Anda di halaman 1dari 36

SOSIALISASI PENGELOLAAN

LIMBAH B3 DAN LIMBAH NONB3


DALAM PP 22 / 2021

Sayid Muhadhar,
Sekretaris Direktorat Jenderal PSLB3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

pslb3.menlhk.go.id ditjen.pslb3_klhk DITJEN PSLB3 KLHK


LATAR BELAKANG
UU 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja:
memperpendek birokrasi perizinan dengan tujuan mempermudah proses investasi tanpa
mengurangi fungsinya perlindungan lingkungan
(Integrasi Izin Lingkungan kedalam Perizinan Berusaha)

¤ PP 5 / 2021 ¤ PP 22 / 2021

Tentang Penyelenggaraan Perizinan Tentang Penyelenggaraan dan


Berusaha Berbasis Risiko Perlindungan Lingkungan Hidup

MELINDUNGI KUALITAS LINGKUNGAN DAN MEMPERMUDAH KEGIATAN BERUSAHA


LATAR BELAKANG
UU 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja:

¤ memperpendek birokrasi perizinan ¤ memperkuat penegakan hukum

Dalam UU 32/2009 Menjadi 3 tahapan : Jika ada


ada 4 tahapan : 1. Proses Dokumen pelangaran,
yang akan Jika ada
1. Proses Dokumen lingkungan pelanggaran, yang
terkena adalah
lingkungan (Amdal, akan terkena
Izin Lingkungan.
(Amdal, UKL/UPL) menjadi UKL/UPL) menjadi konsekuensi adalah
Selama Izin
2. Persetujuan 2. Persetujuan Usaha tdk Izin utamanya yaitu
Lingkungan Perizinan Berusaha
Lingkungan dicabut, maka
3. Izin Lingkungan 3. Perizinan kegiatan dapat
4. Izin Usaha tetap berjalan
Berusaha

MELINDUNGI KUALITAS LINGKUNGAN DAN MEMPERMUDAH KEGIATAN BERUSAHA


PP 5/2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
dan PP 22/2021 tentang Penyelenggaraan dan Perlindungan Lingkungan Hidup

RENDAH

MENENGAH RENDAH Non KBLI untuk PengajuanPerizinan


penghasil LB3 Berusaha

SYARAT :
MENENGAH TINGGI ü Persetujuan Lingkungan (PL) *
ü Surat Persetujuan Operasional (SLO) *
KBLI ü Standart Teknis (sesuai kegiatannya)
TINGGI

ü Pengumpulan Diatur dalam PP 22 / 2021


ü Pemanfaatan
ü Pengolahan
ü Penimbunan

Diatur dalam PP 5 / 2021


PP 22 / 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (P3LH)
Bab VII. Pengelolaan Limbah B3 dan
Pengelolaan Limbah nonB3
Struktur dan Sistematika Pengaturan dalam PP

Bab II Bab III Bab IV


Bab I Persetujuan Perlindungan dan Perlindungan dan
Ketentuan Umum Lingkungan Pengelolaan Mutu Pengelolaan Mutu
(11 Bagian) Air Udara
(Psl. 1 - 2)
(Psl. 3 - 106) (Psl.107 - 162) (Psl.163 - 219)

Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII


Perlindungan dan Pengendalian
Pengelolaan Mutu Pengelolaan Limbah Dana Penjaminan
Kerusakan B3 & Limbah nonB3 utk Pemulihan LH
Laut Lingkungan Hidup
(Psl. 274 - 470) (Psl. 471 - 479)
(Psl. 220 - 271) (Psl. 272 - 273)

Bab IX Bab X Bab XI


Bab XII
Sistem Informasi Pembinaan dan Pengenaan Sanksi
Lingkungan Hidup Pengawasan Administrasi Ketentuan Peralihan
(Psl. 480 - 489) (Psl. 490 - 504) (Psl. 505 - 526) (Psl. 527)

Bab XIII
Ketentuan Penutup
(Psl. 528 - 534)
UU 11/2020 merubah beberapa pasal
dalam UU 32/2009 (terkait Pengelolaan Limbah B3)
Pasal 22 UU 11/2020 , merubah beberapa pasal dalam UU 32 Tahun 2009 yang terkait
dengan Perizinan Berusaha, antara lain ketentuan Pasal 59 dan Pasal 61

