Anda di halaman 1dari 47

USULAN TEKNIS

DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)


PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

F.1. UMUM

Dalam rangka melakukan “Detailed Engineering Design (DED) Pengaman Pantai


Sumur ” perlu dilakukan pendekatan dan metodologi dalam pelaksanaan pekerjaan
tersebut, sehingga pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik, efektif dan efesien
serta dapat mencapai sasaran yang diinginkan.

Untuk dapat melaksanakan suatu pekerjaan dengan hasil yang baik, maka sebelumnya
perlu dibuat suatu pendekatan teknis dan metodologi pelaksanaan pekerjaan agar
dapat dilaksanakan secara sistematis dan praktis, sehingga tercapai sasaran efisiensi
biaya, mutu dan waktu kerja.

Maksud pendakatan teknis disini diantaranya adalah membuat pendekatan rencana


pelaksanaan pekerjaan, analisis kebutuhan personil dan jumlah man-month tenaga ahli
serta analisis kebutuhan peralatan berikut fasilitas-fasilitas lainnya.

Setelah rencana pelaksanaan pekerjaan tersusun tahap demi tahap termasuk analisis
kebutuhan personil serta peralatan dihitung seakurat mungkin, kemudian dapat disusun
organisasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan kaitan-kaitan pekerjaan dan personil
yang dibutuhkan sesuai dengan tahapan masing-masing pekerjaan.

Gambaran umum dari pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada gambar F.1 berikut.

F-1
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Gambar F-1 Diagram Alir Pelaksanaan Kegiatan

F.2. TAHAPAN PELAKSANAN PEKERJAAN

Tahapan pelaksanan pekerjaan berdasarkan lingkup pekerjaan yang diuraikan dalam


Kerangka Acuan Kerja adalah sebagai berikut :
I. Tahap Kegiatan A (Pengumpulan Data Penunjang Dan Orientasi Lapangan)
Kegiatan A mencakup kegiatan :
1. Penyusunan RMK
2. Mobilisasi Personil dan Peralatan kantor
3. Orientasi lapangan & survey pendahuluan

II. Tahap Kegiatan B (Survei dan Investigasi Lapangan)


Kegiatan B mencakup kegiatan :
1. Investigasi Lapangan dan Pengumpulan Data
2. Survey Pengukuran topografi
3. Penyelidikan Geologi Teknik dan Mekanika Tanah

III. Tahap Kegiatan C (Analisis Data)


Kegiatan C mencakup kegiatan :
1. Analisa Topografi & Penggambaran
2. Analisa dan evaluasi data Geologi/Mektan
3. Pembuatan Pralayout dan Layout Definitif
4. Analisa Rotasi Pemberian Air
5. Pembuatan RAB Detail Desain
6. Penyusunan Program Pelaksanaan Fisik Konstruksi

IV. Tahap Kegiatan D (Diskusi & Pelaporan)


 Pelaporan
Kegiatan E mencakup kegiatan penyusunan laporan utama, laporan
pendukung dan gambar desain perencanaan DED Pengaman Pantai
Sumur serta dokumentasi kegiatan dan Back Up data seluruh pekerjaan.
 Diskusi
1. Diskusi Laporan Pendahuluan

F-2
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

2. Diskusi Laporan Interim


3. Diskusi Konsep Laporan Akhir

F.3. TAHAP KEGIATAN A (PENGUMPULAN DATA PENUNJANG DAN ORIENTASI


LAPANGAN)

F.3.1. Penyusunan Rencana Mutu Kontrak

Pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana mutu kontrak ini dilakukan sebagai langkah
awal tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan yang akan bergunan dalam evaluasi
pelaksanaan pekerjaan. Uraian dan isi dari RMK ini memuat kriteria pelaksanaan,
metodologi pekerjaan, tahapan pelaksanaan, system koreksi, organisasi pelaksanaan
dan jadwal inpeksi pekerjaan yang akan disepakati antara konsultan dan direksi
pekerjaan.

Penyusunan Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK) sesuai Peraturan Menteri


Pekerjaan Umum Nomor 4 tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu. Berangkat
dari kondisi tersebut dimana selama ini pekerjaan dibidang konstruksi tidak dapat
direncanakan dan dievaluasi dengan baik karena tidak adanya parameter-parameter
terukur yang dibuat sebagai patokan dalam penilaian dan evaluasi setiap tahap
pekerjaan, dengan demikian dirasa perlu untuk membuat suatu standar jaminan mutu
untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi tersebut.

Secara umum rencana mutu kontrak ini disusun untuk digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan dan evaluasi untuk setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan, apakah telah
memenuhi standar dan hasil yang diingikan atau tidak. Dengan adanya RMK ini akan
memudahkan dalam pengontrolan dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan agar sesuai
dengan rencana dan hasil yang diharapkan.

F.3.2. Persiapan Administrasi dan Teknis

Sasaran utama kegiatan konsultan pada tahapan ini adalah untuk menentukan program
rencana kerja dan penugasan personil yang akan terlibat pada pekerjaan ini. Rincian
tahapan kerja yang tercakup dalam pekerjaan ini dapat dilihat pada uraian berikut ini.

F-3
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Pekerjaan persiapan yang harus dilakukan oleh Konsultan, antara lain :

 Persiapan administrasi
Meliputi pengurusan surat-menyurat dan dokumen sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan. Jenis surat yang diperlukan pada tahap ini berupa surat
tugas konsultan dan surat pengantar dari pihak Direksi maupun Konsultan, yang
ditujukan untuk instansi terkait dan berwenang di wilayah studi. Pelaksanaan
pengurusan administrasi dimaksudkan untuk memudahkan kelancaran pekerjaan,
terutama berkaitan dengan pengumpulan data dan pekerjaan di lapangan.
Pengurusan Administrasi yang akan dilakukan terdiri dari :

- Dokumen kontrak, Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), Surat Pengantar yang
diterbitkan oleh pihak pemberi kerja.
- Surat pengantar dari pihak konsultan, untuk pelaksanaan pekerjaan survey
lapangan.
- Surat Pengantar dari Pihak Konsultan, guna mendapatkan data data yang
berhubungan dengan pekerjaan ini pada instansi yang terkait .

 Koordinasi dengan instansi terkait


Sebelum memulai kegiatan pekerjaan di lapangan, Konsultan melakukan koordinasi
dengan instansi pemberi tugas untuk menyamakan persepsi tentang maksud,
tujuan dan sasaran pakerjaan serta sebagai perkenalan dengan staf
instansi/Pemda yang ditunjuk oleh instansi pemberi tugas untuk turut terlibat dalam
pekerjaan ini.

F.3.3. Mobilisasi Personil dan Peralatan

Kegiatan mobilisasi personil dan peralatan harus segera disiapkan sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Adapun kebutuhan personil dan
peralatan diuraikan secara jelas pada bab jadwal penugasan tenaga ahli dan bab
jadwal penggunaan alat.

F.3.4. Orientasi lapangan & survey pendahuluan

 Orientasi lapangan

F-4
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Kegiatan ini merupakan kegiatan awal untuk melangkah ke tahap kegiatan


selanjutnya. Mengingat waktu pelaksanaan pekerjaan hanya 150 (seratus lima
puluh) hari kalender, maka perlu adanya kerjasama antara konsultan dan pihak-
pihak yang terkait dalam pekerjaan ini untuk mendapatkan data yang diinginkan
secepat mungkin.
Dalam kegiatan ini diharapkan data yang terkumpul adalah sebagai berikut :
 data hidrologi, data curah hujan minimal 10 tahun terakhir
 peta kerja (peta DAS),
 data geologi dan mekanika tanah,
 peta geologi regional dan rupa bumi,
 data sosial ekonomi (data kependudukan dan penggunaan lahan),
 data pertumbuhan penduduk, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW),
 alokasi kebutuhan air eksisting dan Peraturan Daerah terkait (wilayah/lokasi
pekerjaan),
 desain teknis berdasarkan studi-studi terdahulu.
Metodologi yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan ini adalah dengan
mengumpulkan laporan perencanaan, hasil studi kebijakan yang terkait dengan
permasalahan Pengaman Pantai Sumur dan bangunan pelengkapnya di sekitar
lokasi pekerjaan serta peta yang tersedia dari berbagai instansi Pemerintah atau
swasta terkait. Pengumpulan data terdiri atas data-data yang bersifat data dasar
diantaranya peta topografi yang akan dipakai sebagai dasar perhitungan besaran-
besaran yang menyangkut luasan, arah dan posisi.

