Anda di halaman 1dari 29

BNPB

Modul Pengembangan Forum


PRB Desa/Kelurahan
Fasilitasi Penguatan Ketangguhan Masyarakat
(Desa/Kelurahan Tangguh Bencana)
Pengembangan Forum PRB Desa/Kelurahan
Modul Pelatihan Fasilitator Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Tsunami

Direktorat Kesiapsiagaan
Kedeputian Bidang Pencegahan
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Modul Pengembangan Forum PRB Desa/Kelurahan

PENGARAH
Prasinta Dewi – Deputi Bidang Pencegahan BNPB

PENANGGUNGJAWAB
Pangarso Suryotomo – Direktur Kesiapsiagaan BNPB

EDITOR
Firza Ghozalba
Hadi Sutrisno

PENULIS
Tim Teknis BNPB

DESAIN TATA LETAK


Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 2


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan YME dengan telah tersusunnya Modul Fasilitasi Penguatan
Ketangguhan Masyarakat atau Desa/Kelurahan Tangguh Bencana pada Tahun 2023. Modul ini disusun
dalam rangka mendukung upaya penguatan kapasitas masyarakat dari ancaman tsunami melalui
Program Proyeksi Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia (Indonesia Disaster Resilience Initiatives
Project – IDRIP). Kejadian bencana tsunami yang telah melanda Indonesia, termasuk kejadian di 2018
lalu menjadi pembelajaran yang berharga akan pentingnya membangun upaya kesiapsiagaan bencana
dan menjadikannya sebagai budaya sadar bencana di kehidupan berbangsa dan bernegara.

BNPB, melalui Direktorat Kesiapsiagaan, Kedeputian Bidang Pencegahan, sejak tahun 2012 telah
menginisiasi suatu proses proses pembangunan dalam rangka pengurangan risiko bencana melalui
pendekatan pemberdayaan masyarakat. Program dengan tajuk Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
(Destana) ini merupakan program pengelolaan risiko berbasis komunitas dengan harapan masyarakat
tidak saja menjadi objek dari proses melainkan juga subjek yang dapat terlibat secara aktif dalam
mengkaji, menganalisis, menangani, memantau dan mengevaluasi upaya-upaya pengurangan risiko
bencana di daerahnya dengan memaksimalkan sumberdaya lokal yang ada. Untuk itu, kehadiran
modul ini sangat bermakna untuk mendukung upaya-upaya penguatan kapasitas di masyarakat.
Modul tersebut dapat digunakan oleh Fasilitator yang bertugas melakukan pendampingan
masyarakat, baik di tingkat desa/kelurahan.

Modul ini memuat pembelajaran berupa teori dan juga praktik penyusunan materi dengan dilengkapi
lembar kerja/praktik yang diharapkan dapat memudahkan bagi fasilitator untuk memahami dan
mempraktikkan nya saat pendampingan di masyarakat. Selain itu, modul juga dilengkapi dengan
literatur untuk memperkaya pengetahuan dan pemahaman fasilitator terhadap upaya
penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana sehingga modul tersebut menjadi panduan
praktis bagi Fasilitator.

Saya juga turut menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada para pihak yang telah mendukung
proses penyusunan modul sehingga dapat kita manfaatkan. Harapannya, modul ini tidak hanya
menjadi panduan fasilitator di program IDRIP semata namun juga oleh pelaku/pegiat kebencanaan
lainnya, baik unsur Pemerintah, Masyarakat, Lembaga Usaha, Akademisi/Perguruan Tinggi, maupun
Media supaya penguatan kapasitas masyarakat dapat secara massif dilakukan menyesuaikan dengan
jenis ancaman yang ada di wilayah tersebut sehingga Indonesia menjadi negara yang aman dari
bencana dan resiliensi bencana.

Jakarta, April 2023

Prasinta Dewi

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 3


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. 3


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ 4
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 5
1.1. Deskripsi ..................................................................................................................................... 5
1.2. Tujuan ........................................................................................................................................ 5
1.3. Sasaran ....................................................................................................................................... 6
1.4. Ruang Lingkup ............................................................................................................................ 6
1.5. Pengorganisasian Pembelajaran ................................................................................................ 6
1.6. Metode ....................................................................................................................................... 6
1.7. Media Pembelajaran .................................................................................................................. 6
1.8. Indikator Keberhasilan ............................................................................................................... 7
1.9. Penilaian ..................................................................................................................................... 7
1.10. Daftar Istilah ........................................................................................................................... 8
BAB 2 MATERI PEMBELAJARAN ........................................................................................................... 12
2.1. Pengantar ................................................................................................................................. 12
2.2. Bahan Bacaan ........................................................................................................................... 12
2.3. Uraian Materi ........................................................................................................................... 12
BAB 3 KEGIATAN/PRAKTIK PEMBELAJARAN............................................................................................ 15
3.1. Pemetaan Sumberdaya ............................................................................................................ 15
3.2. Pembuatan Susunan FPRB ....................................................................................................... 16
3.3. Pembagian Tugas dan Peran FPRB ........................................................................................... 19
3.4. Penguatan Kelembagaan.......................................................................................................... 21
BAB 4 EVALUASI ............................................................................................................................... 23
4.1. Latihan Soal .............................................................................................................................. 23
4.2. Kesimpulan ............................................................................................................................... 23
4.3 Evaluasi dan Tindak Lanjut ....................................................................................................... 23
BAB 5 PENUTUP ............................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 27

