MAKALAH
oleh :
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Februari 2018
1
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Masalah
1. Menjelaskan definisi dari Manajemen Jasa
2. Menjelaskan prinsip-prinsip Manajemen Jasa
3. Menguraikan ciri-ciri lingkungan bersaaing Bisnis Jasa
4. Mendiskripsikan strategi bersaing dalam Bisnis Jasa
5. Menggambarkan langkah bersaing dalam Bisnis Jasa
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
perusahaan. Sumber daya tersebut tidak hanya fasilitas fisik, melainkan juga
tenaga personel, teknologi, system, dan prosedur.
Sekilas, dari definisi diatas dapat ditangkap pengertian yang sama dengan
manajemen produk yang berorientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen
(marketing concept). Tetapi, yang penting dilihat adalah perbedaan antara
keduanya yaitu pada manajemen produk, dimana turut sertanya konsumeen dalam
proses produksi, mengakibatkan manajemen dalam bisnis jasa sangat
memeperhatikan saat terjadinya kontak, yang disebut sebagai the moment of truth.
Jasa sulit untuk dirancang atau dipersiapkan sebelumnya, bahkan juga sulit untuk
disimpan, sehingga penyesuaian antara permintaan dan penawaran membutuhkan
manajemen yang khusus, yang akan dibicarakan pada bab lain.
4
as the key process in the organization to developing total utility and
quality as the key process).
5
keinginan konsumen untuk melakukan transaksi internasional dalam
jumlah besar di luar jam (waktu) yang telah ditentukan.
3. Prinsip pengerahan (mobilisasi) sumber-sumber daya, seperti manajemen
dan staf yang bertugas di belakang (back office) untuk memfasilitasi
kegiatan-kegiatan dii garis depan (front life). Hal ini mensyaratkan suatu
bentuk struktur organisasi yang lebih datar, yang tidak terlalu banyak
memiliki birokrasi.
4. Prinsip sistem supervisi lebih ditekankan kepada pengendalian mutu
dengan membandingkan antara standar yang telah ditetapkan dengan
pelaksanaannya. Di dalam manajemen jasa, supervisi tidak dapat
dilakukan, karena sifat dan proses jasa yang sangat berbeda dengan produk
serta banyak jenis jasa yang tidak dapat dibuat standarnya secara sempurna.
Sistem supervisi yang paling mungkin dilakukan adalah dengan
mendorong personel yang langsung menangani konsumen melalui sistem
penghargaan (reward system) khusus, dengan selalu menekankan kepada
mereka budaya kualitas.
5. Sistem penghargaan dalam manajemen jasa pada umumnya berkaitan
dengan cara melakukan supervisi. Sistem penghargaan didasarkan pada
kualitas jasa yang diberikan, yang ukurannya adalah kepuasan konsumen.
Apabila konsumen sangat puas, maka penghargaan (uang atau non-uang)
yang didapat lebih besar daripada apabila konssumen cukup puas. Cara
mengukur tingkat kepuasan konsumen ini sebagai dasar untuk memberikan
penghargaan sebagai dasar untuk memberikan penghargaan kepada
karyawan, misalnya dengan melalui survei konsumen untuk mendapatkan
tanggapannya terhadap kualitas jasa yang telah diterimanya.
6. Sesuai kondisi atau waktu, cara mengukur yang dipakai dalam
melaksanakan prinsip-prinsip monitoring maupun prinsip pemberian
penghargaan haruslah jelas dan selalu dikembangkan agar ukuran-ukuran
ini dapat disesuaikan dengan kondisi atau waktu. Selain kepuasan
konsumen sebagai kriteria pengukuran, ukuran-ukuran atas efisiensi
internal merupakan alat ukur lain yang dapat dipakai untuk mengetahui
bagaimana mereka melakukan tugasnya.
6
2.3 Ciri-Ciri Lingkungan Bersaing Bisnis jasa
Pada dasarnya, bisnis jasa bersaing dalam lingkungan yang lebih sulit
daripada produk manufaktur. Seperti yang di jelaskan oleh fitzsimmons (2001).
Kesulitan-Kesulitan timbul karena beberapa factor berikut.
1. Relatively low overall entry barriers
Artinya, bagi orang-orang yang ingin ikut bersaing dalam industry jasa
lebih mudah karena penemuan dibidang bisnis jasa tidak bisa di
patenkannya. Hal ini menyulitkan bagi pemilik usaha-usaha jasa tertentu.