 Survey pendahuluan
Survey pendahuluan dilakukan untuk melakukan konfirmasi data terdahulu dengan
kenyataan kondisi lapangan yang sesungguhnya dan identifikasi permasalahan
yang ada dilapangan. Orientasi lapangan meliputi aspek kelayakan peta dasar,
kondisi fisik & sosial ekonomi serta gambaran umum Pengaman Pantai Sumur .
Hasil kunjungan lapangan ini dijadikan masukan dalam menyusun rencana kerja
pelaksanaan survey dan metoda kerja yang akan dilaksanakan.

F-5
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

F.3.5. Penyusunan Draft Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan merupakan bentuk laporan tahap awal, yang akan menjelaskan
kesiapan pihak konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan, yang
dituangkan dalam bentuk metodologi dan rencana kerja. Disamping itu, pada laporan ini
juga sudah disajikan hasil penelaahan data sekunder tahap awal, yang dituangkan
dalam bentuk konsep penilaian sesuai dengan kegiatan orientasi lapangan. Setelah
Laporan Pendahuluan selesai disusun, dilakukan Diskusi Laporan Pendahuluan
dengan mengundang instansi yang terkait untuk memperoleh masukan untuk lebih
melengkapi Laporan dan Rencana Kerja yang disusun.
Laporan pendahuluan ini memuat antara lain :
- Rencana kerja,
- hasil pengumpulan data dasar serta studi terdahulu, serta
- konsep kajian teknis.
Setelah disempurnakan Selanjutnya Laporan ini didiskusikan dengan Direksi Pekerjaan
untuk mendapatkan koreksi dan masukan guna penyempurnaannya, serta diterima
dengan baik oleh Direksi Pekerjaan.

F.4. TAHAP KEGIATAN B (SURVEI DAN INVESTIGASI LAPANGAN)

F.4.1. Survei Hidrologi

 Maksud dari Survei dan Analisa Data Hidrologi adalah untuk mendapatkan
parameter-parameter yang diperlukan dalam desain, yaitu:
1. Pengumpulan data curah hujan: Data yang diperlukan merupakan data harapan
sebanyak mungkin.
2. Pengumpulan data sekunder yang diperlukan.

 Tujuan dari analisa hidrologi ini adalah untuk menghitung ketersediaan air di
lokasi kajian
Data-data hidrologi yang dikumpulkan untuk keperluan analisa hidrologi antara lain :
a) Peta lokasi pos hidrologi dan klimatologi terkait lokasi pekerjaan

F-6
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

b) Peta catchment area daerah studi;


c) Data hujan dari stasiun-stasiun hujan yang berpengaruh terhadap daerah studi
berdasarkan pengumpulan data terbaru, jumlah stasiun hujan yang digunakan
minimal sesuai dengan kriteria perencanaan hidologi yang ada;

F.4.2. Survey Pengukuran topografi

Kegiatan survey pengukuran topografi berdasarkan KAK mengikuti Standar PT-02,


dengan uraian sebagai berikut:
 Volume Pekerjaan :
1. Melakukan pengukuran topografi meliputi pengukuran situasi daerah irigasi
skala 1 : 2.000 seluas 2.000 Ha dengan kerapatan titik 8 – 10 titik/Ha.
2. Pengukuran situasi bangunan utama dan bangunan khusus (siphon, talang, dll)
skala 1 : 500.
3. Pembuatan Peta Ikhtisar skala 1 : 20.000 atau 1 : 10.000. dan pengukuran strip
survey.

 Lingkup Kegiatan Survei Topografi:


a. Pemasangan Benchmark dengan spesifikasi:
1. Berukuran 20 x 20 x 100 cm, terbuat dari beton campuran 1 : 2 : 3 dengan
memakai tulangan besi dan notasi Benchmark terbuat dari marmer berukuran
12 x 12 cm yang digrafir.
2. Pada setiap Benchmark harus terpasang dengan sebuah control point terbuat
dari pipa paralon diameter 4" yang dicor beton campuran 1 : 2 : 3 sebagai
control arah jarak + 100 meter dari Benchmark serta dapat terlihat langsung
dari Benchmark.

F-7
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Pen k un in gan
Ø6 c m

Pip a pralo n PVC Ø6 c m


20
Pelat m arm er 12 x 12

25
Nom or titik

Tulang an tian g Ø10


Dico r b eto n
Sen gk an g Ø5-15

10
100

65

Dico r b eto n

75
20
B eton 1:2:3
15

10

20

Pasir d ipad atk an


20

40

Benchmark Control Point

Gambar F.2 : Standar Pembuatan BM & CP


b. Pengukuran Kerangka Horizontal terdiri dari:
- Titik Referensi :
Titik referensi x dan y didapatkan dengan mengikat terhadap Benchmark yang
telah diketahui dan rekomendasi Direksi pekerjaan, atau terhadap titik
triangulasi.

- Orientasi Arah:
a. Apabila di sekitar lokasi terdapat titik referensi berikut control point yang
telah diketahui dan direkomendasi oleh Direksi, maka orientasi arah titik
referensi dan control point tersebut.
b. Apabila tidak didapatkan titik referensi berikut control point, orientasi akan
dilakukan dengan melakukan pengamatan azimuth matahari yang
diorientasikan terhadap rangka horizontal yang dilakukan minimal 4 seri
pengamatan pada titik tersebut.
c. Sebagai contoh azimuth diusahakan setiap 5 km panjang pengukuran
horizontal dilakukan pengamatan azimuth matahari.

F-8
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

- Pengukuran Kerangka Horizontal:


Pengukuran menggunakan metode poligon tertutup dengan pengukuran
sudut:

a. Alat yang digunakan Total Station (TS) fraksi 1 second.


b. Salah penutup yang izinkan 10 second √n, dimana n jumlah titik
pengamatan.

- Pengukuran Jarak:
a. Pengukuran jarak juga dikontrol dengan jarak optis.
b. Diharapkan setelah perataan sudut, salah linier tidak lebih dari 1 : 5.000.

c. Rincian Pengukuran Kerangka Vertikal:


1. Alat yang dipergunakan adalah waterpass.
2. Salah penutup beda tinggi diharapkan tidak lebih besar dari 10 mm √D,
dimana D adalah jumlah jarak ukur dalam km.
3. Pengukuran harus melewati seluruh titik poligon dan Benchmark maupun
control point.
4. Referensi ketinggian sesuai dengan referensi kerangka horizontal yang telah
disebutkan di atas sesuai dengan petunjuk Direksi.

d. Rincian Kegiatan Pengukuran Situasi:


- Alat yang digunakan:
Alat yang digunakan adalah Total Station (TS) agar bisa melakukan
pengukuran secara tachimetris dari titik kerangka yang telah diukur.

- Metode Pengukuran:
o Pengambilan detail dilakukan secara tachimetris dari titik poligon utama
ataupun poligon sepanjang lokasi rencana trase saluran serta untuk
mengisi detail yang kurang dilakukan metode array.

F-9
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

o Detail yang diambil meliputi setiap perubahan bentuk morfologi serta yang
ada (unsur dalam maupun buatan manusia) dengan memperhatikan
kerapatan detail ini mencukupi kebutuhan skala 1 : 500 atau rata-rata
setiap kerataan 10m di lapangan dilakukan pengukuran (di peta rata-rata
kerapatan 2 cm).
o Tidak diperkenankan melakukan pengukuran tachimentris (pengambilan
detailnya) dari titik yang bukan termasuk kerangka ukur.

e. Rincian Kegiatan Pengukuran Potongan Melintang:


1. Alat yang digunakan:
Alat yang dipergunakan adalah Total Station (TS).
- Metode Pengukuran:
o Pengukuran potongan melintang setiap 50 meter dengan lebar koridor 100
m ke kiri dan 100 m ke kanan dari As saluran.
o Titik tempat melakukan pengukuran potongan melintang secara
techimetris ini harus diukur posisi vertikalnya dengan Automatic Level dan
posisi horizontalnya harus terikat pada jalur poligon.
o Kerapatan titik detail potongan melintang adalah minimal 10 m di
lapangan atau 2 cm pada peta dan meliputi setiap perubahan terain yang
ekstrim.
o Titik detail rencana trase saluran harus memenuhi kebutuhan desain dan
harus terambil seperti rencana as saluran, muka air banjir yang dapat
diidentifikasikan dari bekas banjir yang pernah terjadi.

f. Rincian Kegiatan Menggambar:


- Gambar yang harus diserahkan:
- Peta situasi 1 : 500 untuk lokasi rencana di atas kertas kalkir dengan ukuran
standar A1.
- Peta situasi skala 1 : 1000 atau atas Petunjuk Direksi sepanjang sungai serta
potongan memanjang sungai dengan skala panjang 1 :1000 dan skala tinggi 1
: 100.

