Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS SISTEM KERJA ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE

ANTRIAN PADA PENAMBANGAN ANALISIS SISTEM KERJA ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT
PADA PENAMBANGAN NIKEL DI PT. MUKINDO MINING MANDIRI SULAWESI TENGGARA
PROPOSAL TUGAS AKHIR Oleh RESA NIRMAYA SARI NIM 112120075 PROGRAM STUDI
TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2015 ANALISIS SISTEM KERJA ALAT MUAT DAN
ALAT ANGKUT PADA PENAMBANGAN NIKEL DI PT. MUKINDO MINING MANDIRI SULAWESI
TENGGARA PROPOSAL TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam
Melaksanakan Tugas Akhir Pada Program Studi Teknik Pertambangan Oleh RESA NIRMAYA
SARI NIM 112120075 Disetujui untuk Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas
Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional ⠀œVeteran” Yogyakarta Tanggal :
Oktober 2015 Mengetahui : Ketua Program Studi Ir. Hj. Indah Setyowati, MT Dosen Wali Ir.
Peter Eka Rosadi, MT BAB I PENDAHULUAN 4.2. JUDUL ANALISIS SISTEM KERJA ALAT MUAT
DAN ALAT ANGKUT PADA PENAMBANGAN NIKEL DI PT. MUKINDO MINING MANDIRI
SULAWESI TENGGARA 4.2. LATAR BELAKANG Sulitnya menentukan target hasil produksi
yang tepat salah satunya disebabkan oleh sistem kerja alat-alat mekanis yang tidak efisien,
misalnya adanya waktu yang hilang percuma karena kondisi alat-alat angkut yang mesti
menunggu (antri), adanya kondisi peralatan yang rusak menunggu perbaikan dan kondisi-
kondisi lainnya yang tidak terduga. Masih rendahnya kemampuan produksi alat mekanis
saat ini disebabkan berkurangnya waktu kerja efektif, sehingga efesiensi kerja alat menurun
yang ditimbulkan oleh adanya waktu hambatan pada saat jam kerja dan juga belum baiknya
sistem penjadwalan yang dibuat. Untuk mengatasi hal ini maka perlu diadakan penjadwalan
pelayanan keberangkatan dan kedatangan agar alat muat dan alat angkut dapat bekerja
secara efektif. Maka untuk mengetahui sejauh mana kondisi diatas dapat teratasi maka
dilakukan suatu analisa yang tepat dan akurat yakni salah satunya dengan menggunakan
Metode Antrian. 4.2. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan waktu kerja efektif dari alat-alat mekanis dengan cara melakukan penilaian
terhadap kemampuan produksi alat mekanis dari masing-masing rangkaian kerja yang telah
ditetapkan dalam rangka untuk memenuhi sasaran produksi yang diinginkan. 4.2. RUMUSAN
MASALAH Permasalahan yang terjadi adalah belum efektifnya waktu kerja dari alat mekanis
yang digunakan. Hal ini ditunjukkkan dengan adanya waktu tunggu alat yang relatif lama
dipermukaan kerja penambangan maupun dilokasi stockpile. Cara pendekatan masalah
secara matematis yang dapat memperkirakan kemungkinan terjadinya antrian atau barisan
menunggu baik di penambangan maupun di lokasi stockpile adalah dengan menggunakan
teori antrian. BAB II LANDASAN TEORI 4.2. Teori Antrian 2.1.1 Pengertian umum sistem
antrian Kejadian antrian adalah kejadian yang biasa dijumpai dalam bidang teknik konstruksi
dan teknik pertambangan. Kejadian antrian akan timbul bila tingkat permintaan untuk
memperoleh akan suatu pelayanan melebihi kapasitas pelayanan yang ada. Ada dua sistem
teori antrian yaitu sistem antrian terbuka dan sistem antrian tertutup. Disini yang akan
dibahas adalah sistem antrian tertutup. Sistem antrian adalah suatu kesatuan fasilitas
pelayanan sejak dari masukkan, yaitu pelanggan yang akan menggunakan jasa pelayanan,
hingga keluar yaitu pelanggan yang telah memperoleh pelayanan. 2.1.8 Karakteristik dasar
model antrian 1) Sumber masukkan Unit masukkan dari sebuah sistem diperoleh dari
beberapa populasi. Populasi ini bisa tidak terbatas dan bisa pula terbatas ukurannya. Tidak
terbatas yaitu ketika jumlahnya sangat besar, namun bisa pula terbatas, yaitu ketika
jumlahnya sangat sedikit,mudah didefinisikan, dan setiap pelanggan yang datang akan
mempengaruhi kedatangan pelanggan yang lain. Populasi pelanggan adalah sumber
permintaan pelayanan sistem. Kedatangan pelanggan biasanya dicirikan oleh adanya waktu
edar antar kedatangan (interarrival time), yakni waktu antar kedatangan dan pelanggan
yang berturut-turut pada suatu fasilitas pelayanan. Tingkat kedatangan itu dapat diketahui
secara pasti (deterministic), atau berupa suatu variabel acak distribusi probabilitasnya telah
diketahui. Sebagai pelanggan yang masuk kedalam sistem akan membentuk sebuah garis
tunggu dan antrian dengan tingkat kedatangan, atau arrival rate tertentu atau random.
Berdasarkan keadaan tersebut, maka kedatangan pelanggan diasumsikan mengikuti
distribusi poison. Dalam hal ini, pelanggan yang telah masuk kedalam sisitem kemudian
keluar lagi tidak diperhitungkan. 2) Sifat-sifat antrian Hal yang menarik dalam kejadian
antrian, apakah para pelanggan yang masuk kedalam fasilitas datang satu-persatu atau
secara berombongan dan apakah penolakan (balking) atau pembatalan (reneging)
diperkenankan (Gambar 1). Disiplin antrianSumber masukan Antrian Mekanisme Pelayanan
Unit Unit Kedatangan terlayani Sumber Sistem Terbatas antrian Penolakan Pembatalan
GAMBAR 1 DASAR-DASAR PROSES ANTRIAN Balking terjadi bila seorang pelanggan menolak
untuk memasuki suatu fasilitas pelayanan karena antriannya terlalu panjang. Reneging
terjadi apabila seorang pelanggan yang telah berada dalam suatu antrian meninggalkan
antrian dan fasilitas pelayanan yang dituju karena menunggu terlalu lama. 3) Disiplin
Pelayanan Disiplin pelayanan adalah suatu aturan dimana para pelanggan dilayani. Tipe
aturan antrian terdiri dari : a). FIFO (First In First Out) Aturan yang mendasar pada yang
pertama masuk, pertama keluar atau pertama datang pertama yang akan dilayani (First
come first served). Aturan ini umum digunakan pada pemindahan tanah. b). LIFO (Last In
First Out) Aturan pelayanan yang mendasarkan pada pelanggan yang terakhir masuk
pertama keluar. c). SIRO (Service In Random Order) Aturan pelayanan dalam urutan acak. d).
PRI (Priority Disciplines) Aturan pelayanan berdasarkan prioritas. 4) Mekanisme Pelayanan
Berdasarkan mekanisme pelayanannya sistem antrian dapat dibedakan menjadi : a).
