F.1. UMUM
Untuk dapat melaksanakan suatu pekerjaan dengan hasil yang baik, maka sebelumnya
perlu dibuat suatu pendekatan teknis dan metodologi pelaksanaan pekerjaan agar
dapat dilaksanakan secara sistematis dan praktis, sehingga tercapai sasaran efisiensi
biaya, mutu dan waktu kerja.
Setelah rencana pelaksanaan pekerjaan tersusun tahap demi tahap termasuk analisis
kebutuhan personil serta peralatan dihitung seakurat mungkin, kemudian dapat disusun
organisasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan kaitan-kaitan pekerjaan dan personil
yang dibutuhkan sesuai dengan tahapan masing-masing pekerjaan.
Gambaran umum dari pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada gambar F.1 berikut.
F-1
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
F-2
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana mutu kontrak ini dilakukan sebagai langkah
awal tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan yang akan bergunan dalam evaluasi
pelaksanaan pekerjaan. Uraian dan isi dari RMK ini memuat kriteria pelaksanaan,
metodologi pekerjaan, tahapan pelaksanaan, system koreksi, organisasi pelaksanaan
dan jadwal inpeksi pekerjaan yang akan disepakati antara konsultan dan direksi
pekerjaan.
Secara umum rencana mutu kontrak ini disusun untuk digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan dan evaluasi untuk setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan, apakah telah
memenuhi standar dan hasil yang diingikan atau tidak. Dengan adanya RMK ini akan
memudahkan dalam pengontrolan dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan agar sesuai
dengan rencana dan hasil yang diharapkan.
Sasaran utama kegiatan konsultan pada tahapan ini adalah untuk menentukan program
rencana kerja dan penugasan personil yang akan terlibat pada pekerjaan ini. Rincian
tahapan kerja yang tercakup dalam pekerjaan ini dapat dilihat pada uraian berikut ini.
F-3
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Persiapan administrasi
Meliputi pengurusan surat-menyurat dan dokumen sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan. Jenis surat yang diperlukan pada tahap ini berupa surat
tugas konsultan dan surat pengantar dari pihak Direksi maupun Konsultan, yang
ditujukan untuk instansi terkait dan berwenang di wilayah studi. Pelaksanaan
pengurusan administrasi dimaksudkan untuk memudahkan kelancaran pekerjaan,
terutama berkaitan dengan pengumpulan data dan pekerjaan di lapangan.
Pengurusan Administrasi yang akan dilakukan terdiri dari :
- Dokumen kontrak, Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), Surat Pengantar yang
diterbitkan oleh pihak pemberi kerja.
- Surat pengantar dari pihak konsultan, untuk pelaksanaan pekerjaan survey
lapangan.
- Surat Pengantar dari Pihak Konsultan, guna mendapatkan data data yang
berhubungan dengan pekerjaan ini pada instansi yang terkait .
Kegiatan mobilisasi personil dan peralatan harus segera disiapkan sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Adapun kebutuhan personil dan
peralatan diuraikan secara jelas pada bab jadwal penugasan tenaga ahli dan bab
jadwal penggunaan alat.
Orientasi lapangan
F-4
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Survey pendahuluan
Survey pendahuluan dilakukan untuk melakukan konfirmasi data terdahulu dengan
kenyataan kondisi lapangan yang sesungguhnya dan identifikasi permasalahan
yang ada dilapangan. Orientasi lapangan meliputi aspek kelayakan peta dasar,
kondisi fisik & sosial ekonomi serta gambaran umum Pengaman Pantai Sumur .
Hasil kunjungan lapangan ini dijadikan masukan dalam menyusun rencana kerja
pelaksanaan survey dan metoda kerja yang akan dilaksanakan.