¤ Pasal 59 ayat (4) dan ayat (5): ¤ Pasal 61 ayat (1) dan ayat (3):

(4) Pengelolaan Limbah B3 wajib (1)Dumping sebagaimana dimaksud


mendapat Perizinan Berusaha, atau dalam Pasal 60 hanya dapat
persetujuan Pemerintah Pusat atau dilakukan dengan persetujuan dari
Pemerintah Daerah Pemerintah Pusat

(5) Pemerintah Pusat atau Pemerintah (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai
Daerah wajib mencantumkan tata cara dan persyaratan dumping
persyaratan lingkungan hidup yang limbah atau bahan diatur dalam
harus dipenuhi dan kewajiban yang Peraturan Pemerintah
harus dipatuhi pengelola Limbah B3
dalam Perizinan Berusaha, atau
persetujuan Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah

Pasal 185 huruf b, UU 11/2020, peraturan pelaksanaan dari UU yang telah diubah oleh UU
CK tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan wajib disesuaikan paling lama 3 bulan
BAB VII
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun, Dan Pengelolaan Limbah
nonBahan Berbahaya Dan Beracun

Terdiri dari :
196 Ps (Pasal 274 – 470)
Lampiran : IX, X, XI, XII, XIV

Ruang Lingkup:
1. Pengelolaan Limbah B3 (Pasal 274-449)
2. Pengelolaan Limbah nonB3 (Pasal 450-470)
PRINSIP PERUBAHAN
dari PP 101 / 2014 à PP 22 / 2021

“Frasa”
berubah
IZIN
PENGELOLAAN PERSETUJUAN TEKNIS
LIMBAH B3 PENGELOLAAN LIMBAH B3

IZIN PERSETUJUAN LINGKUNGAN


LINGKUNGAN

KEWAJIBAN PELAPORAN,
PERSETUJUAN DAN DILAKUKAN POST AUDIT
UJI COBA (setelah Pertek PLB3 terbit)
PRINSIP PERUBAHAN
dari PP 101 / 2014 à PP 22 / 2021

Penyimpanan -TPS Limbah B3


TERINTEGRASI dengan Persetujuan
Lingkungan
Pemohon yang belum memiliki fasilitas dan/atau
melakukan uji coba pemanfaatan/pengolahan
Limbah B3, setelah mendapat Persetujuan Teknis
dilakukan prosedur/mekanisme verifikasi.

Jika verifikasi memenuhi diterbitkan Surat Persetujuan


Persetujuan Teknis Operasional (SLO) kegiatan.

Jika verifikasi tidak memenuhi diterbitkan surat


Persetujuan Teknis penghentian sementara
PRINSIP PERUBAHAN
dari PP 101 / 2014 à PP 22 / 2021

“Dumping”
ü Dumping hanya bisa dilakukan oleh yang Penghasil
Limbah B3.
ü Dumping membutuhkan Persetujuan dari Pemerintah
Pusat. (bukan Persetujuan Teknis, sesuai Pasal 22 angka
21 UUCK yang mengubah Pasal 61 UU 32/2009).

“Landfill”
Khusus fasilitas Penimbusan Akhir (Landfill), verifikasi
dilakukan melalui tiga tahapan:
① penentuan lokasi (syarat permeabilitas tanah
sesuai dengan kelas Landfill);
② pembangunan fasilitas Penimbusan Akhir (sesuai
dengan kelas Landfill); dan
③ operasional Penimbunan (tes kebocoran/leak
inspection).
LIMBAH
Setiap Orang yang
menghasilkan Limbah wajib
melakukan pengelolaan
limbah yang dihasilkannya.

