MODUL DIKLAT
STANDAR PELAYANAN
DISUSUN OLEH :
PELAYANAN PRIMA
TAHUN 2017
SAMBUTAN
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha
Esa atas terlaksananya penyusunan modul Pelayanan Prima. Hal ini
menunjukkan efektivitas kepemimpinan lembaga Pengembangan Sumber
Daya Manusia dengan aparaturnya di bidang fungsional Widyaiswara yang
dilandasi oleh nilai-nilai integritas.
Pelayanan prima sebagai ruh pemerintahan kepada rakyatnya dan rakyat
juga memiliki hak memperoleh pelayanan sebagai bentuk kewajiban, tugas
dan fungsi pemerintahan, sehingga pelayanan prima tidak hanya diartikan
bagaimana pelayanan itu menjadi lebih cepat (faster), lebih baik (better) dan
lebih murah (chieper) akan tetapi secara holistik pelayanan menjadi lebih
mudah didapatkan, baik dalam kapasitas internal maupun ekternal lembaga.
Pelayanan yang lebih mudah itu erat kaitannya dengan kemudahan itu
sendiri, termasuk memberikan pelayanan dengan hati.
Ditengah-tengah kesibukan warga masyarakat perkotaan sudah tentu hal ini
menjadi peluang diajukannya kebijakan untuk memudahkan pelayanan
dengan seefektip mungkin. Dari sini boleh jadi menjadi penyebab munculnya
stabilitas di bidang lainnya dan tentunya apalagi yang diharapkan kalau
bukan trust rakyat kepada pemerintah.
Secara kelembagaan tentunya saya mengapresiasi daya kerja Widyaiswara
selaku penyusun modul Pelayanan Prima ini disertai harapan agar
kedepannya lebih bagus lagi sehingga perkembangan pelayanan
pemerintahan kepada rakyatnya bukan hanya hubungan timbal balik dalam
artian kelengkapan dokumen akan tetapi apa yang dibutuhkan oleh rakyat
disatu sisi dan bagaimana jalan keluar paling bagus dari penyelenggara
negara kepada rakyatnya dapat diselesaikan dengan timbangan hati nurani.
Demikian, untuk selanjutnya saya ucapkan terima kasih atas dedikasi
Widyaiswara penyusun modul pelayanan prima.
Kepala
Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Provinsi DKI Jakarta,
ttd
Budihastuti
NIP 195903151985032005
Kata pengantar
Dengan tetap mengagungkan kekuasaan-Mu Ya Alloh, Tuhan Yang Maha
Melihat lagi Maha Mendengar sebagai bentuk rasa syukur kami dua orang
Widyaiswara, Darmanto dan Elva Simanjuntak telah menyusun modul
Pelayanan Prima dengan maksud untuk memudahkan peserta pendidikan
dan pelatihan di dalam memahami hakikat dari pelayanan prima sebagai
bentuk dunia pelayanan pemerintahan pada umumnya kepada warga
masyarakatnya.
Penyusun,
1. Drs. Darmanto., M. Si
2. Ir. Elva Simanjuntak, MKM
DAFTAR ISI
Hal
BAB I : Pendahuluan
A. Latar belakang………………………………………
B. Dasar Hukum ……………………………………….
C. Deskripsi Singkat……………………………………
D. Tujuan Pembelajaran.………………………………
E. Materi Pokok dan Sub Materi ……..…..................
BAB IV : Penutup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan terhadap masyarakat yang lebih di kenal dengan
pelayanan publik menjadi tolak ukur dalam menilai kinerja pemerintah,
oleh sebab itu diharapkan sebagai pelayanan kepada masyarakat perlu
ditingkatkan sebagai bukti keberhasilan pemerintah. Harus diakui, bahwa
pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyat terus mengalami
pembaruan, baik dari sisi paradigma maupun format pelayanan seiring
dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan perubahan di dalam
pemerintah itu sendiri. Meskipun demikian, pembaruan dilihat dari kedua
sisi tersebut belumlah memuaskan, bahkan masyarakat masih diposisikan
sebagai pihak yang tidak berdaya dan termarginalisasikan dalam
kerangka pelayanan.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
mengamanatkan kepada seluruh penyelenggara pelayanan publik
diwajibkan untuk menyusun, menetapkan dan menerapkan standar
pelayanan yang pelaksanaannya diatur pada Peraturan Pemerintah No.