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 4


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Deskripsi
Pemerintah telah menyusun berbagai regulasi yang mengatur upaya penanggulangan
bencana, seperti Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (RAN PRB) yang
merupakan amanah UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan
Pemerintah No.21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana beserta
peraturan-peraturan turunannya. RAN PRB menjadi arahan bagi para pengambil keputusan
untuk memberikan komitmennya secara lintas sektor dan membuat prioritas program secara
sistematis. Dokumen RAN PRB juga menyebutkan secara specifik tentang diperlukannya suatu
wadah atau mekanisme untuk memfasilitasi kerjasama para pihak dalam upaya pengurangan
risiko bencana melalui suatu Platform/Forum. Inisiasi dan pembentukan forum juga menjadi
kebutuhan baik di tingkat nasional maupun lokal yang meliputi; tingkat Provinsi,
Kabupaten/Kota hingga tingkat Desa/Kelurahan.
Forum sebagai sebuah mekanisme koordinasi dalam pengarusutamaan PRB dan berperan
dalam pembentukan dan pengembangan sistem PRB yang menyeluruh di berbagai tingkatan.
Diharapkan Forum PRB akan dapat mengawal kerja kerja PRB, termasuk penyusunan Rencana
Aksi – PRB, dan melakukan monitoring-evaluasi pencapaian Rencana Aksi tersebut untuk
menilai manfaat dan hasil bagi pengelolaan risiko.
Di tingkat Desa/Kelurahan, forum mewadahi, mewakili dan menyuarakan berbagai elemen
masyarakat. Dalam proses pembentukan Forum PRB tingkat desa/kelurahan harus
memperhatikan partisipasi/keterwakilan dari berbagi unsur meliputi; pemerintah, lembaga
usaha, organisasi masyarakat, kelompok-kelompok profesi, kategori-kategori lain, termasuk
kelompok difabel, kelompok perempuan, dan keterwakilan dari wilayah. Hal ini penting, agar
cakupan partisipasi masyarakat bisa lebih luas dan pemerataan partisipasi sekaligus
mendukung promosi PRB ke semua wilayah yang ada di Desa/Kelurahan. Terbentuknya forum
akan lebih menjamin keterlibatan, integrasi dan kesinambungan PRB termasuk implementasi
Rencana Penanggulangan Bencana dan Rencana Aksi Komunitas menuju Desa/Kelurahan yang
tangguh bencana yang berakar pada masyarakat.
Peran strategis yang lain ialah mengembangkan jejaring lintas wilayah serta jejaring
multipihak untuk menciptakan sinergi kerja yang saling menguntungkan. Sinergi kerjasama
antar wilayah dapat mewujudkan sinergi pada sistem peringatan dini antar wilayah,
pengelolaan pengungsi, latihan bersama, pembentukan usaha bersama, dan lain sebagainya.
Jejaring dengan pihak ketiga (perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, lembaga
kemasyarakatan, dan lembaga usaha) dapat tercipta transfer pengetahuan dan teknologi
serta pembelajaran dalam bidang peningkatan kapasitas kelembagaan dan pemerintahan,
peningkatan pelayanan publik, pengelolaan sumberdaya yang lestari, peningkatan
pendapatan, dan sebagainya.
1.2. Tujuan
Setelah mempelajari Modul Pengembangan Forum PRB, diharapkan peserta mampu
memahami dan menerapkan konsep dasar, strategi, metode, pendekatan,
Pengembangan/Pembentukan Forum PRB di masyarakat dalam memfasilitasi program
Destana. Indikator capaian pembelajaran modul ini dirincikan sebagai berikut:
1. Peserta memahami dan mampu menjelaskan pengertian dasar Forum PRB
Desa/Kelurahan
2. Peserta memahami dan mampu memfasilitasi pembentukan Forum PRB Desa/Kelurahan

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 5


3. Peserta memahami dan memfasilitasi perencanaan kegiatan penguatan kelembagaan dan
jejaring Forum PRB
1.3. Sasaran
Sasaran dalam pembelajaran ini adalah fasilitator atau para pihak yang akan memfasilitasi
pelaksanaan pembentukan atau pengembangan ketangguhan bencana atau program serupa
lainnya di desa/kelurahan.

1.4. Ruang Lingkup


Ruang lingkup modul ini meliputi pembahasan pokok materi tentang 1) pemahaman dasar
forum PRB, 2) tahap inisiasi pembentukan forum PRB, 3) penguatan kelembagaan dan
jejaring forum PRB. Setiap pokok materi dibahas secara terperinci dan berurutan pada bagian
kegiatan pembelajaran.

1.5. Pengorganisasian Pembelajaran


Dalam proses pembelajaran modul ini peserta akan melakukan kegiatan secara individu dan
kelompok berupa mempelajari, menyimak, menjawab pertanyaan, mencurahkan pendapat,
dan mengerjakan tugas tentang pengembangan/pembentukan forum PRB.
Aktivitas pembelajaran dan alokasi waktu dalam modul ini disajikan sebagai berikut:

Tabel 1.1. Kegiatan Pembelajaran dan Alokasi Waktu

No Kegiatan Waktu (Menit)

1 Menjelaskan dan curah pendapat pengertian dasar 90


forum PRB

2 Menjelaskan dan tugas kelompok tentang tahapan 90


pembentukan Forum PRB

3 Menjelaskan dan tugas kelompok tentang penguatan 90


kelembagaan dan jejaring Forum PRB Desa

1.6. Metode
Metode yang digunakan dalam pembelajaran secara partisipatif, meliputi:
● Ceramah/paparan
● Curah pendapat
● Diskusi terarah
● Penugasan kelompok

1.7. Media Pembelajaran


Media pembelajaran adalah segala sesuatu (sarana, alat, dan media) yang digunakan untuk
mempermudah proses pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan dalam modul ini
berupa :

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 6


1. Media audio visual, dilakukan dengan memutarkan video (gambar dan suara) dari modul
pembelajaran yang telah disediakan sebelumnya.
2. Media visual, dilakukan dengan memanfaatkan media untuk penyampaian materi seperti
papan tulis, materi tercetak, proyektor, kertas plano, dan lain - lain.
3. Media diskusi, dilakukan dengan menyediakan lembar kerja yang tersedia dalam modul
dan materi paparan untuk memfasilitasi hasil diskusi.

