Anda di halaman 1dari 10

Assalamu Alaikum Wr.Wb.

Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. Atas segala nikmat dan karunia-
Nya.Shalawat dan salam yang tak lupa pula kita panjatkan kepada junjungan kita
RasulullahMuhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan/jahiliyah kea
lam terang benderang sekarang ini.
Akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan daya dan upaya yang terbatas
maka makalah ini dapat diselesaikan
.Adapun judul makalah ini adalah “SISTEM EKONOMI SYARIAH” Akhir kata kami
berharap apa yang kami tulis ini dapat bermamfaat bagi pembaca dan terkhusus bagi kami
untuk digunakan sebagai pembelajaran dalam membuatkan karya-karya baru lainnya.
Semoga Allah Swt senantiasa tetap memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya kepada
kami menuju jalan lurus yang penuh dengan Ridha-Nya.
Amin Ya Rabbal Alamin.

Wassalamu alaikum Wr.Wb.

                                                                                                                             Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
a. Latar Belakang .....................................................................................................  1
b. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
c. Tujuan dan Kegunaan........................................................................................... 2

BAB II SISTEM EKONOMI SYARIAH.............................................................. 3


a.  Definisi/Pengertian.............................................................................................. 3
b.  Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Syariah....................................................................... 3
c.  Manfaat Negara-Negara yang Menggunakan Sistem Ekonomi Syariah.............. 4
d.  Bentuk-Bentuk Sistem Ekonomi Syariah............................................................ 6

BAB III PENUTUP................................................................................................. 9


a.  Simpulan.............................................................................................................. 9
b.  Saran ................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 10
BAB I PENDAHULUAN

a.      Latar Belakang

Sistem ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang bebas, tetapikebebasannya


ditunjukkan lebih banyak dalam bentuk kerjasama daripada dalam bentuk kompetisi
(persaingan). Karena kerjasama meupakan tema umum dalamorganisasi sosial Islam.
Individualisme dan kepedulian sosial begitu erat terjalinsehingga bekerja demi kesejahteraan
orang lain merupakan cara yang palingmemberikan harapan bagi pengembangan daya guna
seseorang dan dalam rangkamendapatkan ridha Allah SWT. Jadi Islam mengajarkan kepada
para pemeluknyaagar memperhatikan bahwa perbuatan baik (µamal sâlih) bagi
masyarakatmerupakan ibadah kepada Allah dan menghimbau mereka untuk berbuat
sebaik- baiknya demi kebaikan orang lain.Ajaran ini bisa ditemukan di semua bagian Al-
Qur’an dan ditunjukkansecara nyata dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW sendiri.
Prinsip persaudaraan (ukhuwwah) sering sekali ditekankan dalam Al-Qur’an maupunSunnah,
sehingga karena itu banyak sahabat menganggap harta pribadi merekasebagai hak milik
bersama dengan saudara-saudara mereka dalam Islam.Kesadaran dan rasa belas kasihan
kepada sanak keluarga dalam keluarga besar  juga merupakan contoh orientasi sosial Islam
yang lain, karena berbuat baik (beramal salih) kepada sanak keluarga semacam itu tidak
hanya dihimbau tetapi juga diwajibkan dan diatur oleh hukum (Islam).
Kerukunan hidup dengan tetanggasangat sering ditekankan baik dalam Al-Qur‘an
maupun Sunnah; di sini kita jugamelihat penampilan kepedulian sosial lain yang ditanamkan
oleh Islam. Danakhirnya, kesadaran, kepedulian dan kesiapan untuk melayani dan berkorban
disaat diperlukan demi kebaikan masyarakat keseluruhan amat sangat ditekankan.Ajaran-
ajaran Islam pada umumnya dan terutama ayat-ayat Al-Qur’an berulang-ulang menekankan
nilai kerjasama dan kerja kolektif. Kerjasama dengan tujuan beramal saleh merupakan
perintah Allah yang dinyatakan dalam Al-Qur’an. Baik dalam masalah-masalah spiritual,
urusan-urusan ekonomik atau kegiatan sosial. Nabi SAW menekankan kerjasama diantara
umat Muslim sebagai landasan masyarakat Islam dan merupakan inti penampilannya.

