Anda di halaman 1dari 24

Operations Research

(Model Antrian)
Model Antrian
 Teori antrian pertama kali diciptakan oleh A.K. Erlang seorang ahli
matematik Denmark pada tahun 1909. Sejak itu penggunaan model
antrian mengalami perkembangan yang cukup pesat terutama setelah
berakhirnya perang dunia ke-II.

 Cabang dari management science yang secara umum menyangkut


penomena dalam hal "konsumen atau pelanggan menunggu untuk
mendapatkan jasa pelayanan".

 Berbagai struktur model antrian yang telah diakui, karakteristik model


antrian, dan contoh aplikasi dalam menentukan jumlah kasir bank
untuk mengurangi waktu tunggu para pelanggan.
Model Antrian
 Ketika para pelanggan (konsumen) menunggu untuk mendapatkan jasa
pelayanan, maka keberadaan sistem antrian sangat diperlukan.
 Beberapa contoh berikut ini menunjukkan bahwa penggunaan sistem
antrian sangat membantu dalam melancarkan pelayanan kepada
pelanggan atau konsumen seperti:
Pelanggan menunggu pelayanan di depan kasir.
Mahasiswa menunggu untuk konsultasi dengan dosen pembimbing akademik.
Mahasiswa menunggu untuk registrasi dan pembayaran uang kuliah.
Para penumpang kereta api menunggu pelayanan loket penjualan karcis.
Para pengendara kendaraan menunggu untuk mendapatkan pelayanan
pengisian bahan bakar.
Pelanggan menunggu pelayanan di Kentucky Fried Chicken.
Pesawat terbang menunggu pelayanan menara pengawas untuk melakukan
landing maupun take up.
Struktur Sistem Antrian

Garis tunggu atau 3


Pelanggan masuk Pelanggan keluar
antrian
ke dalam sistem n dari sistem
antrian
Fasilitas
pelayanan

Sistem antrian
Car Wash Example
Model Antrian
Komponen Sistem Antrian (1)
 Populasi masukan (input populasi)
 Distribusi kedatangan
 Constant arrival distribution
 Arrival pattern random
 Disiplin pelayanan
 FCFS (first come, first served)
 LCFS (last come, first served)
 Prioritas
 Fasilitas pelayanan
 Single channel
 Multiple channel
Komponen Sistem Antrian (2)
Distribusi pelayanan
Berapa banyak pelanggan yang dapat dilayani per satuan
waktu
Berapa lama setiap pelanggan dapat dilayani
Kapasitas sistem pelayanan
Terbatas
Tidak terbatas
Karakteristik sistem lainnya: reneging atau
pengingkaran
Model Antrian
Prosedur umum dalam mengerjakan teknik antrian:
Langkah 1. Tentukan sistem antrian apa yang harus dipelajari.

Langkah 2. Tentukan model antrian yang cocok 'dalam


menggambarkan sistem. Dalam kasus pompa bensin paling sedikit ada
tiga model yang dapat digunakan yaitu:
A. Tiga pompa untuk premium, satu garis tunggu,
B. Tiga pompa untuk premium , masing-masing memiliki garis
tunggu,
C. Satu pompa untuk premium, satu pompa untuk premix, dan
satu pompa untuk solar dengan masing-masing memiliki garis tunggu.

Langkah 3. Gunakan formula matematik atau metode simulasi untuk


menganalisa model antrian.
Struktur Sistem Antrian  Komponen dalam Sistem Antrian
1. Populasi masukan (input population).
Gambar 13.1 adalah 2. Distribusi kedatangan
struktur umum model
3. Disiplin pelayanan
antrian yang memiliki
4. Fasilitas Pelayanan
dua komponen utama:
5. Distribusi Pelayanan
6. Kapasistas Pelayanan
(1) Garis tunggu atau
sering disebut antrian
(queue).
(2) Fasilitas pelayanan
(service "facility).