F - 10
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

- Potongan melintang sungai dengan setiap 50 m dengan skala tinggi 1: 100


dan skala panjang 1: 100 atau skala tinggi 1 : 200 dan panjang 1 :
200, 1 km hulu dan 2 km hilir.
- Metode Penggambaran:
o Pencetakan gambar draft dilakukan pada kertas HVS.
o Kriteria penggambaran mengikuti standar penggambaran yang telah
ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, yaitu Standar
Irigasi (KP – 07).
- Laporan Pengukuran Topografi
Laporan Pengukuran Topografi merupakan laporan penunjang yang meliputi:
o Metode Pelaksanaan.
o Hasil Pengukuran dan ketelitiannya.
o Deskripsi titik tetap.

g. Data Hasil pengukuran dengan menggunakan alat Total Station (TS) disimpan di
Hardisk dalam bentuk softcopy dan dicetak pada kertas HVS.

Untuk pekerjaan pengukuran topografi ini disusun rencana kerja dan pola pengendalian
operasional yang dituangkan dalam bagan alir pengukuran dan pengukuran topografi
berikut ini :

F - 11
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Gambar F.3 Bagan Alir Pengukuran Topografi

F - 12
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

F.4.3. Penyelidikan geologi teknik dan mekanika tanah

Kegiatan ini pada dasarnya adalah merupakan pekerjaan yang bertujuan untuk
memperoleh gambaran dan data dasar tentang kondisi geologi teknik dan parameter
mekanika tanah lokasi pekerjaan. Hasil penyelidikan dapat digunakan untuk acuan
dalam perencanaan struktur.
Adapun hasil kegiatan survey Penyelidikan geologi teknik dan mekanika tanah
berdasarkan KAK, meliputi:

 Kegiatan Lapangan
a. Uji Sondir
Uji sondir dilakukan ditiap bangunan utama dan pelengkap yang di pandang
perlu untuk mengetahui daya dukung tanah secara langsung, dengan pengujian
berjumlah 1 titik pada setiap lokasi.

b. Pemboran
Pengeboran menggunakan bor tangan dengan jumlah titik 3 lubang bor pada
masing-masing lokasi dengan distribusi titik-titik pemboran tangan didistribusikan
sesuai dengan bentuk lay-out rencana jenis bangunan yaitu 3 titik pada poros
saluran interkoneksi. Elevasi pemboran tangan harus diukur terhadap referensi
yang ada sehingga titik pemboran dapat diplot pada peta topografi yang ada.

c. Permeability Test
Tes Permeabilitas yang dimaksud untuk koefesien permeabilitas dan dilakukan
pada setiap lubang Bor Tangan dengan sistem Falling head setiap interval 2
meter atau pada setiap perubahan perlapisan.

d. Uji Test Pit (Sumur Uji).


Ukuran Lubang uji (Test Pit) 1.25 x 1.25 dengan kedalaman penggalian tanah
maksimum + 4 m. Pada keadaan muka air tanah dangkal, lubang uji diganti
dengan percobaan pemboran dengan menggunakan bor tangan sampai
maksimum kedalaman + 5 m.

F - 13
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Pada tiap lubang uji diambil contoh tanah terganggu (disturbed sample) pada
setiap perubahan lapisan seberat + 20 kg untuk diuji sifat-sifat pemadatannya
(compaction test) di laboratorium untuk mengetahui karakteristik tanah yang
akan digunakan sebagai timbunan juga untuk mengetahui ketebalan dan jenis
material Borrow Area dan dilaksanakan sebanyak 2 titik untuk setiap lokasi.

e. Pengambilan Sampel Tanah.


Pemboran contoh tanah dilakukan untuk kebutuhan test laboratorium.
Pengambilan contoh tanah dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu contoh tanah asli
(Undisturbed Sample) yang diambil dari setiap pemboran tangan. Sedangkan
pengambilan contoh tanah terganggu (Disturbed Sample) diambil pada setiap
pengujian Test Pit dengan berat contoh +20 Kg.

 Kegiatan Penelitian Laboratorium.


Penelitian laboratorium dilakukan terhadap :
o Undisturbed Sampel
o Disturbed Sampel
Pada contoh-contoh tanah yang diambil, baik tanah asli maupun contoh tanah
terganggu akan dilakuan beberapa macam percobaan di laboratorium, sehingga
data parameter dan sifat-sifat tanahnya dapat diketahui. Jenis dan macam
percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
- Index Propeties :
o Berat Satuan (Unit Weight)
o Berat Jenis (Spesific Gravity)
o Kadar Air (Moisture Content)
o Analisa Butiran(Grain Size Analysis)

- Engineering Properties :
o Uji Konsolidasi (Consolidation Test)
o Tes Permeabilitas (Permeability Test)
o Tes Pemadatan (Compaction Test)

F - 14
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

 Laporan Hasil Penyelidikan Tanah.


Dalam laporan hasil penelitian tanah yang merupakan laporan penunjang dari
kegiatan desain rencana sungai ini diharapkan munculnya saran-saran terutama
mengenai pondasi dan masalah yang akan timbul baik pada saat pelaksanaan
kontruksi maupun pada masa yang akan datang, misalnya :
- Persediaan air tanah dan bocoran-bocoran yang terjadi.
- Daya dukung tanah disertai analisaSettlement dan penentuan Borrow Area
yang direkomendasikan pada pelaksanaan.
Untuk pekerjaan Penyelidikan geologi teknik dan mekanika tanah ini disusun rencana
kerja dan pola pengendalian operasional yang dituangkan dalam bagan alir Survey
Geologi Teknik dan Mekanika Tanah berikut ini :

F - 15
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Gambar F.4 Diagram Alur Pekerjaan Survey Mekanika Tanah

F - 16
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

F.4.4. Survei Sosial Ekonomi & Lingkungan


Survey Sosial Ekonomi dilakukan untuk mendapatkan data- data aspek sosial ekonomi
dan data kependudukan di wilayah pekerjaan.

Survey Lingkungan dilakukan untuk mengenali aspek- aspek lingkungan terkait yang
kemungkinan akan terpengaruh pada saat pra konstruksi, saat konstruksi dan saat
pasca konstruksi.

F.5. TAHAP KEGIATAN C (ANALISIS DATA)

F.5.1. ANALISIS DATA HIDROLOGI


Perkiraan kuantitatif dari suatu sumber daya air didasarkan pada data hidrologi dan
meteorologi yang merupakan inti dari nilai semua studi, rancang bangun dan konstruksi
dari pengembangan suatu satuan wilayah sungai. Oleh karena itu kecukupan dan
kehandalan data tersebut sangat penting. Data iklim yang dikumpulkan meliputi data
hujan dan klimatologi. Mengingat lokasi usulan yang relatif cukup dekat dipandang dari
kriteria areal yang dianggap memiliki karakteristik hujan yang sama dengan yang
tercatat pada suatu stasiun hujan tertentu, maka setelah menghitung jarak dari tiap-tiap
lokasi terhadap stasiun hujan yang ada dengan memakai Metode Thiesen.

 Data Hujan : Data curah hujan yang dikumpulkan adalah curah hujan bulanan, curah
hujan tersebar dalam 1 (satu) hari tiap tahun dan lamanya (jam) hujan. Data curah
hujan bulanan digunakan untuk memperkirakan debit rata-rata bulanan, sedangkan
curah hujan tersebar dalam 1 (satu) hari tiap tahun digunakan untuk memperkirakan
kemungkinan terjadinya banjir. Data curah hujan bulanan dikumpulkan dari buku
data yang disebut "Pemeriksaan Hujan" yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi
dan Geofisika (BMG) dan dari berbagai laporan. Mengingat sering terdapatnya data-
data yang hilang, perlu dilakukan pengisian data hujan dari pos hujan disekitarnya
dengan memakai metode rasional. Setelah dilakukan pengisian data hujan yang
hilang

 Data Klimatologi : Data iklim dari kajian meteorologi dikumpulkan juga, disamping
data curah hujan dari publikasi meteorologi yaitu "Data Klimatologi" di Indonesia.

F - 17
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Data iklim ini selanjutnya akan digunakan untuk menghitung Evaporasi Potensial
yang diperlukan dalam simulasi hujan limpasan. Stasiun iklim yang berada di daerah
studi dikumpulkan dari data yang dipublikasi oleh BMKG.

F.5.1.1. Analisa Evavotranspirasi


Penguapan yang terjadi dalam suatu wilayah, tidak hanya terjadi pada permukaan
tanah saja tetapi juga pada tumbuh-tumbuhan. Penguapan pada tumbuh-tumbuhan ini
dapat berupa penguapan langsung, yaitu penguapan air yang jatuh ke permukaan
daun, atau penguapan melalui jaringan, yaitu air yang diserap oleh akar dan dibawa ke
seluruh jaringan tanaman termasuk daun-daunan. Sebagian dari air yang sampai ke
permukaan daun ini juga diuapkan kembali.
Dalam studi ini, besarnya penguapan dihitung sebagai besarnya evapotranspirasi, yang
merupakan jumlah penguapan melalui permukaan tanah, tanaman maupun melalui
jaringan tanaman. Besarnya evapotranspirasi yang ada di daerah studi dapat dilihat di
lampiran data evapotranspirasi. Perhitungan evapotranspirasi dilakukan dengan
menggunakan program CROPWAT dari FAO.