96 tahun 2012 tentang Pelayanan Publik. Dan diperkuat dengan
disahkannya Peraturan Menteri PANRB Nomor 36 Tahun 2012 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan, Penetapan dan Penerapan Standar
Pelayanan sebagai peraturan pelaksana dari UU Nomor 25 Tahun 2009.
Tujuan dan sasaran dari standar pelayanan di dasarkan pada Permenpan
dan RB N0. 15 Tahun 2014. Adapun tujuan Pedoman Standar Pelayanan
adalah untuk memberikan kepastian, meningkatkan kualitas dan kinerja
pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan selaras dengan
kemampuan penyelenggaraan sehingga mendapatkan kepercayaan
masyarakat. Sasaran pedoman standar pelayanan adalah agar
penyelenggara mampu menuyusun, menetapkan dan menetapkan
standar pelayanan dengan baik dan konsisten.
Hal ini menjadi sangat penting karena pelayanan menjadi salah satu
bukti hasil kerja. Pelayanan merupakan proses pemenuhan kebutuhan
melalui aktivitas orang lain secara langsung. Memberikan pelayanan yang
baik sudah menjadi tanggung jawab semua penyelenggaran pelayanan.
Pemberian kualitas pelayanan yang baik inilah yang bisa menjadi salah satu
cara untuk menarik perhatian konsumen dan bisa terus berkembang.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
(Lembaran Negara RI Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 5357);
3. Peraturan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 36 Tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar
Pelayanan;
4. Peraturan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2014
tentang Pedoman Standar Pelayanan;
5. Peraturan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014
tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
C. Deskripsi Singkat
Standar pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas
pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat
dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan
terukur. Pembuatan standar pelayanan harus memperhatikan konsep dan
komponen serta langkah-langkah standar pelayanan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Setelah mempelajari mata diklat ini peserta diharapkan mampu
memahami konsep dan komponen serta langkah-langkah penyusunan
standar pelayanan .
a. Materi Pokok :
1
Danik Syncore Konsultan, Syncore Colsulting, 27 Maret 2017 blogg
Standar Pelayanan sebagai peraturan pelaksana dari UU Nomor 25
Tahun 2009.
Penerapan Standar pelayanan akan sekaligus melindungi,
masyarakat, karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan
dapat dilakukan dengan dasar yang jelas. Dengan adanya standar
pelayanan, yang dapat dibandingkan dengan pelayanan yang
diperoleh, maka masyarakat akan mempunyai kepercayaan yang
lebih mantap terhadap pelaksana pelayanan.
Karena itu dapat difahami adanya perbedaan standar
pelayanan di masing-masing unit pelayanan berdasarkan “Jenis” dan
“Mutu” pelayanan, akan tetapi dalam tinjauan SPM tetap
memperhitungkan tolok ukurnya seperti Pelayanan Dasar, Indikator
SPM dan Batas waktu pencapaian SPM.
Lantas, apakah yang dimaksud dengan Pelayanan Dasar?
Arti, pengertian, atau definisi Pelayanan Dasar. Apa arti
Pelayanan Dasar? Menurut UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik
untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara2.
Pelayanan dasar publik diberikan oleh badan publik dan bisa
diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Ada tiga jenis bentuk
pelayanan dasar publik yakni barang publik, jasa publik dan layanan
administratif. Ketiganya didasarkan pada prinsip terbuka, dapat
dipertanggungjawabkan, dan melibatkan masyarakat.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, mengamanatkan kewajiban negara untuk melayani setiap
warganya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Pelayanan dasar
publik dilakukan secara efektif untuk memperkuat demokrasi, hak
asasi manusia, meningkatkan kemakmuran ekonomi, mengurangi
kemiskinan, meningkatkan perlindungan lingkungan, bijak dalam
2
Arti Pelayanan Dasar, Posted by Galery Ilmu, Selasa 2 Desember 2014, dikutip tanggal 14 Juli 2017
Pk 09.52
pemanfaatan sumber daya alam dan menguatkan kepercayaan pada
pemerintahan3.
