Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MATEMATIKA EKONOMI BISNIS

“PAJAK,SUBSIDI,DAN KESEIMBANGAN PASAR”


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugan mata kuliah
Matematika ekonomi bisnis

Kelompok 3 :
Iin harianti 220420166
Cessarani Syah Anggi Pane 220420150
Nazwa Nabila 220420151
Nurhaliza 220420164
Nuriani 220420170
Syahndika Kurniati 220420177
Nia Nazwa Aulia Pane 220420174
Nungki Oktaviani Melja 220420147
Nurainun Angkat 220420155
Ari wahyudi 220420165
Nur Ivani Firmanda 220420156
M.Rafiqi Damanik 220420145

Dosen pengampus :

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2022

1|Page
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah semantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini gum memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Matematika Ekonomi Bisnis, dengan judul: "Pajak,subsidi,dan
keseimbangan pasar”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan dos, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki Oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
Pendidikan.

Loksmawe, Oktober 2022

Penulis

2|Page
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………………….1

KATA PENGANTAR…………...……………………………………………………….......2

DAFTAR ISI…...……………………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN…………………...………………………………………………..4

I.1 Latar belakang……………………………………………………………………………4

I.2 Rumusan masalah………………………………………………………………………...4

I.3 Tujuan……………………………………………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..5

II.1 Definisi pajak………………………………………………………………………….....5

II.2 Definisi subsidi……………………………………………………………………….....6

II.3 Definisi keseimbangan pasar………………………………….……………………….7

BAB III PENUTUP…………………………..……………………………………………..8

III.1 Kesimpulann…………………….…………………………………………………….8

DAFTAR PUSTAKA……..…………...……………………………………………………9

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Pajak merupakan salah satu sumber pemasukan kas negara yang digunakan untuk
pembangunan dengan tujuan akhir kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Oleh karena itu,
sektor pajak memegang peranan penting dalam perkembangan kesejahteraan bangsa.
Subsidi merupakan alokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga
yang memproduksi,  menjual barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
sehingga harga jualnya dapat terjangkau. Belanja subsidi terdiri dari subsidi energi (subsidi
BBM, BBN, LPG tabung 3 kg, dan LGV serta subsidi listrik) dan subsidi nonenergi (subsidi
pangan, subsidi pupuk, subsidi benih, subsidi PSO, subsidi bunga kredit program, dan subsidi
pajak/DTP)
Keseimbangan pasar (market equilibrium) adalah sebuah kondisi Ketika terjadi
keseimbangan antara jumlah produk (atau jasa) yang di minta maupun yang di
tawarkan,dalam harga tertentu.proses ini penting guna menentukan bahwa kurva
keseimbangan akan tetap stabil ataupun tidak.
I.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa Definisi Dari Pajak ?
2. Apa Definisi Dari Subsidi ?
3. Apa Definisi Dari Keseimbangan Pasar ?
I.3 TUJUAN
1. Mengetahui Definisi Pajak
2. Mengetahui Definisi Subsidi
3. Mengetahui Definisi Keseimbangan Pasar

4|Page
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi Pajak
Pajak merupakan iuran rakyat kepada negara berdasarkan Undang Undang dengan
tidak mendapat jasa timbal balik yang langsung dapat ditunjuk dan digunakan untuk
membiayai pengeluaran umum (routine) dan pembangunan. Dari definisi tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan perundang-undangan, dengan
tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan. Berdasarkan Pasal 1 Angka 1 Undang Undang nomor 28
Tahun 2007, Undang Undang Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, maka
pengertian pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan im balan secara langsung dan digunakan dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 

    Menurut Prof.Dr. Rochmat Soemitro, SH, pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan Undang Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.Sedangkan menurut Dr. Soeparman Soemohamijaya, pajak
adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan
norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif dalam
mencapai kesejahteraan umum. Dari definisi definisi tersebut, masyarakat jelas harus ada
bagi timbulnya pajak. Hal tersebut dapat dimengerti karena pajak diadakan guna memenuhi
kebutuhan bersama (masyarakat) atau kepentingan umum. Sementara itu kepentingan dan
kebutuhan pribadi masing-masing warga dipenuhi bukan dengan uang pajak. Tanpa adanya
masyarakat maka tentu tidak akan ada pajak. Oleh karena itu pajak dapat dipandang
sebagai sebuah peralihan kekayaan dari satu pihak ke pihak lain, yakni dari rakyat selaku
Wajib Pajak kepada pemerintah, maka dengan sendirinya tentu ada pihak yang melakukan
pemungutan atau menerima peralihan kekayaan itu, dalam hal ini maksudnya adalah
pemerintah. 

