Direktorat Kesiapsiagaan
Kedeputian Bidang Pencegahan
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Modul Pengembangan Forum PRB Desa/Kelurahan
PENGARAH
Prasinta Dewi – Deputi Bidang Pencegahan BNPB
PENANGGUNGJAWAB
Pangarso Suryotomo – Direktur Kesiapsiagaan BNPB
EDITOR
Firza Ghozalba
Hadi Sutrisno
PENULIS
Tim Teknis BNPB
Puji dan Syukur kepada Tuhan YME dengan telah tersusunnya Modul Fasilitasi Penguatan
Ketangguhan Masyarakat atau Desa/Kelurahan Tangguh Bencana pada Tahun 2023. Modul ini disusun
dalam rangka mendukung upaya penguatan kapasitas masyarakat dari ancaman tsunami melalui
Program Proyeksi Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia (Indonesia Disaster Resilience Initiatives
Project – IDRIP). Kejadian bencana tsunami yang telah melanda Indonesia, termasuk kejadian di 2018
lalu menjadi pembelajaran yang berharga akan pentingnya membangun upaya kesiapsiagaan bencana
dan menjadikannya sebagai budaya sadar bencana di kehidupan berbangsa dan bernegara.
BNPB, melalui Direktorat Kesiapsiagaan, Kedeputian Bidang Pencegahan, sejak tahun 2012 telah
menginisiasi suatu proses proses pembangunan dalam rangka pengurangan risiko bencana melalui
pendekatan pemberdayaan masyarakat. Program dengan tajuk Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
(Destana) ini merupakan program pengelolaan risiko berbasis komunitas dengan harapan masyarakat
tidak saja menjadi objek dari proses melainkan juga subjek yang dapat terlibat secara aktif dalam
mengkaji, menganalisis, menangani, memantau dan mengevaluasi upaya-upaya pengurangan risiko
bencana di daerahnya dengan memaksimalkan sumberdaya lokal yang ada. Untuk itu, kehadiran
modul ini sangat bermakna untuk mendukung upaya-upaya penguatan kapasitas di masyarakat.
Modul tersebut dapat digunakan oleh Fasilitator yang bertugas melakukan pendampingan
masyarakat, baik di tingkat desa/kelurahan.
Modul ini memuat pembelajaran berupa teori dan juga praktik penyusunan materi dengan dilengkapi
lembar kerja/praktik yang diharapkan dapat memudahkan bagi fasilitator untuk memahami dan
mempraktikkan nya saat pendampingan di masyarakat. Selain itu, modul juga dilengkapi dengan
literatur untuk memperkaya pengetahuan dan pemahaman fasilitator terhadap upaya
penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana sehingga modul tersebut menjadi panduan
praktis bagi Fasilitator.
Saya juga turut menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada para pihak yang telah mendukung
proses penyusunan modul sehingga dapat kita manfaatkan. Harapannya, modul ini tidak hanya
menjadi panduan fasilitator di program IDRIP semata namun juga oleh pelaku/pegiat kebencanaan
lainnya, baik unsur Pemerintah, Masyarakat, Lembaga Usaha, Akademisi/Perguruan Tinggi, maupun
Media supaya penguatan kapasitas masyarakat dapat secara massif dilakukan menyesuaikan dengan
jenis ancaman yang ada di wilayah tersebut sehingga Indonesia menjadi negara yang aman dari
bencana dan resiliensi bencana.
Prasinta Dewi
1.1. Deskripsi
Pemerintah telah menyusun berbagai regulasi yang mengatur upaya penanggulangan
bencana, seperti Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (RAN PRB) yang
merupakan amanah UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan
Pemerintah No.21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana beserta
peraturan-peraturan turunannya. RAN PRB menjadi arahan bagi para pengambil keputusan
untuk memberikan komitmennya secara lintas sektor dan membuat prioritas program secara
sistematis. Dokumen RAN PRB juga menyebutkan secara specifik tentang diperlukannya suatu
wadah atau mekanisme untuk memfasilitasi kerjasama para pihak dalam upaya pengurangan
risiko bencana melalui suatu Platform/Forum. Inisiasi dan pembentukan forum juga menjadi
kebutuhan baik di tingkat nasional maupun lokal yang meliputi; tingkat Provinsi,
Kabupaten/Kota hingga tingkat Desa/Kelurahan.