F.5.1.2. Analisa Curah Hujan Rencana


Berdasarkan data hidrologi yang berhasil dikumpulkan, dilakukan analisis data hujan
untuk mendapatkan data curah hujan rencana. Data hujan yang berhasil dikumpulkan
adalah data hujan harian maksimum pada stasiun wilayah DPS yang distudi. Jika di
DPS tersebut terdapat lebih dari satu stasiun hujan (minimal tiga stasiun), maka
kemudian hasil yang didapat dari metode tersebut digunakan Metode Thiesen.
Cara perhitungan adalah sebagai berikut :
 An .Rn
RDPS 
 An
dimana :
RDPS : Curah Hujan Daerah Pengaliran Sungai
An : Luas Daerah Pengaruh Stasiun i
Rn : Curah Hujan Maksimum Stasiun i

F - 18
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Perhitungan curah hujan maksimum dilakukan dengan menggunakan Metode Gumbell ,


Metoda Log Pearson III dan Metoda Log Normal 2 Parameter . Cara perhitungannya
adalah sebagai berikut :

 Metode Gumbell

Persamaan yang digunakan adalah :


X T  X  K T .S X

SX 

 X  xi  2

n 1

6  T 
KT    0.5772  ln ln   

    T 1
dimana :
XT : curah hujan maksimum dalam periode ulang T
X : curah hujan rata-rata
KT : Koefisien dispersi
Sx : Standar Deviasi
T : Periode Ulang
Dengan memasukkan nilai-nilai tersebut, maka didapat harga curah hujan maksimum
untuk beberapa periode ulang yang diperlukan.

 Metoda Log Pearson III.

Curah hujan rencana dihitung menurut ketentuan Standard Perencanaan Irigasi,


dengan menggunakan Distribusi Log Pearson III, yang formulanya adalah sebagai
berikut :

LogX TR  LogX  k *  log X

Sedangkan untuk mencari besarnya masing-masing koefisien diatas adalah sebagai


berikut :

 LogX
LogX 
n

F - 19
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Slog X 

 LogX  LogX  2

n 1

G

n  LogX  LogX  3

 n  1. n  2 . S LogX  3


dimana :
X = Curah hujan (mm)
X = Curah hujan rata-rata
TR = Perioda ulang
k = faktor frekuensi tertentu f(G,TR) lihat tabel
G = Koefisien kemencengan
n = Jumlah data

 Metode Log Normal 2 Parameter

Persamaan : log XTR = log + k.Slogx


Slog x
Cv 
log x

Slogx =  (log x  log x ) i


2

(n  1)

log x =
 log x i

n
Dimana :
XTR = besarnya curah hujan dengan periode ulang t
n = jumlah data
log x = curah hujan harian maksimum rata-rata dalam harga logaritmik
k = faktor frekuensi dari Log Normal 2 parameter, sebagai fungsi dari
koefisien variasi, Cv dan periode ulang t (dari tabel )
Slogx = standard deviasi dari rangkaian data dalam harga logaritmiknya
Cv = koefisien variasi dari log normal w parameter

F - 20
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Dengan memasukkan data-data curah hujan yang ada ke dalam persamaan-


persamaan tersebut akan diperoleh data curah hujan rencana untuk periode ulang yang
dicari.

 Uji Kesesuaian

Uji kesesuaian Smirnov-Kolmogorov ini digunakan untuk menguji simpangan secara


mendatar. Uji ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

 Data curah hujan harian dan 3 harian diurutkan dari kecil ke besar. Menghitung
besarnya harga probabilitas dengan persamaan Weibull.

 Dari grafik pengeplotan data curah hujan di kertas didapat perbedaan maksimum
antara distribusi teoritis dan empiris yang disebut dengan Dhit, Harga Dhit
tersebut kemudian dibandingkan dengan Dcr yang didapat dari Tabel F.1 untuk
suatu derajat tertentu (a), dimana untuk bangunan-bangunan air harga a diambil
5 %.

 Bila harga Dhit < Dcr , maka dapat disimpulkan bahwa penyimpangan yang
terjadi masih dalam batas-batas yang diijinkan.

Tabel F.1 : Nilai kritis (Dcr) dari Smirnov-Kolmogorov


n 
0.20 0.10 0.05 0.01
5 0.45 0.51 0.56 0.67
10 0.32 0.37 0.41 0.49
15 0.27 0.30 0.34 0.40
20 0.23 0.26 0.29 0.36
25 0.21 0.24 0.27 0.32
30 0.19 0.22 0.24 0.29
35 0.18 0.20 0.23 0.27
40 0.17 0.19 0.21 0.25
45 0.16 0.18 0.20 0.24
50 0.15 0.17 0.19 0.23
1,07 1,22 1,36 1,63
n>50
n n n n

F.5.2. Analisis Data Topografi


A). Penentuan Posisi Dengan GPS

F - 21
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Survey penentuan posisi dengan GPS (survey GPS) secara umum dapat didefinisikan
sebagai proses penentuan koordinat dari sejumlah titik terhadap beberapa buah titik
yang telah diketahui koordinatnya, dengan menggunakan metode penentuan posisi
diferensial (differential positioning) serta data pengamatan fase (carrier phase) dan
sinyal satelit GPS (Global Positioning Sistem). Yang selanjutnya titik-titik koordinat hasil
penentuan posisi dengan GPS tersebut, digunakan sebagai titik referensi (titik awal)
pengukuran dan hitungan untuk kerangka dasar pemetaan topografi.
GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi
menggunakan satelit yang dimiliki dan dikelola Amerika
Serikat. Sistem. yang terdiri atas 24 satelit ini dapat
digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala
cuaca, serta didesain untuk memberikan posisi dan
kecepatan tiga dimensi yang teliti dan juga informasi
mengenai waktu diseluruh dunia.

Gambar F.6 Geometrik lintasan orbit satelit GPS di angkasa

Patut dicatat disini bahwa posisi yang diberikan oleh GPS adalah posisi tiga dimensi
(X,Y,Z ataupun , , h) yang dinyatakan dalam datum WGS (World Geodetic System)
1984. Dengan GPS, titik yang akan ditentukan posisinya dapat diam (static positioning)
ataupun bergerak (kinematic positioning). Posisi titik dapat ditentukan dengan
menggunakan satu receiver GPS terhadap pusat bumi dengan rnenggunakan metode
absolute (point) positioning, ataupun terhadap titik Iainnya yang telah diketahui
koordinatnya (monitor station) dengan menggunakan metode differential (relative)
positioning yang menggunakan minimal dua receiver GPS. GPS dapat memberikan
posisi secara instant (real-time) ataupun sesudah pengamatan setelah data
pengamatannya diproses secara lebih ekstensif (post processing) yang biasanya
dilakukan untuk mendapatkan ketelitian yang lebih baik.

F - 22
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Gambar F.7 Penentuan posisi titik-titik dengan metode survey GPS

Data pengamatan dasar GPS adalah waktu tempuh (t) dan kode-kode P dan C/A serta
fase (carrier phase, ) dari gelombang pembawa L1 dan L2.
Seseorang dapat mengamati sebagian atau seluruh jenis pengamatan di atas
bergantung pada jenis dan tipe alat penerima sinyal GPS (GPS receiver) yang
digunakan. Hasil pengamatan ini terkait dengan posisi pengamatan (X,Y,Z) serta
parameter-parameter Iainnya melalui hubungan yang dapat diformulasikan secara
umum berikut ini :

Dimana :
Pi = cAt
= pseudorange pada frekuensi fi (m), (i=1,2),
Li = ii
= jarak fase (carrier range) pada frekwensi fi(m),(i=1,2),
 = jarak geometns antara pengamat (X,Y,Z) dengan satelit (m),
c = kecepatan cahaya dalam vakum (m/s),
 = panjang gelombang dan sinyal (m)
= c/f (f adalah frekwensi),
dP = kesalahan jarak yang disebabkan oleh kesalahan ephemeris (orbit),
dtrop = bias yang disebabkan oleh refraksi troposfer (m),
dion = bias yang disebabkan oleh refraksi ionosfer(m) pada frekwensi f i (m),

F - 23
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

dt, dT = kesalahan dan offset dari jam GPS receiver dan jam satelit (m),
MPi, MCi = efek dari multipath pada hasil pengamatan P dan L. (m),
N1, N2 = ambiguitas fase dan pengamatan fase sinyal-sinyal L 1 dan L2
(dalamjumlah gelombang), dan
Pi, Ci = gangguan (noise) pada hasil pengamatan P i dan Li (m).

Posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat (dua dimensi, 2D atau tiga
dimensi, 3D) yang mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu. Posisi tiga dimensi
(3D) suatu titik di permukaan bumi umumnya dinyatakan dalam suatu sistem koordinat
geosentrik. Bergantung pada parameter-parameter pendefinisi koordinat yang
digunakan, dikenal dua sistem koordinat yang umum digunakan, yaitu sistem koordinat
Kartesian/siku-siku ruang (X Y, Z) dan sistem koordinat Geodetik (L, B, h).
Kedua sistem koordinat di atas penting sehingga hubungan kedua sistem koordinat
tersebut perlu ditentukan, agar dapat dilakukan transforinasi antar sistem koordinat.

Gambar F.8 Posisi titik dalam sistem koordinat Geosentrik

Bila koordinat Kartesian/siku-siku ruang ditulis sebagai (X, Y, Z) dan koordinat geodetik
ditulis sebagai (L, B, h), maka hubungan antara keduanya dapat ditulis sebagai :

F - 24
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Gambar F.9 Hubungan antara sistem koordinat Geodetik dengan sistem koordinat Kartesian/siku-siku
ruang

Bila koordinat Kartesian/siku-siku ruang ditulis sebagai (X, Y, Z) dan koordinat geodetik
ditulis sebagai (L, B, h), maka hubungan antara keduanya dapat ditulis sebagai :

Dimana :

N = Jari-jari normal =

a = Setengah sumbu panjang ellipsoid


b = Setengah sumbu pendek ellipsoid

e = Eksentrisitas pertama ellipsoid

h = Tinggi suatu titik di atas bidang ellipsoid


Hubungan kebalikannya dapat ditulis sebagai :

F - 25
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Dimana :

B). Pengukuran Poligon


Dalam rangka penyelenggaraan kerangka dasar peta, dalam hal ini kerangka dasar
horizontal/posisi horisontal (X, Y) digunakan metoda poligon. Dalam pengukuran
poligon ada dua unsur penting yang perlu diperhatikan yaitu jarak dan sudut jurusan
yang akan diuraikan dalam penjelasan di bawah ini.
Dalam pembuatan titik dalam jaringan pengukuran poligon, titik-titik poligon tersebut
berjarak antara 50 - 100 meter.
Metode pelaksanaan pengukuran poligon adalah sebagai berikut :
(1) Pengukuran Jarak
Pada pelaksanaan pekerjaan, pengukuran jarak dilakukan dengan
menggunakan pita ukur 100 m. Tingkat ketelitian hasil pengukuran jarak dengan
menggunakan pita ukur, sangat bergantung kepada :

 Cara pengukuran itu sendiri


 Keadaan permukaan tanah
Khusus untuk pengukuran jarak pada daerah yang miring dilakukan dengan cara
seperti yang digambarkan pada Gambar dibawah ini.

F - 26
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Gambar F.10 Pengukuran Jarak pada Daerah Miring

Untuk meningkatkan ketelitian pengukuran jarak, juga dilakukan pengukuran


jarak optis hasil pembacaan rambu ukur sebagai koreksi.

(2) Pengukuran Sudut Jurusan


Sudut jurusan sisi-sisi poligon yaitu besarnya bacaan lingkaran horisontal alat
ukur sudut pada waktu pembacaan ke suatu titik. Besarnya sudut jurusan
ditentukan berdasarkan hasil pengukuran sudut mendatar di masing-masing titik
poligon. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

Gambar F.11 Pengukuran Sudut Jurusan

Berdasarkan Gambar F.11 diatas, besarnya sudut  :

Dimana:
 = sudut mendatar
AC = bacaan skala horisontal ke target kiri.

AB = bacaan skala honsontal ke target kanan.

Pembacaan sudut jurusan dilakukan dalam posisi teropong biasa dan luar biasa.
Spesifikasi teknis pengukuran poligon adalah sebagai berikut :

F - 27
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

- Jarak antara titik-titik poligon adalah < 50 meter.


- Alat ukur sudut yang digunakan Theodolite T2.
- Alat ukurjarak yang digunakan pita ukur 100 meter.
- Jumlah serf pengukuran sudut 4 seri (B1, B2, LB1, LB2)
- Selisih sudut antara dua pembacaan < 5” (lima detik)

(3) Pengukuran Sipat Datar


Kerangka dasar vertikal diperoleh dengan melakukan pengukuran sipat datar
pada titik-titik jalur poligon. Jalur pengukuran dilakukan tertutup (loop), yaitu
pengukuran dimulai dan diakhiri pada titik yang sama. Pengukuran beda tinggi
dilakukan double stand dan pergi pulang. Seluruh ketinggian di traverse net (titik-
titik kerangka pengukuran) telah diikatkan terhadap BM.
Penentuan posisi vertikal titik-titik kerangka dasar dilakukan dengan melakukan
pengukuran beda tinggi antara dua titik terhadap bidang referensi seperti
diilustrasikan pada Gambar F.12.
Spesifikasi teknis pengukuran sipat datar adalah sebagai berikut :

- Jalur pengukuran dibagi menjadi beberapa seksi.


- Tiap seksi dibagi menjadi slag yang genap.
- Setiap pindah slag rambu muka menjadi rambu belakang dan rambu
belakang menjadi rambu muka.

Gambar F.12 Pengukuran Sipat Datar

F - 28
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

- Pengukuran dilakukan double stand pergi pulang pembacaan rambu


lengkap benang atas, benang tengah, dan benang bawah.
- Selisih pembacaan stand 1 dengan stand 2 lebih kecil atau sama dengan
2 mm.
- Jarak rambu ke alat maksimum 75 m.
- Setiap awal dan akhir pengukuran dilakukan pengecekan garis bidik.
- Toleransi salah penutup beda tinggi (T) ditentukan dengan rumus berikut :

dimana D = Jarak antara 2 titik kerangka dasar vertikal dalam satuan km.

C). Pengukuran Situasi Detail dan Profil Melintang


Penentuan situasi dilakukan untuk mengambil data rinci lapangan, baik obyek alam
maupun bangunan-bangunan, jembatan, jalan dan sebagainya. Obyek-obyek yang
diukur kemudian dihitung harga koordinatnya (x, y, z). Untuk selanjutnya garis kontur
untuk masing-masing ketinggian dapat ditentukan dengan cara interpolasi.

Situasi diukur berdasarkan jaringan kerangka horizontal dan vertikal yang dipasang
dengan melakukan pengukuran keliling serta pengukuran di dalam daerah survey. Bila
perlu jalur polygon dapat ditarik lagi dari kerangka utama dan cabang untuk mengisi
detail planimetris berikut spot height yang cukup, sehingga diperoleh penggambaran
kontur yang Iebih menghasilkan informasi ketinggian yang memadai.

F.5.3. Investigasi Geologi Teknik dan Mekanika Tanah


Pelaksanaan pekerjaan investigasi Mekanika Tanah ini mengikuti tahapan-tahapan
sebagai berikut yang dapat dilihat pada bagan alir pelaksanaan Investigasi Mekanika
Tanah pada gambar dibawah

F - 29
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Gambar F.13 Diagram Alur Pekerjaan Survey Mekanika Tanah

Pekerjaan survey Mekanika Tanah ini lebih diutamakan pada hasil kegiatan
pengamatan lapangan, sedangkan hasil analisis laboratorium merupakan pendukung.
Pekerjaan survey tanah Mekanika Tanah mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan,
2. Survey Lapangan,
3. Analisis laboratorium,

F - 30
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

4. Analisis dan evaluasi data dan penyusunan laporan.

F.5.5.1. Sondir (DCP)


Standar pengujian kuat tekan konus mengacu pada SNI- 03-2827-1992. Pengujian
dilakukan untuk mengetahui kuat tekan ujung konus (qc) dan gesekan friksi (fs ). Detail
untuk kuat tekan sondir diperlihatkan pada Gambar di bawah.

Pengeboran sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras serta
sifat daya dukung maupun daya lekat setiap kedalaman, alat yang digunakan adalah
Ducth Cone Penetrometer dengan bikonus jenis kapasitas maksimum 200 kg/cm2.

Pekerjaan sondir dihentikan apabila ditemui keadaan sebagai berikut :


 Baca pada manometer 3 kali berturut-turut menunjukkan nilai > 200 kg/cm2
 Alat sondir terangkat ke atas sedangkan bacaan manometer belum
menunjukkan angka maksimum, maka alat sondir diberi pemberat.

Pelaksanaan pengujian harus sesuai dengan standar pelaksanaan yang lazim dan
disetujui pengawas pekerjaan.

