Disusun Oleh :
JURUSAN MANAJEMEN
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya.
Sholawatdan Salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga
kami dapatmenyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Penyampaian Jasa” yang
diberikan Dosen Pengampu sebagai kelengkapan tugas yang dapat diselesaikan dengan tepat
waktu.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN.......................................................................................................
B. SARAN....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem pengoperasian dan penyampaian jasa dibutuhkan agar operasi jasa
berkualitas dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Perancangan jasa harus
didasarkan pada tujuan spesifik jasa dan selaras dengan posisi kompetitif yang
diharapkan organisasi. Dalam makalah ini akan dibahas aspek-aspek relevan dalam
manajemen desain jasa, yakni segmentasi, targeting dan positioning jasa, desain sistem
penyampaian jasa, tipe-tipe operasi jasa, ancangan perancangan sistem jasa, penentuan
lokasi fasilitas jasa, serta desain dan tata letak fasilitas jasa, serta desain dan tata letak
fasilitas jasa. Selain itu, peranan strategik people (yakni, karywan dan pelanggan)
dalam sistem jasa juga dikupas.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen desain jasa?
2. Bagaimana peranan pelanggan dan karywan dalam sistem jasa?
3. Bagaimana sebuah perusahaan dapat melakukan manajemen desain jasa?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen desain jasa
2. Untuk mengetahui bagaimana peran pelanggan dan karywan dalam sistem jasa
3. Untuk mengetahui bagaimana sebuah perusahaan menjalani sistem manajemen
desain jasa
4
BAB II
PEMBAHASAN
Proses perancangan sistem penyampaian jasa merupakan proses keratif yang diawali
dengan menetapkan tujuan jasa. Tujuan ini akan menjadi pemandu utama dalam
mengidentifikasi dan menganalisis semua alternatif yang bisa digunakan untuk
mewujudkannya. Setelah itu baru dilakukan penyeleksian dan pemilihan alternatif yang
dinilai paling sesuai. Secara garis besar desain sistem penyampaian jasa meliputi aspek lokasi
fasilitas, tata letak fasilitas, desain pekerjaan, keterlibatan pelanggan, pemilihan peralatan,
dan manajemen kapasitas jasa. Pada prinsipnya, proses desain jasa merupakan sebuah proses
yang berlangsung terus-menerus. Apabila sudah mulai di implementasikan, berbagai
modifikasi dapat saja dilakukan dalam rangka menyesuaikan diri dengan setiap
perkembangan dan perubahan lingkungan yang berlangsung.
Cetak biru jasa merupakan suatu gambar atau peta yang secara akurat menggambarkan
sistem jasa sedemikian rupa sehingga setiap orang yang terlibat dalam penyediaan jasa
tersebut dapat memahami dan melaksanakannya secara obyektif, terlepas dari apapun
peranan maupun sudut pandang individualnya (Zeithhaml & Bitner, 2003). Jad, didalam
sebuah cetak biru jasa terdapat segala unsur aktivitas, langkah-langkah dan interaksi secara
visual yang menyangkut “Siapa melakukan apa, untuk/dengan siapa, seberapa sering, dan
dalam kondisi seperti apa” (Kingman-Brundage, 1989). Konsep cetak biru jasa yang
ditemukan oleh Shostack (1982, 1984, 1987) dan dikembangkan lebih lanjutn oleh Kingman-
Brundage (1989, 1993, 1995) dan Kingman-Brundage, et al. (1995) ini diadaptasi dari
berbagai teknik dan bidang ilmu, diantaranya logistik (flow chart tindakan dan tugas), teknik
industri (waktu sebagai faktor kritis), teori keputusan (pilihan), dan analisis sistem komputer
(sequences dan dependencies), yang kesemuanya berkenan pada perumusan dan penguraian
proses (Fileβ & Kleinaltenkamp, 2004).