Forum sebagai sebuah mekanisme koordinasi dalam pengarusutamaan PRB dan berperan
dalam pembentukan dan pengembangan sistem PRB yang menyeluruh di berbagai tingkatan.
Diharapkan Forum PRB akan dapat mengawal kerja kerja PRB, termasuk penyusunan Rencana
Aksi – PRB, dan melakukan monitoring-evaluasi pencapaian Rencana Aksi tersebut untuk
menilai manfaat dan hasil bagi pengelolaan risiko.
Di tingkat Desa/Kelurahan, forum mewadahi, mewakili dan menyuarakan berbagai elemen
masyarakat. Dalam proses pembentukan Forum PRB tingkat desa/kelurahan harus
memperhatikan partisipasi/keterwakilan dari berbagi unsur meliputi; pemerintah, lembaga
usaha, organisasi masyarakat, kelompok-kelompok profesi, kategori-kategori lain, termasuk
kelompok difabel, kelompok perempuan, dan keterwakilan dari wilayah. Hal ini penting, agar
cakupan partisipasi masyarakat bisa lebih luas dan pemerataan partisipasi sekaligus
mendukung promosi PRB ke semua wilayah yang ada di Desa/Kelurahan. Terbentuknya forum
akan lebih menjamin keterlibatan, integrasi dan kesinambungan PRB termasuk implementasi
Rencana Penanggulangan Bencana dan Rencana Aksi Komunitas menuju Desa/Kelurahan yang
tangguh bencana yang berakar pada masyarakat.
Peran strategis yang lain ialah mengembangkan jejaring lintas wilayah serta jejaring
multipihak untuk menciptakan sinergi kerja yang saling menguntungkan. Sinergi kerjasama
antar wilayah dapat mewujudkan sinergi pada sistem peringatan dini antar wilayah,
pengelolaan pengungsi, latihan bersama, pembentukan usaha bersama, dan lain sebagainya.
Jejaring dengan pihak ketiga (perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, lembaga
kemasyarakatan, dan lembaga usaha) dapat tercipta transfer pengetahuan dan teknologi
serta pembelajaran dalam bidang peningkatan kapasitas kelembagaan dan pemerintahan,
peningkatan pelayanan publik, pengelolaan sumberdaya yang lestari, peningkatan
pendapatan, dan sebagainya.
1.2. Tujuan
Setelah mempelajari Modul Pengembangan Forum PRB, diharapkan peserta mampu
memahami dan menerapkan konsep dasar, strategi, metode, pendekatan,
Pengembangan/Pembentukan Forum PRB di masyarakat dalam memfasilitasi program
Destana. Indikator capaian pembelajaran modul ini dirincikan sebagai berikut:
1. Peserta memahami dan mampu menjelaskan pengertian dasar Forum PRB
Desa/Kelurahan
2. Peserta memahami dan mampu memfasilitasi pembentukan Forum PRB Desa/Kelurahan
1.6. Metode
Metode yang digunakan dalam pembelajaran secara partisipatif, meliputi:
● Ceramah/paparan
● Curah pendapat
● Diskusi terarah
● Penugasan kelompok
Batas nilai kelulusan adalah perolehan nilai akhir > 70.5. Peserta diklat yang memperoleh
Nilai Akhir > 70 diberikan Sertifikat. Sedangkan peserta yang memiliki Nilai Akhir ≤ 70
hanya menerima surat keterangan keikutsertaan dalam pelatihan.