Pelayanan tunggal (single server) Model antrian yang hanya memiliki satu fasilitas
pelayanan. Model ini merupakan konfigurasi dasar model antrian dan akan menjadi dasar
bagi pembahsan sistem-sistem lainnya. b). Multi pelayanan i. Sistem antrian dengan
pelayanan paralel Model antrian apabila fasilitas pelayanannya lebih dari satu dan disusun
secara berjajar, artinya sejumlah pelanggan bisa dilayani oleh sejumlah fasilitas secara
bersaman. ii. Sistem antrian pelayanan seri Model antrian apabila fasilitas pelayanannya
lebih dari satu yang disusun secara berurutan, artinya pelanggan dalam fasilitas pelayanan
akan dilayani secara bertahap. 2.1.8 Notasi Model Antrian Terdapat banyak varian yang
mungkin dari model antrian. Ciri-ciri dari masing-masing model akan diringkas dalam notasi
Kendall. Notasi Kendall yang asli : (a/b/c) ; yang diperluas : (a/b/c/d/e/f) Dimana: a =
distribusi kedatangan b = distribusi keberangkatan atau waktu pelayanan Untuk a dan b M
menunjukkan poisson Ek menunjukkan erlang D menunjukkan deterministik c = banyaknya
pelayanan paralel d = disiplin antri e = jumlah maksimum pengantri dalam sistem (antri dan
dilayani) f = jumlah sumber kedatangan Jika tiga dari notasi Kendall yang diperluas tidak
disebutkan berarti : [ -/-/-/FCFS/~/~] Artinya disiplin antri FCFS, jumlah maksimum
pengganti dalam sistem dan jumlah sumber kedatangan tak terbatas. Notasi-notasi untuk
model-model antrian sumber tak terbatas : = tingkat kedatangan rata-rata, unit/jam 1/ =
waktu antara kedatangan rata-rata , jam/unit = tingkat pelayanan rata-rata , unit /jam 1/ =
waktu pelayanan rata-rata, jam/unit O = deviasi standart tingkat pelayanan, unit/jam n =
jumlah individu dalam sistem pada suatu waktu, unit nq = jumlah individu rata-rata dalam
antrian nt = jumlah indifidu dalam sistem total (antrian dan fasilitas pelayanan), unit tq =
waktu rata-rata dalam antrian/jam tt = waktu rata-rata dalam sistem total,jam S = jumlah
fasilitas pelayanan , unit pelayanan P = tingkat kegunaan fasilitas pelayanan, ratio Q =
kepanjangan maksimum sistem (antrian + ruang pelayanan), unit Pn = probabilitas jumlah n
individu dalam sistem frekwensi relatif Po = probabilitas tidak ada individu dalam sistem Pw
= probabilitas menunggu dalam antrian Cs =biaya pelayanan persatuan waktu perfasilitas
pelayanan, Rp/jam/server Cw = biaya untuk menunggu persatuan wakyu perindividu,
Rp/jam/unit Ct = biaya total = S Cs + nt.Cw Untuk Single Server rumus-rumus yang
digunakan : P = / Po = 1 - / Po = 1 ⠀“P Pn = Po ( ./)n 2 nq = ( -) nt = ( - ) tq = ( - ) 1 tt = ( -)
Untuk Multiple Server rumus-rumus yang digunakan : P = / s 1 Po = S ⠀“ 1 (/)n (/)S + n = 0
n ! S! (1 – /s ) S Po Pn = · S! (1 – [1 – (/s)] Po (/)S nq = (S – 1)! (S - )2 nt = nq + / Po
Tq = (/)S S (S!) [1 – (/S)]2 tt = tq + 1/ 2.1.3 Informasi Sistem Antrian Secara prinsip
informasi sistem antrian yang perlu ditarik adalah: 1. Waktu tunggu truck dalam sistem dan
dalam antrian 2. Panjang antrian truck, jumlah truck dalam sistem 3. Waktu menganggur
loader 4. Jumlah loader yang menganggur 5. Produktifitas, produksi atas hasil dari suatu
operasi. 2.1.8 Sistem Antrian Putaran Sistem antrian putaran adalah salah satu sistem
antrian tertutup, yang lebih komplek dari model antrian pelayanan tunggal atau antrian
terbuka. Pada operasi ini terdiri dari tahap-tahap atau tingkat-tingkat yang terbatas dalam
sebuah putaran tertutup. Hal ini dapat diperlihatkan pada Gambar 2. Pelanggan yang selesai
dilayani pada tahap i, dengan segera antri untuk mendapat pelayanan pada tahap i + 1.