1.8. Indikator Keberhasilan


Indikator capaian pembelajaran modul ini dirincikan sebagai berikut:
1. Peserta memahami dan mampu menjelaskan pengertian dasar Forum PRB
Desa/Kelurahan
2. Peserta memahami dan memfasilitasi tahapan pembentukan forum PRB Desa/Kelurahan
3. Peserta memahami dan mampu memfasilitasi penyusunan rencana kegiatan penguatan
kelembagaan dan jejaring Forum PRB Desa/Kelurahan
1.9. Penilaian
Aspek penilaian dalam proses pembelajaran modul ini meliputi 1) nilai sikap (NS), 2) Nilai
Keterampilan (NK), dan 3) Nilai Pengetahuan (NP).
1. Aspek Penilaian
Aspek penilaian dalam proses pembelajaran modul ini meliputi 1) nilai sikap (NS), 2) Nilai
Keterampilan (NK), dan 3) Nilai Pengetahuan (NP).
1. Penilaian Sikap (NS)
Penilaian sikap bertujuan untuk mengetahui sikap peserta diklat pada aspek kerja
sama, disiplin, tanggung jawab, dan keaktifan dalam proses pembelajaran. Sikap-sikap
tersebut diamati pada saat menerima materi, mengerjakan tugas individu dan
kelompok, mengemukakan pendapat dan tanya jawab, serta saat berinteraksi dengan
fasilitator dan peserta lain.Penilaian dilakukan dengan cara pengamatan selama
pembelajaran berlangsung.
1. Penilaian Keterampilan (NK)
Penilaian keterampilan bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
peserta dalam memahami, menginternalisasi, dan menerapkan pengetahuan yang
diperoleh maupun keterampilan yang mendukung kompetensi dan indikator.
Penilaian aspek keterampilan dilakukan oleh fasilitator melalui penugasan individu
dan/atau kelompok menggunakan pendekatan penilaian otentik berupa tes dan non
tes.
2. Penilaian Aspek Pengetahuan (NP)
Penilaian pengetahuan bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan
peserta diklat setelah mengikuti proses pembelajaran. Cara penilaian aspek
pengetahuan ini menggunakan tes tertulis pada akhir proses pembelajaran.
3. Nilai Akhir
Nilai Akhir (NA) merupakan gabungan dari seluruh aspek penilaian dengan formulasi
pembobotan nilai di bawah ini:
NA = [{(NS x40%)+(NK x60%)}x60%] + [NPx 40%]
NA = Nilai Akhir
NS = Nilai Sikap

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 7


NK = Nilai Keterampilan
NP = Nilai Pengetahuan
2. Kelulusan
Penentuan predikat kelulusan peserta ditetapkan dengan mengadaptasi Peraturan
Kepala Lembaga Administrasi Negara No 15. Tahun 2015 tentang Pedoman Diklat
Prajabatan.
Tabel 1.2. Nilai dan Predikat Kelulusan
Nilai Predikat
> 90,0 – 100 Amat Baik
> 80,0 – 90,0 Baik
> 70,0 – 80,0 Cukup
> 60,0 – 70,0 Sedang
≤ 60 Kurang

Batas nilai kelulusan adalah perolehan nilai akhir > 70.5. Peserta diklat yang memperoleh
Nilai Akhir > 70 diberikan Sertifikat. Sedangkan peserta yang memiliki Nilai Akhir ≤ 70
hanya menerima surat keterangan keikutsertaan dalam pelatihan.
1.10. Daftar Istilah

Ancaman : Kejadian atau peristiwa yang berpotensi menimbulkan jatuhnya korban


jiwa, kerusakan asset atau kehancuran lingkungan hidup.
Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa
menimbulkan bencana. (UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan
Bencana/PB, Pasal 1, Ayat 13). Ancaman sering juga diistilahkan dengan
bahaya.

Bencana : Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh okum alam dan/atau okum nonalam maupun okum manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (UU No.
24/2007 tentang PB, Pasal 1, Ayat 1)

Bencana Alam : Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,
dan tanah longsor. (UU No. 24/2007 tentang PB, Pasal 1, Ayat 2)

Bencana Non- : Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
alam rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi,
gagal modernisasi, dan wabah penyakit. (UU No. 24/2007 tentang PB,
Pasal 1, Ayat 3)

Bencana Sosial : Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi
konflik okum antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan
okum. (UU No. 24/2007 tentang PB, Pasal 1, Ayat 4)

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 8


BPBD : Badan pada tingkat provinsi dipimpin oleh seorang pejabat setingkat di
bawah gubernur atau setingkat eselon Ib dan pada tingkat
kabupaten/kota dipimpin oleh seorang pejabat setingkat di bawah
bupati/walikota atau setingkat eselon Iia.( UU No.24/2007 tentang PB,
Pasal 18, Ayat 2)

Desa : Desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. [UU No 6 Tahun 2014, Pasal 1]

Desa / : Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah desa/kelurahan yang memiliki


Kelurahan kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi
Tangguh ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak
Bencana bencana yang merugikan.