Gambar F-14 Alat Uji Tekan Sondir

F - 31
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

F.5.5.2. Pemboran Tanah (Hand Bor)


Tujuan penyelidikan tanah dengan metoda Pemboran adalah untuk pengambilan
sampel tanah asli pada kedalaman tertentu dengan cara memasukan alat dipukul-pukul
sampai tanah memenuhi tabung tanah kurang lebih ketinggian 50 cm ini dilakukan
perkedalaman 50 cm. Sedangkan tujuan spesifiknya adalah menentukan jenis tanah
perlapis, daya dukung melalui analisis guna perencanaan bangunan di atasnya.

Selanjutnya setelah ditentukan lokasi test dan kedalamannya maka dilakukan


percobaan di laboratorium. Dilakukan dengan menggunakan alat Hand Bor yang
ditempatkan pada tanah dengan ukuran diameter 1/2” panjang per 1.00 m, kemudian
dipukul dengan palu seberat 5 kg sampai mencapai tekanan yang diinginkan. Ini
dilakukan berulang sehingga mendapatkan sampel tanah yang optimum. Berikut skesa
alat penetrasi test.

F.5.5.3. Pekerjaan Laboratorium


Pekerjaan laboratorium terdiri atas pengujian terhadap contoh tanah asli (undisturbed
samples) dan contoh tanah tidak asli (disturbed samples) yang diambil dari lokasi-lokasi
terpilih. Tujuan dari pekerjaan ini untuk mengetahui sifat-sifat fisik / sifat-sifat asli tanah
dan sifat-sifat mekanik/keteknikan dari tanah.

Pengujian tanah di laboratorium ini dilaksanakan berdasarkan standard pengujian


menurut American Society for Testing Materials (ASTM) atau American Association
of State Highway and Transportation Officials (AASHTO), sedangkan standard
klasifikasi tanah berdasarkan standard Unified Soil Classification System (USCS).

Pemerikasan Samples tanah sebagai berikut :


Sifat-sifat asli tanah (Index Properties) :
a) Water Content : ASTM D.2216 - 71 : Tujuannya untuk menentukan harga kadar air
tanah ().
b) Volume Unit Weight : ASTM D.2837 - 71 : Tujuannya untuk menentukan harga
berat isi tanah ().

F - 32
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

c) Specific Gravity : ASTM D.854 – 72 : Tujuannya untuk menentukan harga berat


jenis tanah (Gs).
d) Atterberg Limits : ASTM D.424 – 74 : Tujuannya untuk menentukan harga batas
cair (LL) dan batas plastis (PL) tanah.
e) Gradasi dan Hydrometer Analysis : ASTM C.136 – 46 : Tujuannya untuk
menentukan harga % lolos saringan nomor 4, 10, 40 & 200 atau menentukan %
fraksi jenis-jenis tanah.

Sifat-sifat mekanika tanah (Engineering Properties) :


a) Consolidation Test : ASTM D.2435 - 70 : Tujuannya untuk menentukan harga
koefisien konsolidasi (Cv) dan indeks kompresi (Cc) tanah.
b) Triaxial-UU Test : ASTM D. 2850 : Tujuannya untuk menentukan harga kohesi (c)
dan sudut geser dalam () tanah.
c) Compaction Test : ASTM D.698 : Tujuan : menentukan harga berat isi maksimum
(MDD) dan kadar air optimum (OMC)

F.6.1. Analisis Aspek Ekonomi


Analisis kelayakan ekonomi pada dasarnya merupakan bagian terhadap manfaat yang
ditimbulkan dengan adanya pembuatan sarana dan prsarana penyediaan air baku
terhadap aktivitas perekonomian wilayah yang terpengaruh.

Dari komponen manfaat dan komponen biaya tersebut selanjutnya dilakukan kegiatan
kelayakan dengan menggunakan metode yang telah ada. Sehingga kajian tingkat
kelayakan ekonomi dari proyek pembangunan sarpras penyediaan air baku tersebut
diharapkan cukup komprehensif yang ditunjukkan dengan karakteristik komponen-
komponen manfaat maupun komponen-komponen biaya yang dicakup dalam
kajian/analisis kelayakan ekonomi tersebut.

Parameter yang digunakan sebagai keluaran analisis ekonomi adalah Net Present
Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) serta Economic Internal rate of Return (EIRR).
Proyek dinyatakan layak secara ekonomi jika NPV > 0, proyek ditolak jika NPV < 0.
Besarnya IRR harus lebih besar dari tingkat bunga yang digunakan saat ini. Apabila

F - 33
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

IRR lebih rendah maka dapat dikatakan bahwa biaya pelaksanaan akan lebih
menguntungkan bila diinvestasikan untuk kegiatan yang lain.

Konsep teoritis untuk melakukan evaluasi kelayakan ekonomi ini adalah sebagai
berikut :

F.6.2.1. Konsep Nilai Uang yang Akan Datang


Konsep nilai uang yang akan dating setelah t tahun (Pt) dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Pt = P0 (1 + i)t
dengan :
Pt : nilai uang di masa datang
P0 : nilai uang sekarang
i : tingkat bunga
t : tahun

F.6.2.2. Konsep Nilai Uang Sekarang


Nilai uang yang akan diterima beberapa tahun yang akan datang nilainya tidak sama
dengan apabila uang tersebut diterima saat ini (tahun ini). Nilai uang sekarang (tahun
ini) dari uang yang akan diterima t tahun yang akan datang, dapat dihitung dengan
menggunakan konsep nilai uang sekarang seperti di bawah ini.
P0 = Pt / (1 + i) t .
dengan :
Pt : nilai uang di tahun t
P0 : nilai uang sekarang
i : tingkat diskonto
t : tahun

F.6.2.3. Net Present Value (NPV)


NPV adalah selisih antara manfaat (benefit) dengan biaya (cost) yang telah di hitung
berdasarkan nilai uang sekarang. Kriteria ini mengatakan bahwa proyek akan layak
secara ekonomi bila NPV > 0, sedangkan bila NPV < 0 maka proyek tidak layak secara

F - 34
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

ekonomi. NPV dirumuskan sebagai berikut :


n
Bt  Ct
NPV  
t 1 (1  i) t
Keterangan :
Bt adalah benefit pada tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-1
C1 adalah cost tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-t
i adalah tingkat bunga (social discount rate)
Lebih besar nilai NPV akan lebih baik suatu alternatif proyek.

F.6.2.4. Internal Rate of Return ( IRR)


IRR merupakan tingkat bunga yang menggambarkan bahwa antara benefit dan cost
yang telah dipresent-valuekan sama dengan nol. Ini berarti IRR menunjukkan bahwa
proyek akan layak secara ekonomi bila IRR > Social Discount Rate dan sebaliknya
akan tidak layak bila IRR < Social Discount Rate. Untuk mempermudah perhitungan,
dibuat formulasi sebagai berikut :

NPV '
IRR  i ' (i ' 'i ' )
NPV ' NPV ' '

Keterangan :
i’ : tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif
i’’ : tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif
NPV ‘ : NPV positif
NPV “ : NPV Negatif
Dengan kata lain secara sederhana dapat disimpulkan melalui pembandingan ‘uang
lebih baik ditabungkan jika IRR lebih kecil dari bunga tabungan. Lebih besar nilai IRR
akan lebih baik suatu alternatif proyek

F.6.2.5. Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio)


Benefit cost ratio merupakan perbandingan antara present value arus benefit kotor

n
Bt
 (1  i) t
F - 35

B / Cratio  t 1
n
Ct
 (1  i)
t 1
t
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

dengan jumlah present value arus biaya kotor jadi rumusnya adalah :

Keterangan :
Bt adalah benefit pada tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-t
Ct adalah cost pada tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-t
i adalah tingkat bunga (social discount rate)

kriteria ini akan memberikan pedoman bahwa alternatif pembangunan akan layak
secara ekonomi bila B/C ratio  1, dan sebaliknya bila B/C ratio < 1 maka proyek
pembangunan tidak layak secara ekonomi. Lebih besar nilai BCR akan lebih baik suatu
alternatif proyek.
Perbandingan biaya (cost) dan manfaat/ pengembalian (benefit/ revenue) merupakan
basis dalam menentukan kelayakan ekonomi dan finansial dari pembangunan fasilitas
sarpras penyediaan air baku.

F.6.2. Analisis Volume, Satuan Pekerjaan dan RAB Pekerjaan


Dalam membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) maka harus dianalisa harga satuan
suatu pekerjaan. Analisa harga satuan pekerjaan di hitung berdasarkan PERMEN
Nomor 11 PRT M. 2013 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)
Bidang Sumber Daya Air dan disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan agar
pekerjaan tersebut dapat terselesaikan dalam satu satuan tertentu.