5
Komponen utama sebuah cetak biru jasa meliputi tindakan pelanggan (costumer
actions), onstage contact employee action, backstage contact employee actions, dan proses
pendukung (support process). Customer actions menggambarkan langkah, pilihan, aktivitas
dan interaksi yang dilakukan pelanggan dalam proses membeli, mengkonsuumsi, dan
mengevaluasi jasa. Dalam jasa notaris, misalnya, tindakan pelanggan jasa berupa
menghubungi notaris, pertemuan tatap muka, menyerahkan dan menerima dokumen, dan
membayar jasa notaris. Onstage contact employee actions adalah langkah-langkah dan
aktivitas yang dilakukan karywan kontak yang tampak (visible) bagi pelanggan. Dalam
contoh jasa notaris, tindakan semacam ini bisa berupa wawancara awal, pertemuan, dan
penyerahan dokumen final. Backstage contact employee actions merupakan aktivitas dan
langkah-langkah yang terjadi dibelakang layar, tidak tampak bagi pelanggan, namun
menunjang aktivitas onstage. Aktivitas yang dilakukan sang notaris dalam rangka
mempersiapkan pertemuan atau mengurus dokumen-dokumen yang dibutuhkan kliennya
termasuk dalam kategori ini. Sementara itu, proses pendukung meliputi jasa, langkah-langkah
dan interaksi internal yang berlangsung utnuk mendukung karywan kontak dalam
menyampaikan jasanya kepada para pelanggan, Contohnya, dukungan administratif dari
sekretaris yng mengatur pertemuan dengan klien termasuk dalam proses pendukung.
Keputusan desain jasa perlu mempertimbangkan sebelas faktor utama, di antaranya (Mudie &
Cottam, 1999) :
1. Kontak Pelangggan
2. Bauran Jasa (Service Mix)
3. Lokasi Konsumsi Jasa
4. Desain Fasilitas dan Aksesori Jasa
5. Teknologi
6. Karyawan
7. Struktur Organisasi
8. Informasi
9. Manajemen Permintaan dan Penawaran
10. Prosedur
11. Pengendalian.
6
B. Tipe Operasi Jasa
Tipe operasi jasa dalam sistem penyampaian jasa dapat dikelompokkan secara garis
besar kedalam empat jenis, yakni :
1. Proyek
Dalam tipe ini terdapat sejumlah aktivitas yang saling terkait dan dirumuskan dengan
jelas, serta diselesaikan dalam tahap-tahap tertentu.Umumnya aktivitas-aktivitas
tersebut dikerjakan dalam jangka waktu relatif lama dan volumenya kecil/sedikit.
2. Batch (Job Shop)
Dalam operasi job shop, jasa disesuaikan dengan spesifikasi dan kebutuhan spesifik
pelanggan. Untuk merealisasikan hal tersebut dibutuhkan kemampuan dalam
melaksanakan berbagai kombinasi dan tahapan/rangkaian aktivitas yang berbeda bagi
setiap konsumen.
3. Lini (Flow Shop)
Tipe ini berhubungan dengan penyampaian jasa yang telah dilakukan, sehingga
raingkaian operasi yang dilakukan relatif sama (seperti aliran lini perakitan atau
assembling). Aliran proses yang dilakukan mirip dengan sebuah garis lurus, karena itu
sering pula disebut tipe lini/garis.
4. Proses Berkesinambungan (On-Going Process)
Kepolisian, Barisan Pemadam Kebakaran, dan Unit Gawat Darurat (UGD) merupakan
contoh jasa yang tergolong dalam tipe proses berkesinambungan beroperasi 24 jam
sehari dan 7 hari seminggu). Selain menyediakan jasa seperti mencegah, menangani
dan mengatasi kasus-kasus kriminalitas, bahaya kebakaran, dan situsasi gawat darurat
(seperti akibat kecelakaan), ketiga contoh ini juga memberikan jasa melalui
keberadaannya (availability).
7
2. Ancangan Lini Produksi
Melalui ancangan ini, jasa rutin disediakan dalam lingkungan yang terkendali untuk
menjamin konsistensi kualitas dan efisensi operasi. Pada dasarnya ancangan ini berusaha
mengadaptasi konsep manufaktur ke dalam bisnis jasa. Ada beberapa karakteristik yang
menunjang keberhasilan ancangan ini, di antaranya:
1) Adanya Keterbatasan Karyawan Dalam Hal Kebiasaan Bertindak
2) Adanya Pembagian Kerja (Division Of Labor) Yang Jelas
3) Menggantikan Sumber Daya Manusia Dengan Peralatan Teknologi
4) Standarisasi Jasa
3. Memisahkan Operasi Kontak Tinggi dan Operasi Tanpa Kontak Langsung Dengan
Pelanggan.