F-5
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Laporan Pendahuluan merupakan bentuk laporan tahap awal, yang akan menjelaskan
kesiapan pihak konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan, yang
dituangkan dalam bentuk metodologi dan rencana kerja. Disamping itu, pada laporan ini
juga sudah disajikan hasil penelaahan data sekunder tahap awal, yang dituangkan
dalam bentuk konsep penilaian sesuai dengan kegiatan orientasi lapangan. Setelah
Laporan Pendahuluan selesai disusun, dilakukan Diskusi Laporan Pendahuluan
dengan mengundang instansi yang terkait untuk memperoleh masukan untuk lebih
melengkapi Laporan dan Rencana Kerja yang disusun.
Laporan pendahuluan ini memuat antara lain :
- Rencana kerja,
- hasil pengumpulan data dasar serta studi terdahulu, serta
- konsep kajian teknis.
Setelah disempurnakan Selanjutnya Laporan ini didiskusikan dengan Direksi Pekerjaan
untuk mendapatkan koreksi dan masukan guna penyempurnaannya, serta diterima
dengan baik oleh Direksi Pekerjaan.
Maksud dari Survei dan Analisa Data Hidrologi adalah untuk mendapatkan
parameter-parameter yang diperlukan dalam desain, yaitu:
1. Pengumpulan data curah hujan: Data yang diperlukan merupakan data harapan
sebanyak mungkin.
2. Pengumpulan data sekunder yang diperlukan.
Tujuan dari analisa hidrologi ini adalah untuk menghitung ketersediaan air di
lokasi kajian
Data-data hidrologi yang dikumpulkan untuk keperluan analisa hidrologi antara lain :
a) Peta lokasi pos hidrologi dan klimatologi terkait lokasi pekerjaan
F-6
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
F-7
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Pen k un in gan
Ø6 c m
25
Nom or titik
10
100
65
Dico r b eto n
75
20
B eton 1:2:3
15
10
20
40
- Orientasi Arah:
a. Apabila di sekitar lokasi terdapat titik referensi berikut control point yang
telah diketahui dan direkomendasi oleh Direksi, maka orientasi arah titik
referensi dan control point tersebut.
b. Apabila tidak didapatkan titik referensi berikut control point, orientasi akan
dilakukan dengan melakukan pengamatan azimuth matahari yang
diorientasikan terhadap rangka horizontal yang dilakukan minimal 4 seri
pengamatan pada titik tersebut.
c. Sebagai contoh azimuth diusahakan setiap 5 km panjang pengukuran
horizontal dilakukan pengamatan azimuth matahari.
F-8
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
- Pengukuran Jarak:
a. Pengukuran jarak juga dikontrol dengan jarak optis.
b. Diharapkan setelah perataan sudut, salah linier tidak lebih dari 1 : 5.000.
- Metode Pengukuran:
o Pengambilan detail dilakukan secara tachimetris dari titik poligon utama
ataupun poligon sepanjang lokasi rencana trase saluran serta untuk
mengisi detail yang kurang dilakukan metode array.
F-9
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
o Detail yang diambil meliputi setiap perubahan bentuk morfologi serta yang
ada (unsur dalam maupun buatan manusia) dengan memperhatikan
kerapatan detail ini mencukupi kebutuhan skala 1 : 500 atau rata-rata
setiap kerataan 10m di lapangan dilakukan pengukuran (di peta rata-rata
kerapatan 2 cm).
o Tidak diperkenankan melakukan pengukuran tachimentris (pengambilan
detailnya) dari titik yang bukan termasuk kerangka ukur.
F - 10
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
g. Data Hasil pengukuran dengan menggunakan alat Total Station (TS) disimpan di
Hardisk dalam bentuk softcopy dan dicetak pada kertas HVS.
Untuk pekerjaan pengukuran topografi ini disusun rencana kerja dan pola pengendalian
operasional yang dituangkan dalam bagan alir pengukuran dan pengukuran topografi
berikut ini :
F - 11
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
F - 12
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Kegiatan ini pada dasarnya adalah merupakan pekerjaan yang bertujuan untuk
memperoleh gambaran dan data dasar tentang kondisi geologi teknik dan parameter
mekanika tanah lokasi pekerjaan. Hasil penyelidikan dapat digunakan untuk acuan
dalam perencanaan struktur.