Kemampuan / : Sumberdaya, pengetahuan, ketrampilan, dan kekuatan yang dimiliki


Kapasitas seseorang atau masyarakat yang memungkinkan mereka untuk
mempertahankan dan mempersiapkan diri, mencegah, dan memitigasi,
menanggulangi dampak buruk, atau dengan cepat memulihkan diri dari
bencana.

Kerentanan : Kondisi atau karakteristik biologis, geografis, okum, ekonomi, politik,


budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka
waktu tertentu yang mengurangi kemampuan masyarakat tersebut untuk
mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan menanggapi dampak
ancaman/bahaya tertentu.

Kesiapsiagaan : Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk


mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah
yang tepat guna dan berdaya guna. (UU No. 24/2007 tentang
Penanggulangan Bencana, Pasal 1, Ayat 7)

Komunitas Kelompok [orang dsb] yang hidup dan saling berinteraksi di daerah
tertentu; masyarakat; paguyuban [KBBI]
Kelompok orang yang mempunyai ikatan okum dan solidaritas yang kuat
karena kepemilikan satu atau dua kesamaan tujuan, lokalitas atau
kebutuhan bersama; misalnya, tinggal di lingkungan yang sama terpapar
pada risiko bahaya yang serupa, atau sama-sama telah terkena bencana,
yang pada akhirnya mempunyai kekhawatiran dan harapan yang sama
tentang risiko bencana [ET; 2008].

Mitra / : Lembaga/ Perorangan yang menjadi rekan kerja bagi pemerintah/ donor/
Fasilitator masyarakat untuk memfasilitasi berjalannya program kegiatan.

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 9


Metodologi : kerangka kerja untuk menyusun suatu tindakan atau suatu kerangka
berpikir menyusun gagasan, yang beraturan, berarah, dan berkonteks
yang paut (relevan) dengan maksud dan tujuan.

Mitigasi : Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui


pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana. (UU No. 24/2007 tentang
Penanggulangan Bencana, Pasal 1, Ayat 9)

Modal Merupakan modal-modal yang dimiliki oleh setiap individu atau unit
penghidupan sosial yang lebih tinggi di dalam upayanya untuk mengembangkan
kehidupannya. modal-modal penghidupan berupa : (1) modal kapital,
modal yang dimiliki manusia, antara lain keterampilan, kemampuan
bekerja, dan kesehatan; (2) modal sosial, kekayaan sosial yang dimiliki
komunitas seperti jaringan dan keterikatan hubungan berdasarkan
kepercayaan; (3) modal alam dan lingkungan: adalah persediaan sumber
daya alam seperti tanah, air, kualitas udara, perlindungan terhadap erosi;
(4) modal fisik dan buatan adalah infrastruktur dasar dan memproduksi
barang-barang yang dibutuhkan seperti transportasi, bangunan tempat
tinggal yang aman, sanitasi dan persediaan air yang memadai, akses
terhadap komunikasi; (5) modal finansial, adalah sumber- sumber
keuangan yang digunakan oleh komunitas untuk mencapai tujuan-tujuan
kehidupannya, seperti persediaan uang dan barang.

Peta : Gambaran muka bumi pada bidang datar dengan skala tertentu berisi
kumpulan dari titik – titik, garis – garis, dan area yang didefinisikan oleh
lokasinya dengan sistem koordinat tertentu dan oleh atribut berwujud
fisiknya dan bersifat informatif mudah dipahami. [wikipedia bahasa
indonesia/Kamus besar bahasa indonesia]

PRBBK : Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas. Pengurangan risiko


bencana yang direncanakan dan dilakukan secara partisipatoris, sehingga
menempatkan masyarakat sebagai aktor utama dalam pengurangan
risiko bencana. Sering kali juga disebut PRB berbasis masyarakat.
PRBBK adalah suatu proses pengelolaan risiko bencana yang melibatkan
secara aktif masyarakat yang berisiko dalam mengkaji, menganalisis,
menangani, memantau dan mengevaluasi risiko bencana untuk
mengurangi kerentanannya dan meningkatkan kemampuannya. PRBBK
merupakan proses internalisasi PRB di tingkat komunitas rentan yang
dirancang secara partisipatoris dengan mengoptimalkan penggunaan
sumberdaya okum. Dilakukan untuk membangun pondasi rasa aman yang
segala kegiatannya mendorong untuk ketercukupan kebutuhan dasar
serta membangun berbagai perangkat dan kegiatan untuk pengurangan
risiko bencana. Dibentuk sebagai proses yang berkelanjutan
sebagai bagian dari proses pembangunan [Paripurno 2006 via 2008].

Profil Desa Data dan informasi yang menggambarkan kondisi lingkungan, kehidupan
dan penghidupan warga masyarakat, sosial dan budaya, isi dan perihal di
desa sasaran.

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 10


Rawan : Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis,
Bencana hidrologis, klimatologis, geografis, okum, budaya, politik, ekonomi, dan
teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang
mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan
mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya
tertentu. (UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, Pasal 1,
Ayat 14)

Risiko Bencana : Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana
pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa
kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi,
kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. (UU
No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, Pasal 1, Ayat 17)

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 11


BAB 2 MATERI PEMBELAJARAN

2.1. Pengantar

Dalam proses pembelajaran, peserta secara bersama melakukan kegiatan pembelajaran


menggunakan metode curah pendapat, diskusi, presentasi dan praktek secara individu maupun
kelompok. Pada akhir pembelajaran peserta akan diminta menyusun rencana fasilitasi untuk
diterapkan di tempat tugas masing-masing.

