Anda di halaman 1dari 25

TUGAS KELOMPOK

MANAJEMEN PEMASARAN JASA

MERANCANG PRODUK DAN SISTEM PENYAMPAIAN JASA

OLEH :

KELOMPOK 2

ANA ASHRAVIA SAFITRI MUSTAFA (B1B118028)

LIDYA KURNIA T (B1B118038)

WAODE SITI NOVALYZAH (B1B118030)

FITRIA RAMDANI (B1B118034)

FITRI (B1B118042)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2021
MERANCANG PRODUK DAN SISTEM PENYAMPAIAN JASA

A. TEORI

DESAIN SISTEM PENYAMPAIAN JASA

Proses perancangan system penyampaian jasa merupakan proses kreatif yang diawali

dengan menetapkan tujuan jasa. Tujuan ini akan menjadi panduan utama dalam

mengindentifikasi dan menganalisis semua alternative yang bias digunakan untuk

mewujudkannya. Setelah itu, lalu dilakukan penyeleksian dan pemilihan alternative yang

dinilai paling sesuai. 

UNSUR – UNSUR DESAIN JASA

            Keputusan desain jasa perlu mempertimbangkan sejumlah factor utama, di antaranya :

1. Kontak pelanggan 

2. Bauran jasa ( Service Mix )

3. Lokasi konsumsi jasa

4. Desain fasilitas dan aksesoris jasa

5. Teknologi

6. Karyawan

7. Stuktur organisasi

8. Informasi

9. Manajemen permintaan dan penawaran 

10. Prosedur

11. Pengendalian

Tipe Opreasi jasa

Secara garis besar, terdapat empat tipe oprasi yang sering di jumpai dalam system

penyampaian jasa, yaitu :

1. Proyek
Dalam tipe ini, ada sejumlah aktivitas yang saling terkait dan dirumuskan dengan

jelas, serta diselesaikan dalam tahap-tahap tertentu. 

2. Batch ( Job Shop )

Dalam oprasi job shop, jasa disesuaikan dengan spesifikasi dan kebutuhan

pelanggan. 

3. Lini ( Flow Job )

Tipe ini berhubungan dengan penyampaian jasa yang telah dibakukan, sehingga

rangkaian yang dilakukan oleh individu tertentu dan ditujukan kepada individu

lainnya. 

4. Proses berkesinambungan ( on-Going process )

Kepolisian, pasukan pemadam kebakaran dan UGD merupakan contoh jasa yang

tergolong dala jasa yang berkesinambungan. 

ANCANGAN DESAIN SISTEM JASA 

Ada lima ancangan yang dapat diterapkan untuk merancang sebuah system jasa. Pada

setiap ancangan tidak harus memiliki mutually exclusive jadi perusahaan bisa saja

menggunakan kombinasi dari beberapa ancangan. Adapun lima ancangan tersebut meliputi ; 

1. Jasa personal ( personalized service )

Ancangan ini didasari keyakinan bahwa jasa merupakan sesuatu yang sifatnya

personal

2. Ancangan lini produksi

Melalui ancangan ini, jasa rutin disediakan dalam lingkungan yang terkendali

untuk menjalin kosistensi kualitas efesiensi oprasi. Ada beberapa karakteristik yang

menunjang ancangan ini, di antaranya: 

a) Adanya keterbatasan karyawan dalam hal kebebasan bertindak

b) Adanya pembagian kerja yang jelas


c) Mengganti SDM dengan teknologi

d) Standarisasi jasa

3. Memisahkan oprasi kontak tinggi dengan oprasi tampa kontak 

4. Partisipasi pelanggan dalam sebagian besar system jasa, pelanggan hadir pada saat

jasa besangkutan. Secara umum ada dua macam kontribusi yang dapat diberikan oleh

pelanggan dalam system penyampaian jasa, yaitu:

a) Menggantikan provider labor dengan costumer labor

b) Memperhalus atau mengurangi variasi permintaan jasa. Dalam rangka

menerapkan strategi memperhalus variasi permintaan jasa ada beberapa metode

yang dipergunakan meliputi :

- System reservasi dan oppoitment

- Metode penetapan harga diferensial

- Mengelola atau memperkuat permintaan pada periode tidak sibuk

- Mengembangkan jasa komplementer selama jam sibuk

5. Swalayan ( self-service ). Dalam ancangan ini, tingkat keterlibatan pelanggan sangat

tinggi. Pelanggan berperan aktif dalam proses penyampaian jasa. 