Adapun hasil kegiatan survey Penyelidikan geologi teknik dan mekanika tanah
berdasarkan KAK, meliputi:
Kegiatan Lapangan
a. Uji Sondir
Uji sondir dilakukan ditiap bangunan utama dan pelengkap yang di pandang
perlu untuk mengetahui daya dukung tanah secara langsung, dengan pengujian
berjumlah 1 titik pada setiap lokasi.
b. Pemboran
Pengeboran menggunakan bor tangan dengan jumlah titik 3 lubang bor pada
masing-masing lokasi dengan distribusi titik-titik pemboran tangan didistribusikan
sesuai dengan bentuk lay-out rencana jenis bangunan yaitu 3 titik pada poros
saluran interkoneksi. Elevasi pemboran tangan harus diukur terhadap referensi
yang ada sehingga titik pemboran dapat diplot pada peta topografi yang ada.
c. Permeability Test
Tes Permeabilitas yang dimaksud untuk koefesien permeabilitas dan dilakukan
pada setiap lubang Bor Tangan dengan sistem Falling head setiap interval 2
meter atau pada setiap perubahan perlapisan.
F - 13
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Pada tiap lubang uji diambil contoh tanah terganggu (disturbed sample) pada
setiap perubahan lapisan seberat + 20 kg untuk diuji sifat-sifat pemadatannya
(compaction test) di laboratorium untuk mengetahui karakteristik tanah yang
akan digunakan sebagai timbunan juga untuk mengetahui ketebalan dan jenis
material Borrow Area dan dilaksanakan sebanyak 2 titik untuk setiap lokasi.
- Engineering Properties :
o Uji Konsolidasi (Consolidation Test)
o Tes Permeabilitas (Permeability Test)
o Tes Pemadatan (Compaction Test)
F - 14
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
F - 15
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
F - 16
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Survey Lingkungan dilakukan untuk mengenali aspek- aspek lingkungan terkait yang
kemungkinan akan terpengaruh pada saat pra konstruksi, saat konstruksi dan saat
pasca konstruksi.
Data Hujan : Data curah hujan yang dikumpulkan adalah curah hujan bulanan, curah
hujan tersebar dalam 1 (satu) hari tiap tahun dan lamanya (jam) hujan. Data curah
hujan bulanan digunakan untuk memperkirakan debit rata-rata bulanan, sedangkan
curah hujan tersebar dalam 1 (satu) hari tiap tahun digunakan untuk memperkirakan
kemungkinan terjadinya banjir. Data curah hujan bulanan dikumpulkan dari buku
data yang disebut "Pemeriksaan Hujan" yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi
dan Geofisika (BMG) dan dari berbagai laporan. Mengingat sering terdapatnya data-
data yang hilang, perlu dilakukan pengisian data hujan dari pos hujan disekitarnya
dengan memakai metode rasional. Setelah dilakukan pengisian data hujan yang
hilang
Data Klimatologi : Data iklim dari kajian meteorologi dikumpulkan juga, disamping
data curah hujan dari publikasi meteorologi yaitu "Data Klimatologi" di Indonesia.
F - 17
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Data iklim ini selanjutnya akan digunakan untuk menghitung Evaporasi Potensial
yang diperlukan dalam simulasi hujan limpasan. Stasiun iklim yang berada di daerah
studi dikumpulkan dari data yang dipublikasi oleh BMKG.
F - 18
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Metode Gumbell
SX
X xi 2
n 1
6 T
KT 0.5772 ln ln
T 1
dimana :
XT : curah hujan maksimum dalam periode ulang T
X : curah hujan rata-rata
KT : Koefisien dispersi
Sx : Standar Deviasi
T : Periode Ulang
Dengan memasukkan nilai-nilai tersebut, maka didapat harga curah hujan maksimum
untuk beberapa periode ulang yang diperlukan.
