

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


0
E4
ID
SL

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Proxy War

Perang Proksi (proxy war) adalah sebuah


konfrontasi antar dua kekuatan besar dengan
menggunakan pemain pengganti untuk
menghindari konfrontasi secara langsung,
dengan alasan mengurangi risiko konflik
langsung, yang berisiko pada kehancuran
fatal.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


2
PROXY WAR

E4
ID
SL

Sejarahnya Perang proksi telah terjadi sejak zaman


dahulu sampai dengan saat ini yang dilakukan oleh
negara-negara besar menggunakan aktor negara maupun
aktor non negara. Kepentingan nasional negara negara
besar dalam rangka struggle for power dan power of
influence mempengaruhi hubungan internasional. Proxy
war memiliki motif dan menggunakan pendekatan hard
power dan soft power dalam mencapai tujuannya.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


3
Proxy War Modern

E4
ID
SL

Menurut pengamat militer dari Universitas Pertahanan,


Yono Reksodiprojo menyebutkan Proxy War adalah
istilah yang merujuk pada konflik di antara dua negara,
di mana negara tersebut tidak serta-merta terlibat
langsung dalam peperangan karena melibatkan ‘proxy’
atau kaki tangan. Perang Proksi merupakan bagian dari
modus perang asimetrik, sehingga berbeda jenis
dengan perang konvensional. Perang asimetrik bersifat
irregular dan tak dibatasi oleh besaran kekuatan tempur
atau luasan daerah pertempuran. Perang proxy
memanfaatkan perselisihan eksternal atau pihak ketiga
untuk menyerang kepentingan atau kepemilikan
teritorial lawannya.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


4
Sasaran proxy war

E4
ID
SL

Mematikan kesadaran suatu bangsa dengan cara


menghilangkan identitas atau ideologi atau keyakinan
suatu bangsa yang pada gilirannya akan menghilangkan
identitas diri. Bangsa tanpa kesadaran, tanpa identitas,
tanpa ideologi sama dengan bangsa yang sudah rubuh
sebelum perang terjadi.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


KEJAHATAN MASS COMMUNICATION

5
(CYBER CRIME, HATE SPEECH, DAN

E4
HOAX)
ID
Wright (1985), beberapa sifat pelaku dalam komunikasi massa :

SL

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


6
Media Massa vs Media Sosial

E4
ID
SL
Media massa pada berbicara atas nama
lembaga tempat dimana mereka
berkomunikasi sehingga pada tingkat
tertentu, kelembagaan tersebut dapat
berfungsi sebagai fasilitas sosial yang dapat
ikut mendorong komunikator dalam
menyampaikan pesan-pesannya.

Sedangkan media sosial, baik pemberi


informasi maupun penerimanya seperti bisa
memiliki media sendiri. Media sosial
merupakan situs di mana setiap orang bisa
membuat web page pribadi, kemudian
terhubung dengan kolega atau publik untuk
berbagi informasi dan berkomunikasi.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Rujukan dalam konteks kejahatan yang

7
E4
terjadi dalam komunikasi massa
ID
SL

1. Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers


2. Undang-undang No. 36 Tahun 1999 tentang
Telekomunikasi
3. Undang-undang No. 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran
4. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik
5. Undang-undang No. 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Dampak langsung dan tidak

8
E4
langsung terhadap publik
ID
SL
CYBER CRIME
Cyber crime atau kejahatan saiber merupakan bentuk kejahatan yang terjadi dan beroperasi di
dunia maya dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan internet. Pelakunya pada
umumnya harus menguasai teknik komputer, algoritma, pemrograman dan sebagainya,
sehingga mereka mampu menganalisa sebuah sistem dan mencari celah agar bisa masuk,
merusak atau mencuri data atau aktivitas kejahatan lainnya.

HATE SPEECH
Hate speech atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan atau hasutan yang disampaikan oleh individu ataupun kelompok di muka
umum atau di ruang publik merupakan salah satu bentuk kejahatan dalam komunikasi massa. Dengan berkembangnya teknologi informasi,
serta kemampuan dan akses pengguna media yang begitu luas, maka ujaran-ujaran kebencian yang tidak terkontrol sangat mungkin terjadi.
Apalagi dengan karakter anonimitas yang menyebabkan para pengguna merasa bebas untuk menyampaikan ekspresi tanpa memikirkan efek
samping atau dampak langsung terhadap objek atau sasaran ujaran kebencian.