1.10. Daftar Istilah
Bencana : Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh okum alam dan/atau okum nonalam maupun okum manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (UU No.
24/2007 tentang PB, Pasal 1, Ayat 1)
Bencana Alam : Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,
dan tanah longsor. (UU No. 24/2007 tentang PB, Pasal 1, Ayat 2)
Bencana Non- : Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
alam rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi,
gagal modernisasi, dan wabah penyakit. (UU No. 24/2007 tentang PB,
Pasal 1, Ayat 3)
Bencana Sosial : Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi
konflik okum antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan
okum. (UU No. 24/2007 tentang PB, Pasal 1, Ayat 4)
Desa : Desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. [UU No 6 Tahun 2014, Pasal 1]
Komunitas Kelompok [orang dsb] yang hidup dan saling berinteraksi di daerah
tertentu; masyarakat; paguyuban [KBBI]
Kelompok orang yang mempunyai ikatan okum dan solidaritas yang kuat
karena kepemilikan satu atau dua kesamaan tujuan, lokalitas atau
kebutuhan bersama; misalnya, tinggal di lingkungan yang sama terpapar
pada risiko bahaya yang serupa, atau sama-sama telah terkena bencana,
yang pada akhirnya mempunyai kekhawatiran dan harapan yang sama
tentang risiko bencana [ET; 2008].
Mitra / : Lembaga/ Perorangan yang menjadi rekan kerja bagi pemerintah/ donor/
Fasilitator masyarakat untuk memfasilitasi berjalannya program kegiatan.
Modal Merupakan modal-modal yang dimiliki oleh setiap individu atau unit
penghidupan sosial yang lebih tinggi di dalam upayanya untuk mengembangkan
kehidupannya. modal-modal penghidupan berupa : (1) modal kapital,
modal yang dimiliki manusia, antara lain keterampilan, kemampuan
bekerja, dan kesehatan; (2) modal sosial, kekayaan sosial yang dimiliki
komunitas seperti jaringan dan keterikatan hubungan berdasarkan
kepercayaan; (3) modal alam dan lingkungan: adalah persediaan sumber
daya alam seperti tanah, air, kualitas udara, perlindungan terhadap erosi;
(4) modal fisik dan buatan adalah infrastruktur dasar dan memproduksi
barang-barang yang dibutuhkan seperti transportasi, bangunan tempat
tinggal yang aman, sanitasi dan persediaan air yang memadai, akses
terhadap komunikasi; (5) modal finansial, adalah sumber- sumber
keuangan yang digunakan oleh komunitas untuk mencapai tujuan-tujuan
kehidupannya, seperti persediaan uang dan barang.
Peta : Gambaran muka bumi pada bidang datar dengan skala tertentu berisi
kumpulan dari titik – titik, garis – garis, dan area yang didefinisikan oleh
lokasinya dengan sistem koordinat tertentu dan oleh atribut berwujud
fisiknya dan bersifat informatif mudah dipahami. [wikipedia bahasa
indonesia/Kamus besar bahasa indonesia]
Profil Desa Data dan informasi yang menggambarkan kondisi lingkungan, kehidupan
dan penghidupan warga masyarakat, sosial dan budaya, isi dan perihal di
desa sasaran.
Risiko Bencana : Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana
pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa
kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi,
kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. (UU
No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, Pasal 1, Ayat 17)
2.1. Pengantar
Setelah mengikuti penjelasan tentang tahapan pembentukan Forum PRB desa/kelurahan, peserta
diminta bekerja dalam kelompok menyelesaikan tugas penyusunan di bawah ini:
1.
2.
dst
Buatlah susunan pengurus FPRB, dengan mengisi sesuai dengan posisi yang ada di tabel sesuai dengan
hasil kemampuan dan identifikasi sumber daya yang dilakukan dalam tugas sebelumnya!
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Bendahara
Bidang Pendidikan
Anggota
Bid.