Dua paragraf diatas belum secara eksplisit memberikan
argumentasi yang jelas apa saja yang dimaksud kebutuhan dasar
pelayanan publik. Secara istilah, jika kita telaah kata dasar dari
“kebutuhan dasar” yakni memerlukan sesuatu yang pokok/asasi yang
diperlukan setiap warga negara republik Indonesia dalam lingkup
ketatanegaraan. Maka kebutuhan dasar Pelayanan Publik dapat
dikatagorikan seperti layanan administrasi kependudukan, semisal
Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Akta Kelahiran, surat-surat
kepemilikan tanah (sertifikat). Dibidang layanan kesehatan,
kebutuhan dasar manusia adalah terpenuhinya rasa sehat secara
wajar.
Pokok-pokok dari kebutuhan dasar pelayanan publik yang
diperoleh warga masyarakatnya berpengaruh besar terhadap
efektivitas penyelenggaraan negara dimana para penyelenggaranya
dipercaya oleh rakyat. Kebutuhan dasar yang mudah dan murah juga
diyakini sebagai jalan meningkatnya kemakmuran dan kesejahteraan
warga yang pada gilirannya meningkatkan dan memantabkan
stabilitas politik.
Berikut ini sasaran pelayanan dasar untuk masyarakat miskin
dan rentan, diambil dari Kementerian PPN / Bappenas berdasarkan
UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagai berikut 4
1. Urusan wajib berkaitan dengan Pelayanan Dasar
a. Pendidikan
b. Kesehatan
c. Pekerjaan umum dan penataan ruang
d. Perumahan rakyat dan kawasan pemukiman
e. Ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat
f. Sosial
3
Hadi Sofwan, blog sekolah desa, Langkah-langkah perbaikan pelayanan dasar, tanggal 27
Nopember 2015, dikutip hari Kamis, 13 Juli 2017 Pk 10.04
4
Kementerian PPN/Bappenas, Direktorat Penanggulangan Kemiskinan, Jakarta 29 Juni 2015
2. Paket pelayanan dasar untuk masyarakat miskin dan rentan
(RPJMN 2015-2019)
a. Identitas hukum
b. Pendidikan
c. Kesehatan
d. Infrastruktur dasar: air bersih, sanitasi, perumahan
e. Sosial
C. Rangkuman
Standar Pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas
pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada
masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah,
terjangkau, dan terukur. Penerapan Standar pelayanan bertujuan
melindungi, masyarakat, karena penilaian terhadap proses dan hasil
pelayanan dapat dilakukan dengan dasar yang jelas. Dengan adanya
standar pelayanan, yang dapat dibandingkan dengan pelayanan yang
diperoleh, maka masyarakat akan mempunyai kepercayaan yang lebih
mantap terhadap pelaksana pelayanan.
Komponen Standar Pelayanan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2009, sebagaimana dijelaskan dalam
Permenpan Nomor 15 Tahun 2014, komponen standar pelayanan
dibedakan menjadi dua bagian yaitu: Komponen Standar Pelayanan yang
terkait dengan proses penyampaian pelayanan (service delivery)
meliputi:
1. Persyaratan
2. Sistem, mekanisme, dan prosedur
3. Jangka waktu penyelesaian
4. Biaya/tarif
5. Produk pelayanan
6. Penanganan pengaduan, saran, dan masukan
5
Satria Ase, Pengertian Pelayanan Publik Dan Standar Pelayanan Publik Dalam Administrasi Negara
Menurut Para Ahli, dikutip dari google, tanggal 14 Juli 2017
1. Dasar Hukum
2. Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas
3. Kompetensi pelaksana
4. Pengawasan internal
5. Jumlah pelaksana
6. Jaminan pelayanan
7. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan
8. Evaluasi kinerja pelaksana
D. Latihan
1. Jelas pengertian standar pelayanan menurut Permenpan dan Reformasi
Birokrasi No.15 Tahun 2014!