HOAX
Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan atau bohong atau palsu, baik dari segi sumber maupun isi.
Sifatnya lebih banyak mengadu domba kelompok-kelompok yang menjadi sasaran dengan isi pemberitaan yang tidak benar. Pelaku
hoax dapat dikategorikan dua jenis, yaitu pelaku aktif dan pasif. Pelaku aktif melakukan atau menyebarkan berita palsu secara aktif
membuat berita palsu dan sengaja menyebarkan informasi yang salah mengenai suatu hal kepada publik. Sedangkan pelaku pasif adalah
individu atau kelompok yang secara tidak sengaja menyebarkan berita palsu tanpa memahami isi atau terlibat dalam pembuatannya.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PENGERTIAN ISU ATAU “ISSUE”

1. Berdasar Modul :
Sebagai suatu / sebuah pokok
persoalan atau masalah.
2. Berdasar Kamus Besar Bahasa Indonesia 1997 :
• Masalah yang dikedepankan
6/23/21

• Kabar angin
• Desas desus

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Berita yang belum jelas kebenarannya
Desas desus
Khabar burung
Gosip
Pokok persoalan
Masalah yang dikedepankan
PENGERTIAN
ISU

PENGERTIAN
STRATEGIS

Vital
Penting
Politis
Diplomatis
TAKTIS
BAIK
1. Aktual (terjadi/akan terjadi);

2. Problematik

3. Kekhalayakan;

4. Layak;

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


KRITERIA MEMILIH ISU
1. Isunya AKTUAL : PENTING
• Yang sedang terjadi atau dlm proses kejadian
• Sedang hangat dibicarakan
• Isu yang diprakirakan akan terjadi
Bukan isu yang sudah lepas dari perhatian masyarakat / isu sudah basi
2. Memiliki nilai PROBLEMATIK, artinya merupakan masalah yang menyimpang dari
harapan, standar, ketentuan yg menimbulkan kegelisahan yang memerlukan
pencarian penyebab dan solusi secepatnya.
3. Mempunyai nilai KEKHALAYAKAN, artinya langsung menyangkut hajat hidup orang
banyak. Bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang
4. Memiliki nilai KELAYAKAN, dalam arti logis, pantas, realistis dan dapat dibahas
sesuai lingkup tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab .

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI 52


3
TEKNIK ANALISIS ISU

E5
ID
Memahami Isu Kritikal

SLCollins Cobuild English Language Dictionary (1987) : (1). “An important subject
that people are discussing or arguing about” (2). “When you talk about the issue,
you are referring to the really important part of the thing that you are considering
or discussing”.

Veverka (1994) : “..topics that deal with resource problems and their need for
solutions that relate to the safety of the visitor at the resource site or relate to
resource protection and management issues that the public needs to be aware of”
1. Subjek penting yg sering didebatkan oleh orang orang.
2. Saat anda berbiccara tentang sebuah isu, merujuk pd bagian yg sangat penting yg
anda pertimbangkan atau yg anda diskusikan.

1. Topik yg menjadi sumber masalah dan dibutuhkan solusinya oleh mereka, yg


berkaitan dgn keamanan dari sumber atau perlindungan dan manajemen dari isu
yg butuh disadari oleh masyarakat.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


4
ISU KRITIKAL SECARA UMUM TERBAGI KE

E5
DALAM TIGA KELOMPOK

ID
SL
CURRENT ISSUE
Isu saat ini (current issue) merupakan kelompok isu yang mendapatkan
perhatian dan sorotan publik secara luas dan memerlukan penanganan sesegera
mungkin dari pengambil keputusan.

EMERGING ISSUE
Isu berkembang (emerging issue) merupakan isu yang perlahan-
lahan masuk dan menyebar di ruang publik, dan publik mulai
menyadari adanya isu tersebut.

ISU POTENSIAL
Kelompok isu yang belum nampak di ruang publik, namun dapat terindikasi dari beberapa
instrumen (sosial, penelitian ilmiah, analisis intelijen, dsb) yang mengidentifikasi adanya
kemungkinan merebak isu dimaksud di masa depan.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


5
“Issue scan”

E5
ID
SL

Media scanning Public and private organizations


1 Penelusuran sumber-sumber informasi isu dari media
seperti surat kabar, majalah, publikasi, jurnal profesional
4 Komisi independen, masjid atau gereja, institusi bisnis dan
sebagainya yang terkait dengan isu-isu tertentu
dan media lainnya yang dapat diakses publik secara luas.