Karena bisnisnya sangat mudah ditiru oleh pihak-pihak lain. Meskipun
demikian, adakalanya bagi bisnis jasa tertentu, seperti lokasi hotel atau
resor yang sangat spesifik, misalnya hotel The Club Med di pulau moore,
Polynesia, atau pantai bali dengan kekhasan bali yang tidak ada duanya
didunia, merupakan sesuatu bentuk pelayanan yang tidak mungkin ditiru,
karena memang khas.
2. Minimal opportunites for economies of scale
Kondisi dalam bisnis jasa di mana produksi dan konsumsi dilaksanakan
pada waktu bersamaan (simultan) tidak memungkinkan dilaksankannya
skala ekonomi yang lebih efesien. Pengeculian dari kondisi ini mungkin
dapat dilakukan oleh usaha-uasaha franchise. Dengan konsep biaya iklan
dan biaya ditribusi bersama, sehingga peluang untuk melaksanakan skala
ekonomi biaya rendah masih bisa dilakukan Skala ekoonomi ini juga
masih bisa diterapkan pada jasa yang mengggunan saluran distribusinya
melalui alat-alat elektronik yang canggih yang memungkinkan biaya dapat
ditekan. Pemesanan jasa tertentu, seperti pemesanan tiket dapat dilakukan
melalui telepon atau jasa internet tampa mendatangi agent revel biro.
Ataupun si agen yang datang langsung ke konsumen sehingga biaya
ponselnya berkurang.
3. Erratic sales fluctuation
Permintaan jasa pada umumnya sangat tergantung pada waktu. Seperti
menit, jam, atau musim. Sehingga sulit untuk diperkirakan atau diramalkan
sebelumnya. Hal ini menyulitkan untuk membuat perencanaan yang baik
sebagaimana dapat dilakukan dalam bisnis produk.
7
4. No advantage of size in dealing with buyer or supplier
Beberapa jenis bisnis jasa kecil sulit memanfaatkan peluang untuk
menekan pembeli atau para pemasok yang dominan. Mereka terpaksa
mengikuti keinginan para pembeli atau para pemasok, baik dalam soal
harga maupun penyediaan fasilitas-fasilitas lainnya. Kecuali untuk
perusahaan-perusahaan yang besar, misalnya McDonald yang menguasai
pasokan daging atau hotel marriot yang dapat mengontrol pemasok
(supplier) kasur atau spring bed untuk keperluan hotel karena pesanan
mereka yang cukup besar.
5. Product substitution
Inovasi di bidang produk kadang kala menyebabkan persaingan baru di
bidang jasa. Misalnya, seorang ibu atau calon ibu dapat mengetahui
(melakukan tes) apakah ia hamil atau tidak dengan menggunakan suatu
alat pengetes kehmilan, tampa pergi kerumah sakit untuk memeriksa
sebagaimana cara-cara lam. Produk-produk pengganti ini merupakan
tantangan yang berat bagi bisnis jasa tertentu, karena barang-barang bari
ini biasanya merupakan alternative yang jauh lebih murah dan sederhana.
6. Customer loyalty
Perusahaan-Perusahaan yang sudah lama berdiri dan memiliki jasa
personal menimbulkan konsumen yang loyal, dimana hal ini menyulitkan
bagi perusahaan baru untuk masuk. Mereka biasanya memiliki peralatan-
peralatan computer khusus sehingga memungkinkan mereka secara pribadi
memenuhi kebutuhan konsumennya, baik kebutuhan sekarang maupun
kebutuhuan-kebutuhan baru lainnya. Looyalitas konsumen dalam hal ini
sangat kuat, sehinga sangat sulit bagi perusahaan jasa untuk memasukan
penawarannya.
7. Exit barriers
Perusahaan jasa kecil contohnya seperti rumah makan keluarga, tidak
mungkin menghentikan usahanya meskipun penjualannya sangat kecil,
bahkan tidak mendapatkan keuntungan sama sekali. Merka tidak mungkin
keluar dari usaha tersebut, meskipun merugi. Karena akan menimbulkan
8
sedikit masalah dengan pemberhentian karyawan, yang juga anggota
keluarga.
9
a. Seeking out low Customer
Mencari konsumen-konsumen yang bisa ditangani dengan biaya
yang relatif murah. Contohnya, United Service Auto-mobile
Asspciantion (USSA) mempunyai kedudukan yang lebih baik di
antara perusahaan yang sejenis, karena USSA hanya melayani
perwira-perwira militer, yang resikonya lebih rendah dengan jumlah
klaim yang lebih sedikit. Keuntungan lain dari kelompok konsumen
ini adalah, umumnya mereka sering berpindah tugas dari satu tempat
ke tempat yang lain, sehingga perlayanan yang dibutuhkan cukup
diakses melalui telepon atau melalui faks dan pos.