SERVICE BLUE PRINTING

Istilah lain untuk service blueprinting adalah mapping atau service flowcharting. Pada

prinsipnya service blueprinting merupakan ancangan grafis visual yang bias membantu para

manajerjasa untuk mendapatkan gambaran holistic tentang jasa dan layanannya serta

memperoleh wawasan menejerial mengenai karakteristik pengalaman pelanggan. Secara

ringkas terdapat empat langkah dalam menyusun blueprinting  :

1. Mengindentifikasi secara berurutan semua fungsi-fungsi pokok yang dibutuhkan

untuk menghasilkan dan menyampaikan jasa. 


2. Merumuskan zone visibilitas ( zone of visibility atau frontstage ) dan zone of

invisibility          ( backstage ). Zone visibilitas adalah proses-proses yang nampak

bagi pelanggan dan mereka bekemungkinan berpartisipasi didalamnya, sedangkan

zone invisibility adalah peoses yang tidak dilihat langsung oleh pelanggan. 

3. Menentukan rata-rata waktu untuk pelaksanaan setiap fungsi pokok dan

mengindentifikaso setiap departemen atau staf relevan yang bertanggung jawab atas

fungsi tersebut. 

4. Menetapkan toleransi yang bias diterima dalam hal timing untuk setiap fungsi dalam

rangka memastikan bahwa persepsi pelanggan terhadap proses penyampaian jasa

tidak akan terpengaruh secara negative. `

SERVICE ENCOUNTER

Bedasarkan perspektif pelanggan, kesan paling gambling terhadap sebuah jasa terjadi

terjadi pada service encounter atau disebut juga moment of truth yang mana pelanggan

berinteraksi dengan perusahaan jasa. Jumlah service counter berbeda beda antar jenis jasa dan

organisasi jasa spesifik. Apabila pelanggan berinteraksi dengan penyedia jasa untuk pertama

kali, serviceencounter pertama berpengaruh besar pada pembentukan kesan awal atas

organisasi jasa secara keseluruhan. Secara garis besar service encounter bias dikelompokan

menjadi 3 macam ; remote encounter, phone encounter dan face-to-face encounter. 

SERVICESCAPES

Jasa bersifat intangible, karenya pelanggan kerapkali mengandalkan tangible cause

atau physical evidence dalam mengevaluasi sebuah jasa sebelum membelinya dan menilai

kepuasannya selama dan setelah konsumsi. Sejumlah riset menunjukan bahwa servicescapes

bias mempengaruhi pilihan pelanggan dan perilaku lainnya 


LOKASI FASILITAS JASA

            Jasa tidak dipasarkan melalui saluran distribusi tradisional seperti halnyabarang fisik.,

misalnya dari pabrik ke pedagang grosir, kemudian ke pengecer untuk selanjutnya diteruskan

kepada konsumen akhir.  

Dalam beberapa tahun terakhir, waralaba (franchising) mengalami perkembangan

pesat.  Menurut Asosiasi Franschise Indonesia (dikutip dalam Djatmiko, 2009), hingga juni

2009 tercatat ada sekitar 1.010 usaha waralaba di Indonesia, dengan jumlah gerai mencapai

42.900 buah dan menyerap 819.200 tenaga kerja.

Secara sederhana waralaba bias diartikan sebagai system pemasaran atau distribusi

barang dan jasa, dimana sebuah perusahaan induk (franchisor) memberikan kepada individu

atau perusahaan lain (franchisee) yang berskala kecil atau menengah, hak-hak istimewa untuk

melakukan sistem usaha tertentu dengan cara yang sudah di tentukan, selama waktu tertentu

dan di tempat tertentu pula.

Secara garis besar terdapat tiga bentuk sistem waralaba. Pertama, product

franschise atau product distribution franschising, di mana franschisor memberikan

kekeluasaan bagi para franchisee untuk memproduksi dan mendistribusikan lini produk

tertentu dengan menggunakan nama merek dan sistem pemasaran yang di kembangkan

oleh franschisor.

Akan tetapi, lokasi fasilitas jasa acapkali tetap merupakan faktor krusial yang

berpengaruh terhadap kesuksesan suatu jasa, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar

potensial penyedia jasa. Secara garis besar, ada dua kemungkinan pertimbangan dalam hal

lokasi fasilitas jasa. Pertama, pelanggan mendatangi fasilitas jasa, misalnya pasien dating ke

tempat praktek dokter, puskesmas atau rumah sakit. Kemungkinan kedua adalah penyedia

jasa yang mendatangi pelanggan.