Pada produk berwujud barang fisik, proses pemanufakturan berlangsung dalam
lingkungan yang terkendali. Proses desain barang dipusatkan pada upaya menciptakan proses
konversi yang berkesinambungan dan efisien, mulai dari input, barang dalam proses, hingga
menjadi produk akhir. Akan tetapi, keberhsilan implementasi metode ini sangat tergantung
pada dua faktor, yaitu:
1) Tingkat Kontak Dengan Pelanggan
2) Pemisahan Operasi Kontak Tinggi dan Operasi Tanpa Kontak Langsung
4. Partisipasi Pelanggan
Dalam sebagian besar sistem jasa, pelanggan hadir pada saat jasa bersangkutan
disampaikan. Bahkan tidak jarang pelanggan juga memainkan peranan penting dalam
meningkatkan produktivitas jasa. Terlebih lagi apabila ada sebagian aktivitas jasa yang
dapat dialihkan kepada pelanggan.
Secara umum ada dua macam kontribusi yang dapat diberikan pelanggan dalam sistem
penyampaian jasa, yaitu:
a. Menggantikan Provider Labor Dengan Customer Labor
b. Memperluas atau Mengurangi Variasi Permintaan Jasa
Jasa tidak dipasarkan melalui saluran dsitribusi tradisional seperti halnya barang fisik,
misalnya dari pabrik ke pedagang grosir, kemudian ke pengecer untuk selanjutnya diteruskan
kepada konsumen akhir. Sebagian jasa dipasarkan melalui saluran distribusi langsung atau
8
tanpa perantara, misalnya pada jasa konsultasi manajemen, jasa medis, jasa pengacara, dan
seterusnya. Sementara itu, ada pula jasa yang memanfaatkan saluran distribusi tidak
langsung, yakni menggunakan jasa jasa agen penjual, agen pembeli, agen/broker, dan
penyampai jasa waralaba.
Pemilihan tempat atau lokasi fisik memrlukan pertimbangan cermat terhadap faktor-faktor
berikut:
1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum.
2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang
normal.
3. Lalu-lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama:
Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar terhadap
terjadinya implulse buying, yaitu keputusan pembelian yang seringkali terjadi
spontan, tanpa perencanaan, dan/atau tanpa melalui usaha-usaha khusus.
Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa pula menjadi hambatan, misalnya
terhadap layanan kepolisian, pemadam kebakaran, atau ambulans.
4. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua maupun
roda empat.
9
5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di kemudian
hari.
6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditwarkan. Sebagai
contoh, warung makan berdekatan, dengan daerah pondokan, asrama mahasiswa,
kampus, sekolah, atau perkantoran.
7. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh, dalam menentukan lokasi wartel
(warung telekomunikasi), perlu dipertimbangkan apakah dijalan atau daerah yang
sama terdapat banyak wartel lainnya.
8. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang bengkel kendaraan
bermotor berlokasi terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk atau tempat
ibadah.
10
6. Biaya Kontribusi
Kedua bisnis biaya ini dipengaruhi desain fasilitas. Biaya konstruksi dipengaruhi oleh
jumlah dan jenis bahan bangunan yang digunakan. Biaya operasi dipengaruhi oleh
kebutuhan energi ruangan, yang berkaitan dengan perubahan suhu.
Dalam hal ini, penyedia jasa tergantung pada informasi pelanggan menyangkut kriteria
atau keperluan spesifik (requirements) akan jasa yang ingin dipenuhi, dimana dan bagaimana
jasa harus disampaikan atau dipergunakan, dan seterusnya. Setelah itu, beberapa proses jasa
menuntut pasrtisipasi pelanggan selama semua atau sebagian operasi jasa. Tingkat partisipasi
pelanggan dalam produksi dan penyampaian jasa bisa dikelompokkan menjadi tiga mancam:
11
3. Pelanggan Merupakan Produsen Tunggal (Swalayan). Yang mengerjakan semua aspek
service encounter spesifik. Contohnya, ATM, Internet banking, online ticketing, dan
pompa bensin swalayan.
Secara lebih spesifik, manfaat keterlibatan langsung dalam proses penciptaan jasa bagi
pelanggan bisa bermacam-macam. Beberapa pengaruh spesifik kontribusi pelanggan (tenaga,
waktu, usaha, pengetahuan dan/atau informasi) meliputi (Fileβ & Kelinaltenkamp, 2004):
Pemenuhan kebutuhan pelanggan tergantung pada kontribusi pelanggan, baik informasi
yang disampaikan maupun kualitas partisipasi pelanggan.
Tertundanya kontribusi pelanggan bisa menimbulkan masalah kapasitas dan bottlenecks
yang pada gilirannya menyebabkan penyampaian jasa tertunda semua
Kontribusi pelanggan yang tertunda dan unqualified bisa menimbulkan biaya tambahan,
terutama manakala dibutuhkan kontribusi baru atau perubahan kontribusi pelanggan.
