Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI BARANG SWASTA

OLEH:

1. PASTANIA LIN ON (2210010048)

2. MIRA NOFRIANTI SESFAO (2210010049)

3. FIDELIS RAI SESO (2210010091)

4. EKA MIRANDA (2210010058)

5. JONI ABI (2210010016)

6. FANDI YEREMIA PALLO (2210010100)

7. MARIO ALEXANDRO SERAN(2210010089)

8. MICHAEL J.L ROHIMONE (2210010073)

9. KATARINA WEA LOGHO (2210010070)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
pertolongan dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pertumbuhan,
Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan. Ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ekonomika Pembangunan. Terima kasih kepada Ibu Maria Indriyani Hewe Tiwu, SE.,M.Sc
Selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomika Pembangunan karena telah memberi kami tugas
pembuatan makalah ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai materi Pertumbuhan, Kemiskinan dan
Distribusi Pendapatan. Kami juga menyadari dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan
makalah yang kami buat, agar di masa yang akan datang kami dapat membuat lebih baik.Atas
terselesainya makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan memberikan balasan yang jauh lebih baik
dari apa yang kami terima.

Kupang
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

1.1 Latar Belakang............................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

2.1 Barang Swasta............................................................................................

2.2 Efisiensi Konsumen....................................................................................

2.3 Kondisi Pareto Optimum Bagi Konsumen ................................................

2.4 Efisiensi Produsen......................................................................................

2.5 Kriteria Kompensasi...................................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................

3.1 Kesimpulan.................................................................................................

3.2 Saran ..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelum membahas lebih jauh mengenai barang swasta beserta komponen-


komponennya, ada baiknya dibahas dulu hubungan antara mekanisme pasar dalam pemenuhan
berbagai barang dan jasa bagi masyarakat dan hubungnnya dengan efisisensi sumber-
sumberekonomi. Mekanisme pasar, jika memenuhi asumsi asumsinya, terutama adanya
kebebasanberusaha sehingga jumlah penjual menjadi banyak dan jumlah pembelinya juga
banyak, makaakan diperoleh harga yang tepat bagi suatu barang. Harga tersebut tidak terlalu
rendah sehingga penggunaan sumber ekonomi akan menjadi boros, karena memproduk terlalu
banyak. Demikian juga harga tidak terlalu tinggi, sehingga potensi daya beli akan terakumulasi
di tangan penjual,sebagaimana terjadi dalam kasus monopoli. Dalam kasus monopoli harga
ditentukan terlalutinggi, daya beli konsumen akan beralih ke penjual, kemudian monopolis
mencetak barangterlalu sedikit. Beralihnya daya beli konsumen disertai pengurangan kepada
pembelian barangyang lain, di sana barang dan jasa yang ditawarkan tidak terbeli dan terjadilah
kemunduruan,akhirnya terjadi pengangguran atau hilangnya sumber pendapatan

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalahsebagai berikut:

1. Masalah-masalah dalam efisiensi alokasi sumber-sumber ekonomi

2. Pemerintah tidak ikut campur tangan dalam sistem pasar

3. Terjadinya monopoli harga oleh produsen

4. Turunnya/beralihnya daya beli konsumen

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Menjelaskan efisiensi alokasi sumber-sumber ekonomi

2. Menjelaskan peran pemerintah

3. Menjelaskan monopoli harga yang dilakukan produsen

4. Menjelaskan perlakuan konsumen


BAB II

PEMBAHASAN

Mekanisme pasar yang bersaing kompetitif akan menjamin alokasi yang tepat
dariberbagai sumber ekonomi. Alokasi yang tepat tersebut dikatakan sebagai alokasi sumber
yang efisien. Akan tetapi pasar seringkali tidak memenuhi asumsi-asumsinya, antara lain
adanyakebebasasan keluar masuk pasar/kebebasan berusaha sehingga pengusaha akan menjadi
banyak,adanya informasi barang dan jasa yang penuh, misalnya berapa biaya produksi yang
sebenarnya,berapa penjualnya dan seterusnya. Asumsi lainnya bahwa para penjual tidak
melakukan kompromi untuk memperdaya konsumen.