Lokasi berpengaruh terhadap dimensi – dimensi pemasaran strategik, seperti

fleksibilitas, competitive positioning, manajemen permintaan, dan fokus strategik

(fitzsimmons & fitzsimmons, 1994).

Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan cermat terhadap beberapa

faktor berikut :

1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum.

2. Vasibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak

pandang normal.

3. Lalu-lintas ( traffic), menyangkut dua pertimbangan utama : 

a) Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang besar terhadap

terjadinya impulse buying.

b) Kepadatan dan kemacetanlau-lintas bisa pula menjadi hambatan.

4. Tempat parker yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua maupun

roda empat.

5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di kemudian

hari.

6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang di tawarkan.

7. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing.

8. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang bengkel kendaraan

bermotor terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk.

DESAIN DAN TATA LETAK FASILITAS JASA

            Desain dan tata letak fasilitas jasa erat kaitannya dengan pembentukan persepsi

pelanggan. Pada sejumlah tipe jasa, persepsi yang terbentuk dari interaksi antara pelanggan

dengan fasilitas jasa berpengaruh terhadap kualitas jasa tersebut di mata pelanggan.
            Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan desain fasilitas jasa

meliputi :

a) Sifat dan tujuan organisasi jasa

b) Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan ruang dan tempat

c) Fleksibilitas

d) Faktor estetsis

e) Masyarakat dan lingkungan sekitar

f) Biaya kontruksi dan oprasi

1. Tata letak fasilitas jasa 

Lingkungan dan setting tempat penyampaian jasa merupakan aspek yang tidak kalah

penting dan tidak boleh diabaikan dalam desain jasa. Masih banyak penyedia jasa tidak

menyadari bahwa tata letak jasa berpengaruh signifikan terhadap mood dan respon

pelanggan, setidaknya ada enam faktor yang harus dipertimbangkan secara cermat

menyangkut tata letak fasilitas jasa :

1. Perencanaan spasial

2. Perencanaan ruangan

3. Perlengkapan/perabotan

4. Tata cahaya

5. Warna

Warna mempengaruhi perasaan dan tindakan setiap orang ( Craig-Lee, es al., 1995 )

tidak semua warna bedampak sama pada semua orang. Sebagian besar warna justru

menghasilkan respon berbeda-beda. Mengungkap sejumlah wawasan penting mengenai

psikologi warna di antaranya:

a. Merah
Merupakan warna api dan gairah. Warna merah menggambarkan aktivitas energy

dan kegembiraan

b. Oranye

Warna yang biasa semarak perilaku social, membangkitkan semangat dan

mengurangi rasa permusuhan dan kemarahan.

c. Kuning

Dipandang warna yang biasa menimbulkan dua dampak kontradiktif

d. Hijau

Melambangkan kealamiahan atau keasrian dan diyakini membawa kesan tenang

e. Biru

Melambangkan wibawa dan secara tidak langsung menyiratkan kearifan,

kebijaksanaan dan kebenaran. 

6. Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis 

Aspek penting yang saling terkait dalam faktor ini adalah penampilan visual,

penempatan, pemilihan bentuk fisik, pemilihan warna, pencahayaan dan pemilihan bentuk

perwajahaan lambang yang dipergunakan untuk maksud tertentu. 

SERVICE REDISIGN

            Dalam rangka menghadapi perubahan selera konsumen, teknologi, lingkungan bisnis

dan kompetisi, perangcangan desain jasa baru bukanlah satu-satunya pilihan. Perangcangan

ulang jasa yang sudah ada ( service redesaign )bisa dijadikan alternative strategi pesaing.

Service redesaign diartikan sebagai rekonstitusi, pengaturan ulang atau penggantian prose-

proses yang membentuk sebuah jasa. Agar bisa efektif, perancangan ulang bisa

membutuhkan dua elemen : (1). Menilai jasa saat ini (2). Menciptakan cara-cara alternative

yang lebih efektif untuk melayani pelanggan. Adapun lima ancangan yang bisa
digambungkan dalam rangka menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan meningkatkan

profitabilitas penyedia jasa, yaitu: 

1. Self service 

Yaitu mengalihkan pelanggan dari yang semula hanya berperan sebagai penerima

layanan menjadi produsen jasa. 

2. Direct service

Yakni membawa layanan atau jasa ke tempat pelanggan ( rumah atau kantor ).

3. Pre service

Yaitu merampingkan proses aktivasi jasa. Focus pre service adalah proses –

proses front end yang bisa disedarhanakan agar pelanggan dapat segera mendapatkan

layanan inti. 

4. Bundled service

Yaitu menggabungkan berbagai jasa kedalam satu produk. 

