Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Budaya Organisasi adalah suatu karakteristik yang ada pada sebuah organisasi dan menjadi

pedoman organisasi tersebut sehingga membedakannya dengan organisasi lainnya. Dengan kata lain,
budaya organisasi adalah norma perilaku dan nilai-nilai yang dipahami dan diterima oleh semua anggota
organisasi dan digunakan sebagai dasar dalam aturan perilaku dalam organisasi tersebut.

Budaya organisasi secara sederhana dapat juga diartikan bagaimana segala sesuatu diselesaikan di
tempat tersebut (Deal & Kennedy, 2000). Budaya dalam sebuah organisasi melibatkan sekumpulan
pengalaman, filosofi, pengalaman, ekspektasi dan juga nilai yang terkandung di dalamnya yang nanti
akan tercermin dalam perilaku anggota, mulai dari inner working,interaksi dengan lingkungan di luar
organisasi, sampai ekpsktasi di masa depan.

Beberapa ahli di bidang ilmu sosiologi pernah menjelaskan mengenai defenisi Budaya organisasi,
diantaranya adalah:

1. Susanto

Menurut susanto, pengertian budaya organisasi adalah nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi sumber
daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam
organisasi, dengan begitu masing-masing anggota organisasi wajib memahami nilai-nilai yang ada dan
sebagaimana mereka harus bertingkah laku atau berperilaku.

2. Robbins

Menurut Robbins pengertian budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh
masing-masing anggota yang membedakan sebuah organisasi dengan organisasi yang lain.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budia atau akal),[1] diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa Latin yaitu cultura.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, serta
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Seseorang bisa berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaan di antara mereka, sehingga
membuktikan bahwa budaya bisa dipelajari.[2]

Budaya merupakan suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak
aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosial-budaya ini tersebar dan
meliputi banyak kegiatan sosial manusia.[3]
Pengertian organisasi adalah sebuah wadah untuk sekumpulan orang yang bekerja sama secara rasional
serta sistematis yang terpimpin atau terkendali untuk mencapai tujuan tertentu memanfaatkan sumber
daya yang ada di dalamnya.

Sementara dalam dunia bisnis, organisasi merupakan sekelompok orang yang melakukan kolaborasi
untuk mencapai tujuan secara komersial dengan struktur yang jelas serta memiliki budaya kerja khusus.

Diambil dari berbagai sumber, untuk penjelasan organisasi itu sendiri ada beberapa pengertian
organisasi menurut para ahli.

W.J.S. Poerwadarminta

Pengertian organisasi menurut W.J.S Poerwadarminta yakni organisasi merupakan susunan dan aturan
dari berbagai bagian (orang atau kelompok) sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan tertata.

Janu Murdiyamoko & Citra Handayani

Organisasi merupakan sebuah sistem sosial yang mempunyai identitas kolektif secara tegas, progja yang
jelas, prosedur dan cara kerja, serta daftar anggota yang secara terperinci.

DINAMIKA BUDAYA ORGANISASI


A. Pengertian Budaya Organisasi

Berdarakan pengertian kebudayaan di atas, budaya organisasi itu didasarkan pada suatu konsep
bangunan pada tiga tingkatan, yaitu: Tingkatan Asumsi Dasar (Basic Assumption), kemudian Tingkatan
Nilai (Value), dan Tingkatan Artifact yaitu sesuatu yang ditinggalkan. Tingkatan asumsi dasar itu
merupakan hubungan manusia dengan apa yang ada di lingkungannya, alam, tumbuh-tumbuhan,
binatang, manusia, hubungan itu sendiri, dan hal ini, asumsi dasar bisa diartikan suatu philosophy,
keyakinan, yaitu suatu yang tidak bisa dilihat oleh mata tapi ditanggung bahwa itu ada. Tingkatan yang
berikutnya Value, Value itu dalam hubungannya dengan perbuatan atau tingkah laku, untuk itu, value
itu bisa diukur (ditest) dengan adanya perubahan-perubahan atau dengan melalui konsensus sosial.
Sedangkan artifact adalah sesuatu yang bisa dilihat tetapi sulit untuk ditirukan, bisa dalam bentuk
tehnologi, seni, atau sesuatu yang bisa didengar (Schein, 1991:

Budaya organisasi merupakan bentuk keyakinan, nilai, cara yang bisa dipelajari untuk mengatasi dan
hidup dalam organisasi, budaya organisasi itu cenderung untuk diwujudkan oleh anggota organisasi
(Brown, 1998: 34). Robbins, (2003: 525) menjelaskan bahwa budaya organisasi itu merupakan suatu
system nilai yang dipegang dan dilakukan oleh anggota organisasi, sehingga hal yang sedemikian
tersebut bisa membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Sistem

nilai tersebut dibangun oleh 7 karakteristik sebagai sari (essence) dari budaya organisasi, 7 karakteristik
adalah:

1. Inovasi dan pengambilan risiko (Innovation and risk taking). Tingkatan dimana para karyawan
terdorong untuk berinovasi dan mengambil risiko.