    Tugas pemerintah pada prinsipnya berusaha dan bertujuan untuk menciptakan
kesejahteraan bagi rakyatnya. Itulah sebabnya pemerintah harus tampil kedepan dan turut
campur tangan, bergerak aktif dalam bidang kehidupan masyarakat, terutama bidang
perekonomian guna tercapainya kesejahteraan rakyat. Demi berhasilnya usaha ini, negara
mencari pembiayaannya dengan cara menarik pajak. Penarikan atau pemungutan pajak
adalah suatu fungsi yang harus dilaksanakan oleh negara sebagai suatu fungsi esensial.
Tanpa pemungutan pajak sudah bisa dipastikan bahwa keuangan negara akan lumpuh lebih
lebih lagi bagi negara yang sedang membangun seperti Indonesia, atau negara yang baru
bebas dari belenggu kolonialis, pajak merupakan darah bagi tubuh negara. Dapat
disimpulkan, bahwa landasan filosofis pemungutan pajak didasarkan atas pendekatan
“Benefit Approach” atau pendekatan manfaat. Pendekatan ini merupakan dasar

5|Page
fundamental atas dasar filosofis yang membenarkan negara melakukan pemungutan pajak
sebagai pungutan yang dapat dipaksakan dalam arti mempunyai wewenang dengan
kekuatan pemaksa.

II.2 Definisi Subsidi


Arti kata subsidi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bantuan uang dan
sebagainya kepada yayasan, perkumpulan, dan sebagainya (biasanya dari pihak
pemerintah).  Menurut  Milton  H.  Spencer  dan  Orley  M.  Amos,  Jr.  Dalam bukunya
Contemporary Economics Edisi ke-8 halaman 464 sebagaimana dikutip oleh Rudi Handoko
dan dan Pandu Patriadi menulis bahwa subsidi adalah pembayaran yang dilakukan
pemerintah kepada perusahaan atau rumah tangga untuk mencapai tujuan tertentu yang
membuat mereka dapat memproduksi atau mengkonsumsi suatu produk dalam kuantitas
yang lebih besar atau pada harga yang lebih murah. Secara ekonomi, tujuan subsidi adalah
untuk mengurangi harga atau menambah keluaran (output). 

Subsidi juga dapat di artikan sebagai suatu pemberian (kontribusi) dalam bentuk
uang atau finansial yang diberikan oleh pemerintah atau suatu badan umum (public body).
Kontribusi pemerintah tersebut dapat berupa antara lain:

1. penyerahan dana secara langsung seperti hibah, pinjaman, dan penyertaan,


pemindahan dana atau jaminan langsung atas hutang.
2. hilangnya pendapatan pemerintah atau pembebasan fiskal (seperti keringanan
pajak); penyediaan barang atau jasa diluar prasarana umum atau pembelian
barang.
3. pemerintah melakukan pembayaran pada mekanisme pendanaan atau
memberikan otorisasi kepada suatu badan swasta untuk melaksanakan tugas
pemerintah dalam hal penyediaan dana.
4. Disamping hal tersebut, semua bentuk income dan price support juga merupakan
subsidi apabila bantuan tersebut menimbulkan suatu keuntungan.

Pengertian dari subsidi juga dapat diterapkan dalam bidang perdagangan


internasional yaitu setiap bantuan keuangan yang diberikan oleh pemerintah baik secara
langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan, industri, eksportir atau setiap bentuk
dukungan terhadap pendapatan atau harga yang diberikan secara langsung atau tidak
langsung untuk meningkatkan ekspor atau menurunkan impor dari atau ke negara yang
berkembang.