Existing data Public at large


2 Menelusuri survei, polling atau dokumen resmi dari 5 Masyarakat luas yang menyadari akan satu isu dan secara
langsung atau tidak langsung terdampak dengan
lembaga resmi terkait dengan isu yang sedang dianalisis.
keberadaan isu tersebut.

Knowledgeable others
3 Profesional, pejabat pemerintah, trendsetter, pemimpin
opini dan sebagainya.
6

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


6
Teknik tapisan

E5
ID
SL

Menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria; Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan
Kelayakan. Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat. Kekhalayakan artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik
artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera
solusinya secara komperehensif, dan Kelayakan artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan,
dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Alat bantu tapisan lainnya misalnya menggunakan kriteria USG dari mulai sangat USG atau tidak
sangat USG. Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan
ditimbulkan. Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
segera.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


7
Mind mapping

E5
ID
SL

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


8
Fishbone Diagram

E5
ID
SL

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


9
Analisis SWOT

E5
ID
SL

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


61

TUGAS KELOMPOK
1. KELAS DI BAGI MENJADI 4 KELOMPOK.
2. MASING – MASING KELOMPOK MEMBUAT KETUA KELOMPOK,
SEKRETARIS, MODERATOR.
3. KETUA KELOMPOK MENENTUKAN OPD / INSTANSI YG AKAN MENJADI
OBJEK TUGAS KELOMPOK.
4. TUGAS DI BUAT DALAM POWER POINT DAN DITAYANGKAN.
5. KELOMPOK LAIN MENYIMAK DAN MEMBERIKAN TANGGAPAN PUKAN
PERTAYAAN.
6. PEMAPARAN DIBUKA OLEH KETUA KELOMPOK DAN
MEMPERKENALKAN ANGOTA DAN MODERATOR MEMAPARKAN HASIL
TUGAS KELOMPOK, SEKRETARIS MENCATAN TANGGAPAN DARI
KELOMPOK LAIN.
7. SELAMAT BERTUGAS.
FOKUS PENGEMB. KEGIATAN LINGSTRA
IDENTIFIKASI ISU LINGKUNGAN STRATEGIS

Tuliskan 3 Isu Tuliskan 3 Isu Tuliskan 3 Isu


strategis regional strategis nasional strategis Provinsi
yang terkait yang terkait yang terkait
dengan institusi dengan institusi dengan institusi
anda?. anda?. anda?.

Isu strategis: Isu strategis: Isu strategis:


....................... ....................... .......................
....................... ....................... .......................
....................... ....................... .......................

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI Page: 11


TUGAS PRIBADI / INDIVIDU
POTRET LINGKUNGAN STRATEGIS DI INSTANSI ANDA

Potret institusi Potret isu lingstra dan isu kritikal di


Anda saat ini institusi Anda

Hasil analisis lingkungan strategi dari sudut


1. Instansi Anda pandang institusi Anda:
2. Visi 1. Isu yg diangkat dari TOPOKSI Saudara.? (-)
3. Misi 2. Apa yang menjadi Penyebab isu tersebut.?
(-)
4. Tupoksi Peserta 3. Apa ide gagasan Saudara utk mengatasi
5. Nilai-nilai Organisasi isu tersebut. ? (+)
6. Program Kerja 4. Kegiatan apa saja yg akan dilakukan dlm
mengatasi isu (dlm kalimat kata kerja)

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI Page: 12


Lampiran 1 Rancangan Aktualisasi :

Unit Kerja :
Isu Yang Diangkat :
Penyebab Isu : 1.
2.
3. dst
Gagasan Pemecahan Isu:
Rencana Kegiatan :1
2.
3.
4. dst

NO KEGIATAN TAHAPAN OUTPUT/ KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN


KEGIATAN HASIL SUBSTANSI MATA THD VISI & MISI NILAI
PELATIHAN ORGANISASI ORGANISASI

1 2 3 4 5 6 7
LATIHAN
1. Dari Tupoksi Saudara apa isu yang diangkat ?
2. Apa yang Penyebab isu Saudara Tersebut ?
3. Apa Ide Gagasan Saudara ?
4. Tetapkan pendekatan kegiatannya dlm
mengatasi Isu Saudara tersebut.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


TERIMA
KASIH
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI

Anda mungkin juga menyukai