Pendidikan
Bidang Kebijakan
Anggota
Bid.
Kebijakan
Bidang
Pembanguna
n
Anggota Bid.
Pembanguna
n
Bidang
Kesiapsiagaan
dan Pemulihan
Anggota Bid.
Kesiapsiagaan
dan Pemulihan
Anggota Bid. Sumir (Karang Taruna), Wahayu (Kelompok Tani), Sulis (Kelompok Ikan)
Pendidikan
Bidang dst
Kebijakan
Anggota Bid.
Kebijakan
Bidang
Pembangunan
Anggota Bid.
Pembangunan
Anggota Bid.
Kesiapsiagaan
dan Pemulihan
Alasan Pembentukan
Nama Forum
Semboyan Forum
Alamat Forum
Fungsi Forum
Anggota Forum
Pengurus Forum
Sumber Dana
Penggunaan Dana
Pertanggungjawaban Dana
Alamat Forum Balai Desa Prigi RT 027 RW 006 DUSUN PRIGI DESA PRIGI
KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK
Visi dan Misi Visi:
Menjadikan Prigi Tangguh Bencana
Misi:
Mewujudkan Prigi Tangguh Bencana dengan Kerja Nyata
Tepat Guna
Fungsi Forum Sebagai wadah untuk mengkoordinasi dan menampung
aspirasi seluruh elemen masyarakat Desa Prigi dalam
pengurangan risiko bencana
Nilai yang Diusung Kemanusiaan, Sosial
Pendidikan Memahamkan
Risiko bencana
Kebijakan Penguatan
kebijakan tata
kelola risiko
bencana untuk
mengelola
risiko bencana
Kesiapsiagaa Meningkatkan
n dan kesiapsiagaan
Pemulihan bencana untuk
respon yang
efektif dan
untuk
“Membangun
Kembali
dengan Lebih
Baik” dalam
pemulihan,
rehabilitasi, dan
rekonstruksi.
Fungsi
Bidang Bidang Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Lokasi
Buatlah rencana penguatan kelembagaan dan jejaring dengan merincikan kegiatan yang relevan,
pihak yang terlibat, hasil dari masing-masing kegiatan dan jejaring yang dilibatkan dari luar
desa/kelurahan !
Tabel 3.11. Lembar Kerja 6. Penguatan Kelembagaan dan Jejaring FPRB Desa/Kelurahan
Penguatan Kelembagaan
Penguatan Jejaring
Relevansi
Output/Hasil.
Partisipasi
4.2. Kesimpulan
Forum PRB merupakan suatu mekanisme koordinasi dalam pengarusutamaan PRB dan berperan
dalam pembentukan dan pengembangan sistem PRB menyeluruh. Forum PRB berperan mengawal
pencapaian upaya-upaya kerja PRB. Pembentukan Forum PRB tingkat desa/kelurahan harus
memperhatikan partisipasi/keterwakilan dari berbagai unsur meliputi; pemerintah, lembaga usaha,
organisasi masyarakat, kelompok-kelompok profesi, kategori-kategori lain, termasuk kelompok
difabel, kelompok perempuan, dan keterwakilan dari wilayah. Terbentuknya forum akan lebih
menjamin keterlibatan, integrasi dan kesinambungan PRB termasuk implementasi Rencana
Penanggulangan Bencana dan Rencana Aksi Komunitas menuju Desa/Kelurahan yang tangguh
bencana yang berakar pada masyarakat.
Tindak lanjut :
Kegiatan yang membuat saya tidak efektif belajar dan saran perbaikan
Modul ini disusun sebagai landasan awal untuk membangun pengetahuan dan pemahaman peserta
yang terlibat dalam pelaksanaan pembentukan atau pengembangan Forum PRB Desa/Kelurahan.
Untuk itu, peserta/pembaca perlu memperkaya pengetahuan dan pemahaman melalui berbagai
sumber referensi yang relevan.