Anda di halaman 1dari 18

TEORI ANTRIAN

Tugas Mata Kuliah Rekayasa Terminal


Yang dibimbing oleh Bapak Dr. Ir. Muhammad Zainul Arifin, MT.

Oleh :

ADINDA PARAMITHA PERTIWI PUTRI


(236060100111024)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2023
IDENTIFIKASI DAN PENGAPLIKASIAN TEORI ANTRIAN

Abstrak

Pengelolaan lalu lintas yang efisien merupakan salah satu tantangan utama dalam sistem
transportasi perkotaan saat ini. Kemacetan lalu lintas, waktu tunggu yang lama, dan polusi
udara menjadi masalah yang perlu segera diatasi. Dalam konteks ini, penerapan teori antrian
telah menjadi pendekatan yang sangat relevan dan efektif. Studi ini membahas langkah-
langkah konkret dalam menerapkan teori antrian dalam pengelolaan lalu lintas jalan raya.
Langkah pertama adalah pengumpulan data lalu lintas yang mencakup jumlah kendaraan,
kecepatan rata-rata, dan waktu tunggu. Data ini digunakan untuk menganalisis titik-titik
kemacetan lalu lintas dan mengidentifikasi tempat-tempat di mana antrian sering terjadi.
Selanjutnya, model matematika berdasarkan teori antrian digunakan untuk menggambarkan
perilaku aliran lalu lintas. Model ini memungkinkan pihak berwenang untuk mengoptimalkan
pengaturan lampu lalu lintas di persimpangan jalan, mengembangkan strategi pengalihan lalu
lintas, dan merespons perubahan kondisi lalu lintas secara real-time. Penelitian ini juga
menyoroti pentingnya pemantauan lalu lintas secara real-time dan evaluasi berkelanjutan
untuk memastikan efektivitas tindakan yang diambil dalam mengatasi kemacetan lalu lintas.
Hasil studi menunjukkan bahwa penerapan teori antrian dapat membantu meningkatkan
efisiensi sistem transportasi, mengurangi kemacetan, dan memberikan pengalaman pengguna
jalan raya yang lebih baik. Dengan pendekatan ini, sistem transportasi perkotaan dapat
menjadi lebih lancar, lebih ramah lingkungan, dan lebih efisien secara keseluruhan.

Keyword : Lalu Lintas, Mobilitas, Antrian

PENDAHULUAN

Lalu lintas jalan raya adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan perkotaan modern.
Namun, pertumbuhan lalu lintas yang pesat dan jumlah kendaraan yang terus meningkat telah
menyebabkan berbagai masalah, seperti kemacetan, waktu tunggu yang lama, dan polusi
udara. Pengelolaan lalu lintas yang efisien dan efektif menjadi sebuah tantangan. Dalam
upaya menghadapinya, teori antrian muncul sebagai alat yang sangat berharga. Teori antrian
adalah bidang studi yang mempelajari perilaku antrian atau antrean, di mana entitas atau
objek menunggu untuk dilayani dalam suatu sistem. Awalnya dikembangkan untuk aplikasi
bisnis dan industri, teori antrian telah menjadi relevan dalam pengelolaan lalu lintas
perkotaan. Penggunaan teori antrian dapat membantu memahami dan mengatasi masalah lalu
lintas yang rumit. Studi ini akan lebih rinci menjelaskan penggunaan teori antrian dalam
mengelola lalu lintas jalan raya. Kami akan mengeksplorasi berbagai aspek penerapannya,
termasuk pengaturan lampu lalu lintas, perencanaan rute, pemantauan lalu lintas real-time,
dan pengambilan keputusan oleh otoritas lalu lintas. Kami juga akan memberikan contoh
konkret tentang bagaimana teori antrian telah membantu mengatasi masalah lalu lintas di
berbagai kota.

Dalam penelitian ini, kami bertujuan untuk menyoroti pentingnya penerapan teori antrian
dalam mengelola lalu lintas perkotaan. Dengan memahami dan menerapkan konsep-konsep
teori antrian dengan baik, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi sistem transportasi,
mengurangi kemacetan, menghemat waktu perjalanan, dan mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan. Penelitian ini akan menggali lebih dalam bagaimana teori antrian dapat
menjadi alat penting dalam meningkatkan kualitas hidup penduduk perkotaan.