2.2. Bahan Bacaan

1. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana


2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 2020 tentang Aksesibilitas Terhadap
Permukiman, Pelayanan Publik, dan Pelindungan dari Bencana Bagi Penyandang Disabilitas
4. Peraturan Kepala BNPB No. 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Desa/Kelurahan Tangguh
Bencana
5. Peraturan Kepala BNPB No. 13 Tahun 2014 tentang Pengarusutamaan Gender di Bidang
Penanggulangan Bencana
6. Peraturan Kepala BNPB No. 14 Tahun 2014 tentang Penanganan, Perlindungan, dan Partisipasi
Penyandang Disabilitas dalam Penanggulangan Bencana
7. Peraturan Menteri PPPA No. 13 Tahun 2010 tentang Perlindungan Perempuan dan
Perlindungan Anak dari Kekerasan Berbasis Gender dalam Bencana
8. SNI 8357:2017 tentang Desa dan Kelurahan Tangguh Bencana
9. Panduan Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK)

2.3. Uraian Materi

1. Pemahaman Dasar Forum PRB


UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah No.21 Tahun
2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana beserta peraturan-peraturan turunannya
menyebutkan secara spesifik tentang diperlukannya suatu wadah atau mekanisme untuk
memfasilitasi kerjasama para pihak dalam upaya pengurangan risiko bencana melalui suatu Forum
PRB. Pembentukan Forum PRB dapat dilakukan di tingkat nasional maupun lokal yang meliputi; tingkat
Provinsi, Kabupaten/Kota hingga tingkat Desa/Kelurahan.
Forum PRB merupakan suatu mekanisme koordinasi dalam pengarusutamaan PRB dan berperan
dalam pembentukan dan pengembangan sistem PRB menyeluruh. Diharapkan Forum PRB akan dapat
mengawal pencapaian upaya-upaya kerja PRB. Pembentukan Forum PRB tingkat desa/kelurahan
harus memperhatikan partisipasi/keterwakilan dari berbagi unsur meliputi; pemerintah, lembaga
usaha, organisasi masyarakat, kelompok-kelompok profesi, kategori-kategori lain, termasuk kelompok
difabel, kelompok perempuan, dan keterwakilan dari wilayah. Terbentuknya forum akan lebih
menjamin keterlibatan, integrasi dan kesinambungan PRB termasuk implementasi Rencana
Penanggulangan Bencana dan Rencana Aksi Komunitas menuju Desa/Kelurahan yang tangguh
bencana yang berakar pada masyarakat.

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 12


2. Tahap Pembentukan Forum PRB
Tahapan pembentukan forum dimulai dengan merujuk pada hasil kajian risiko bencana. Hasil kajian
yang menunjukkan adanya kebutuhan masyarakat Desa/Kelurahan, dan wadah atau kelompok untuk
menjamin pelaksanaan pengurangan risiko bencana di tingkat Desa/Kelurahan. Hasil dari kajian
tersebut kemudian dibawa dalam rembug Desa/Kelurahan, dan disepakati adanya wadah seluruh
elemen masyarakat desa/kelurahan. Wadah tersebut selanjutnya disebut Forum Pengurangan Risiko
Bencana Desa/Kelurahan.
Tahapan pembentukan Forum PRB bisa sangat fleksibel dengan kondisi setempat. Tetapi sebagai
gambaran di bawah ini disajikan tahapan proses pembentukan Forum PRB di tingkat desa/kelurahan.
1. Persiapan (Inisiasi)
a. Pertemuan dengan Tokoh-Tokoh Kunci di Tingkat Desa/Kelurahan untuk menjelaskan
perlunya forum untuk menyatukan berbagai pihak, meliputi; pemangku kepentingan, tokoh
masyarakat dan elemen dalam masyarakat yang memiliki perhatian dalam pengurangan risiko
bencana di tingkat Desa/Kelurahan.
b. Mengidentifikasi keberadaan semua kelompok masyarakat yang dapat menjadi pendukung
pembentukan Forum di Desa/Kelurahan yang dapat berfungsi sebagai wahana untuk kegiatan
pengurangan risiko bencana bagi masyarakat.
c. Dalam identifikasi ini bisa juga dilakukan dengan mengisi formulir yg berisi informasi dasar
dari setiap kelompok masyarakat. Apabila menggunakan formulir harus dilakukan di dalam
kelompok-kelompok kecil.
2. Pelaksanaan (Pembentukan)
Pembentukan Draft Struktur Organisasi Forum, termasuk personil dan tugas-tugasnya:
Kelompok Kerja memutuskan untuk menguatkan Forum yang sudah ada (yang belum ada Forum
membentuk Forum lebih dahulu) atau memperbarui forum yang ada sesuai dengan potensi dan
elemen-elemen yang ada dalam masyarakat. Dalam pembentukan ini termasuk memilih
pengurus dan menentukan strukturnya dan unit-unit (Pokja) yang diperlukan. Kepengurusan
forum ini harus merepresentasikan semua unsur perwakilan masyarakat desa/kelurahan
termasuk keterwakilan perempuan minimal 30% dan keterwakilan kelompok difabel.
Pemilihan pengurus bisa melalui musyawarah maupun dengan melalui voting, tergantung
kesepakatan bersama.
Setelah Forum PRB disepakati, Forum merumuskan AD/ART (termasuk visi dan misi) serta tugas
pokok dan fungsi masing-masing bagian, sebagai pedoman perjalanan Forum. Merumuskan
rencana kerja forum, paling tidak untuk satu tahun. Membuat rencana tindak lanjut termasuk
rencana legalisasi forum (SK atau Perdes). Perlu ada analisis (walau sederhana) tentang kekuatan
dan kelemahan bentuk legal Forum, baik berbentuk SK atau Perdes.
3. Penguatan Kelembagaan dan Jejaring Forum PRB
1. Penguatan kelembagaan Forum PRB
a. Relevansi. Apakah keberadaan forum dan program kerjanya sudah memenuhi/berkontribusi
kebutuhan kegiatan-kegiatan PRB di desa?

