Makalah
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata Kuliah Manajemen Mutu
Layanan yang diampu oleh:
1. Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, S.E., M.Pd.
2. Dr. Hj. Nani Imaniyati, M.Si.
Disusun oleh:
Kelompok 2
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mengenai “Pengukuran Kualitas Pelayanan” ini sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari
Mata Kuliah Manajemen Mutu Pelayanan dan sekaligus memberikan pengetahuan
kapada para pembaca yang kurang akan wawasan mengenai pengukuran kualitas
pelayanan.
Penulis sajikan berdasarkan hasil wawancara dari berbagai narasumber,
buku juga internet. Penulis pun mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Hj.
Tjutju Yuniarsih, S.E., M.Pd.dan Dr. Hj. Nani Imaniyati, M.Si. selaku dosen Mata
Kuliah Manajemen Mutu Pelayanan, juga kepada rekan-rekan yang telah
memberikan motivasi dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu, saran dari berbagai pihak sangat diharapkan demi kemajuan
selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB IV PENUTUP..............................................................................................29
A. Kesimpulan............................................................................................29
B. Saran......................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mengetahui apakah benar organisasi dalam menjalankan setiap
aktivitas pelayanannya mengikuti standar yang ada, apakah janji-janji dan
tanggung jawab organisasi penyedia layanan pada satu sisi dan hak-hak
pengguna layanan pada sis yang lain sudah tercapai dalam proses layanan,
dan apakah standar layanan yang diberikan sudah memberi kepuasan pada
masyarakat, maka diperlukan sebuah instrumen sistemiik untuk melakukan
pengukuran terhadap kualitas layanan.
Seringkali kinerja pelayanan organisasi tidak optimal bukan karena
ketidak mampuan meningkatkan kualitas layanan, tetapi kerena tidak mampu
mendeteksi capaian-capaian kualitas melalui sistem pengukuran yang lebih.
Seperti halnya kualitas yang didefinisikan secara beragam dan diindikasikan
dari indikator yang bervariasi, pengukuran juga dapat dilakukan dengan
teknik atau metode yang beragam.
Dalam makalah ini akan diutarakan bagaimana suatu kualitas dapat
diukur, pengukuran suatu kualitas sangatlah penting bagi suatu perusahaan
karena perusahaan dapat mengetahui sejauh mana kualitas yang telah
perusahaan jalankan. Dengan pengukuran suatu kualitas dapat menjadi
patokan bagi perusahaan dalam merencanakan tindak lanjut untuk mencapai
suatu kualitas yang optimal.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini diantaranya adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran kualitas ?
2. Mengapa kualitas pelayanan perlu diukur ?
3. Apa saja komponen penting pengukuran kualitas ?
4. Bagimana pengukuran kualitas layanan ?
5. Apa saja hambatan dan kesulitan pengukuran kualitas pelayanan ?
1
2
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya adalah:
1. Memahami apa yang dimaksud dengan pengukuran kualitas
2. Memahami alasan mengapa kualitas pelayanan perlu diukur
3. Memahami komponen penting dalam pengukuran kualitas
4. Memahami bagaimana pengukuran kualitas layanan
5. Memahami hambatan dan kesulitan pengukurn kualitas pelayanan
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Kualitas
3
4
apa yang telah dicapai dan apa yang belum dicapai. Akibatnya organisasi
berjalan tanpa sasaran perbaikan yang jelas.
2. Pengukuran tidak hanya penting untuk mengetahui capaian, tetapi juga
memastikan tentang pola kerja, standar kerja, ataupun proses bagaimana
sebuah layanan berlangsung. Dengan pengukuran akan diketahui apakah
standar yang selama ini ditetapkan dapat dijalankan dengan baik pada
level operasional, apakah penggunaan dan pemafaatan sumber daya untuk
proses layanan telah berjalan efektif dan efisien, apakah para pelaksana
memiliki kepatuhan dan komitmen sesuai dengan orientasi layanan yang
ada. Data dan informasi memberi pemahaman yang tepat bagi organisasi
untuk melakukan proses pembelajaran dan pengembangan.
3. Organisasi perlu mengetahui bagaimana sebenarnya persepsi semua pihak
yang terlibat, terutama user yang dilayani, terhadap organisasi. Hal ini
karena tidak jarang bahwa persepsi tunggal yang dikembangkan organisasi
penyedia layanan berbeda atau bahkan bertentangan dengan pihak user.
Karenanya perlu melakukan pengukuran atas persepsi keberhasilan
organisasi oleh user.