2. Perhatian yang rinci (Attention to detail). Suatu tingkatan dimana para karyawan diharapkan
memperlihatkan kecermatan (precision), analisis dan perhatian kepada rincian.

3. Orientasi hasil (Outcome orientation). Tingkatan dimana manajemen memusatkan perhatian pada
hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil.

4. Orientasi pada manusia (People orientation). Suatu tingkatan dimana keputusan manajemen
memperhitungkan efek hasil – hasil pada orang–orang anggota organisasi itu.

5. Orientasi tim (Team orientation). Suatu tingkatan dimana kegiatan kerja diorganisir di sekitar tim –
tim, bukannya individu – individu.

6. Keagresifan (Aggressiveness). Suatu tingkatan dimana orang – orang (anggota organisasi) itu memiliki
sifat agresif dan kompetitif dan bukannya santai – santai.

7. Stabilitas (Stability). Suatu tingkatan dimana kegiatan organisasi menekankan di pertahankannya


status quo daripada pertumbuhan.
B. Fungsi Budaya Organisasi

Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :

a) Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.

b) Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.

c) Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan diri individual seseorang.

d) Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan
memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.

e) Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk
sikap serta perilaku karyawan.

C. Ciri-ciri Budaya Organisasi

Menurut Robbins (1996:289), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah:

a) Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan
mengambil resiko.

b) Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan,


analisis dan perhatian terhadap detail.

c) Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan
proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.

d) Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang
di dalam organisasi itu.

e) Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu.

f) Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.

g) Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik..


Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh gambaran majemuk
dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang
dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara
para anggota berperilaku.

D. Tipologi Budaya
Menurut Sonnenfeld dari Universitas Emory (Robbins, 1996 :290-291), ada empat tipe budaya organisasi
:

1). Akademi

Perusahaan suka merekrut para lulusan muda universitas, memberi mereka pelatihan istimewa, dan
kemudian mengoperasikan mereka dalam suatu fungsi yang khusus. Perusahaan lebih menyukai
karyawan yang lebih cermat, teliti, dan mendetail dalam menghadapi dan memecahkan suatu masalah.

2). Kelab

Perusahaan lebih condong ke arah orientasi orang dan orientasi tim dimana perusahaan memberi nilai
tinggi pada karyawan yang dapat menyesuaikan diri dalam sistem organisasi. Perusahaan juga menyukai
karyawan yang setia dan mempunyai komitmen yang tinggi serta mengutamakan kerja sama tim.

3). Tim Bisbol

Perusahaan berorientasi bagi para pengambil resiko dan inovator, perusahaan juga berorientasi pada
hasil yang dicapai oleh karyawan, perusahaan juga lebih menyukai karyawan yang agresif. Perusahaan
cenderung untuk mencari orang-orang berbakat dari segala usia dan pengalaman, perusahaan juga
menawarkan insentif finansial yang sangat besar dan kebebasan besar bagi mereka yang sangat
berprestasi.

4). Benteng

Perusahaan condong untuk mempertahankan budaya yang sudah baik. Menurut Sonnenfield banyak
perusahaan tidak dapat dengan rapi dikategorikan dalam salah satu dari empat kategori karena merek
memiliki suatu paduan budaya atau karena perusahaan berada dalam masa peralihan.

Jenis kekuasaan dan keterlibatan individu dalam organisasi dibagi menjadi :

a) Organisasi Koersif, adalah organisasi di mana para anggota organisasi harus mematuhi apapun
peraturan yang diberlakukan.

b) Organisasi Utilitarian, adalah organisasi di mana para anggota diperlakukan secara adil dalam
pekerjaan dan hasil sesuai dengan standart atau ketentuan yang yang disepakati bersama oleh anggota
organisasi.

c) Organisasi Normatif, adalah organisasi di mana para anggota organisasinya memberikan


kontribusi tinggi pada komitmen karena menganggap organisasi adalah sama dengan tujuan diri mereka
sendiri.
E. Unsur-Unsur Budaya Organisasi

1). Asumsi dasar

2). Seperangkat nilai dan Keyakinan yang dianut

3). Pemimpin

4). Pedoman mengatasi masalah

5). Berbagai nilai

6). Pewarisan

7). Acuan prilaku

8). Citra dan Brand yang khas

9). Adaptasi

F. Tipe Budaya organisasi :

1). Budaya Birokrasi

2). Budaya Inovatif

3). Budaya Suporatif

G. Peran Budaya Organisasi

Dari pengertian budaya organisasi di atas, tampak bahwa budaya organisasi memiliki peran yang sangat
strategis untuk mendorong dan meningkatkan efektifitas kinerja organisasi, khususnya kinerja
manajemen dan kinerja ekonomi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Peran budaya
organisasi adalah sebagai alat untuk menentukan arah organisasi, mengarahkan apa yang boleh
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, bagaimana mengalokasikan sumber daya dan mengelola
sumber daya organisasional, dan juga sebagai alat untuk menghadapi masalah dan peluang dari
lingkungan internal dan eksternal.

Anda mungkin juga menyukai