Asumsi mekanisme pasar sebagaimna disebut di atas sering tidak terjadi. Pasar
seringdapat dimainkan oleh aktor-aktor, misalnya, kapan membeli secara besar-besaran
dengandemikian harga akan naik, dan kapan akan menjual secara besar-besaran dan dengan
demikianharga akan turun. Untuk mendorong penanaman produk pertanian para aktor sering
membelidengan harga tinggi, petani sering menanggapinya secara massal, menanam secara
massal dankemudin pada saat panen harga turun. Kebebasan pasar di negara sedang berkembang
untuk mata uang, dan saham-saham sering menjadi sasaran permainana seperi ini (Stiger, 2001;
Susan,1999).

Pasar juga mengasumsikan adanya increasing cost, untuk memproduk yang makinbanyak
biaya biaya akan meningkat. Misalnya ketika kebutuhan pangan hanya 1000 ton makatanah
tanah subur saja yang digunakan. Ketika kebutuhan produksi pangan meningkat menjadi10.000
ton maka tanah-tanah yang tandus juga harus ditanami. Produksi yang terakhir inimemerlukan
biaya makin tinggi. Akan tetapi, karena adanya penemuaan-penemuan baru,menyebabkan biaya
produksi akan makin rendah. Byte dalam komputer biaya persatuannyamakin turun, biaya
software juga makin turun ketika digunakan oleh semakin besar konsumen.Makin besar lagi
konsumen biaya hampir tidak bertambah. Kurva biaya marginal bukannyameningkat tetapi
menurun. Hal ini mengakibatkan tidak pernah bertemunya biaya marginal danharga yang
merupakan syarat keseimbangan di pasar.
Musgrave, meringkas 3 hal sebab-sebab kegagalan pasar.

a. Pasar tidak dapat berfungsi dengan adanya ekternalitas.

Ekternalitas adalah dampak baik positif maupun negatif yang dialami atau diakibatkan oleh
konsumen dan produsen.Produsen yang menghasilkaan limbah beracun, sebenarnyaa untuk
menghasilkanproduknya memiki biaya yang lebih besar dari yang dibukukan. Ikan dan
sawah yangmati milik para petani juga merupakan biaya sosial yang semestinya
diperhitungkan.

b. Pasar hanya merespon permintaan efektif dari hasil distribusi pendapatan yang terjadi.

Distribusi tersebut seringkali tidak sesuai harapan atau tujuan bersama suataumasyarakat, di
mana pendapatan negara terdistribusi secara menceng, misalnya, sedikitorang saja memiliki
kekayaan sampai setengah dari PDB dan sebagian besar rakyatberposisi sebagai petani kecil,
pekerja informal, dan buruh yang miskin.

c. Pasar tidak bekerja otomotais ketika ada pengangguran, inflasi, dan pertumbuhan
ekonomi yang kurang.

hal tersebut memerlukan campur tangan pemerintah untuk melakukan perbaikandistribusi


pendapatan (supaya harta tidak beredar hanya di antar orang
kaya), pemerintah juga dapat mendenda atau mensubsidi adanya eksternalitas yang merugika
n ataumenguntungkan masyarakat. Ketiga Terakhir, pemerintah bisa memainkan
budget yang dimilikinyauntuk mendorong produksi, menurunkan harga, dan sekaligus
mengurangi penganguran. Campur tangan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan seluruh
rakyat inilah ang kemudianmenjadi prnsip welfare state, negara kesejahteraan.

2.1 Barang Swasta

Barang swasta adalah barang yang dapat disediakan melalui sistem pasar padat
menyebapkan alokasi sumber-sumber ekonomi secara efisien. Barang tersebut memiliki ciri
”excludability” dan ”rivalry.” Excludablity adalah prinsip hak milik atau property right , orang
lain yang tidak membayar dapat di exclude atau dikeluarkan dari memilikinya, dan tidak berhak
menjualnya. Rivalry adalah prinsip di mana manfaat diinternalisasi atau dipribadikan. Orang lain
yangikut mengkonsumsi barang tersebut akan mengurangi hak atau manfaat orang pertama.
Sepotongikan yang dibeli di pasar akan berkurang manfaatnya jika orang lain ikut memakannya.