Pelanggan atau
konsumen menunggu
untuk mendapatkan jasa
pelayanan.
Notasi dalam sistem Antrian
n = Jumlah pelanggan dalam sistem. ‘
Pn = Probabilitas kepastian n pelanggan dalam sistem.
λ = Jumlah rata-rata pelanggan yang datang per satuan waktu.
µ = Jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani per satuan waktu.
p = Probabilitas tidak ada pelanggan dalam sistem.
o
P = Tingkat intensitas fasilitas pelayanan.
L = Jumlah rata-rata pelangan yang diharapkan dalam sistem.
Lq = Jumlah pelanggan yang diharapkan menunggu dalam antrian.
W = Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama dalam sistem.
Wq = Waktu yang diharapkan pelanggan selama menunggu dalam
antrian.
1/µ = Waktu rata-rata pelayanan.
1A = Waktu rata-rata antar kedatangan.
s = Jumlah fasilitas pelayanan.
Notasi dalam Sistem Antrian

= Tingkat intensitas fasilitas pelayanan.

= Probabilitas kepastian n pelanggan dalam sistem.

Jumlah rata-rata pelangan yang diharapkan


dalam sistem.

Jumlah pelanggan yang diharapkan


menunggu dalam antrian.

Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama


dalam sistem.

Waktu yang diharapkan pelanggan selama


menunggu dalam antrian.
SINGLE CHANNEL
MODEL
 Contoh Model (M/M/1)
 Kasus Pompa Bensin (SPBU)
 PT SGT mengoperasikan satu buah pompa bensin dengan satu
orang operator yang bernama John, Rata-rata tingkat kedatangan
kendaraan mengikuti distribusi poisson yaitu 20 kendaraan/mobil
per jam. John dapat melayani rata-rata 25 mobil per jam.
Hitunglah soal-soal berikut ini untuk John.
 Tingkat intensitas (kegunaan) pelayanan (p).
 Jumlah rata-rata kendaraan yang diharapkan dalam sistem.
 Jumlah kendaraan yang diharapkan menunggu dalam antrian.
 Waktu yang diharapkan oleh setiap kendaraan selama dalam
sistem (menunggu pelayanan).
 Waktu yang diharapkan oleh setiap kendaraan untuk menunggu
dalam antrian.
SINGLE CHANNEL MODEL

 Dari kasus SPBU, diketahui λ = 20 dan µ = 25


 Tingkat intensitas (kegunaan) pelayanan atau p

 Angka tersebut menunjukkan bahwa John akan sibuk melayani mobil selama
80% dari waktunya. Sedangkan 20% dari waktunya atau (1 - p) atau (1 - 0,80)
yang sering disebut idle time akan digunakan John untuk istirahat, membersihkan
pompa dan lain-lain.

 Angka 4 menunjukkan bahwa John dapat mengharapkan 4 mobil yang berada


dalam sistem.
SINGLE CHANNEL MODEL

 Angka tersebut menunjukkan bahwa, mobil yang menunggu untuk


dilayan dalam antrian sebanyak 3,20 kendaraan.

 Angka tersebut menunjukkan bahwa, waktu rata-rata kendaraan


menunggu dalam sistem selama 12 menit.

 Angka tersebut menunjukkan bahwa, waktu rata-rata kendaraan


menunggu dalam antrian selama 9,6 menit.
Model Antrian Multi Chanel
 Sebuah rumah sakit memiliki sebuah ruang gawat darurat (RGD) yang berisi
tiga bagian ruangan yang terpisah untuk setiap kedatangan pasien. Setiap
ruangan memiliki satu orang dokter dan satu orang jururawat. Secara rata-rata
seorang dokter dan jururawat dapat merawat 5 orang pasien per jam. Apabila
pasien yang dihadapi hanya luka-luka ringan, mereka dapat melayani rata-rata
12 pasien per jam.
Model Antrian Multi Chanel
 Dasar yang digunakan
dalam multiple-channel
model adalah sistem
(M/M/s). Perbedaannya
dengan single-channel
model adalah terletak pada
jumlah fasilitas pelayanan.
Dalam multiple-channel
model, fasilitas pelayanan
yang dimiliki lebih dari satu.
Huruf (s) yang terdapat
dalam sistem (M/M/s)
menyatakan jumlah fasilitas
pelayanan.
Model Antrian Multi Chanel
 Sebuah rumah sakit memiliki sebuah ruang gawat darurat (RGD) yang berisi
tiga bagian ruangan yang terpisah untuk setiap kedatangan pasien. Setiap
ruangan memiliki satu orang dokter dan satu orang jururawat. Secara rata-rata
seorang dokter dan jururawat dapat merawat 5 orang pasien per jam. Apabila
pasien yang dihadapi hanya luka-luka ringan, mereka dapat melayani rata-rata
12 pasien per jam.
Model Antrian Multi Chanel
Model Antrian Multi Chanel

