Anda di halaman 1dari 19

KINERJA MEDIA DIGITAL

Oleh

Kelompok IV

Dewa Ayu Try Wahyuni (1807531032)

I Gede Yoga Surya Utama (1807531035)

Ni Kadek Dwi Putri Antari (1807531039)

I Gede Agus Tirta Santosa (1807531042)

PROGRAM MERDEKA BELAJAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2020/2021
KINERJA MEDIA DIGITAL

1. Menciptakan Pengalaman Konsumen


Experiential marketing adalah suatu usaha yang digunakan oleh pemasar atau
perusahaan digunakan untuk mengemas produk sehingga mampu menawarkan pengalaman
emosi hingga menyentuh hati dan perasaan konsumen. Dengan experiential marketing,
pelanggan akan mampu membedakan mana produk dan jasa yang satu dengan lainnya karena
mereka dapat bisa memperoleh dan merasakan pengalaman secara langsung.
Perusahaan dapat menerapkan experiential marketing dalam memberikan pengalaman
positif kepada pelanggan misalnya dengan memiliki display produk yang dapat dilihat,
dicoba, dan disentuh pada setiap setting interior, fasilitas yang lengkap, pelayanan self-
service, dan beragamnya jenis produk yang dimiliki dapat memberikan pengalaman tersendiri
bagi setiap pelanggan.
Penciptaan pengalaman konsumen dengan menggunakan experiential marketing
diharapkan dapat menciptakan loyalitas pelanggan. Tuntutan konsumen yang menginginkan
pengalaman lebih ketika menggunakan suatu produk atau jasa juga harus dipertimbangkan
oleh pemasar agar konsumen memiliki ikatan emosional dengan produk atau jasa tersebut
sehingga akan sulit untuk berpindah ke produk lain. Menurut (Fransisca Andreani, 2007)
dalam konsep experiential marketing, organisasi-organisasi biasanya berusaha membidik
aspek pengalaman emosional dan rasional dari pelanggan, karena kedua aspek tersebut
umumnya mampu memberikan efek yang luar biasa dalam pemasaran, terutama kepuasan
dan loyalitas pelanggan.

Karakteristik Experiential Marketing


Schmitt, (1999) membagi Experiential Marketing menjadi empat kunci karakteristik
antara lain:
a. Fokus pada pengalaman konsumen
Suatu pengalaman terjadi sebagai pertemuan, menjalani atau melewati
situasi tertentu yang memberikan nilai-nilai indrawi, emosional, kognitif, perilaku
dan relasional yang menggantikan nilai-nilai fungsional. Dengan adanya
pengalaman tersebut dapat menghubungkan badan usaha beserta produknya
dengan

1
gaya hidup konsumen yang mendorong terjadinya pembelian pribadi dan dalam
lingkup usahanya.

b. Menguji situasi konsumen


Berdasarkan pengalaman yang telah ada konsumen tidak hanya
menginginkan suatu produk dilihat dari keseluruhan situasi pada saat
mengkonsumsi produk tersebut tetapi juga dari pengalaman yang didapatkan pada
saat mengkonsumsi produk tersebut.
c. Mengenali aspek rasional dan emosional sebagai pemicu dari konsumsi
Dalam experiential marketing, konsumen bukan hanya dilihat dari sisi
rasional saja melainkan juga dari sisi emosionalnya. Jangan memperlakukan
konsumen hanya sebagai pembuat keputusan yang rasional tetapi konsumen lebih
menginginkan untuk dihibur, dirangsang serta dipengaruhi secara emosional dan
ditantang secara kreatif.
d. Metode dan perangkat bersifat elektik
Metode dan perangkat untuk mengukur pengalaman seseorang lebih
bersifat elektik. Maksudnya lebih bergantung pada obyek yang akan diukur atau
lebih mengacu pada setiap situasi yang terjadi daripada menggunakan suatu
standar yang sama.

Strategi Experiental Marketing


Experiental Marketing memberikan strategi-strategi marketing yang didasari dengan
pengalaman yang telah dilalui. Adapun strategi-strategi tersebut yaitu:
a. Sense Experiental Marketing (perasaan yang timbul melalui pengalaman panca
indra)
Sense Experiental Marketing berfokus pada perasaan dengan tujuan untuk
menciptakan pengalaman melalui panca indra pelanggan. Sense bisa digunakan
untuk mendiferensiasikan perusahaan dan produk, memberikan motivasi kepada
pelanggan, serta menambah nilai produk. Sense marketing harus bisa
mempengaruhi panca indra pelanggan. Sense yang ditawarkan perusahaan harus
distimulus dengan baik agar dapat memberikan suatu pengalaman yang
mengesankan.
b. Feel Experiental Marketing (perasaan yang timbul melalui pengalaman emosi)
Feel Experiental Marketing berusaha untuk menarik perasaan terdalam
dan emosi pelanggan, dengan tujuan untuk menciptakan perasaan pengalaman
pelanggan mulai dari perasaan yang biasa saja sampai pada tingkat emosi yang
kuat karena kebanggaan dan prestise. Feel dalam experiential marketing erat
kaitanya dengan pengalaman afektif.
Dalam mengukur feel ini seorang pemasar harus mempertimbangkan
mood dan emotion pelanggan, seorang experiential marketer dikatakan berhasil
apabila dapat membuat mood dan emotion pelanggan sesuai dengan
keinginannya.
c. Think Experiental Marketing
Tujuan dari Think Experiental Marketing adalah membawa pelanggan
mampu berfikir lebih mendalam dan kreatif sehingga memberikan opini yang
bagus terhadap produk dan servis perusahaan.
d. Act Experiental Marketing
Act bertujuan untuk menciptakan pengalaman yang berhubungan dengan
pengalaman tubuh (physical body). Pola jangka panjang dari perilaku dan gaya
hidup, dan pengalaman sebagai hasil interaksi dengan orang lain, sehingga
memperkaya kehidupan pelanggan dengan pengalaman yang bersifat ragawi.
e. Relate Experiental Marketing
Relate Experiental Marketing sering kali terjadi sebagai akibat dari sense,
feel, think dan act experience. Relate dikembangkan diluar hubungan personal dan
perasaan pribadi tetapi menambah pengalaman individual dalam hubungan
dengan orng lain, masyarakat serta budaya yang direfleksikan dalam brand.
Sebagai tipe terakhir sari SEMs, relate mempengaruhi hubungan dengan orang
lain.

Experiential Provider (Media dalam Pemasaran Berdasarkan Pengalaman)


Experiential providers menjelaskan sarana komunikasi antar produsen dan konsumen.
Media yang digunakan dapat berupa communications, visual atau verbal identity, product
present, co-branding, spatial environment, electronic media dan people.
a. Communication (Komunikasi)
Komunikasi dalam Experiential providers adalah promosi yang dilakukan
perusahaan yang berupak periklanan, magalog (majalah dan katalog), brosur,
surat kabar, laporan tahunan dan lain lain.
b. Visual atau Verbal Identity (Identitas Visual atau Verbal)
Seperti hal nya communications, visual atau verbal indentity dapat
digunakan untuk menciptakan merek yang menyentuh sense, feel, think, act,
relate, dalam bentuk nama, logo, dan tabda perusahaan.
c. Product Present (Bentuk Produk)
Meliputi produk, pengemasan dan display produk serta karakter merek
sebagai bagian dari pengemasan.
d. Co-Branding (Kemitraan Brand)
Digunakan untuk mengembangkan satu atau beberapa experiential
module, meliputi event marketing, sponsorhip, patnership dan bentuk bentuk
kerjasama lainya.
e. Spatial Environments (Ruang atau Tempat)
Spatial environments meliputi desain gedung, kantor, atsmosfer, dan lain-
lain.
f. Electronic Media berupa Website
Web site perusahaan dapat membentuk penciptaan SEMs. Tampilan
warna, suara dan kreatifitas menu dalam suatu situs merupakan bagian dari
pembentukan pengalaman bagi pengguna situs perusahaan.
g. People (Berupa Staff Karyawan)
People dapat dijadikan sebagai kekuatan, hal ini dikarenakan
keberadaannya sebagai sesuatu yang dinamis, kemampuanya dalam berinteraksi
dengan pelanggan, serta pngaruhnya yang dapat dirasakan secara langsung oleh
pelanggan.
People meliputi tenaga penjual, perwakilan perusahaan, serta personel
lainya yang secara langsung dapat berintraksi dengan konsumen.
Manfaat Experiental Marketing
Fokus utama dari suatu experiential marketing adalah pada tanggapan panca
indra, pengaruh, tindakan serta hubungan. Oleh karena itu suatu badan usaha harus dapat
menciptakan experiential brand yang dihubungkan dengan kehidupan nyata dari
konsumen. Experiential marketing dapat dimanfaatkan secara efektif apabila diterapkan
pada beberapa situasi tertentu. Ada beberapa manfaat yang dapat diterima dan dirasakan
suatu badan usaha menurut pandangan Schmitt, (1999) apabila menerapkan experiential
marketing antara lain:
a. Untuk membangkitkan kembali merek yang sedang merosot.
b. Untuk membedakan satu produk dengan produk pesaing.
c. Untuk menciptakan citra dan identitas sebuah perusahaan.
d. Untuk mempromosikan inovasi.
e. Untuk membujuk percobaan, pembelian dan loyalitas konsumen.

2. Manajemen Konten
Sebagai bagian dari proses peningkatan berkelanjutan dalam pemasaran online,
proses manajemen konten penting untuk membuat perubahan pada keberadaan perusahaan
online dengan proses yang jelas. Apabila halaman web tetap statis maka kesempatan untuk
melibatkan pelanggan dan merek akan terlewatkan, sehingga penting untuk menjaga situs
web tetap dinamis.
Adapun kunci untuk menjaga situs web agar tetap dinamis adalah dengan memiliki
konten yang jelas dan strategi komunikasi elektronik berdasarkan konten. Proses pembaruan
situs dan konten harus dipahami oleh semua staf untuk pengadaan konten ke situs, dengan
tanggung jawab yang sudah jelas diidentifikasi dalam deskripsi pekerjaan mereka. Untuk bisa
memahami prosesnya maka perlu dipertimbangkan tahapan utama yang terlibat dalam
menerbitkan halaman. Berbagai tugas yang terlibat dalam proses pemeliharaan yaitu sebagai
berikut:
a. Tulis, dimana pada tahap ini melibatkan penulisan salinan pemasaran dan jika
perlu mendesain tata letak salinan dan gambar terkait.
b. Review, dimana diperlukan tinjauan independen atas salinan untuk memeriksa
kesalahan sebelum dokumen diterbitkan. Bergantung pada ukuran organisasi,
tinjauan mungkin diperlukan oleh satu orang atau beberapa orang yang mencakup
berbagai aspek kualitas dari konten perusahaan, kemudian salinan teks pengeditan
digunakan untuk mengidentifikasi kesalahan tata bahasa, teks pemasaran,
branding dan legalitas.
c. Kebenaran, dimana pada tahap ini sangat mudah dan melibatkan pembaruan yang
diperlukan sebagai hasil dari tahap kedua.
d. Publikasikan (untuk menguji lingkungan), dimana pada tahap ini melibatkan
penempatan salinan yang dikoreksi di halaman web yang dapat diperiksa lebih
lanjut. Hal ini akan menjadi lingkungan pengujian yang hanya bisa dilihat dari
dalam suatu perusahaan.
e. Tes (pengujian), dimana sebelum halaman web selesai dibuat di World Wide Web
pengujian akhir diperlukan untuk masalah teknis, seperti apakah halaman berhasil
dimuat browser yang berbeda.
f. Publikasikan (ke lingkungan hidup), dimana setelah materi ditinjau dan diuji serta
ditandatangani sebagai materi yang memuaskan, lalu akan dipublikasikan ke situs
web utama dan akan dapat diakses oleh pelanggan.
Konten situs web harus terbaru sesuai dengan harapan atau ekspektasi pelanggan,
dimana pelanggan cenderung mengharapkan informasi baru diposting ke situs secara
langsung. Jika materi tidak akurat (basi) maka pelanggan mungkin tidak kembali ke situs
tersebut. Setelah beberapa waktu, tentunya informasi di halaman web secara alami akan
ketinggalan jaman sehingga perlu diperbarui (diganti). Dalam hal ini penting untuk memiliki
kalender konten untuk penerbitan konten di masa depan dan mekanisme yang menentukan
apa yang memicu proses pembaruan.
Kebutuhan materi yang akan diperbarui memiliki beberapa aspek. Prosedur pemicu
harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga ketika perubahan harga atau spesifikasi
produk yang diperbarui dalam selebaran atau katalog promosi, maka perubahan ini juga
harus tercermin di situs web. Tanpa adanya prosedur jenis ini, maka akan mudah terjadi
kesalahan pada website tersebut.
Oleh karena itu, untuk memastikan konten situs tetap segar yaitu relevan bagi para
audien dan efektif bagi bisnis, ada baiknya mempertimbangkan berbagai jenis konten dan
tujuannya. Adapun pertimbangan mengenai jenis konten yang berbeda bagi pengecer online
mencakup:
a. Informasi produk mencakup deskripsi dan spesifikasi produk serta informasi
harga dan ketersediaan produk yang lebih dinamis;
b. Konten merek (merek produk) yaitu konten tentang merek individu yang
tersedia sebagai produk yang berbeda dapat dikelompokkan bersama;
c. Konten merek (merek pengecer) yaitu konten tentang perusahaan seperti
penyebaran nilai, kepercayaan, dan sejarahnya;
d. Konten promosi dimana promosi dalam konteks ini mengacu pada informasi
tentang penjualan dan diskon;
e. Konten pendukung yaitu informasi tentang pemesanan dan pengembalian;
f. Konten komunitas yaitu konten buatan pengguna yang mungkin berada di suatu
area komunitas atau terkait dengan produk sebagai ulasan dan penilaian;
g. Konten blog yaitu konten yang diperbarui secara berkala yang bertujuan untuk
melibatkan pelanggan dan produk, misalnya menampilkan tren mode terkini
untuk seorang retailer pakaian. Konten ini mungkin juga berguna untuk
pengoptimalan mesin search engine.

Selanjutnya, pertimbangkan faktor mana yang akan mendorong pembaruan bagi


jenis- jenis konten yang ada tersebut. Untuk menjaga konten tetap segar, pembaruan konten
tidak akan terjadi secara sengaja sehingga perusahaan harus mempertimbangkan pendekatan
yang dapat digunakan untuk mengontrol kualitas informasi. Pendekatan umum dapat bekerja
dengan baik adalah:

a. Metapkan tanggung jawab untuk tipe konten tertentu dari bagian situs.
b. Jadikan kualitas konten web yang dihasilkan sebagai bagian dari penilaian kinerja
karyawan.
c. Buat jadwal target untuk publikasi konten.
d. Identifikasi peristiwa yang memicu publikasi konten baru, misalnya peluncuran
produk baru, perubahan harga dan lain-lain.
e. Identifikasi tahapan dan tanggung jawab dalam pembaruan yaitu siapa yang
menentukan, siapa yang membuat, siapa yang mengulas, siapa yang memeriksa,
siapa yang menerbitkan.
f. Ukur penggunaan konten melalui analisis web atau dapatkan umpan balik dari
pengguna situs.
g. Audit dan publikasikan konten untuk menunjukkan mana yang terbaru.

3. Tanggung jawab Pemasar pada Pengalaman Konsumen


Dalam suatu perusahaan dengan skala besar dalam artian memiliki banyak
departemen dan kantor di berbagai negara, pemeliharaan situs web perusahaan menjadi
sangat sulit karena memerlukan kontrol dengan standar yang sama di setiap kantor yang
berada pada wilayah yang berbeda.
Menurut Sterne (2001) mengemukakan bahwa esensi sukses pemeliharaan yang
dilakukan oleh suatu perusahaan adalah apabila suatu perusahaan memiliki tanggung jawab
yang teridentifikasi dengan jelas untuk berbagai aspek pemeliharaan situs web perusahaan.
Berikut aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan situs web perusahaan:
a. Siapa yang memiliki proses tersebut?
Pertama, perusahaan perlu mengetahui terlebih dahulu keseluruhan proses
yang dilalui dalam memperbaharui situs. Untuk perusahaan dengan skala yang
besar perlu diadakan pertemuan antar pihak-pihak yang berkepentingan, seperti
manajer pemasaran, orang yang bertanggung jawab atas internet atau pemasaran
media baru, lembaga eksternal, departemen TI, manajer komunikasi dan manajer
produk yang mengelola promosi produk dan layanan perusahaan. Seluruh pihak-
pihak tersebut berhak memberikan masukan dalam menentukan proses update
situs perusahaan. Proses tersebut akan menentukan tanggung jawab untuk
berbagai aspek manajemen situs dan merinci proses untuk memperbaharui situs
tersebut. Berikut tahapan prosesnya:
 Brand Manajer menulis ulang salinan atau konten dan memodifikasi
elemen grafis yang sesuai untuk situs web perusahaan (Tulis).
 Manajer website meninjau salinan berbasis web yang telah direvisi
(Review).
 Manajer pemasaran meninjau kesesuaian pembaharuan salinan yang
dibuat (Review).
 Departemen hukum memeriksa salinan yang telah ditinjau manajer
pemasaran (Peninjauan).
 Salinan direvisi dan dikoreksi, kemudian ditinjau ulang seperlunya.
 Salinan dikonversi ke format situs web dan kemudian diterbitkan oleh
tenaga teknis perusahaan dengan memasukkan opsi fitur baru untuk
membantu pengguna dalam menavigasi ke produk baru (Publikasian
pertama).
 Salinan baru pada situs akan ditinjau dan diuji oleh manajer produksi pada
browser web dan resolusi layar yang berbeda sehingga dapat memastikan
apakah pembaharuan yang dilakukan dapat diakses oleh berbagai media
yang berbeda (Pengujian).
 Setelah semua pihak yang berkepentingan setuju bahwa salinan baru
sesuai dengan standar yang dterapkan oleh perusahaan tersebut, maka
halaman pada situs web pengujian dapat ditransfer ke situs web langsung
dan kemudian dapat diakses oleh pelanggan.
b. Siapa pemilik konten?
Pada perusahaan dengan skala menengah hingga besar, konten
diperbaharui secara teratur, sehingga diperlukan pihak untuk mendistribusikan
tanggung jawab dalam memiliki dan mengembangkan berbagai situs melalui