Kebutuhan pelanggan yang berubah atau tidak pasti bisa mempengaruhi efektivitas dan
efisiensi jasa.
Implikasinya, salah satu sasaran terpenting dalam manajemen proses jasa adalah memastikan
bahwa partisipasi pelanggan berlanggung pada saat, tempat, dan dengan cara yang sesuai
kebutuhan, sehingga operasi jasa bisa efektif tanpa mengabaikan kepuasan pelanggan
(Palmer & Cole, 1995). Untuk mewujudkan sasaran seperti ini, Fileβ & Kleinaltenkamp
(2004) mengajukan production-theoritic approach yang mengintegrasikan dua tahap utama
dalam produksi jasa.
Perbedaan utama antara tahap pertama dan tahap kedua produksi jasa terletak pada
pengintegrasian faktor produksi eksternal ke dalam operasi jasa. Faktor produksi eksternal
bisa dikelompokkan sebagai berikut:
Obyek fisik, seperti mesin yang perlu direparasi, gedung yang ingin dibersihkan, atau
tanah yang ingin diolah dan didirikan bangunan di atasnya.
Sumber daya manusia, seperti pelanggan yang membutuhkan jasa potong rambut, atau
karyawan pelanggan yang dalam system selling sering didelegasikan untuk bergabung
dalam tim manajemen proyek pemasok jasa.
Utilitasi hak (rights) oleh pengacara atau pemegang lisensi (licensee) dalam legal
action.
12
Barang nominal (nominal goods), yang disimpan di bank dengan tujuan mendapatkan
bunga.
Informasi yang digunakan dalam produksi jasa oleh biro iklan atau konsultan.
7. STUDY KASUS
A. CONTOH KASUS (PT. BANK MANDIRI (Persero) Tbk )
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
beroperasi sebagai penyedia jasa keuangan di Indonesia. Layanan BMRI meliputi
pembiayaan perdagangan, valuta asing, dan jasa kustodian,pengolahan kas, proses
pembayaran dan kartu debit dan kredit. BMRI menyediakan solusi keuangan lengkap untuk
perusahaan swasta dan pemerintah, komersil, usaha kecil dan mikro dan juga pelanggan
ritel. Untuk Kantor Cabang Bank Mandiri di Banda Aceh terletak di Jl. Teuku H. Daud
Beureuh No. 15.
Dalam menyelesaikan tugas ini kami lakukan observasi pada Bank Mandiri cabang
Banda Aceh untuk mendapat informasi bagaimana cara Bank Mandiri mengelola manajemen
desain jasa. Adapun indikator dari observasi kami meliputi: Desain sistem penyampaian jasa
dan peranan pelanggan dan karyawan dalam sistem jasa. Untuk itu kami membuat beberapa
pertanyaan untuk pihak Bank Mandiri sebagai berikut:
B. Hasil Observasi
Seiring dengan perkembangan jaman dan tuntutan pasar yang searah dengan
perkembangan perilaku konsumen dan kecerdasan para ahli pemasaran, untuk dapat bersaing
dalam industri perbankan nasional, menurut analisa penulis, PT Bank Mandiri telah
menerapkan evolusi perkembangan bauran pemasaran (marketing mix) 4P menjadi integrated
service management 8P seperti yang dikemukakan Lovelock dan Wright (2002:13-15), yaitu
sebagai berikut :
13
1. Product elemenst.
Bank Mandiri memiliki banyak produk layanan kepada nasabah dimana semua
komponen dari kinerja layanan tersebut diusahakan untuk dapat menciptakan nilai bagi
pelanggan. Produk-produk Bank Mandiri antara lain yaitu:
Simpanan
1) Mandiri Tabungan Rupiah (Mandiri Tabungan Rencana Rupiah, Mandiri Tabungan
Bisnis Rupiah, Mandiri Tabungan TKI Rupiah)
2) Mandiri Tabungan Asing
3) Mandiri Giro Rupiah
4) Mandiri Giro Asing
5) Mandiri Deposito Rupiah
6) Mandiri Deposito Asing
e-Banking
1) Mandiri ATM
2) Mandiri Debit
3) Mandiri SMS
4) Mandiri Call -14000 atau (021) 5299-7777
5) Mandiri Internet Banking
6) Mandiri Mobile (Mandiri Mobile iPhone, Mandiri Mobile Android, Mandiri Mobile
BlackBerry)
Kartu Kredit
1) Mandiri MasterCard (Feng Shui Card Platinum, Skyz Card Titanium, Everyday Card)
2) Mandiri Visam (Visa Platinum Golf Card, Visa Platinum Card, Golf Card, Gold Card,
Silver Card, Kartu Hypermart Gold, Kartu Hypermart Regular, Platinum Corporate
Card, Corporate Card).