b.      Rumusan masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dibuat perumusan
masalah sebagai berikut:
1.   Apa pengertian sistem ekonomi syariah ?
2.   Apa ciri-ciri sistem ekonomi syariah ?
3.   Apa manfaat negara-negara yang menggunakan sistem ekonomi syariah?
4.   Apa bentuk-bentuk sistem ekonomi syariah ?

c.       Tujuan dan Kegunaan

1.   Untuk mengetahui pengertian sistem ekonomi syariah.


2.  Untuk mengetahui ciri-ciri sistem ekonomi syariah.
3.  Untuk mengetahui manfaat negara-negara yang menggunakan sistem ekonomi syariah.
4.  Untuk mengetahui bentuk-bentuk sistem ekonomi syariah.

BAB II
SISTEM EKONOMI SYARIAH

a.      Definisi/Pengertian  Sistem Ekonomi Syariah Menurut Beberapa ekonom Islam

  Muhammad Abdul Mannan

  "Ekonomi Syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang  mempelajari masalah-masalah 
ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam".
  M.M Metwally

  "Ekonomi Syariahdapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari per4ilaku muslim (yan
g  beriman) dalam suatu masyarakat Islam yang mengikuti AlQuran,Hadits Nabi,Ijma dan 
Qiyas".
  Hasanuzzaman

"Ilmu ekonomi Syariah adalah pengetahuan dan aplikasi dari anjuran dan aturan syari
ah yang   mencegah ketidakadilan dalam memperoleh sumber  daya material sehingga tercip
ta  kepuasan   manusia dan memungkinkan mereka menjalankan perintah Allah dan masyara
kat"
b.      Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Syariah
Tidak banyak yang dikemukakan dalam Al Qur’an, dan hanya prinsip-prinsip yang
mendasar saja. Karena alasan-alasan yang sangat tepat, Al Qur’an dan Sunnah banyak sekali
membahas tentang bagaimana seharusnya kaum Muslim berprilaku sebagai produsen,
konsumen dan pemilik modal, tetapi hanya sedikit tentang sistem ekonomi. Sebagaimana
diungkapkan dalam pembahasan diatas, ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Selain itu, ekonomi syariah
menekankan empat sifat, antara lain:
1.         Kesatuan (unity)
2.         Keseimbangan (equilibrium)
3.         Kebebasan (free will)
4.         Tanggungjawab (responsibility)
Manusia sebagai wakil (khalifah) Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat individualistik,
karena semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah milik Allah semata, dan manusia adalah
kepercayaannya di bumi. Didalam menjalankan kegiatan ekonominya, Islam sangat
mengharamkan kegiatan riba, yang dari segi bahasa berarti “kelebihan”. Dalam Al Qur’an
surat Al Baqarah ayat 275 disebutkan bahwa Orang-orang yang makan (mengambil) riba
tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

c.       Manfaat Negara-Negara yang Menggunakan Sistem Ekonomi Syariah

Ekonomi syariah berbeda dengan ekonomi konvensional.  Perbedaan yang paling


mendasar adalah konsep yang diberikan oleh kedua sistem ekonomi tersebut. Kalau konsep
ekonomi konvensional lebih mengutamakan bunga sebagai keuntungannya, berbeda dengan
konsep ekonomi syariah yang lebih mengutamakan sistem bagi hasil.  Ekonomi islam dapat
memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakatnya, memberikan keadilan, kebersamaan,
kekeluargaan dan transparan untuk setiap pelakunya.
Manfaat dari sistem ekonomi syariah yaitu sistem ini dapat menumbuhkan rasa
kekeluargaan, kebersamaan, menghapus kemiskinan, mendapatkan keadilan, tidak
menguntungkan seseorang, transparan dan dapat memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi
masyarakat  baik muslim maupun non-muslim.
Konsep ekonomi syariah selalu mengedepankan kejujuran, transparasi dan keadilan
yang membuat sistem ini tumbuh pesat.  Perekonomian dengan menggunakan sistem
ekonomi syariah ini masih di pandang sebelah mata di Indonesia, sesungguhnya sistem ini
bisa menjadikan satu alternatif untuk keluar dari masalah krisis global. Keunggulan-
keunggulan dari sistem ekonomi syariah tersebut dilirik oleh banyak ahli ekonomi di negara-
negara maju seperti negara-negara Eropa. Negara-negara tersebut adalah Inggris, Perancis,
Jerman bahkan negara adidaya, Amerika Serikat. Inggris bahkan sudah mendirikan Unit
Usaha  Syariah (UUS) dan Bank Umum Syariah (BUS). Inggris tercatat sebagai negara yang
memiliki bank syariah terbanyak di antara negara Barat lainnya. Kini, lebih dari 26 bank di
Inggris menawarkan produk keuangan syariah. Saat ini terdapat lima bank murni syariah di
Inggris, sementara 17 bank lainnya seperti Barclays, RBS, dan Lloyds Banking Group telah
memiliki unit usaha syariah.
Aset dari perbankan syariah Inggris telah mencapai 18 miliar dolar AS (12 miliar
pounds) melebihi aset bank syariah seperti di negara-negara Islam seperti, Pakistan,
Bangladesh, Turki, dan Mesir. Jumlah tersebut lebih banyak dibanding negara-negara
lainnya. Hal tersebut menyebabkan Inggris menduduki peringkat delapan dalam aset
perbankan syariah di seluruh dunia.
Perkembangan sistem keuangan Islam di Inggris tidak terlepas dari dukungan
pemerintahannya. Dukungan tersebut diantaranya adalah keleluasaan pajak untuk kredit
rumah dan kemudahan perdagangan sukuk.

Warga Inggris banyak yang memindahkan kredit rumahnya dari bank konvensional ke
bank Syariah dengan alasan mereka tertarik dengan transparansi dan stabilitas perbankan
syariah.
Selain Inggris, Perancis saat ini juga akan mengembangkan ekononomi syariah.
Hadirnya sejumlah investor dari negara-negara Teluk dan Qatar Islamic Bank (QIB)
menandai dimulainya investasi bank syariah di negeri ini. Bank-bank tersebut diantaranya
ialah Qatar Islamic Bank, Kuwait Finance House dan Al Baraka Islamic Bank of Bahrain.
Hal ini juga tidak terlepas dari peran pemerintah Perancis yang sangat menyetujui bahkan
bersedia untuk membuat penyesuaian peraturan hukum untuk perbankan syariah.
Negara adidaya Amerika Serikat pun, setelah mengetahui keunggulan dari Bank
Syariah juga mulai melirik prinsip kerja dari sistem keuangan Islam ini.  Penerapan prinsip
syariah ini diterapkan di sebuah bank kecil di Michigan, AS bernama University Islamic
Financial. University Islamic Financial memiliki dua tipe pembiayaan, yaitu penjualan
dengan cicilan dan sewa. Upah yang didapat dari pembiayaan tersebut sebanding dengan
pembayaran bunga pada pinjaman tradisional.
Itulah kebaikan dari sistem keuangan Islam. Suatu sistem yang diberikan dan diridhoi
Ilahi, Allah SWT, yang memberi kemaslahatan bagi umat manusia di Bumi ini. Sistem yang
menyelamatkan masalah keuangan dunia dari krisis global. Inilah jawabannya, dengan
menerapkan sistem keuangan Syariah. Semoga sistem keuangan ini terus berkembang dan
menjadi sistem keuangan dunia.
d.      Bentu-Bentuk Sistem Ekonomi Syariah
1.       Cara Pemilikan Harta Dalam Islam (Al-Milkiyah)
Sistem Ekonomi Islam berbeza sama sekali dengan sistem ekonomi kufur buatan manusia.
Sistem ekonomi Islam adalah sempurna kerana berasal dari wahyu, dan dari segi pemilikan,
ia menerangkan kepada kita bahawa terdapat tiga jenis pemilikan:-
 Hak Milik Umum: meliputi mineral-mineral dalam bentuk pepejal, cecair dan gas
termasuk petroleum, besi, tembaga, emas dan sebagainya yang didapati sama ada di
dalam perut bumi atau di atasnya, termasuk juga segala bentuk tenaga dan intensif tenaga
serta industri-industri berat. Semua ini merupakan hak milik umum dan wajib diuruskan
(dikelola) oleh Daulah Islamiyah(negara) manakala manfaatnya wajib dikembalikan kepada
rakyat
 Hak Milik Negara meliputi segala bentuk bayaran yang dipungut oleh negara secara syar’ie
dari warganegara, bersama dengan perolehan dari pertanian, perdagangan dan
aktiviti industri, di luar dari lingkungan pemilikan umum di atas. Negara membelanjakan
perolehan tersebut untuk kemaslahatan negara dan rakyat
 Hak Milik Individu: selain dari kedua jenis pemilikan di atas, harta-harta lain boleh dimiliki
oleh individu secara syar’ie dan setiap individu itu perlu membelanjakannya secara syar’ie
juga.
2.       Cara Pengelolaan Kepemilikan (At-Tasharruf Fi Al Milkiyah)
Secara dasarnya, pengelolaan kepemilikan harta kekayaan yang telah dimiliki mencakup dua
kegiatan, iaitu:-.

1) Pembelanjaan Harta (Infaqul Mal)

Pembelanjaan harta (infaqul mal) adalah pemberian harta kekayaan yang telah dimiliki.
Dalam pembelanjaan harta milik individu yang ada, Islam memberikan tuntunan bahawa
harta tersebut haruslah dimanfaatkan untuk nafkah wajibseperti nafkah keluarga, infak fi
sabilillah, membayar zakat, dan lain-lain. Kemudian nafkah sunnah seperti sedekah, hadiah
dan lain-lain. Baru kemudian dimanfaatkan untuk hal-hal yang mubah(harus). Dan
hendaknya harta tersebut tidak dimanfaatkan untuk sesuatu yang terlarang seperti untuk
membeli barang-barang yang haram seperti minuman keras, babi, dan lain-lain.

2) Pengembangan Harta (Tanmiyatul Mal)


Pengembangan harta (tanmiyatul mal) adalah kegiatan memperbanyak jumlah harta yang
telah dimiliki. Seorang muslim yang ingin mengembangkan harta yang telah dimiliki, wajib
terikat dengan ketentuan Islam berkaitan dengan pengembangan harta. Secara umum Islam
telah memberikan tuntunan pengembangan harta melalui cara-cara yang sah seperti jual-beli,
kerja sama syirkah yang Islami dalam bidang pertanian, perindustrian, maupun perdagangan.
Selain Islam juga melarang pengembangan harta yang terlarang seperti dengan jalan aktiviti
riba, judi, serta aktiviti terlarang lainnya.
Pengelolaan kepemilikan yang berhubungan dengan kepemilikan umum itu adalah
hak negara (Daulah Islamiyah), kerana negara (Daulah Islamiyah) adalah wakil ummat.
Meskipun menyerahkan kepada negara (Daulah Islamiyah) untuk mengelolanya, namun
Allah SWT telah melarang negara (Daulah Islamiyah) untuk mengelola kepemilikan umum
tersebut dengan jalan menyerahkan penguasaannya kepada orang tertentu. Sementara
mengelola dengan selain dengan cara tersebut diperbolehkan, asal tetap berpijak kepada
hukum-hukum yang telah dijelaskan oleh syara'.
Adapun pengelolaan kepemilikan yang berhubungan dengan kepemilikan negara
(Daulah Islamiyah) dan kepemilikan individu, nampak jelas dalam hukum-hukum baitul mal
serta hukum-hukum muamalah, seperti jual-beli, gadai (rahn), dan sebagainya. As Syari' juga
telah memperbolehkan negara (Daulah Islamiyah) dan individu untuk mengelola masing-
masing kepemilikannya, dengan cara tukar menukar (mubadalah) atau diberikan untuk orang
tertentu ataupun dengan cara lain, asal tetap berpijak kepada hukum-hukum yang telah
dijelaskan oleh syara’.
3.      Cara Edaran Kekayaan Di Tengah Masyarakat (Tauzi'ul Tsarwah Tayna An-Naas)
Kerana edaran harta kekayaan termasuk masalah yang sangat penting, maka Islam
memberikan juga berbagai ketentuan yang berkaitan dengan hal ini. Mekanisme edaran harta
kekayaan terwujud dalam hukum syara’ yang ditetapkan untuk menjamin pemenuhan barang
dan perkhidmatan bagi setiap individu rakyat. Mekanisme ini dilakukan dengan mengikuti
ketentuan sebab-sebab kepemilikan (contohnya, bekerja) serta akad-akad muamalah yang
wajar (contohnya jual-beli dan ijarah).
Namun demikian, perbezaan potensi individu dalam masalah kemampuan dan
pemenuhan terhadap suatu keperluan, boleh menyebabkan perbezaan edaran harta kekayaan
tersebut di antara mereka. Selain itu perbezaan antara masing-masing individu mungkin saja
menyebabkan terjadinya kesalahan dalam edaran harta kekayaan. Kemudian kesalahan
tersebut akan membawa hanya harta kekayaan teredar kepada segelintir orang saja, sementara
yang lain kekurangan, sebagaimana yang terjadi akibat penimbunan harta, seperti emas dan
perak.
Oleh kerana itu, syara' melarang berputarnya kekayaan hanya di antara orang-orang
kaya namun mewajibkan perputaran tersebut terjadi di antara semua orang. Allah SWT
berfirman :
"Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu." (QS.
Al-Hasyr : 7)
Di samping itu syara' juga telah mengharamkan penimbunan emas dan perak (harta
kekayaan) meskipun zakatnya tetap dikeluarkan. Dalam hal ini Allah SWT berfirman :
"Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan
Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahawa mereka akan mendapat) siksa yang
pedih."(QS. At-Taubah : 34)

BAB III
PENUTUP

a.    Simpulan

Krisis ekonomi global kini mulai mengancam banyak negara di duniaPenerapan


ekonomi syariah ini tidak hanya di terapkan di negara-negara yang mayoritas penduduknya
memeluk agama islam saja. Tetapi penerapan ekonomi syariah ini juga sudah mulai di lirik
oleh beberapa negara yang mayoritas penduduknya adalan non-muslim. Sebenarnya mereka
lebih mengutamakan manfaat dari penggunaan sistem ekonomi syariahnya dari pada
agamanya.

Kelebihan yang dapat di ambil dari sistem ekonomi syariah yaitu sistem ini dapat
menumbuhkan rasa kekeluargaan, kebersamaan, menghapus kemiskinan, mendapatkan
keadilan, tidak menguntungkan seseorang, transparan dan dapat memberikan manfaat dan
kesejahteraan bagi masyarakat  baik muslim maupun non-muslim.  Hanya saja kekurangan
dari ekonomi syariah yang ada di Indonesia adalah belum adanya payung hukum untuk
perlindungannya.

Konsep ekonomi syariah selalu mengedepankan kejujuran, transparasi dan keadilan


yang membuat sistem ini tumbuh pesat.  Perekonomian dengan menggunakan sistem
ekonomi syariah ini masih di pandang sebelah mata di Indonesia, sesungguhnya sistem ini
bisa menjadikan satu alternatif untuk keluar dari masalah krisis global.

b.    Saran
Sebaiknya menjadikan Nabi Muhammad SAW teladan dalam melakukan suatu
usaha.Tidak keluar dalam jalur peratutan al-Qur’an dan Hadits sebagai dasar dari sistem
ekonomi islam dalam menjalankan kegiatan ekonomi.
Dalam melakukan suatu usaha hendaknya menyadari akan kewajiban mengeluarkan
zakat dan selalu berpegang kepada prinsip bahwa segala sesuatu ataupun kekayaan di muka
bumi ini hanyalah milik Allah SWT, sehingga sudah sepantasya manusia tidak bersikap
individualistik dalam mengelola hartanya.

DAFTAR PUSTAKA

http://riyanapamungkas171.blogspot.co.id/2012/11/katapengantar-assalamualaikum-wr.html\

Anda mungkin juga menyukai