2. Jelas tujuan standar pelayanan!.
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN STANDAR
PELAYANAN
Indikator Keberhasilan
Peserta diharapkan mampu memahami langkah-langkah
penyusunan standar pelayanan
2) Faktor Eksternal:
Partisipasi masyarakat
Menurut Sumaryadi (2010 :46) partisipasi berarti:
peran serta seseorang atau sekelompok masyarakat dalam
proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun
dalam kegiatan dengan memberikan masukan berupa pikiran,
tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut
memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan.
Bentuk-bentuk partisipasi menurut Ndraha dalam Sumaryadi
(2010: 50) adalah:
1) Partisipasi dalam/melalui kontak dengan pihak lain (contact
change) sebagai salah satu titik awal perubahan sosial.
2) Partisipasi dalam memperhatikan/menyerap dan memberi
tanggapan terhadap informasi, baik dalam arti menerima
(mentaati, memenuhi, melaksanakan), mengiyakan,
menerima dengan syarat, maupun dalam arti menolaknya.
3) Partisipasi dalam perencanaan pembangunan, termasuk
pengambilan keputusan (penetapan rencana)
4) Partisipasi dalam pelaksanaan operasional pembangunan.
5) Partisipasi dalam menerima, memelihara dan
mengembangkan hasil pembangunan
6) Partisipasi dalam menilai pembangunan.
Analisis faktor eksternal meliputi faktor-faktor yang
datangnya dari luar organisasi, yang dapat mempengaruhi jalannya
organisasi, seperti tingkat persaingan, karakteristik konsumen,
perilaku konsumen, selera konsumen, peraturan pemerintah.
B. Identifikasi visi dan misi pelayanan
Suatu tujuan dapat dicapai dengan adanya perencanaan dan
tindakan nyata untuk dapat mewujudkannya, secara umum bisa di
katakan bahwa visi dan misi adalah suatu konsep perencanaan yang
disertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang di rencanakan
untuk mencapai suatu tujuan. Pernyataan visi dan misi adalah kata-
kata inspiratif untuk menyampaikan arah organisasi. Dengan
menyusun sebuah pernyataan visi yang jelas visi, dapat
menyampaikan niat dan memotivasi tim atau organisasi mengenai
cita-cita atau harapan yang ingin diraih perusahaan dalam jangka
waktu yang akan datang
Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan ideal organisasi
yang diinginkan di masa depan. Bennis dan Nanus (1985) dalam
Leaders, The Strategies for Taking Charge menyatakan bahwa
sebuah visi hendaknya:
a. memperlihatkan sebuah pandangan masa depan yang realistik-
mempunyai daya Tarik
b. dapat dipercaya sebagai pemandu organisasi untuk mencapai
realitasnya.
c. suatu keadaan yang lebih baik dalam arti tertentu daripada
keadaan sekarang.
Visi diwujudkan melalui penciptaan pelayanan yang diberikan
kepada konsumen, kebutuhan yang bisa diatasi, segmen pasar yang
hendak dicapai serta nilai yang akan didapatkan serta masukan dan
harapan masa mendatang.
Kegiatan merumuskan visi dapat dilkukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
• Membentuk beberapa kelompok sebagai perwakilan seluruh staf
yang ada dalam unit penyedia pelayanan
• Pimpinan menjelaskan harapa-harapan yang ingin dicapai oleh
organisasi melalui pelayanan yang diberikan
• Kelompok bekerja secara mandiri merumuskan visi pelayanan.
Kegiatan merumuskan harus melihat dan mempertimbangkan
nilai-nilai yang berlaku pada lingkungan internal dan eksternal
yang meliputi kekuatan dan kelemahan internal unit penyedia
layanan, peluang dan tantangan, serta harapan-harapan
masyarakat pelanggan;
• Rumusan visi pelayanan dari beberapa kelompok
dipresentasikan bersana dan di pilih atau dimodifikasi/
dirumuskan kembali menjadi visi pelayanan yang disepakati
semua kelompok.