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 13


b. Output/Hasil. Melihat kembali hasil capaian program kerja forum apakah dapat dirasakan
manfaatnya baik berupa berkurangnya kerentanan maupun meningkatnya kapasitas?
c. Partisipasi. Melihat kembali apakah pencapaian-pencapaian program kerja forum telah
mengakomodasi semua kelompok masyarakat?
2. Penguatan jejaring Forum PRB
Jejaring kerjasama dalam pengelolaan risiko bencana dengan pihak ketiga sangat mungkin
dilakukan untuk melaksanakan program dan aksi PRB. Selain ruang lingkup diatas, Desa dapat
merumuskan ruang lingkup dan kerja sama bidang lain yang bersifat strategis sesuai kondisi
ekonomi dan sosial budaya masyarakat.
Peran Forum PRB dalam menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah dan pihak ketiga berperan
sebagai delegasi desa. Selanjutnya kerjasama diatur dalam kesepakatan kerjasama secara tertulis
antara Desa dan pihak ketiga.
a. Kerjasama Antar Desa
Kerjasama Antar Desa yang lazim dilakukan saat ini pada aspek perkuatan perekonomian desa,
kerjasama diwujudkan dalam pembentukan Badan Usaha Milik 2 (Dua) Desa atau lebih. Jika
merujuk pada Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor
2 Tahun 2015 Tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah
Desa, terutama pada Pasal 73 dijabarkan, bahwa ruang lingkup kerjasama antar desa yaitu:
a) Pengembangan usaha bersama yang dimiliki oleh Desa untuk mencapai nilai ekonomi yang
berdaya saing;
b) Kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat antar-
Desa;
c) Keamanan dan ketertiban.
b. Kerjasama dengan Pemerintah dan/atau Pihak Ketiga
Kerjasama dengan pihak ketiga seringkali diartikan dengan kemitraan antara pihak eksternal
desa dengan desa. Kerjasama idealnya saling berbagi sumber daya dan saling
menguntungkan. Maka sebelum Desa menjalin kemitraan, kedua belah pihak harus
menyepakati nilai-nilai (1) kesamaan perhatian/kepentingan (common interest); (2) adanya
sikap saling mempercayai dan saling menghormati; (3) tujuan yang jelas dan terukur; (4)
kesediaan untuk berbagi waktu, tenaga, maupun sumber daya yang lain. Kedua belah pihak
juga harus berkomitmen menerapkan prinsip-prinsip kemitraan yaitu (1) kesamaan
kedudukan (equality); (2) keterbukaan (transparancy), (3) saling menguntungkan (mutual
benefit).

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 14


BAB 3 KEGIATAN/PRAKTIK PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti penjelasan tentang tahapan pembentukan Forum PRB desa/kelurahan, peserta
diminta bekerja dalam kelompok menyelesaikan tugas penyusunan di bawah ini:

3.1. Pemetaan Sumberdaya


Petakan sumber daya yang ada di wilayah anda!

Tabel 3.1 Lembar Kerja 1. Identifikasi Sumberdaya di Desa/Kelurahan

Lembaga Kapasita Kondi


s si

Tabel 3.2 Contoh Identifikasi Sumberdaya di Desa/Kelurahan

Lembaga Kapasit Kondi


as si

Pemerintah ● Memiliki kewenangan dalam Kurang menganggarkan


Desa penggunaan anggaran. untuk pengurangan
● Membuat Kebijakan risiko bencana.
● Memiliki jejaring dengan
kecamatan, kabupaten, dan
provinsi.

LKMD ● Pengawasan penggunaan anggaran. Selalu hadir di setiap


● Pengusul kebijakan desa. kegiatan desa.

BPD ● Penyalur aspirasi warga. Beberapa anggota tidak aktif.


● Pengawasn anggaran dan pembangunan

Kepala Dusun Mempunyai kewenangan dalam mengelola Pemahaman kepala


dusun. dusun berbeda-beda.

Komunitas Memiliki jejaring dengan luar desa. Belum


HT Kedung berkegiatan di
kebencanaan.

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 15


Tabel 3.3 Lembar Kerja 2. Daftar Anggota FPRB Desa/Kelurahan

No. Nama TTL Kontak Perwakilan

1.

2.

dst

Tabel 3.4. Daftar Anggota FPRB Desa/Kelurahan

No. Nama TTL Kontak Perwakilan

1. Sri Wahyuni Ngawi, 27-04-1972 0812345678 Perangkat Desa

2. Purwadi Malang, 05-11- 0812345678 Kelompok Ikan


1980

3. Suheran Ngawi, 02-05-1987 0812345678 Komunitas HT


Kedung

3.2. Pembuatan Susunan FPRB

Buatlah susunan pengurus FPRB, dengan mengisi sesuai dengan posisi yang ada di tabel sesuai dengan
hasil kemampuan dan identifikasi sumber daya yang dilakukan dalam tugas sebelumnya!