5. Physical service

Yakni, mengubah pengalaman pelanggan dengan cara merancang ulang elemen

tangible pengalaman jasa, seperti fasilitas jasa, peralatan, penampilan karyawan, materi

komunikasi pemasaran dan lain-lain. 

MANAJEMEN PERMINTAAN DAN PENAWARAN JASA

            Salah satu tangtangan terbesar dalam pemasaran adalah menyelaraskan kapasitas

penawaran dan permintaan terhadap jasa perusahaan. Dalam setiap momen tertentu, jasa

berkapasitas tetap akan menghadapi salah satu dari empat kondisi berikut :

1. Permintaan berlebihan 

Dalam kondisi seperti ini tingkat permintaan jauh melampaui kapasitas

maksimum yang tersedia.


2. Permintaan melampaui kapasitas optimum 

Dalam kondisi ini, tidak ada satupun pelanggan yang  ditolak atau tidak dilayani. 

3. Permintaan dan penawaran seimbang pada tingkat kapasitas optimum

Personil dan kapasitas perusahaan sibuk tampa harus memiliki beban kerja

belebihan dan para pelanggan menerima jasa berkualitas tampa ada penundaan. 

4. Kapasitas berlebihan

Permintaan berada dibawah tingkat optimum, sehingga ada sebagian sumberdaya

yang terbuang percuma.

Strategi Mengelola permintaan

            Indetifikasi faktor-faktor determinan permintaan merupakan langkah krusial dalam

rangka mengendalikanvariasi permintaan. Sumber informasi yang bisa dimanfaatkan meliputi

data penjualan historis, publikasi seperti Koran, majalah, jurnal, bulentin dan sejenisnya.

Database dan survei pelanggan. Bila dikaitkan`dengan situasi terhadap permintaan, terdapat

beberapa macam ancangan yang dapat diterapkan untuk mengelola permintaan. Sejumlah

strategi manajemen permintaan bedasarkan tiga situasi kapasitas : kapasitas tidak memadai,

kapasitas memadai dan kapasitas berlebihan. Adapun ancangan yang dapat dilakukan sebagai

berikut : 

1. Tidak melakukan apapun.

2. Mengurangi permintaan.

3. Meningkatkan permintaan. 

4. Menyimpan permintaan dengan sistem reservasi dan oppoitment

5. Menyimpan permintaan dengan antrean formal.

6. Mengembangkan jasa atau layanan komplementer selama waktu sibuk.


Strategi mengelola penawaran

1. Menggunakan karyawan paruh waktu.

2. Menyewa atau berbagi fasilitas dan peralatan tambahan. 

3. Menjadwalkan aktivitas downtime selama periode rendah.

4. Melakukan pelatihan silang terhadap karyawan.

5. Meningkatkan partisipasi para pelanggan. 

Manajemen Antrean

1. Menghibur pelanggan 

2. Memulai proses

3. Menentramkan hati pelanggan

4. Menginformasikan pelanggan 

5. Memberikan penjelasan terhadap pelanggan

6. Menerapkan prinsip “ yang pertama datang yang segera ditangani”

PENAWARAN KARYAWAN DAN PELANGGAN DALAM SISTEM

PENYAMPAIAN JASA

            Istilah boundry spanners digunakan untuk mengacu pada para anggota organisasi

yang berinteraksi langsung dengan pelanggan di organization baoundry sedangkan

organization baoundry adalah zone di mana pelangganeksternal dan lingkungan bertemu atau

berhubungan langsung dengan internal organisasi. Pada prinsipnya, ada dua fungsi boundry

spanners, yakni pemrosesan informasi dan reprentasi eksternal. Pertama, boundry spanners

mendapatkan informasi dari dan tentang lingkungan, menyaringnya dan meneruskannya


kepada anggota-anggota organisasi lainya. Kedua, boundry spanner mewakili organisasi

karena mereka mendapatkan masukan dan mendistribusikan keluaran. Hal yang tak kalah

penting adalah memberikan perceived control yang lebih besar kepada boundry spanners,

karena hal ini bisa mengurangi stress kerja. Karyawan yang puas perpeluang untuk loyal pada

perusahaan dan meningkatkan produktivitas individualnya. Pada saat bersamaan, karyawan

juga mendapatkan manfaat langsung dari usaha-usaha yang dilakukannya. 