STUDI TERDAHULU

Penelitian Terdahulu yang dilakukan oleh Hiller dan Lieberman mengatakan Sistem
pelayanan komersial ; merupakan aplikasi yang sangat luas dari model-model antrian, seperti

restoran, kafetaria, toko-toko, salon, butik, supermarket, dll. Sistem pelayanan bisnis-
industri; mencakup lini produksi, sistem material-handling, sistem pergudangan, dan sistem-
sistem informasi komputer.Sistem pelayanan transportasi.Sistem pelayanan sosial;
merupakan sistem-sistem pelayanan yang dikelola oleh kantor-kantor & jawatan- jawatan
lokal maupun nasional, seperti kantor registrasi SIM & STNK, kantor pos, rumah sakit,
puskesmas, dll.Berdasarkan analisis, terdapat penyebab yang membuat antrian kendaraan,
salah satunya aktivitas menyebrang jalan. Faktor-faktor tersebut menyebabkan waktu
tempuh dari 3 menit dalam kondisi normal menjadi 15 menit atau lebih dalam kondisi lalu
lintas yang padat, apalagi ditambah pada saat-saat menjelang liburan

KAJIAN TEORI

A. UMUM

Teori antrian merupakan studi matematis mengenai antrian atau waiting lines yang di
dalamnya disediakan beberapa alternatif model matematika yang dapat digunakan untuk
menentukan beberapa karakteristik dan optimasi dalam pengambilan keputusan suatu sistem
antrian.

Sistem antrian adalah himpunan pelanggan, pelayan, dan suatu aturan yang mengatur
kedatangan para pelanggan dan pelayanannya.

Sistem antrian merupakan “proses kelahiran-kematian” dengan suatu populasi yang


terdiri atas para pelanggan yang sedang menunggu pelayanan atau yang sedang dilayani.
Kelahiran terjadi jika seorang pelanggan memasuki fasilitas pelayanan, sedangkan kematian
terjadi jika pelanggan meninggalkan fasilitas pelayanan tersebut. Keadaan sistem adalah
jumlah pelanggan dalam suatu fasilitas pelayanan.

Proses antrian adalah suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan pelanggan
ke suatu sistem antrian, kemudian menunggu dalam antrian hingga pelayan memilih
pelanggan sesuai dengan disiplin pelayanan, dan akhirnya pelanggan meninggalkan sistem
antrian setelah selesai pelayanan.

Situasi menunggu untuk mendapatkan jasa pelayanan akan membentuk suatu garis tunggu.
Garis-garis tunggu ini, sering disebut dengan antrian (queues), karena fasilitas pelayanan
(server) adalah relatif mahal untuk memenuhi permintaan pelayanan dan sangat terbatas.
Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan sangat
meyebalkan. Rata-rata lamanya waktu menunggu (waiting time) sangat tergantung kepada
rata-rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of service). Teori antrian pertama kali ditemukan
dan dikembangkan oleh A.K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada
perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1909.
CONTOH SISTEM ANTRIAN

B. UNSUR DASAR ANTRIAN

Dalam proses antrian terdapat tujuh unsur penting yang berkitan dengan
sistem antrian tersebut, yaitu:

1. Distribusi kedatangan (Pola kedatangan)


2. Distribusi waktu pelayanan (Pola pelayanan)
3. Fasilitas pelayanan
4. Disiplin pelayanan
5. Ukuran antrian
6. .Sumber pemanggilan
7. Perilaku manusia
C. NOTASI KENDAL

Notasi Kendall digunakan untuk merinci ciri dari suatu antrian. Notasi yang sesuai
untuk meringkaskan karakteristik utama dari antrian paralel telah secara universal
dibakukan dalam format berikut:

( a/ b / c ) : ( d / e / f )

a. Distribusi kedatangan
b. Distribusi waktu pelayanan
c. Fasilitas pelayanan atau banyaknya tempat service (stasiun serial paralel atau
jaringan)
d. Disiplin pelayanan (FIFO, LIFO, SIRO) dan prioritas pelayanan
e. Ukuran sistem dalam antrian (terhingga atau tak terhingga)
f. Sumber pemanggilan (terhingga atau tak terhingga)

D. DISTRIBUSI KEDATANGAN

Pola kedatangan para pelanggan biasanya dicirikan oleh waktu antar-kedatangan,


yaitu waktu antara kedatangan dua pelanggan yang berurutan pada suatu fasilitas
pelayanan. Pola ini dapat bergantung pada jumlah pelanggan yang berada dalam
sistem ataupun tidak bergantung pada keadaan sistem tersebut. Bila bentuk
kedatangan ini tidak disebut secara khusus, maka dianggap bahwa pelanggan tiba satu
persatu. Asumsinya adalah kedatangan pelanggan mengikuti suatu proses dengan
distribusi probabilitas tertentu. Distribusi probabilitas yang sering digunakan adalah
distribusi Poisson, Asumsi distribusi Poisson menunjuk bahwa kedatangan pelanggan
sifatnya acak dan mempunyai rata-rata kedatangan sebesar lamda (  ). Bila
kedatangan individu-individu mengikuti suatu distribusi Poisson, maka waktu antar
kedatangan atau interarrival time (yaitu waktu antara kedatangan setiap individu)
adalah random dan mengikuti suatu distribusi Eksponensial Distribusi kedatangan
dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Kedatangan secara individu (single arrivals).
2. Kedatangan secara kelompok (bulk arrivals).

Pola pelayanan biasanya dicirikan oleh waktu pelayanan (service time), yaitu
waktu yang dibutuhkan seorang pelayan untuk melayani seorang pelanggan.
Waktu pelayanan dapat bersifat deterministik, atau berupa suatu variabel acak
yang distribusi probabilitasnya dianggap telah diketahui. Besaran ini dapat
bergantung pada jumlah pelanggan yang telah berada di dalam fasilitas pelayanan,
atau tidak bergantung pada keadaannya. Yang perlu diperhatikan apakah seorang
pelanggan hanya dilayani oleh satu pelayan atau suatu pelangan ini membutuhkan
suatu barisan pelayan. Bila tidak disebutkan secara khusus, maka anggapan
dasarnya adalah bahwa satu pelayan saja dalam melayani secara tuntas urusan
seorang palanggan. Pola pelayanan berkaitan dengan berapa banyak fasilitas
pelayanan yang dapat disediakan. Pola pelayanan terbagi dalam dua komponen
penting, yaitu :

1. Pelayanan secara individual (single service).


2. Pelayanan secara kelompok (bulk service).

E. FASILITAS PELAYANAN DAN DISIPLIN PELAYANAN

Fasilitas pelayanan berkaitan erat dengan baris antrian yang akan dibentuk.
Fasilitas pelayanan ini terbagi dalam tiga bentuk, yaitu :

1. Bentuk series, yaitu pelayanan yang berada dalam satu garis lurus ataupun
garis melingkar.
2. Bentuk paralel, yaitu pelayanan yang berada dalam beberapa garis lurus di
mana antara garis yang satu dengan yang lain berbentuk paralel.
3. Bentuk network station, yaitu pelayanan yang dapat didesain secara series
dengan pelayanan lebih dari satu pada setiap stasiun.

Disiplin pelayanan adalah aturan di mana para pelanggan dilayani atau disiplin
pelayanan (service discipline) yang memuat urutan (order) para pelanggan
menerima layanan. Aturan pelayanan menurut urutan kedatangan dapat
didasarkan pada:

1. Pertama Masuk Pertama Keluar (FIFO)


FIFO (First In First Out) merupakan suatu peraturan dimana yang akan
dilayani terlebih dahulu adalah pelanggan yang datang terlebih dahulu.
2. Yang Terakhir Masuk Pertama Keluar (LIFO)
LIFO (Last In First Out) merupakan antrian dimana yang datang paling akhir
adalah yang dilayani paling awal.
3. Pelayanan dalam Urutan Acak (SIRO)
SIRO (Service In Random Order) dimana pelayanan dilakukan secara acak.
4. Pelayanan Berdasarkan Prioritas (PRI)
Merupakan suatu peraturan dimana pelayanan didasarkan pada prioritas
khusus.

F. STRUKTUR ANTRIAN

Ada empat model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh antrian
1) Single Channel – Single Phase
Bahwa hanya ada satu jalur untuk memasuki system pelayanan atau ada satu
pelayanan. Single Phase menunjukkan bahwa hanya ada satu stasiun
pelayanan sehingga yang tealah menerima pelayanan dapat langsung keluar
dari system antrian. Ex: tiket bisokop yang dilayani satu loket, pelayan took
dan lain-lain.
2) Single Channel Multi Phase
Struktur ini memiliki satu jalur pelayanan sehingga disebut single
channel.Istilah multi-phase menunujukkan ada 2 atau lebih pelayanan yang
dilaksanakan secara berurutan. Setelah menerima pelayanan karena masih ada
pelayanan lain yang arus dilakukan agar sempurna. Setelah pelayanan yang
diberikan sempurna baru dapat meninggalkan area pwlayanan.

3) Multi-Channel Single Phase


System multi channel single phase terjadi ketika dua atau lebih dari fasilitas
dialiri oleh antrian tunggal. Site mini memiliki lebi dari satu jalur pelayanan
atau fasilitas pelayanan sedangkan system pelayannan hanya ada satu fase. Ex:
pelayan bank dilayani beberapa teller.

4) Multi Channel Multi Phase


Setiap system mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap
taap,sehingga lebi dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu. Ex:
pelayan pasien di rumah sakit, beberapa perawat akan mendatangi pasien
secara teratur dan memberikan pelayanan dengan continue.
G. MODEL ANTRIAN

Terdapat 2 (dua) model antrian, yaitu:

1) Sistem pelayanan tunggal (single-server system).


Merupakan bentuk paling sederhana dari sistem antrian. Dalam sistem ini,
kombinasi antara mesin kas dan tempat kasir disebut server (fasilitas pelayanan) dan
para pelanggan yang menunggu giliran yang membentuk suatu baris disebut waiting
line atau antrian (queue).
Sistem antrian pelayanan tunggal memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Populasi pelanggan yang tidak terbatas.
b) Disiplin antrian “pertama datang, pertama dilayani”.
c) Tingkat kedatangan Poisson.
d) Waktu pelayanan eksponensial.
Selain karakteristik tersebut, sistem antrian pelayanan tunggal juga memiliki
asumsi bahwa:

λ<𝜇

dimana:
– λ = tingkat kedatangan
– µ = tingkat pelayanan

2) Sistem pelayanan multiple (multiple-server system).


Adalah baris antrian tunggal yang dilayani oleh lebih dari satu pelayan. Contoh
penerapan sistem ini terdapat pada bank yang ada bagian tertentu menangani
pertanyaan-pertanyaan atau pengaduan-pengaduan dari customer.
Formula antrian untuk sistem pelayanan multiple dikembangkan berdasarkan
asumsi:
a) Disiplin antrian pertama datang pertama dilayani.
b) Kedatangan Poisson.
c) Waktu pelayanan eksponensial.
d) Populasi yang tidak terbatas.
Parameter model pelayanan multiple adalah sebagai berikut:
– λ = tingkat kedatangan
– μ = tingkat pelayanan
– c = jumlah pelayan
– cμ = rata-rata pelayanan efektif sistem tersebut, dimana nilainya harus
melebihi tingkat kedatangan (cμ > λ)

H. Ukuran Steady-state dari Kinerja Sistem

Asumsi steady state akan terpenuhi bila    sehingga dimana  adalah jumlah
rata-rata laju kedatangan dan  adalah rata-rata laju pelayanan. Setelah steady-state dapat
dihitung ukuran karakteristik kinerja dari situasi antrian yang dapat digunakan untuk
menganalisis bentuk antrian tersebut.

I. Model Antrian (M/G/1) : (GD//)


Ciri-ciri model ini ialah distribusi kedatangannya berdistribusi poisson dan

distribusi pelayanannya berdistribusi umum (General). Model ini berlaku untuk semu

[3]
disiplin antrian kecuali untuk disiplin prioritas pelayanan . Rumus untuk menghitung
jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam antrian (Lq) adalah:

2 (E[t])2  2 var[t] 2(1 E[t])


Lq 
dengan:
Jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam sistem yaitu : Ls  Lq  E[t]

Lq
Waktu menunggu yang diperkirakan dalam antrian yaitu : Wq = 

Waktu menunggu yang diperkirakan dalam sistem : Ws = Wq + E[t]


ANALISIS DAN PENGAPLIKASIANNYA

Sistem antrian di Terminal antar Kota di Mangkang dibagi menjadi dua pos pelayanan yaitu
pos kedatangan dan pos pelayanan penumpang dan pos pemberangkatan. Untuk pos
kedatangan, pelanggan dilayani oleh satu server. Sedangkan pos pelayanan penumpang
terdapat 4 jalur pelayanan. Untuk lebih jelasnya sistem antrian pada Terminal Mangkang
dapat dilihat pada Gambar 2.

 Analisis Steady State

Analisis data awal akan dimulai dengan menghitung faktor utilisasi () untuk masing- masing
pos pelayanan. Ukuran steady-state dari kinerja sistem pelayanan dapat diperoleh dari data
jumlah kedatangan pada obyek penelitian dan data waktu pelayanan dengan menghitung
probabilitas dari sistem pelayanan. Kondisi steady-state harus terpenuhi sehingga sistem
pelayanan dapat mencapai keadaan yang stabil. Kemudian akan dilakukan analisis dengan
menggunakan teori antrian untuk memecahkan masalah yang ada secara khusus dan akan
dihitung nilai  sebagai berikut:
Berdasarkan Tabel 1 terdapat tidak terdapat nilai  < 1, artinya tidak terdapat rata- rata
kedatangan pelanggan melebihi kapasitas rata-rata kecepatan pelayanan sehingga memenuhi
kondisi steady-state. Untuk itu dapat dilakukan analisis kecocokan model untuk mendapatkan
karakteristik dari sistem pelayanan.

 Uji Kecocokan Model

Sebelum melakukan analisis antrian terlebih dahulu dilakukan analisis kecocokan model
apakah distribusi kedatangan mengikuti distribusi Poisson dan distribusi pelayanan mengikuti
distribusi Eksponensial. Hasil dari pengolahan data uji kolmogorov, didapat hasil seperti pada
Tabel 2 berikut:
Setelah dilakukan uji kecocokan distribusi maka dapat ditentukan model antriannya. Untuk
Pos Kedatangan model antriannya yaitu M/G/1 : GD//, dengan jumlah server sebanyak 1
buah. Pos Pelayanannya modelnya yaitu M/G/1 : GD// untuk masing- masing jurusan.

 Analisis Ukuran Kinerja Sistem Antrian Terminal Mangkang

Setelah dilakukan analisis steady-state dan uji kecocokan model, langkah selanjutnya yaitu
melakukan analisis kinerja sistem antrian dengan menggunakan program WinQSB akan
diperoleh hasil akhir model antrian seperti terlihat pada Tabel 4.
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:

1. Model antrian yang terjadi di Terminal Mangkang untuk terminal antarkota adalah:
A) Model antrian yang ada pada pos kedatangan Terminal Mangkang
adalah model (M/G/1):(FIFO/∞/∞) artinya pola kedatangan
berdistribusi Poisson dan pola pelayanan berdistribusi umum (general).
Pada fasilitas pelayanan ini terdapat 1 buah pelayanan dengan aturan
pelayanannya yaitu pelanggan yang pertama datang akan dilayani
pertama serta dapat menampung tak hingga pelanggan yang boleh
memasuki sistem sebagai sumber untuk sistem pelayanan di pos
kedatangan.
B) Pada pos pelayanan penumpang terdapat 4 jalur pelayanan sesuai
dengan Jurusannya masing-masing yang dirangkai secara paralel.
Model antrian yang ada pada pos pelayanan penumpang pada masing-
masing jalur adalah model (M/G/1):(FIFO/∞/∞) artinya pola
kedatangan berdistribusi Poisson dan pola pelayanan berdistribusi
umum. Pada fasilitas pelayanan ini terdapat 1 buah pelayanan untuk
masing-masing jalur dengan aturan pelayanannya yaitu pelanggan
yang pertama datang akan dilayani pertama serta dapat menampung
tak hingga pelanggan yang boleh memasuki sistem sebagai sumber
untuk sistem pelayanan di masing-masing jalur pelayanan pada pos
pelayanan penumpang.
2. Berdasarkan perhitungan dan analisis secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
sistem pelayanan Terminal mangkang masih berjalan kurang optimal. Hal ini
disebabkan karena waktu menunggu pelanggan dalam sistem masih rendah sehingga
terminal ini masih terlihat sepi.
REFERENSI

Bronson, R., Teori dan Soal-Soal Operation Reserch, PT Gelora Aksara Pratama, 1991.

Kakiay, T. J., Dasar Teori Antrian Untuk Kehidupan Nyata, Penerbit Andi,

Yogyakarta, 2004.

Siagian, P., Penelitian Operasional : Teori dan Praktek, Universitas Indonesia Press,

Jakarta, 1987.

Taha, H. A., Riset Operasi Jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta, 1996.

Ade Momon dan Ana Ahdiat. 2012. Perancangan Dan Implementasi Model Sistem Antrian
Pelayanan di Puskesmas Mulya Mekar. Majalah Ilmiah Solusi Unsika ISSN 1412-
86676 Vol. 10 No. 22 Ed. Mar - Mei 2012
Charissa Margaret, Kartika Suhada, Victor Suhandi. 2012. Usulan Rancangan Sistem
Antrian yang Optimal dan Ekonomis dengan Menggunakan Simulasi ProModel
(Studi Kasus di Fiesta Steak Restaurant). JURNAL INTEGRA VOL. 2, NO. 1,
JUNI 2012:41-56
Heizer, Jay dan Barry Render. 2009. Operation Management. Terjemahan oleh
Dwianoegrawati Setyoningsih dan Indra Almahdy. Edisi 7. Buku I. Jakarta: Salemba
Empat.
Ma’arif dan Tanjung. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Jakarta.

Nana Syaodih S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Edisi 5. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset
Nurcahyo. Widyat, 2005, Pengantar Teknik Industri, Modul Perkuliahan, Fakultas Teknik
Universitas Tama Jagakarsa
Wignjosoebroto. S, 2003, Pengantar Teknik dan Manajemen Industri, Guna Widya

Anda mungkin juga menyukai