Tabel 3.5. Lembar Kerja 3. Pengusulan Susunan Pengurus FPRB Desa/Kelurahan

Susunan Pengurus FPRB

Pembina BPBD Kabupaten/Kota


FORPIMCA
PUSKESMAS
dst

Pelindung Kepala Desa/Kelurahan


Ketua BPD/LPMK

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 16


Pendamping Bhabinkamtibmas Desa/Kelurahan
Babinsa Desa/Kelurahan
Kasitrantib Kecamatan
Bidan Desa dst

Ketua

Wakil Ketua

Sekretaris

Bendahara

Bidang Pendidikan

Anggota
Bid.
Pendidikan

Bidang Kebijakan

Anggota
Bid.
Kebijakan

Bidang
Pembanguna
n

Anggota Bid.
Pembanguna
n

Bidang
Kesiapsiagaan
dan Pemulihan

Anggota Bid.
Kesiapsiagaan
dan Pemulihan

Koordinator Masing-masing kepala dusun/sejenis.


Dusun/Sejen
is

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 17


Tabel 3.6. Contoh Pengusulan Susunan Pengurus FPRB Desa/Kelurahan

Susunan Pengurus FPRB


“Kedung Siaga”

Pembina BPBD Kabupaten Trenggalek


FORPIMCA Watulimo
PUSKESMAS Watulimo

Pelindung Kepala Desa Prigi


Ketua BPD Desa Prigi

Pendamping Bhabinkamtibmas Desa Prigi


Babinsa Desa Prigi
Bidan Desa Prigi
Kasi Trantib Kecamatan Watulimo

Ketua Joko Susanto (Sekretaris Desa)

Wakil Ketua Budi Utomo (BPD)

Sekretaris Andrias Ifanda M (BPD)

Bendahara Sri Wahyuni (PKK)

Bidang Wulyanti (PKK)


Pendidikan

Anggota Bid. Sumir (Karang Taruna), Wahayu (Kelompok Tani), Sulis (Kelompok Ikan)
Pendidikan

Bidang dst
Kebijakan

Anggota Bid.
Kebijakan

Bidang
Pembangunan

Anggota Bid.
Pembangunan

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 18


Bidang
Kesiapsiagaan
dan Pemulihan

Anggota Bid.
Kesiapsiagaan
dan Pemulihan

Koordinator Masing-masing kepala dusun.


Dusun/Sejenis

Tabel 3.7. Lembar Kerja 4. Statuta

Alasan Pembentukan

Nama Forum

Semboyan Forum

Alamat Forum

Visi dan Misi

Fungsi Forum

Nilai yang Diusung

Anggota Forum

Pengurus Forum

Sumber Dana

Penggunaan Dana

Pertanggungjawaban Dana

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 19


Tabel 3.8. Statuta

Alasan Pembentukan Desa Prigi Merupakan Kawasan rawan bencana

Nama Forum Prigi Tangguh Bencana

Semboyan Forum Goblok ritek seng penting tangguh

Alamat Forum Balai Desa Prigi RT 027 RW 006 DUSUN PRIGI DESA PRIGI
KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK
Visi dan Misi Visi:
Menjadikan Prigi Tangguh Bencana
Misi:
Mewujudkan Prigi Tangguh Bencana dengan Kerja Nyata
Tepat Guna
Fungsi Forum Sebagai wadah untuk mengkoordinasi dan menampung
aspirasi seluruh elemen masyarakat Desa Prigi dalam
pengurangan risiko bencana
Nilai yang Diusung Kemanusiaan, Sosial

Anggota Forum 1. Warga Desa Prigi


2. Sehat Jasmani dan Rohani
3. Berusia minimal 18 tahun
4. Mau bekerjasama dan bekerja keras
Pengurus Forum 1. Anggota Forum
2. Dipilih oleh anggota
3. Masa jabatan 5 tahun
Sumber Dana - Swadaya
- APBDes
- BPBD Kabupaten Trenggalek
Penggunaan Dana - Membiayai kegiatan sesuai dengan kebutuhan, sisa dana
akan digunakan untuk kegiatan berikutnya
Pertanggungjawaban Dana Pelaporan tertulis tahunan dengan musyawarah forum secara
transparan

3.3. Pembagian Tugas dan Peran FPRB


Lanjutkan hasil dengan menuliskan kembali bidang-bidang dalam susunan pengurus FPRB
yang telah disepakati, dan merincikan tugas dan anggota masing- masing bidang :

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 20


Tabel 3.9. Lembar Kerja 5. Rencana Kegiatan FPRB Desa/Kelurahan

Bidang Fungsi Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Lokasi


Bidang

Pendidikan Memahamkan
Risiko bencana

Kebijakan Penguatan
kebijakan tata
kelola risiko
bencana untuk
mengelola
risiko bencana

Pembangunan Investasi dalam


pengurangan
risiko bencana
untuk
ketangguhan

Kesiapsiagaa Meningkatkan
n dan kesiapsiagaan
Pemulihan bencana untuk
respon yang
efektif dan
untuk
“Membangun
Kembali
dengan Lebih
Baik” dalam
pemulihan,
rehabilitasi, dan
rekonstruksi.

Tabel 3.10. Contoh Rencana Kegiatan FPRB Desa/Kelurahan

Fungsi
Bidang Bidang Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Lokasi

Pendidikan Memaham Sosialisasi Agar warga Anggota Dua Kedung I, II,


kan Risiko ke warga sadar dan lembaga bulan IV
bencana tanggap dan sekali
urusan organisasi
kebencanaan di desa

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 21


Kebijakan Penguatan Pembuat Dasar Pemeri Bulan ke-8 Balai Desa
kebijakan an Perdes hukum ntah
tata kelola Penanggu untuk desa
risiko langan kegiatan dan
bencana Bencana penanggula BPD
untuk ngan
mengelola bencana
risiko
bencana

Pembangun Investasi Gotong membersih Sungai Satu Kedung I


an dalam royong kan Celeng, bulan
pengurang lingkungan Sungai sekali
an risiko Ai, dan
bencana lapangan
untuk bola.
ketangguh
an Normali memperlan Got di Menjelan Kedung I, II,
sasi car arus air sepanj g musim IV
saluran sehingga ang hujan
air meminimal desa
isir
genangan

Kesiapsiag Meningkat Simulasi warga Selur 6 bulan Kedung III &


aan dan kan tingkat paham SPD, uh sekali II
Pemulihan kesiapsiag dusun evakuasi, warg
aan dan jalur a di
bencana evakuasi. wilay
untuk ah
respon anca
yang man
efektif dan
untuk Memban warga Selur bulan ke 3 Kedung III &
“Membang gun memiliki uh II
un Kembali sistem sistem warg
dengan peringat peringatan a di
Lebih Baik” an dini dini wilay
dalam ah
pemulihan, anca
rehabilitasi man
, dan
rekonstruk
si.

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 22


3.4. Penguatan Kelembagaan

Buatlah rencana penguatan kelembagaan dan jejaring dengan merincikan kegiatan yang relevan,
pihak yang terlibat, hasil dari masing-masing kegiatan dan jejaring yang dilibatkan dari luar
desa/kelurahan !
Tabel 3.11. Lembar Kerja 6. Penguatan Kelembagaan dan Jejaring FPRB Desa/Kelurahan

Kegiatan Pihak Output / Hasil Jejaring Luar


(untuk (untuk Desa/Keluraha
merealisasikan merealisasikan n
relevansi) partisipatif)

Penguatan Kelembagaan

Penguatan Jejaring

Tabel 3.12. Contoh Penguatan Kelembagaand Dan Jejaring FPRB Desa/Kelurahan

Kegiatan Pihak Out


put

Penguatan Kelembagaan Pelatihan untuk PKK, Karang Peserta pelatihan


siap melakukan Taruna, mampu melakukan
sosialisasi Linmas, sosialisasi di
Kelompok anggotanya
Tani,
Kelompok
Ikan

Pelatihan Pengurus FPRB Pengurus mampu


administrasi melakukan kegiatan
pengurus administrasi pendukung
dalam FPRB seperti
pencatatan keuangan,
sekretariat, dokumentasi,
dll

Penguatan Jejaring Diskusi terfokus Seluruh Mendokumentasikan


pengembangan anggota lembaga dari luar desa yang
jejaring luar desa FPRB dapat mendukung kegiatan
PRB

Silaturahmi Pengurus FPRB Universitas lokal bersedia


dengan mendukung pelatihan dan
universitas kegiatan PRB di desa
lokal

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 23


BAB 4 EVALUASI

4.1. Latihan Soal


a. Jelaskan pengertian dasar Forum PRB Desa/Kelurahan ?
b. Jelaskan tahapan pembentukan forum PRB Desa/Kelurahan ?
c. Jelaskan tahapan memfasilitasi penyusunan rencana kegiatan penguatan kelembagaan
dan jejaring Forum PRB Desa/Kelurahan ?
d. Organisasi masyarakat yang sehat, termasuk Forum PRB, harus memiliki relevansi,
output dan partisipasi yang kuat di tengah masyarakat. Jelaskan ketiganya dengan tabel
di bawah ini.

Relevansi

Output/Hasil.

Partisipasi

4.2. Kesimpulan
Forum PRB merupakan suatu mekanisme koordinasi dalam pengarusutamaan PRB dan berperan
dalam pembentukan dan pengembangan sistem PRB menyeluruh. Forum PRB berperan mengawal
pencapaian upaya-upaya kerja PRB. Pembentukan Forum PRB tingkat desa/kelurahan harus
memperhatikan partisipasi/keterwakilan dari berbagai unsur meliputi; pemerintah, lembaga usaha,
organisasi masyarakat, kelompok-kelompok profesi, kategori-kategori lain, termasuk kelompok
difabel, kelompok perempuan, dan keterwakilan dari wilayah. Terbentuknya forum akan lebih
menjamin keterlibatan, integrasi dan kesinambungan PRB termasuk implementasi Rencana
Penanggulangan Bencana dan Rencana Aksi Komunitas menuju Desa/Kelurahan yang tangguh
bencana yang berakar pada masyarakat.

4.3 Evaluasi dan Tindak Lanjut

Tabel 4.1. Evaluasi Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran Tercapai Belum Tercapai Keterangan

Peserta mampu menjelaskan


pengertian dasar Forum
Relawan PRB

Peserta mampu menunjukkan


hasil rancangan tahap inisiasi
Forum Relawan PRB

Peserta mampu menunjukkan


hasil rancangan kegiatan

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 24


penguatan kelembagaan dan
jejaring Forum Relawan PRB

Tindak lanjut :

Kegiatan yang membuat saya belajar lebih efektif

Kegiatan yang membuat saya tidak efektif belajar dan saran perbaikan

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 25


BAB 5 PENUTUP

Modul ini disusun sebagai landasan awal untuk membangun pengetahuan dan pemahaman peserta
yang terlibat dalam pelaksanaan pembentukan atau pengembangan Forum PRB Desa/Kelurahan.
Untuk itu, peserta/pembaca perlu memperkaya pengetahuan dan pemahaman melalui berbagai
sumber referensi yang relevan.

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 26


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007, Undang Undang No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana


Anonim, 2012, Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun 2012
Tentang Pedoman Umum Desa/ Kelurahan Tangguh Bencana
Paripurno, Eko Teguh & Ninil Miftahul Jannah, 2014, Panduan Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis
Komunitas, Jakarta Timur: MPBI

Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) 27


BNPB

Fasilitasi Penguatan Ketangguhan Masyarakat (Desa/Kelurahan Tangguh Bencana)


Tahun 2023

Anda mungkin juga menyukai