LogX
LogX
n
F - 19
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Slog X
LogX LogX 2
n 1
G
n LogX LogX 3
(n 1)
log x =
log x i
n
Dimana :
XTR = besarnya curah hujan dengan periode ulang t
n = jumlah data
log x = curah hujan harian maksimum rata-rata dalam harga logaritmik
k = faktor frekuensi dari Log Normal 2 parameter, sebagai fungsi dari
koefisien variasi, Cv dan periode ulang t (dari tabel )
Slogx = standard deviasi dari rangkaian data dalam harga logaritmiknya
Cv = koefisien variasi dari log normal w parameter
F - 20
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Uji Kesesuaian
Data curah hujan harian dan 3 harian diurutkan dari kecil ke besar. Menghitung
besarnya harga probabilitas dengan persamaan Weibull.
Dari grafik pengeplotan data curah hujan di kertas didapat perbedaan maksimum
antara distribusi teoritis dan empiris yang disebut dengan Dhit, Harga Dhit
tersebut kemudian dibandingkan dengan Dcr yang didapat dari Tabel F.1 untuk
suatu derajat tertentu (a), dimana untuk bangunan-bangunan air harga a diambil
5 %.
Bila harga Dhit < Dcr , maka dapat disimpulkan bahwa penyimpangan yang
terjadi masih dalam batas-batas yang diijinkan.
F - 21
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Survey penentuan posisi dengan GPS (survey GPS) secara umum dapat didefinisikan
sebagai proses penentuan koordinat dari sejumlah titik terhadap beberapa buah titik
yang telah diketahui koordinatnya, dengan menggunakan metode penentuan posisi
diferensial (differential positioning) serta data pengamatan fase (carrier phase) dan
sinyal satelit GPS (Global Positioning Sistem). Yang selanjutnya titik-titik koordinat hasil
penentuan posisi dengan GPS tersebut, digunakan sebagai titik referensi (titik awal)
pengukuran dan hitungan untuk kerangka dasar pemetaan topografi.
GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi
menggunakan satelit yang dimiliki dan dikelola Amerika
Serikat. Sistem. yang terdiri atas 24 satelit ini dapat
digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala
cuaca, serta didesain untuk memberikan posisi dan
kecepatan tiga dimensi yang teliti dan juga informasi
mengenai waktu diseluruh dunia.
Patut dicatat disini bahwa posisi yang diberikan oleh GPS adalah posisi tiga dimensi
(X,Y,Z ataupun , , h) yang dinyatakan dalam datum WGS (World Geodetic System)
1984. Dengan GPS, titik yang akan ditentukan posisinya dapat diam (static positioning)
ataupun bergerak (kinematic positioning). Posisi titik dapat ditentukan dengan
menggunakan satu receiver GPS terhadap pusat bumi dengan rnenggunakan metode
absolute (point) positioning, ataupun terhadap titik Iainnya yang telah diketahui
koordinatnya (monitor station) dengan menggunakan metode differential (relative)
positioning yang menggunakan minimal dua receiver GPS. GPS dapat memberikan
posisi secara instant (real-time) ataupun sesudah pengamatan setelah data
pengamatannya diproses secara lebih ekstensif (post processing) yang biasanya
dilakukan untuk mendapatkan ketelitian yang lebih baik.
F - 22
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Data pengamatan dasar GPS adalah waktu tempuh (t) dan kode-kode P dan C/A serta
fase (carrier phase, ) dari gelombang pembawa L1 dan L2.