Jenis pekerjaan dengan kategori pekerjan pengelolaan berkala/ rehabilitasi disusun


daftar volume nya kemudian dibuat rencana anggaran biaya melalui asumsi harga
satuan yang berlaku.

Biaya proyek bangunan hasil desain rinci untuk kegiatan ini merupakan biaya yang
diperlukan untuk seluruh pekerjaan secara keseluruhan dilaksanakan dengan sistem
kontraktual. Biaya proyek dihitung dengan menggunakan harga finansial atau harga
berlaku (Current Price.) sesuai dengan program pelaksanaan pekerjaan dan dalam
mata uang lokal (Local Currency). Biaya tersebut juga disebut sebagai Biaya Finansial
(Financial Cost).

F - 36
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Susunan biaya proyek terdiri dari komponen-komponen biaya sebagai berikut:


 Biaya Dasar Konstruksi
 Biaya pemeliharaan Fasilitas dan Peralatan O&P
 Biaya dasar penggantian
 Biaya Jasa Layanan Rekayasa
 Biaya Administrasi
 Biaya Tak Terduga

Kenaikan biaya yang disebabkan oleh faktor inflasi harus diperhitungkan berdasarkan
jadwal penggunaan dana sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Sedangkan
biaya ekonomi proyek digunakan untuk keperluan evaluasi proyek berdasarkan pada
harga intenasional, yang dalam hal ini dihitung dengan mengalikan faktor konversi dari
biaya finansial.
Prosedur dalam perhitungan estimasi RAB untuk pembangunan pelaksanaan pekerjaan
ini mengikuti tahapan sebagai berikut :
 Survey harga dasar (basic price) bahan, tenaga.
 Menghitung estimasi volume pekerjaan sesuai jenis/item pekerjaan
 Merencanakan metode pelaksanaan yang mudah dan menguntungkan serta
menyusun jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan.
 Membuat analisa harga satuan sesuai metoda pelaksanaan sebanyak item
pekerjaan yang ada.

Menyusun estimasi rencana anggaran biaya (Bill of Quantities) dengan format sesuai
arahan Direksi. Proses perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) secara umum
dapat dilihat pada Gambar F-24.

Estimasi anggaran biaya didasarkan pada lima komponen biaya yaitu : biaya bahan-
bahan, buruh, peralatan, overhead, dan keuntungan yang dilakukan pada tiap-tiap jenis
pekerjaan. Dalam perhitungan anggaran biaya tersebut, biaya asuransi dan pajak
tenaga buruh sudah termasuk dalam harga buruh, biaya asuransi alat berat dan
asuransi operator sudah termasuk dalam sewa alat berat, biaya tenaga buruh dan alat
dihitung berdasarkan jumlah jam kerja.

F - 37
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Gambar F-24. Proses perhitungan BOQ dan RAB

F - 38
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

• Apabila telah terjadi kerusakan pantai, maka ada beberapa solusi yang
dapat dilakukan:
 Tidak melakukan sesuatu kegiatan atau proses yang mengusik pantai,
hingga membuat keseimbangan baru.
 Soft Protection dengan menambahkan sedimen (beach nourishment) ke dalam
sedimen sel bersangkutan
 Membuat struktur bangunan (groyne, seawall, dan sebagainya) sebagai Hard
Protection.
Hard protection merupakan pilihan terakhir apabila dua solusi lainnya tak
menyelesaikan masalah.
 Masalah utama yang merusak pantai adalah akresi atau erosi pantai.
 Erosi pantai menyebabkan hilangnya fasilitas/infra struktur yang ada, bahkan
hilangnya areal kawasan pemukiman.
Tahapan penanggulangan erosi pantai:

Cari penyebab terjadinya erosi pantai.


 Tentukan cara penanggulangannya, sesuaikan dengan karakter pantai dan
potensi kawasan pantai tsb.
 Bangunan pantai digunakan untuk melindungi
pantai terhadap kerusakan karena serangan
gelombang dan arus.

Cara-cara untuk perlindungan pantai:

 Memperkuat/melindungi pantai menahan serangan gelombang.


 Mengubah laju transpor sedimen sepanjang pantai
(longshore sediment transport).
 Mengurangi energi gelombang yang menerjang pantai.
 Reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai.
 Vegetasi dengan penanaman tanaman pantai.

F - 39
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Sesuai fungsinya, bagunan pantai terbagi dalam


tiga kelompok:

 Konstruksi yang dibangun di pantai & sejajar dengan garis pantai.


 Konstruksi yang dibangun di kawasan pantai (onshore) & “mendekati” tegak
lurus pantai.Konstruksi yang dibangun di lepas pantai (offshore) & “mendekati”
sejajar pantai.
Sesuai fungsinya, bagunan pantai terbagi dalam
tiga kelompok:

– Konstruksi yang dibangun di pantai & sejajar dengan garis pantai.

– Konstruksi yang dibangun di kawasan pantai (onshore)


& “mendekati” tegak lurus pantai.

– Konstruksi yang dibangun di lepas pantai (offshore) & “mendekati” sejajar pantai.

Tembok laut/dinding pantai merupakan konstruksi masif yang memisahkan daratan


dan perairan pantai.

• Berfungsi sebagai penahan gaya gelombang dan melindungi daratan di


belakang bangunan.

• Permukaan bangunan menghadap arah datangnya gelombang, dapat


berupa sisi vertikal, lengkung, bertangga, atau miring.

• Bahan konstruksinya: pasangan batu, beton, tumpukan buis beton, tumpukan


batu, turap (kayu atau baja).

F - 40
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Untuk menjaga agar lahan tidak terbawa arus dan aman terhadap gempuran
gelombang, maka perlu dilakukan sistem pengaman pantai antara lain dengan
penanaman mangrove dan bangunan pengamanan pantai. Pada kasus ini dibutuhkan
penanggulangan yang segera, maka perlindungan dengan menggunakan mangrove
kurang efektif karena memerlukan waktu yang lama agar mangroove dapat tumbuh dan
berkembang. Oleh karena itu diperlukan bangunan pengaman pantai diantaranya
adalah groin, breakwater lepas pantai dan sejajar pantai, serta bangunan pengaman
pantai lainnya yang dapat melindungi pantai dari erosi.
Pemilihan jenis bangunan pengaman pantai berdasarkan fungsi bangunan pantai
tersebut, kemudahan pelaksanaannya, material yang tersedia di daerah tersebut
dan kondisi morfologi pantai. Selain yang telah disebutkan, untuk membantu pemilihan
jenis bangunan pengaman pantai yang akan direncanakan penulis memanfaatkan
program
Dengan memanfaatkan program GENESIS penulis dapat menentukan jenisjenis
bangunan pengaman yang dapat digunakan sebagai alternatif dalam pemilihan
bangunan pengaman yang akan dibangun di lokasi. Yaitu dengan memasukkan data
perencanaan bangunan sebagai input tambahan pada file Start (telah dijelaskan pada
bab
II daftar pustaka) secara trial and error. Data-data input yang perlu ditambahkan pada
file Start dalam perencanaan bangunan pnegaman pantai dapat dilihat pada tabel 6.1.
Tabel 6.1 Data-data yang perlu ditambahkan sebagai input program GENESIS
Jenis bangunan Data
1. Groin • Jumlah groin
• Letak groin pada grid
• ordinat groin * dan jarak antar groin
• Permeabilitas groin
2. Revetment
• ordinat revetmen** dimasukkan pada file
Seawl
3. Brakwater lepas pantai dan sejajar pantai • Jumlah breakwater
• panjang breakwater

F - 41
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

• Jarak antar breakwater


• Kedalaman dasar breakwater dari MWL
Catatan :
oordinat groin* : Merupakan jumlah koordinat awal garis pantai dengan panjang groin
rencana.
Koordinat revetment** : nilai koordinat pada letak grid-grid yang akan direncanakan
bangunan revetmen nilainya adalah sama dengan koodinat garis pantai
awal. Sedangkan pada grid-grid yang tidak direncanakan adanya
revetmen, maka nilai koordinatnya adalah 0 (nol).
Laporan Tugas Akhir
Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai di daerah Mundu-Balongan

A. Groin
Panjang groin akan efektif menahan sediment apabila bangunan tersebut menutup
lebar surfzone. Namun keadaan tersebut dapat mengakibatkan suplai sediment ke
daerah
hilir terhenti sehingga dapat mengakibatkan erosi di daerah tersebut. Oleh karena itu
panjang groin di buat 40% sampai dengan 60% dari lebar surfzone dan jarak antar
groin
adalah 1-3 panjang groin. (Dikutip dari buku ”Teknik Pantai”,Bambang Triatmodjo,
1999)
Pada perhitungan Bab VII diperoleh kedalaman gelombang pecah (db) adalah 4,33
m sedangkan kemiringan dasar pantai (m) adalah 0.0283, maka lebar surfzone
diperoleh
yaitu:
Lebar surfzone = db/m
= 4.33/0.0283
= 153.13 m
Panjang groin = 40% x 153.13
= 61.25m
Diimplementasikan panjang groin 40 m