10
d. Reducing network costs
Perusahaan jasa pengiriman foderal Express (FedEx) dengan
menggunakan jaringan “hub and spoke”, yaitu dengan menempatkan
pusat kegiatan (hub) di kota Memphis. Dengan menggunakan jaringan
yang disebut teknologi state-of-the-art, maka FedEx dapat mengirim
barang sepanjang malam melalui rute yang tidak langsung ke kota-
kota yang akan dilayaninya di seluruh Amerika Serikat. FedEx tidak
perlu membuka jaringan baru di kota tersebut, tetapi cukup menambah
satu rute ke atau dari hub yang ada.
11
c. Reducing perived risk
Konsumen yang tidak memahami suatu produk atau jasa yang
dibelinya sering mengharapkan penjelasan-penjelasan untuk
mengurangi kemungkinan risiko yang dihadapinya. Seorang teknisi di
tempat serviss mobil yang mampu dan bersedia menjelaskan kepda
konsumen hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan atau
penggunaan beberapa benda atau spesifikasi tertentu yang ada di mobil
tertentu, akan menjadikan konsumen merasa sangat senang dan yang
terpeting merasa aman.
d. Giving attention to personal training
Biaya yang dikeluarkan untuk melatih dan mengembangkan
keterampilan dan keahlian karyawan merupakan suatu aset yang sangat
penting dalam strategi bersaing bisnis jasa. Beberapa contoh tempat
pelatihan karyawan yang bertaraf internasional adalah fasilitas
pelatihan Arthur Anderson di kota Si Charles, Illinois dan Universitas
McDonald Hamburger di Oak Brook, Illinois, dekat Chicago.
e. Controlling quality
Pemberian kualitas jasa yang konsisten serta waktu, tempat dan
kondisi karyawan yang tidak stabil merupakan suatu tantangan bagi
suatu bisnis jasa. Contoh strategi ini dilakukan restoran Magic Pan,
dengan merancang alat pembuat kue crepenya yang sangat terkenal,
dengan fool proof untuk menghindari adanya inkonsistensi produknya.
12
Strategi fokus ini memfokuskan seluruh rancanganya untuk kelompok
konsumen tertentu akan lebih efektif dan lebih efisien daripada perusahaan
yang mencoba melayani seluruh jenis konsumen.
Strategi fokus sebetulnya merupakan aplikasi dari dua strategi lainya, yaitu
strategi biaya rendah dan strategi diferensiasi pada segmen pasar tertentu.
Perlu diperhatikan juga bahawa peningkatan kualitas tidak harus juga tentang
peningkatan biaya kecuali dengan adanya penggantian fasilitas – fasilitas
pendukung. Dari peningkatan kualitas pelayanan ini ada pula dampak positif,
seperti halnya akan terasa langsung pada suasa di dalam perusahaan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Manajemen jasa adalah seluruh kegiatan yang dilakukan untuk
menawarkan dan menyampaikan jasa sesuai dengan penilaian konsumen,
serta bagaimana menyesuaikan apa yang diinginkan konsumen dengan
sumber daya yang dimiliki perusahaan. Sumber daya tersebut tidak hanya
fasilitas fisik, melainkan juga tenaga personel, teknologi, sistem, dan
prosedur.
2. Prinsip - prinsip manajemen jasa terdiri dari merencanakan keuntungan
dengan penggunaan sumber logistik yang ada, otoritas, mobilisasi, sistem
supervisi, penghargaan, dan sesuai kondisi atau waktu.
3. Ciri-ciri lingkungan bersaing bisnis jasa terdiri dari relatively low overall
entry barriers, Minimal opportunites for economies of scale, Erratic sales
fluctuation, No advantage of size in dealing with buyer or supplier,
Product substitution, Customer loyalty, Exit barriers
4. Strategi bersaing bisnis jasa , yaitu overall cost leadership, strategi
diferensiasi (differentation), dan strategi fokus (fokus).
5. Langkah-Langkah menyusun strategi Jasa yaitu memperbaiki hubungan
dengan konsumen. Seperti meningkatkan kualitas pelayanan terhadap
konsumen, namun dengan tetap mempertimbangkan tambahan biaya
dengan ketat dan penggantian fasilitas – fasilitas pendukung. Karena
telah dijelaskan bahwa keberhasilan perusahaan memberikan kualitas
yang baik dapat dilihat dari kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen
memberikan fek internal dan eksternal berupa pernyataan kepuasan
konsumen kepada relasi atau keluarganya yang akan meningkatkan citra
perusahaan dan penjualan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15