            Partisipasi pelanggan juga mengacu pada tingkat usaha dan keterlibatan pelanggan,

baik mentak maupun fisik yang dibutuhkan dalam rangka memproduksi dan menyampaikan

suatu konsep jasa. Pelanggan berpartisipasi dalam produksi dan penyampaian jasa dengan

cara menyediakan tenaga atau pengetahuan pada proses penciptaan jasa. Tingkat pertisipasi

pelanggan bervariasi menurut McColl Kennedy, 2003 diantaranya : 

1. Sekedar menyediakan informasi kepada penyedia jasa

2. Produksi bersama dengan bantuan dari pekerja jasa

3. Pelanggan merupakan produsen tunggal yang mengerjakan semua aspek service

encounter spesifik. 

Kendati demikian, ada beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi pelanggan.

Faktor-faktor tersebut bisa diklasifikasikan sebagai berikut : 

1. Pelanggan

Kecendrungan pelanggan untuk berpartisipasi mencerminkan seberapa aktif

peranan yang dimainkan pelanggan dalam memasok tenaga atu informasi pada proses

produksi jasa. 

2. Proses

Untuk mendorong partisipasi pelanggan dalam penyampaian jasa, proses jasa

harus dibuat sesederhana mungkin.


3. Jasa

Karakteristik dan konteks situasional jasa mempengaruhi kebutuhan dan harsat

pelanggan untuk berpartisipasi dalam penyampaian jasa. 

Bedasarkan tingkat divertasi permintaan pelanggan dan kecenderungan pelanggan

untuk berpartisipasi dalam proses produksi jasa, Larsson & Bowen (1989)

mengemukakan tipologi penyampaian jasa yang bermanfaat bagi strategi segmentasi

pasar dan perancangan jasa. Tipologi tersebut menghasilkan empat macam desain spesifik

1. Sequential standardized service design

Situasi divertasi permintaan rendah dan kecenderungan pelanggan untuk

berpartisipasi tinggi memungkinkan penyedia jasa untuk mengalihkan sebagian besar

beban kerja kepada pelanggan. 

2. Reciprocal service design

Tipe ini mencerminkan situasi kecenderungan konsumen untuk berpartisipasi

tinggi, tetapi divertasi permintaan juga tinggi. 

3. Sequential customized service design

Tipe ini merefleksikan situasi diversitas permintaan tinggi namun kecenderungan

pelanggan untuk berpartisipasi rendah.  

4. Pooled service design

Tipe ini mencerminkan situasi diversitas permintaan rendah dan kecenderungan

pelanggan untuk berpartisipasi dalam produksi jasa juga rendah. 

Pertisipasi pelanggan tidak lepas dari masalah. Setidaknya ada empat masalah

potensial berkenan dengan implementasi partisipasi pelanggan. Pertama, partisipasi


pelanggan dalam proses penyampaian jasa secara berkesinambungan menyebabkan

manigkatnya ketidakpastian dalam aktivitas produksi. Kedua, minimnya atau bahkan

tidak ada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dalam pemanfaatan teknologi

swalayan yang menyebabkan penyedia jasa sulit menciptakan loyalitas sejati yang

bercirikan sikap positif dan perilaku pembelian ulangtinggi. Ketiga, semakin besarnya

partisipasi pelanggan dalam proses penyampaian data yang di fasilitasi dengan

pemanfaatan teknologi berpotensi mengubah karakteristik peran karyawan

jasa. Keempat, apabila teknologi memainkan peran besar dalam memfasilitasi

peningkatan partisipasi pelanggan, ada risiko bahwa teknologi gagal berfungsi

sebagaimana yang diharapkan.


B. PT PEGADAIAN (PERSERO) SYARIAH

1. Profil Perusahaan

a) Sejarah Pt Pegadaian (Persero) Syariah

Pegadaian Syariah merupakan anak perusahaan PT Pegadaian (Persero). Sejarah

berdirinya Pegadaian Syariah pun tidak dapat terlepas dari sejarah berdirinya Pegadaian

konvensional. Sejarah berdirinya Pegadaian di Indonesia bermula pada masa penjajahan

Belanda seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut:

Pegadaian syariah merupakan lembaga keuangan yang memiliki kegiatan utama

berupa gadai dengan prinsip yang sesuai syariah. Prinsip syariah pada pegadaian syariah

berlandaskan pada Fatwa DSN MUI No 25/DSN-MUI/III/2002 tanggal 26 Juni 2002

bahwa pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan hutang rahn


diperbolehkan. Dalam bentuk kelembagaan, Pegadaian Syariah tetap berdasarkan kepada

Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990 tanggal 10 April 1990 (M. Habiburrahim: 219).