Subsidi juga dapat dianggap sebagai suatu bentuk proteksionisme atau penghalang
perdagangan dengan memproduksi barang dan jasa domestik yang kompetitif terhadap
barang dan jasa impor. Subsidi dapat mengganggu pasar dan memakan biaya ekonomi yang
besar. Bantuan keuangan dalam bentuk subsidi bisa datang dari suatu pemerintahan,
namun istilah subsidi juga bisa mengarah pada bantuan yang diberikan oleh pihak lain,
seperti perorangan atau lembaga non-pemerintah.

Adapun menurut Nota Keuangan dan RAPBN 2014, subsidi merupakan alokasi
anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang memproduksi, menjual barang

6|Page
dan jasa, yang memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa, sehingga harga
jualnya dapat dijangkau masyarakat.

Dengan demikian, subsidi merupakan upaya pemerintah melalui penyaluran


anggaran kepada produsen barang dan jasa dalam rangka pelayanan publik sehingga
masyarakat dapat memenuhi hajat hidupnya dengan harga beli yang lebih terjangkau atas
barang dan jasa publik yang disubsidi tersebut

Menurut  pandangan  Leo  Kusuma, pengertian subsidi ditinjau dalam ilmu ekonomi
terdapat dua pendekatan yang berbeda sehingga sering menimbulkan kontroversi. Dua
pendekatan tersebut menghasilkan dua definisi yang berbeda dan berlawanan. Sejatinya
memang tidak ada yang salah dari keduanya secara definitif, tetapi tidak akan bisa bertemu
dalam satu kesamaan pandang. Keduanya diakui dan disebutkan dalam buku-buku ilmu
ekonomi. Pendekatan pertama mengatakan bahwa subsidi tidak perlu mengeluarkan biaya
atau disebut pendekatan profit loss. Sedangkan pendekatan kedua mengatakan subsidi
perlu mengeluarkan biaya atau menggunakan pendekatan cost loss. Pendekatan profit loss
diterapkan dalam lingkup mikroekonomi. Sedangkan pendekatan cost loss digunakan untuk
kebijakan ekonomi. Titik temu di antara kedua pendekatan tersebut sebenarnya hanya
terletak pada sasarannya, yaitu harga (price equilibrium). 

II.3 Definisi Keseimbangan Pasar


Keseimbangan pasar adalah suatu keadaan saat jumlah produk atau barang yang
diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan pada harga tertentu. Keseimbangan
pasar (market equilibrium), dapat tercapai jika jumlah produk yang diminta sama dengan
jumlah produk yang ditawarkan, atau harga dari produk yang ditawarkan sama dengan
harga produk yang diminta oleh konsumen. Saat itu juga akan terjadi transaksi antara
penjual dan pembeli, sebab telah terjadi kesepakatan harga dan atau jumlah produk yang di
inginkan.

7|Page
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
untuk kemakmuran rakyat.

subsidi adalah bantuan pemerintah dalam  bentuk  bantuan  keuangan  yang  dibayarkan
kepada produsen dan konsumen suatu bisnis atau sektor ekonomi atas barang/jasa
tertentu.
Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah
barang yang diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Pajak dan
Subsidi juga berpengaruh pada keseimbangan pasar.

8|Page
DAFTAR PUSTAKA
Harjanto,Totok. 2013. Pajak Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional. Jurnal Ekonomi. Vol
6. No 4. 44-65 (diakses pada 29 April 2016)

Anshari Setia Negara,Tunggul. 2005. Pengantar Hukum Pajak. Malang. Bayu Media.

Milton  H.  Spencer  dan  Orley  M.  Amos,  Jr. Contemporary Economics Vol 8. No 464

(www.bppk.depkeu.go.id, n.d.)

(erwanpress.com, 2010)

Max Hendrian Sahuleka Keseimbangan Pasar Eramax learning & Training center : 2012
(sahuleka, 2012)

9|Page
10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai