Dosen Pengampu:
Dr. Elva Ronaning Roem, M.Si
Dr. Ernita Arif, M.Si
Disusun Oleh:
KELOMPOK I
Dwi Fitri Ririn
Nofri Andeska Putra
Yeni Maiasnita
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Puji
syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta'ala karena berkat limpahan Rahmat- Nya
sehingga kami dengan segenap usaha dan doa dapat menyelesaikan makalah
“Membangun Manajemen Pelayanan Publik dan Membangun Sistem Pelayanan”
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
berguna sebagai salah satu referensi, panduan, atau pedoman bagi para pembaca.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
3.1 Kesimpulan................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
ini, kita dapat melangkah lebih jauh untuk mendukung perbaikan dalam sistem
pelayanan publik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Standar Pelayanan Publik
Standar pelayanan merupakan dasar untuk menilai kualitas pelayanan
sebagai komitmen dari penyedia layanan untuk memberikan pelayanan
berkualitas tinggi kepada pelanggan. Menurut LAN (2003), "pelayanan
berkualitas" didefinisikan sebagai pelayanan yang cepat, bebas dari kesalahan,
menyenangkan, dan sesuai dengan proses dan prosedur yang telah ditetapkan.
Manfaat dari standar pelayanan meliputi memastikan bahwa pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat memiliki kualitas yang tinggi, dengan fokus
pada pelayanan kepada masyarakat, dan berfungsi sebagai sarana untuk
menghubungkan penyedia layanan dan pengguna layanan. (Mursyidah &
Choiriyah, 2020)
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
memberikan panduan kepada semua penyelenggara pelayanan untuk
menyelenggarakan pelayanan yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan dengan memenuhi semua komponen standar pelayanan. Ada dua
jenis Komponen Standar Pelayanan yang dibedakan dalam peraturan ini,
yaitu:
a. Standar Pelayanan berkaitan dengan proses penyampaian pelayanan
(service delivery) mencakup:
Persyaratan
Sistem, metode, dan tata cara
Durasi pemberian layanan;
Pengeluaran atau biaya yang terkait;
Barang atau jasa yang disediakan dalam layanan;
Penaganan Saran, Masukan dan Pengaduan.
b. standar pelayanan yang terkait dengan manajemen proses internal dalam
organisasi (manufaktur) mencakup:
Landasan hukum
Fasilitas dan infrastruktur
3
Kompetensi pelaksana
Pengawasan di dalam organisasi
Jumlah pelaksana
Jumlah layanan
Jaminan keselamatan dan keamanan dalam layanan
Evaluasi/penilaian kinerja pelaksana.
Standar Pelayanan Publik adalah standar yang harus diberikan oleh
pemerintah kepada masyarakat. Adanya standar ini akan menjamin bahwa
setidaknya ada pelayanan dasar yang masyarakat berhak terima. Oleh karena
itu, sangat penting untuk mengembangkan budaya inovasi dan kreativitas di
dalam organisasi atau lembaga publik yang menyediakan pelayanan publik.
Inovasi ini harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan menjadi instrumen
untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Dengan adanya inovasi dan
kreativitas dalam pelayanan publik, pelayanan dapat menjadi lebih mudah dan
cepat, sehingga menciptakan tingkat kepuasan yang lebih tinggi bagi mereka
yang menerimanya.
Menurut Bab II Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 36 tahun 2012, terdapat poin yang menyatakan
bahwa "dalam merancang, mengesahkan, dan menerapkan standar pelayanan,
prinsip-prinsip berikut harus diperhatikan:
a. Standar pelayanan harus sederhana, mudah dimengerti, dapat diikuti
dengan mudah, dan mudah diukur. Prosedur harus jelas, dan biayanya
terjangkau bagi masyarakat maupun penyelenggara.
b. Dalam pembuatan dan pelaksanaan standar pelayanan, harus selalu
mematuhi waktu, prosedur, persyaratan, dan biaya layanan yang
terjangkau.
c. Standar pelayanan harus dibuat dengan melibatkan masyarakat dan pihak
terkait untuk berdiskusi dan mencapai kesepakatan berdasarkan komitmen
bersama.
d. Semua ketentuan dalam standar pelayanan harus dapat dijalankan dan
dipertanggungjawabkan secara konsisten kepada pihak yang memiliki
kepentingan.
4
e. Standar pelayanan harus dapat diterapkan sesuai dengan perkembangan
kebijakan dan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
f. Standar pelayanan harus mudah diakses dan diketahui oleh seluruh
masyarakat.
g. Standar pelayanan harus memastikan bahwa semua masyarakat, tanpa
memandang status ekonomi, lokasi, atau kapabilitas mental, dapat
mengakses pelayanan yang sama.
5
lebih kolaboratif, di mana pelayanan publik menjadi tanggung jawab bersama
antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat pengguna secara umum.
Dalam hal ini terdapat lima komponen yang termasuk dalam kontrak
pelayanan, yaitu:
a. Visi dan misi pelayanan
b. Standar pelayanan
c. Alur pelayanan;
d. Bagian pengaduan masyarakat;
e. Survai kepuasan penggunaan layanan;
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (KEMENPAN RB)
menerapkan konsep kontrak pelayanan dengan merancang maklumat
pelayanan, yang merupakan perjanjian antara penyelenggara pelayanan dan
pengguna mengenai bagaimana pelayanan akan dilaksanakan. Hal ini sesuai
dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
pelayanan publik.
6
dan belajar dari sudut pandang pelanggan dan karyawan. Berdasarkan
pemikiran ini, kita dapat memahami bahwa budaya pelayanan terkait dengan
mindset, tujuan pelayanan, serta pandangan yang dimiliki oleh karyawan dan
pelanggan. Berdasarkan tinjauan literatur yang mendalam dan menyeluruh,
Davis dan Gautam (2011) mengembangkan konsep budaya pelayanan yang
terdiri dari beberapa dimensi yang saling terhubung. Ada sembilan faktor
utama yang membentuk gagasan tentang budaya pelayanan. Hasil dari budaya
pelayanan tersebut, antara lain:
a) Mindset Pelayanan (Service Mindset): Ini mencakup pandangan umum
karyawan terhadap pentingnya pelayanan dan bagaimana mereka
memahami peran mereka dalam memberikan pelayanan yang baik kepada
pelanggan.
b) Fokus Pelayanan (Service Focus): Merujuk pada sejauh mana organisasi
dan karyawan memberikan prioritas pada kepuasan pelanggan dalam
segala aspek operasional mereka.
c) Perspektif Karyawan (Employee Perspective): Ini mencakup pandangan
dan sikap karyawan terhadap pekerjaan mereka dalam konteks pelayanan.
Karyawan yang memiliki perspektif positif terhadap pelayanan cenderung
berkontribusi lebih baik.
d) Perspektif Pelanggan (Customer Perspective): Ini merujuk pada
pemahaman organisasi tentang pandangan dan harapan pelanggan
terhadap pelayanan yang diberikan. Memahami perspektif pelanggan
adalah kunci untuk memenuhi kebutuhan mereka.
e) Service Value (Nilai Pelayanan): Nilai pelayanan adalah hasil akhir dari
budaya pelayanan, yang mencerminkan bagaimana pelanggan menilai
kualitas pelayanan dalam perbandingan dengan pengalaman sebelumnya.
f) Service Encounters (Pengalaman Pelayanan): Ini mengacu pada setiap
interaksi antara karyawan dan pelanggan. Pengalaman pelayanan yang
positif dapat meningkatkan nilai pelayanan.
g) Service Orientation (Orientasi Pelayanan): Merujuk pada kemampuan dan
sikap karyawan dalam memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Orientasi pelayanan yang kuat mengarah pada pelayanan yang lebih baik.
7
h) Service Climate (Iklim Pelayanan): Ini adalah atmosfer dalam organisasi
yang memengaruhi perilaku karyawan terkait dengan pelayanan. Iklim
pelayanan yang positif mendukung praktik pelayanan yang baik.
i) Service Training (Pelatihan Pelayanan) dan Service Reward (Penghargaan
Pelayanan): Pelatihan yang efektif dalam pelayanan dan penghargaan
yang sesuai untuk kinerja pelayanan yang baik merupakan faktor penting
dalam membentuk budaya pelayanan yang positif.
8
kepentingan warga. Prinsip "Warga Pertama" harus menjadi pedoman atau
motto pemerintah. (Denhardt & Gray, 1998).
Terdapat 6 (enam) strategi yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk
meningkatkan layanan publik:
1) Mereformasi dan mengurangi regulasi dalam sektor layanan kepada
masyarakat.
2) Meningkatkan profesionalisme pejabat yang terlibat dalam pelayanan
publik.
3) Mengubah unit pelayanan publik menjadi lebih mirip dengan badan
korporasi.
4) Mengembangkan dan memanfaatkan teknologi informasi, termasuk e-
government, dalam instansi pelayanan publik.
5) Mendorong partisipasi masyarakat yang lebih besar dalam penyediaan
layanan publik.
6) Memberikan penghargaan dan sanksi kepada unit pelayanan masyarakat
sebagai insentif untuk peningkatan kualitas pelayanan.
9
3) Menerapkan mekanisme persaingan untuk kategori layanan publik
khusus, sehingga memungkinkan publik mendapatkan pelayanan yang
tingkat kualitasnya lebih baik.
4) Memusatkan perhatian dalam mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran
yang mengarah kepada hasil yang diinginkan.
5) Prioritas untuk memenuhi harapan dan keinginan masyarakat.
10
Permasalahannya adalah bagaimana upaya meningkatkan keterlibatan
masyarakat dalam pelayanan publik untuk memberikan pelayanan yang
memenuhi harapan mereka dan kualitasnya baik.
11
kesetaraan perlakuan dan aksesibilitas bagi seluruh masyarakat. Melalui
metode yang efisien, diharapkan dengan menerapkan pelayanan publik yang
melibatkan partisipasi masyarakat akan memberikan dampak positif dalam
mencapai tata kelola pelayanan publik yang baik (good public service
governance).
12
3) Tahap survei pengaduan masyarakat
4) Tahap analisis masalah pengaduan dan rencana tindakan
5) Tahap pemantauan dan evaluasi
13
intinya, faktor utama yang menentukan adalah komitmen dari penyelenggara,
perubahan dalam pola pikir, dan tingkat kepercayaan (trust).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
14
dengan lebih mudah dan cepat, serta memberikan peluang untuk transparansi
yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Denhard R. B, & Grey J. E. (1998). Targeting Community Development in
Orange County, Florida. National Civic Review
Karjuni, D. (2010). Citizen's Charter. Terobosan Baru Dalam Penyelenggaraan
Pelayanan Publik, Vol. VI, No.2.
Mursyidah, L., & Choiriyah, I. U. (2020). Manajemen pelayanan Publik.
Sidoarjo: Umsida Press.
Purwanto, Erwan, Agus (2008). Keluhan Sebagai Bentuk Partisipasi, Jurnal
Kebijakan dan Administrasi Publik (JKAP), Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Gajah Mada, Magister Administrasi Publik, Volume12,
Yogyakarta.
15