orang-orang dalam organisasi dengan keterampilan dan pengetahuan untuk
mengembangkan konten perusahaan. Misalnya, pada suatu perusahaan jasa
keuangan yang besar, divisi bisnis bertanggungjawab atas area produk tertentu
sehingga harus memperbaharui situs dari produk atau layanan yang ditawarkan
oleh perusahaan tersebut seperti rekening tabungan, hipotek, asuransi perjalanan,
asuransi kesehatan dan investasi. Sedangkan, untuk pemasok hardware seperti PC,
diperlukan peranan pengembangan konten untuk memperbaharui informasi
produk, pembiayaan, informasi pengiriman, dan fasilitas layanan pelanggan.
Selanjutnya, setelah adanya pendistribusian tanggung jawab terhadap situs atau
konten, maka diperlukan keselarasan pedoman dan standar yang membantu
memastikan bahwa situs atau konten yang dibuat memiliki standar yang sesuai
dengan pedoman perusahaan.
c. Siapa yang memiliki format tersebut?
Dalam melakukan pembaharuan pada situs, diperlukan adanya format
yang mengacu pada berbagai aspek seperti desain, tampilan, nuansa dan tata letak
situsnya. Tujuan dari adanya penetapan format ini adalah agar pembaharuan yang
dilakukan memiliki konsistensi format secara keseluruhan.
Pada perusahaan dengan skala besar, terdapat risiko apabila area situs
berbeda maka akan memunculkan masalah ketidakonsistenan atas pembaharuan
yang dilakukan. Dengan adanya pembaharuan atas situs tersebut dari segi desain,
template maupun tipe konten, maka kualitas situs dan tingkat pengalaman
pelanggan yang mengakses situs tersebut akan meningkat dengan pengalaman
yang baik, hal ini dikarenakan:
 Situs akan lebih mudah untuk digunakan, pelanggan yang telah terbiasa
menggunakan situs ini akan lebih mudah untuk menggunakan bagian lain
dari situs ini walaupun dilakukannya pembaharuan.
 Elemen desain situs akan serupa. Walaupun dilakukan pembaharuan pada
desain, template, fitur maupun tipe konten, pengunjung akan merasa
bahwa
ini merupakan situs web yang biasanya ia kunjungi karena ada beberapa
elemen yang tetap digunakan oleh perusahaan pada situs sebelumnya.
 Citra dan branding perusahaan. Dengan adanya pembaharan yang
mengacu pada perbaikan kualitas situs perusahaan, tentu akan
meningkatkan citra dan branding perusahaan.
d. Siapa yang memiliki teknologi?
Dalam hal ini, perusahaan harus menentukan teknologi seperti apa yang
ingin digunakan oleh perusahaan, dimana teknologi yang digunakan oleh
perusahaan dalam mempublikasikan situs web sangat bermanfaat apabila
memanfaatkan kekuatan internet. Dimana, dalam teknologi ini memungkinkan
terjadinya masalah teknis sehingga staff teknis perusahaan harus
bertanggungjawab, seperti permasalahan ketersediaan dan kinerja server situs
web, memeriksa validitas HTML dan mengoreksi tautan yang rusak dan
mengelola berbagai versi halaman situs web dalam pengujian dan lingkungan
serta pengelolaan konten secara langsung.