Seseorang dapat mengamati sebagian atau seluruh jenis pengamatan di atas
bergantung pada jenis dan tipe alat penerima sinyal GPS (GPS receiver) yang
digunakan. Hasil pengamatan ini terkait dengan posisi pengamatan (X,Y,Z) serta
parameter-parameter Iainnya melalui hubungan yang dapat diformulasikan secara
umum berikut ini :
Dimana :
Pi = cAt
= pseudorange pada frekuensi fi (m), (i=1,2),
Li = ii
= jarak fase (carrier range) pada frekwensi fi(m),(i=1,2),
= jarak geometns antara pengamat (X,Y,Z) dengan satelit (m),
c = kecepatan cahaya dalam vakum (m/s),
= panjang gelombang dan sinyal (m)
= c/f (f adalah frekwensi),
dP = kesalahan jarak yang disebabkan oleh kesalahan ephemeris (orbit),
dtrop = bias yang disebabkan oleh refraksi troposfer (m),
dion = bias yang disebabkan oleh refraksi ionosfer(m) pada frekwensi f i (m),
F - 23
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
dt, dT = kesalahan dan offset dari jam GPS receiver dan jam satelit (m),
MPi, MCi = efek dari multipath pada hasil pengamatan P dan L. (m),
N1, N2 = ambiguitas fase dan pengamatan fase sinyal-sinyal L 1 dan L2
(dalamjumlah gelombang), dan
Pi, Ci = gangguan (noise) pada hasil pengamatan P i dan Li (m).
Posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat (dua dimensi, 2D atau tiga
dimensi, 3D) yang mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu. Posisi tiga dimensi
(3D) suatu titik di permukaan bumi umumnya dinyatakan dalam suatu sistem koordinat
geosentrik. Bergantung pada parameter-parameter pendefinisi koordinat yang
digunakan, dikenal dua sistem koordinat yang umum digunakan, yaitu sistem koordinat
Kartesian/siku-siku ruang (X Y, Z) dan sistem koordinat Geodetik (L, B, h).
Kedua sistem koordinat di atas penting sehingga hubungan kedua sistem koordinat
tersebut perlu ditentukan, agar dapat dilakukan transforinasi antar sistem koordinat.
Bila koordinat Kartesian/siku-siku ruang ditulis sebagai (X, Y, Z) dan koordinat geodetik
ditulis sebagai (L, B, h), maka hubungan antara keduanya dapat ditulis sebagai :
F - 24
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Gambar F.9 Hubungan antara sistem koordinat Geodetik dengan sistem koordinat Kartesian/siku-siku
ruang
Bila koordinat Kartesian/siku-siku ruang ditulis sebagai (X, Y, Z) dan koordinat geodetik
ditulis sebagai (L, B, h), maka hubungan antara keduanya dapat ditulis sebagai :
Dimana :
N = Jari-jari normal =
F - 25
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Dimana :
F - 26
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Dimana:
= sudut mendatar
AC = bacaan skala horisontal ke target kiri.
Pembacaan sudut jurusan dilakukan dalam posisi teropong biasa dan luar biasa.
Spesifikasi teknis pengukuran poligon adalah sebagai berikut :
F - 27
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
F - 28
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
dimana D = Jarak antara 2 titik kerangka dasar vertikal dalam satuan km.
Situasi diukur berdasarkan jaringan kerangka horizontal dan vertikal yang dipasang
dengan melakukan pengukuran keliling serta pengukuran di dalam daerah survey. Bila
perlu jalur polygon dapat ditarik lagi dari kerangka utama dan cabang untuk mengisi
detail planimetris berikut spot height yang cukup, sehingga diperoleh penggambaran
kontur yang Iebih menghasilkan informasi ketinggian yang memadai.
F - 29
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Pekerjaan survey Mekanika Tanah ini lebih diutamakan pada hasil kegiatan
pengamatan lapangan, sedangkan hasil analisis laboratorium merupakan pendukung.
Pekerjaan survey tanah Mekanika Tanah mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan,
2. Survey Lapangan,
3. Analisis laboratorium,
F - 30
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Pengeboran sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras serta
sifat daya dukung maupun daya lekat setiap kedalaman, alat yang digunakan adalah
Ducth Cone Penetrometer dengan bikonus jenis kapasitas maksimum 200 kg/cm2.
Pelaksanaan pengujian harus sesuai dengan standar pelaksanaan yang lazim dan
disetujui pengawas pekerjaan.