Semua barang yang bersifat swasta yaitu bersifat excludability dan rivarly dapat
disedikan di pasar. Barang-barang ini dapat mewujudkan harga, yaitu, berasal dri tarik
menarik dari kepentingan konsumen dan produsen. Jika barang- barang ini disediakan oleh
banyak produsen maka produsen akan ditekan oleh kompetisi dan menawarkan harga
yang serendahmungkin. Demikianlah ide dari bekerjanya pasar. Harga sudah tepat jika besarnya
sama dengan biaya marginal untuk menghasilkannya. Pada harga itu jumlah yang ingin
diproduksi olehseluruh produsen sama dengan jumlah yang ingin dibeli oleh seluruh konsumen
yang memiliki daya beli.

Barang barang non rival, Jika suatu barang berisfat non rival, maka jika ada orang
lainyang ikut menggunakan barang itu, tidak mengurangi manfaat orang yang pertama.
Contoh,seseorang yang menikmati lampu jalan, tidak berkurang mafaatnya ketika orang lain ikut
menikmatinya, tentu saja asal tidak padat sekali. Orang yang lewat di jalan tidak
berkurangmanfaatnya ketika orang lain juga ikut lewat. Biaya marginal
untuk menyediakan satukonsumen tambahan adalah nol, di mana menurut hukum harga sama
dengan biaya marginal,maka harga di pasar juga nol. Walaupun biaya tmabahan yang diperlukan
untuk bertambahnyasatu konsumen nol, tetapi pengadaan pertamanya tetap memerlukan biaya
yang mungkin besar.Contoh jalan raya dibangun dengan biaya awal yang besar, walaupun tidak
setiap tambahan satuorang lewat perlu disediakan tamabahan biaya.

Dalam pembahasan ini, kita membagi analisis menjadi 2, yaitu efisiensi konsumen dan efisiensi
produsen. Jadi kita anggap bahwa masyarkat dapat dibagi menjadi 2 golongan konsumen dan
golongan produsen.

2.2 Efisiensi Konsumen

Dalam perekonomian yang menggunakan sistem pasar, harga barang dan jasa, upah dan
sebagainya ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Bagi seorang konsumen,permintaannya
akan suatu barang hanya merupakan sebagian kecil dibandingkan dengan permintaan seluruh
konsumen, sehingga ia tidak dapat mempengaruhi tingkat harga suatubarang dengan merubah
permintaannya akan barang tersebut, walaupun konsumen secara berkelompok dapat
mempengaruhi tingkat harga.

Dalam analisa efisiensi konsumen, ada beberapa asumsi yang digunakan untuk mempermudah
analisis, yaitu:

1. Dalam masyarakat hanya ada 2 orang konsumen, A dan B

2. Hanya ada 2 barang swasta yang tersedia,makanan dan pakaian

3. Distribusi pendapatan sudah tertentu.

Setiap konsumen dalam menentuka berapa jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh
harga barang-barang tersebut dan tingkat pendapatannya.

diagram2.1 sebelah kiri menunjukan kurva indeferens bagi Andi sedangkan diagram
sebelah kanan menunjukan hal yang sama bagi Berta. apabila Andi menggunakan seluruh
pendapatannya untuk membeli makanan,,ia akan memperoleh OM o unit makanan. Apabila ia
membeli pakaian dengan seluruh pendapatannya,ia akan memperoleh OP o unit pakaian.Setiap
titik pada garis lurus Po M omenunjukan kombinasi pakaian dan makanan yang dapat diperoleh
dengan pendapatannya.
Jumlah pakaian yang ada dalam perekonomian sebanyak OPa+OPb sedangkanseluruh
makanan yang ada dalam perekonomiseluruhan sebanyak OMa+OMb.