Visi harus bisa menunjukkan keefektifannya agar mudah
dipahami oleh semua orang yang ada dalam perusahaan tersebut.
visi yang efektif akan memiliki karakteristik seperti:
1. Bisa dibayangkan atau imaginable
2. Mampu menarik perhatian semua orang yang ada dalam
perusahaan tersebut
3. Sifatnya realitis serta mampu untuk diraih
4. Bersifat jelas.
5. Aspiratif serta mampu beradaptasi atas perubahan yang ada.
6. Mudah untuk dimengerti.
Selain visi, organisasi juga harus menentukan misi yang ingin
mereka raih dalam proses kerja mereka yang merupakan landasan
atas terbentuknya sebuah organisasi.
Menurut Peter F Drucker9, misi diartikan sebagai sebuah
alasan mendasar atas munculnya sebuah organisasi. Penetapan
misi juga menjadi sebuah usaha untuk merealisasikan sebuah
aktiviitas dimana suatu organisasi akan menciptakan produk
dan jasa yang kualitasnya memenuhi kebutuhan, keinginan
serta harapan dari konsumennya. Misi harus mampu
menentukan mengenai pasar dan segmen yang akan dilayani.,
bisa dijadikan media untuk memilih cara kerja mereka dalam upaya
menghasilkan produk atau jasa untuk kepuasan pelanggan. Misi
yang baik harus bisa disampaikan dalam sebuah bahasa serta
kesepakatan yang bisa dipahami serta dirasakan oleh semua
komponen yang berhubungan dengan perusahaan tersebut.
Tujuannya, agar semua stakeholder tersebut bisa turut berperan
serta dan bahu membahu untuk membantu organisasi meraih misi
yang hendak dicapai.
Kegiatan merumuskan misi dapat dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut:
• Menggunakan kelompok yang sama ketika menyusun visi
untuk menyusun misi pelayanan;
• Memberi kepada kelompok terbebut untuk bekerja secara
mandiri merumuskan misi pelayanan. Kegiatan merumuskan
harus mencakup pelayanan yang akan diberikan dan
ditawarkan kepada pelanggan internal dan eksternal;
• Rumusan misi pelayanan dari beberapa kelompok
dipresentasikan Bersama dan dipilih atau
dimodifikasi/dirumuskan kembali menjadi misi pelayanan yang
disepakati semua kelompok.
E. Rangkuman
Langkah-langkah penyusunan standar pelayanan:
Ø Analisa pra kondisi (internal dan eksternal)
Ø Identifikasi visi dan misi pelayanan
Ø Analisis komponen standar pelayanan
Ø Pengemasan dan penyajian standar pelayanan
Visi dan misi adalah suatu konsep perencanaan yang disertai dengan
tindakan sesuai dengan apa yang di rencanakan untuk mencapai suatu
tujuan. Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan ideal organisasi yang
diinginkan di masa depan. Misi adalah usaha untuk merealisasikan sebuah
aktiviitas dimana suatu organisasi akan menciptakan produk dan jasa yang
kualitasnya memenuhi kebutuhan, keinginan serta harapan dari
konsumennya.
F. Latihan
1. Mengapa pengemasan dan penyajian standar pelayanan sangat perlu.
Jelaskan!
2. Jelaskan langkah-langkah menyusunan standar pelayanan!
BAB IV
PENUTUP
Arti Pelayanan Dasar, Posted by Galery Ilmu, Selasa 2 Desember 2014, dikutip
tanggal 14 Juli 2017 Pk 09.52
http://usaha-aku.blogspot.co.id/2012/05/arti-penting-visi-dan-misi
perusahaan.html
https://www.google.co.id/search?q=Contoh+standar+pelayanan&tbm
http://bkd.jogjaprov.go.id/detail/optimalisasi-pelayanan-publik/295
dikitip pada Senin, 22 Januari 2018, pukul 14.39
http://www.pengertianilmu.com/2016/05/pengertian-standar.html
Mahmudi, 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajeman YKPN
Suryanto Adi, Dr, M.Si, 2016. Administrasi Publik Untuk Pelayanan Publik.
Bandung: Alfabeta