Rata-rata pasien menunggu antrian selama 0,768*60 = 46 menit

Pasien menunggu dalam sistem selama 0,968*60 = 58 menit

Pihak rumah sakit mengharapkan 12 pasien berada di sistem


Model Biaya Minimum
 Persamaan biaya total per jam sebagai berikut:
TC = SC + WC
TC adalah total biaya per jam,
SC adalah biaya pelayanan per jam,
WC adalah biaya menunggu per jam per pelanggan.
 Jika biaya menunggu per jam per pelanggan adalah C w dan rata-rata
pelanggan menghabiskan waktunya: W jam dalam sistem, maka rata-rata
biaya menunggu per pelanggan adalah WCw. Jika tingkat rata-rata
kedatangan pelanggan per jam adalah λ, maka dengan persamaan L =
λW, maka total biaya menunggu per jam adalah:
 WC = λ(WcW) = (λW)cw = Lcw
Model Biaya Minimum
 Masalah Bongkar Muat Barang
 Sebuah perusahaan membeli bahan dari berbagai sumber. Bahan diangkut
dengan menggunakan truk dan rata-rata setiap hari menerima kedatangan
satu truk. Pembongkaran dilakukan oleh sekelompok tenaga kerja baik
langsung maupun tidak.

 Kelompok tenaga kerja memiliki (n) anggota dan dapat membongkar 0,8n
truk per hari.

 Biaya yang harus dikeluarkan ketika truk ditahan karena sedang melakukan
pembongkaran sebesar Rp. 300.000,00. Setiap pekerja yang bertugas
melakukan pemuatan menerima upah sebesar Rp. 105.000,00 per hari.
 Tentukan jumlah optimum anggota kelompok kerja.
Model Biaya Minimum
 Penyelesaian
 Model antrian yang digunakan adalah sistem (M/M/1) dengan λ = 1 truk per
hari. Tingkat pelayanan µ = 0,8n, di mana n = jumlah anggota kelompok
kerja. Persoalannya adalah menentukan nilai n agar total biaya per hari
minimum.

 Jika terdapat n pekerja dalam satu kelompok, maka biaya pelayanan adalah
SC = 105.000n (Rp/hari). Maka biaya menunggu per hari: C w = 300.000
(Rp/hari/truk),
λ 1 1 300.000
L   LCw  x 300.000 
μ - λ 0,8n - 1 0.8n - 1 0.8n - 1
 Persamaan total biaya:
300000
TC  SC  WC  105.000n 
0,8n - 1
Model Biaya Minimum
 Persamaan total biaya di atas adalah total biaya per hari, sedangkan TC
adalah fungsi dari variabel (n). Oleh karena itu kita harus menentukan (n)
untuk meminimumkan TC. Dalam pembahasan ditentukan bahwa paling
sedikit menggunakan 2 pekerja dalam kelompok kerja.

300000 300000
TC  105.000n  TC  105.000(2)   Rp.710.000/hari
0,8n - 1 0,8(2) - 1

300000
TC  105.000(3)   Rp.529.285/hari
0,8(3) - 1

300000
TC  105.000(4)   Rp.556.360/hari
0,8(4) - 1

 Jumlah tenaga kerja optimum dalam kelompok kerja adalah sebanyak 3


orang pekerja, karena biaya paling rendah.

Anda mungkin juga menyukai