F - 31
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
F - 32
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Dari komponen manfaat dan komponen biaya tersebut selanjutnya dilakukan kegiatan
kelayakan dengan menggunakan metode yang telah ada. Sehingga kajian tingkat
kelayakan ekonomi dari proyek pembangunan sarpras penyediaan air baku tersebut
diharapkan cukup komprehensif yang ditunjukkan dengan karakteristik komponen-
komponen manfaat maupun komponen-komponen biaya yang dicakup dalam
kajian/analisis kelayakan ekonomi tersebut.
Parameter yang digunakan sebagai keluaran analisis ekonomi adalah Net Present
Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) serta Economic Internal rate of Return (EIRR).
Proyek dinyatakan layak secara ekonomi jika NPV > 0, proyek ditolak jika NPV < 0.
Besarnya IRR harus lebih besar dari tingkat bunga yang digunakan saat ini. Apabila
F - 33
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
IRR lebih rendah maka dapat dikatakan bahwa biaya pelaksanaan akan lebih
menguntungkan bila diinvestasikan untuk kegiatan yang lain.
Konsep teoritis untuk melakukan evaluasi kelayakan ekonomi ini adalah sebagai
berikut :
F - 34
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
NPV '
IRR i ' (i ' 'i ' )
NPV ' NPV ' '
Keterangan :
i’ : tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif
i’’ : tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif
NPV ‘ : NPV positif
NPV “ : NPV Negatif
Dengan kata lain secara sederhana dapat disimpulkan melalui pembandingan ‘uang
lebih baik ditabungkan jika IRR lebih kecil dari bunga tabungan. Lebih besar nilai IRR
akan lebih baik suatu alternatif proyek
n
Bt
(1 i) t
F - 35
B / Cratio t 1
n
Ct
(1 i)
t 1
t
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
dengan jumlah present value arus biaya kotor jadi rumusnya adalah :
Keterangan :
Bt adalah benefit pada tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-t
Ct adalah cost pada tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-t
i adalah tingkat bunga (social discount rate)
kriteria ini akan memberikan pedoman bahwa alternatif pembangunan akan layak
secara ekonomi bila B/C ratio 1, dan sebaliknya bila B/C ratio < 1 maka proyek
pembangunan tidak layak secara ekonomi. Lebih besar nilai BCR akan lebih baik suatu
alternatif proyek.
Perbandingan biaya (cost) dan manfaat/ pengembalian (benefit/ revenue) merupakan
basis dalam menentukan kelayakan ekonomi dan finansial dari pembangunan fasilitas
sarpras penyediaan air baku.
Biaya proyek bangunan hasil desain rinci untuk kegiatan ini merupakan biaya yang
diperlukan untuk seluruh pekerjaan secara keseluruhan dilaksanakan dengan sistem
kontraktual. Biaya proyek dihitung dengan menggunakan harga finansial atau harga
berlaku (Current Price.) sesuai dengan program pelaksanaan pekerjaan dan dalam
mata uang lokal (Local Currency). Biaya tersebut juga disebut sebagai Biaya Finansial
(Financial Cost).
F - 36
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Kenaikan biaya yang disebabkan oleh faktor inflasi harus diperhitungkan berdasarkan
jadwal penggunaan dana sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Sedangkan
biaya ekonomi proyek digunakan untuk keperluan evaluasi proyek berdasarkan pada
harga intenasional, yang dalam hal ini dihitung dengan mengalikan faktor konversi dari
biaya finansial.
Prosedur dalam perhitungan estimasi RAB untuk pembangunan pelaksanaan pekerjaan
ini mengikuti tahapan sebagai berikut :
Survey harga dasar (basic price) bahan, tenaga.
Menghitung estimasi volume pekerjaan sesuai jenis/item pekerjaan
Merencanakan metode pelaksanaan yang mudah dan menguntungkan serta
menyusun jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan.
Membuat analisa harga satuan sesuai metoda pelaksanaan sebanyak item
pekerjaan yang ada.
Menyusun estimasi rencana anggaran biaya (Bill of Quantities) dengan format sesuai
arahan Direksi. Proses perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) secara umum
dapat dilihat pada Gambar F-24.