Limbah B3
pada daftar
Lampiran IX
Pengelolaan Limbah B3
• Memerlukan
Persetujuan Teknis Pengelolaan Limbah
• Pertek terintegrasi nonB3 Limbah nonB3 pada Limbah nonB3 dari
dengan • Tidak memerlukan Lampiran XIV Pengecualian
Persetujuan Persetujuan Teknis (9 Jenis Limbah) yang Limbah B3
Lingkungan • Standar pengelolaan semula Limbah B3 per Pelaku Usaha
tercantum dalam Spesifik Khusus) (Uji Karakteristik)
Persetujuan
Lingkungan/SK
Pengecualian Menteri
Berdasarkan Undang-undang Cipta Kerja,
Untuk Melindungi Kualitas Lingkungan Dan
Prinsip Mempermudah Kegiatan Berusaha
Perubahan

IZIN PLB3 PEMENUHAN


Diintegrasikan
Surat KOMITMEN
PERSETUJUAN PERIZINAN Kelayakan
Diganti : PERSETUJUAN
LINGKUNGAN BERUSAHA Operasional TEKNIS
Persetujuan Teknis,
dan
Persetujuan dari PENGAWASAN
Verifikasi /
Pemerintah Pusat
(untuk kegiatan Dumping )
Pembinaan

NON JASA/
PENGHASIL LB3
(KBLI mengikuti kegiatan induk)
PERSYARATAN
Persetujuan Teknis untuk kegiatan
PERMOHONAN penghasil LB3 mencakup: pengolahan;
PERSETUJUAN pemanfaatan; penimbunan; dan
TEKNIS dumping LB3.
Izin usaha di
JASA PLB3
(KBLI – Bidang usaha Menteri LHK
pengolahan LB3)

*KBLI: Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia


PENGELOLAAN LIMBAH B3
a. penetapan Limbah B3;
b. Pengurangan Limbah B3;
c. Penyimpanan Limbah B3;
d. Pengumpulan Limbah B3;
e. Pengangkutan Limbah B3;

Ruang Lingkup f.
g.
Pemanfaatan Limbah B3;
Pengolahan Limbah B3;
Pengelolaan h. Penimbunan Limbah B3;

Limbah B3 i.
j.
Dumping (Pembuangan) Limbah B3;
pengecualian Limbah B3;
(Pasal 274 – 449) k. perpindahan lintas batas Limbah B3;
l. Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau
Kerusakan Lingkungan Hidup dan Pemulihan Fungsi
Lingkungan Hidup;
m. Sistem Tanggap Darurat dalam Pengelolaan Limbah B3;
dan
n. pembiayaan.
PENETAPAN LIMBAH B3
Dalam hal terdapat Limbah
di luar daftar Limbah B3
sebagaimana tercantum Memenuhi
+
dalam Lampiran IX karakteristik
LB3
PEMERINTAH

Melakukan Uji Tidak


Karakteristik Limbah B3 memenuhi
meliputi: Karakteristik

+
a. mudah meledak; karakteristik
b. mudah menyala; LB3
c. reaktif;
d. infeksius;
e. korosif; dan/atau
f. beracun.
Limbah nonB3 :
slag besi, slag nikel, dan FABA
PEMERINTAH data + referensi (fly ash bottom ash) dari PLTU
PENGURANGAN LIMBAH B3
Pengurangan Limbah B3 dilakukan melalui:
pemilihan bahan baku dan/atau bahan penolong yang
SUBSTITUSI BAHAN, semula mengandung B3 digantikan dengan bahan baku
dan/atau bahan penolong yang tidak mengandung B3

MODIFIKASI PROSES, pemilihan dan penerapan proses produksi yang lebih efisien

MENGGUNAKAN
TEKNOLOGI RAMAH
LINGKUNGAN

Laporan mengenai
pelaksanaan Pengurangan
Limbah B3. WAJIB
disampaikan secara tertulis
PENYIMPANAN LIMBAH B3

Kedepan, Selama ini


tidak ada lagi Kewenangan izin
izin TPS LB3 TPS LB3 ada di
Izin TPS LB3 di Kab/Kota
integrasikan ke berdiri sendiri
dalam NIB atau
dokumen Amdal,
UKL-UPL
Cukup dengan
(tergantung risiko
Pelaku Usaha). memenuhi
persyaratan &
ketentuan teknis
TPS LB3 yg
ditetapkan

Perubahan
Bila terjadi Dokumen
perubahan karena Amdal, UKL-UPL,
pengembangan atau disesuaikan
kegiatan dengan peraturan
PROSES PERMOHONAN PERSETUJUAN TEKNIS UNTUK
JASA PENGELOLAAN LIMBAH B3
Menteri LHK, Gubernur Menyampaikan Lapora
(untuk Pengumpulan Skala VALIDASI Menteri LHK
Pembangunan Fasilitas dan
Provinsi); dan Bupati/ 2 hari Uji Coba
WaliKota (untuk
Pengumpulan Skala
Kabupaten/Kota). Proses pembangunan
fasilitas Pengelolaan
Limbah B3 atau Uji Coba
oleh Penghasil Limbah B3
VERIFIKASI
10 Hari
Terbit Perizinan Berusaha Menteri,
Mengajukan Permohonan Tidak: Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai

Ya/Sesuai
Disertai alasan kewenangan penerbitan Perizinan

Tidak
Persetujuan Teknis:
penolakan. Berusaha sesuai sektor
VERIFIKASI
1. Pengumpulan Limbah B3; (Lihat RPP NSPK)
7 Hari
2. Pengolahan Limbah B3,
3. Pemanfaatan Limbah B3,
4. Penimbunan Limbah B3. Ya Terbit Persetujuan Lingkungan
Penerbitan SLO
Proses Penerbitan oleh Menteri
7 Hari 7 Hari

PERTEK Penanggung jawab Usaha/Kegiatan


diterbitkan mengajukan permohonan Uji AMDAL
atau pemeriksaan formular UKL-UPL, Penyampaian
Pemohon/ Menteri,
kepada Menteri. (Salah satunya surat agar
Jasa Pengelola Gubernur, atau
menguji Rincian Teknis Penyimpanan merubah
Limbah B3 Bupati /
Limbah B3) pertek. 7 Hari.
WaliKota.
PROSES PERMOHONAN PERSETUJUAN TEKNIS UNTUK
PENGHASIL LIMBAH B3
VALIDASI Penerbitan Ya/Sesuai Tidak Penyampaian
Menteri LHK VERIFIKASI Surat agar
2 hari SLO
10 Hari Merubah
PerTek

7 Hari Menyampaikan Laporan


Pembangunan Fasilitas 7 Hari
dan Uji Coba

VERIFIKASI
7 Hari Tidak Proses pembangunan fasilitas
Pengelolaan Limbah B3 atau Uji
Coba oleh Penghasil Limbah B3
Ya

Menteri menerbitkan Menolak permohonan


Terbit Perizinan Berusaha Menteri, Gubernur,
Persetujuan Teknis Persetujuan Teknis.
atau Bupati/Walikota sesuai kewenangan
Pengelolaan Limbah B3 7 hari
penerbitan Perizinan Berusaha sesuai sektor
7 hari (Lihat RPP NSPK)

Pengajuan Uji Kelayakan AMDAL atau Pemeriksaan


Formulir UKL-UPL, kepada Menteri, Gubernur, atau Terbit Persetujuan Lingkungan
Bupati/Walikota sesuai kewenangan penerbitan oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota
Pemohon/ Perizinan Berusaha sesuai sektor sesuai kewenangan penerbitan Perizinan
Penghasil (Salah satunya menguji Rincian Teknis Penyimpanan Berusaha sesuai sektor
Limbah B3 Limbah B3) (Lihat RPP NSPK)
Kedudukan Persetujuan Teknis (Pertek) dalam Persetujuan Lingkungan

Penilaian Administratif Penilaian Substantif

Menteri Bupati/
Gubernur
LHK Wali Kota
Kewenangan Penerbitan
“Pertek”

Pemerintah Pemerintah
Pusat Daerah
(Provinsi, Kabupaten, Kota)
1. Menteri: Pengumpulan LB3 1. Gubernur: Pengumpulan
skala nasional; LB3 skala provinsi; dan
2. Pemanfaatan LB3; 2. Bupati/Walikota:
3. Pengolahan LB3; Pengumpulan LB3 skala
4. Penimbunan LB3; dan Kab./Kota.
5. Dumping LB3.
>> Ps. 34
PENGELOLAAN LIMBAH Non-B3
a. pengurangan Limbah nonB3;
b. penyimpanan Limbah nonB3;
c. pemanfaatan Limbah nonB3;
d. penimbunan Limbah nonB3;
Ruang Lingkup
Pengelolaan e. perpindahan lintas batas Limbah
nonB3;
Limbah nonB3 f. penanggulangan Pencemaran
(Pasal 450 – 470) Lingkungan Hidup dan/atau
Kerusakan Lingkungan Hidup dan
Pemulihan Fungsi Lingkungan
Hidup; dan
g. pelaporan.
Pengelolaan Limbah nonB3
Pengelolaan Limbah nonB3 dilakukan terhadap :
termuat dalam daftar Limbah nonB3 yang Sesuai persyaratan teknis
ü Limbah nonB3 TERDAFTAR tercantum dalam Lampiran XIV Pengelolaan Limbah nonB3