Kurva 2.2 diperoleh dengan membalikan sumbu diagram B pada diagram 2.1.
padadiagram ini berguna untuk menganalisis alokasi makanan dan pakaian yang didapat oleh
masing-masing konsumen. Pada titik T, kurva indeferens A (Ka2) berpotongan dengan kurva
indeferens B (Kb3),dimana individu A memperoleh pakaian sebanyak OaP1 unit sedangkan B
mendapat pakaian sebanyak P1Pe unit. Pada titik T, A mendapat makanan sebanyak OaP2 unit
sedangkan B mendapat makanan sebanyak P2Me unit. Titik T bukan merupakan titik optimum,
sebab dengan mengubah kombinasi makanan dan pakaian, kedua konsumen (A danB) dapat
memperoleh kepuasan yang lebih tinggi. Pada titik D, konsumen A mempunyai lebihsedikit
pakaian dan lebih banyak makanan dibandingkan pada titik T, akan tetapi kepuasan Adi titik D
lebih besar daripada kepuasa A di titik T oleh karena titik D terletak pada kurvaindeferens yang
lebih tinggi (Ka3) dapada titik T yang terletak pada kurva indeverens Ka2.Pada titik D kepuasan
B tidak berubah dibandingkan pada titik T oleh kerena keduatitik tersebut terletak pada kurva
indeferens yang sama (Kb3). Sebaliknya perpindahan posisi darititik T ke titik F menyebabkan
kepuasan B menjadi lebih besar (dari Kb3 ke Kb4) sedangkankepuasan A tidak berubah, tetap
pada kurva indeferens Ka2.
Pada titik Ob alokasi kedua barang juga sangat efisien tetapi distribusi kedua barangtersebut
sangat tidak merata oleh karena konsumen A memiliki semua makanan dan pakaiansedangkan B
tidak mengkonsumsikan apa-apa. Begitu juga pada titik optimum Oa, efisiensialokasi pakaian
dan makanan tercapai,tetapi B memiliki semua pakaian dan makanan yangada sedangkan A tidak
memiliki apa-apa hal ini juga menunjukkan ketidak merataan.

Jadi dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa mekanisme pasar tanpa adanya campurtangan
pemerintah dapat menyebabkan alokasi barang-barang yang efisien diantara parakonsumen akan
tetapi tidak dapat memecahkan masalah distribusi barang yang dianggap adil sehingga
pemerintah harus campur tangan dalam menagani masalah distribusi.

2.3 Kondisi Pareto Optimum Bagi Konsumen

Untuk mengetahui kondisi pareto optimum maka kita harus mengetahu konsep tingkat
pertukanran marginal( TPM). TPM adalah angka yang menunjukkan kesediaan seorang
konsumen untuk menukarkan suatu unit terahkir dari suatu barang untuk mendapatkan beberapa
unit barang lainnya. Setiap konsumen akan selalu menyamakan TPM-nya dengan harga relatif
kedua barang, yaitu pakaian dan makanan. Dengan kata lain konsumen selalu berusaha mencapai
tingkat kepuasan di mana kurva indiferens-nya menyinggung Kurva Anggaran Po,Mo atau P1,
M 1, titik E pada Diagram 2.1. Pareto optimum akan tercapai apabila setiap orang mencapai titik
keseimbangan, yaitu di mana bagi setiap orang TPM mereka sama dengan harga relatif, yaitu di
mana TPM A untuk makanan dan pakaian = TPM B untuk makanan dan pakaian, atau dalam
persamaan matematis disebutkan:

Kepuasanmarginal bagimakanan Harga makanan


=
Kepuasan marginal bagi pakaian Harga pakaian

Yang dicapai apabila kurva indiferens A menyyinggung kurva indiferens B atau titik D dan F
pada diagram 2.2.

Kedudukan Pareto dalam Diagram 2.2. dapat diterjemahkan menjadi Kurva Kemungkinan
Kepuasan (Utility possibility function) seperti ditunjukkan dalam Diagram 2.3.
Bentuk Kurva Kemungkinan Kepuasan adalah seperti Ub, Ua yaitumempunyai sudut
arah negatif (dari kiri atas kekanan bawah). Pada titik F kepuasan B adalah sebesar UB1
(ditunjukkan oleh kurva indiferens K) dankepuasan A adalah sebesar UA1 (kurva indiferens
KA2 ). Apabila A berusahauntuk meningkatkan kepuasannya sehingga mencapai titik D, yaitu
dari kepuasan sebesar UA2 maka kepuasan B harus berkurang dari UB1 ke UB2 .Karena kita
tidak dapat memberi nilai kuantitatif pada kepuasan maka kitatidak dapat menentukan dengan
pasti bentuk KK secara tepat, tetapi yangjelas KKK besar selalu mempunyai sudut arah (slope)
negatif.

Diagram 2.4.menunjukkan beberapa kemungkinan bentuk Kurva KemungkinanKepuasan).