Dimana i = 1,2,3,….,M, dan M = Jumlah total tahap. Tahap 1 Tahap M Tahap 2 Tahap 3
Gambar 2 Tahap-tahap dalam sistem antrian putaran Hasil dari tahap i adalah masukkan
untuk tahap i + 1 sehinnga antrian yang terjadi pada tahap awal akan terulang pada tahap
berikutnya. Karena operasi antrian merupakan sirkuit tertutup, maka jumlah pelanggannya
terbatas. Sebagai contoh, pada operasi penambangan yang melibatkan sebuah loader, unit
stockpile dan beberapa dump truck. Pada operasi ini terdiri dari empat tahap, yaitu : 1)
Loader atau excavator ( merupakan pelayanan pemuatan dump truck) 2) Dump truck
bermuatan (merupakan pelayanan pengangkutan ke stockpile) 3) Lokasi stockpile
(merupakan pelayanan dump truck menumpahkan muatannya). 4) Dump truck kosong
( merupakan pelayanan dump truck kembali ke front penambangan). Pada model antrian
putaran ini seluruh aktifitas pemuatan dan pengangkutan kedua alat mekanis ini dianggap
sebagai aktifitas pelayanan pada setiap tahapnya. Dimana pada masing-masing tahapnya
memiliki aktifitas pelayanan yang berbeda-beda. Pada Gambar 2, tahap ke-2 dan tahap ke-4
dianggap sebagai tahap pelayanan sendiri (self service). Dari skema penambangan yang
dapat dilihat pada Gambar 3 sudah dapat dipastiikan pula bahwa waktu pelayanan dari
masing-masing tahap adalah berlainan. Disiplin antrian pada model antrian putaran ini
harus benar-benar dilaksanakan guna mengurangi waktu tunggu yang terlalu lama dari
peralatan mekanis untuk dilayani sehingga sasaran produksi yang diinginkan dapat tercapai.
Loader Dump truck bermuatan Dump truck kosong Stockpile Tahap 1 Tahap 4 Tahap 2
Tahap 3 Dump Truck Gambar 3 Skema operasi penambangan a. Probabilitas keadaan steady
state (keseimbangan) Untuk perluasan model antrian putaran tiap-tiap tahap dapat
dianggap sama, seperti keadaan untuk seluruh sistem putaran yang dapat ditunjukkan
dengan (n1, n2,…,nM) dimana, n1 unit truck pada tahap 1, ada n2 unit truck dalam tahap
2 dan seterusnya hingga tahap M. Untuk K unit putaran diperoleh : M n1 = K i = 1 Keadaan
probabilitasnya ditunjukkan dengan P(n1, n2,⠀¦., nM) yang didefinisikan sebagai
probabilitas yang ada pada tahap i sejumlah n1 unit. Pada gambar dibawah adalah contoh
untuk metode antrian dua tahap dimana ada tiga kemungkinan keadaan yaitu (2,0); (1,1)
dan (0,2) menyatakan bahwa ada dua dump truck pada tahap 1 dan 0 dump truck pada
tahap 2. Rata-rata tingkat pelayanan untuk tahap 1 dan 2 adalah 1 dan 2. Persamaan
keadaan tetap dapat diperoleh dengan : 0 = 2P (1,1) - 1P (2,0) 0 = 1 P (2,0) ⠀“ (1 + 2 )P (1,1)
+ 2 P(0,2) 0 = 1 P (1,1) - 2 P (0,2) Tahap 1 Tahap 2 2 2 2,0 1,1 0,2 1 1 Gambar 4 Skema Sistem
Antrian Putaran Dua Tahap Dengan memperhatikan probabilitas keadaan P (2,0), maka
penyelesaian persamaan diatas dapat diberikan : P (2,0) = P (2,0) P (1,1) = (1 /2 ) P (2,0) P
(0,2) = (1 /2 )2 P (2,0) Secara umum dapat ditulis : 1 2 ⠀“ n1 P (n1 , n2) = P (2,0) 1 n2 Untuk
jumlah K truck diperoleh : 1 K – n1 P (n1 , n2) = P (K,0) 1 n2 Persamaan keadaan tetap dari
kasus M tahap dan K truck menjadi : K + M – 1 (K + M – 1)! = K (M – 1)! K! Probabilitas