F - 42
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Panjang groin tersebut diambil sebagai input pada program GENESIS. Sedangkan
jarak antar groin dilakukan dua kali percobaan dengan cara trial and error pada
program
GENESIS. Input yang harus dimasukkan kedalam program GENESIS pada dua kali
percobaan untuk bangunan groin dapat dilihat pada tabel 6.2.
Tabel 6.2 Inputan data groin
Input Data Groin
Keterangan Percobaan 1 Percobaan 2
• Panjang groin (m) 40 40
• Jarak antar groin (m) 2.5*panjang groin = 100 2*panjang groin = 80
• Permeabilitas 0.75 0.75
• Diletakkan pada grid 20, 25, 30,35,40 20, 24, 28, 32, 36, 40
• jumlah groin (buah) 5 6
Lay out letak bangunan pada percobaan 1 adalah pada gambar 6.2 dan layout pada
percobaan 2 pada gambar 6.4. Prediksi perubahan garis pantai 10 tahun dari program
GENESIS dapat di lihat pada gambar 6.3 (untuk jarak antar groin = 2.5* panjang groin)
dan gambar 6.5 untuk jarak antar groin = 2* panjang groin)

F.6. TAHAP KEGIATAN D (PENYUSUNAN LAPORAN DAN DISKUSI)

A. Laporan Utama :

1. Laporan Rencana Mutu Kontrak (3 buku)


Rencana Mutu Kontrak mencakup seluruh prosedur dari pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan terlebih dahulu harus dikonsultasikan dengan direksi
pekerjaan dan harus diserahkan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sejak
SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja), sebanyak 3 (tiga) eksemplar.

2. Laporan Pendahuluan (5 buku)

F - 43
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Laporan pendahuluan mencakup temuan-temuan dari hasil survey awal,


metoda pelaksanaan mencakup jadwal penugasan dan rencana mobilisasi
personil, jadwal pengadaan peralatan, pekerjaan persiapan dengan
memperhatikan mutu disain dan rencana pelaksanaan kegiatan.

Laporan ini harus diserahkan dan dipresentasikan selambat-lambatnya 1 (satu)


bulan sejak SPMK diterbitkan, sebanyak 5 (lima) eksemplar.

3. Laporan Bulanan (3 buku setiap bulannya)


Laporan ini berisi informasi kegiatan dan kemajuan pekerjaan berjalan yang
dilampiri absen personil dan kurva-s, permasalahan yang timbul serta rencana
kegiatan bulan yang akan datang yang disusun secara rinci, jelas dan
terprogram.

4. Laporan Antara (5 buku)


Laporan ini harus menguraikan kemajuan/progres pekerjaan, masalah-masalah
yang dihadapi dalam sebulan, serta rencana kerja bulan berikutnya. Selain itu
diuraikan juga hambatan-hambatan yang dihadapi dan rencana cara
penyelesaiannya. Notulen rapat termasuk keputusan yang diambil juga harus
dilampirkan dalam laporan bulanan. Laporan ini ditandatangani oleh team
Leader dan sebelum diserahkan laporan ini harus sudah diperiksa/disahkan
oleh direksi pekerjaan.

Laporan ini diserahkan selambat-lambatnya tanggal 5 (lima) pada bulan kedua,


sebanyak 5 (lima) eksemplar.

5. Laporan Akhir
a. Konsep Laporan Akhir (5 buku)
Laporan akhir berisikan rangkuman dan kesimpulan penting dari pekerjaan
yang telah dilaksanakan, analisa ekonomi pekerjaan (EIRR dan BCR) serta
rekomendasi terhadap pekerjaan tersebut.

Laporan ini harus diserahkan dan dipresentasikan selambat-lambatnya 1


(satu) minggu sebelum akhir kontrak pekerjaan, sebanyak 5 (lima)
eksemplar.

F - 44
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

b. Laporan Akhir (5 buku)


Laporan Akhir (final) berisikan perbaikan hasil diskusi/pembahasan Laporan
Akhir (draft). Laporan ini harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu)
minggu setelah pembahasan, sebanyak 5 (lima) eksemplar.

B. Laporan Pendukung :
Laporan ini harus diserahkan pada saat yang sama dengan pemasukan Laporan
Akhir. Laporan ini adalah laporan hasil survei dan analisa hasil survei yang terdiri
dari:
a. Rencana Anggaran Biaya dan Bill of Quantity, dibuat sebanyak 3 (tiga) buku.
b. Laporan Nota Disain, dibuat sebanyak 3 (tiga) buku.
c. Laporan Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan, dibuat sebanyak 3 (tiga)
buku
d. Buku Data Daerah Irigasi, sebanyak 5 (lima) buku
e. Pedoman/Manual Operasi dan Pemeliharaan, dibuat sebanyak 5 (lima) buku.
f. Laporan Hasil Survey Pemetaan, dibuat sebanyak 3 (tiga) buku.
g. Laporan Geoteknik dan Mekanika Tanah, dibuat sebanyak 3 (tiga) buku.
h. Buku Manual Operasi dan Pemeliharaan (O&P), dibuat sebanyak 3 (tiga)
buku.
i. Laporan Hidrologi, dibuat sebanyak 3 (tiga) buku.

Seluruh file laporan dan gambar dimasukkan/dicopy ke dalam 5 (lima) buah DVD
dan harus diserahkan ke Direksi Pekerjaan pada akhir masa Kontrak.
C. Gambar Desain
Laporan ini merupakan gambar desain final secara rinci hasil pelaksanaan
pekerjaan. Laporan gambar desain diserahkan dalam waktu 5 (lima) bulan sejak
SPMK dikeluarkan yang meliputi :
a. Kalkir Ukuran A1, dibuat sebanyak 1 (satu) set.
b. Gambar Ukuran A3, dibuat sebanyak 3 (tiga) set

D. Diskusi/Presentasi

F - 45
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

Diskusi/ presentasi tersebut dilaksanakan di hadapan Pengguna Jasa, Direksi


Pekerjaan serta Instansi terkait yang dipandang perlu.
a. Presentasi/Diskusi Laporan Pendahuluan
Konsultan harus menyerahkan Laporan Pendahuluan yang memuat antara lain
kerangka kerja yang akan dilakukan mengenai persiapan, pengurusan perizinan,
mobilisasi tenaga dan peralatan, pengorganisasian personil/tenaga ahli, jadwal
pelaksanaan survei, rencana pengumpulan data dan analisa yang perlu dilakukan.
Konsultan harus menyerahkan Draft Laporan Pendahuluan tersebut kepada
Direksi Pekerjaan sebanyak 5 (lima) buku selambatnya 30 (tiga puluh) hari
kalender sejak tanggal diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) untuk
dipresentasikan dan didiskusikan dengan pihak Pengguna Jasa dan pihak terkait
lainnya.

b. Presentasi/ Diskusi Laporan Antara


Konsultan harus menyerahkan Draft Laporan Antara sebanyak 5 (lima) buku
selambatnya 1,5 (satu setengah) bulan dari ditetapkannya Surat Perintah Mulai
Kerja untuk dipresentasikan dan didiskusikan dengan pihak Pengguna Jasa dan
pihak terkait lainnya. Laporan ini berisi rangkuman hasil data survei primer dan
sekunder, analisa awal terhadap data-data hasil survei yang dilengkapi dengan
dengan kajian awal. Setelah disempurnakan sesuai dengan masukan-masukan
yang diterima saat pelaksanaan diskusi, maka Konsultan harus menyerahkan
Laporan Antara yang final kepada Direksi Pekerjaan sebanyak 5 (lima) buku.

F - 46
USULAN TEKNIS
DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PENGAMAN PANTAI SUMUR
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten

d. Presentasi/ Diskusi Laporan Akhir


Konsep Laporan Akhir berisi tentang hasil analisis simulasi dan kajian yang
dihasilkan berdasar hasil simulasi. Konsep Laporan Akhir ini akan
didiskusikan/dibahas dengan pihak Pemberi Kerja. Laporan ini diserahkan
sebanyak 5 (lima) buku dalam waktu 2 (dua) bulan setelah SPMK.
Setelah disempurnakan sesuai dengan masukan-masukan yang diterima saat
pelaksanaan diskusi akhir, maka Konsultan harus menyerahkan Laporan Akhir
yang final kepada Direksi Pekerjaan sebanyak 5 (lima) buku.

F - 47

Anda mungkin juga menyukai