4. Kebijakan yang diambil oleh organisasi dalam meningkatkan kualitas
layanan hanya dapat dibenarkan apabila didasarkan pada hasil pengukuran
kualitas yang tepat, sehingga kebijakan yang diambil benar-benar sesuai
dengan apa yang harus dilakukan oleh organisasi (mengobati penyakit
yang sesungguhnya).
yang terdapat dalam standar layanan yang ada. Terdapat dua hal yang
harus diperhatikan di sini, yakni penetapan acuan standar yang dimaksud,
dan uraian indikator ke dalam sub-sub indikator. Pertama, harus ditentukan
dulu yang dimaksud standar dalam hal ini standar yang seperti apa atau
standar pelayanan yang mana, apakah standar pelayanan yang berlaku
secara umum dalam peraturan perundang-undangan, apakah standar
pelayanan yang dimiliki secara lokal dan spesifik oleh organisasi penyedia
layanan, apakah standar yang dihimpun oleh peneliti (atau pihak yang
mengukur) dari masyarakat, ataukah standar-standar yang dirumuskan
sendiri oleh peneliti melalui kajian-kajian teoritis yang ada. Kedua,
indikator kualitas layanan yang telah ditetapkan juga harus diurai ke dalam
sub-sub indikator yang lebih rinci atau detail, seperti contoh berikut :
memenuhi standar
kualitas dan
memenuhi
perubahan kebutuhan
konsumen?
(dikutip oleh Prasetyo, W., Y., 2012, hlm. 4-5)
1) Pangsa pasar
Menggambarkan proposisi bisnis yang dujual oleh sebuah unit bisnis
di pasar tertentu (dalam bentuk jumlah pelanggan, uang yang
dibelanjakan, atau volume satuan yang dijual).
2) Akuisisi pelanggan
Mengukur dalam bentuk relatif atau absolute, keberhasilan unit bisnis
menarik atau memenangkan pelanggan atu bisnis baru.
3) Kepuasan pelanggan
Menilai tingkat kepuasan atas kriteria kinerja tertentu di dala proposisi
nilai.
4) Profitabilitas pelanggan
Mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pelanggan atau
segmen tertentu setelah menghitung berbagai pengeluaran yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut Sementara
untuk layanan di sektor publik, fokus pengukuran bisa diarahkan pada
ukuran kepuasan pelanggan, frekuensi dan intensitas keluhan dari
pelanggan, perkembangan pengguna layanan dari waktu ke waktu,
keuntungan atau kemanfaatan baik secara konkrit maupun secara
imateriil yang dirasakan oleh pengguna layanan.
1) Inovasi
Proses inovasi merupakan proses dimana perusahaan berusaha untuk
mencari tahu kebutuhan pelanggan dan organisasi, serta berusaha
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ukuran yang dapat digunakan
antara lain banyaknya produk baru yang berhasil dikembangkan
organisasi (invention, diversifikasi produk layanan), besarnya minat/
penggunaan produk baru tersebut, lamanya waktu yang digunakan
untuk menyelesaikan produk-produk layanan.
2) Proses operasi
Proses operasi merupakan proses aktivitas organisasi untuk
memproduksi barang dan jasa sampai produk atau jasa dikirim ke
pelanggan atau pengguna. Proses ini terdiri dari :
a. Proses penyiapan dan produksi barang dan jasa
b. Proses penyampaian (delievery) produk barang dan jasa kepada
pelanggan
1) kemampuan karyawan
2) kapabilitas sistem informasi
3) motivasi, pemberdayaan dan penyelarasan
1) Kepuasan pekerja
Bagi suatu perusahaan pekerja yang puas merupakan pra kondisi yang
baik bagi meningkatkan produktivitas, daya tangkap, mutu dan
pelayanan kepada pelanggan. Oleh karena itu untuk mengetahui
tingkat kepuasan pekerja, organisasi mengadakan survey rutin.
Diantara unsur-unsur dalam survey kepuasan pekerja antara lain
keterlibatan dala pengambilan keputusan, pemberian penghargaan
karena melakukan pekerjaan dengan baik, akses informasi yang
memadai untuk melakukan pekerjaan dengan baik, dorongan aktif
untuk kreatif dan inisiatif, dukungan staf, kepuasan secara keseluruhan
dengan perusahaan.
2) Retensi pekerja
Retensi pekerja ini dimaksudkan untuk mempertahankan para pekerja
yang berkualitas untuk tetap bekerja pada perusahaan. Retensi pekerja
ini biasanya diukur berdasarkan presentase keluarnya pekerja bukan
atas kemauan perusahaan.
3) Produktivitas pekerja
Produktivitas pekerja merupakan ukuran hasil, dampak keseluruhan
upaa peningkatan moral, keahlian, inovasi, proses internal, dan
14
a. Definisi IKM
15
A. Profil Singkat Rumah Sakit Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin yang beralamat di Jalan
Pasteur No. 38 Bandung, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
1673/MENKES/PER /XII/2005 tanggal 27 Desember 2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, RSHS
merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian
Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur
Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. RSHS dipimpin
oleh seorang Kepala yang disebut Direktur Utama. RSHS dikategorikan
sebagai Rumah Sakit Kelas A dan berfungsi sebagai Rumah Sakit
Pendidikan dan Rujukan Puncak untuk Provinsi Jawa Barat. RSHS juga
berfungsi sebagai Pusat Unggulan Nasional (National Center of Excellence)
dalam bidang Kedokteran Nuklir dan ditetapkan sebagai satu-satunya
penyelenggara Pendidikan Spesialis Kedokteran Nuklir di Indonesia.