keadaan tetap dapat diselesaikan berkenaan dengan satu yang tidak diketahui, P(K,0,⠀¦.,0)
yang dapat diberikan dengan : 1 K – n1 P (n1, n2,..,nM) = P (K,0,…,0) 2 n2 3 n3……M
nM 1 n1 1 n2 1 nM = ….. P (K,0,…,0) 1 2 M P (K,0,….0) diperoleh dengan ketentuan
jumlah probabilitas keadaan tunak = 1 yaitu P (n1, n2,…., nM ) = 1 Sehingga : -1 1 n1 1 n2 1
nM P(K,0,…,0) = ….. 1 2 M b. Karakteristik sistem Probabilitas bahwa ada n dump truck
dalam beberapa tahap dapat dihitung dengan menjumlahkan seluruh probabilitas pada
keadaan n dump truck dari tahap tersebut. Pada probabilitas keadaan dari sebuah tahap
dalam keadaan menganggur, dimana n = 0 ; maka : Pr (tahap I menganggur) = 1 - i = P (n1 ,
n2 ,….., ni – 1, 0 , ni + 1, …. nM ) i = Tingkat penggunaan tahap I Untuk probabilitas
keadaan bahwa sebuah tahap sedang bekerja. Pr (tahap I bekerja) = i = 1 ⠀“ Pr (tahap I
menganggur). Hasil tiap tahap (pelanggan yang telah dilayani/unit waktu) adalah : = i j Untuk
proses antrian yang mendasarkan kesetimbangan, harga harus sama tiap tahap (1 = j = 0).
Jumlah dump truck dalam tahap ke-i adalah : Lj = ni P(n1 , n2 ,⠀¦.. ni ,…. nM ) Ni =
0,1,2,…K Jumlah dump truck dalam antrian pada tahap ke-I adalah : Lqi = (ni ⠀“ 1) P (n1 ,
n2 ,.….., ni,….. nM ) Dengan ni = 1,2,….,K sehingga dapat dikembangkan : Lqi = ni P
(n1 , n2 ,.….., ni,….. nK ) - P (n1 , n2 ,.….., ni,….. nM ) = Li - i Waktu sebuah dump truck
yang antri dalam tahap I, adalah : Wqi = Lqi / Waktu bahwa ada sebuah dump truck tahap I,
adalah : Wi = Wqi + 1/ i Rata-rata total waktu edar dump truck (truck yang telah
menyelesaikan M tahap) adalah : M Rata-rata total waktu edar = (Wqi +1/ i) I = 1 c.
Kesetimbangan pelayanan Probabilitas keadaan dan sifat-sifat sistem pada antrian putaran
dapat disederhamakan. Jika diasumsikan bahwa seluruh tahap mempunyai sifat yang sama.
Jadi i = dimana, I = 1,2,…,M. K – n1 P (n1, n2,…..,nM) = P (K,0,...,0)= P (K,0,...,0) 1 K –
n1 Jumlah truck dalam tiap tahap (Li ) adalah : Li = (L) = K/M Jumlah dump truck menunggu
antri dalam tiap tahap adalah : K K K (K – 1) Lqi = - = M K + M – 1 M (K + M – 1) Hasil
(dump truck yang telah dilayani/unit waktu) untuk tiap tahap (), adalah : K = / = K + M ⠀“ 1
Waktu tunggu dump truck dalam antrian : K (K ⠀“ 1) K + M – 1 K - 1 Wq = Lq/ = = M (K +
M – 1) K K Waktu tunggu dump truck dalam tiap-tiap tahap W = Wi = Wq + 1/ = (K ⠀“ 1)/
M + 1/ Jadi rata-rata total waktu edar 1 unit dump truck (CT) adalah : CT = (K ⠀“ 1)/ + M/ d.
Pelayanan Paralel Perluasan teori antrian dasar untuk multi pelayanan dalam beberapa
tahap tidak mudah untuk antrian putaran. Fasilitas pelayanan paralel untuk beberapa tahap
mungkin dapat membantu, dengan menggunakan model-model antrian lainnya, yaitu
dengan merubah tingkat pelayanan untuk tahap yang dianggap khusus. Sebagai contoh, jika
pada tahap i mempunyai 2 pelayanan paralel, masing-masing dengan rata-rata tingkat
pelayanan i , sehingga tingkat pelayanan pada tahap tersebut adalah : i untuk ni < 2 2 i untuk
ni 2 Persamaan yang meggambarkan probabilitas keadaan diberikan dalam bentuk khusus.