Limbah B3 yang dikecualikan dari Limbah B3 Sesuai yang tertuang dalam


ü Limbah nonB3 KHUSUS berdasarkan penetapan pengecualian dari penetapan pengecualian
Limbah B30
Pengelolaan Limbah B3 dari sumber spesifik

Rincian pengelolaan Limbah nonB3


Dalam hal pelaksanaan yang termuat dalam Persetujuan
Usaha dan/atau Kegiatan
menghasilkan Limbah nonB3
Lingkungan :
baru yang tidak termuat a. identitas Limbah nonB3;
dalam Persetujuan
b. bentuk Limbah nonB3;
Lingkungan, penghasil
Limbah nonB3 melakukan c. sumber Limbah nonB3;
perubahan Persetujuan d. jumlah Limbah nonB3 yang dihasilkan setiap bulan; dan
Lingkungan e. jenis pengelolaan Limbah nonB3.
Pengelolaan 1. pengurangan Limbah nonB3; DILARANG melakukan
Limbah 2. penyimpanan Limbah nonB3; a. Dumping (pembuangan)
nonB3 3. pemanfaatan Limbah nonB3; Limbah nonB3 tanpa Persetujuan
MELIPUTI : 4. penimbunan Limbah nonB3; dari Pemerintah Pusat;
terhadap 5. perpindahan lintas batas Limbah
Limbah b. pembakaran secara terbuka
nonB3; (open burning);
nonB3 6. Penanggulangan Pencemaran c. pencampuran Limbah nonB3
terdaftar Lingkungan Hidup dan/atau dengan Limbah B3; dan
Kerusakan Lingkungan Hidup d. melakukan penimbunan Limbah
dan pemulihan fungsi nonB3 di fasilitas tempat
Lingkungan Hidup; dan pemrosesan akhir.
7. pelaporan.

Setiap Orang yang menghasilkan Limbah nonB3, yang melakukan Pencemaran Lingkungan Hidup
dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup wajib melaksanakan:
Ø Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup; dan
Ø pemulihan fungsi Lingkungan Hidup.
PENGELOLAAN LIMBAH NON B3
PENGHASIL

Pengajuan
PL Pengajuan Uji AMDAL atau UKL-UPL,
kepada Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangan
penerbitan Perizinan Berusaha sesuai Terbit Perizinan Berusaha
sektor
oleh Menteri, Gubernur, atau
(Salah satunya menguji Rincian Bupati/Walikota sesuai kewenangan
Pengelolaan Limbah nonB3: penerbitan Perizinan Berusaha
1. Pengurangan Limbah nonB3 sesuai sektor (Lihat RPP NSPK)
2. Penyimpanan Limbah nonB3
OSS 3. Pemanfaatan Limbah nonB3
4. Penimbunan Limbah nonB3

Terbit Persetujuan Lingkungan


oleh Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangan
penerbitan Perizinan Berusaha sesuai
sektor (Lihat RPP NSPK)

Penghasil
Limbah B3
Kode Jenis Limbah Sumber Limbah nonB3
Limbah nonB3

N101 Slag Besi/Baja Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
(Steel Slag)

Daftar N102 Slag nikel (slag Proses peleburan bijih nikel, yang menggunakan
Limbah nickel) teknologi selain teknologi induction furnace atau kupola.
nonB3 N103 Mill scale Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
(Lampiran XIV) dengan menggunakan teknologi selain teknologi
induction furnace/kupola
N104 Debu EAF Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
dengan menggunakan teknologi electric arc furnace
(EAF)
N105 PS ball Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
dengan menggunakan teknologi selain teknologi
induction furnace atau kupola.
N106 Fly ash Proses pembakaran batubara pada fasilitas
pembangkitan listrik tenaga uap PLTU, atau dari kegiatan
lain yang menggunakan teknologi selain stoker Boiler