4. Manajemen Situs (Content Management System)


Dalam hal ini, sistem manajemen konten (CSM) adalah suatu alat perangkat lunak yang
berfungsi untuk membuat, mengedit dan memperbaharui dokumen yang diakses melalu
intranet, ektranet dan internet. Sistem manajemen konten mengacu pada waktu alat perangkat
lunak tersebut digunakan. Lebih spesifik, alat ini digunakan untuk mengatur, mengelola,
mengambil dan mengarsipkan informasi konten. Sistem manajemen konten menyediakan
beberapa fasilitas yaitu:
a. Penulisan struktur, meliputi desain dan pemeliharaan struktur konten (seperti
informasi, template dan lain sebagainya).
b. Manajemen tautan, meliputi pemeliharaan tautan internal dan eksternal melalui
perubahan konten dan pengapusan tautan.
c. Visibilitas mesin pencari, artinya konten dalam mesin pencari harus disimpan dan
ditautkan sehingga dapat diindeks oleh mesin pencari untuk menambahkannya ke
indeks mesin pencari.
d. Input dan sindikasi, meliputi pemuatan konten yang berasal dari luar dan
penyebaran konten dari berbagai sumber.
e. Pembuatan versi, meliputi pengontrolan edisi halaman, elemen halaman dan edisi
konten terbaru sehingga edisi yang sebelumnya harus diarsipkan.
f. Keamanan dan kontrol akses, artinya ijin yang berbeda dapat ditetapkan untuk
peranan pengguna yang berbeda. Manajemen situs biasanya menyimpan daftar
pengguna, fasilitas ini sangat berguna pada saat perusahaan menggunakan
manajemen situs yang sama untuk intranet, ekstranet dan internet publik dengan
tingkat perijinan yang berbeda.
g. Alur kerja publikasi, konten yang ditujukan untuk situs web harus melalui proses
publikasi untuk memindahkannya dari lingkungan manajemen ke lingkungan
pengiriman langsung, dimana dalam prosesnya melibatkan konversi format seperti
PDF, WAP, rendering ke HTML, otorisasi editorial dan pembuatan dokumen
secara real time.
h. Pelacakan dan pemantauan, meliputi penyediaan penggunaan analisis statistik
untuk memberikan ukuran kinerja, menyesuaikan konten sesuai permintaan dan
melindungi dari penyalahgunaan data pelanggan.
i. Navigasi dan visualisasi, artinya fasilitas ini memberikan representasi konten
yang jelas dan menarik dengan menggunakan warna, tekstur dan rendering 3D.
Saat ini ada banyak sekali CMS yang bisa dipilih. Masing-masing sistem manajemen
konten menyasar user dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Jadi, siapa pun pasti akan
menemukan CMS yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan juga website. Berikut beberapa
sistem manajemen konten terpopuler yang ada di pasaran.
a. WordPress.org
Sampai saat ini, WordPress telah berhasil mengukuhkan kedudukannya
sebagai CMS nomor satu. Berdasarkan data statistik BuiltWith, sistem
manajemen konten yang bersifat open source ini menjadi platform bagi lebih dari
30% website di seluruh dunia. Pada saat kemunculannya, WordPress hanyalah
sebuah platform blog sederhana. Namun dengan cepat, CMS ini menjadi platform
bagi semua jenis website mulai dari portofolio online hingga situs bisnis dan toko
online. Berkat fleksibilitas dan kemudahan penggunaannya, WordPress menjadi
populer di antara
platform CMS lainnya. Di dalam WordPress terdapat ribuan tema dan plugin yang
dapat Anda pilih untuk memodifikasi situs sesuai keinginan dan kebutuhan.
b. Drupal
Drupal adalah CMS yang ditujukan untuk kalangan profesional, dan
biasanya digunakan oleh perusahaan. NASA, Tesla, Sony Music, Nokia, dan
bisnis ternama lainnya memilih Drupal sebagai sistem manajemen konten mereka.
Drupal menjamin kecepatan waktu loading yang sangat baik dan juga tingkat
keamanan yang tidak mudah disusupi oleh cyber crime. Drupal menyediakan
modul bawaan untuk memaksimalkan fungsi serta tampilan website serta dapat
terintegrasi dengan berbagai tool analytics, marketing, dan eCommerce.
c. PrestaShop