Estimasi anggaran biaya didasarkan pada lima komponen biaya yaitu : biaya bahan-
bahan, buruh, peralatan, overhead, dan keuntungan yang dilakukan pada tiap-tiap jenis
pekerjaan. Dalam perhitungan anggaran biaya tersebut, biaya asuransi dan pajak
tenaga buruh sudah termasuk dalam harga buruh, biaya asuransi alat berat dan
asuransi operator sudah termasuk dalam sewa alat berat, biaya tenaga buruh dan alat
dihitung berdasarkan jumlah jam kerja.
F - 37
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
F - 38
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
• Apabila telah terjadi kerusakan pantai, maka ada beberapa solusi yang
dapat dilakukan:
Tidak melakukan sesuatu kegiatan atau proses yang mengusik pantai,
hingga membuat keseimbangan baru.
Soft Protection dengan menambahkan sedimen (beach nourishment) ke dalam
sedimen sel bersangkutan
Membuat struktur bangunan (groyne, seawall, dan sebagainya) sebagai Hard
Protection.
Hard protection merupakan pilihan terakhir apabila dua solusi lainnya tak
menyelesaikan masalah.
Masalah utama yang merusak pantai adalah akresi atau erosi pantai.
Erosi pantai menyebabkan hilangnya fasilitas/infra struktur yang ada, bahkan
hilangnya areal kawasan pemukiman.
Tahapan penanggulangan erosi pantai:
F - 39
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
– Konstruksi yang dibangun di lepas pantai (offshore) & “mendekati” sejajar pantai.
F - 40
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Untuk menjaga agar lahan tidak terbawa arus dan aman terhadap gempuran
gelombang, maka perlu dilakukan sistem pengaman pantai antara lain dengan
penanaman mangrove dan bangunan pengamanan pantai. Pada kasus ini dibutuhkan
penanggulangan yang segera, maka perlindungan dengan menggunakan mangrove
kurang efektif karena memerlukan waktu yang lama agar mangroove dapat tumbuh dan
berkembang. Oleh karena itu diperlukan bangunan pengaman pantai diantaranya
adalah groin, breakwater lepas pantai dan sejajar pantai, serta bangunan pengaman
pantai lainnya yang dapat melindungi pantai dari erosi.
Pemilihan jenis bangunan pengaman pantai berdasarkan fungsi bangunan pantai
tersebut, kemudahan pelaksanaannya, material yang tersedia di daerah tersebut
dan kondisi morfologi pantai. Selain yang telah disebutkan, untuk membantu pemilihan
jenis bangunan pengaman pantai yang akan direncanakan penulis memanfaatkan
program
Dengan memanfaatkan program GENESIS penulis dapat menentukan jenisjenis
bangunan pengaman yang dapat digunakan sebagai alternatif dalam pemilihan
bangunan pengaman yang akan dibangun di lokasi. Yaitu dengan memasukkan data
perencanaan bangunan sebagai input tambahan pada file Start (telah dijelaskan pada
bab
II daftar pustaka) secara trial and error. Data-data input yang perlu ditambahkan pada
file Start dalam perencanaan bangunan pnegaman pantai dapat dilihat pada tabel 6.1.