Pegadaian Syariah berdiri pertama kali pada Januari 2003 di Jakarta dengan nama

Unit Layanan Gadai Syariah Cabang Dewi Sartika. Sepanjang tahun 2003, mulai

bermunculan banyak unit-unit Pegadaian Syariah di berbagai kota seperti di Surabaya,

Makasar, Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta, bahkan 4 kantor cabang konvensional

Pegadaian di Aceh dikonversi menjadi Pegadaian Syariah (Suhardjo: 217).

b) Visi dan Misi Pegadaian Syariah

Pegadaian Syariah merupakan anak perusahaan dari PT Pegadaian (Persero)

sehingga Pegadaian Syariah memiliki visi dan misi yang sama dengan PT Pegadaian

(Persero).

Pegadaian memiliki visi yaitu menjadi “The Most Valuable Financial Company”

di Indonesia dan sebagai agen Inklusi Keuangan Pilihan Utama Masyarakat (Pegadaian:

2019).

Pegadaian Syariah juga memiliki misi sebagai berikut:

1. Memberikan manfaat dan keuntungan maksimal bagi seluruh pemangku kepentingan

dengan mengembangkan bisnis ini.

2. Membangun bisnis yang lebih beragam dengan mengembangkan bisnis baru untuk

menambah nilai ke nasabah dan pemangku kepentingan,

3. Memberikan service excellence dengan fokus nasabah melalui:

a. Bisnis proses yang lebih sederhana dan digital,

b. Teknologi informasi yang handal dan muthakhir,

c. Praktek manajemen risiko yang kokoh,

d. SDM yang profesional dan berbudaya kinerja baik.


c) Budaya Perusahaan

Dalam menjalankan usahanya, PT Pegadaian (Persero) memiliki budaya

perusahaan yang disebut “INTAN” yang merupakan kependekan dari inovatif, nilai moral

tinggi, terampil. adi layanan, dan nuansa citra (Pegadaian: 2019).

Berikut adalah penjabaran budaya perusahaan Pegadaian:

1. Inovatif

Pegadaian senantiasa melakukan inovasi yang tanggap terhadap perubahan dan

mempunyai nilai tambah.

2. Nilai Moral Tinggi

Pegadaian senantiasa mematuhi ajaran agama masing-masing dan etika perusahaan

dalam menjalankan usahanya.

3. Terampil

Pegadaian senantiasa mengetahui, memahami, dan menjalankan tugas yang diemban

dengan penuh tanggung jawab.

4. Adi Layanan

Pegadaian senantiasa memberikan layanan yang memuaskan nasabah dan pihak-pihak

terkait yang berfokus pada privasi, kenyamanan, dan kecepatan.

5. Nuansa Citra

Pegadaian senantiasa menjaga nama baik dan reputasi perusahaan. Selain memiliki

kelima budaya perusahaan tersebut, Pegadaian Syariah juga memiliki 10 Perilaku

Utama Insan Pegadaian yang ditanamkan kepada para karyawan Pegadaian. Berikut

adalah 10 Perilaku

Utama Insan Pegadaian:

1. Berinisiatif, kreatif, produktif, dan adaptif,

2. Berorientasi pada solusi bisnis,


3. Taat beribadah,

4. Jujur dan berpikir positif,

5. Kompeten di bidang tugasnya,

6. Selalu mengembangkan diri,

7. Peka dan cepat tanggap,

8. Empatik, santun, dan ramah,

9. Bangga sebagai insan pegadaian,

10. Bertanggungjawab atas aset dan reputasi perusahaan.

2. Produk-produk Perusahaan

Produk keuangan syariah semakin menjamur di Indonesia. Setelah perbankan

syariah bermunculan, PT Pegadaian (Persero) yang juga merupakan BUMN lembaga

keuangan juga tak mau kalah menawarkan produk Pegadaian Syariah. Tentu saja,

sejumlah produk dari Pegadaian Syariah berbentuk pinjaman, namun dilakukan dengan

akad yang berbeda dibandingkan dengan produk konvensional. Sesuai namanya, produk-

produk Pegadaian Syariah diklaim bebas dari unsur bunga berbunga alias riba yang

memang dilarang dalam Islam. Perbedaan Pegadaian syariah dan konvensional adalah

terletak pada penerapan bunga pinjaman. Di mana produk Pegadaian Syariah

menggunakan akad mu'nah.

a) Arrum Haji

Produk yang satu ini bermanfaat untuk siapa saja yang berencana pergi haji ke

Tanah Suci tapi kekurangan biaya. Arrum Haji dapat memberikan pinjaman kepada

nasabah sebesar Rp 25 juta.