Sistem manajemen konten terpopuler lainnya adalah PrestaShop yang
banyak digunakan untuk membuat toko online. Saat ini terdapat sekitar 270.000
pengusaha yang memanfaatkan jasa PrestaShop. Apa pun jenis usaha, baik yang
sederhana maupun medium, PrestaShop adalah pilihan terbaik yang layak
dipertimbangkan. Dengan platform ini, seorang marketer dapat membuat toko
online, mengkustomisasi desainnya, dan mengupload produk.
Sedikit informasi, PrestaShop selalu mengikuti dan mematuhi peraturan
yang berlaku. Maka dari itu, Anda dapat mengonfigurasikan pajak berdasarkan
daerah atau negara Anda tinggal, menentukan proses checkout yang sesuai
dengan aturan yang berlaku, dan masih banyak lagi.
d. Magento
Magento adalah platform eCommerce populer yang sering digunakan oleh
berbagai perusahaan, seperti Samsung, Nike, dan Ford. Platform ini memiliki
semua jenis fitur eCommerce yang dapat dimanfaatkan untuk membuat toko
online yang menarik dan kompleks. Marketer bisa membuat halaman produk dan
pengiriman dengan tampilan profesional, mengelola inventoris, order (pesanan),
pengiriman, dan masih banyak lagi. Dengan Magento, Anda juga bisa
menambahkan kupon, landing page, serta melakukan campaign untuk up-sell dan
cross-sell.
Kelebihan dan Kekurangan CMS
CMS adalah pilihan yang ideal dan tepat untuk pemilik website. Namun, CMS juga
memiliki beberapa kelemahan. Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan dari CMS:
a. Kelebihan
 Dengan CMS, Anda tidak memerlukan bahasa pemrograman untuk
membuat dan mengelola website.
 CMS beserta tema, plugin, dan ekstensi terkait mudah diinstall dan
diupdate.
 Tersedia ratusan hingga ribuan tema mentahan (pre-designed).
 Dengan plugin atau ekstensi, marketer dapat menambahkan bahkan
membuat beragam fitur, seperti SEO, keamanan, newsletter, social media
buttons, dan toko online.
 Salah satu fungsi CMS adalah menyediakan fitur manajemen user.
Marketer bisa dengan cepat setup berbagai role user, seperti subscriber,
author, editor, dan administrator.
 Sebagian besar CMS memiliki komunitas online yang di dalamnya
menyertakan forum bantuan, chat online, channel Slack, forum grup atau
komunitas, dan lain sebagainya.
 CMS menyediakan berbagai artikel dan tutorial terkait platform dan segala
yang ada di dalamnya. Marketer bisa membaca sejumlah panduan online,
halaman FAQ, deskripsi tema dan plugin, tutorial, dan menonton video.
 Kebanyakan CMS bisa diinstall secara gratis. Jadi, hanya cukup perlu
membeli domain dan web hosting saja.
b. Kekurangan
 Terkadang, hampir semua tampilan tema mentahan (pre-designed) terlihat
sama. Meskipun dapat dikustomisasi, jika tema yang dipilih itu populer,
maka risikonya tampilan website sama dengan tampilan situs lain.
 Fleksibilitas CMS masih kurang jika dibandingkan dengan website yang
dibuat dari awal secara manual menggunakan coding. Apabila
menghendaki fitur yang unik, maka mau tak mau harus menyewa jasa
programmer untuk membuat dan mengaktifkannya.
 Biasanya website yang menggunakan CMS populer berisiko tinggi
terhadap serangan hacker. Untungnya, ancaman terhadap keamanan ini
dapat diminimalisir dengan menginstal plugin yang tepat.
 CMS memengaruhi waktu loading website. Umumnya, website yang
dibuat dengan CMS memiliki kecepatan loading yang lebih lamban
daripada website yang dibuat secara manual menggunakan coding. Untuk
mempercepat waktu loading, marketer harus menginstal plugin dan
ekstensi tambahan.
DAFTAR PUSTAKA

Ariata C. 2019. Apa Itu CMS? Kenali Lebih Dalam Tentang Fungsi CMS Serta Kelebihan dan
Kekurangannya. Dikutip dari https://www.hostinger.co.id/tutorial/apa-itu-cms/. Diakses
pada tanggal 8 Desember 2020.
Chaffey, Dave; Ellis-Chadwick, Fiona. 2016. Digital Marketing: Strategy, Implementation and
Practice. Sixth Edition. United Kingdom: Edinburgh Gate.

Anda mungkin juga menyukai