1. Tugas Pokok
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok di atas RSHS menyelenggarakan
fungsi:
a. Pelayanan Medik dan Penunjang Medik.
b. Pelayanan Keperawatan dan Asuhan Keperawatan.
c. Pelayanan Rujukan.
d. Pelayanan Umum dan Operasional Penunjang Non Medik.
20
21
3. Kenyamanan lingkungan
Lingkungan rumah sakit yang bersih dan sehat merupakan
faktor penting dalam menekan kejadian infeksi rumah sakit
sehingga dapat mendukung keberhasilan upaya penatalaksanaan
perawatan pasien. Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di
rumah sakit dilakukan antara lain melalui penerapan prosedur kerja
yang benar dan aman, pengelolaan lingkungan yang bersih dan
sehat, serta penggunaan alat pelindung diri yang tepat dan benar.
Keindahan dan keasrian lingkungan juga turut berperan dalam
menumbuhkan rasa nyaman pasien, petugas dan pengunjung
selama berada di lingkungan rumah sakit.
Untuk mewujudkan lingkungan rumah sakit yang bersih, sehat,
asri, indah dan nyaman diperlukan pengadaan jasa pemeliharaan
kebersihan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Maksud dan
Tujuan Kegiatan adalah terwujudnya lingkungan rumah sakit yang
memenuhi persyaratan kesehatan, keselamatan, kenyamanan dan
estetika dengan menciptakan kondisi ruangan/lingkungan yang
bersih (spotless), rapih, aman dan nyaman,serta tidak mempunyai
bahaya dan resiko minimal untuk terjadinya infeksi silang serta
masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
Lingkup pekerjaan pemeliharaan kebersihan meliputi area-area
sebagai berikut:
a. Ruang perawatan terdiri dari rawat inap, rawat jalan, dan rawat
darurat,
b. Ruang tindakan meliputi kamar operasi dan kamar bersalin,
c. Ruang penunjang meliputi laboratorium, radiologi, radioterapi,
kedokteran nuklir, farmasi, kamar jenazah, dapur, laundry,
ruang boiler dan genset serta bengkel teknik,
d. Ruang perkantoran,
e. Halaman dan taman termasuk area parkir,
f. Ring I berupa drainage, trotoar di sekeliling luar pagar/
wilayah RSUP. Dr. Hasan Sadikin
26
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengukuran kualitas layanan sangatlah penting dilakukan oleh
perusahaan/organisasi, hal tersebut dikarenakan untuk mendeteksi,
mengetahui capaian-capaian riil yang telah dicapai terkait dengan visi, misi,
dan tujuan pelayanan oleh organisasi serta memastikan perihal pola kerja,
standar kerja, ataupun proses bagaimana sebuah layanan berlangsung.
Terdapat komponen-komponen penting dalam pengukuran kualitas
suatu perusahaan yaitu: 1) pihak yang melakukan pengukuran dan yang
terlibat, 2) obyek dan unsur pelayanan yang akan diukur, 3) metode
pengukuran, 4) indikator, instrumen, dan data, 5) analisis Data, dan 6)
rekomendasi tindak lanjut. Mengukur suatu kualitas pelayanan memiliki
beberapa cara yaitu menggunakan standar layanan, menggunakan balanced
scorecard (BSC) dan menggunakan indeks kepuasan masyarakat (IKM).
Capaian kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2017 dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian dapat dilihat
melalui hasil pengukuran pencapaian target tiap-tiap indikator yang
mendukung sasaran program sesuai dengan Rencana Strategis Bersama (RSB)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Tahun 2015 – 2019 dan capaian dari kegiatan yang
merupakan tugas pokok dan fungsi di tiap-tiap Bagian.
B. Saran
1. Gunakanlah pengukuran kualitas layanan yang sesuai dengan kondisi
perusahaan, yaitu yang dapat mempermudah proses pengukuran kualitas.
2. Kaji dengan teliti hasil dari analisis pengukuran kualitas layanan, agar
hasil yang didapat akan optimal
3. Lakukan evaluasi ketika mendapati penurunan kualitas pada suatu periode
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
Prasetyo, W., Y. (2012). Manajemen Pelayanan Publik: Pengukuran Kualitas
Pelayanan Publik. Universitas Brawijaya : Modul
Taufiqurokhman & Satispi, E. (2018). Teori dan Perkembangan Manajemen
Pelayanan Publik. Tangerang Selatan : UMJ PRESS 2018