Tabel 6.1 Data-data yang perlu ditambahkan sebagai input program GENESIS
Jenis bangunan Data
1. Groin • Jumlah groin
• Letak groin pada grid
• ordinat groin * dan jarak antar groin
• Permeabilitas groin
2. Revetment
• ordinat revetmen** dimasukkan pada file
Seawl
3. Brakwater lepas pantai dan sejajar pantai • Jumlah breakwater
• panjang breakwater
F - 41
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
A. Groin
Panjang groin akan efektif menahan sediment apabila bangunan tersebut menutup
lebar surfzone. Namun keadaan tersebut dapat mengakibatkan suplai sediment ke
daerah
hilir terhenti sehingga dapat mengakibatkan erosi di daerah tersebut. Oleh karena itu
panjang groin di buat 40% sampai dengan 60% dari lebar surfzone dan jarak antar
groin
adalah 1-3 panjang groin. (Dikutip dari buku ”Teknik Pantai”,Bambang Triatmodjo,
1999)
Pada perhitungan Bab VII diperoleh kedalaman gelombang pecah (db) adalah 4,33
m sedangkan kemiringan dasar pantai (m) adalah 0.0283, maka lebar surfzone
diperoleh
yaitu:
Lebar surfzone = db/m
= 4.33/0.0283
= 153.13 m
Panjang groin = 40% x 153.13
= 61.25m
Diimplementasikan panjang groin 40 m
F - 42
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
Panjang groin tersebut diambil sebagai input pada program GENESIS. Sedangkan
jarak antar groin dilakukan dua kali percobaan dengan cara trial and error pada
program
GENESIS. Input yang harus dimasukkan kedalam program GENESIS pada dua kali
percobaan untuk bangunan groin dapat dilihat pada tabel 6.2.
Tabel 6.2 Inputan data groin
Input Data Groin
Keterangan Percobaan 1 Percobaan 2
• Panjang groin (m) 40 40
• Jarak antar groin (m) 2.5*panjang groin = 100 2*panjang groin = 80
• Permeabilitas 0.75 0.75
• Diletakkan pada grid 20, 25, 30,35,40 20, 24, 28, 32, 36, 40
• jumlah groin (buah) 5 6
Lay out letak bangunan pada percobaan 1 adalah pada gambar 6.2 dan layout pada
percobaan 2 pada gambar 6.4. Prediksi perubahan garis pantai 10 tahun dari program
GENESIS dapat di lihat pada gambar 6.3 (untuk jarak antar groin = 2.5* panjang groin)
dan gambar 6.5 untuk jarak antar groin = 2* panjang groin)
A. Laporan Utama :
F - 43
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
5. Laporan Akhir
a. Konsep Laporan Akhir (5 buku)
Laporan akhir berisikan rangkuman dan kesimpulan penting dari pekerjaan
yang telah dilaksanakan, analisa ekonomi pekerjaan (EIRR dan BCR) serta
rekomendasi terhadap pekerjaan tersebut.
F - 44
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
B. Laporan Pendukung :
Laporan ini harus diserahkan pada saat yang sama dengan pemasukan Laporan
Akhir. Laporan ini adalah laporan hasil survei dan analisa hasil survei yang terdiri
dari:
a. Rencana Anggaran Biaya dan Bill of Quantity, dibuat sebanyak 3 (tiga) buku.
b. Laporan Nota Disain, dibuat sebanyak 3 (tiga) buku.
c. Laporan Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan, dibuat sebanyak 3 (tiga)
buku
d. Buku Data Daerah Irigasi, sebanyak 5 (lima) buku
e. Pedoman/Manual Operasi dan Pemeliharaan, dibuat sebanyak 5 (lima) buku.
f. Laporan Hasil Survey Pemetaan, dibuat sebanyak 3 (tiga) buku.
g. Laporan Geoteknik dan Mekanika Tanah, dibuat sebanyak 3 (tiga) buku.
h. Buku Manual Operasi dan Pemeliharaan (O&P), dibuat sebanyak 3 (tiga)
buku.
i. Laporan Hidrologi, dibuat sebanyak 3 (tiga) buku.
Seluruh file laporan dan gambar dimasukkan/dicopy ke dalam 5 (lima) buah DVD
dan harus diserahkan ke Direksi Pekerjaan pada akhir masa Kontrak.
C. Gambar Desain
Laporan ini merupakan gambar desain final secara rinci hasil pelaksanaan
pekerjaan. Laporan gambar desain diserahkan dalam waktu 5 (lima) bulan sejak
SPMK dikeluarkan yang meliputi :
a. Kalkir Ukuran A1, dibuat sebanyak 1 (satu) set.
b. Gambar Ukuran A3, dibuat sebanyak 3 (tiga) set
D. Diskusi/Presentasi
F - 45
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
F - 46
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten
F - 47