Caranya cukup mudah. Nasabah hanya menjaminkan emas senilai Rp 7 juta atau

logam mulia seberat 15 gram. Syaratnya, nasabah menyerahkan fotokopi KTP dan

memenuhi syarat sebagai pendaftar haji. Keunggulan produk ini adalah nasabah bisa
memperoleh tabungan haji yang langsung dapat digunakan untuk memperoleh nomor

porsi haji.

b) Arrum BPKB

Mendapatkan modal untuk pengembangan usaha mikro kini semakin mudah.

Salah satunya kita bisa menggunakan layanan Arrum (Ar Rahn untuk Usaha Mikro).

Produk satu ini memudahkan nasabah mendapatkan pinjaman uang dengan jaminan

BPKB kendaraan.

Syaratnya, kamu harus sudah memiliki usaha yang sudah berjalan selama setahun.

Sertakan juga fotokopi KTP, kartu keluarga (KK), dan BPKB (buku pemilik kendaraan

bermotor) asli.

Banyak keunggulan yang bisa didapat apabila meminjam modal usaha di

Pegadaian Syariah. Kamu bisa pilih jangka waktu pinjaman mulai dari 12, 18, 24, sampai

26 bulan. Selain itu, kamu bisa mendapatkan layanan ini di lebih dari 600 outlet

Pegadaian Syariah.

c) Amanah

Layanan Amanah ini tersedia hampir di seluruh outlet Pegadaian di seluruh

Indonesia. Untuk uang muka pembelian sepeda motor, nasabah harus membayar mulai 20

persen dari harga. Sementara, untuk pembelian mobil 25 persen dari harga.

Jangka waktu cicilan bisa dipilih mulai dari 12, 18, 24, 36, 48, hingga 60 bulan.

Proses transaksi layanan Amanah ini berprinsip syariah yang adil sesuai fatwa Dewan

Syariah Nasional No 92/DSN-MUI/IV/2014.

d) Rahn (Gadai Syariah)

Butuh pinjaman uang cepat cair? Produk Rahn atau gadai syariah adalah

solusinya. Produk ini memberikan pinjaman hanya dengan waktu sekitar 15 hari.
Pinjaman bisa didapat mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 200 juta dengan jangka waktu

pinjaman maksimal empat bulan.

Buat yang pengin pinjam duit dengan produk layanan ini, kamu hanya perlu

membawa agunan berupa perhiasan emas, BPKB, dan barang berharga lainnya. Untuk

meminjam uang dengan cara ini, nasabah hanya perlu membawa fotokopi KTP dan

menyerahkan jaminan. Layanan ini bisa dilakukan di seluruh outlet Pegadaian Syariah.

e) Multi Pembayaran Online

Bayar tagihan listrik, air, telepon, hingga pembelian tiket kereta api kini bisa

didilakukan lewat produk Multi Pembayaran Online (MPO). Fasilitas ini tersedia di outlet

Pegadaian Syariah seluruh Indonesia.

f) Konsinyasi Emas

Produk ini memberikan layanan jual-titip emas batangan. Nasabah bisa membeli

emas sekaligus menitipkannya untuk dikonsinyasikan di Pegadaian Syariah. Nasabah

akan mendapat bagian dari hasil penjualan kalau emas yang dikonsinyasikan tersebut

terjual. Dengan demikian, emas yang kita titipkan akan lebih produktif dan bisa ngasih

untung daripada hanya disimpan aja.

Kalau kamu tertarik melakukan konsinyasi emas ini, kamu cukup menyerahkan

fotokopi identitas diri, seperti KTP, SIM, atau paspor. Kamu juga perlu mengisi dokumen

pengajuan konsinyasi dan memperlihatkan bukti pembelian emas.

g) Tabungan Emas

Dengan membeli emas mulai dari Rp 6.000-an atau setara 0,01 gram, kamu udah

bisa berinvestasi emas. Kalau tertarik nabung emas di Pegadaian, kamu tinggal buka

rekening tabungan emas di outlet terdekat. Jangan lupa isi formulir pembukaan rekening

dan membayar biaya administrasi sebesar Rp 10.000 dan biaya fasilitas titipan selama 12

bulan sebesar Rp 30.000. Lampirkan juga identitas diri seperti KTP, SIM atau paspor.
h) Mulia

Produk Mulia Pegadaian Syariah melayani penjualan emas batangan kepada

masyarakat. Produk ini bisa digunakan sebagai alternatif pilihan investasi buat masa

depan. Kamu bisa menggunakan hasil investasi ini untuk membeli rumah, kendaraan, atau

ibadah haji.