N107 Bottom ash Proses pembakaran batubara pada fasilitas PLTU, atau
dari kegiatan lain yang menggunakan teknologi selain
stoker Boiler
N108 Spent bleaching Proses industri oleochemical dan/atau pengolahan
earth minyak hewani atau nabati yang menghasilkan SBE hasil
ekstraksi dengan kandungan minyak di bawah 3 %

N109 Pasir foundry (sand Proses casting logam dengan penggunaan pelarut
foundry) dengan titik nyala diatas 600C
KETENTUAN PERALIHAN

ü izin lingkungan, izin Perlindungan dan ü penilaian Amdal, atau pemeriksaan


Pengelolaan Lingkungan Hidup, Surat Formulir UKL-UPL dan pengajuan izin
Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup, Perlindungan dan Pengelolaan
rekomendasi UKL-UPL, atau dokumen Lingkungan Hidup yang sedang
Lingkungan Hidup yang telah mendapat dalam proses, dilanjutkan sampai
persetujuan sebelum berlakunya dengan terbitnya Persetujuan
Peraturan Pemerintah ini, dinyatakan Lingkungan;
tetap berlaku dan menjadi persyaratan
serta termuat dalam Perizinan Berusaha
atau Persetujuan Pemerintah;
Sistem Informasi Pengelolaan Lingkungan Hidup

q Menteri, gubernur, atau bupati/wali Sistem informasi pelaporan Persetujuan Lingkungan


kota sesuai dengan kewenangannya Diterapkan kepada Setiap penanggungjawab
menyediakan informasi melalui Sistem Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki
Informasi Lingkungan Hidup; Amdal atau UKL-UPL.

q Sistem Informasi Lingkungan Hidup Laporan yang disampaikan meliputi :


sebagaimana dimaksud pada ayat a. pengendalian Pencemaran Air;
(1) dikembangkan terintegrasi secara b. pengendalian Pencemaran Udara;
elektronik yang terdiri atas sistem c. pengelolaan Limbah B3;
informasi : d. pengendalian kerusakan lingkungan; dan
a. dokumen Lingkungan Hidup; e. substansi lainnya sesuai dengan ketentuan
b. pelaporan Persetujuan peraturan perundang-undangan.
Lingkungan;
c. status Lingkungan Hidup;
d. Pengelolaan Limbah B3;
e. peta rawan lingkungan; paling sedikit meliputi informasi pelaksanaan
f. pengawasan dan penerapan Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan:
Sanksi Administratif; dan ① kinerja Pengelolaan Limbah B3;
g. informasi Lingkungan Hidup ② penanggulangan kedaruratan Limbah
B3 dan Limbah nonB3; dan
lainnya.
③ pemulihan fungsi Lingkungan Hidup
akibat terkontaminasi Limbah B3.
Pembinaan & Pengawasan
Menteri melakukan pembinaan kepada : PEMBINAAN dilakukan terkait :
a. gubernur;
a. Perizinan Berusaha dan Persetujuan
b. Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup; Pemerintah;
c. pejabat pengendali Dampak Lingkungan; b. Perlindungan dan Pengelolaan Mutu
Air;
d. penyuluh Lingkungan Hidup;
c. Perlindungan dan Pengelolaan Mutu
e. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup; Udara;
d. Pengendalian Pencemaran dan
f. lembaga sertifikasi kompetensi Amdal; Kerusakan Laut;
g. lembaga pelatihan kompetensi Amdal; e. Pengelolaan Limbah B3; dan/atau
f. muatan teknis lainnya sesuai dengan
h. lembaga penyedia jasa penyusunan
ketentuan peraturan perundangan.
dokumen Amdal;
i. penyusun Amdal perorangan;
j. penanggung jawab Usaha dan/atau
Kegiatan; dan/atau
k. masyarakat.
Pembinaan
Pembinaan dilakukan melalui
a. pemberian norma, standar, prosedur,
dan kriteria;
b. evaluasi kinerja Pemerintah Daerah; Penghargaan diberikan kepada :
c. evaluasi kinerja penanggung jawab
a. penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan
Usaha dan/atau Kegiatan;
melalui Program Penilaian Peringkat Kinerja
d. diseminasi peraturan perundang-
undangan; Perusahaan dalam pengelolaan Lingkungan Hidup;
b. pemerintah kabupaten/kota melalui Program
e. bimbingan teknis;
Adipura;
f. pendidikan dan pelatihan;
c. individu dan kelompok/lembaga masyarakat melalui
g. bantuan sarana dan prasarana;
Penghargaan Kalpataru;
h. program percontohan;
i. forum bimbingan dan/atau konsultasi d. sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan
melalui program Adiwiyata; dan/atau
teknis;
e. bentuk penghargaan lain dalam peningkatan
j. penyuluhan;
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
k. penelitian;
l. pengembangan;
m. pemberian penghargaan; dan/atau
n. bentuk lainnya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Pengawasan
“Wajib”
PENGAWASAN
Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota
wajib melakukan pengawasan
terhadap ketaatan penanggung jawab
Usaha dan/atau Kegiatan atas
ketentuan yang ditetapkan dalam
Perizinan Berusaha atau Persetujuan berwenang melakukan pengawasan terhadap
Pemerintah terkait Persetujuan ketaatan penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan
Lingkungan dan peraturan perundang-
undangan di bidang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup a. Perizinan a. Perizinan a. Perizinan Berusaha
Berusaha terkait Berusaha terkait terkait Persetujuan
Persetujuan Persetujuan Lingkungan yang
Pengawasan dilakukan berdasarkan Lingkungan yang Lingkungan yang diterbitkan oleh Pem
norma, standar, prosedur, dan kriteria diterbitkan oleh diterbitkan oleh Kab/Kota; atau
yang ditetapkan oleh Menteri Pemerintah; atau Pem Prov; atau b. Persetujuan
b. Persetujuan b. Persetujuan Pemerintah terkait
Dalam hal Perizinan Berusaha atau Persetujuan Pemerintah Pemerintah terkait Persetujuan
Pemerintah terkait Persetujuan Lingkungan terkait Persetujuan Lingkungan yang
mensyaratkan SLO dan belum diterbitkan, Menteri,
gubernur, atau bupati/wali kota sesuai dengan
Persetujuan Lingkungan yang diterbitkan oleh Pem
kewenangannya melakukan pengawasan Lingkungan yang diterbitkan oleh Kab/Kota.
terhadap kewajiban lainnya dalam diterbitkan oleh Pem Prov.
Persetujuan Lingkungan Pemerintah.
KETENTUAN PENUTUP