Pinjaman
1) Kredit Investasi
2) Kredit Konsumsi
3) Kredit Kepemilikan Rumah/Apartemen
Desain dan produk jasa Bank Mandiri dapat dinilai telah memperhatikan atribut yang
menyertai, seperti: sistem, prosedur dan pelayanannya.
2. Price and other user outlays.
14
Saat ini teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Misalnya saja,
cukup banyak masyarakat yang memilih untuk menggunakan cara non-tunai dalam
melakukan transaksi. Bila berbelanja kini masyarakat semakin gemar menggunakan kartu
ketimbang uang tunai. Begitu pula dengan naik kendaraan umum, seperti busway, yang
sekarang pembayarannya bisa dengan menggesekkan kartu prabayar.
Pada pertengahan Juli 2012 warga Jakarta sempat dihebohkan dengan kehadiran Ferrari
dan Porsche yang dijadikan taksi. Namun, mobil itu ternyata hanya strategi PT Bank Mandiri
Tbk untuk merilis layanan mobile banking-nya. Kegiatan promosi yang dilakukan diatas
adalah aktivitas komunikasi dan perancangan insentif untuk membangun persepsi pelanggan
yang dikehendaki Bank Mandiri atas layanan spesifik yang akan diberikan. Kegiatan promosi
pada produk dan jasa bank pada umumnya dilakukan melalui iklan di media masa, atau
televisi.
5. People.
PT Bank Mandiri berupaya mendorong pertumbuhan industri perbankan melalui
penciptaan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten di bidang manajemen risiko.
6. Process.
15
bagi bank akan menimbulkan risiko yang lebih tinggi. Penggunaan teknologi yang tepat guna
serta kreativitas yang prima diperlukan, untuk suatu proses yang cepat namun aman.
16
Bank Mandiri menawarkan solusi transaksi keuangan yang efektif dengan membangun
hubungan dengan tujuan melayani institusi koorporasi. Sebagai contoh Bank Mandiri,
dalam rangka memperkuat bisnis transaksionalnya, berusaha ikut mendorong
peningkatan transaksi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
3) Commercial & Business Banking
Ada segmen komersial dan bisnis, Bank Mandiri bekerja keras untuk mendapatkan
respon positif dari investor demi peningkatan harga saham Bank Mandiri. Pada segmen
bisnis dan komersial diharapkan dapat memberikan peluang-peluang pemasaran yang
baru untuk menumbuhkan pangsa pasar dominan yang telah difokuskan. Contohnya
melalui layanan Mandiri Global Trade, mampu meningkatkan sektor perdagangan
internasional. Layanan tersebut akan memudahkan para pelaku bisnis dalam negeri
melakukan transaksi ekspor impor secara online.
4) Micro & Retail Banking
Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk memenangkan segmen pembiayaan ritail,
terutama untuk memenangkan persaingan kredit perumahan dan melayani Usaha Kecil
dan Menengah (UKM).
5) Consumer Finance
Personal loan dan kartu kredit menjadi salah satu andalan Bank Mandiri pada bidang
pembiyaan.
17
konsep hubungan secara horizontal dengan nasabah. Menjalin interaksi sosial yang baik
merupakan salah satu modal besar yang dilakukan Bank Mandiri untuk bertahan di industri
ini.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses perancangan sistem penyampaian jasa merupakan proses keratif yang diawali
dengan menetapkan tujuan jasa. Tujuan ini akan menjadi pemandu utama dalam
mengidentifikasi dan menganalisis semua alternatif yang bisa digunakan untuk
mewujudkannya. Setelah itu baru dilakukan penyeleksian dan pemilihan alternatif yang
dinilai paling sesuai.
Jasa tidak dipasarkan melalui saluran dsitribusi tradisional seperti halnya barang fisik,
misalnya dari pabrik ke pedagang grosir, kemudian ke pengecer untuk selanjutnya
diteruskan kepada konsumen akhir. Sebagian jasa dipasarkan melalui saluran distribusi
langsung atau tanpa perantara, misalnya pada jasa konsultasi manajemen, jasa medis, jasa
pengacara, dan seterusnya.
B. SARAN
19
DAFTAR PUASTAKA
https://www.academia.edu/32925206/MANAJEMEN_DESAIN_JASA
20