Emas batangan pada produk Mulia ini bisa dibeli mulai dari 5 gram hingga 1

kilogram. Selain bisa dibeli tunai, emas batangan juga bisa di beli secara angsuran. Untuk

pembelian dengan cara angsuran, Pegadaian ngasih pilihan uang muka pembelian mulai

dari 10 persen hingga 90 persen dari nilai emas. Sementara jangka waktu cicilan mulai

dari 3 bulan hingga 36 bulan.

C. REVIEW JURNAL

Judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Permintaan Gadai Di Pegadaian Syariah
(Studi Kasus Pada Pegadaian Syariah
Kebondalem Magelang)
Jurnal Journal of Economic, Business and Engineering
(JEBE) Vol. 1, No. 2
Tahun 2020
Penulis Arti Lina Rahmawati, Kurniawati Mutmainah

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui


pengaruh sistem syariah, promosi, nilai taksir,
prosedur pencairan pinjaman, dan biaya terhadap
permintaan gadai di Pegadaian Syariah
Kebondalem Magelang.
Landasan Teori 1. Pegadaian.

Pegadaian adalah badan usaha milik negara


sebagaimana yang diatur dalam undang-
undang nomor 9 tahun 1969, yang bidang
usahanya berada dalam lingkup tugas
kewenangan menteri keuangan, dimana
seluruh modalnya dimiliki negara berupa
kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak
terbagi atas saham (Perum Pegadaian, 2000).

2. Permintaan Gadai

Permintaan gadai adalah permintaan untuk


menjaminkan barang-barang berharga pada
pihak-pihak tertentu guna memperoleh
sejumlah uang dan barang yang telah
dijaminkan akan ditebus kembali sesuai
dengan perjanjian antara nasabah dan
lembaga gadai (Winona, 2016).

3. Sistem Syariah

Sistem syariah adalah suatu peraturan yang


dibuat oleh Allah yang harus dijalani oleh
umat Islam, yaitu dengan melaksanakan apa
yang diperintahkan dan meninggalkan apa
yang dilarang. Meskipun dalam beribadah ada
syariah dan ada tidak syariah, bila
melaksanakan perintah akan mendapat pahala
dan meninggalkan larangan juga berpahala
(Asih Setyowati, 2017).

4. Promosi

Sangadji dan Sopiah (2013) mendefinisikan


promosi sebagai kegiatan yang bertujuan
untuk mendorong permintaan konsumen atas
produk yang ditawarkan produsen atau
penjual.

5. Nilai Taksir

Nilai taksiran adalah nilai/harga perkiraan


tertentu yang akan dijadikan jaminan yang
didasarkan pada harga jadi, pasar dan
peraturan yang berlaku pada masa tertentu.
Dalam menentukan nilai taksiran tidak boleh
melebihi dari harga pasar atau nilai taksiran
tidak boleh rendah dari harga pasar
(Damanhur, 2011).

6. Prosedur Pencairan Pinjaman

Prosedur pencairan pinjaman adalah tata cara


untuk mencairkan sesuai dengan aturan
maupun ketentuan yang telah di tetapkan oleh
perusahaan (Winona, 2016).

7. Biaya

Henry (2002) biaya adalah kas atau nilai


setara kas yang dikorbankan untuk barang
atau jasa yang diharapkan memberi manfaat
pada saat ini atau di masa mendatang bagi
organisasi.
Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah penelitian kuantitatif Metode
pengumpulan data primer yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket (kuesioner).
Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah pada
Pegadaian Syariah Kebondalem Magelang yang
berjumlah 2691.
Sampel 100 responden

Hasil Penelitian Penelitian ini memberikan bukti bahwa sistem


syariah, promosi, nilai taksir dan prosedur
pencairan pinjaman berpengaruh positif
sedangkan biaya berpengaruh negatif terhadap
permintaan gadai.
Saran/rekomendasi Dengan adanya keterbatasan dalam penelitian ini,
disarankan pada penelitian selanjutnya sebaiknya
pada saat penyebaran kuesioner tetap berada
ditempat penelitian untuk memaksimalkan
pengisian kuesioner. Untuk penelitian selanjutnya
sebaiknya menggunakan bahasa yang lebih
sederhana agar lebih mudah untuk dipahami.
Menambah variabel independen yang
mempengaruhi permintaan gadai antara lain yaitu
gadai emas syariah, pelayanan dan keputusan
nasabah.

Anda mungkin juga menyukai