Titik T pada Diagram 2.4 adalah posisi di mana efisiensi optimum belum dicapai oleh
karena pada titik T masing-masing konsumen dapat meningkatkan kepuasan tanpa mengurangi
kepuasan konsumen lain. Perpindahan dari T ke D menunjukkan bahwa kepuasan A naik (dari
UA1 ke UA2 ) tanpa mengurangi tingkat kepuasan B (UB2). Perpindahan dari T ke F
menunjukkan peningkatan kepuasan B (dari UB2 ke UB1) tanpa mengurangi tingkat kepuasan A
(UA1). Perpindahan dari T ke setiap titik sepanjang KKK di antara F dan D menunjukkan
peningkatan kedua konsumen bersamasama.

2.4 Efisiensi Produsen

Kondisi keseimbangan produsen akan tercapai pada titik persinggungan antara Kurva Anggaran
dengan KPS.

Titik T bukan merupakan titik optimum, sebab dengan mengubah kombinasi makanan
dan pakaian, kedua konsumen (A dan B) dapat memperoleh kepuasan yang lebih tinggi. Pada
titik D, konsumen A mempunyai lebih sedikit pakaian dan lebih banyak makanan dibandingkan
pada titik T, akan tetapi kepuasan A di titik D terletak pada kurva indiferens yang lebih tinggi.
Titik D dan titik F adalah titik optimum. Arah perpindahan posisi kedua konsumen, tergantung
daripada kekuatan masing-masing konsumen. Apabila konsumen A lebih kuat dari konsumen B,
maka A dapat meningkatkan kepuasannya sampai titik D tercpai, dimana usaha A untuk
meningkatkan kepuasannya tersebut tanpa merugikan konsumen B oleh sebab B tidak berubah
tingkat kepuasannya. Sebaliknya apabila yang leboh kuat ia akan berusaha untuk pindah dari titik
T ke titik F sehingga tindakannya tidak mengurangi kepuasan A. Apabila A dan B sama-sama
kuat, maka perpindahan dari titik T akan menuju ke posisi di antara F-D dimana kedua-duanya
dapat meningkatkan kepuasan mereka. Titik-titik F-D, yaitu tempat kedudukan dimana seseorang
konsumen tidak dapat meningkatkan kepuasannya tanpa menyebabkan kepuasan konsumen lain
menjadi berkurang disebut pareto optimum. Pareto optimum terjadi pada setiap titik pada
sepanjang garis OAOB yang disebut garis kontrak. ( penjelasan ) Bahwa perubahan alokasi
penggunaan faktor produksi tanah dan tenaga kerja di antara kedua produsen dapat menyebabkan
kenaikan produksi pakaian sedangkan produksi makanan tidak mengalami perubahan.
Sebaliknya perubahan kombinasi penggunaan tanah dan tenaga kerja dapat pula menyebabkan
kenaikan produksi makanan sedangkan produksi pakaian tidak mengalami perubahan.
Perpindahan dari D ke titik F dan G merupakan titik terjauh yang dapat dicapai oleh masing-
masing produsen tanpa merugikan produsen yang lain, oleh karena itu maka titik F dan G disebut
titik PARETO EFISIENSI. Hal yang sama pada titik-titik selain D. Apabila kita hubungkan
semua titik pareto, kita dapatkan kurva kontrak Ox Oy. Pada titik D jumlah tenaga kerja yang
digunakan sebanyak OxB1 dan tanah yang digunakan sebanyak OxT1 untuk menghasilkan
pakaian sebanyak KPSx1. Pada titik D, produsen makanan menggunak tenaga kerja sebanyak
B1BT dan tanah sebanyak T1TT untuk menghasilkan makanan sebanyak KPSy1. Titik D bukan
merupakan titik optimum karena dengan merubah alokasi faktor di antara kedua produsen maka
jumlah barang yang dihasilkan dapat ditingkatkan, D ke F produksi pakaian bertambah, D ke G
produksi bertambah. Titik-titik F dan G merupakan titik pareto efisiensi. OxOy merupakan kurva
kontrak dimana terdapat kurva pareto. (asli)

Setiap titik pada kurva kontrak terjadi persinggungan antara KPSx dan KPSy yang berarti
setiap produsen harus membayar upah tenaga kerja dan sewa tanah yang sama. Titik-titik pada
kurva kontrak dapat diterjemahkan ke dalam suatu kurva kemungkinan produksi ( KKP=
PRODUCTION POSSIBILITY CURVE ).
2.5 Kriteria Kompensasi