ü Pada saat PP ini mulai berlaku,


semua peraturan perundang- ü Pada saat PP ini mulai berlaku PP 101/2014
undangan yang merupakan (Lembaran Negara RI No 5617) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku;
peraturan pelaksanaan dari
PP101/ 2014 tentang ü Seluruh keputusan Sanksi Administratif yang telah
Pengelolaan Limbah Bahan diterbitkan tetap berlaku sampai dengan
Berbahaya dan Beracun dipenuhinya kewajiban pengenaan Sanksi
(Lembaran Negara Republik Administratif; dan
Indonesia Tahun 2014 Nomor
333, Tambahan Lembaran ü Penurunan kandungan hidrokarbon pada Limbah
B3 berupa serbuk bor yang akan di dumping ke
Negara Republik Indonesia laut dari hasil pemboran kegiatan eksplorasi
Nomor 5617), masih tetap dan/atau eksploitasi di laut yang menggunakan
berlaku sepanjang tidak lumpur bor berbahan dasar sintetis (synthetic-
bertentangan atau belum based mud) dari paling tinggi 5% (lima persen)
diganti dengan peraturan yang menjadi 0% (nol persen) dilakukan paling lambat
baru berdasarkan PP ini; sampai dengan 31 Desember 2024.
KETENTUAN PENUTUP

ü Pada saat PP ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan dana penjaminan
untuk pemulihan fungsi Lingkungan Hidup yang telah ada tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini;

ü Dengan mempertimbangkan prioritas nasional, kesiapan kelembagaan, mekanisme


dan sistem pendukung, penerapan kewajiban dana penjaminan untuk pemulihan
fungsi Lingkungan Hidup dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun sejak berlakunya
Peraturan Pemerintah ini;

ü Pada saat PP ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang


mengatur tentang pengawasan dan Sanksi Administratif disesuaikan dengan
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
Terimakasih

pslb3.menlhk.go.id ditjen.pslb3_klhk DITJEN PSLB3 KLHK

Anda mungkin juga menyukai