Sebagai contoh yaitu untuk kasus 2 tahap (M = 2) dengan truck sebanyak 3 unit (K = 3), 1
unit pada pelayan tahap 1 dan 2 unit pada pelayanan tahap 2 (Gambar. 5). Sebagai
persamaan keseimbangannya dapat diselesaikan menjadi : 1 12 13 P(2,1) = P (3,0) ; P (1,2) =
P (3,0) ; P (0,3) = P (3,0) 2 222 423 Persamaan ini dapat ditulis secara umum untuk kasus Ci
pelayanan dalam tahap i (i = 1). Maka dapat ditulis : 1 K ⠀“ n1 P (n1, n2,…,nM) = P (K,
0,…..,0) 2 n2 3 n3 …..nii ni……M nM n = 1, 2, ……,Ci – 1 1 K – n1 P (n1,
n2,…,nM) = P (K, 0,…..,0) 2 n2 3 n3 …..CI !Ci ni – Ci i ni…M nM n = Ci - 1, CI,…K. 22
22 22 0,3 1,2 2,1 3,0 1 1 1 Gambar 5 Diagram angka kasus 2 tahap Untuk pelayanan sendiri
(self service) pada tahap i, diperoleh Ci = ni dan Ci ! Ci ni ⠀“ Ci menjadi ni !, ini untuk i 1 1 K
– n1 P (n1, n2,…,nM) = P (K, 0,…..,0) 2 n2 3 n3 …..ni!i ni……M nM n = 1, 2, … K
Untuk kasus 3 tahap, seperti dalam operasi loader-truck diasumsikan sistem antrian putaran
mempunyai 3 tahap, dengan salah satu tahapnya dianggap mempunyai pelayanan sendiri,
seperi terlihat pada Gambar 6. Gambar 6A, menunjukkan kasus K = 3, yang mempunyai
tahap pelayanan sendiri (tahap pengangkutan) yaitu pada tahap 1. Untuk kasus dimana
tahap pelayanan sendiri-sendiri berada pada tahap 1, maka penyelesaian persamaan
keseimbangannya merupakan sebuah kasus khusus. Untuk, ni = 1,2,⠀¦.K ; i = 1,2,3 (K) (K
– 1)….(n1 + 1)1 K – n1 P (K, 0,0) n1 K 2 n2 3 n3 P (n1, n2,⠀¦,nM) = P (K,0,0) n1 = K
Pengangkutan Tahap 1 Pemuatan Tahap 3 Penumpahan Tahap 2 Pemuatan Tahap 1
Penumpahan Tahap 3 Pengangkutan Tahap 2 Kasus A Kasus B Gambar 6 Operasi loader-
truck pada kasus 3 tahap Diamana P (K,0,0) sebagai persamaan dengan jumlah probabilitas
keadaan tunak sama dengan 1. Untuk kasus dimana tahap pelayanan-sendiri tidak dalam
tahap 1, tetapi dalam tahap 2 (Gambar. 2B), maka penyelesaian persamaan ini dianggap
sebagai kasus khusus juga. Untuk ni = 1,2,⠀¦K ; i = 1,2,3 1 K – n1 P (n1, n2, n3) = P (K, 0,
0) n2 ! 2 n2 3 n3 dimana P (K, 0, 0) sebagai dasar persamaan dengan jumlah probabilitas
keadaan tunak sama dengan 1. 2.1.8 Waktu Edar dan Produksi Alat Muat Waktu edar untuk
alat angkut yang digunakan pada operasi pengangkutan adalah : Rata-rata waktu edar =
waktu tunggu truck + waktu penumpahan truck + waktu antri pada loader + waktu waktu
antri pada lokasi stockpile + Waktu pengangkutan truck + waktu truck kembali kosong = Wi
Produksi yang dihasilkan untuk periode waktu yang diberikan untuk satu shift
(pengangkutan satu unit truck ketempat penumpahan), dapat dihitung dengan : Periode
waktu yang tertarik Produksi = N Kapasitas truck Waktu edar Produksi dapat juga dihitung
dengan : Produksi = Periode waktu yang tertarik kapasitas truck Dimana : N = Jumlah truck =
Tingkat kesibukan loader (%) = tingkat pelayanan loader, truck/jam 2.1.8 Penjadwalan Kerja
Hasil akhir dari teori antrian adalah membuat suatu penjadwalan kerja dari alat angkut,
dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran tentang durasi awal kedatangan alat
angkut di lokasi penambangan sampai awal keberangkatan alat angkut dari lokasi stockpile
ke lokasi penambangan lagi. Dengan mengetahui waktu tunggu alat muat atau tingkat
pelayanan rata-rata alat muat (Wq1) dan waktu edar dari alat angkut (CT2), maka dapat
dibuat suatu penjadwalan kerja dari alat muat dan alat angkut. Waktu edar rata-rata alat
angkut secara terperinci yaitu : 1) Waktu pemuatan atau waktu pelayanan, menit. 2) Waktu
pengangkutan alat angkut,menit. 3) Waktu penumpahan material oleh alat angkut, menit. 4)
Waktu kembali kosong ke lokasi penambangan, menit. Penjadwalan juga dibuat
berdasarkan pada waktu antara kedatangan alat angkut dan waktu edar alat muat. Dengan
adanya penjadwalan kerja tersebut diharapkan : 1) Dapat menambah target produksi sesuai
dengan sasaran produksi yang dikehendaki. 2) Dapat meningkatkan effesiensi kerja alat
muat dan alat angkut. 3) Dapat memperkecil kemungkinan terjadinya waktu tunggu alat
muat dan waktu antri alat angkut baik pada saat dilayani maupun pada saat penumpahan.
2.1.8 Perumusan Masalah 1) Mengetahui langkah-langkah penyelesaian terhadap
permasalahan yang terjadi sebagai akibat antrian pada sistem pengangkutan dan
pemuatannya. Mulai dari identifikasi permasalahan dilapangan, penelitian pendahuluan dan
penyelidikan rinci sampai dengan penentuan alternatif model antrian yang tepat. 2) Dengan
mengetahui urutan pekerjaan penelitian yang didukung dengan teori dasar yang baik serta
data pendukung yang memadai, maka dapat dilakukan penyelidikan dilapangan untuk
mendapatkan sejumlah data utama yang merupakan data dan parameter yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah. 3) Data keseluruhan dikelompokkan menurut kegunaannya,
pilih metode perhitungan dan menganalisa masalah yang ada, lalu gunakan data yang telah
ada. 4) Menentukan alternatif model yang tepat dan sesuai dengan kondisi daerah
penambangannya dan produksinya. BAB III TAHAPAN PENELITIAN 3.1. Studi Literatur Dalam
hal ini dilakukan dengan menggabungkan antara teori dengan data-data di lapangan,
adapun bahan-bahan diperoleh dari Instansi yang terkait dengan penelitian ini serta
perpustakaan kampus dan daerah yang mana dapat berupa literatur yang berhubungan
dengan topik penelitian dan penelitian terdahulu. 3.2. Penelitian Langsung di Lapangan Hal
ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu : a. Observasi lapangan Yaitu dengan melihat
langsung kondisi lapangan daerah penelitian, luas serta kesampaian daerah serta
mencocokkan dengan data-data yang diperoleh. b. Pengambilan conto di lapangan Yaitu
dengan mengambil conto dilapangan untuk nantinya dianalisa di laboratorium. c. Cek
kembali perumusan masalah Yaitu dengan menyesuaikan data-data yang diperoleh agar apa
yang telah didapat sesuai dengan yang dibutuhkan untuk masalah yang akan dipecahkan.
3.3. Pengambilan Data 1) Data yang diperlukan a) Data peralatan dalam sistem pemuatan
dan pengangkutan i. Jumlah alat muat dan alat angkut serta spesifikasinya. ii. Waktu edar
dari suatu alat, baik waktu untuk manufer waktu tunggu, waktu pemuatan, waktu
pengangkutan, waktu penumpahan dan waktu antri. iii. Produksi alat muat dan alat angkut
iv. Bucket fill factor (faktor pengisian mangkuk) v. Kecepatan rata-rata dump truck vi. Waktu
kerja efektif vii. Data curah hujan viii. Jadwal kerja dari peralatan b) Data-data pendukung
yang meliputi : i. Data geologi regional dan sejarah geologi ii. Data litologi,data topografi dan
data hidrologi iii. Peta geologi iv. Kegiatan penambangan v. Lebar jalan angkut, kemiringan
jalan angkut dan lebar tikungan vi. Dimensi jenjang 3.5. Mengolah Data Data-data yang telah
diperoleh akan diolah, sehingga masalah yang ada dalam hal ini komposisi blending yang
tepat dapat terselesaikan. Gambar 1 Diagram Alir Proposal Tugas Akhir BAB IV
PENYELESAIAN MASALAH 4.1. Pengumpulan Data 1) Data yang diperlukan a) Data peralatan
dalam sistem pemuatan dan pengangkutan i. Jumlah alat muat dan alat angkut serta
spesifikasinya. ii. Waktu edar dari suatu alat, baik waktu untuk manufer waktu tunggu,
waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu penumpahan dan waktu antri. iii. Produksi
alat muat dan alat angkut iv. Bucket fill factor (faktor pengisian mangkuk) v. Kecepatan rata-
rata dump truck vi. Waktu kerja efektif vii. Data curah hujan viii. Jadwal kerja dari peralatan
b) Data-data pendukung yang meliputi : i. Data geologi regional dan sejarah geologi ii. Data
litologi,data topografi dan data hidrologi iii. Peta geologi iv. Kegiatan penambangan v. Lebar
jalan angkut, kemiringan jalan angkut dan lebar tikungan vi. Dimensi jenjang 4.2. Rencana
Jadwal Penelitian 1) Jadwal penelitian direncanakan mulai tanggal 22 Januari 2015 sampai
22 Maret 2015. NO KEGIATAN 2015 JANUARI FEBRUARI MARET I II III IV I II III IV I II III IV 1.
Studi Literatur                         2. Orientasi Lapangan                    
    3. Pengambilan Data                         4. Pengolahan Data            
            5. Analisa Data                         6. Pembuatan Draft        
                4.3 Urutan Kerja Penelitian Dalam melakukan penelitian, dilakukan
dengan menggabungkan antara teori dengan data-data dilapangan, sehingga dari keduanya
didapatkan pendekatan penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian : 1.
Observasi terhadap kegiatan penambangan. 2. Penentuan tempat pengamatan langsung
untuk pengambilan data. 3. Pengambilan data primer (langsung dari lapangan) dan data
sekunder dari laporan bulanan perusahaan. 4. Pengelompokan data, pengujian data. 5.
Pengolahan data penelitian. 6. Analisa hasil penelitian dan memberikan alternatif
pemecahan masalah. RENCANA DAFTAR PUSTAKA 1. Carmichael. D.G.(1987), Engineering
Queues in Construction and Mining, Departemen of Civil Engineering Univercity of Westeren
Australia. 2. Frederic.S. Hiller & Gerald J. Lieberman.(1981), Introduction to Operation
Research, 3rd Edition, Holden-Day,Inc., Sanfrancisco. 3. Hamdy.A. Taha.(1990), Operation
Research An Introduction, 3rd Edition , Macmillan Publishing Co.,Inc.,New York. 4. Pangestu
Subagio, SE, MBA.(1983), Dasar-dasar Operasi Riset (Operation Research), BPFE, Yogyakarta.
5. Partanto Prodjosumarto.(1995), Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik
Pertambangan, ITB, Bandung. 25

Anda mungkin juga menyukai