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa adanya pasar persaingan sempurna
akanmenyebabkan terjadinya pareto optimum bagi konsumen dan produsen. Dalam hal ini,
setiapperubahan dari kondisi pareto optimum tersebut akan menyebabkan inefisiensi
alokasisumber-sumber ekonomi. Jelas bahwa definisi pareto yang demikian itu sangatlah
sempit,sebab setiap perubahan pasti ada pihak yang untung dan ada pihak yang rugi. Oleh karena
itu,apakah setiap kondisi berarti telah tercapai kondisi pareto optimum? Kaldor dan Hicks
menyatakan bahwa setiap perubahan tetap akan meningkatkan kesejahteraan masyarakatapabila
pihak yang dirugikan dapat memperoleh kompensasi atas kerugiannya tersebutsehingga ia berada
pada tingkat kepuasan yang sama sedangkan pihak yang untungmengalami kenaikan
kesejahteraan. Ini disebut dengan kriteria Kaldor-Hicks : suatu alokasisumber ekonomi baik bagi
seluruh masyarakat apabila pihak yang untung dapat memberikankompensasi kepada pihak yang
dirugikan dan tetap lebih baik keadaannya pada situasisebelum alokasi sumber ekonomi tersebut.
Scitovsky kemudian menyatakan bahwa sebaliknya dapat juga terjadi, yaitu pihak yangdirugikan
pleh suatu alokasi sumber ekonomi (perubahan) dapat membayar kepada pihak yang
diuntungkan dengan perubahan tersebut agar tidak melakukan perubahan. Sormanmenyatakan
bahwa kriteria Scitovsky tersebut dapat menimbulkan inkosistensi. Misalnyaterdapat empat
kemungkinan alokasi sumber ekonomi, A, B, C dan D yang kita bandingkansecara berpasangan.
Maka kriteria Scitovsky dapat menimbulkan kesimpulan bahwa A lebihbaik dari B, B lebih baik
dari C, C lebih baik dari D, dan D lebih baik dari A. Kesimpulantersenut menjadi tidak konsisten
sebab seharusnya A lebih baik dari D, dan bukannya D lebih baik dari A. Oleh karena itu,
kriteria kompensasi dasar dalam prakteknya tidak banyak digunakan.

Jadi dari analisa di atas dapat disimpulkan bahwa pada sistem pasar persaingansempurna,
mekanisme harga dapat menjamin tercapainya efisiensi dalam alokasi barangkonsimen dan
alokasi faktor produksi. Akan tetapi dapat pula disimpulkan bahwa mekanismepasar tidak dapat
memecahkan masalah keadilan dalam distribusi konsumsi barang, olehkarena efisiensi yang
dicapai mungkin menyebabkan seorang konsumen mendapatkan semuabarang sedangkan
konsumen lainnya tidak mendapatkan satu barang pun, yaitu apanila titik berada pada OA atau
OB. Sehingga beberapa ahli ekonomi berpendapat bahwa masalahdistribusi bukanlah wewenang
ahli ekonomi, akan tetapi menjadi wewenang para ahli filosof.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Barang swasta adalah barang yang dapat diperoleh dengan membayar di pasar. Barang tersebut
memiliki ciri ”excludability” dan ”rivalry.” Excludablity adalah prinsip hak milik atau property
right , orang lain yang tidak membayar dapat di exclude atau dikeluarkan dari memilikinya, dan
tidak berhak menjualnya. Rivalry adalah prinsip di mana manfaat diinternalisasi atau
dipribadikan. Orang lain yangikut mengkonsumsi barang tersebut akan mengurangi hak atau
manfaat orang pertama. Sepotongikan yang dibeli di pasar akan berkurang manfaatnya jika orang
lain ikut memakannya.
DAFTAR PUSTAKA

Mangkoesoebroto, Guritno. (2001). Ekonomi Publik, Edisi 3. BPFE-YOGYAKARTA

Public Finance in Theory and Practice, 1989, McGra

https://epmasanton.wordpress.com/2016/05/03/teori-barang-swasta/

Anda mungkin juga menyukai